PEMENANG JIWA
(THE SOUL-WINNER)
Dr. W. A. Criswell
16/10/55
1 Korintus 9:19-23
Minggu yang lalu, kita telah meninggalkan 1 Korintus pasal sembilan ayat selapan belas. Jadi, pada Hari Tuhan ini, kita akan mulai dari ayat sembilan belas hingga ayat dua puluh tiga. Dan kemudian pada malam hari ini, kita akan mulai dari ayat dua puluh empat hingga ayat dua puluh tujuh, akhir dari pasal ini.
Sekarang, anda boleh membuka Alkitab anda di dalam 1 Korintus pasal sembilan. Dan teks khotbah kita hari ini berasal dari ayat sembilan belas hingga ayar dua puluh tiga:
Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang. Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat. Bagi orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku tidak hidup di luar hukum Allah, karena aku hidup di bawah hukum Kristus, supaya aku dapat memenangkan mereka yang tidak hidup di bawah hukum Taurat. Bagi orang-orang yang lemah aku menjadi seperti orang yang lemah, supaya aku dapat menyelamatkan mereka yang lemah. Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin memenangkan (versi KJV “menyelamatkan”) beberapa orang dari antara mereka.
— Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian dalamnya.
Paulus berkata bahwa, bahwa untuk kebaikan orang-orang yang mendengarkan dia, dia mengakomodasikan dirinya sendiri dan pesannya untuk pemahaman mereka, bagi cara hidup mereka. Dia berkata: “Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi.” Ketika dia bertemu dengan orang Yahudi, dia tidak mencerca upacara-upacara mereka, ataupun dia tidak mengejek atau meremehkan hari-hari sci mereka atau perayaan-perayaan mereka. Tetapi apa yang Paulus sampaikan adalah bahwa dia berusaha untuk membuktikan bahwa semua pemenuhan dari semua tipe dan nubuatan dari agama Yahudi kuno, semuanya telah digenapi dalam Yesus Kristus. Mereka memiliki makna rohaninya di dalam Mesias, yaitu Tuhan Yesus.
Kemudian, dia berkata kepada mereka yang tanpa hukum, yaitu, kepada bangsa-bangsa lain, bangsa-bangsa penyembah berhala: “Aku menjadi sama seperti bangsa-bangsa lain.” Aku berbicara kepada mereka dalam terminologi paganisme mereka yang salah. Dia menjadi sama seperti bangsa-bangsa lain, berbicara kepada bangsa-bangsa lain.
Anda tidak dapat menemukan sebuah kefasihan yang indah, sebuah adaptasi yang cerdas, ilustrasi dari hal itu dari pada di dalam pesan Paulus kepada bangsa-bangsa lain, kepada orang-orang penyembah berhala, di atas Bukit Mars, di kota Athena. Di dalam Kisah Rasul pasal tujuh belas, Lukas menulis: “Kemudian Paulus berdiri di tengah-tengah Bukit Mars—itu adalah terjemahan dari Aeropagus, tempat pertemuan dari Sidang Tertinggi mereka—“Dan dia berkata, Hai orang-orang Atena, aku lihat bahwa di dalam segala hal kamu terlalu banyak percaya takhyul.”
Lalu, bukankah itu merupakan sebuah cara yang luar biasa untuk memulai sebuah pidato kepada orang-orang Atena itu.” Kembali ke tahun-tahun yang lampau, mereka memiliki alasan untuk menterjemahkannya seperti itu. Tetapi saya tidak tahu apakah itu. Apa makna dari kata deisdaimonesterous adalah “Hai orang-orang Atena, aku lihat bahwa di dalam segala hal kamu adalah orang-orang yang paling hormat. Di dalam segala hal kamu sangat religius. Aku merasa bahwa di dalam segala hal kamu adalah orang yang takut Allah.”
Sebab, katanya:
Sebab ketika aku berjalan-jalan di kotamu dan melihat-lihat barang-barang pujaanmu, aku menjumpai juga sebuah mezbah dengan tulisan: KEPADA ALLAH YANG TIDAK DIKENAL. Apa yang kamu sembah tanpa mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepada kamu.
Orang-orang Atena membanggakan diri mereka sendiri karena menjadi orang yang memiliki intelektual yang superior dari semua umat manusia!
