CAWAN DARI TUHAN DAN DARI IBLIS

(CUP OF THE LORD AND OF DEVILS)

 

Dr. W. A. Criswell

 

30-10-55

I Korintus 10:14

 

Minggu yang lalu kita telah meninggalkan surat 1 Korintus pasal 10 ayat 13 di dalam seri khotbah kita melalui surat 1 Korintus. Dan pagi ini, kita akan mulai dari ayat empat belas hingga ayat 22. Kemudian malam nanti kita akan memulai dari ayat 23 dan berkhotbah hingga ayat yang terakhir. 

            Sekarang, mari kita melihat ke dalam surat 1 Korintus pasal 10 dan kita akan membaca dari ayat 14 hingga ayat 22.

Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan berhala!

Aku berbicara kepadamu sebagai orang-orang yang bijaksana. Pertimbangkanlah sendiri apa yang aku katakan!

Bukankah cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah persekutuan dengan darah Kristus? Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan tubuh Kristus?

Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu.

Perhatikanlah bangsa Israel menurut daging: bukankah mereka yang makan apa yang dipersembahkan mendapat bagian dalam pelayanan mezbah?

 Apakah yang kumaksudkan dengan perkataan itu? Bahwa persembahan berhala adalah sesuatu? Atau bahwa berhala adalah sesuatu?

Bukan! Apa yang kumaksudkan ialah, bahwa persembahan mereka adalah persembahan kepada roh-roh jahat, bukan kepada Allah. Dan aku tidak mau, bahwa kamu bersekutu dengan roh-roh jahat.

 Kamu tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga dari cawan roh-roh jahat. Kamu tidak dapat mendapat bagian dalam perjamuan Tuhan dan juga dalam perjamuan roh-roh jahat.

Atau maukah kita membangkitkan cemburu Tuhan? Apakah kita lebih kuat dari pada Dia?

 

            Lalu, itu adalah bagian yang akan menjadi khotbah kita. Apakah anda melihat kata “persekutuan” di dalam pasal sepuluh ayat enam belas? Bukankah cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah persekutuan dengan darah Kristus? Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan tubuh Kristus?

            Lalu di dalam ayat 18, lihat kata yang diterjemahkan itu, yaitu kata “mengambil bagian.” Bukankah mereka yang makan apa yang dipersembahkan mendapat bagian dalam pelayanan mezbah?

            Lalu, lihat dalam ke dalam ayat 20: Dan aku tidak mau, bahwa kamu bersekutu dengan roh-roh jahat. Lalu dalam tempat itu kata yang digunakan adalah koinonia (bersekutu). Di dalam ayat 16 mereka menerjemahkannya dengan “persekutuan.” Di dalam ayat 18 mereka menerjemahkannya dengan “mengambli bagian.” Dan di dalam ayat 20 mereka menerjemahkan kata itu dengan “bersekutu.”

            Baiklah, mereka semuanya memiliki makna yang sama. Koinonia adalah sebuah sharing, sebuah partisipasi, sebuah persekutuan. Semuanya memiliki makna yang sama. 

            Itu adalah sebuah kata yang luar biasa di dalam Perjanjian Baru bahasa Yunani. Dan hal itu merujuk kepada tubuh Kristus; komuni, persekutuan, saling berbagi, partisipasi dari para anggota di dalam tubuh Kristus.

            Lalu, Paulus berkata di sini: Kamu tidak dapat—itu adalah sesuatu yang total, final, pernyataan kategorikal—kamu tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga dari cawan roh-roh jahat.

            Itu adalah beberapa pikiran negatif buat anda. Anda tidak dapat mengambil bagian dari meja Tuhan dan dari meja roh-roh jahat. 

            Paulus berkata di dalam bagian ini bahwa anda tidak dapat bersekutu di dalam persekutuan Kristus. Di dalam persekutuan jemaat Kristus yang sejati. Dan pada saat yang sama, berbagi di dalamnya, berpartisipasi di dalamnya, bersekutu di dalam persekutuan roh-roh jahat. Persekutuan dari dunia, anda tidak dapat melakukannya. 

            Lalu, saya tidak berkata bahwa anda tidak dapat melakukannya. Kelihatannya, kebanyakan dari kita semua berpikir kita dapat melakukannya. Saya tidak berkata bahwa kita tidak dapat. Saya hanya membaca firman. Hanya itu. Kitab Allah berkata—Paulus berkata: Anda tidak dapat melakukannya.

