SAMPAI IA DATANG

(TILL HE COME)

 

Dr. W. A. Criswell

 

1 Corinthians 11:26

10-02-77

 

Merupakan sebuah sukacita yang tidak terbatas bagi kami yang ada di Gereja First Baptist Dallas untuk menyambut anda semua yag sedang bergabung bersama dengan kami melalui siaran televisi, bukan hanya mellaui siaran yang ada di Metropolex ini tetapi juga melalui televisi kabel di negara bagian lainnya, melalui seluruh barat daya. Saya mendengar doa anda yang penuh perhatian. Dan saya didorong oleh kata-kata yang dibawa kepada saya dari anda. Kemudian ada ribuan orang lainnya yang sedang mendengarkan ibadah ini melalui dua stasiun radio pada jam ini, yaitu KPBC dan KCBI. 

Sekali dalam tiga bulan kita melaksanakan Prerjamuan Tuhan pada pagi hari. dalam waktyu yang lain, kita melaksanakannya pada saat malam. Jika saya dapat, kita kan selalu melaksanakannya pada saat malam. Di dalam setiap bahasa di dunia, sebuah perjamuan adalah sebuah perjamuan pada malam hari. Itu bukan sarapan pagi. Bukan makan antara pagi-siang. Bukan sebuah perjamuan teh. Bukan makan sore. Itu adalah sebuah perjamuan malam.

Tetapi saya telah diminta dalam beberapa tahun belakangan ini, karena ada begitu banyak orang tua yang tidak dapat mengemudikan kendaraan pada malam hari atau tidak dapat keluar saat senja. Dan demi mereka, kita melaksanakan peringatan ini setiap tiga bulan sekali pada pagi hari. 

Lalu, pada malam ini pada jam tujuh, saya akan mulai lagi dalam Kitab Kisah Rasul. Kita telah berada di dalam pasal 9. Dan judul dari khotbah adalah “Kemuliaan dari Terang Itu.” Dan jika bisa, anda dapat membawa teman. Kita akan memiliki sebuah waktu yang hebat pada jam tujuh, berkhotbah di dalam Kitab Kisah Rasul pasal sembilan: “Kemuliaan dari Terang Itu.”

Karena peringatan Perjamuan Tuhan ini, saya akan berpaling untuk menyampaikan sebuah khotbah yang berjudul: Sampai Ia datang. Itu adalah klausa penutup dari pelaksanaan Perjamuan Tuhan ini, ketika Tuhan berkata: “Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan, kamu mendramatisasikan, kamu menunjukkan kematian Tuhan sampai Ia datang”  —achris hou elthē, “sampai Ia datang.” 

Lalu, pembacaan kita melalui Alkitab terdapat di dalam Kitab Matius pasal dua puluh enam: “Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi”—itu adalah hari yang mengikuti Paskah.  

Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata: "Di mana Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?"

Jawab Yesus: "Pergilah ke kota kepada si Anu dan katakan kepadanya: Pesan Guru: waktu-Ku hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku."

Lalu murid-murid-Nya melakukan seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka dan mempersiapkan Paskah.  

Ayat 26: Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: "Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku."

Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: "Minumlah, kamu semua, dari cawan ini.

Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.

Akan tetapi Aku berkata kepadamu: mulai dari sekarang Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur ini sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan Bapa-Ku."

—Ketika Dia datang, 

Sesudah menyanyikan nyanyian pujian, pergilah Yesus dan murid-murid-Nya ke Bukit Zaitun.

 

Ketika mereka sedang makan Paskah—terhadap latar belakang Paskah, kita berbicara tentang makna peringatan Perjamuan Tuhan. Dan di dalam kedua perayaan besar itu, hal itu adalah melihat kembali ke belakang. Melihat ke masa yang sekarang. Melihat masa depan ke hari yang mulia yang akan datang.