“Yang oleh karena itu kamu juga menyembah agnōstos,” tidak dikenal, karena dia telah berkata, ketika aku berjalan-jalan, aku menemukan sebuah mezbah dengan tulisan, kepada AGNŌSTO, KEPADA ALLAH YANG TIDAK DIKENAL. “Karena itu, engkau yang menyembah agnōstos, tidak dikenal, Dialah yang kuberitakan kepadamu.” Kemudian ketika dia berkhotbah, dia berkata: “Sebab di dalam Allah ini kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini dari keturunan Allah juga.”
Kemudian dia mengutip setengah dari sebuah hexameter—Dan garis berada di Aratus dan Cleanthes, keduanya adalah filsuf Stoik, penyair yang hidup sekitar 33 tahun sebelum Paulus berkata: “Seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini dari keturunan Allah juga.”
Lalu, apakah anda berpikir, jika Paulus sedang berkhotbah kepada orang Yahudi, apakah anda berpikir bahwa dia akan memilih teksnya dari tulisan penulis penyembah berhala? Dan akankah dia memiliki kutipan dari penyair Yunani yang menyembah berhala? Tidak, sama sekali tidak. Perhatian yang penuh kasih dari Paulus terhadap pada pendengarnya membuat dia memiliki kesadaran untuk mengetahui bagaimana untuk mengadaptasikan pesannya kepada orang-orang yang sedang mendengarkan dia. Ketika dia berbicara kepada seorang Yahudi, dia berbicara dalam terminologi anak domba Paskah: “Kristus, anak domba Paskah kita, yang telah dikorbankan untuk kita.” Dia berbicara di dalam terminologi dari penebusan: Yesus adalah korban penebusan bagi kita. Ketika dia berbicara kepada orang Yahudi, dia adalah orang Yahudi. Tetapi ketika dia berbicara kepada orang-orang Atena, dia adalah seorang intelektual Yunani.
Paulus mengasihi orang-orang. Mereka adalah orang-orang yang untuknya Allah telah membangkitkan dia untuk memberitakan injil. Dan dia mengakomodasikan pesannya kepada orang-orang yang mendengarkan. Kepada orang-orang yang lemah, menjadi salah satu orang yang lemah bersama dengan mereka. Kepada orang-orang yang berusia tua, menjadi tua bersama dengan mereka. Bagi orang-orang muda, menjadi muda bersama dengan mereka. Hatinya memberitahukan kepadanya bagaimana untuk melakukan hal itu.
Kasih adalah guru yang terbaik di dunia. Kasih akan selalu menemukan jalannya. Dan jawaban dari sebuah hati yang mengasihi selalu mahatahu, diinspirasikan dan hikmat dari Allah.
Lalu, Sang rasul berkata kepada mereka yang dibawah hukum: Aku sama seperti orang dibawah hukum. Bagi orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum sama seperti tanpa hukum. Kepada orang-orang yang lemah sama seperti orang yang lemah. “Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin menyelamatkan beberapa orang dari antara mereka.”
Lalu, itu merupakan sebuah hal yang tidak biasa: “Supaya aku sedapat mungkin menyelamatkan beberapa orang dari antara mereka.”
Tapi, saya berpikir bahwa Allahlah yang mrenyelamatkan. Benar, Dialah yang menyelamatkan. Tuhanlah yang menyelamatkan. Dari Alfa hingga Omega Allah yang melakukan keselamatan. Akan tetapi: Supaya aku dapat memenangkan beberapa dari antara mereka.”
Lalu, itu bukanlah sebuah jenis yang berbeda dari presentasi hal itu. Anda akan sering menemukan hal itu di dalam Alkitab. Sebagai contoh, 1 Timotius 4:16, Paulus menulis kepada pelayan mudanya di dalam injil, Paulus berkata kepada dia:
Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.
Lalu, bagaimanakah hal itu—bagaimanakah kita menyelamatkan yang terhilang? Hal itu tergantung dalam cara bagaimana anda melihatnya.
Lalu, saya membayangkan sebuah ilustrasi seperti ini. Dan jika ilustrasi tidak cukup kasar, kita tidak akan memperoleh kebenaran yang ada di sini. Katakanlah anda sedang berjalan-jalan, dan hal itu berlangsung bersamaan dan itu adalah sekawanan sapi padang rumput yang sangat besar. Ada sapi di mana-mana. Dan hanya sedang berjalan di sana dan di sebelah sana, tanpa pengetahuan atau peringatan yang jelas, entah mengapa hal itu tiba-tiba di sana ada sebuah lubang yang besar, sekitar 80 atau 90 mil—betapa jauhnya di bawah sana.
