HATI NURANI ORANG KRISTEN

(CHRISTIAN CONSCIENCE)

 

Dr. W. A. Criswell

 

1 Korintus 8:1-13

10-09-55

 

Di dalam seri khotbah kita melalui Firman Allah, kita telah sampai di surat 1 Korintus pasal delapan. Dan jika anda membukanya di hadapan anda, anda akan melihat ke arah pesan itu tertulis dengan besar di atas wajah Firman Allah. Surat 1 Korintushari minggu yang terakhir, kita telah menutupnya dengan pasal tujuh. Dan hari ini, khotbah kita terdapat dalam surat 1 Korintus pasal delapan. Lalu, ini adalah pembacaan dari Alkitab.

Tentang daging persembahan berhala kita tahu: "kita semua mempunyai pengetahuan." Pengetahuan yang demikian membuat orang menjadi sombong, tetapi kasih membangun. Jika ada seorang menyangka, bahwa ia mempunyai sesuatu "pengetahuan", maka ia belum juga mencapai pengetahuan, sebagaimana yang harus dicapainya. Tetapi orang yang mengasihi Allah, ia dikenal oleh Allah. Tentang hal makan daging persembahan berhala kita tahu: "tidak ada berhala di dunia dan tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa." Sebab sungguhpun ada apa yang disebut "allah", baik di sorga, maupun di bumi--dan memang benar ada banyak "allah" dan banyak "tuhan" yang demikian-- namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup. Tetapi bukan semua orang yang mempunyai pengetahuan itu. Ada orang, yang karena masih terus terikat pada berhala-berhala, makan daging itu sebagai daging persembahan berhala. Dan oleh karena hati nurani mereka lemah, hati nurani mereka itu dinodai olehnya.  "Makanan tidak membawa kita lebih dekat kepada Allah. Kita tidak rugi apa-apa, kalau tidak kita makan dan kita tidak untung apa-apa, kalau kita makan."  Tetapi jagalah, supaya kebebasanmu ini jangan menjadi batu sandungan bagi mereka yang lemah. Karena apabila orang melihat engkau yang mempunyai "pengetahuan", sedang duduk makan di dalam kuil berhala, bukankah orang yang lemah hati nuraninya itu dikuatkan untuk makan daging persembahan berhala? Dengan jalan demikian orang yang lemah, yaitu saudaramu, yang untuknya Kristus telah mati, menjadi binasa karena "pengetahuan" mu. Jika engkau secara demikian berdosa terhadap saudara-saudaramu dan melukai hati nurani mereka yang lemah, engkau pada hakekatnya berdosa terhadap Kristus. Karena itu apabila makanan menjadi batu sandungan bagi saudaraku, aku untuk selama-lamanya tidak akan mau makan daging lagi, supaya aku jangan menjadi batu sandungan bagi saudaraku. 

Itu adalah pembacaan Firman.

Lalu, ini merupakan hal yang sulit, yang paling sulit bagi kita yang hidup dalam kebebasan dari budaya Kristen inikerangka yang telah dibentuk oleh orang Kristen yang idealhal itu sangat sulit bagi kita untuk menyadari koneksi yang dekat antara penyembahan berhala pada masa lalu dan kehidupan kuno sehari-hari. Kita sudah sangat jauh dari hal itu, hingga sebuah berhala, bagi kita, hanya sebuah potongan kayu, atau sebuah patung, atau sebuah gambaran. Itu hanya sebuah kesamaan dari ide seseorang. Tetapi hal itu tidak bermakna apa-apa bagi kita; hal itu tidak amsuk sama sekali ke dalam kehidupan kita sehari-hari.

Hal itu kebalikan dari masa lampau, pada masa kuno itu. Sebagai contoh, pada masa ini ketika kita membagi hari-hari kita menjadi tujuh bagian, maka pada bagian yang  ketujuh, anda dapat melakukan apa yang ingin anda lakukan dengan hal itu. Anda dapat pergi ke sinagoge, atau anda dapat pergi ke gereja, atau anda dapat pergi memancing, atau anda dapat pergi ke pekan raya. Tetapi anda membagi minggu anda menjadi tujuh bagian. Dan satu bagian, kita berdoa, dapat diberikan kepada Allah. 

            Lalu, anda mendapati hal itu dari orang Yahudi: Itu dalam minggu orang Ibrani; itu adalah sabat, yaitu hari ketujuh. Tetapi pada masa itu, kembali ke masa lalu, di masa kuno itu, mereka tidak memiliki hari ketujuh. Dan kehidupan bangsa-bangsa dipenuhi dengan hari-hari libur, hari-hari perayaan. Dan hari-hari perayaan itu didedikasikan kepada dewa-dewa. Dan ketika anda berbagi di dalam festival itu, ketika anda bergabung di dalam liburan itu, anda telah bergabung di dalam penyembahan dewa itu.