Kitab Keluaran pasal dua belas merupakan pelaksanaan Paskah, di mana mereka diberitahukan untuk mengambil seekor anak domba untuk setiap rumah. Dan ketika anak domba itu dibunuh, ambillah darahnya dan sapukan di atas kedua tiang pintu dan di ambang atas, di rumah di mana kamu memakannya. 

Dan apabila kamu tiba di negeri yang akan diberikan Tuhan kepadamu, seperti yang difirmankan-Nya, maka kamu harus pelihara ibadah ini.

Dan apabila anak-anakmu berkata kepadamu: Apakah artinya ibadahmu ini? maka haruslah kamu berkata: Itulah korban Paskah bagi Tuhan yang melewati rumah-rumah orang Israel di Mesir, ketika Ia menulahi orang Mesir, tetapi menyelamatkan rumah-rumah kita." Lalu berlututlah bangsa itu dan sujud menyembah.  [Keluaran 12:25-27]

… Lamanya orang Israel diam di Mesir adalah empat ratus tiga puluh tahun. 

Sesudah lewat empat ratus tiga puluh tahun, tepat pada hari itu juga, keluarlah segala pasukan Tuhan dari tanah Mesir.

Malam itulah malam berjaga-jaga bagi Tuhan, untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir. Dan itulah juga malam berjaga-jaga bagi semua orang Israel, turun-temurun, untuk kemuliaan Tuhan.  [Keluaran 12:40-42]

 

Selama seorang Yahudi adalah seorang Yahudia, dia berada di bawah perintah untuk melaksanakan Paskah. Dan hal itu peringatan pada masa lampau dan sebuah dedikasi pada masa yang sekarang dan sebuah kesudahan pada masa depan, di dalam kedatangan Tuhan.

Pada masa lalu: Pengembaraan anak-anak Isreal yang berdiam di Mesir selama 430 tahun. Dan pada akhir masa dari 430 tahun itu, genaplah waktunya bahwa seluruh umat Allah itu pergi dari negeri Mesir. Itu adalah sebuah malam untuk diperingati. Itu adalah malam Tuhan untuk diperingati ketika mereka pergi, ketika mereka dibebaskan oleh tangan Allah darai kegelapan dan perbudakan Mesir. Jadi Paskah adalam melihat kembali ke belakang. Hal ini berada di dalam peringatan tentang pembebasan Allah, ketika Dia mengambil kita dan membawa kita ke Tanah Perjanjian. 

Kemudian hal itu ada di dalam ibadahnya yang dipelihara, sebuah hal yang luar biasa pada masa sekarang:

Dan apabila kamu tiba di negeri yang akan diberikan TUHAN kepadamu, seperti yang difirmankan-Nya, maka kamu harus pelihara ibadah ini.

Dan apabila anak-anakmu berkata kepadamu: Apakah artinya ibadahmu ini?  maka haruslah kamu berkata: Itulah korban Paskah bagi TUHAN yang melewati rumah-rumah orang Israel di Mesir, ketika Ia menulahi orang Mesir, tetapi menyelamatkan rumah-rumah kita." Lalu berlututlah bangsa itu dan sujud menyembah.   [Exodus 12:25-27]

 

Ia memiliki sesuatu yang besar pada masa yang sekarang, pelaksanaan paskah. Anak-anak itu harus diajar dengan setia dan  dibawa ke dalam pendidikannya, di dalam kasih, di dalam nasehat, dan di dalam peringatan pembebasan yang telah dilakukan oleh Tuhan.

Pernahkah anda bertanya, atau pernahkah anda merasa ingin tahu, bahwa selama ribuan tahun ini, orang Isreal telah dikuburkan di dalam bangsa-bangsa dunia, yang dididik dalam budaya dan iklim dan latar belakang agama yang sangat berbeda kepada mereka dan budaya mereka yang asing? Dapatkah anda membayangkan betapa anehnya untuk tinggal di dalam sebuah kehidupan seorang Yahudi di dalam dunia berhala? Mereka tidak memiliki Sabat. Mereka tidak memiliki kepercayaan monoteistik. Mereka tidak memiliki moralitas. Dewa-dewa mereka lebih keras dan tidak bermoral dari pada umat mereka sendiri.