Hal itu seperti sebuah hal yang mengerikan di bawah sana. Dan anda sedang berjalan di sana dan melihat sahabat anda. Dan dia sedang berjalan dan dia tidak memiliki kewaspadaan. Dan anda memperhatikan jurang yang besar itu, goa besar di dalam tanah. Dan anda mengangkat suara anda dan berkata kepadanya, “Teman lihat!”
Dan tepat saat anda menyampaikan peringatan itu, entah mengapa dia berhenti. Dan saat dia berhenti entah mengapa goa itu berada di bawah kakinya. Dan kemudian dia jatuh ke dalam goa itu. Kemudian ia meraih rumput yang ada di sana, semak-semak yang ada di sama. Dan dia bergantung untuk menyelamatkan hidupnya. Dan kemudian anda datang dan menarik dia untuk diselamatkan. Bukankah itu sebuah peristiwa yang dramatis?
Baiklah. Anda lihatlah hal itu untuk sejenak. Pria itu, ketika dia naik dan berdiri di atas kakinya, dia menjabat tangan anda, atau merangkul anda, dan dia berkata, “Oh, terpujilah Allah karena engkau. Engkau telah menyelamatkan hidupku, engkau telah menyelamatkan hidupku.”
Dan kemudian anda berkata kepadanya, “Oh, tidak sama sekali, tidak sama sekali. Seandainya kamu tidak bergantung pada semak yang kecil itu, engkau telah menghilang.”
Dan kemudian setelah bertahun-tahun—dia sekarang telah menjadi pria tua, dan dia sedang berbicara dengan cucunya. Dan cucu-cucunya itu berada di pangkuannya dan disekeliling lehernya dan di sekitar kursi. Dan dia sedang memberitahukan kepada cucunya apa yang telah terjadi. Dan dia berkata, “Aku beritahukan kepadamu anak-anak, seandainya bukan karena kemurahan Allah, aku tidak akan berada di sini.” Dan kemudian bahwa anak-anak itu juga akan mengerti bahwa mereka juga tidak akan berada di sana.
Baiklah. Itu hanya bagaimana anda melihatnya. “Engkau telah menyelamatkan hidup saya. Engkau telah menyelamatkan hidup saya. Seandainya engkau tidak memanggil, seandainya engkau tidak menjangkau dan menarikku untuk menyelamatkanku saat aku bergatung dalam semak kecil itu, saya pasti sudah terhilang. Engkau telah menyelamatkan hidup saya.”
Lalu, saya katakan, anda tidak dapat mengilustrasikan hal itu secara tepat. Sebuah perbandingan tidak pernah cukup cocok. Tetapi anda dapat melihat kebenaran saat saya berusaha menggambarkannya. Ada sebuah beban bahwa ketika Paulus berkata dia melakukan hal ini: “Supaya aku sedapat mungkin menyelamatkan beberapa orang dari antara mereka.” Allah telah menetapkan penyelamatan jiwa-jiwa itu menjadi jalan kita. Kita memberitakan injil. Kita mengumandangkan tentang kerajaan. Kita memetik dedak dari jawawut. Kita memberitakan injil keselamatan. Kita merawat domba-domba Allah dan anak-anak dombaNya. Kita menyelamatkan jiwa-jiwa. Allah telah menanggungkan hal itu untuk kita. Itu adalah hak istimewa kita, tanggungjawab kita, kesempatan kita dibawah langit.
Allah dapat melakukan beberapa hal lain. Sebuah suara dari kemuliaan yang sempurna dapat berbicara kepada kebanyakan manusia dan melepaskan mereka dari murka dan penghukuman. Mereka dapat diselamatkan dengan sebuah suara dari sorga.
Mereka dapat diselamatkan oleh para malaikat. Allah dapat menugaskan para malaikat ke seluruh wilayah bumi dan untuk memberitakan injil keselamatan. Tetapi Dia tidak melakukannya dengan cara itu.
Itu adalah kemuliaan injil yang diberitakan oleh manusia, pria dan wanita. Dan itu adalah kemuliaaan Allah bahwa pria dan wanita diselamatkan oleh orang lain, alat-alat, mulut yang bersaksi dan hati yang mengasihi dan jiwa yang memberikan kesaksian.
Apakah anda pernah membayangkan tentang hal itu? Allah berhadapan dengan umat Setan. Jemaat, anda, saya berada pada satu sisi, semuanya kecuali tipuan dari kegelapaan, Setan dan pengharapannya. Dan di sisi yang lain adalah pria dan wanita yang sedang sekarat. Dan saya katakan, itu adalah kemuliaan Allah, di dalam peperangan ini untuk jiwa-jiwa manusia, Allah mengadu anda secara jelas, pria dan wanita biasa.
