BAGAIMANAKAH SEHARUSNYA ORANG KRISTEN BERPAKAIAN
(HOW THE CHRISTIAN SHOULD DRESS)
Dr. W. A. Criswell
06-11-55
1 Korintus 11:1-16
Saat kita mulai membahas 1 Korintus pasal 11, saya berdoa agar Tuhan menolong saya, karena saya tidak pernah memiliki sebuah pasal yang seperti itu untuk dikohtbahkan di dalam hidup saya.
Judul dari khotbah ini adalah: Bagaimana Perempuan Seharusnya Berpakaian. Dapatkah anda membayangkan seorang di dalam pikirannya, dengan semua panca inderanya, bangun dan berkhotbah tentang sesuatu yang seperti itu? Tetapi kita telah menetapkan pikiran kita untuk berkhotbah melalui Alkitab. Dan kita belum pernah melompati suatu bagian.
Dan sekarang, ketika saya tiba di surat 1 Korintus pasal sebelas, saya tidak pernah mendapat pencobaan yang besar untuk melewati sesuatu di dalam hidup saya, sama seperti ketika saya ingin melompati bagian ini. Tetapi saya berkata, “Tuhan, yang menolong orang bodoh, ingatlah aku.” Jadi kita akan mulai. Kita akan memulainya.
Lalu, bagian itu dibagi. Semua bagian ini, di dalam surat 1 Korintus, dari pasal sebelas hingga pasal empat belas, di bagian tengah dari surat ini, berkaitan dengan bagaimana anda mengatur ibadah anda. Mereka memiliki masalah-masalah di dalam jemaat itu: Apa yang harus dilakukan oleh perempuan, apa yang harus dilakukan oleh pria, bagaimana melaksanakan ordinansi-ordinansi, bagaimana sikap anda di dalam melayani Allah di ibadah umum. Hal-hal itulah yang dijelaskan oleh pasal-pasal ini: 11 hingga 14.
Dan bagian yang pertama dari hal ini berkaitan dengan pakaian wanita. Sekarang kita akan membacanya. Kita akan melihat bagian itu. Kemudian, sebagaimana Tuhan akan menolong saya, saya akan berusaha dengan seluruh kemampuan saya untuk membuat beberapa keterangan yang sederhana berkaitan dengan hal itu. Dan jika anda tidak memiliki seorang pendeta di sini pada Minggu berikutnya, anda akan tahu apa yang telah terjadi kepada saya.
Lalu bagian itu dimulai seperti ini—1 Korintus pasal sebelas: “Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.” Dan ayat itu menjadi bagian penutup dari pasal yang sebelumnya.
Lalu, dia memulai:
Aku harus memuji kamu, sebab dalam segala sesuatu kamu tetap mengingat akan aku dan teguh berpegang pada ajaran yang kuteruskan kepadamu.
Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah.
Tiap-tiap laki-laki yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang bertudung, menghina kepalanya.
Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perempuan yang dicukur rambutnya.
Sebab jika perempuan tidak mau menudungi kepalanya, maka haruslah ia juga menggunting rambutnya. Tetapi jika bagi perempuan adalah penghinaan, bahwa rambutnya digunting atau dicukur, maka haruslah ia menudungi kepalanya.
Sebab laki-laki tidak perlu menudungi kepalanya: ia menyinarkan gambaran dan kemuliaan Allah. Tetapi perempuan menyinarkan kemuliaan laki-laki.
Sebab laki-laki tidak berasal dari perempuan, tetapi perempuan berasal dari laki-laki.
Dan laki-laki tidak diciptakan karena perempuan, tetapi perempuan diciptakan karena laki-laki.
Sebab itu, perempuan harus memakai tanda wibawa di kepalanya oleh karena para malaikat.
Namun demikian, dalam Tuhan tidak ada perempuan tanpa laki-laki dan tidak ada laki-laki tanpa perempuan.
Sebab sama seperti perempuan berasal dari laki-laki, demikian pula laki-laki dilahirkan oleh perempuan; dan segala sesuatu berasal dari Allah. Pertimbangkanlah sendiri: Patutkah perempuan berdoa kepada Allah dengan kepala yang tidak bertudung?
Bukankah alam sendiri menyatakan kepadamu, bahwa adalah kehinaan bagi laki-laki, jika ia berambut panjang, tetapi bahwa adalah kehormatan bagi perempuan, jika ia berambut panjang? Sebab rambut diberikan kepada perempuan untuk menjadi penudung.
Tetapi jika ada orang yang mau membantah, kami maupun Jemaat-jemaat Allah tidak mempunyai kebiasaan yang demikian. Sela. Amin.
Lalu, ayat berikutnya, dia mulai berbicara tentang Perjamuan Tuhan.
Baiklah. Kita akan kembali dan melihat apa yang disampaikan oleh Paulus. Yang pertama dia mulai dengan sebuah kata-kata pujian. Dia berkata: “Aku harus memuji kamu, sebab dalam segala sesuatu kamu tetap mengingat akan aku dan teguh berpegang pada ajaran, paradoseis. yang kuteruskan kepadamu.” Anda memiliki terjemahan di sini dengan kata “ajaran”—paradoseis.
