KARUNIA-KARUNIA MUJIZAT DARI ROH
(THE MIRACULOUS GIFTS OF THE SPIRIT)
Dr. W. A. Criswell
1 Korintus 12:4
27-11-55a
Saya sedang menyampaikan khotbah melalui Firman Allah. Kita telah berada di dalam surat satu Korintus pasal dua belas. Dan jika anda berpaling ke dalamnya, anda dapat mengikuti khotbah ini dengan mudah, surat 1 Korintus pasal dua belas. Apakah saya akan membuatnya bermakna bagi orang lain atau tidak, akan tetapi ketika saya mempersiapkan khotbah ini, ini merupakan salah satu waktu yang paling bermakna yang pernah saya miliki di dalam pembelajaran saya terhadap Alkitab. Khotbah pada hari ini berjudul: Karunia-Karunia Mujijat dari Roh.
Sekarang kita akan memulai pembacaaan kita dari surat 1 Korintus pasal pertama dimulai dari ayat empat:
Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan.
Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.
Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.
Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.
Kemudian diikuti oleh bagian yang berbicara tentang tubuh Kristus, yang mana jemaat disamakan dengan tubuh manusia yang memiliki banyak anggota, tetapi seluruh anggota bekerja bersama-sama untuk membuat sebuah kesatuan yang hidup.
Lalu, kita ambil kembali di ayat dua puluh tujuh setelah dia berbicara tentang tubuh dan banyak anggota yang membentuk satu tubuh, jadi kita yang banyak ini merupakan satu tubuh di dalam Kristus. Sekarang dari ayat dua puluh tujuh:
Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya. Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh.
Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, atau untuk menyembuhkan, atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh?
Itu adalah bagian yang kita baca. Di dalam bagian ini, Paulus telah mendaftarkan dua kelompok, dua daftar tentang karunia-karunia yang diberikan oleh Roh Kudus. Daftar yang pertama terdapat dalam pasal dua belas ayat delapan sampai ayat sebelas. Daftar yang lain terdapat dalam pasal yang sama, yaitu di ayat dua puluh delapan sampai ayat tiga puluh. Jadi, ada dua daftar dari karunia-karunia Roh dan keduanya tidak sama. daftar itu berbeda.
Baiklah ini adalah salah satu perbedaannya. Anda lihat dalam daftar yang pertama, ayat 28 sampai 30, dia memberikan daftar karunia-karunia Roh berdasarkan kepentingan mereka. Karunia yang tertinggi dari Roh Kudus Allah adalah menjadi seorang rasul. Yang kedua adalah menjadi seorang nabi. Yang ketiga adalah menjadi seorang pengajar; yang keempat adalah melakukan mujizat-mujizat, yang kelima adalah menjadi seorang penyembuh; yang keenam adalah yang menjadi pelayan; selanjutnya adalah karunia memimpin, selanjutnya adalah membedakan bahasa roh. Jadi, dia mendaftarkan karunia-karunia Roh itu berdasarkan kepentingan mereka.
Lalu, di dalam ayat delapan hingga ayat sepuluh, dia mendaftarkan karunia-karunia Roh di dalam urutan berdasarkan frekuensi mereka. Yang pertama, kata-kata hikmat; yang lainnya, pengetahuan; yang lainnya, iman; yang lainnya, karunia penyembuhan; yang lainnya, mengadakan mujizat-mujizat; yang lainnya bernubuat; yang lainnya membedakan bermacam roh; yang lainnya berkata-kata dalam bahasa lidah; dan yang lainnya membedakan bahasa lidah. Anda akan mencatat karunia-karunia merupakan yang terakhir berdasarkan kepentingannya yaitu dalam ayat dua puluh delapan, dan yang terakhir berdasarkan frekuensinya di dalam ayat delapan sampai sepuluh.
Lalu ada cara lain, bagi kita dalam melihat hal itu, kita dapat membagi karunia-karunia roh itu. Beberapa dari mereka merupakan karunia alami dan beberapa dari antaranya bersifat supranatural. Ini adalah karunia-karunia alami. Dan oleh sebuah karunia alami, yang saya maksudkan bahwa yang tidak dinspirasikan juga memiliki hal itu. Itu adalah sesuatu yang datang ke dalam umat manusia, tetapi alasan Paulus menyebutnya sebagai karunia-karunia Roh karena hal itu berada di bawah tangan Roh Kudus, karunia-karunia alami ini diangkat. Mereka diangkat hingga menjadi sesuatu yang istimewa dan sesuatu yang berbeda.