Bagaimanakah orang Yahudi dapat bertahan ketika dia tidak memiliki tanah kelahiran? Dia tidak memiliki kota. Dia tidak memiliki tempat. Dia dipandang sebagai orang asing dan seorang penjelajah dan seorang pengembaran. Bagaimana dia dapat bertahan? 

Jawabannya sangat jelas: “Dan apabila anak-anakmu berkata kepadamu: Apakah artinya ibadahmu ini?  maka haruslah kamu berkata.” Orang Yahudi telah hidup karena mereka dengan setia mengajar anak-anak mereka tentang Firman dan jalan Tuhan. dan perayaan Paskah memiliki sebuah makna yang luar biasa di dalam kehidupan bangsa itu, ketika mereka hidup di dalam momen yang sekarang dan masa yang sekarang ini.

Pendidikan dan pelatihan dari anak-anak kita adalah komitmen pertama yang kita miliki di hadapan Tuhan. Betapapun banyaknya hal yang ditekankan atas kita, perintah kita yang pertama adalah untuk mengajar anak itu Firman dan jalan serta kehendak Tuhan.

Kemudian, Paskah itu memiliki sebuah janji yang luar biasa tentang masa depan: 

Kemudian dari darahnya haruslah diambil sedikit dan dibubuhkan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas, pada rumah-rumah dimana orang memakannya.  [Keluaran 12:7]

 

Tetat seperti itu, darah Paskah yang ditempatkan di luar rumah di dalam bentuk sebuah salib, di sini dan di sini dan di sini. Dan itu harus ditampilkan dengan terbuka dan di hadapan orang banyak: Ini adalah sebuah rumah yang menjadi milik Allah. Ini adalah sebuah umat dan sebuah keluarga yang percaya kepada Tuhan.

Dan darah, tentu saja, sebuah janji dari masa depan kita di dalam Kristus. Makna Paskah yang tersembunyi dari mata mereka, secara pokok datang kepada kita dalam wahyu Allah yang luar biasa. Anak domba ini adalah “Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia.” Dan darah ini, di dalam bentuk sebuah salib, adalah darah yang dibawahnya kita menyembunyikan diri kita, agar kita jangan mati di dalam dosa-dosa kita yang tidak diampuni dan yang tidak dibasuh. 

Jadi Paskah memiliki sebuah masa depan yang luar biasa, untuk melihat hari ketika Kristus Tuhan Mesias akan datang. Dan demikian juga dengan raja-raja: Melihat ke depan ke Putra Dud yang hebat dan demikian juga dengan nabi-nabi, yang berbicara tentang Dia yang akan menyembuhkan kita dari segala penyakit kita, Allah telah menimpakan kepadaNya kejahatan kita sekalian. Selalu dan selamanya, nubutan dari masyarakat Yahudi untuk melihat kepada hari ketika Kritus akan datang.

Demikian juga dengan Perjamuan Tuhan, ketika di dalam perayaan Paskah, Tuhan telah menetapkannya dan di dalam ibadah peringatan itu, Tuhan telah memberikan kepada mereka dan kepada kita sebuah peringatan yang sama di dalam iman Krsiten dan di dalam jemaat Kristen:

Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus …

—malam yang sama ketika Dia makan Paskah bersama dengan murid-muridNya— 

… pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!" Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!" Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.  [1 Korintus 11:23-26]

 

Perjamuan Tuhan, peringatan Tuhan ini juga memiliki sebuah peringatan masa lalu: makanlah roti ini sebagai peringatan akan Aku dan minumlah cawan ini sebagai peringatan akan Aku. Itu adalah sebuah ibadah peringatan.

Hanya itu, tidak ada yang lain. Kita tidak diselamatkan oleh hal itu. Hal itu tidak menjembatani kepada kita suatu anugerah, yang partikular dan unik. Itu hanya sebuah ibadah peringatan. Dia minta, agar dalam peringatan itu, kita membawa kembali ke dalam hati kita tentang penderitaanNya dan pengorbananNya serta darah penebusanNya bagi kita.  