Kamu telah memegang seluruh instruksi-instruksi itu, ritual-ritual, doktrin-doktrin, aturan-aturan dalam penyembahan ilahi, ordinansi-ordinansi, bagaimana untuk memelihara sebuah jemaat di dalam kesopanan dan perintah. Kata paradoseis termasuk segala sesuatu: semua tradisi-tradisi itu, instruksi-instruksi, peraturan yang telah diberikan kepada mereka.
Lalu dia berkata, “Aku harus memuji kamu, sebab dalam segala sesuatu kamu tetap mengingat akan aku dan teguh berpegang pada ajaran, yang kuteruskan kepadamu.” Tetapi kemudian, mereka memiliki sedikit masalah di Korintus. Tetapi, sekarang dia akan berbicara tentang hal sepele yang pernah anda pikirkan. Dia akan berbicara tentang apa yang harus dikenakan oleh wanita, apa yang harus dia kenakan di atas kepalanya ketika dia pergi beribadah, ketika dia pergi ke gereja.
Tetapi dia melakukannya dengan cara yang sangat tidak biasa. Sebelum dia membicarakan hal itu, berbicara tentang masalah-masalah di Korintus—sebelum dia memulainya, dia memulainya dengan beberapa dasar doktrin utama atas peraturannya yang merupakan dasar dari praktek jemaat: “Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah.”
Dia memulai dengan sebuah prinsip doktrin yang luar biasa sebelum dia mulai mengaplikasikannya kepada hal lama yang sangat sepele tentang bagaimana seorang perempuan harus berpakaian. Dan khususnya apa yang harus dia kenakan di atas kepalanya ketika dia pergi ke gereja.
Lalu, bolehkah saya berhenti di sana, dan juga menunjukkan sebuah prinsip yang besar di dalam Alkitab ini? Dan hal itu adalah ini: Bahwa, bagi Allah, tampak jelas tidak ada hal-hal yang sepele. Di dalam pandangan Allah, tidak ada sesuatu yang besar atau sesuatu yang kecil. Semuanya berada di bawah pandangan Allah serta pemeliharaan Allah. Tuhan memiliki kepedulian yang sama tentang hal-hal yang signifikan dan hal-hal yang sepele dan hal-hal yang tidak penting dari kehidupan tebusanNya sama seperti Dia memiliki semua hal-hal yang besar, hal-hal yang hebat yang melanda kita di dalam hidup. Bagi Allah mereka semua sama. Naik dan naik, dan naik atau turun dan turun dan turun, itu adalah sama bagi Dia.
Saya menemukan bahwa di dalam alam semesta yang diciptakan Allah, prinsip utama yang sama, yang membentuk bumi merupakan prinsip yang sama yang membentuk tetesan air, sebuah tetesan hujan. Menit yang sama dan kepedulian yang tanpa batas yang akan anda temukan di dalam sistem tata surya juga akan anda temukan di dalam dunia elektronik Allah, elektron dan neutron, yang berputar di sekitar sebuah nukleus. Anda tidak menemukan suatu perbedaan di dalam karya Allah yang sangat kecil dari pada apa yang akan anda temukan di dalam hal yang luas dan tidak terbatas serta tidak terukur.
Itu merupakan hal yang sama tentang kepedulian Allah dan karya Allah serta pengawasanNya terhadap kita. Tidak peduli apa pun itu—bagaimana anda berpakaian, sebagai contoh—hal itu ada di bawah mata Allah dan pengawasan Allah.
Jadi ketika Paulus di sini, mulai berbicara tentang hal ini, dia memulai di atas sebuah prinsip yang besar. Yang pertama, saya ingin anda tahu perkataannya bahwa “Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah.”
Lalu, dia memiliki sebuah urutan di sini: Allah, Kristus, laki-laki, dan perempuan
Lalu, anda melihat hal ini dan berkata, “Itu adalah hal yang sulit sekarang.” Tidak. Yang pertama, laki-laki yang di sini, yang dia sedang bicarakan, haruslah laki-laki Kristen. Dia adalah seorang laki-laki yang tunduk kepada Kristus, yang taat kepada Tuhan. Dia adalah orang Kristen.
Lalu, perempuan yang ada di sini, yang menjadi milik laki-laki itu, yang merupakan istrinya—bahwa perempuan itu tidak diturunkan derajatnya dengan menjadi milik laki-laki itu, sama seperti laki-laki yang tidak diturunkan derajatnya dengan menjadi milik Kristus. Laki-laki diangkat. Dia menemukan persefektif yang mulia dan kemampuannya yang terbaik di dalam Tuhan Yesus Kristus, Jadi perempuan akan menemukan martabatnya dan tempatnya di dalam keluarga, di dalam tatanan sosial, di dalam masyarakat, berdasarkan kelayakan dan kepatutan dari suaminya. Sebab bagi dia, untuk mengikuti dan mengasihi seorang pria yang hebat dan layak tidak merendahkan dia, tidak lebih dari pada seorang laki-laki yang mengasihi dan mengikuti dan tunduk kepada Kristus. Jadi dia memiliki sebuah urutan di sini: “Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah.”