Hal –hal ini adalah karunia-karunia alami. Menjadi seorang rasul adalah menjadi seseorang yang dipilih Allah pada saat itu, pada saat mereka masih hidup. Kita tidak lagi memiliki rasul-rasul. Kita tidak lagi membutuhkan mereka. Kita telah memiliki Alkitab. Mereka tidak memiliki Perjanjian Baru ini. Kita telah memilikinya sekarang, sehingga kita tidak membutuhkan seorang rasul dan tidak akan ada lagi rasul-rasul.
Baiklah, yang lainnya adalah seorang pengajar. Itu adalah sebuah karunia alami, tetapi di bawah kuasa Roh Kudus dapat diangkat menjadi tinggi dan diinspirasikan. Beberapa orang memiliki karunia untuk membuat orang lain mengetahui hal-hal tertentu. Mereka memiliki karunia mengajar.
Karunia alami lainnya adalah karunia menyembuhkan. Para dokter kita memiliki hal itu dan karunia menyembuhkan itu akan terangkat hebat jika dokter itu memberikan dirinya sendiri kepada Allah, jika seseorang akan berdoa sebelum dia mengoperasi. Betapa pun baiknya seorang ahli bedah dia mungkin tanpa Allah, jika dia menerima Allah ke dalam hatinya dan ke dalam ruang operasinya, dia akan menjadi seorang penyembuh dan ddokter yang lebih baik dan dia dapat melakukan hal-hal ajaib di dalam kuasa Allah jika dia akan mendedikasikan karunia penyembuhannya kepada Tuhan. Itu itu adalah karunia alami yang dapat terangkat dengan tinggi.
Yang lainnya adalah melayani. Dengan melayani, yang dia maksudkan adalah orang-orang yang berada di dalam kehidupan organisasi gereja. Beberapa dari antara mereka adalah diaken. Beberapa dari mereka adalah administrator. Beberapa dari antara mereka adalah staf gereja. Beberapa dari antara mereka adalah kelas-kelas organisasi. Mereka berada di dalam Persaudaraan. Mereka berada di WMU. Mereka berada di dalam denominasi.
Yang lainnya adalah memimpin. Beberapa orang terlahir sebagai pemimpin. Anda letakkan mereka dalam sebuah jenis kelompok dan mereka akan segera berdiri. Mereka mulai memimpin dan orang lain tanpa sadar patuh terhadap kehendak mereka.
Lalu, itu adalah karunia-karunia alamai. Anda dapat menemukan dalam diri orang lain. Anda akan menemukannya di antara yang tidak diinspirasikan. Anda dapat menemukannya di antara orang-orang yang tidak percaya. Tetapi di bawah kuasa Roh Kudus, mereka terangkat menjadi lebih besar.
Kemudian karunia-karunia supranatural ini, Yang pertama adalah mujizat-mujizat. Yang lainnya adalah bernubuat. Yang lainnya adalah berbahasa roh. Sekarang kita kan melihat karunia-karunia supranatural itu. Yang pertama adalah mujizat-mujizat. Roh Kudus memberikan karunia bagi beberapa orang untuk mengerjakan mujizat-mujizat, tapi itu merupakan sebuah hal yang sangat jarang. Sangat jarang sekali. Elia membangkitkan seseorang dari kematian. Elisa membangkitkan seseorang dari kematian. Petrus membangkitkan seseorang dari kematian. Paulus membangkitkan seseorang dari kematian, tetapi hanya itu. Semua nabi-nabi lain, dan semua rasul-rasul lain tidak pernah membangkitkan seseorang dari kematian.
Satu-satunya waktu Allah mengerjakan mujizat-mujizat adalah ketika di sana ada sebuah tujuan yang pasti dan alasan untuk hal itu. Allah tidak pergi berkeliling untuk melakukan mujizat-mujizat. Dia tidak seperti itu. Ada sebuah ekonomi Allah dalam menjalankan alam semestaNya yang dimanifestasikan di mana saja di dalam segala hal yang anda lihat Allah telah melakukannya. Dan demikian juga dengan mujizat. Saya telah melihat para misionaris yang telah menyaksikan mujizat-mujizat yang telah ditempa oleh Allah.