Dan kemudian, Setan mencobai mereka: Ayub berada di tangan Setan, duduk dalam pakaian kabung dan tanah dan menderita di tangan Setan: Simon Petrus, sambil menangis, telah ditampi oleh Setan, Ah, Rasul Paulus, dengan : “sebuah duri dari setan,” seperti yang dia sampaikan bahwa dia memohon kepaada Allah untuk menyingkirkan hal itu.
Bagaimana Setan membenci umat Allah. Seperti siang dan malam, dia sama seperti serigala, dengan lahap menelan, melakukan segala sesuatu yang dapat dia lakukan untuk menakut-nakuti dan untuk melukai dan untuk menghancurkan. Dan kemudian, dan kemudian, bukan dengan seorang malaikat yang kelihatan, Allah memukul dia. Juga bukan dengan balatentara sorgawi dan bumi di mana Allah memperoleh kemenangan atas dia. Allah melawan Setan dengan mata yang meratap dan hari yang membara dan lutut yang tertekuk dan kepala yang tertunduk. Ini semua adalah artileri Allah. Dan dengan tangan mereka, dengan tangan pria dan wanita yang sederhana, wilayah demi wilayah ditarik dari kerajaan Setan. Orang-orang yang terikat dilepaskan. Jiwa-jiwa yang terpenjara, pintu-pintunya telah terbuka dengan lebar. Hal ini dilakukan karena Allah telah menempatkan di dalam hati anak-anaknya sebuah belas-kasihan bagi jiwa-jiwa.
“Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin menyelamatkan beberapa orang dari antara mereka.” Lalu saya tidak mengusulkan untuk mempertahankan cara Allah untuk manusia. Tetapi ketika saya mempersiapkan khotbah ini, saya memiliki empat hal yang saya pikir merupakan sebuah bagian dari hikmat Allah dalam menyelamatkan yang hilang bagi kita, dan bukan untuk para malaikat, dan bukan hanya untuk gerakan Roh Allah saja, dan bukan untuk sebuah suara yang mungkin berbicara dari sorga—Empat alasan yang saya pikir mengapa Allah memilih kita untuk mengerjakan keselamatan bagi orang yang hilang.
Yang pertama adalah hal ini: hal itu membuat sebuah keluarga yang berasal dari kita, fakta bahwa kita menyelamatkan manusia. Itu merupakan cara yang sama dengan keluarga anda.
Katakanlah anda dapat pergi ke toko Woolworth dan membeli anak-anak anda. Kemudian pada suatu hari, anda memutuskan bahwa anda menginginkan sebuah anak. jadi anda memanggil suami anda dan berkata, “Sekarang, suamiku, ketika engkau pulang dari kerja malam ini, dan engkau pergilah ke toko dan membeli roti dan beberapa lemak babi dan kamu ambillah beberapa hal. Dan kamu pergilah ke toko Woolworth dan mari kita memiliki seorang bayi berkepala merah. Kamu ambillah bayi itu.”
Kemudain dia pergi ke toko. Dan dia mengambil bayi kecil yang berkepala merah. Dan istrinya melihat bayi itu. Dan dia membuat pikiran mereka berubah dan dia berkata, “Dengar, kita tidak menyukai bayi berkepala merah ini. Ketika kamu pergi kerja besok pagi, kamu kembalikan bayi berkepala merah ini ke toko Woolworth. Dan kamu ambillah seorang bayi yang berambut pirang. Dan kamu bawalah ke rumah pada sore ini. Dan kemudian, enam bulan kemudian, kita akan melihat, apakah kita tidak menyukai rambut pirang yang gelap.”
Tetapi mereka tidak datang dengan cara itu. Apakah mereka memiliki rambut merah atau rambut hitam atau rambut pirang atau tidak memiliki rambut sama sekali, hal itu tidak membuat perbedaan sama sekali. Tetapi ketika anak kecil itu berada di sana dan hanya sebuah tangisan dan satu senyum kecil dan sebuah tatapan dari matanya yang tidak berdosa, tidak peduli warna kulitnya atau segala sesuatu yang lainnya tentang hal itu, anda hanya merasa berbahagia untuk memiliki bayi itu—yang telah menunggu dia.