            Lalu, pada masa ini, kita mengeluarkan satu hari dari tujuh hari itu untuk melakukan apa yang ingin kita lakukan. Tetapi pada masa itu, saya katakan, seluruh hari libur nasional mereka merupakan hari-hari keagamaan. Dan ketika anda bergabung di dalamnya, anda bergabung di dalam keyakinan terhadap dewa itu.

            Baiklah, hal lainnya: Kembali ke masa itu, masyarakat diorganisasikan ke dalam serikat-serikat kerja, ke dalam kelopok-kelompok profesi. Apakah ada seorang pemahat batu? Maka anda menjadi anggota dari serikat kerja pemahat batu. Apakah anda seorang tukang roti, apakah anda seorang penjagal, apakah anda seorang pembuat tempat lilin? Apapun yang anda lakukan, anda menjadi seorang anggota dari serikat kerja tertentu. Lalu, serikat-serikat kerja itu merupakan organisasi-organisasi keagamaan. Mereka memiliki seorang dewa pelindung. Dan jika anda tidak menjadi anggota dari sebuah serikat kerja, maka pilihannya adalah anda akan kelaparan hingga mati. Tetapi jika anda menjadi anggota serikat kerja, maka anda harus menyembah dewa.

Baiklah, hal yang lainnya: Ketika mereka mengadakan sebuah pertandingan besar, pertandingan mereka didedikasikan kepada dewa-dewa. Mereka akan memiliki Pertandingan Olimpiade yag sangat terkenal. Lalu, seluruh pertandingan itu memiliki dewa-dewa pelindung dan diadakan untuk menghormati dewa-dewa Olimpus. Lalu, ketika anda pergi ke sini untuk Cotton Bowl, anda tidak memiliki kepentingan agama itu terhadap pembantaian yang ada di atas lapangan hijau itu; anda tidak akan pernah memiliki pikiran bahwa hal itu tidak pernah dipersembahkan kepada dewa manapun. Ketika mereka membawa di dalam ambulan dan mereka menggotong pemuda itu, anda sama sekali tidak memiliki suatu hubungan dengan agama. Anda hanya merasa  heran dengan kebodohan orang-orang yang berada di sana dan saling mendobrak secara terbuka satu sama lain, hanya untuk kesenangan. Itu merupakan sebuah pertandingan bagi kita. Tetapi pada masa itu,  itu aadalah sebuah pertunjukan keagamaan. Dan pertandingan olimpiadePertandingan Isthimian, dan seluruh sisinyaitu adalah sebuah makna dari penyembahan.

            Lalu, hal yang pertama, saya dapat mempersamakan hal itu di dalam generasi kita. Sebelum perangdan sekarang hal itu kembali lagisebab seorang pria di Jepang untuk menjadi orang Jepang yang loyal dia harus menjadi seorang Shinto. Tetapi seorang Shinto adalah seorang penyembah dewa. Dan dia berinkarnasi ke dalam Kaisar.

Atau yang lainnya: Hari ini, sekarang ini, ketika anda pergi ke India, anda akan menemukan anak-anak itu yang dulu diajar bahasa Inggris. Mereka telah diajar bahasa Hindustan dan agama nasional India adalah Hinduisme. Dan jika anda adalah seorang nasionalis, jika anda adalah seorang Hindu yang loyal, anda harus pergi ke kuil-kuil Hindu dan anda menyembah di sana. Dan seluruh wanita, saya katakan, menaruh sebuah titik di tengah-tengah dahi mereka. Dan mereka menaruh warna-warni di dahi mereka dan menekan kepala mereka di sana. Dan seorang wanita kaya tentu saja, dia akan memiliki sebuah titik-titik kebesaran yang disusun di tengah-tengah dahinya. Dan itu berarti bahwa keluarga itu adalah nasionalis; mereka loyal kepada India. Agama diidentifikasikan dengan bangsa dan kehidupan sehari-hari masyarakat itu.