Lalu, setelah meletakkan prinsip yang utama itu, lalu dia memulai tentang hal ini di dalam jemaat Korintus:
Tiap-tiap laki-laki yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang bertudung, menghina kepalanya.
Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perempuan yang dicukur rambutnya.
—sama seperti jika dia memotong rambutnya.
Sebab jika perempuan tidak mau menudungi kepalanya, maka haruslah ia juga menggunting rambutnya. Tetapi jika bagi perempuan adalah penghinaan, bahwa rambutnya digunting atau dicukur, maka haruslah ia menudungi kepalanya.
Kemudian, di sana ada dua bagian besar, di dalam penyembahan mula-mula di jemaat-jemaat Kristen kuno: Yang pertama adalah doa, dan yang lainnya adalah bersaksi, untuk berbicara bagi Tuhan. Di sini diterjemahkan dengan “bernubuat.” Itu adalah sebuah kata sederhana yang disebut ta prophēteuō, “untuk berkata-kata”—untuk berbicara, untuk bersaksi. Lalu, di dalam jemaat Korintus, kelompok yang primitif itu, kelompok yang mula-mula itu memiliki dua hal yang umum: Mereka berdoa bersama-sama dan mereka saling mendorong satu sama lain di dalam kesaksian.
Lalu di dalam dunia Yunani kuno, secara universal, setiap wanita memiliki sebuah martabat dan sebuah penerimaan sosial, ketika dia muncul di hadapan umum, dia mengenakan sebuah selendang di sekitar pundaknya. Dan ketika dia melangkah ke jalan dan ke hadapan umum, dia menarik sebuah sudut selendangnya dan mengenakannya di atas kepalanya untuk menutupinya.
Itu adalah sebuah penerimaan sosial untuk dilakukan secara universal di dalam dunia Yunani kuno. Dan merupakan sesuatu yang memalukan bagi perempuan untuk mencukur kepalanya—dan tidak ada wanita di dunia di mana saja yang akan mencukur kepalanya, sebab jika ia mencukur kepalanya, itu merupakan sebuah hal yang memalukan. Dia akan merasakannya.
Jika itu merupakan sebuah hal yang memalukan, katanya, jika perempuan memotong rambutnya dan mencukur kepalanya, Paulus berkata bahwa itu merupakan sebuah hal yang memalukan jika anda hidup di dalam dunia Yunani, jika perempuan tidak menudungi kepalanya. Dan itu sangat universal pada masa itu dan di dalam dunia Yunani. Dan bagi wanita yang muncul dengan kepala yang tidak ditudungi, sama dengan menyatakan kehinaannya. Dia merupakan seorang wanita yang memiliki nama buruk.
Lalu, Paulus berkata bahwa ketika seorang wanita Kristen muncul, anda muncul sesuai dengan kebiasaan orang yang memiliki jenis kelamin yang sama dengan anda dan sesuai dengan masa di mana anda hidup. Dan jika merupakan sebuah kebiasan bagi wanita untuk menudungi kepalanya—dan untuk memiliki kepala yang tidak ditutupi adalah sama dengan pernyataan bahwa dia merupakan perempuan yang memiliki nama yang buruk—dia tidak berada di dalam kebebasan orang Kristen untuk mengabaikan budaya sosial itu, tetapi dia harus menuruti hal itu.
Lalu, Paulus melanjutkan: Sama seperti seorang lak-laki, bahwa aturan itu tidak diterapkan kepadanya.
Sebab laki-laki tidak perlu menudungi kepalanya: ia menyinarkan gambaran dan kemuliaan Allah. Tetapi perempuan menyinarkan kemuliaan laki-laki.
Sebab laki-laki tidak berasal dari perempuan, tetapi perempuan berasal dari laki-laki. Dan laki-laki tidak diciptakan karena perempuan, tetapi perempuan diciptakan karena laki-laki.
Lalu, hal pertama yang saya temukan di sana adalah bahwa Paulus percaya catatan Kejadian secara literal. Itu bukan merupakan legenda alegoris. Itu bukan sebuah cerita kosong yang disampaikan di depan api unggun oleh suku Badui itu secara berulang-ulang—tidak bagi Paulus. Itu adalah Firman Allah.
Paulus berkata bahwa catatan Kejadian, bahwa laki-laki diciptakan dalam rupa dan gambar Allah, dan bahwa Allah menciptakan perempuan berasal dari laki-laki. Paulus mempercayai hal itu kata demi kata, suku kata demi suku kata.
Lalu, dia berkata di sini—dan itu merupakan sebuah hal yang luar biasa—dia berkata: “Sebab laki-laki menyinarkan gambaran dan kemuliaan Allah.” Ilmu pengetahuan ini kadang-kadang menakutkan kita. Mereka ingin menakuti kita dengan dugaan mereka mempelajari kekafiran. Minggu ini saya membaca sebuah buku yang diberikan kepada saya. Dan penulisnya adalah seorang astronomi yang terkemuka. Dan dia berbicara tentang alam semesta yang nampak di luar, jika anda berdiri di atas Saturnus atau Neptunus atau Pluto atau di atas salah satu bintang-bintang itu.