            Dan bukankah itu sangat ganjil bagi Paulus ketika kita beranjak di dalam khotbah pada pagi hari ini. Tuhan Yesus, kadang-kadang memiliki beberapa pernyataan yang tak bersyarat dan pernyataan yang mutlak untuk dibuat seperti itu. 

            Saya ingat di dalam Kitab Matius pasal 6 di dalam Khotbah Di Bukit, Yesus menyampaikan sebuah hal yang sama ketika Dia berkata: Kamu tidak dapat melakukannya. Kamu tidak dapat melayani Allah dan mammon. 

            Dan di dalam ayat yang sama: Tak seorang pun yang dapat mengabdi kepada dua tuan. Kamu tidak dapat melakukannya. Lalu, Dia berkata bahwa anda tidak dapat melakukannya. Jadi kita lihat ke dalam hal ini dan mencampuri kata-kata ini, karena mereka memiliki sesuatu yang Allah sampaikan kepada kita pada hari ini.

            Lalu, hal ini berbicara tentang persekutuan Kristus. Dalam bagian ini dia sedang berbicara tentang meja Tuhan. Dan hal itu dirujuk sebagai “meja Tuhan.”

            Ini adalah milik Tuhan. Dan Tuhan hadir. Dan cawan ini, kita dapat memegangnya di dalam tangan kita dan kita dapat mengangkatnya ke dalam bibir kita. Dan roti ini dapat kita pegang di jari kita dan kita dapat menempatkannya ke dalam mulut kita dan memakannya.

            Dan dia berkata bahwa ini adalah sebuah partisipasi di dalam Kristus. Itu adalah sebuah komuni. Itu adalah sebuah persekutuan. Itu adalah sebuah persekutuan di dalam tubuh dan di dalam darah dan di dalam pelayanan dari Tuhan Yesus Kristus.

            Lalu, di dalam masa-masa awal, ordinansi-ordinansi itu, keduanya, ordinansi dari Perjamuan Tuhan dan ordinansi Baptisan, keduanya sejak semula dilapisi dengan takhyul. 

            Jemaat, bahkan di masa rasul-rasul, bahkan pada masa Paulus, bahkan di dalam jemaat Korintus, mereka menjadi percaya bahwa  ordinasi itu memiliki sesuatu yang menggiurkan tentang mereka. Bahwa jemaat yang mengambil bagian di dalamnya, orang-orang yang dibaptiskan dan orang-orang yang berpartisipasi dalam Perjamuan Tuhan, bahwa oleh ordinansi itu mereka dapat dijaga dari kejatuhan. Mereka tidak dapat jatuh. Mereka dipelihara oleh  nilai-nilai dari ordinansi-ordinansi itu.

            Lalu, tema dari seluruh bagian itu, seluruh pasal itu adalah bagian ini: Tidak ada sesuatu di dalam ordinasi yang olehnya kita dipelihara.

            Dan ilustrasinya adalah apa yang telah saya khotbahkan. Di dalam permulaan ayat sepuluh, dia berkata: Sebab bapa-bapa leluhur kita di dalam Israel, mereka memiliki ordinansi-ordinansi.

            Dan dia menyamakan saat mereka masuk ke dalam laut dan berada di bawah awan baptisan. Mereka memiliki sesuatu di belakang sana seperti baptisan kita, kata Paulus. Dan dia berkata bahwa mereka memiliki sesuatu di belakang sana seperti ordinansi kita yaitu Perjamuan Tuhan. 

            Mereka semua makan makanan rohani yang sama. Mereka makan manna dan mereka minum dari batu karang rohani, air yang keluar dari batu karang yang adalah Kristus.

            Tetapi mereka yang ada di belakanga sana, kata Paulus, saat dia memulai pasal ini, mereka yang ada di belakang sana, mereka juga terjatuh. Lihat di dalam ayat lima: Karena mereka ditewaskan di padang gurun. 

Tepat setelah dia berkata: Mereka semua telah melintasi laut. Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut. Mereka semua makan makanan rohani yang sama  dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, yang telah Allah sediakan di padang gurun. 

