APA YANG DIPELAJARI PARA MALAIKAT DARI JEMAAT
(WHAT ANGELS LEARN AT CHURCH)
Dr. W. A. Criswell
27-11-83
1 Korintus 11:10
Ini adalah pendeta dari Gereja First Baptist Dallas, yang sedang menyampaikan khotbah. Khotbah ini merupakan bagian yang ketujuh dan bagian yang terakhir dari bagian doktrin utama tentang malaikat.
Dan judul khotbah kita hampir sama dengan ungkapan yang jenaka. Tetapi ketika kita mempelajari Firman Allah, hal itu bergerak di dalam sebuah dunia yang berbeda. Judul dari khotbah kita adalah: Apa Yang Dipelajari Malaikat Di Dalam Jemaat.
Yang pertama dari semua, mereka belajar tentang kita. Di dalam 1 Korintus, pasal 11 ayat 10, Paulus menulis: “Sebab itu, perempuan harus memakai tanda wibawa di kepalanya oleh karena para malaikat.” Bukankah itu merupakan sebuah pernyataan yang mengejutkan di dalam Alkitab?
Bagaian yang pertama dari 1 Korintus pasal sebelas berkaitan dengan bagaimana kita seharusnya berpakaian di dalam jemaat. Dan tentu saja ini merupakan perkataan yang ditujukan kepada perempuan—berpakaian dengan sewajarnya, yang dapat diterima, dan sederhana—bagaimana dia harus berpakaian di dalam jemaat oleh karena malaikat, demikian yang disampaikan oleh Paulus.
Para malaikat berada di sini. Mereka bersama dengan kita. Mereka memuji dan menyembah Allah seperti salah satu dari kita. Dan karena kehadiran para malaikat. perempuan harus berpakaian dalam cara tertentu: yang diterima, yang indah, sederhana dan sewajarnya.
Hal itu memimpin kita untuk menandai bahwa spesies manusia hanyalah satu-satunya dari spektrum Allah yang sangat luas dari seluruh ciptaan yang mengenakan pakaian. Kita hanyalah satu-satunya yang mengenakan jubah, yang mengenakan pakaian. Semua ciptaan lainnya telah dikenakan pakaian oleh Allah ketika mereka lahir, apakah itu seekor serangga atau seekor kumbang atau seekor ikan atau seekor unggas atau seekor burung atau seekor binatang atau seekor binatang liar atau seekor binatang melata.
Segala sesuatu yang telah diciptakan Allah tidak mengenakan pakaian. Mereka hidup atau tinggal di dalam rumah atau jubah yang ada saat mereka lahir—semuanya kecuali manusia. Hal itu mungkin untuk seekor serangga, untuk lapisannya. Utuk seekor burung, itu mungkin bulunya. Untuk seekor ikan, sisiknya. Untuk seekor binatang, mungkin saja bulunya. Tetapi hanya kita satu-satunya yang mengenakan jubah itu, yang mengenakan pakaian.
Hal itu mungkin karena kita diciptakan dalam rupa dan gambar Allah, seperti yang disampaikan oleh Alkitab. Dan Allah selalu digambarkan dengan mengenakan sebuah jubah kemuliaaan dan cahaya. Di dalam Mazmur seratus empat ayat kedua, Tuhan Allah digambarkan berpakaian keagungan dan semarak.
Orang Yahudi kuno merujuk kepada pakaian Allah sebagai shekinah kemuliaan, cahaya dan keindahan dan semarak yang dikenakan oleh Allah. Dan Tuhan Yesus Kristus juga mengenakan jubah keagungan: yang sangat indah, penuh pesona, putih dan semarak. Di dalam Kitab Matius, ketika kemuliaan Allah diperlihatkan dan Dia mengalami transfigurasi di atas gunung, disebutkan bahwa pakaianNya menjadi putih dan bersinar seperti terang.
Ketika Saulus dari Taurus, Rasul Paulus, bertemu dengan Tuhan di jalan menuju Damsyik, dia dibutakan oleh cahaya kemuliaan, Shekinah keagungan dari kehadiran Yesus. Di dalam Kitab Wahyu pasal pertama, kemuliaan Tuhan kita digambarkan. Dia sangat semarak: Air mukaNya, pakaianNya, jubahNya terang seperti cahaya matahari siang. Dan Yohanes berkata: “Ketika aku melihatNya, tersungkurlah aku di depan kakinya, sama seperti orang mati.” Di dalam Kitab Daniel, Tuhan kita digambrakan sebagai seseorang yang mengenakan jubah yang bercahaya, dalam kemuliaan, dalam pakaian yang semarak.