Ada sebuah alasan bagi mereka. Jika Allah mengijinkan saya melaukakn mujizat-mujizat, membiarkan saya melakukan beberapa hal fantastis, hal-hal yang sukar dipercayai di atas mimbar ini, orang-orang tidak akan datang ke sini untuk mendengarkan saya berkhotbah. Mereka datang ke sini untuk melihat sebuah mujizat. Saya tidak dapat mengkhotbahkan kebenaran Allah. Mereka akan berada di sini seperti pandangan orang banyak yang curiga atas seorang pria gendut yang besar di Ringling Brothers, kombinasi sirkus Barnum-Bailey. Anda akan mengeluarkan agama ke dalam penyembahan berhala dan hal-hal yang fantastis dan sukar untuk dipercayai. Itu bukanlah agama. Satu-satunya waktu Allah mengerjakan sebuah mujizat adalah ketika ada sebuah alasan untuk melakukan hal itu, sama seperti penekananNya atas pelayanan yang hebat dari Anak Allah atau atas rasul-rasul yang luar biasa ini yang meluncurkan iman ini ke dalam dunia.
Dan biarkan saya menyampaikan hal ini sebelum saya melanjutkan khotbah saya: Jika hal itu penting dan jika hal itu berada dalam ekonomi dan hikmat Allah bagi kita untuk melakukan sebuah mujizat di sini, sebuah mujizat yang luar biasa untuk membangkitkan seseorang dari kematian, Allah akan memberikan kuasa itu kepada kita jika hal itu memiliki sebuah tujuan, jika hal itu berada di dalam ekonomi pilihan Allah.
Jadi ada beberapa orang yang memiliki karunia untuk melakukan mujizat-mujizat. Elia telah melakukannya. Elisa telah melakukannya! Simon Petrus telah melakukannya! Ada orang-orang lainnya yang telah mengerjakan mujizat-mujizat, tetapi saya katakan bahwa hal ini berada di dalam pemeliharaan pilihan Allah dan itu sangat, sangat jarang, dan bahkan sangat jarang sekali. Saya sangat suka untuk menekankan hal itu ke dalam hati anda. Jangan sampai anda pergi berkeliling di sini dengan berpikir: “Allah tidak bersama dengan kita. Saya tidak pernah melihat sebuah mujizat.” Maksud dari tujuan mujizat adalah untuk melakukan sebuah pekerjaan bagi Allah. Hal itu ada di dalam ekonomi Allah. Hal itu dilakukan untuk mengesankan sebuah hal. Untuk membawa suatu hal. Hal itu dilakukan untuk melakukan suatu hal di mana Allah telah memiliki tujuan dalam memilihnya dan kita tidak membutuhkan hal itu dan itu tidaklah baik bagi kita untuk memilikinya dan untuk melakukannya. Jadi, saya katakana hal itu sangat jarang.
Lalu hal kedua yang ada di sini adalah berbahasa roh. Itu adalah karunia sebuah karunia supranatural dari Roh. Ada tiga kali di dalam Alkitab di sebutkan di mana karunia berbahasa roh diberikan kepada orang-orang yang memiliki karunia yang dicurahkan oleh Allah itu. Yang pertama terdapat di dalam kitab Kisah Rasul pasal yang kedua pada hari Pentakosta. Roh Kudus datang atas mereka dan mereka semua berbiicara dalam bahasa-bahasa yang berbeda, yaitu bahasa Partia, Media, Elam, Mesopotamia dan Kapadokia dan Roma dan Yunani dan Elam serta semua pengembara dari bagian-bagin yang berbeda dari dunia, setiap orang dari mereka mendengarkan injil dalam bahasa asli negara mereka sendiri. Itu adalam sebuah karunia, karunia yang ajaib pada hari Pentakosta.
Kali yang kedua karunia yang berbahasa roh disebutkan di dalam Kisah Rasul 10:46 ketika seluruh keluarga Kornelius dibaptiskan dengan Roh Kudus dan mereka semua mengagungkan Allah dengan bahasa lidah. Dan ketika kalinya bahasa lidah disebutkan terdapat dalam kitab Kisah Rasul pasal sembilan belas ketika dua belas orang pengikut Yohanes Pembaptis dari Efesus menerima pengurapan dari Roh Kudus dan mereka mengagungkan Tuhan dengan bahasa lidah.