            Lalu, argumennya di sini adalah, jika bapa-bapa leluhur kita dapat jatuh di padang gurun dan mereka memiliki karunia-karunia yang kudus dari Allah, kita jangan berpikir bahwa dengan nilai-nilai dari fakta bahwa kita telah dibaptiskan dan kita telah mengambil bagian dari meja ini, kita tidak dapat jatuh. Itu adalah argumennya.

            Dan argumen yang dia sampaikan dalam perkataan lain adalah seperti ini: Bahwa tidak ada sesuatu di dalam ordinansi ini yang mampu untuk memelihara kita dan memegang kita. Tidak ada sesuatu di dalam baptisan dan tidak ada sesuatu di dalam perjamuan Tuhan yang dapat memelihara kita. Mereka adalah simbol dari realitas yang lain. Hal yang lain. Mereka berdiri untuk sesuatu yang lain. 

            Lalu, untuk apakah hal itu berdiri? Dan itulah yang sedang Paulus sampaikan di sini. Ordinansi ini—dan dia berpaling dari baptisan dan sekarang hanya berbicara tentang meja Tuhan.

            Paulus berkata di sini bahwa ordinansi ini adalah persekutuan di dalam darah dan salaing berbagi di dalam tubuh Kristus. Dan karena itu, hal ini sangat eksklusif. Dan jika berpaling ke sekelilingnya, semuanya ini inklusif atau kembali ke belakang. Karena itu ia bersifat eksklusif. Hal itu oleh nilai-nilai yang berasal dari padanya. 

            Mengambil bagian di dalam tubuh Kristus dan darah Kristus tidak dapat berbagi di dalam komitmen lain yang saling bertentangan. Ketika kita telah dibaptis dan ketika kita mengambil Perjamuan Tuhan, kita telah berkomitmen kepada Kristus.

            Kita bersekutu dan mengambil bagian dan berbagi di dalam hidup dan tubuh dan darah Kristus, dan karena itu kita tidak dapat masuk kepada persekutuan lain atau saling berbagi ke dalam komitmen yang lain.

            Lalu, bolehkah saya berhenti sejenak di sini untuk menyampaikan bahwa itu merupakan masalah pertama yang ke dalamnya iman Kristen telah jatuh di dalam dunia liar yang telah disapu ke dalam kekaisaran Roma. Ketika mereka mulai memberitakan Allah yang baru, yaitu Tuhan Yesus Kristus, dan kebangkitan dari antara orang mati, entah mengapa hal itu menggelitik khayalan dari seluruh dunia Roma, dan Yunani serta Latin.    

            Mereka tertarik untuk mendengar tentang Allah yang baru ini. Dan mereka berminat oleh agama yang baru ini. Dan kemudian mereka membawa pelayan Kristen ke Pantheon. Itu adalah perkataan Yunani untuk tempat di mana seluruh dewa ada.

            Mereka membawa para pelayan Kristen yang baru itu ke Pantheon mereka dan berkata, “Jadi, anda memiliki Allah yang baru? Anda memiliki iman yang baru? Baiklah, kami tertarik. Kami sangat bergembira.” 

            Lalu, kami telah memiliki Jupiter di sini, di dalam relung ini. Dan kami telah memiliki Venus di relung ini. Dan Aprodithe di sini. Dan Dionysus di sini. Dan Timaka di sana. Dan Merkurius di sana. Dan Artemis di sana. Dan Mithra di sana dan Orisis di sana. Dan Adonis di sana. 

            Lalu, di dalam relung yang ada di sana, lihat, kami telah menempatkan Allah yang baru, yaitu Yesus, dan kami sangat berbahagia untuk memiliki mereka. 

            Tetapi saya katakana, di situlah orang Kristen jatuh ke dalam kesulitan-kesulitan mereka. Apa yang mereka sampaikan kepada orang Yunani dan orang Roma, mereka berkata, “Oleh anugerah Allah tanpa di bawah kondisi-kondisi.”

            Anda tidak dapat menempatkan Yesus dalam suatu relung. Dengan Jupiter di satu sisi dan Aphrodite di sisi yang lainnya dan Mithra di sisi yang lainnya, tidak. Karena iman dan kepercayaan dalam Tuhan Yesus Kristus adalah eksklusif. 

            Saya berkata sebaliknya. Semua itu adalah inklusif. Hal itu ditinggalkan tanpa komitmen kepada sesuatu yang lain dan tidak bersekutu atau berbagi di dalam hal lainnya.  