Para malaikat juga selalu digambarkan dalam Alkitab yang mengenakan jubah putih yang sangat terang sekali dan berkilauan. Di dalam Matius pasal dua puluh delapan, Lukas pasal dua puluh empat, Markus pasal enam belas, dan dalam Kisah Rasul pasal satu, kita memiliki gambaran dari malaikat kebangkitan—malaikat yang berada di depan kuburan sambil berdiri, ketika Yesus bangkit dari kematian—dan malaikat kenaikan yang berdiri ketika Tuhan naik ke dalam kemuliaan sorga. Dan tanpa pengecualian, para malaikat mengenakan pakaian putih yang berkilauan.
Kita telah diciptakan sama seperti mereka. Mazmur pasal delapan berkata: “Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.” Kitab Suci berkata bahwa kita diciptakan di dalam rupa dan gambar Allah. Dan ketika kita diciptakan, kita diciptakan dengan sebuah jubah dari keindahan dan cahaya dan kemuliaan dan kekudusan serta kemurnian. Kitab Kejadian pasal dua menggambarkan tentang orang tua kita yang pertama, yang berkata bahwa mereka telanjang, mereka tidak diciptakan dengan sebuah pakaian seperti binatang lain yang tekah diciptakan Allah. Sekalipun mereka telanjang, mereka tidak merasa malu. Seperti para malaikat, dan seperti Tuhan kita, dan seperti Allah Pencipta itu sendiri, orang tua kita yang pertama mengenakan dengan jubah kemuliaan, dengan cahaya, dengan keindahan, dengan kekudusan, dengaan kemurnian.
Pasal berikutnya dalam kitab Kejadian pasal tiga, berkata:
Tuhan Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk
—untuk mengunjungi manusia dan menyenangkan merekaa di sisiNya. Dan ketika Dia mencari mereka, Dia tidak menemukan mereka—
Dan Tuhan Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?"
Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi." Firman-Nya: "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?"
Di dalam dosa, di dalam pemberontakan, kita telah kehilangan jubah kekudusan dan kemurnian dan terang dan kemuliaan. Dan kita menemukan diri kita telanjang dan malu.
Tidak seorangpun orang kafir yang hidup, dan orang tidak percaya yang hidup yang tidak menanggung kesaksian setiap hari, tentang kebenaran Tuhan Allah Yang Mahatinggi bahwa kita adalah manusia yang telah jatuh di dalam dosa dan pemberontakan. Dan kita malu atas ketelanjangan kita. Tidak terkecuali anda. Kita semuanya. Jika saya mengundang anda: datang dan berdiri bdi dekat saya dan tidak mengenakan pakaian dan berdiri di sini, di depan kami, dengan telanjang, maka anda dan semua orang akan merasa malu.
Di dalam pembicaraan dengan Corrie Ten Boom, saya sangat terkesan dengan salah satu, yang saya duga tidak diperhatikan oleh orang lain. Dia berkata, “Hal yang paling hina dan yang paling merusakkan dari semua hal yang yang saya tahankan selama berhari-hari dan bertahun-tahun di kamp konsentrasi Nazi adalah hal ini. Prajurit-prajurit Nazi melucuti pakaian kami dan membariskan kami di hadapan mereka dengan telanjang.” Dan dia berkata, “Itu merupakan sebuah hal yang sangat memalukan.” Dosa dan pemberontakan dan ketidaktaatan telah mengambil dari kita, yaitu pakaian kita, jubah cahaya dan keagungan dan keindahan dan kekudusan serta kemurnian kita.
Kemudian Alkitab berkata bahwa Tuhan Allah mengambil kulit binatang dan memakaikannya kepada manusia itu dan istrinya untuk menyembunyikan rasa malu mereka dan ketelanjangan mereka. Di Taman Garden, Tuhan membunuh binatang yang tidak bersalah dan mencurahkan darah mereka, bumi pertama kali meminum sampai habiskorban pertama atas dosa.