Lalu, yang pertama pada saat Pentakosta bahasa itu merupakan bahasa yang sangat jelas. Itu merupakan bahasa percakapan karena semua orang-orang yang berbeda memahaminya dan mendengarnya dalah bahasa mereka sendiri, pesan dari Allah itu. Dua hal lainnya tampaknya itu merupakan ungkapan yang penuh sukacita. Mereka dipenuhi dengan sukacita tentang keselamatan dari Allah yang bahasa asli dari manusia tidak dapat mengandung peninggian dan kemuliaan yang mereka rasakan di dalam jiwa mereka dan mereka mengalir dengan melimpah ke dalam sebuah pemujaaan kepada Allah melampaui apa yang dapat dipahami oleh pikiran manusia.
Lalu, karunia berbahasa lidah sangat dibanggakan oleh jemaat Korintus ini. Karunia itu sangat dicari. Lagi pula mereka hanyalah manusia sama seperti kita semua yang merupakan manusia. Segala sesuatu yang jarang dan berbeda yang memisahkan manusia, adalah sesuatu yang kita cari dan usahakan. Kita suka menjadi orang yang berbeda dari saudara-saudara kita, dari orang-orang yang lain, orang suka berkata: “Kamu lihat, aku memiliki karunia ini dan itu membuat aku terpisah dari orang lain karena kamu tidak memilikinya. Kamu semua yang berada di luar sana, kamu tidak memilikinya. Kamu hanyalah rakyat biasa, tetapi aku berbeda dan terpisah. Aku memiliki karunia Roh yang tidak biasa ini!”
Itulah yang terjadi pada jemaat Korintus. Lalu, Paulus, di dalam suratnya kepada jemaat Korintus yang berada di sana, menyampaikan bahwa kebalikannya harus benar. Karunia Roh yang kamu cari dan doakan harus menjadi karunia Roh yang mengikat kamu menjadi lebih dekat dengan saudara-saudaramu, yang akan meletakkanmu dengan jemaatmu. Karunia—sebagai contoh, dia berkata, “Jadi berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang paling utama. Dan aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama lagi.”
Kemudian dia memiliki pasal tiga belas yang berbicara tentang berbahasa lidah, karunia kasih dan kerendahan hati dan kemurahan dan semua diaconates, melayani. Bahkan Anak Manusia datang tidak untuk dilayani tetapi untuk melayani.
Dan dia berbicara tentang hal itu yang dia teruskan sampai pasal empat belas:
Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat. Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah….Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur… Tetapi dalam pertemuan Jemaat aku lebih suka mengucapkan lima kata yang dapat dimengerti untuk mengajar orang lain juga, dari pada beribu-ribu kata dengan bahasa roh…
Tetapi kalau semua bernubuat, lalu masuk orang yang tidak beriman atau orang baru, ia akan diyakinkan oleh semua dan diselidiki oleh semua Tetapi kalau semua bernubuat, lalu masuk orang yang tidak beriman atau orang baru, ia akan diyakinkan oleh semua dan diselidiki oleh semua. segala rahasia yang terkandung di dalam hatinya akan menjadi nyata, sehingga ia akan sujud menyembah Allah dan mengaku: "Sungguh, Allah ada di tengah-tengah kamu."
Lalu, apa yang sedang dia bicarakan adalah tentang hal ini: bahwa jemaat Korintus berusaha mengejar karunia berbahasa lidah. Hal itu membuat manusia ini terpisah. Dia memiliki suatu perasaan yang sangat gembira di dalam jiwanya. Dia memiliki kemuliaan di dalam hatinya yang begitu melimpah di dalam hidupnya sehinga hal itu tidak dapat dimuat dalam bahasa Yunani yang dia bicarakan, jadi itu merupakan sebuah luapan yang besar di lidah yang lainnya, di dalam bahasa lain yang hanya dapat dipahami oleh Allah.
Lalu, saudaraku yang terkasih, hal itu tidaklah salah. Jika seseorang sangat gembira dan Tuhan sangat menggerakkan hatinya dan kemuliaan Allah atas dia dan dia tidak dapat memuatnya sendiri. Dan dia tidak dapat menggambarkan ungkapan kebahagiaan dan sukacita yang telah datang kepadanya dalam bahasa Inggris dan dia memuja Allah dengan kata-kata yang hanya dapat dimengerti oleh Allah, saya katakan hal itu benar, bukanlah sebuah masalah. Mengapa, tentu saja! Mengangkat jiwa manusia dan kemuliaan yang datang kepadanya, hal itu sangat baik. Luar biasa! Tetapi Paulus berkata itu adalah sebuah jenis kebodohan bagi orang lain. Hal itu tidak menghasilkan kebaikan bagi mereka. Hal itu tidak membangun orang lain. Hal itu tidak menghiburkan mereka. Hal itu tidak memberikan kekuatan dan dorongan bagi mereka.