Dan dia sedang meremehkan fakta bahwa, di dalam beberapa tempat itu, bumi akan terlihat seperti sebuah hal yang sangat kecil, seperti cahaya kerlap kecil yang tampak samara yang muncul di atas horizon planet yang di atasnya anda berdiri, mungkin dua tingkatan dan menghilang lagi dan muncul sekali-kali dalam sebuah siklus bintang. Dia sedang membuat lelucon planet ini dan dikaitkan dengan bagaimana manusia memandang diri mereka.
Dan mereka mengambil hal astronomi yang kecil itu yang kita sebut bumi dan ciptaan kecil yang berada di atasnya yang disebut manusia. Dan karena ukuran yang sangat besar itu yang membuat manusia sama sekali tidak berarti. Dan bahwa Allah memperhatikan dia merupakan hal yang sangat menggelikan.
Tetapi inilah kebenaran dari dunia: Allah menciptakan sebuah samudera. Itu benar. Allah menciptkan plamet-planet ini. Dan hal itu benar. Allah menciptakan siklus dari bintang yang sangat besar ini. Dan itu benar. Tetapi tidak ada satupun dari mereka yang di dalamnya terdapat rupa dan gambar Allah sendiri. Tidak ada satu pun.
Jika Allah telah menciptakan 5.000.000 samudera, mereka tetap hanyalah air. Jika Allah menciptakan 500.000.000.000.000 alam semesta, mereka tetap hanya kumpulan materi yang sangat besar, bahan-bahan yang terdiri dari molekul-molekul. Hanya itu.
Mereka tidak dapat mengasihi Allah. Bagaimana mungkin sebuah samudera dapat mengasihi Allah? Bagaimana mungkin? Bagaimana mungkin Allah mengajar semua itu. Bagaimana mungkin sebuah planet memikirkan pikiran-pikiran Allah? Sebuah samudera, sebuah rangkaian pegunungan, sebuah bintang tidak dapat membuat sebuah keputusan untuk mengasihi dan mengikuti Allah.
Alkitab berkata, dan itu adalah firman Allah yang hidup—bahwa Allah di dalam rupa dan gambarnya, dan di dalam keserupaanNya, jiwa dari seorang manusia. Dan manusia itu dapat mengasihi Allah.
Dan betapapun besarnya alam semesta yang berada di sekitar kita dan di atas kita serta di bawah kita, hanya manusia yang telah diciptakan Allah yang dikasihi oleh Allah. PerhatianNya, jiwaNya, tanganNya, hatiNya selalu mengarah kepada kita. Kita berada di dalam rupa dan gambarNya.
Dan perempuan menyinarkan kemuliaan laki-laki. Jika laki-laki seorang raja, dia adalah ratu. Perempuan merefleksikan martabat dan pengaruh serta kedudukan sosial laki-laki. Dan laki-laki akan direfleksikan di dalam perempuan. Itulah Firman Allah. Allah telah menciptakannya seperti itu. Dan itu merupakan sesuatu yang indah dan penuh berkat serta hal yang mulia berdasarkan kehendakNya.
Kemudian Paulus berkata: “Sebab itu, perempuan harus memakai tanda wibawa di kepalanya oleh karena para malaikat.” Dan saudara yang terkasih, saya telah melihat tinggi dan rendah dan naik turun, muka dan belakang. Saya telah menyaring segala sesuatu yang dapat saya saring dan saya tetap tidak tahu apa makna dari hal itu. Dan saya tidak tahu apa yang harus disampaikan kepada anda.
Ada tiga ayat yang sukar di dalam Alkitab—tiga bagian yang sulit yang membebani para sarjana dan setiap sarjana teologia yang cerdas yang pernah hidup. dan ini adalah salah satu di antaranya: “Sebab itu, perempuan harus memakai tanda wibawa di kepalanya.” Kata yang paling dasar “kuasa,” exousia, itu adalah sebuah terminologi yang asing untuk digunakan. Menutupi kepalanya merupakan sebuah tanda kekuasaan, wibawanya. Dan dia harus memiliki exousia itu, penutup di atas kepalanya, karena para malaikat.
Beberapa orang mempelajari hal itu, dan mereka berkata itu maksudnya adalah gembala jemaat dan para petugas jemaat dan para diaken jemaat. Dan beberapa dari mereka berkata Tidak, kata “malaikat” berari pembawa pesan. Itulah maknanya secara literal “pembawa pesan,” yang menghitung para pengunjung gereja. Yang lain berkata itu maknanya adalah malaikat, sama seperti malaikat kemuliaan. Anda tahu, ketika anda datang bersama-sama ke gereja, Tuhan berada di sana dengan tidak kelihatan dan malaikat berada di sana dengan tidak kelihatan. Jadi berdasarkan kehadiran mereka, wanita harus berpakaian sama seperti bagaimana seharusnya dia berpakaian.
Itu adalah sebuah jenis ide yang sama, seandainya jika dia berada di pengadilan Inggris. Dia harus berpakaian dengan pantas untuk dihadapkan kepada raja atau ratu. Jadi, ketika kita datang ke gereja, kita harus berpakaian demikian, karena kita muncul di hadapan Allah dan Kristus dan para malaikat.