Dan dari pengorbanan binatang yang tidak bersalah itu, Allah menutupi ketelanjangan dari manusia yang pertama dan istrinya. Dan itulah kata Ibrani untuk penebusan. Kaphar adalah kata yang biasa dari bahasa Ibrani untuk “menutupi.” Dan kata itu diterjemahkan dengan “penebusan.” Dan Tuhan menutupi rasa malu kita dan dosa kita dan pemberontakan kita dan ketelanjangan kita. Tuhan menutupinya. Dia membuat penebusan bagi kita di dalam darah dan di dalam pengorbanan, supaya kita dapat berdiri di hadapanNya, dan telah diampuni dan telah dibuat menjadi kudus dan murni dan tanpa rasa malu.
Itulah yang telah dilakukan Allah untuk kita. Dan tanda dari hal itu adalah pakaian yang anda kenakan. Setiap hari, ini adalah pesan lain dan khotbah lain dan ingatan lainnya dari apa yang telah Allah lakukan untuk kita. Kaphar: Dia mengenakan pakaian atas kita; diterjemahkan, Dia membuat penebusan bagi kita. Dan Dia telah menutupi dosa kita dan rasa malu kita dan ketelanjangan kita, sehingga kita dapat berdiri di hadapanNya dengan kudus, tanpa noda dan sudah diampuni.
Dan itulah sebabnya mengapa Rasul menulisnya di dalam Firman Suci bahwa ketika kita pergi ke gereja, di hadapan para malaikat, kita datang dengan mengenakan pakaian, memakai jubah yang sewajarnya dan berkenan kepada Allah. Itulah yang dipelajari malaikat tentang kita di dalam jemaat.
Nomor dua: Apa yang dipelajari malaikat dalam jemaat. Efesus pasal 3 ayat 9 dan 10. Bagian pertama dari Efesus pasal tiga adalah sebuah pernyataan dari Rasul Paulus. Yaitu dalam ayat 3: Dengan wahyu, Allah telah menyatakan kepadamu rahasia jemaat. Ayat 6: Yaitu bahwa orang-orang bukan Yahudi, karena Berita Injil, turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus. Kemudian dia berkata: Aku telah dibuat menjadi seorang pelayan dari sebuah rahasia yang mulia, sebuah rahasia yang dipegang Allah dalam hatiNya, hingga Dia menyingkapkannya kepada rasul-rasul kudusNya. Allah telah memilih aku sehingga aku dapat menyampaikannya kepada semua manusia. Ayat 9:
… dan untuk menyatakan apa isinya tugas penyelenggaraan rahasia yang telah berabad-abad tersembunyi dalam Allah, yang menciptakan segala sesuatu,
supaya sekarang oleh jemaat, diberitahukan pelbagai ragam hikmat Allah kepada archē pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa, exousia di sorga,
Ketika saya membaca bagain itu, sukar bagi saya untuk mempercayai sebuah pengakuan yang mengejutkan dan pernyataan yang luar biasa itu: Bahwa, oleh jemaat, diberitahukan berbagai ragam hikmat kepada archē dan exousia. Ini adalah nama-nama yang diberikan Paulus kepada tingkatan malaikat di dalam sorga.
Jemaat memberitahukan berbagai ragam hikmat Tuhan kepada para malaikat di dalam jemaat. Saya ulangi, itu merupakan hal yang sangat menakjubkan dan hampir sukar untuk dipercayai: para malaikat Allah, ciptaanNya yang pertama dan yang terdahulu. Para malaikat Allah, dalam pekerjaan, berdiri di matahari. Mereka melihat tanpa berkedip atas keberadaan ilahi itu sendiri.
Mereka melipat sayap mereka dan berseru: “Kudus, kudus, kudus.” Lalu, di sini, di dalam Alkitab, disebutkan bahwa di dalam status mereka dan di dalam posisi mereka dan di dalam keberadaan mereka—di hadapan sang Ilahi itu sendiri—mereka mempelajari berbagai ragam hikmat Allah.
Lihat lagi, di dalam Kitab Ayub. Di situ dikatakan bahwa para malaikat hadir ketika Allah menciptakan alam semesta yang kelihatan ini, ketika Dia melemparkan peta bintang ini dan galaksi Bima Sakti ini dan bintang-bintang ini serta planet-planet ini ke ruang angkasa, Ketika Dia membuat bintang-bintang bercahaya dengan cahaya keilahianNya, ketika dia menciptakan semua keindahan dan keajaiban yang dapat dilihat oleh mata kita. Ayub di dalam bagian yang anda baca, berkata, ketika Allah melakukan hal itu, ketika Dia berfirman dan membentuk alam semesta ini—di dalam bagian yang anda baca disebutkan bahwa para malaikat hadir. Dan mereka bersorak-sorak dalam ketakjuban dan kekaguman atas apa yang telah diciptakan Allah. Tetapi, sekarang ini, di dalam Alkitab menyebutkan bahwa oleh ciptaan Allah yang Mahakuasa hikmat Allah dinyatakan kepada mereka.