Dan oh, itu adalah seorang anggota keluarga: “Yang dihasilkankan oleh darah, air mata, dan dihasilkan oleh banyak kesukaran dan banyak perhatian. Dan ketika mereka datang, anda tidak akan menukar mereka dengan seluruh dunia, juga dengan seluruh uang ciptaan. Mereka adalah milik anda. Mereka adalah sebuah bagian dari keluarga anda.
Saya pikir, itu adalah sebuah hal yang sama tentang kita, di dalam hikmat Allah. Kita adalah sebuah keluarga. Dan kita memperoleh anak-anak kita dengan kelahiran rohani. Allah berkata demikian. Allah berkata bahwa kita dilahirkan ke dalam kerajaan Allah. Dan itu dijalani dan diusahakan di Sion. Itu adalah doa. Itu adalah kasih. Itu adalah air mata. Mereka adalah anak-anak kita. Mereka adalah anak-anak rohani kita. Mereka adalah sanak saudara kita. Mereka adalah keluarga kita.
Ketika kita berkumpul bersama-sama di rumah Allah, itu tidak sama seperti sekumpulan orang asing yang anda pungut sepanjang jalan. Orang ini dan orang itu dan sahabat-sahabat yang ditemukan di sana, di dapati bersama-sama terikat di dalam kasih orang Kristen. Dan saya katakan, Allah membuat cara itu untuk membuat kita satu di dalam Dia.
Dan hal itu memimpin saya ke dalam pengakuan yang kedua: Hikmat Allah yang mengkomitmenkan kita untuk menyelamatkan jiwa-jiwa. Hal itu membuat kita sama seperti Allah, sama seperti Kristus di dalam gambarNya. Apakah anda rindu terhadap seseorang yang terhilang, sehingga dia dapat diselamatkan? Allah yang melakukan hal itu. Apakah anda melihat dengan takut dan gentar atas kematian orang fasik? Allah sama seperti itu. “Selama Aku hidup,” firman Tuhan, “Aku tidak berkenan atas kematian orang fasik.”
Apakah anda pernah menangis untuk orang-orang terhilang? Apakan anda pernah menjadi perantara, sehingga air mata mengucur dari mata anda? Apakah anda pernah memohon kepada Allah atas seseorang, sehingga mereka dapat menjadi milik Allah, sehingga anda tidak dapat menahan air mata anda? Apakah anda pernah seperti itu? Yesus melakukan hal itu. Dia menangis atas kota yang hilang. Apakah anda pernah mengembangkan diri anda sehingga seseorang dapat dimenangkan kepada Allah? Apakah anda pernah mencurahkan diri anda ke dalam sebuah pelayanan untuk Kristus sehingga yang terhilang dapat selamat? Yesus melakukan hal itu. Dia telah memberikan diriNya sendiri agar kita diselamatkan. Saya katakan, dengan melakukan hal itu, kita sama seperti Allah.
Minggu ini saya membaca tentang seorang ahli bedah yang berkata tentang dirinya sendiri. Dia sedang bersaksi tentang dirinya sendiri. Dia telah diselamatkan ketika dia berusia 16 tahun—seorang awam yang bersaksi untuk Tuhan, dan dia mendengarnya. Dan dia diselamatkan. Dan inilah yang dia sampaikan tentang dirinya sendiri ketika dia berusia 16 tahun: “Saya resah atas orang lain. Saya tidak tahu bahwa saya tidak dapat berbicara kepada orang banyak.”
Bukankah itu manusia paling fasih yang pernah hidup, dan pengkhotbah kita yang terkemuka? “Saya tidak tahu bahwa saya dapat berkata kepada kumpulan orang banyak. Saya takut berbicara tentang hal-hal religius. Karena itu aku menulis catatan-catatan kecil kepada pribadi-pribadi yang berbeda, berbicara tentang jalan keselamatan. Saya mengirimkan mereka traktat-traktat atau saya selipkan di bawah pintu rumah-rumah. Hati saya bergejolak jika saya tidak menemukan beberapa cara.” Itu sama seperti Allah. Itu sama seperti Kristus. Hal itu berada di dalam rupaNya. Itu adalah kerinduan dari Roh Allah. Dan saya katakana, ketika kita melakukan hal itu, kita menjadi sama seperti Juruselamat kita. Itu adalah alasan yang kedua. Saya mengatakan Allah telah mengkomitmenkan kepada kita, tugas untuk menyelamatkan orang yang hilang.