Hanya itu yang saya tahu untuk disampaikan tentang hal itu. Hanya itu. Sekarang, mari kita lanjutkan. Mari kita lanjutkan dengan cepat:
Namun demikian, dalam Tuhan tidak ada perempuan tanpa laki-laki dan tidak ada laki-laki tanpa perempuan.
Sebab sama seperti perempuan berasal dari laki-laki, demikian pula laki-laki dilahirkan oleh perempuan; dan segala sesuatu berasal dari Allah.
Dia berkata, “Lalu, jangan berdebat tentang tempat laki-laki dan tempat perempuan. Mereka memiliki sebuah tempat yang setara, di mana mereka saling melengkapi satu sama lain. Mereka sama seperti dua belahan bumi yang terluka ketika kamu menarik mereka secara terpisah.”
Ada sebuah harmoni di dalam natur, yang telah dibuat Allah—natur dari dunia. Ada sebuah harmoni di dalam natur anugerah. Allah yang menciptakannya. Yesus Kristus ttelah lahir dari seorang perempuan. Dia berasal dari “keturunan perempuan”—seorang laki-laki tidak memiliki bagian di dalam pembentukan Tuhan Yesus Kristus. Dan mereka saling melengkapi satu sama lain. Anda tidak dapat memiliki seorang laki-laki tanpa seorang perempuan. Dan anda tidak dapat memiliki seorang perempuan tanpa laki-laki. Paulus berkata, kita semua satu di dalam Allah.
Kemudian dia kembali kepada hal itu:
Pertimbangkanlah sendiri: Patutkah perempuan berdoa kepada Allah dengan kepala yang tidak bertudung?
—tanpa sebuah penutup di atas kepalanya.
Bukankah alam sendiri menyatakan kepadamu, bahwa adalah kehinaan bagi laki-laki, jika ia berambut panjang.
Para pria yang memiliki rambut panjang, untuk sebagian besar, merupakan pesolek Yunani dan prajurit Inggris yang berkuda. Mereka diterima oleh orang-orang sebagai pesolek dan feminim. Laki-laki tidak memiliki rambut panjang. Itu adalah sebuah kehinaan bagi mereka. Mereka tidak memiliki rambut panjang. Allah tidak membuat hal yang seperti itu.
Tetapi adalah kehormatan bagi perempuan, jika ia berambut panjang. Sebab rambut diberikan kepada perempuan untuk menjadi penudung. Paulus sedang membandingkan hal itu dengan alam itu sendiri. Dia berkata bahwa alam sendiri membuat wanita untuk memiliki sebuah penutup di atas kepalanya. Rambutnya lebih indah, lebih mewah dan lebih mampu untuk di atur dan dihias dari pada rambut seorang laki-laki.
Hal yang dapat anda lihat di dalam diri seorang laki-laki adalah, apakah dia memiliki rambut atau tidak? Itu mungkin berwarna pink atau hijau atau sesuatu yang lainnya. Tidak ada masalah dengan rambut seorang laki-laki. Apakah dia memilikinya atau tidak? Hanya itu. Dan hal itu bukanlah suatu masalah.
Tetapi rambut seorang wanita—ah, ia berubah menjadi kelabu? Maka ia pasti dicat. Apakah itu rapuh? Maka ia harus disikat dan ke dalamnya digosokkan minyak dan semua hal itu. Dan hal itu baik dan bukanlah suatu masalah. Paulus berkata, kemuliaaan seorang wanita adalah rambutnya, rambutnya yang indah.
Kemudian dia memotong seluruh diskusi itu: “Tetapi jika ada orang yang mau membantah”—jika dia jika dia tidak menyukai hal ini, jika dia suka berdebat dan berselisih dan bertengkar dan bersungut-sungut serta cekcok, beritahukan kepadanya bahwa kami tidak memiliki kebiasaan yang tegang di dalam jemaat. Jika seseorang suka bertengkar dan tidak menyukai hal ini, dia harus mendamaikan dirinya sendiri, karena memang seperti itulah seharusnya—“Kami maupun Jemaat-jemaat Allah tidak mempunyai kebiasaan yang demikian.”
Lalu, tanda-tanda yang akan saya buat: Apa yang telah menjadi masalah di dalam jemaaat Korintus itu? Inilah yang menjadi masalahnya: Pemberitaan Injil Kristus di dunia Roma kuno merupakan hal yang paling subversif yang pernah didengar oleh peradaban dunia. Ide-ide yang baru tentang iman Kristen merupakan sesuatu yang hebat dan menarik.
Ide-ide yang baru itu merupakan sesuatu yang belum pernah didengar oleh dunia sebelumnya. Orang-orang Kristen diajar untuk melihat diri mereka sendiri, untuk melihat Allah, untuk melihat tetangga mereka, untuk melihat keluarga mereka dan anak-anak mereka, untuk melihat segala sesuatu, di dalam sebuah terang yang baru dan berbeda. Segala sesuatu telah berlalu dari mereka beserta dengan sebuah kehendak, dan segala sesuatu menjadi baru.