            Lalu, pada masa itu, timbullah penyembahan terhadap kaisar Roma. Hal itu terjadi pada masa Julius Kaisar, dan di sisi dewa-dewa yang lainnya, mereka menempatkan patung kaisar. 

            Ketika anda pergi ke dalam reruntuhan Yunani yang ada di sana, anda akan menemukan sebuah kuil untuk Appolo. Dan di sana ada sebuah kuil untuk Venus dan di sana ada sebuah kuil untuk kaisar. Dan mereka membuatnya sebagai bagian dari sakramen patriotik, yang dalam kata Latin memiliki makna kesetiaan. Sakramen, kesetiaan kepada kaisar Roma. Seseorang yang setia dan loyal akan terlihat saat dia bersujud dan menyembah patung kaisar.

            Lalu, ketika tiba kepada hal itu, orang Kristen berkata, “Tidak. Tidak demikian.”

            Dan itu adalah alasan bahwa di dalam sejarahwan kuno itu seperti Suetonius dan Tacitus merujuk orang-orang Kristen awal sebagai orang atheis. Mereka menggunakan sebuah makna dari kata Yunani bahwa mereka tidak menyembah kepada suatu dewa manapun. Mereka menyebut orang Kristen sebagai pembenci Allah.    

            Karena orang Kristen menolak untuk menyembah patung kaisar atau Jupiter atau Jove atau dewa lainnya. Dia harus menjadi sebuah bagian.

            Saya tidak akan ambil bagian. Saya tidak akan bersujud. Saya tidak akan berkompromi. Komitmen saya adalah kepada seseorang yang lain. Dan saya katakan, saat itulah masalah muncul.

            Ketika orang Krsiten ditangkap, mereka memberikannya sebuah pilihan. Apakah Kurios Iesous?  Apakah Yesus Tuhan? Atau kamu akan membuatnya Kurios Caesar?  Apakah Kaisar Tuhan?

            Dan ketika orang Kristen menolak untuk bersujud, mereka menjadikan orang Kristen menjadi makanan singa atau menyalibkannya atau melemparkannya ke dalam minyak yang mendidih atau menghancurkan hidupnya.

            Lalu, saya katakan, itu adalah sebuah hal yang tragis. Tetapi hal itu sedang berlangsung sekarang ini. Hal itu sedang berlangsung sekarang ini, pada hari ini. Masalah yang kita hadapi di India adalah hal ini, Hindu dan masyarakat India sangat bahagia untuk menerima Kekristenan sebagai sebuah jalan. 

            Brahma adalah sebuah jalan kebenaran.  Buddha, Gautama yang mendapat pencerahan adalah sebuah jalan kepada kebenaran. Mahavera adalah sebuah jalan kepada kebenaran. Chinaisme adalah sebuah jalan kepada kebenaran. Sikhisme adalah sebuah jalan kepada kebenaran. Muhammadisme adalah sebuah jalan kepada kebenaran. Kekristenan adalah sebuah jalan kepada kebenaran.

            Tetapi masalah yang kita hadapi di India adalah hal ini. Misionaris Kristen dan orang-orang Kristen yang telah bertobat berkata, “Dia bukanlah sebuah jalan di antara banyak jalan. Dia adalah jalan satu-satunya.”

            Itu adalah satu di dalam semuanya. Itu adalah sebuah komitmen yang eksklusif.

            Sekarang mari kita kembali kepada situasi yang ada di jemaat Korintus. Kita lihat lebih dekat. Paulus berkata: Kamu tidak dapat di meja Tuhan dan mengambil bagian di dalam tubuh dan darah Tuhan Yesus, persekutuan dari darah dan persekutuan dai tubuh. Kamu tidak dapat duduk di meja itu. Dan kemudian, di lain waktu aku melihat kamu, kamu sedang duduk di meja roh-roh jahat.

            Lalu kata itu dalam bahasa Yunani adalah daimon, kuasa-kuasa rohani. Paulus berkata, kamu tidak dapat melakukannya. Hal itu tidak dapat dilakukan. Lalu apa yang sedang Paulus bicarakan adalah  situasi yang ada di Korintus.

            Bangsa-bangsa penyembah berhala, bangsa-bangsa lain, di dalam seluruh kuil yang ada di Korintus, hanya satu bagian yang tersisa, mereka memiliki sakramen-sakramen mereka dan upacara-upacara mereka, juga ritual-ritual mereka. 

