YESUS PENGHARAPAN KITA

(JESUS OUR HOPE)

 

Dr. W. A. Criswell

 

1 Korintus 11:23

01-12-85     7:30 p.m.

 

Khotbah pada malam hari ini adalah sebuah pilihan kata kerja dari pelaksanaan Perjamuan Tuhan. Dan bagi anda semua yang sedang mendengarkan ibadah ini melalui siaran radio dan yang menyaksikannya melalui saluran televisi, pada malam ini kami melaksanakan peringatan dari memecahkan roti. Dan bagian yang kita baca merupakan kisah pelaksanaan peringatan itu, yang ditulis oleh Rasul Paulus di dalam surat 1 Korintus pasal sebelas. Dan kemudian pesan yang mengikuti hal itu adalah sebuah khotbah singkat, yang berkaitan dengan kata kerja yang digunakan Tuhan di dalam pelaksanaan Perjamuan Tuhan itu.

Di dalam 1 Korintus, dimulai dari ayat 23: “Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan …” Dengan pernyataan langsung—sangat mungkin ketika dia berada di Arab—dengan pernyataan langsung, Tuhan menyingkapkannya, membuka kepada penglihatan dari segala sesuatu dari pelayanannya: Pelasanaan Perjamuan Tuhan, makna dari kematianNya dan kebangkitanNya. Itulah yang dia maksudkan:

 

Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!" Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!" Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.

 

Dan kita hanya melihat ke dalam kata kerja yang digunakan Tuhan kita di dalam pelaksanaan peringatan perjamuan ini: “Pada malam waktu Ia diserahkan, Ia mengambil roti.” Yesus mengambil, Yesus memilih. Dan itu merupakan salah satu misteri yang luar biasa dari Injil Kristus dan kerajaan Tuhan kita: Dia yang memilih, Yesus yang mengambil, dan Yesus yang menetapkan.

Di dalam Injil Yohanes pasal lima belas ayat 16: “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Aku yang memilih kamu.”  Dan ayat sembilan belas: “Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai  miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia.” Kata kerja yang digunakan di sana adalah: eklegō—Aku telah memilih kamu.  Eklegō memiliki arti “untuk memilih keluar.” Itu adalah bentuk kata kerja. Bentuk nominatif, kata bendanya adalah eklektos, “pilihan.”  Kita dipilih oleh Tuhan. Saya membaca hal itu di dalam Alkitab. Itu adalah salah satu doktrin pewahyuan dari Firman Allah yang kudus: Doktrin pilihan, doktrin pemilihan Allah, dari seleksi Allah.

Tetapi saya tidak hanya membacanya di dalam Alkitab, saya melihatnya di dalam seluruh kehidupan manusia dan saya bingung dan tidak dapat menjelaskannya, atau masuk ke dalam apa yang saya alami atau apa yang saya lihat. Katakanlah, saya sedang berbicara kepada dua orang di meja makan siang. Saya akan berbicara kepada mereka tentang Juruselamat kita dan Tuhan kita dan pekerjaanNya. Salah satu pria akan merasa sangat tertarik dan salah satu orang lainnya akan menunjukkan sebuah sikap yang acuh tidak acuh. Entah mengapa, saya tidak mengerti—seseorang dipilih dan diseleksi dan yang lainnya tidak.

Saya telah menghubungi dua keluarga tadi malam dan istri dalam keluarga itu yang mengangkat telepon. Seorang istri, seorang ibu dalam keluarga, yang pertama tampak sangat gembira atas panggilan saya itu dan bersukacita untuk berbicara dengan saya tentang hal-hal Tuhan dan tentang keluarganya. Keluarga kedua yang saya hubungi sangat kasar dan saya dapat melihat dengan mudah bahwa dia sama sekali tidak tertarik di dalam Tuhan atau panggilan Kristus atau di dalam jemaatNya atau di dalam keluarganya yang untuk mengajarkan jalan kepada Yesus yang penuh berkat.

Bagaimana anda dapat menjelaskan hal itu? Saya tidak dapat. Saya katakan, saya bingung di hadapan hal itu. Saya tidak mengerti. Ada beberapa orang yang ketika anda membawa pesan dari undangan dan kasih dan anugerah, itu sama seperti air bagi jiwa yang haus. Itu sama seperti roti bagi orang yang lapar. Itu sama seperti cahaya bagi kegelapan. Hal itu segera saja mendapat respon yang indah. Akan ada orang lain, di dalam tempat peristiwa yang sama, di kota yang sama, berbicara dalam bahasa yang sama, tinggal di dalam jenis kehidupan yang sama, tanpa sebuah ketertarikan. 