Baiklah: Salah satu hal yang orang-orang itu temui di setiap tempat dari agama ituagama Ibrani yang palsumerupakan hal tentang daging yang mereka telah persembahkan kepada berhala-berhala. Ada begitu banyak kuil di Korintus, dan ada begitu banyak dewa dan korban-korban yang dipersembahkan begitu banyak sehingga daging binatang itu yang dipersembahkan di iZ[__]_H__ZX[__H____[_[]Y_X[_[_H__H__^____Y__[ܜY__N_H___X__Y_____Y_______[X[_H__Y[___[__Y[_^____Y__[ܜYLN_LH_B__X__Y_____Y_______X[_[_H_[_H_]_H__[_Z___[XZ_[_Y_H_XH__]H__[_[H_YZH__Y_Z__]__Y[_X[W__X__Y_____Y_______K__Z_[H_YZH_Y[X[_XH__H__YZ___Z__X[__^_[ܜY_LM_____Y_LM_H_BB___W_____Z___L__L__Y______[___W__[W_X]]__Y__Y___[___[__]____Y_MΎ______Y__[ܜY_LM_____Y_LM_H______________X__Y_____Y________^____Y__[ܜYLN_LH___X__Y_____Y_______B__X_____[_K__[X[__[[__[__]_K__Y_H_ܘ[[ܘ[__H_[XX]__ܚ[__X[_YZ[_ܘ[_ٚ__YZH_Y_[_Z__ܘ[[ܘ[_[_[__Z_X[__]_H_][[H_[_Z_YZH_Y_[_Z__            L________X____ۛ_Z˗    M_________[__[H_B__X__Y_____Y_________X_____H__[X[_Z[__[]_Z_X[_YZH_Y_[_Z__            L________X____ۛ_ZYK            M________]_H_YZ[_XXZ___[__X[__XH_Y^____Y__[ܜYML____X__Y_____Y________^____Y__[ܜid6118311 imana hal itu secara universal kembali ke masa lalu dan orang-orang pada hari ini tidak pernah mendengar tentang hal itu. 

Lalu, orang-orang gnostik ini, orang-orang yang memiliki pengetahuan intelektual ini, banyak dari mereka yang memeluk iman Kristen di Korintus. Dan mereka menjadi anggota jemaat Korintus. Lalu mereka memandang atas diri mereka sebagai orang-orang yang telah diaktifkan ke dalam misteri kehidupan dan mereka dalah orang yang berpengetahuan dan semua orang lainnya adalah orang bodoh, yang buta huruf atau mereka belum diaktifkan ke dalam misteri yang besar dari gnotikisme seperti yang mereka miliki.

            Jadi, ketika mereka memeluk iman Kristen, mereka melakukannya secara intelektual tanpa hati dan kemurahan seperti yang telah Paulus miliki di dalam jiwanya bagi orang-orang yang lemah yang masih terperdaya dan masih terperangkap di dalam lubang pemberhalaan. Tetapi orang-orang yang berpengetahuan ini, orang-orang gnostik menyombongkan diri tentang kebebasan mereka di dalam agama Kristen dari semua hal-hal ini dan merendahkan orang lain. Sebagai contoh, orang-orang Gnostik ini sering kali berbicara di dalam pertemuan jemaat dan berbakat di dalam bahasa lidah.   

Hal yang lainnya, wanita mereka melemparkan semua kekang mereka dan termasuk di dalam hal berpakaian. Mereka tidak mau tunduk dengan kebiasaan dan adat istiadat dari orang Yahudi atau orang Yunani, atau yang lainnya. Dan ketika mereka datang ke dalam gereja, mereka datang dengan kepala yang tidak berkerudung, yang merupakan sebuah hal yang belum pernah didengar sebelumnya pada hari itu dan pada masa itu. Dan mereka adalah orang gnostik, mereka adalah orang yang berpengetahuan, mereka telah membebaskan diri mereka dari seluruh kebiasaan dan adat istiadat di mana orang lain masih terikat. 

            Mereka telah memiliki doktrin tentang kekekalan jiwa, tetapi tidak dengan tubuh. Dan itu datang dengan sebuah cara yang menggelikan, ketika hal itu berkembang. Mereka percaya bahwa tubuh adalah takhta dosa tetapi dosa tidak dapat menyentuh jiwa. jadi apapun yang dilakukan oleh tubuh, tidak menjadi masalah sama sekali. Roh dan jiwa tidak dapar disentuh oleh apa yang dilakukan oleh tubuh. Dan itu adalah alasan di dalam pasal lima, ketika kita berkhotbah melalui bagian itu, ketika Paulus menyebutkan orang-orang ini berada di dalam jemaat, yang tinggal dengan istri anaknya, ayat selanjutnya berkata: Kamu adalah orang sombong dan tidak mau berkabung. Lalu, bukankah itu merupakan sebuah hal yang lucu untuk disampaikan? Dan kamu menjadi sombong tentang orang yang hidup dalam inses ini.

            Alasan mengapa mereka sombomg adalah karena mereka merasa memiliki pengetahuan yang lebih terhaadap seluruh penghukuman Allah atas dosa. Itu adalah sebuah bagian dari tubuh dan tidak memiliki hubungan dengan tubuh. Dan mereka percaya tentang kekekalan jiwa, tetapi mereka tidak percaya tentang kebangkitan tubuh. Tubuh bukanlah apa-apa.

Kemudian mereka memiliki hal yang lainnya: Dan itu adalah salah satu hal yang kita bahas pada pagi hari ini: Mereka memiliki satu hal lainnya: Mereka tidak percaya terhadap dewa-dewa; dan mereka tidak percaya tentang makanan yang telah dipersembahkan kepada berhala merupakan sesuatu yang telah terkontaminasi. 