Dan para malaikat, tentu saja, hadir ketika Allah menciptakan bumi ini di Taman Eden, dan ketika Allah menciptakan mahlukNya yang terakhir, keberadaan yang sangat luar biasa; Ketika Tuhan menciptakan manusia dan sepasang suami istri yang berada di sisiNya dan menciptakan mereka dalam tubuh, jiwa dan roh. Dan malaikat hadir di sana. Dan mereka melihat kemurnian para penghuni Eden ini, makhluk yang kudus dan mulia serta agung. Tetapi Alkitab tidak mencatat bahwa di Taman Eden dan di dalam penciptaan laki-laki dan perempuan, berbagai ragam hikmat Allah diberitahukan kepada malaikat.
Dan di dalam seluruh catatan generasi masa lalu, di dalam revolusi yang mistikal itu, dan di dalam seluruh pelajaran masa lalu yang berada di hadapan kita dan pengenalan kita tentang sejarah manusia. Dan tidak ada ditemukan di dalam Alkitab yang berkata bahwa di dalam perkembangan umat manusia dan di dalam kisah bapa-bapa leluhur kita, di dalam pemeliharan Allah dalam kehidupan berbagai ragam hikmat Allah itu dinyatakan kepada para malaikat.
Tetapi apa yang disampaikan Alkitab adalah, bahwa di dalam jemaat, berbagai ragam hikmat Allah itu diberitahukan kepada tingakatan malaikat yang memandang kita yang hadir bersama dengan kita di dalam kumpulan yang kudus ini. Betapa merupakan sebuah konsepsi dan peninggian dari kumpulan umat Allah!
Rasul menyakatan bahwa ada sesuatu yang lebih untuk dipelajari tentang Allah di dalam jemaat dari pada di dalam seluruh ciptaan dari langit yang berada di atas kita. Ada sesuatu yang lebih untuk dipelajari tentang Allah di dalam jemaat dari pada di dalam seluruh pergantian generasi dan peristiwa hhidup. Ada sesuatu yang lebih untuk dipekajari tentang Allah di dalam jemaat dari pada segala sesuatu yang hadir di dalam kemuliaanNya dan kebesaranNya serta keagunganNya.
Rasul berkata, bahwa kebanyakan hal yang kita pelajari tentang Allah berada di dalam jemaat. Oh, sukar bagi saya untuk membayangkan hal itu. Ini adalah bangunan milik Allah sendiri. Ini adalah bait Juruselamat kita. Dan Dia membangunnya hari demi hari dengan jiwa manusia dan kehidupan manusia.
Itu adalah sebuah bangunan, bukan bangunan Yunani atau Romawi atau Gothik. Tetapi ia dibuat dari jiwa-jiwa yang telah ditebus dan diselamatkan, yang telah diregenerasikan, yang telah dilahirbarukan, yang datang kepada iman yang menyelamatkan di dalam Kristus. Dan puncak menara dari bait Allah ini, jemaatNya, menjangkau hingga ke Firdaus. Dan beberapa dari batu-batu hidup yang merupakan strukturnya ada di sana bersama dengan Dia, di atas awan-awan, di atas bintang-bintang, di atas langit ketiga, di mana Allah ada. Beberapa dari mereka berada di atas sana.
Dan beberapa di dalam bangunan Kristus yang mulia itu, bait Allah, jemaat, beberapa dari mereka berada di bawah sini. Tetapi sekalipun beberapa dari kita berada di atas sana dan berada di bawah sini, kita semua satu di dalam rumah, di dalam keluarga, di dalam Bait Allah.
Dan Allah berkata, kita belajar lebih tentang Allah, tentang anugerahNya dan tentang kasihNya dan keagunganNya dan kemulianNya di dalam jemaat dari pada yang kita lakukan di dalam seluruh ciptaan Allah yang berada di sekitar kita. Tuhan hidup di dalam umatNya. Tuhan hidup di dalam jemaatNya. Roh Kudus tinggal di dalam kumpulan orang-orang kudus Allah. Dan di dalam pertobatan dari orang-orang yang terhilang dan di dalam bangunan rumah tangga iman, Tuhan dihormati dan para malaikat bersukacita.