Ada dua hal tentang itu yang menekan hati saya. Yang pertama: Tuhan datang ke dalam dunia ini untuk mati bagi dosa-dosa kita. Itu adalah tujuan inkarnasiNya. 

Salah satu buku teologia yang besar dari akhir  abad sembilan belas ini ditulis oleh Dr. Albert Schweitzer.  Yang berjudul The Quest For The Historical Jesus.  Itu adalah sebuah buku yang besar dari teologi liberal—teologi rasionalis Jerman. Itu adalah sebuah standar di dalam dunia liberal itu.

Dan tesis dari Albert Schweitzer di dalam buku besar itu adalah: Bahwa Yesus mengharapkan kerajaan sorga untuk turun secara apokaluptik. Dan ketika hal itu tidak terjadi, Dia mati dalam frustasi, di dalam kekalahan dan di dalam keputusasaan.

Tidaklah demikian. Sejak dasar bumi diciptakan, Dia adalah Anak Domba Allah, yang dipersembahkan untuk dosa-dosa manusia. Dan dari semua hal-hal yang luar biasa yang disampaikan Yesus, Dia tidak pernah berkata, “Ingatlah perkataan-perkataan ini.” Dan dari semua perbuatan-perbuatan

Tetapi Dia berkata, “Ingatlah korban penebusan ini, hidupKu yang tekah dicurahkan bagimu.”

Yang kedua: ini adalah sebuah gambaran dramatis dari pembebasan kita dari dosa-dosa kita dan penghukuman Allah atas kejahatan-kejahatan kita. Bahwa keselamatan kita bersifat obyektif. 

Hal itu berada di luar diri kita sendiri. Keselamatan itu tidak bersifat subyektif. Hal itu tidak berasal dari dalam kita. Hal itu tidak di dasarkan di dalam diri saya. Keselamatan berada di luar kita. Hal itu melampaui kita. Itu adalah sebuah keselamatan obyektif. Hal itu tidak di dalam saya. Hal itu di dalam Dia.

Dan jika kita dapat mengingat hal itu, oh, betapa merupakan sebuah pertolongan dan sebuah dorongan. Sebab ketika saya melihat ke dalam diri saya, saya menjadi kecewa.

Tuhan, Tuhan! Hal itu seperti yang ditulis Paulus di dalam Kitab Roma pasal tujuh: “Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? Apa yang ingin aku lakukan, aku tidak melakukannya,” kata Paulus. Hidup saya merupakan sebuah kisah yang berakhir dalam kelemahan dan kesalahan, dan dosa, dan kejatuhan, dan ketika saya jatuh ke dalam keputusasaan ketika saya melihat ke dalam diri saya. Dan jika keselamatan saya di dasarkan atas diri saya, jika itu bersifat subyektif dan di dalam batin, maka saya adalah seperti yang disampaikan Paulus, “Aku adalah orang yang paling malang.”

Tetapi keselamatan saya berada di luar saya. Keselamatan saya adalah melampaui saya. Keselamatan saya adalah obyektif. Yaitu di dalam Dia. Bagaimanapun saya, Dia tetap benar. Dan apapun yang terjadi dengan dunia, Dia tidak pernah gagal. Dan betapa pun saya tersandung dan gemetar dan jatuh, Dia tidak pernah mengecilkan hati. Dan Dia selalu benar, dan Dia mampu serta hebat, dan Dia selalu mengawasi saya. 

Jadi, jika saya melihat diri saya, itu adalah sebuah prospek yang mengecilkan hati. Tetapi jika saya melihat Dia, itu adalah kemuliaan hadirat Allah. Dan saya berharap 10.000 kali lagi, saya dapat berkata kepada orang-orang yang saya kunjungi, ‘Angkatlah wajah anda dan pandanglah Yesus. Yang dibawah mungkin kelihatan gelap. Pandangan ke atas selalu terang. Lihatlah kepada Yesus. Pandanglah Dia.”