            Lalu, orang-orang yang merasa memiliki pengetahuan yang lebih ini, makan di kuil-kuil berhala mereka. Mereka membeli daging di pasar tanpa menanyakan hal itu. Mereka duduk di meja perjamuan dan tidak pernah memikirkan tentang berhala-berhala. Dan mereka memandang rendah dengan orang-orang yang merasa terganggu oleh berhala-berhala itu dan oleh daging yang telah dipersembahkaan kepada berhala-berhala.

Lalu ketika kita tiba di dalam jawaban Paulus tentang hal itu, anda akan mendapati dia bersimpati dengan orang-orang itu, tetapi dia juga meletaakkan sebuah paagar di sekelilingnya. Sekarang, lihatlah dia ketika dia memulai Tentang daging persembahan berhala kita tahu Lalu, perhatikaan dia ketika dia menggunakan kata tahu.

Kita tahu: "kita semua mempunyai pengetahuan." Pengetahuan yang demikian membuat orang menjadi sombong, tetapi kasih membangun.

Jika ada seorang menyangka, bahwa ia mempunyai sesuatu "pengetahuan", maka ia belum juga mencapai pengetahuan, sebagaimana yang harus dicapainya.

Tetapi orang yang mengasihi Allah, ia diketahui oleh Allah. 

Lihat berapa kali dia mengunakan kata tahu di dalam tiga ayat itu.

Lalu, dia sedang melukiskan sebuah pemisahan di sana antara gnosis dan agapeantara pengetahuan dan kasih. Paulus berkata bahwa pengetahuan tanpa kasih adalah pengetahuan yang sombong. Dan sebuah kesombongan hanya dipompa oleh angin.   Dan Kebesarannya adalah berongga dan kosong. Itu adalah sebuah hal yang menyedihkan, tetapi pengetahuan, di dalam dirinya sendiri, hampir selalu menuntun kepada kesombongan yang tidak dapat tertahankan dan tidak dapat diterima. Di sini Paulus menyatakan: Pengetahuan itu sendiri tidak memiliki apa-apa, untuk banyak bagian hanya menuntun kepada sikap yang superioritas. 

            Dan orang-orang yang memiliki pengetahuan dan kepenuhan, tanpa kasih, selalu memiliki sebuah kecendrungan untuk melihat dengan kejam terhadap orang-orang disekelilingnya yang tidak memiliki pengetahuan. Itu bukanlah pencapaian dan prestasi yang penuh; mereka tidak memiliki pencapaian yang penuh seperti diri mereka itu sendiri. Saya tidak dapat membayangkan sebuah ilustrasi yang sempurna dari pada perubahan yang terjadi dalam budaya Jerman. Mereka sangat bangga terhadap diri mereka sendiri atas presatsi mereka dalam teologi dan di dalam filsafat dan di dalam kritik tinggi dan di dalam ilmu pengetahuan hingga akhirnya mereka tiba untuk memandang diri mereka sebagai manusia superNazi Jerman, manusia super. Dan semua orang yang berada disekeliling mereka hanya untuk dilewatkan. Semua orang lain berada di bawah kaki mereka. Mereka adalah orang yang berpengetahuan, mereka adalah gnostik, mereka lahir untuk menjadi lebih superior dan untuk memimpin dunia.  

            Dan seluruh pengetahuan, tanpa kasih, memimpin kepada kesombongan yang sama. Setidaknya itulah yang disampaikan Paulus. Lalu dia berkata: Kasih membangun! Dia tidak bermaksud bahwa kasih merupakan antogonistik terhadap pengetahuan yang benar. Tetapi apa yang Paulus sampaikan di sini adalah bahwa tidak ada cara lain dalam menumbangkan kesombongan itu yang muncul dengan prestasi intelektual, selain dari pada seseorang harus mengasihi Allah dan mengasihi saudaranya.  

Baiklah. Kemudian dia mulai menjawab pertanyaan itu: Pengetahuan yang demikian membuat orang menjadi sombong, tetapi kasih membangun. Tentang hal makan daging persembahan berhala  Orang-orang gnostik itu benar, katanya, orang-orang yang berpengetahuan itu benar: sebab kita tahu tidak ada berhala di dunia dan tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa." Sebab sungguhpun ada apa yang disebut "allah", baik di sorga, maupun di bumi--dan memang benar ada banyak "allah" dan banyak "tuhan" yang demikian-- namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup.

            Hal itu benar, kata Paulus. Orang-orang yang memiliki pengetahuan itu benar, tidak ada sebuah hal di dunia ini kepada sebuah berhala dan tidak ada sebuah hal yang dipersembahkan kepada berhala-berhala.