Lalu, orang itu sungguh-sungguh diangkat. Dia terangkat dengan luar biasa. Kemuliaan Allah berada di dalam jiwanya, tetapi di dalam jemaat lebih baik berbicara dengan lima kata yang dapat dipahami dari pada ribuan kata di dalam lidah yang tidak diketahui. Paulus berkata, kamu seharusnya tidak mencari karunia itu. Dan hal itu baik. Tinggalkan hal itu bagi orang lain. Jika mereka ingin mencari karunia itu, dan saya tidak percaya bahwa mereka memilikinya, mereka hanya membodohinya dengan banyak jargon yang mereka sebuat berbicara dalam bahasa lidah. Saya tidak mempercayainya. Tetapi saya sungguh-sungguh berkata bahwa karunia-karunia itu nyata, dan mereka ada pada hari Pentakosta dan mereka memilikinya di Efesus dan di Kaisarea. Tetapi Paulus berkata, bahwa karunia itu janganlah dikejar. Itu bukan sebuah karunia bagi jemaat. Hal itu tidaklah membangun umat Allah. Itu hanya membangun jiwa orang yang menerimanya.
Lalu, dia berkata untuk mengejar karunia-karunia yang lain, dan apakah itu? Itu adalah karunia supranatural yang ketiga. Karunia ketiga yang ada di sini adalah bernubuat. Paulus berkata, kejarlah karunia itu. Lalu apakah karunia itu? Yang terutama dari semua, lihatlah Paulus, bagaimana dia menuliskan hal itu. Saya telah membicarakan hal itu. “Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat. Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur.
“Tetapi kalau semua bernubuat, lalu masuk orang yang tidak beriman atau orang baru, ia akan diyakinkan oleh semua dan diselidiki oleh semua; segala rahasia yang terkandung di dalam hatinya akan menjadi nyata, sehingga ia akan sujud menyembah Allah dan mengaku: "Sungguh, Allah ada di tengah-tengah kamu.”
Ada sebuah hal yang identik seperti yang terdapat dalam Kitab Musa. Di dalam Kitab Bilangan pasal sebelas, ada sebuah kisah tentang Musa dan tujuh puluh tua-tua yang ke atas mereka Roh Tuhan hinggap:
Lalu turunlah Tuhan dalam awan dan berbicara kepada Musa, kemudian diambil-Nya sebagian dari Roh yang hinggap padanya, dan ditaruh-Nya atas ketujuh puluh tua-tua itu; ketika Roh itu hinggap pada mereka, kepenuhanlah mereka seperti nabi, tetapi sesudah itu tidak lagi.
Masih ada dua orang tinggal di tempat perkemahan; yang seorang bernama Eldad, yang lain bernama Medad. Ketika Roh itu hinggap pada mereka--mereka itu termasuk orang-orang yang dicatat, tetapi tidak turut pergi ke kemah--maka kepenuhanlah mereka seperti nabi di tempat perkemahan. Lalu berlarilah seorang muda memberitahukan kepada Musa: "Eldad dan Medad kepenuhan seperti nabi di tempat perkemahan."
Maka menjawablah Yosua bin Nun, yang sejak mudanya menjadi abdi Musa: "Tuanku Musa, cegahlah mereka! Sebab roh bernubuat hanya untuk engkau dan para tua-tua yang ke atas mereka Allah telah pilih untuk mengaruniakan RohNya. Tetapi Musa berkata kepadanya: "Apakah engkau begitu giat mendukung diriku? Ah, kalau seluruh umat Tuhan menjadi nabi, oleh karena Tuhan memberi Roh-Nya hinggap kepada mereka.
Itulah yang disampaikan oleh Musa: “Ah, kalau seluruh umat Tuhan menjadi nabi, oleh karena Tuhan memberi Roh-Nya hinggap kepada mereka.”
Itulah yang Paulus sampaikan di sini: “Oh, seandainya kamu semua dapat bernubuat. Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur.”