Saya memiliki alasan yang ketiga. Dan alasan yang ketiga adalah hal ini: Saya pikir Allah telah mengkomitmenkan kita untuk menyelamatkan yang hilang agar kita dapat satu di dalam jemaat ini dan di dalam pekerjaan kita secara bersama-sama, sehingga kita tidak terpecah-pecah di dalam roh kita, sehingga kita tidak saling mengkritik satu sama lain, sehingga kita tidak terbagi-bagi dalam persekutuan rohani kita, tetapi supaya kita semua dapat satu dalam sebuah kelompok kerja yang besar.
Anda dengarkanlah saya. Ketika sebuah jemaat berpaling dari pelayanan memenangkan jiwa, hal pertama yang akan terjadi padanya adalah, perpecahan yang berada di dalam. Mereka akan mulai menemukan kesalahan. Mereka akan saling kritik. Mereka akan mulai tercerai berai. Dan yang ini memiliki mata-mata atas yang lainnya. Dan yang lainnya akan memiliki mata-mata atas orang lainnya. Dan iri hati mereka yang sedikit dan ketidaksukaan mereka yang sedikit serta perbedaan opini mereka akan bangkit dan berkembang.
Dan segera gereja akan dimakan pada jantungnya oleh kanker. Dan gereja tumbuh menjadi dingin dan bersikap acuh tak acuh. Tidak seorang pun yang dilahirkan di dalamnya. Mereka tidak memiliki pemikiran terhadap hal itu. Mereka hanya berpikir tentang diri mereka sendiri. Mereka hanya berpikir tentang seluruh muslihat dan opini serta kepentingan mereka.
Seandainya itu adalah sebuah gereja yang menempatkan seluruh energinya dan seluruh hatinya dan seluruh jiwanya dan seluruh doanya dalam menjalankan amanat agung dari Anak Allah. Kemudian anda mengamati mereka, ketika mereka berdoa bersama-sama untuk orang yang terhilang, ketika mereka mengunjungi orang yang terhilang, ketika mereka memberitakan Firman Allah untuk yang terhilang, ketika mereka membawa dukungan ke rumah Allah untuk orang-orang yang memberitakan kabar baru untuk yang terhilang.
Anda lihat, gereja itu tumbuh dengan erat, terikat bersama-sama oleh kasih yang umum dan sebuah kepentingan umum. Mereka tidak memiliki waktu untuk bertengkar satu sama lain. Siapakah yang akan tertarik di dalamnya, ketika kita berada dalam sebuah pertempuran besar untuk Allah? Siapa yang ingin datang kemari, ke gereja dan memiliki sebuah kelas pertarungan pertama ketika seluruh kota Dallas, dimana Allah telah mengkomitmenkan kepada kita, dan seluruh dunia telah diletakkan di dalam hati kita? Kita tidak memiliki waktu untuk hal itu. Kita tidak memiliki kecendrungan untuk itu. Kita terlalu sibuk tentang hal-hal kerajaan. Ketika kita memiliki sebuah pertemuan diaken, kita tidak berada di sana, kita sibuk bertengkar dan berkelahi, ketika kita sedang berusaha untuk menemukan jawaban Allah atas hal-hal ini, yang telah Dia komitmenkan untuk kita perhatikan.
Dan di sana ada hal-hal besar. Ketika kita bertemu di gereja ini, kita tidak memanggil jemaat ke dalam konferensi untuk mengatasi beberapa hal yang aneh, ketidakpercayaan, hal-hal yang memalukan Allah, yang datang ke dalam gereja kita. Ketika kita datang kemari, kita sedang memberitakan injil, atau memiliki sebuah pertemuan doa, atau sedang bersiap-siap untuk melakukan sesuatu untuk Yesus.
Itulah yang harus dikerjakan untuk anda. Hal itu menarik kita bersama-sama. Hal itu mengikat kita bersama-sama dalam sebuah ketentuan umum. Allah telah menetapkan itu bagi kita untuk alasan itu. Dan jika kita melakukannya, akan ada selalu sebuah roh kesatuan. Ketika orang-orang masuk melalui pintu itu, anda akan merasakan hal itu di sekitar tempat ini. Doa melakukan hal itu; “Dan mereka semua dengan suara bulat di dalam satu tempat dan Roh Tuhan turun atas mereka.”
Dan kemudian, saya memiliki satu alasan lagi. Mengapa Allah telah menetapkan kepada kita untuk menyelamatkan orang-orang yang terhilang? Saya memiliki satu alasan lainnya. Alasan yang terakhir adalah, hal itu membuat sebuah kebangunan rohani.