Dan pada masa ini, seorang Kristen yang telah berkata pada hari sebelumnya, dia duduk di meja Tuhan. Dan sekarang, pada hari ini, dia pergi ke kuil Aphrodite atau dalam bahasa Latin adalah Venus, yang kuilnya berada di puncak Acrocorinthius, di atas benteng kota. Bangunan yang sangat indah.

            Atau dia akan pergi ke kuil Apolo, yang berada di pusat kota, dan sebagian masih dapat dilihat pada hari ini. Lalu, mereka pergi ke kuil itu  pada hari besar dewa Apolo.

            Dan mereka akan berdiri di sana dan dipercik dengan air lustra, air pemurnian. Dan kemudian dalam keheningan, mereka tetap berdiri ketika korban dibunuh di atas mezbah dan darahnya dicurahkan. 

            Dan kemudian di antara waktu pengorbanan korban, binatang korban dan persiapan sakramen makan, mereka saling berbagi bersama-sama—semua kepercayaan makan bersama-sama, itu adalah saling berbagi bersama di dalam sebuah perjamuan bersama dengan dewa.

            Dan ketika dia bersama menunggu persiapan makan, daging binatang yang telah dimasak dipersembahkan di atas altar kepada dewa, dan di dalam selang waktu itu mereka akan bernyanyi. Dan mereka akan menari. Dan mereka akan melanjutkan semua hal yang menjadi karakteristik terhadap penyembahan kepada dewa itu.

            Kemudian di akhir dari perayaan itu, mereka masuk ke dalam pesta pora, sebuah perayaan yang gaduh. Dan mereka memahkotai perayaan itu dengan sebuah penghormatan yang sukar dilukiskan untuk seorang dewa. 

            Biarkan saya mengilustrasikan hal itu. Aristoteles menemukan makna dari akar kata kerja Yunani terhadap kata mabuk, atau menjadi mabuk sama dengan kata yang merujuk kepada akhir pengorbanan. Setelah pengorbanan selesai. 

            Aristoteles berkata kata kerja Yunani “menjadi mabuk” merupakan kata kerja yang sama di dalam asal usulnya dengan kata kerja Yunani yang memiliki arti “diakhir pengorbanan.”

            Dengan kata lain, seluruh siksaan, seluruh pertunjukan di dalam pengorbanan terhadap dewa tidak dapat dihindarkan berakhir dalam sebuah pesta pora, di dalam sebuah kemabukan, di dalam sebuah perayaan, hingga ke makna yang paling dasar dari kota itu yang berarti “korban selesai” tiba menjadi kata kerja yang berarti “menjadi mabuk.”

            Lalu, Paulus berkata, kamu tidak dapat berbagi di dalam meja Tuhan dan pada saat yang sama berbagi di dalam pesta pora itu dan di dalam pengorbanan itu dan di dalam perayaan itu—dan dia menyebutnya roh-roh jahat, iblis, kuasa-kuasa rohani. 

            Lalu, bukankah orang Korintus mengetahui hal itu? Ya, mereka mengetahui hal itu.  Setiap orang dari mereka mengetahui hal itu, sama seperti anda mengetahui hal itu. Anda hampir secara insting mengetahui menjadi orang Kristen. Lalu, mengapa mereka melakukan hal itu? Mengapa mereka melakukan hal itu? Alasan bagi mereka melakukannya. Inilah alasannya. 

            Orang-orang Korintus berkata kepada diri mereka sendiri, “Sekarang, aku adalah orang Kristen. Aku adalah orang Kristen. Dan aku dapat berbagi di dalam upacara penyembahan berhala ini dan di dalam perayaan para penyembah berhala ini dan tentu saja tidak dapat disentuh oleh mereka. Sebab Paulus sendiri telah mengajarkannya kepada kita,” kata orang-orang Korintus itu, “Tidak ada berhala di dunia ini dan tidak ada persebahan yang dipersembahkan kepada sebuah berhala di dunia ini.”  

            “Karena itu, aku dapat pergi bersama dengan tetangga lamaku dan sahabat lamaku. Dan aku dapat bergabung dalam upacara berhala itu dan perayaan-perayaan di dalam nama dan penghormatan dari dewa ini. Dan aku tentu saja tidak dapat disentuh olehnya.”