            Karena, dia berkata: Makanan tidak membawa kita lebih dekat kepada Allah. Kita tidak rugi apa-apa, kalau tidak kita makan dan kita tidak untung apa-apa, kalau kita makan.  Hal itu tidak membuat suatu perbedaan.  Orang-orang yang berpengetahuan itu benar, katanya, tidak ada sebuah hal di dunia ini terhadap urusan berhala itu dan makanan yang dipersembahkan kepada mereka. Pergilah dan makanlah, hal itu tidak masalah.

Tetapi Paulus berkata (sekarang dengarkanlah dia): Tetapi bukan semua orang yang mempunyai pengetahuan itu.  Ini adalah ayat tujuh: Tetapi bukan semua orang yang mempunyai gnosis itu (kemampuan superior itu, prestasi intelektual itu, mereka belum beranjak sejauh itu).  Tetapi bukan semua orang yang mempunyai gnosis itu, Paul says: Ada orang, yang karena masih terus terikat pada berhala-berhala, makan daging itu sebagai daging persembahan berhala. Dan oleh karena hati nurani mereka lemah, hati nurani mereka itu dinodai olehnyadan orang yang lemah itu berkata: Ketika kamu makan daging yang dipersembahkan kepada sebuah berhala, kamu sedang menyembah berhala. Itulah yang dia pikirkan.

Dan orang yang lemah ini, ketika dia dituntun untuk berbagi kepada hal itu, hati nuraninya terluka. Bagian terakhir dari ayat ketujuh: Hati nuraninya dikotori; hati nuraninya tercemari. Kita telah menuntun dia untuk melakukan sesuatu yang menentang hati nuraninya dan melakukan hal yang menyakiti hatinya.

Lalu, dia melanjutkan, dengarkanlah apa yang dia sampaikan:

Tetapi jagalah, supaya kebebasanmu ini jangan menjadi batu sandungan bagi mereka yang lemah.

Karena apabila orang melihat engkau yang mempunyai "pengetahuan", sedang duduk makan di dalam kuil berhala

Lalu, di sini di dalam pasal sepuluh, dia menyebutkan hal itu lagi:

Kalau kamu diundang makan oleh seorang yang tidak percaya, dan undangan itu kamu terima, makanlah apa saja yang dihidangkan kepadamu, tanpa mengadakan pemeriksaan karena keberatan-keberatan hati nurani.

Tetapi kalau seorang berkata kepadamu (ketika kamu makan malam di sana): "Itu persembahan berhala!" (daging itu telah dibeli di sebuah paasar tetapi sudah dipersembahkan kepada berhala-berhala) janganlah engkau memakannya, oleh karena dia yang mengatakan hal itu kepadamu dan karena keberatan-keberatan hati nurani.

Baiklah, hal yang sama, sekarang lihat dalam pasal 8 ayat 10:

Karena apabila orang melihat engkau yang mempunyai "pengetahuan", (gnosis superior ini) sedang duduk makan di dalam kuil berhala, bukankah orang yang lemah hati nuraninya itu dikuatkan untuk makan daging persembahan berhala?

Dengan jalan demikian orang yang lemah, yaitu saudaramu, yang untuknya Kristus telah mati, menjadi binasa karena gnosis-mu (pengetahuanmu). Jika engkau secara demikian berdosa terhadap saudara-saudaramu dan melukai hati nurani mereka yang lemah, engkau pada hakekatnya berdosa terhadap Kristus. (Kemudian dia memiliki salah satu pengumuman terhormatdari iman dan sikap orang Kristen) Karena itu apabila makanan (persembahan kepada sebuah berhala) menjadi batu sandungan bagi saudaraku, aku untuk selama-lamanya tidak akan mau makan daging lagi, supaya aku jangan menjadi batu sandungan bagi saudaraku.

 

Semua itu merupakan sebuah hal yang terjadi pada masa lampau. Dan ketika saya berbicara tentang kesukarannya bagi kita, anda hampir tersenyum atas hal itu. Bayngkanlah itu: Karena seekor binatang telah disembelih di kuil berhala dan telah dipersembahkan kepada dewa-dewa dan sekarang kita telah membakarnya untuk daging panggang kita dan kita memakannya, karena itu kita sedang menyembah berhala? Semua hal itu telah berlalu. Di negara kita, dan di negeri kita dan di dalam budaya kita, kita tidak pernah melihat sebuah budaya seperti itu, atau pun sebuah kuil seperti itu. Dan kesulitan itu, yang sangat membingungkan jiwa dari orang-orang yang hidup pada masa itu, semuanya telah berlalu.