Itu adalah tujuan dari perjamuan Tuhan ini: Supaya kita mengangkat mata kita atas Dia. 

 

Ada kehidupan ketika engkau memandang Pribadi yang disalibkan.

Ada kehidupan pada saat itu juga bagi engkau.

Pandanglah hai orang berdosa

Pandanglah Dia yang telah disalibkan.

Atas Dia yang telah dipaku di atas kayu salib

  [ “Life for a Look,” Miss Amelia M. Hull, c. 1875]

 

Keselamatan kita adalah di dalam Dia, bukan di dalam kita. Dan kita memandang Dia dalam pujian dan kasih dan terima kasih serta ucapan syukur atas keselamatan kita dari dosa-dosa kita. 

Hal itu memiliki sebuah pandangan ke belakang, peringatan akan Tuhan. Hal itu memiliki sebuah makna pada masa yang sekarang. Kita diberi makan atas Kristus. Dia adalah roti untuk kita dan minuman bagi kita. 

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. 

Akulah roti hidup. 

Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. 

Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati.

Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.  

… Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu.

Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.   

Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman.

Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.

Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.

Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.  [John 6:47-51]

 

Tepat seperti itu, kita diberi makan atas Kristus. Dia merupakan unsur-unsur hidup bagi kita. 

Seperti yang disampaikan oleh Pemazmur: “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa…, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.” [Mazmur 1:1-2]. 

Demikianlah juga dengan kita: kita diberi makan atas Kristus, dan kita memikirkan Tuhan kita. Dan kita diajarkan di dalam cara Juruselamat kita yang mulia, dan kita dapat diajar terlalu banyak, ataupun kita tidak dapat berkumpul terlalu sering, atau pun kita dapat duduk di kaki Tuhan Yesus terlalu  lama, berpikir, meditasi, mengasihi, belajar dan patuh. 

Salah satu volume terbesar dari iman Kristen adalah karya Sheldom, yaitu In His Steps, atau, What Would Jesus Do?  Dan setiap contoh dari kehidupan yang dia lukiskan, apa yang Tuhan sampaikan dan apa yang Tuhan lakukan? Itu adalah jalan yang harus ada di dalam kita ketika kita berjalan dengan Tuhan. Dia adalah roti kita. Dia adalah minuman kita. Dia adalah kekuatan kita. Dia adalah hidup kita.

Ini adalah sebuah puisi yang ditulis oleh seseorang yang bernama Josiah Conder, yang hidup sekitar 200 tahun yang lalu. Dengarkanlah isi dari puisi itu:

 

Roti sorga, yang olehMu kami diberi makan

sebab kasihMu adalah makanan yang sesungguhnya,

biarkan jiwa kami diberi makan

dengan kebenaran dan Roti hidup ini.

Anggur sorga, darahMu adalah persediaan

berkat dari cawan pengorbanan;

Tuhan, lukaMu memberi kami kesembuhaan

ke salibMu kami melihat dan hidup:

hari demi hari dengan kekuatan yang disediakan

melalui kehidupan dari Dia yang telah mati.

Tuhan yang hidup! Biarlah kami

berakar, bertumbuh, dibangun di dalam Engkau.

 [Josiah Conder, 1824]

 

Hal itu memiliki sebuah makna pada masa yang sekarang. Kita diberi makan atas Tuhan. HidupNya untuk kita adalah manna, roti sorga, makanan malaikat. Dan Perjamuan Tuhan ini tentu saya memiliki sebuah pandangan yang luar biasa dan memandang terhadap masa depan: “Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.”

Sampai Ia datang: Kepada hari yang terakhir itu, ketika kita tinggal di dalam sebuah dunia yang baru, di dalam sebuah langit yang baru, di sebuah kota yang baru, duduk di pesta Pernikahan Anak Domba, ketika perkataan Tuhan yang benar itu digenapi: “Mulai dari sekarang Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur ini sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan Bapa-Ku.”  Melihat ke depan, melihat ke masa kesudahan zaman, ketika Tuhan akan datang. 