            Seperti anak yang telah tumbuh dewasa yang sedang bermain dalam sebuah bagian di dalam permainan anak-anak kecil. Dia lebih besar dari hal itu dan lebih terang dari hal itu. Dan dia tahu itu hanyalah sebuah permainan. Dan dia melakukannya hanya untuk kesenangan di dalamnya, persekutuan dari hal itu. 

            Lalu orang-orang Korintus ini berkata, “Kita mengetahui bahwa tidak ada sesuatu seperti allah Venus, Aphrodite, Adonis, kita mengetahui hal itu. Dan tentu saja tidak dapat disentuh oleh hal itu. Kita semua bergabung dalam semua hal itu dan menjadi orang Kristen pada saat yang sama.”

            Itulah yang Paulus takutkan. Dan hal itulah yang dia tuliskan. Paulus berkata untuk untuk dipersenjatai dengan prinsip kekristenan baik yang abstrak atau iman Kristen, tanpa hikmat untuk melindungi jiwa dari kerusakan moral. 

            Paulus berkata  bahwa ketika anda masuk ke dalam suatu jenis masyarakat, jenis koinonia itu, sebuah persekutuan seperti itu, dia berkata—bukan saya yang menyampaikannya—Alkitab berkata bahwa suasana itu menghancurkan jiwa. Secara moral hal itu meracuni kita. 

            Tepat seperti itu—Paulus menyampaikan hal itu.

            Tidak cukup bagi seseorang untuk berkata, “Saya tidak percaya kepada suatu hal seperti dewa Bacchus atau dewa anggur. Saya tidak percaya kepada sebuah hal seperti dewa Aphrodite, dewi cinta. Dan karena itu, saya akan bergabung di dalam pertemuan-pertemuan sosial dari tetangga saya dan masyarakat saya. 

            Paulus berkata: Hal itu tidak cukup. Paulus berkata adalah benar bahwa di sana tidak ada sebuah pribadi seperti Aphrodite atau Bacchus. Tetapi Paulus berkata: Apakah kamu yakin bahwa tidak ada suatu hal ketika mereka hadir?

            Bukankah ada di sana kuasa-kuasa roh kegelapan di dalam dunia ini yang mengikis kehidupan orang Kristen dan menghancurkan jiwa orang Kristen? Dan bukankah di sana ada sebuah suasananya yang merupakan racun bagi sebuah hati dan hidup  yang berdedikasi di dalam Tuhan Yesus Kristus? 

            Di dalam surat Efesus yang kita baca dalam pasal 6 ayat 12, Paulus berkata: Sebab perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging.

            Musuh anda bukanlah sesuatu yang dapat anda genggam dengan tangan anda. Bahwa mereka memiliki kehendak manusia.

            Paulus berkata: Sebab pertempuran kita, perjuangan kita melawan penguasa-penguasa, pemerintah-pemerintah, penghulu-penghulu dunia yang gelap. Melawan roh-roh jahat yang tidak adapat anda sentuh atau lihat, tetapi di dalam jiwa. Di dalam suasananya. Di dalam kehidupan. Di dalam perkumpulan. Di dalam persekutuan. Di dalam partisipasinya. Dari sanalah bahaya yang mengerikan datang.          

            Sebelum saya beranjak di dalam waktu singkat yang harus saya sudahi, sebelum saya melanjutkan, biarkan saya mengaplikasikan hal itu dengan terus terang dan berani. Dan biarkan saya mengaplikasikannya.

            Pendeta saya adalah seorang ahli sastra. Dan saya sangat menghargai kecerdasan sastra dan saya membaca buku-buku ini. Saya membacanya.

            Baiklah. Hal itu baik. Tetapi Allah berkata—bukan saya yang mengatakannya—Allah berkata: Anda tidak dapat bergabung. Anda tidak dapat mengambil bagian. Anda tidak dapat bersekutu di dalam kesalahan itu, di dalam hal yang menjijikkan itu, di dalam sastra yang mengandung dosa itu. Dan suasana moralnya mungkin meliputi diri anda dan merusak hidup anda. Allah berkata, anda tidak dapat. Bukan saya yang menyampaikan hal itu. 