Lalu seperti apakan menjadi seorang nabi? Apakah karunia supranatural dari nubuatan? Baiklah, hal itu terdiri dari dua hal. Yang pertama, itu adalah karunia supranatural yang dimpartasikan dari Allah. Manusia menerimanya dari Allah. Sebagai contoh, di dalam Kitab Lukas pasal tujuh, Tuhan Yesus sedang duduk pada saat makan malam dan seorang wanita yang berasal dari jalanan masuk ke dalam dan membersihkan kakiNya dan meminyakinya dan mengeringkannya dengan rambutnya. Dan orang-orang Farisi masuk. Yesus pada saat itu adalah tamu.
Orang Farisi melihat hal itu dan berkata: “Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-Nya ini; tentu Ia tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang.” Lihat, seperti apakah nabi itu. Dia mengetahui. Allah akan memberitahukan kepadanya seperti apakah perempuan itu.
Lagi, di dalam kitab yang sama, yaitu Kitab Lukas ketika Yesus dibelenggu di hadapan Pilatus, mereka menapar Dia. Setelah mereka menutup mataNya, mereka menapar Dia dan berkata, “Katakanlah siapa yang memukul Engkau?”
Anda lihat apakah makna dari kata-kata bernubuat di sana? Itu berarti dengan mata yang tertutup Tuhan dapat memberitahukan orang yang ada di antara mereka, menyebut namanya, yang menampar mulutNya. Pengetahuan supranatural. Itu adalah hal yang paling sering kita pikirkan tentang nubuatan dan seorang nabi. Di dapat melihat hal-hal tertentu dan mengetahui banyak hal yang manusia biasa tidak dapat lihat dan tidak tahu.
Itu adalah salah satu definisi dari seorang nabi. Tetapi definisi umum dari seorang seorang nabi dan yang umum digunakan dari kata yang ada di dalam Alkitab adalah sama seperti definisi dari Rasul Paulus yang terdapat dalam 1 Korintus pasal empat belas. Seorang nabi dan seseorang yang bernubuat adalah seseorang yang dipenuhi Roh Allah yang dengan sebuah kepandaian yang bersemangat, dia mencurahkan bukti dari Allah untuk membangun, mendorong dan memberikan penghiburan. Dan itu adalah sebuah tanda kepada orang-orang yang tidak percaya ketika dia mendengarkan kata-kata yang mengalir dengan penuh semangat dan kesaksian dari kuasa Allah. Hatinya diyakinkan. Rahasia dari hatinya dibuat bermnifestasi dan membuat dia tersungkur dan menyembah Allah.
Pernahkah anda melihat seorang nabi seperti itu? Baiklah, biar saya menyampaikannya, juga bagi beberapa orang dari anda yang pernah melihatnya. Saya telah berbicara kepada orang yang telah mendngar Spurgeon berkhotbah. Saya telah berbicara kepada beberapa orang yang telah mendengar Spurgeon berkhotbah. Ketika saya masih anak-anak, sebuah buku telah ditempatkan ke dalam tangan saya tentang kehidupan Charles Haddon Spurgeon, dan di dalam buku itu saya melihat sebuah lukisan dari seorang tukang bangunan dan dia memiliki sebuah papan yang sangat besar dan dia sedang membawanya naik untuk dipaku di sisi rumah yang sedang dia bangun.
Dan sementara tukang bangunan itu sedang bekerja mengerjakan bangunan itu dengan papan besar yang siap di paku ke dindingnya, Tuhan datang ke atasnya sama seperti sebuah kuasa yang menghempaskannya ke tanah dan di dalam keyakinan, dia berseru kepada Allah untuk menyelamatkan jiwanya. Dan Tuhan menyelamatkan dia. Dan Spurgeon membaptiskan dia. Saya ingat hal itu. Hal itu berasal dari pelayanan prpofetik dari Charles Haddon Spurgeon.
Pria lain yang memiliki karunia profetik yang sama adalah B. H. Carroll. Saya tekah mendengar seseorang yang mengambarkan kepada saya sebuah ibadah yang berlangsung di Gereja First Baptist di Waco Texas di mana B.H. Carroll telah mengundang beberapa orang kafir di kota itu yang sering berbicara menentang Allah dan Kristus. Dia telah mengundang mereka untuk datang ke gereja. Dia menantang mereka untuk datang ke gereja. Dan di dalam cara yang lama—dan saya mengumsikan hal itu tetap masih sama—pembelajaran dari Gereja First Baptist di Waco Texas sana. Ketika anda keluar dari studi, anda datang ke hadapan jemaat. Itu yang terjadi di sana. Dan B.H. Carroll tinggal di hadapan Allah dan dia berdoa di hadapan Allah dan dia percaya di dalam permohonan doanya.