Sebagai contoh, bayangkanlah bagaimana hal itu pertama kali muncul bagi mereka dan bagi telinga mereka ketika pertama kali mereka mendengar tentang doktrin kesetaraan—sebuah dunia pada saat itu yang terdiri dari setengah tuan dan setengah budak—ketika mereka mendengar bahwa seorang kaisar bertanggung-jawab kepada Allah sama seperti seorang budak; ketika mereka mendengar pemberitaan injil bahwa, di dalam Kristus, tidak ada lagi orang barbar, tidak ada lagi orag Scythian, tidak ada lagi orang Yunani atau orang Roma, tidak ada lagi hamba atau orang merdeka, tidak ada lagi perempuan atau laki-laki. Kita semua bertanggung-jawab kepada Allah atas diri kita sendiri. Dan kita semuanya satu dalam Kristus. Kita semuanya saudara dalam Kristus. Bayangkanlah bagaimana bunyi dari hal itu.
Bayangkanlah bagaimana hal itu merekah di dalam hati dan jiwa seorang barbar ketika dia diajarkan, “Saya tidak akan pernah masuk ke dalam kewargaan Roma. Saya tidak akan pernah memiliki sebuah kemampuan untuk masuk ke dalam persemakmuran literatur Yunani. Tetapi Allah mengasihi saya, dan saya adalah ahli waris dari Raja. Dan bahkan di dalam pembicaraanku yang liar dan tidak terdidik, saya dapat memerintahkan telinga dari Yang Mahatinggi.” Bayangkanlah betapa injil ini sangat bermakna bagi dia.
Bayangkanlah betapa bermaknanya hal itu bagi budak, ketika hal itu menyingsing atas dia, ketika dia mengalami sakit hati oleh belenggu-belenggunya dan ketika jiwanya tenggelam ke dalam kesedihan yang tidak berpengharapan. Bayangkanlah makna dari hal itu ketika dia berpikir dan mengingat bahwa dia adalah seorang warga negara, merdeka di dalam kerajaan Allah. Dan Tuhan telah menolong dia, dan Tuhan telah menebus dia, dan Tuhan tidak melupakan dia.
Dan bayangkanlah makna dari injil ini kepada perempuan—kepada perempuan yang berada di bawah tekanan. Berdasarkan Kristus, dia bukan lagi mainan pria. Dia bukan lagi budak seorang pria. Tetapi di dalam Kristus, dia adalah sebuah jiwa yang bertanggung-jawab atas dirinya sendiri. Dan dia telah diangkat dan ditinggikan.
Saya katakan, bagaimana ide-ide baru ini muncul kepada mereka, ketika pertama kali mereka mendengarnya. Sebab setiap ide dari iman Kristen merupakan subversif kepada prinsip-prinsip yang telah dibangun oleh dunia berhala.
Dan sekarang, untuk mengaplikasikannya secara khusus kepada perempuan-perempuan ini. Di dalam dunia Yunani, tidak ada perempuan yang dapat aktif ke dalam rahasia-rahasia dari dewa-dewa Yunani, tidak ada satu pun. Sama seperti tidak ada seorang perempuan yang dapat diaktifkan ke dalam Perkumpulan Kebatinan—tertutup bagi perempuan—itulah yang terjadi dalam rahasia agama Yunani kuno: Tertutup bagi perempuan. Dan di dalam beberapa keyakinan utama yang meliputi seluruh dunia kuno seperti Mithras—merupakan sebuah hal yang tidak biasa. Ada sebuah masa ketika seolah-olah seluruh dunia akan mengikuti Mithraisme, dewa Mithras, yang saya tidak dapat jelaskan mengingat waktu kita singkat—Tidak ada perempuan yang dapat menyembah Mithras. Sama sekali tertutup bagi mereka.
Tetapi iman yang baru ini, agama Kristen, doktrin tentang Yesus ini, membebaskan dia dari belenggunya dan menjadi perempuan yang terangkat. Hal itu memberikan dia sebuah tempat yang setara dengan semua umat manusia, ketika dia mucul di hadapan Allah dan ketika dia memuji Tuhan.
Baiklah. Dan hal inilah yang telah terjadi. Di bawah doktrin yang luar biasa itu berkaitan dengan peninggian kaum ibu, peninggian istri, peninggian anak gadis, peninggian pengantin perempuan, peninggian perempuan, di bawah doktrin yang aneh dan tidak biasa itu, tetapi luar biasa, kepedulian Allah terhadap perempuan. Tetapi entah mengapa beberapa perempuan di Korintus berkata: “Dengarkanlah, kita tidak lagi dibelenggu oleh adat yang berlaku. Kita telah benar-benar bebas. Kita akan membuang budaya yang lama ini. Dan kita akan beranjak dan hidup berdasarkan kebebasan. Dan kita akan berpakaian berdasarkan kebebasan dari iman kita yang baru di dalam Tuhan Yesus Kristus.”
Dan Paulus menulis di sini, dan dia berkata: “Tidak. Seorang perempuan tetaplah seorang perempuan, sekalipun ia telah menjadi orang Kristen. Dan apapun adat yang berlaku, berdasarkan masa dan waktu dan peradaban yang di dalamnya kamu tinggal, kamu harus melaksanakan adat kebiasaan itu, sekalipun kamu adalah seorang perempuan Kristen.”