            Tetapi hal ini belum berlalu: Hikmat dan inspirasi ilahi yang olehnya Paulus telah memecahkan masalah itu dua ribu tahun yang lalu. Dan hikmat yang kudus dan yang diinspirasikan itu adalah hal ini: Itu adalah demi saudara saya yang lemah, saya akan senang membatasi kebebasan kekristenan saya. Demi mereka, saya akan senang melakukannya.  Karena itu apabila makanan menjadi batu sandungan bagi saudaraku, aku untuk selama-lamanya tidak akan mau makan daging lagi, supaya aku jangan menjadi batu sandungan bagi saudaraku.  Jika hal itu menyakiti jiwanya dan menyakiti hidupnya, saya tidak akan berbagi di dalamnya, saya akan membatasinya, apa yang bebas saya lakukan akan saya batasi demi dia; saya akan berhenti dari hal itu demi dia. 

Lalu, untuk sesaat, bolehkah saya mengaplikasikannya? Anda berkata kepada saya: Pedeta, dapatkah saya mengambilnya atau meninggalkannya. Dan anda benar. Itulah yang Paulus sampaikan tentang Gnostik ini, orang yang mengetahui ini, yang superior ini. Hal itu benar, anda benar: Saya dapat mengambilnya atau saya dapat meninggalkannya. Karena itu saya tidak akan membatasi kebebasan saya. Saya dapat melakukannya dan mengambilnya. Dan hal itu tidak menyakiti saya; dan hal itu tidak menyakiti segala sesuatu yang sata lakukan, dan saya akan hidup di dalam semua kebebasan agama Kristen saya dan iman Kristen saya. Saya tidak percaya bahwa saya akan dihukum di neraka karena hal itu. Dan saya percaya bahwa saya akan dihakimi Allah karena melakukan hal itu. Dan saya tidak percaya bahwa keselamatan berhubungan dengan hal itu. Saya dapat mengambilnya atau meninggalkannya.

            Dan Paulus akan berkata: Anda benar, hal itu benar, tetapi di sana juga ada prinsip lain yang berasal dari iman Kristen dan agama Kristen. Anda boleh saja mampu untuk hal itu, tetapi bagimana dengan seorang pengikut yang lemah, yang oleh contoh anda dan oleh kebebasan anda, dia disakiti dalam kefanaan dan binasa secara kekal. Bagaimana dengan hal itu? Paulus berkata: Bagimana dengan dia?

            Dalam sebuah badan pembuat undang-undang, mereka sedang mengadakan dengar pendapat atas sebuah undang-undang tentang minuman keras. Dan seorang bishop muncul di hadapan komite legislatif; dan dia berbicara dengan fasih; dan dia berbicara dengan terpelajar; dan dia berbicara dengan meyakinkan. Dan kemudian setelah pendeta itu menyelesaikan pidatonya di hadapan komite legislatif, tentang undang-undang minuman keras ini, apa yang telah dia lakukan, dia telah berbicara dengan baik sekali dan sangat meyakinkan sekali sehingga ketika bishop itu duduk, ada sebuah keheningan. Sang bishop seperti yang anda ketahui, berbicara di dalam sikap yang tidak berlebih-lebihan, kegemaran dan tidak terlalu banyak. Dan dia benar. Tentu saja dia benar! Dia dapat mengambilnya atau dia dapat meninggalkannya. Dia dapat berbagi dengan anggota gerejanya dan dia benar. Itu adalah kemerdekaan.

Dan ketika dia duduk, dia telah berbicara dengan sangat terpelajar dan sangat meyakinakan sehingga ada keheningan. Seorang pria yang sederhana bangkit, dan menyampaikan pendapatnya ke moderator, ketua dari komite itu. Dan pria yang sederhana itu mulai berbicara:

Ada seorang pemuda yang terperangkap di dalam kelabakan yang mengerikan dari sebuah kebiasaan yang jahat dan kahirnya menjadi pecandu alkohol. Melalui doa-doa dari ibunya dan melalui kasih ayahnya, pemuda itu kembali dimenangkan dan menjadi sehat dan kembali hidup. Dia kembali melakukan hal-hal yang baik; dia menjadi sukse; dia berada di dalam kelompok sosial yang baik; dia menjadi salah satu pengusaha yang berkembang di kota. Dan pada suatu hari, dia berada di sebuah pertemuan sosial dan menyediakan minuman keras. Dan ketika mereka berada di sana di dalam pertemuan itu dan minuman keras disediakan, mereka menawarkan kepada pemuda itu, dan dia menolak Saya tidak dapat mengambilnya, katanya. Tetapi mereka datang lagi. Dan pemuda itu melihat ke sekeliling kelompok itu dan dia melihat di sana, seorang pendeta berdiri di sana dengan segelas minuman keras di tangannya. Dan ketika melihat pendeta itu, dia berkata: Itu adalah manusia Allah, itu adalah dekanmanusia Allah. Karena itu, setidaknya mampu untuk melakukan apa yang dia lakukan.  