Lalu, di Paskah: Makan dengan sayuran pahit. Lalu, di dalam gereja kita, kita memiliki bangku kosong yang dahulu telah diduduki oleh beberapa orang. Setelah ibadah pada pagi ini, saya mendengar dua orang sedang berbicara. Ada sebuah barisan di sebelah sana, dalam ibadah delapan lima belas, setiap hari Minggu, tempat itu selalu dipenuhi oleh Dewey Hunt dengan istrinya, Bill Hunt dan istrinya, dan Dewey Hunt Sr. dan istrinya. Kita sedang mempersiapkan, pada pukul sepuluh pagi, sebuah ibadah pemakaman bagi Blossom Hunt, ibu dari kedua diaken itu dan istri dari diaken yang saleh itu, Dewey Sr. Dan seluruh jemaat, saya dapat dengan mudah mengingat orang-orang yang setia, setelah 33 tahun, siapa yang duduk di sana, dan siapa yang duduk di sana dan siapa yang duduk di sana. 

Kursi-kursi mereka telah kosong sekarang. Dan tempat di meja tidak lagi penuh. Tetapi tidak akan seperti itu selamanya. Hati kita yang sekarang jatuh ke tanah. Dan hati kita yang kadang-kadang diremukkan dalam kedukaan, tetapi tidak selamanya. Ada sebuah hari yang akan datang ketika Allah akan berbicara kepada orang-orang yang telah meninggal ini, dan mereka akan bangkit dari kematian. Dan Tuhan akan membuat benar, segala kejahatan di dunia, dan tidak akan ada lagi malam, dan tidak akan ada lagi penderitaan, dan tidak akan ada lagi kematian, dan tidak akan ada lagi tangisan dan tidak akan ada lagi air mata. Hal itu telah dijanjikan Allah kepada kita di dalam perjamuan yang indah ini serta penuh makna. Makanlah sekarang. Minumlah sekarang—sampai Ia datang.

 

Sampai Ia datang; oh, janji yang mulia!

Kepada pengembara dalam perjalanannya

Seperti cahaya bintang pagi

Menunjuk kepada sebuah hari yang sempurna.

 

Sampai Ia datang,; bisikan yang menakjubkan!

Kepada hati yang dicobai oleh penderitaan

Memberi sekilas pandang pada saat itu

Ketika air mata dunia telah kering.

 

Sampai Ia datang; oh, isyarat yang menggerakkan!

Kepada prajurit di dalam pertempuran

Memberi dorongan untuk pertempuran

Dan kegelapan saat malam.

 

Sampai Ia datang; oh, musik sorgawi!

Di tengah medley dunia

Memalingkan saya dari kesenangan yang telah disepuh

Kepada permata yang berharga.

 

Sampai Ia datang; Oh, momen yang luar biasa!

Bergerak mendekat ke arah sayap waktu

Ketika jemaat akan bangkit dengan kejayaan

Kepada perkawinannya dengan Raja.

Sampai Ia datang!

 

Sampai Ia datang; oh, biarkan saya mendengarnya!

Hingga badai kehidupan berlalu

Dan aku melihatNya dalam keindahanNya

Saat kedatangan yang telah dirindukan pada akhirnya.

 [source unknown]

 

“Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang,” sampai Ia datang. Ketika kita melihat Dia turun di atas awan, ketika langit menyusut seperti sebuah gulungan, dan Tuhan kita secara pribadi, terilhat dengan penuh kejayaan, bahkan Dia turun dalam kemuliaan, dalam kuasa yang hebat dan keajaiban.

Oh, kemuliaan dan penghiburan dan janji dari iman Kristen! Dan itu adalah milik kita selamanya, untuk dibagi bersama dengan anda, dalam dunia tanpa akhir.

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.