Di dalam setiap undangan dalam setiap ibadah, akan ada orang yang sungguh-sunguh tertarik. Dan ada beberapa orang yang tidak ambil pusing atau acuh tidak acuh. Hal itu terletak di dalam tujuan elektif Allah. Hal itu terletak di dalam pilihan elektif Tuhan di dalam seluruh bumi. Yesus mengambil. Yesus yang memilih. Yesus yang menetapkan: “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Aku yang telah memilih kamu.”

Kata kerja yang kedua: “Dan ketika Dia mengukap syukur …”  Yesus memberkati. Selalu saja, tanpa terhindarkan, Yesus memberkati. Dia memberkati anak-anak, Dia memberkati rumah-rumah, Dia memberkati hati, Dia memberkati hidup, Dia memberkati pekerjaan tangan kita. Yesus memberkati. “Dan Ia mengambil roti dan mengucap syukur.” Yesus memberkati. Hal yang paling menakjubkan bagi saya tentang Tuhan kita adalah hal ini: keesokan harinya, pada jam sembilan pagi Dia disalibkan, akan tetapi saat menghadapi penderitaan dan kedukaan yang tidak dapat dihindari itu, Dia mengucap syukur; Dia memberkati dalam nama Allah. Dia memberkati tujuan yang untuknya Dia telah datang ke dunia—Yesus memberkati.

Dan, Oh Tuhan, bagaimana saya dapat berdoa bagi kami bahwa apapun peristiwa yang terjadi dalam hidup, kami dapat mengucap syukur kepada Allah dan menjadi sebuah berkat bagi orang lain. Yesus mengucap syukur, Dia memberkati, dan apa pun  penderitaan atau pencobaan atau masalah atau kehilangan atau rasa sakit yang dialami, Yesus memberkati. Dan dari peristiwa yang menyelimuti kita di dalam hidup kita, Allah memiliki tujuan yang baik bagi kita. Yesus memberkati. 

Dan, “Dia memecahkan roti.” Hal-hal yang dipecahkan: Bagaimana Allah menggunakan hal-hal yang dipecahkan. Hal itu terdapat di dalam batu karang yang dipukul di gunung Horeb sehingga air memancar keluar. Hal itu terdapat  di dalam bejana yang dipecahkan dalam pasukan Gideon yang berjumlah 300 orang yang membawa kemenangan bagi orang Israel. Hal-hal yang dipecahkan: Hal itu terdapat dalam minyak narwastu yang dipecahkan, yang membuat Tuhan sangat dibesarkan dan dikasihi. “Dan wangi Parfum itu memenuhi seluruh ruangan.” Hal-hal yang dipecahkan, Daud berkata dalam Mazmur lima puluh satu: “Hati yang patah dan remuk tidak dipandang hina oleh Allah.” Hal-hal yang dipecahkan, yang remuk; bukan di dalam keseluruhan kita dan kekuatan kita, bukan di dalam kemenangan kita yang membuat Tuhan dimuliakan. Hal itu terdapat di dalam hati kita yang remuk, di dalam tekukan lutut kita, di dalam ketundukan kita, di dalam kebutuhan kita. Dia mengambil roti dan memecah-mecahkannya—hal-hal yang dipecahkan.  

Dan, “Dia berkata, Ambillah dan makanlah.” Dia membagi-bagikannya: Tidak ada akhir di dalam kolam sumber air dari kasih dan anugerah Juruselamat kita—anugerah bagi anda dan melimpah, dan anugerah bagi saya. Sebuah mujijat dari kebaikan Allah: Dia memecah-mecahkan roti, dan 1.000 diberi makan. Dia memecah-mecahkan roti, dan 2.000 orang diberi makan. Dia memecah-mecahkan roti dan 3000, 4000, 5000 orang diberi makan. Dia dapat memecah-mecahkan roti untuk memberi makan orang banyak. Tidak ada batas untuk kedalaman atau ketinggian atau  keluasan anugerah dari Tuhan Yesus Kristus: Membagi-bagikan—membagikan semua berkat kekayaan sorga bersama dengan kita.

Dan kata kerja yang terakhir: “Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan “mendramatiskan—kamu menunjukkan kematian Tuhan—sampai Ia datang.” Ada pengharapan di dalam Yesus, usia tua dan kematian bukanlah akhir hidup kita. Tujuan dari kebaikan Allah di dalam kita bukanlah supaya kita dikuburkan di dalam kuburan. Ada sebuah pengharapan yang menakjubkan di dalam Yesus kita yang mulia. Dia akan datang kembali dan ketika Dia datang, Dia akan membawa beserta dengan Dia sebuah kemenangan yang luar biasa dan sukar untuk dilukiskan.