Dan ketika anda mengelilingi dunia ini, adat kebiasaan itu sangat berbeda. Ambillah contoh tentang pantalon dan rok. Di dalam beberapa negara-negara, para pria mengenakan rok dan para wanita mengenakan pantalon, seperti yang mereka pakai di Dunia Timur. Di tempat-tempat lain, para pria mengenakan pantalon dan para wanita mengenakan rok. Dan bagi seseorang yang mengenakan pakaian di salah satu daerah bisa menjadi pakaian yang sangat tidak pantas di daerah lainnya, Paulus berkata bahwa berdasarkan Roh Yesus, perempuan harus berpakaian menurut budaya dan adat yang berlaku dalam kelompok sosial, masyarakat dan peradaban dari tempat di mana dia tinggal.
Anda tidak boleh mencemoohnya karena kebebasan anda di dalam Kristus. Anda tidak boleh memisahkan diri anda dari hal itu, tetapi lebih baik untuk tetap terikat olehnya, berdasarkan budaya dan kebiasaan pada masa anda. Jika itu adalah kebiasan berdasarkan dunia yang anda tinggali, jika seseorang harus mengenakan sebuah penutup kepala ketika bepergian di tempat umum, perempuan Kristen harus mengenakan penutup kepala ketika dia berada di tempat umum. Jika dia melepaskan penutup kepalanya, maka akan dianggap sebagai perempuan yang memalukan, dan kehinaan bagi masyarakat, maka perempuan Kristen harusnya tidak membuang penutup kepala itu dan mencemoohkan budaya itu dari antara orang-orang. Kita harus berpakaian berdasarkan budaya kelompok sosial di mana kita tinggal.
Lalu, bolehkah secara singkat saya menyampaikan tentang hal berpakaian berdasarkan kebiasaan dari zaman dan masa, dan budaya serta peradaban yang di dalamnya kita hidup? Pakaian selalu mnerupakan simbol. Bahkan beberapa suku-suku di dunia yang tidak mengenakan pakaian, anda akan menemukan bahwa mereka mengenakan sesuatu. Ada budaya sosial yang lama dan tradisi sosial yang menuntun mereka. Itu adalah suku-suku yang menjadi pengecualian, sebuah persentasi yang sangat sedikit dari umat manusia. Secara umum, seluruh umaat manusia, dan saya katakan bahkan termasuk mereka, akan mengenakan pakaian. Saya katakan, itu adalah simbol. Pakaian adalah simbol dari keadaan kita telah jatuh.
Tidak ada seorang di dunia ini yang tidak malu akan ketelanjangannya.
Saya tidak berkata bahwa dia malu terhadap seluruh bagian tubuhnya. Tetapi tidak ada seorang pun di dunia ini yang tidak merasa malu atas ketelanjangannya. Dia diidentifikasikan dengan debu dan tanah tempat Allah mengambil dia dan tempat Allah mengembalikannya. Dan saya katakan, dalam permulaan, sama seperti sekarang dan sampai Tuhan datang kembali, akan ada sebuah penutup bagi tubuh manusia. Itu adalah sebuah tanda dan sebuah simbol dari dosa kita, dari kehinaan kita, dari ketelanjangan kita.
Adam dan Hawa membuat cawat dari pohon ara ketika Tuhan datang mengunjungi mereka pada hari yang sejuk. Itulah perasaan yang direspon oleh Adam dan Hawa, dengan menutupi diri mereka, merupakan sebuah respon universal untuk kesadaran diri mereka. Pakaian adalah sebuah simbol dari keadaan kita yang telah jatuh.
Pakaian adalah sebuah simbol dari jenis kelamin kita. Kita telah dibuat berbeda. Laki-laki dibuat sedemikan rupa dan perempuan dibuat sedemikian rupa. Dan di mana pun mereka hidup di dalam dunia, ada sebuah pakaian bagi laki-laki, bagi tubuhnya, bagi bangunannya. Dan ada sebuah pakaian bagi perempuan, bagi tubuhnya dan bagi bangunannya.
Dan merupakan hal yang menggelikan dan hal yang konyol bagi seseorang yang melarikan diri dari rintangan yang telah ditempatkan Allah antara bagaimana seorang perempuan telah diciptakan dan bagaimana seorang laki-laki tellah diciptakan. Pakaian mereka menyatakan perbedaan bahwa Allah telah menciptakan mereka di dalam dua pribadi.
Pakaian adalah sebuah lencana. Itu adalah pernyataan dari lingkungan seseorang, apa yang dia lakukan. Seorang prajurit berpakaian dalam sebuah cara yang tertentu dan tingkatan keprajuritan mereka. Seorang buruh tambang memakai pakaian yang tertentu.
Seorang pelayan memakai sebuah pakaian tertentu. Ada sebuah cara bagi seorang pelayan untuk berpakaian. Jika saya memiliki sebuah pernikahan yang indah di salah satu kapel yang indah ini atau di dalam auditorium yang besar ini, dan saya mengenakan seragam seorang pemaian football, orang akan berkata, “Pendeta kita sudah kehilangan akalnya. Dia gila. Dia tidak memiliki perasaan yang cocok dan tepat.” Jika saya berada di atas sini dalam sebuah pakaian jubah mandi, saya akan mempermalukan diri saya, saya akan hampir mati.