Kebangunan yang saya maksudkan adalah, hal itu mempercepat kebangunan dari Roh Allah di dalam hati anak-anakNya.
Apa maksud anda? Inilah yang saya maksudkan. Ketika seseorang datang menelusuri lorong bangku itu dan memberikan tangannya kepada pendeta dan dia berkata, “Saya adalah orang malang telah menyesal. Saya ingin tahu jalan. Saya ingin diselamatkan. Saya ingin menjadi orang Kristen”—Itu akan membawa kembali masa ketika kita mencari Tuhan, ketika kita menjadi seorang penyelidik, mungkin ketika kita menghentak baju ibu, atau menarik lengan baju ayah dan berkata, “Ayah, aku ingin menjadi orang Kristen. Aku ingin diselamatkan. Bagaimanakah caranya agar aku dapat selamat? Aku ingin menyerahkan hatiku kepada Yesus.” Dan seseorang datang menelusuri lorong bangku itu dan mengambil tangan pastor dan dia berkata, “Saya menerima Tuhan sebagai Juruselamat saya pada hari ini.”
Hal itu membawa kembali ke masa dan waktu ketika pelayan Tuhan bertanya kepada kita, “Apakan anda percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Juruselamat anda?”
Dan anda menjawab, dengan sepenuh hati: “Dengan seluruh jiwa saya dan seluruh hidup saya, saya sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan Yesus.”
Hal itu mengerjakan sesuatu bagi anda. Ada sebuah kebangunan dari Roh Allah di dalam kita ketika orang-orang diselamatkan. Betapa benarnya hal itu ketika seseorang datang menelusuri lorong bangku itu, dan anda melihat bahwa ia adalah seseorang yang untuknya anda telah berdoa? Itu adalah seseorang yang saya cari. Itu adalah salah satu anak-anak rohani saya.
Itulah kebangunan rohan saya. Itu adalah kesadaran. Itu adalah gerakan dari Roh Allah. Dan ketika hal itu terjadi, anda dapat merasakannya di seluruh rumah.
Kita terlalu terburu-buru, di dalam hidup kita. Kita terlalu terburu-buru untuk mengesampingkannya. Saya tidak memiliki waktu untuk pelayanan ini. Saya terlalu sibuk. Saya terlalu sibuk.
Dan kita melalaikan kesempatan terbesar ini. Kita membiarkan orang lain yang melakukannya. Kita membiarkan pengkhotbah melakukan hal itu. Kita membiarkan guru sekolah minggu untuk melakukan hal itu. Kita membiarkan diaken untuk melakukan itu.
Dan diaken berkata, “Kami terlalu sibuk. Kami sedang menjalankan urusan ini dan saya telah memperoleh tugas ini dan saya terlalu sibuk.”
Dan begitu banyak yang seperti itu di antara kita. Kita sama seperti murid-murid yang pergi kepada Yesus dan berkata: “Orang banyak itu, biarkan saya mereka pergi. Biarkan mereka pergi. Kita tahu mereka lelah dan terlalu sakit untuk melihat mereka pingsan. Tetapi lebih mudah untuk melupakan mereka. Suruhlah mereka pergi.”
Tetapi Tuhan Yesus berkata: “Tidak. Beri mereka makan. Layani mereka. Rawatlah mereka.”
Dan itu adalah alasan untuk khotbah pada pagi hari ini: Supaya saya dapat mendesak pikiran anda di dalam Tuhan Yesus untuk menjadi rajin dalam hal ini; supaya saya dapat mengingatkan diri saya untuk menempatkan hal-hal ini sebagai yang pertama.
Saya tidak berkhotbah bagi anda tidak untuk saya. Hari Minggu yang lalu, saya telah meletakkan hal ini di atas meja saya: Saya akan menemui orang ini. Saya akan berbicara dengan keluarga kecil ini. Mereka membutuhkan Tuhan dan saya akan berbicara kepada mereka.
Tahukan anda: Senin, saya terlalu sibuk? Selasa tidak jauh berbeda. Dan Rabu dan Kamis dan Jumat sama seperti itu. Dan saya belum melakukannya. Dan Sabtu, saya terlalu asyik. Dan saya belum melakukannya. Dan, saya bermaksud untuk melakukannya hari Senin.