Itulah yang disampaikan Allah. Saya bukan penemu pesan ini. Saya adalah sebuah suara, sebuah gema. Saya hanya membaca di dalam wahyu kebenaran Tuhan. Dan saya bersujud di dalam ketakjuban dan di dalam pujian terhadap apa yang telah Allah lakukan.
Hal yang lainnya: Apa yang dipelajari oleh paara malaikat di dalam jemaat. Mereka mempelajari makna dan kisah dari penebusan dan keselamatan. 1 Petrus, pasal 1, dimulai dari ayat 9:
Karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu. Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu.
Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu.
Kepada mereka telah dinyatakan, bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, tetapi melayani kamu dengan segala sesuatu yang telah diberitakan sekarang kepada kamu dengan perantaraan mereka, yang oleh Roh Kudus, yang diutus dari sorga, menyampaikan berita Injil kepada kamu, yaitu hal-hal yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat.
Hal-hal yang para malaikat sangat berhasrat untuk mempelajarinya: Penebusan dari sebuah ras yang telah jatuh, penciptaan kembali dan regenerasi dari pemberontakan orang yang berdosa dan dunia yang telah jatuh. Bagaimana mungkin hal seperti dapat terjadi?
Lalu, apa yang Rasul Paulus tulis di sini adalah hal ini. Itu adalah sebuah jenis lukisan. Jika ada sebuah pintu terbuka di dalam sorga, bagaimana kita akan berkerumum di sekitar pintu itu untuk melihat ke dalamnya. Oh, bukankah anda senang untuk melihat ke bagian dalam kota yang mulia itu? Dan betapa banyak orang yang berkerumum di pintu itu, untuk melihat, untuk memandang ke dalamnya. “Lihat,” seseorang akan berkata, “Lihat! Di sana ada takhta kemuliaan dengan pelangi di sekitarnya. Lihat. Lihat. Di sana ada Anak Allah yang mulia. Lihat. Cahaya yang kemilauan. Di sana ada Pohon Kehidupan. Di sana ada Sungai Kehidupan. Lihat. Lihat. Lihatlah jalanan emas itu. Betapa cemerlang, betapa berkilauanya mereka. Lihat. Lihat, orang-orang kudus itu.”
Bukankah kita juga demikian? Oh, seandainya ada sebuah pintu terbuka di sorga, betapa kita akan berkumpul di sekitarnya untuk memandangnya, melihat ke dalamnya.
Ini hanyalah kebalikan. Ada sebuah pintu, yang terbuka di atas dunia yang berdosa ini. Dan para malaikat melihatnya ke bawah. Mereka berkumpul dengan jumlah yang beribu-beribu dan beribu-ribu, dan mereka memandang dunia yang berdosa ini, melihat, berhasrat untuk mengetahui bagaimana Allah akan menebus umat manusia yang telah jatuh dan terhilang ini.
Hal itu akan sama seperti hal ini. Katakanlah di sana ada sebuah kumpulan dari para penghuni sorgawi. Dan pertanyaan ini dibawa ke hadapan kumpulan itu: “Bagaimana mungkin Allah membenarkan orang-orang yang tidak beriman?Bukankah Allah telah berkata: ‘Bahwa jiwa yang berdosa harus mati, tetapi tidak mati?’ Apa yang disampaikan Allah, ketika Dia menulis: ‘Upah dosa adalah maut.” Tetapi mereka tidak mati. Bukankah Allah berkata: ‘Dia yang melanggar hukum akan mengalami kematian.’ Tetapi mereka tidak mengalami kematian. Bagaimana mungkin Allah dapata menjadi benar dan memegang hukumNya dan pada saat yang sama memaafkan para pemberontak? Bagaimana Dia dapat melakukan hal itu?”
Dan kumpulan para malaikat Allah berkata: “Kami bingung. Kami tidak tahu.” Tetapi para nabi telah menyampaikan sebuah nubuatan yang luar biasa. Mereka tidak dapat memahaminya. Seperti yang ditulis dalam Daniel pasal dua belas: “Aku mendengar tetapi aku tidak dapat memahaminya.” Para nabi tidak pernah mampu untuk mengerti kedalaman, dan keluasan dan ketinggian dan kemuliaan dari rencana penebusan Allah. Mereka hanya melihat sebagian. Pada suatu waktu, para nabi akan menulis tentang Tuhan: yang dipukuli, berdarah, menderita dan sekarat. Kemudian dalam bagian selanjutnya, mereka menulis tentang kemuliaan Allah Yang Mahakuasa. Tetapi bagaimana kedua hal itu dapat bersama-sama?