            Kita telah diciptakan demikian.  Allah berkata bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengan kita meninggalkan sebuah sisa di dalam jiwa kita dan di dalam hidup kita. Dan ketika saya membiarkan diri saya terbuka bagi sastra yang kotor dan jorok, sekalipun ditulis oleh seseorang yang jenius, akan tetapi hal itu tetap bekerja untuk menghancurkan jiwa.

            Kamu tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga dari cawan roh-roh jahat.

            Saya katakan, bolehkah saya mengaplikasikannya? Bolehkah saya mengaplikasikannya? Anda tidak dapat berkata, ‘Saya adalah seorang seniman. Saya menyukai simetris yang indah dan lukisan yang indah serta seni yang indah.”

            Dan di bawah nama seni, berbagi di dalam hal-hal yang jorok dan cabul yang kebanyakan didefinisikan sebagai seni. 

            Paulus berkata: Kamu tidak dapat melakukan itu dan melarikan hukuman moral yang dibawa besertanya. Kamu tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga dari cawan roh-roh jahat.           

            Anda tidak dapat melakukan hal itu. Hal itu akan masuk ke dalam diri anda. Akan mewarnai anda. Anda tidak dapat menolongnya. Contoh lain lagi, drama-drama ini, beberapa dari antaranya sangat indah sekali. Suatu hal yang dapat membuat hati anda menangis. Membuat hati anda menangis. Bagaimana jika mereka membuat hati anda menangis?

            Alat yang paling kuat untuk menjangkau kehendak dan jiwa pendengarnya adalah untuk mendramatiskannya. Musik juga demikian, cahaya juga demikian, suara juga demikian, drama memiliki kemampuan untuk melakukannya.

            Salah satu alat yang paling kuat dari dunia adalah drama sekalipun itu adalah  seluloid. Sekalipun itu panggung, di mana pun anda menemukannya, itu merupakan sebuah hal yang sangat kuat. Hal itu seharusnya digunakan oleh gereja. Dari sanalah hal itu seharusnya berasal. Di dalam gereja. 

            Gereja perlu memberitahukan dunia tentang Yesus. Tetapi saya katakan bahwa anda tidak dapat menggunakan hal-hal ini jika mereka bobrok dan jika mereka kotor dan buruk serta cabul. Anda tidak dapat bergabung di dalamnya tanpa menjadi terdegradasi seperti bintang-bintang yang ada di Hollywood itu sendiri. 

            Mereka terjual di bawah dosa karena mereka bergabung di dalam suasana itu. Tidak semua dari mereka. Allah masih memiliki pelayan di kelompok itu. Tetapi saya berbicara tentang kebanyakan dari mereka. 

            Saya harus melanjutkan khotbah ini. Anda berkata, “Pendeta, itu merupakan injil yang sempit, yang tipis. Itu adalah keanehan Paulus. Itu adalah Kitab Suci yang sempit. Itu sangat puritan. Itu sangat berbau Viktorian. Yesus tidak demikian. Anda tidak akan menemukan itu,” anda katakan, “dalam Yesus.” 

            Memang, Yohanes Pembaptis seperti itu. Savanarola seperti itu. Dan bapa-bapa Puritan kita seperti itu. Tetapi Yesus tidak seperti itu. Tetapi Yesus tidak seperti itu. Dia ramah tamah dan sangat bersifat sosial dalam hidupnya. Saya jamin anda, Yesus sangat berbeda dari Yohanes Pembaptis.

            Anda tidak akan mengundang Yohanes Pembaptis ke dalam meja makan anda. Jangan berharap anda akan mengundangnya. Karena ia adalah seorang pemakan belalang. Dan anda tidak akan memiliki waktu untuk membuat salad belalang atau belalang goreng, atau saya tidak akan tahu apa yang anda lakukan jika anda mengundang Yohanes untuk makan malam. Saya tidak tahu kenapa. Itu akan menjadi sesuatu yang berbeda.

            Dan dia duduk di sana dalam sebuah jubah yang terbuat dari bulu unta. Dan saya tidak tahu akan yang akan kita lakukan dengan Yohanes Pembaptis seandainya kita mengundangnya ke rumah kita.

            Yesus berbeda. Yesus adalah pribadi yang ramah yang pasti akan anda sukai. Anda akan senang untuk memiliki Dia di dalam rumah anda.