Dia mengambil gelas minuman keras itu dan meminumnya. Itu adalah pertama klinya dia merasakan api itu sejak dia dimenangkan kembali. Dan dia berada di rantai yang mengerikan itu. Dan dia minum kembali. Dan malam itu dia minum kembali. Dan pemuda itu pergi, kembali ke dalam kehidupannya yang semula. Dan dia mati dalam keadaan mabuk.

 

Dan orang itu berhenti sejenak dan meneruskan perkataannya: Pemuda itu adalah anak saya dan pendeta itu, orang yang minum bersamanya pada malam itu adalah bishop terhormat yang sekarang ini telah menyampaikan pidatonya terhadap anda!

            Karena itu apabila makanan menjadi batu sandungan bagi saudaraku, aku untuk selama-lamanya tidak akan mau makan daging lagi, supaya aku jangan menjadi batu sandungan bagi saudaraku. Sejumlah banyak orang di jemaat ini yang berbagi di dalam kumpulan orang banyak itu, dan sejumlah pengusaha di kota ini yang berbagi di dalam  kumpulan yang banyak sekali itu dan dan sejumlah pelayan injil yang berbagi di dalam jumlah yang banyak sekali itu dan mereka berkata: Kita dapat mengambil hal itu atau kita dapat meninggalkannya. Dan kita harus menikmati kebebasan kita!

            Hal itu benar, hal itu benar, tetapi di sana ada sesuatu yang lain yang lebih besar. Dan itu adalah hal ini: Jika hal itu membuat saudaraku tersandung, saudaraku yang lemah binasa yang untuknya Kristus telah mati. Dan jika itu adalah buah dari contohku, aku tidak akan mengambil ke dalam bibirku setiap cawan kematian selama aku hidup, agar aku tidak membuat saudaraku menjadi tersandung.  Oh, saya berharap dapat mengaplikasikan prinsip itu hingga akhir.

            Pendeta, adakah sesuatu yang salah dengan sebuah permainan rolet?

Mengapa, tentu saja tidak.

Di Monte Carlo, di Las Vegas, di Old Mexico, saya telah mereka berkumpul di sekitar permainan rolet: Adakah sesuatu yang salah di dalam hal itu?

Tidak, tidak sama sekali.

Adakah yang salah di dalam pacuan kuda?

Tidak, tidak sama sekali.

Adakah sesuatu yang salah di dalam permainan dadu itu?

Tidak sama sekali.

Adakah sesuatu yang salah di dalam permainan kartu itu?

Tidak sama sekali.

            Lalu, pendeta, mengapa anda tidak menyedikannya di gedung rekreasional itu? Mengapa anda tidak memiliki meja permainan dadu di sana? Mengapa anda tidak memiliki permainan rolet di sana? Mengapa anda tidak memiliki permainan kartu di sana? Mengapa anda tidak memilikinya? Bukankah anda lebih tinggi dari itu semua? Anda berpikir bahwa hal-hal ini adalah alat-alat kehancuran di dalam diri mereka sendiri! 

Tidak, sama sekali tidak. Saya akan menikmati sebuah permainan di dalam permainan rolet, jika saya memiliki waktu untuk disia-siakan. Saya akan menikmati sebuah permainan dadu. Saya akan menikmati permainan itu kartu itu. Semuanya sangat menarik.

Lalu, mengapa anda tidak memiliki semuanya itu di dalam gedung rekreasioanal anda yang ada di sana?

Mengapa? Hanya sebuah alasan yang sangat sederhana: Mereka diasosiasikan dengan Monte Carlo dan Las Vegas; dan ketika orang-orang melihat anda menggunakan hal itu orang-orang melihat anda melakukan hal itu, hal yang sama itu, mungkin di dalam hal itu sendiri ia tidak memiliki makna apa-apa, yang masuk ke dalam pikiran dan hati nurani orang lain. Hal itu terlihat ada di sini dan dilakukan di sini dan hal itu mungkin akan dicobai untuk berbagi hal yang sama di dalam hal yang sama yang ada di luar sana. Dan bagi dia, hal itu dihubungkan dengan judi dan dengan dosa dan dengan kejahatan. Dan demi mereka, kita tidak melakukannya. Kita tidak melakukannya. Hanya untuk mereka, hanya demi mereka.

Saya harus berhenti. Apa yang kita lakukan dalam sebuah hari Minggu, sangattidak bersaalah, tetapi contoh kita dapat membuat seseorang meninggalkan rumah Allah, dan jemaat Allah serta umat Allah. Anda tidak akan menemukan saya berada di luar sana di pekan raya negara bagian pada Hari Tuhankecuali anda membelenggu saya dan mengikat saaya serta membawa saya ke sana. 