Para nabi tidak pernah mengerti. Demikian juga dengan para malaikat. Mereka melihat atas orang-orang yang berdosa, yang terhilang, yang terhukum dan takjub bagaimana Allah menyelamatkan kita. Bagaimana Tuhan telah menebus kita dan tetap benar? Dan ketika Yesus mati di Kalvari, saya membayangkan malaikat memandang ke bawah dan berkata satu sama lain: “Allah sendiri telah kalah. Setan telah menang. Israel telah membunuh putranya sendiri.”
Kemudian pada hari ketiga, Anak Allah bangkit dengan kesembuhan di dalam sayapNya. Kematian telah menghancurkan kematian. Sengat dari Naga telah menyengat Setan itu sendiri.
“Sama seperti di dalam Adam, kita semua mati. Demikian juga di dalam Kristus, kita semua dibuat menjadi hidup.” Dan apa yang telah kita hilangkan di Eden, kita memperolehnya kembali di dalam Firdaus. Sama seperti oleh satu orang, dosa masuk ke dalam dunia ini. Demikian juga oleh satu orang, kita dibebaskan dari konsekuensi penghukuman atas kejahatan kita. Dan sama seperti oleh satu orang perempuan, penipuan dan kejahatan datang ke dalam dunia ini, dan oleh wanita—putra dari seorang wanita, buah dari kandungan seorang perempuan, kita dibebaskan dan diregenerasikan dan lahir kembali.
Saya pikir, itulah sebabnya di dalam Kitab Lukas pasal lima belas, Tuhan berkata bahwa ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu berdosa yang bertobat dari pada sebuah kumpulan yang banyak dari anugerah-anugerah lainnya yang kita temukan di dalam kebaikan dan ingatan dari Tuhan kita. Para malaikat melihatnya dengan takjub dan di dalam keheranan. Mereka bersukacita. Mereka berbahagia.Dengan kemuliaan yang sukar untuk diucapkan, mereka melihat atas pertobatan orang yang berdosa: perubahan, regenerasi orang yang berdosa. Mereka bersukacita di dalam anak-anak kecil yang hatinya digerakkan di dalam kasih dan belas kasihan dan ucapan syukur kepada Yesus. Mereka bersukacita di dalam anak-anak kecil yang hatinya bergerak atas kehendak sorga dan kehendak Allah.
Malaikat melihat atas seseorang yang membanggakan dirinya, yang telah memilih untuk mengikuti sebuah jalan yang memimpin kepada penderitaan dan kekecewaan dan kadang-kadang bencana. Dan seseorang yang menundukkan kepalanya di dalam sebuah ranjang di kamar dan menangis dan berkata, “Tuhan, bermurah hatilah untukku orang yang berdosa ini.” Para malaikat melihat hal itu dan bersukacita di dalam sukacita yang sukar untuk diungkapkan dan penuh dengan rasa takjub.
Dan ketika seseorang berdiri dan berkhotbah kepada ribuan orang, atau ketika seseorang di dalam gubuk yang sederhana berlutut di atas lututnya dan membaca Alkitab serta berdoa, keduanya adalah sama, itu adalah sebuah mujijat di hadapan para malaikat Allah. Itu adalah sebuah keajaiban. Itu adalah sebuah kemuliaan. Allah berkata dibalik ciptaan dari tanganNya, di dalam sorga, adalah penciptaan jiwa, penebusan dari seseorang yang dibawa kembali kepada Allah, yang dengan rendah hati berlutut di bawah kaki Yesus, yang meminta Allah masuk ke dalam hatinya dan rumahnya dan ke dalam keluarganya.
Itulah yang dilihat oleh para malaikat di dalam jemaat. Dan inilah yang kita bagi bersama dengan mereka yang melihat kita dari dalam sorga. Itu adalah sebuah kemuliaan. Itu sama seperti sorga. Ini adalah sedikit rasa pendahuluan dari apa yang telah disediakan Allah bagi orang-orang yang mengasihi Dia.
Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.