            Selamat datang, kata Zakheus. Selama datang, kata Simon orang Farisi. Selamat datang, kata keluarga dari Bethani. Selama datang Yesus. Mereka menyukaiNya. Dan ketika mereka mengundangnya ke dalam sebuah pesta, ke dalam sebuah perkawinan, Dia berada di sana. Dan bergabung di dalamnya. Itulah Tuhan Yesus. 

            Tetapi anda lihatlah Yesus dengan lebih dekat. Dan anda akan menemukan pernyataanNya yang tidak dapat diubah dari seluruh pernyatanNya, berkenaan dengan kemustahilan untuk menjadi muridNya dan pada saat yang sama, mengikuti jalan dunia.

            Anda dengarkanlah Dia.  Barangsiapa yang datang kepadaKu dan tidak membenci bapanya dan ibunya dan istrinya dan anak-anaknya dan saudaranya laki-laki dan saudara perempuannya dan juga nyawanya, dia tidak dapat menjadi pengikutKu. Barangsiapa yang tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, dia tidak dapat menjadi muridKu.

            Yesus berkata itu adalah sebuah komitmen yang eksklusif. Atau palingkanlah hal itu dan itu adalah sebuah dedikasi yang inklusif. Dia menyampaikan hal itu. Jika kakimu menyesatkan engkau, potonglah. Jika tanganmu menyesatkan engkau potonglah. Jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah.

            Adalah lebih baik untuk pergi ke sorga dengan satu mata dan satu kaki atau satu tangan dari pada masuk ke dalam neraka dengan dua mata atau dua kaki atau dua tangan. 

            Ketika pemimpim muda yang kaya itu datang kepadaNya dan berkata: Tuhan, aku mau mengikut Engkau. 

            Tuhan berkata: Engkau juallah segala sesuatu yang engkau miliki. Engkau telah memiliki seluruh dunia ini di dalam hatimu. Dan engaku telah menadapat seluruh dunia ini di dalam tanganmu. Dan pintu itu terlalu sempit. Dan gerbang itu terlalu kecil untuk masuk dengan seluruh dunia di dalam tanganmu dan di dalam hatimu, serahlahlah semuanya. Juallah dan ikutlah Aku. 

            Dan orang muda itu sangat kaya dan makmur, dengan kedukaan di dalam hatinya, dia berpaling sebab dunia berada di dalam jiwanya dan dia tidak dapat menyerahkannya. Dia tidak dapat menyerahkannya untuk menjadi murid Tuhan.

            Anda berkata, “Pendeta, untuk perkembangan pribadi, anda tidak mengerti. Untuk menguatkan hidup anda di dunia, untuk mengembangkan semua karunia yang telah diberikan Allah kepada kita, untuk mengembangkan hal-hal ini, kita harus berbagi dengan semua hal di dalam dunia ini. Kita harus bergabung di dalamnya. Karena kita  akan berkembang dengan  melakukan hal itu.”

            Sungguhkah? Katakanlah, di sini ada seseorang yang akan mengorbitkan dirinya. Dia akan berkembang dengan luar biasa di dalam kepribadian dan karakter. Dan dia pergi ke mana saja kakinya membawanya. Dan tangannya memegang segala sesuatu yang dapat disentuh oleh jarinya. Dan matanya tertuju kepada segala sesuatu yang dipilih untuk dilihatnya.

            Dan jenis orang apakah dia? Dia tidak memiliki karakter sama sekali. Itu adalah hal yang pertama tentang dia. Dan Dia masuk ke dalam hidup yang tidak penuh dan berkelimpahan, tetapi gagal, dan hal itu meneteskan sebuah kelelahan alami ke dalam neraka. Anda tidak dapat melarikan penghakiman dari Yesus dan dari Paulus. Anda tidak dapat.

            Seseorang berkata, “Tetapi, pendeta, untuk berdiri sendirian, untuk dilewati. Untuk ditinggalkan.” 

            Saya sering berpikir bahwa ketakutan yang melanda orang muda kita, dia tidak dapat diterima dalam kehidupan sosial. Ketika saya bertambah dewasa, menjadi seorang pendeta sepanjang waktu. Saya harus mengubah pikiran saya. Saya harus mengubah pikiran saya. Hal itu mungkin sebuah ketakutan bagi orang muda, dan tidak kurang juga menjadi ketakukan bagi pria dan wanita.  

            Ada orang-orang yang berkata, “Tetapi Pendeta, bisnis saya tergantung pada partisipasi saya dan keikutsertaan saya.”

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.