Lalu, anda berpikir apakah itu sebuah dosa untuk pergi ke sebuah pekan raya pada Hari Tuhan

            Baiklah, bukan seperti itu. Setiap hari adalah sebuah hari yang kudus bagi orang Kristen. Dan kita tidak terikat oleh suatu hukum. Tidak sama sekali! Kita melakukan apa yang ingin kita lakukan. Kita tidak dihakimi oleh hukum Kristus. Apakah hukum untuk kita? Dan kita bebas! Kita memiliki kemerdekaan di dalam Dia!

            Tetapi mengapa anda tidak berada di luar sana pada Hari Tuhan, di pekan raya itu?

Karena di sana ada banyak orangdan banyak di antara mereka anak-anak yang terhilangitulah sebabnya kita berusaha untuk membawa mereka ke sini dalam Serikat Pelatihan dan berusaha mengajar mereka untuk memberi satu hari bagi Allah; berusaha untuk mendapatkan agar mereka datang ke gereja pada hari minggu; dan berusaha agar mereka bergabung di khotbah malam. Dan kita berusaha untuk menuntun mereka ke jalan ini. Dan ketika saya pergi ke sana pada Hari Tuhan, hal itu mungkin tidak akan menyakiti hati saya (tetapi saya pikir akan menyakiti hati saya) dan saya mungkin memiliki kebebasan untuk melakukan hal itu. Tetapi demi mereka, anda tidak akan mendapati saya berada di luar sana, tidak akan pernah! 

Dan ada ribuan hal yang anda dapat berbagi di dalamnya, dan yang dapat anda lakukan, dan anda dapat dibenarkan, dan anda dapat berkata hal itu benar, dan anda benar dalam menyampaikan hal itu. Tetapi di sana ada sebuah prinsip yang lebih besar dan lebih tinggi dai iman Kristen dan pesan Kristen: Jika saya melakukannya, apakah pengaruhnya bagi orang lain? Bagaimana dengan mereka? Dan jika dengan pengaruh saya itu mereka mungkin dapat menjauh dari Allah, dan menjauh dari Kristus dan menjauh dari jemaatNya, maka saya tidak akan melakukannya.

            Pengaruh itu, itu adalah milik Allah. Dan apa yang anda lakukan memiliki dampak bagi orang lain. Anda datang ke depan dan mengulurkan tangan anda kepada pendeta dan seseorang akan melihatnya; dan seseorang mungkin terdorong; dan seseorang mungkin membuat sebuah keputusan. Seseorang mungkin sedang mengalami keraguan antara menerima Tuhan atau menolak Tuhan: dan ketika anda berdiri dan ketika anda berada di depan ini dan berdiri di samping kami, dia akan terdorong untuk datang.

            Seseorang telah datang ke depan dan memegang tangan saya, dan kemudian datanglah seorang anak muda. Ketika saya sedang berbicara dengan orang itu di sini, dia melihat ke sekitarnya dan melihat anak itu, dan berkata: Nak, apa yang kamu lakukan di sini? Apa yang kamu lakukan di sini?

Dan anak yang masih muda itu menjawab: Ayah, aku melihat engkau maju ke depan. Aku melihat engkau maju ke sini dan aku ingin bersamamu, saya juga ingin datang.

            Itu adalah cara Allah menempatkan kita bersama-sama. Jika kita terasing dan hidup dalam kutub yang terpisah, apa yang kita lakukan hanya antara saya dan Allah. Tetapi Dia menempatkan kita bersama-sama dan apa yang kita lakukan memiliki dampak terhadap setiap orang dan terhadap segala sesuatu.

            Serahkanlah itu kepada Allahhati anda, hidup anda, jiwa anda beserta dengan pengaruh andaserahkanlah itu kepada Allah, serahkanlah kepada Allah. Ketika kita menyanyikan pujian kita, ketika kita membuat seruan ini, bagi anda yang berada di atas balkon, dari tiap sisi, mari datanglah. Seseorang dari anda, ketika kita membuat seruan ini, ketika kita menyanyikan pujian, mari datanglah, ke dalam persekutuan jemaat ini: Pendeta, inilah saya dan saya datang. Sebagaimana Tuhan akan menolong saya dan sebagaimana Tuhan akan beserta saya, saya mendedikasikan hidup saya dan segala sesuatu yang saya miliki saya serahkan kepada Tuhan.

            Datanglah dan pegang tangan saya: Pendeta, hari ini, saya menyerahkan hidup saya untuk percaya kepada Tuhan Yesus dan inilah saya datang. Ini adalah anak saya, hari ini, dia mempercayai Tuhan sebagai JuruselamatNya. Atau: Inilah seluruh keluarga saya, di sini kami datang. Dan kami meletakkan hidup kami di dalam jemaat ini. Ketika kita membuat seruan, ketika kita berdiri dan bernyanyi, datanglah dan buatlah keputusan itu sekarang, ketika kita berdiri dan ketika kita menyanyi.

 

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, ThM