Itulah kita. Itulah sikap kita. Dan waktu berlalu dan kita tidak pernah menyampaikan perkataan itu dan kita tidak pernah membuat panggilan itu dan kita tidak melakukan hal yang laping mulia ini dari seluruh pelayanan. Ah, Paulus, semoga kami dapat memiliki sedikit roh dari rohmu: “Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin menyelamatkan beberapa orang dari antara mereka.”
Jika seorang pemuda bekerja untuk saya dan saya adalah bossnya, saya akan lupa untuk sesaat bahwa saya adalah bosnya. Dan saya akan berbicara kepada anak muda itu, sama seperti seorang yang sahabatnya. Saya akan berbicara kepadanya tentang Tuhan Yesus: “Nak, apakah kamu sudah diselamatkan? Apakah itu benar?”
Kemarin sore, Victor Curtis memperkenalkan saya kepada seorang anak muda, di toko obat itu. Dan saya terus beranjak, dan saya berpikir: “Saya telah kehilangan salah satu kesempatan besar pada minggu ini. Saya akan berhenti. Saya tidak akan melewatkannya kali ini.”
Saya berkenalan dengan dia. Dia memiliki seorang istri dan seorang bayi laki-laki yang masih kecil. Saya berkata, “Teman, apakah anda memiliki waktu sebentar?”
“Ya,” katanya, “Saya ada waktu.”
Lalu, saya berkata, “Mari kita pergi dari sini.”
Dan saya membawa dia ke Bertha Mills’ Nursery dan segala yang ada di sana. Dan saya berkata, “Inilah yang anda butuhkan untuk mendidik anak anda. Ini adalah tempat bagi dia; di sebelah sana.” Dan saya berkata, “Kemudian, ketika dia sedikit besar, di sanalah dia berada.”
Kemudian saya membawa dia ke ruangan di sebelah sana, dan berkata, “Dan ketika bocah itu bertumbuh besar, di sanalah dia berada, dengan orang-orang muda yang berada di ruangan itu.”
Kemudian saya membawa dia ke gedung rekreasional dan saya berkata, “Dan ketika anak itu terus bertumbuh, kami tidak ingin dia membuat persahabatan dengan orang-orang jalanan dan menjadi seorang gangster. Kami ingin dia datang kemari, di mana dia dapat menemukan anak laki-laki dan anak perempuan Kristen dan tumbuh bersama dengan mereka.”
Kemudian saya berkata, “Teman, anda akan melakukan hal itu, bukankah begitu?”
Dan kemudian, dia memegang tangn saya dan berkata, “Ya, pak Pendeta. Itulah yang akan saya lakukan. Itulah yang akan saya lakukan—hanya menunggu sedikit waktu lagi.”
Itulah adalah seruan dari rasul: “Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin menyelamatkan beberapa orang dari antara mereka.” Allah telah menetapkan bagi kita, berdasarkan Alkitab, Allah telah menetapkan kita untuk menyelamatkan orang-orang hilang. Itu adalah sebuah nasehat yang berharga di dalam pandangan kita dan kita dapat sibuk untuk pekerjaan Tuhan sama seperti kita sibuk di dalam tugas harian kita.
Sekarang, jika Allah telah dihormati oleh kesaksian pada hari ini, maukah anda memateraikannya di dalam jiwa dan roh anda? Seseorang dari anda, anda boleh datang ke samping saya: “Pendeta, hari ini saya menerima Tuhan sebagai Juruselamat saya. Saya memberikan hati saya dan hidup saya kepada Yesus, dan inilah saya. Pendeta, inilah seluruh keluarga saya. Kami semua datang pada hari ini, dan inilah kami.”
Seseorang dari anda, dari mana saya—hingga barisan terakhir di atas balkon itu—dari mana saja, seseorang dari anda, mari datanglah.
Kita masih tetap mengudara melalui siaran radio untuk beberapa menit ini. Di mana pun anda, saat anda masih mendengarkannya, jika hari ini, anda mau menyerahkan hati anda kepada Allah, maukah anda berlutut di samping kursi anda? Maukah anda berkata, “Ya Allah, hari ini, saya menerima Yesus sebagai Juruselamat saya?” Maukah anda datang dan memberitahu kami?
Dan bagi anda yang berada di auditorium ini, di dalam jam yang kudus ini, seseorang dari anda, katakan: “Hari ini, saya membuat pilihan saya. Saya melemparkan bebanku.” Itu adalah Kristus. Itu ada di dalam Dia. Maukah anda datang dan berdiri di dekat saya, ketika jemaat kita berdiri dan bernyanyi bersama-sama?
Alih Bahasa: Wisma Pandia, Th.M.