Tidak ada ilustrasi yang lebih hidup, yang lebih dramatis dan yang lebih indah dari pada yang terdapat dalam kehidupan Rasul Yohanes yang sudah tua, yang berusia sekitar seratus tahun, yang menjadi gembala dari jemaat Efesus. Dan di dalam tahun-tahun kehidupan pengembalaan Rasul Yohanes, pemerintah Roma membuang dia sampai mati karena kelaparan di pulau yang berbatu-batu, yaitu pulau Patmos. Dan ketika dia berada di sana—karena kasih dan kesabaran dari Tuhan Yesus—dia mendengar sebuah suara seperti bunyi sebuah sangkakala. Dan dia berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadanya, dan dia melihat Tuhan yang hidup, yang berjalan di antara ketujuh lampu dian emas—dia tidak pernah sendirian: Tuhan berada di sana. Dan ketika Yohanes melihat seluruh kehadiran dan kemuliaanNya, dia tersungkur di kakiNya sama seperti orang mati. Dan Tuhan meletakkan tangan kananNya di atas bahu Yohanes.

Seberapa sering pada masa ketika Dia hidup di dalam daging, Tuhan telah melakukan hal itu? Dia meletakkan tangan kananNya di atas bahu Yohanes dan berkata: 

"Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.

[Wahyu 2:17-18]

 Hidup kita berada di dalam tanganNya. Dia mampu dan berkuasa untuk menyelamatkan.

Dan pasal selanjutnya: Dia sedang dikuasai Roh pada Hari Tuhan. Dan lihat, sebuah pintu terbuka di dalam sorga, dan sebuah suara berkata: “Naiklah kemari.” Dan Yohanes diangkat melalui pintu ke dalam sorga, dan berada di hadapan Allah, Juruselamat kita. Dan di sana melihat seluruh keindahan kota emas itu: Rumah besar yang telah disiapkan Allah bagi orang-orang yang mengasihi Dia, wajah dari Raja agung, dan para malaikat yang sangat banyak—Dia menyebutkan mereka “berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa”—dan orang-orang kudus berkumpul di hadapanNya, yang bersama dengan Dia, pada suatu hari akan datang kembali. Betapa merupakan sebuah berkat, sebuah sukacita ilahi! Betapa merupakan sebuah pengharapan, sebuah kemuliaan, sebuah iman—Yesus Tuhan kita.

Di dalam kesempatan ini, setelah doa, dan setelah oskestra membuat jalan bagi kita, saya akan berdiri di sana, di sisi dari meja perjamuan kita. Dan jika ada seseorang dari anda yang ingin menyerahkan hati anda di dalam iman kepada Tuhan Yesus, sebuah keluarga dari anda, yang ingin meletakkan hidup anda bersama dengan kami di dalam jemaat yang luar biasa ini, jawablah semua panggilan Allah di dalam hati anda. Di dalam doa ini, buatlah keputusan itu sekarang. Kemudian, ketika kita berdiri untuk bernyanyi, dalam baris yang pertama, itu akan menjadi langkah pertama yang paling manis dan yang paling berharga yang dapat anda buat di dalam hidup anda.  

Terlebih dahulu, mari kita berdoa. Tuhan kami, di dalam kesempatan yang hening ini, mengingat kemampuan Tuhan kami yang menyelamatkan, dan anugerah yang berlimpah dari Tuhan kami untuk memberkati, kami berdoa supaya kebaikanNya dan  dan kasihNya akan menjangkau setiap hati pada malam hari ini. Dan ketika kami berdiri untuk bernyanyi, itu akan menjadi sukacita bagi para malaikat di sorga dan kegembiraan bagi hati kami di dunia ini untuk melihat orang-orang yang telah diberikan Allah kepada kami pada malam yang penuh berkat ini. Dan terima kasih Tuhan, atas anugerah yang melimpah yang membuat hati kami melimpah di dalam kasih dan pujian kepadaMu. Kami mengasihi Engkau Tuhan, dan memprersembahkan kepadaMu kekuatan dari hari-hari dari kehidupan kami di dalam pemeliharaanMu yang mulia serta namaMu yang menyelamatkan, Amin.

Sekarang, ketika kita berdiri dan bernyanyi, ketika Tuhan akan menuntun dan membuka pintu, jawablah dengan seluruh hidup anda dan kami menyambut anda!

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.