Anda tidak dapat melarikan hal-hal ini. Mereka telah dibuat Allah dengan cara demikian. Cara anda berpakaian adalah sebuah bagian dari cara Allah menggambarkan diri anda di dalam hidup. Ada sebuah cara untuk berpakaian dalam satu cara, ada masa untuk berpakaian dalam cara lain.
Dan kemudian, pemikiran saya yang terakhir, dan ini berdasarkan firman Allah: Kita harus selalu mengenakan pakaian, kita yang merupakan orang-orang Kristen—kita selalu berpakaian sesuai dengan profesi kekristenan kita. Kita tidak berpakaian dalam sebuah cara bagaimana orang lain berpakaian. Kita tidak bertingkah laku di dalam beberapa tingkah laku orang lain.
Seorang perempuan yang pergi ke tempat umum, dan mengenakan pakaian tertentu untuk menarik perhatian kepada hal-hal yang ada di dalam dirinya yang seharusnya bersifat rahasia, antara dia dan seseorang yang kepadanya telah dia serahkan seluruh jiwa dan hidupnya dan hatinya serta tubuhnya, akan menjadi tampak murahan. Jika dia mempertontonkan dirinya seperti itu, dan menjadi milik setiap orang yang ingin melihatnya dan berbagi dengannya, maka itu bukanlah kehendak Allah. Anda harus mengenakan pakaian berdasarkan komitmen kekristenan anda di dalam Tuhan.
Ketika anda pergi ke gereja, ada sebuah cara tertentu bagaimana anda harus berpakaian. Ketika anda pergi ke jalan, ada sebuah cara tertentu bagaimana anda harus berpakaian. Ketika anda muncul di hadapan umum, ada sebuah cara tertentu bagaimana anda mengenakan pakaian.
Dan seperti yang Paulus sampaikan, bahkan alam sendiri memberikan kemuliaan bagi wanita di dalam rambutnya, sebagai penutup, seolah-olah bahwa di dalam dirinya ada kesederhanaan, sebuah ketundukan diri, yang membuat dia kudus dan mulia bagi orang-orang yang mengenal dia secara intim dan mengasihi dia dengan sepenuh hati dan sepenuh jiwa—bukan menjadi perempuan yang murahan, yang ditonjolkan di hadapan umum, dan bukan milik setiap orang, dan bukan berada di atas sebuah kalendar. Tetapi, anda: kudus bagi Allah dan bagi seseorang yang telah diberikan kepada anda dalam iman dan di dalam kasih.
Saudara yang terkasih, itulah hal terbaik yang dapat saya lakukan. Semoga Allah bermurah hati bagi kita dan mengajar kita untuk berjalan dengan sopan, bagaimana berpakaian yang dapat diterima. Bagaimana berbicara dalam roh dan hati dan bahasa serta kemurahan Yesus.
Lalu, seperti yang telah saya sampaikan beberapa waktu yang lalu, saya merasakan di dalam hati saya bahwa mungkin saya membuat suatu kesalahan di dalam menafsirkannya, mungkin menyajikannya dengan sangat sederhana di mana hal itu seharusnya disajikan dengan penuh kuasa dan sangat indah—tetapi, saya merasakan, jika saya melakukan kemampuan saya yang terbaik untuk membaca Alkitab dan menyampaikan pesannya, tidak masalah apapun subyeknya, Allah akan memberkatinya, dan hal itu selalu merupakan inspirasi. Itu adalah milikNya. Itu adalah wahyuNya bagi kita. Dan tidak nmasalah, apa yang menjadi perkataan dan pesan dari masa tertentu itu, jika itu berasal dari Allah dan jika dengan sungguh-sungguh melakukan kemampuan terbaik saya di dalam membaca Firman Allah dan berusaha menyampaikannya kepada jemaat, Allah akan menghormatinya.
Jadi, sama seperti waktu-waktu lainnya, kita akan berdoa kembali: “Tuhan, sebagaimana kami telah sungguh-sungguh untuk menghormati firmanMu dan untuk menyajikan kebenaran Alkitab—Tuhan, materaikanlah hal itu sekarang. Seseorang yang akan menyerahkan hatinya kepadaMu.
Seseorang dari anda yang ingin meletakkan hidupnya di dalam jemaat ini, katakan, “Pendeta, inilah keluarga kami semua. Kami datang dan inilah kami.”
Saya telah bertanya kepada Diaken Shepherd, berapa banyak yang bergabung ke dalam jemaat pada pagi hari ini. Dia berkata bahwa ada tujuh orang yang bergabung pada ibadah delapan tiga puluh; itu adalah sebuah keluarga. Seorang keluarga yang mulia.
Dan jika Allah telah mengikat anda, anda boleh datang. “Pendeta, inilah saya, mengasihi Tuhan di dalam hati saya, sesuatu dengan pengetahuan terbaik saya, memberikan hidup saya kepada firmanNya, untuk menjadi taat, untuk berada di dalam jemaat bersama dengan anda, untuk bekerja dan untuk berdoa.
Sebagaimana Allah akan berfirman, sebagaimana Allah akan memimpin anda, anda boleh datang. Mari, datanglah, saat kita berdiri dan bernyanyi.
Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.