Dan ketika dia datang keluar, orang yang memberitahukan saya, dan ada beberapa orang, berkata bahwa tingginya sekitar enam kaki empat atau lima inci, seorang pria yang luar biasa dengan janggut yang sangat panjang. Mereka berkata, B.H. Carroll keluar dan dia terlihat dengan seperti seseorang yang memiliki wajah yang sama dengan Musa yang wajahnya bersinar mulia. Dan dia melangkah ke mimbar dan mengambil posisinyan dan mulai berkhotbah. Dan mereka berkata bahwa di tengah-tengah khotbahnya, sebelum dia menyelesaikannya, salah satu orang kafir itu berdiri dan berkata, “Aku tidak dapat lagi menahannya. Aku percaya. Aku percaya. Aku percaya!”
Itu adalah karunia bernubuat. Itu adalah sebuah pembicaraan dalam sebuah cara, dalam sebuah kebiasaan yang terangkat dengan tinggi, yang sangat berkesan, yang sangat dipenuhi dengan Roh Allah sehingga orang yang tidak percaya yang sedang mendengarkannya yakin bahwa Tuhan adalah Allah yang sesungguhnya.
Lalu, ketika saya berbicara tentang hal itu, bagimana dengan anda dan saya? Kita sangat tumpul. Kita sangat tertekan. Kita sangat duniawi. Kita sangat lemah. Kita sangat miskin di dalam kesaksian kita sehingga ketika kita berbicara tidak seorang pun yang percaya. Tidak seorang pun yang merasakan gerakan yang besar, roh yang sangat berhasrat yang menggerakkan Allah.
Itulah hal yang ada di dalam diri kita, Itulah yang ada di dalam diri anda. Itulah yang menjadi perihal diri saya. Kita sangat tumpul di dalam jiwa kita, kita sangat kelam di dalam roh kita sehingga tidak ada kuasa nubuatan di dalam diri kita. Tidak ada gerakan Roh di antara kita. Tidak ada baptisan Roh Kudus atas kita.
Itulah yang Paulus sampaikan untuk kita kejar. Jangan kejar bahasa lidah. Jangan cari karunia mujizat-mujizat. Jangan kejar hal-hal yang asing ini. Hal itu berada di tangan Allah dan pilihanNya, tetapi kejarlah nubuatan, hal-hal yang membangun, yang menghiburkan dan mengangkat buah-buah dan Yesus Kristus dan yang meyakinkan orang yang tidak percaya dan membawa mereka kepada Allah. Kejarlah hal itu. Berdoalah untuk hal itu, gerakan Roh Allah atas diri orang-orang.
Lalu, bolehkah saya membuat dua penilaian dari Alkitab sebagaimana kita telah membaca bagian ini. Penilaian yang pertama: bahwa seseorang yang memiliki karunia bernubuat, bahwa seseorang yang dapat berbicara luar biasa kepada Allah merupakan sebuah hal yang sangat berbeda dibandingkan dengan orang yang sempurna, bahwa dia tidak memiliki kesalahan. Karunia bernubuat tidak membuat seseorang menjadi tanpa salah. Nabi bukanlah orang yang sangat murni dan tidak tercampur. Dia juga manusia dan bersifat fana, Dia juga memiliki kelemahan daging di dalam dirinya.
Bahwa seseorang yang memiliki Roh Allah di atasnya tidak berarti bahwa dia juga tidak memiliki suatu penilaian yang berlimpah terhaadap dirinya. Dia mungkin memiliki ambisi yang salah. Dia mungkin memiliki kaki daritanah liat. Dan itulah alasan sehingga Rasul Paulus mengontrol dan memberikan peraturan. Dan ada begiti banyak jemaat yang juga mampu untuk bernubuat yang memiliki karunia yang luar biasa daro pemujaan yang hebat dan seruan yang dahsyat.
Ketika mereka membuat seruan, roh nubuat harus menjadi subyek bagi nubuat. Dan lagi, biarlah yang bernubuat dua atau tiga kata dan biarkan orang lain yang menilai. Dan di dalam pasal dua belas ini. Dimana seseorang diberikan karunia-karunia ini, bagi yang lain diberikan karunia untuk menguji roh-roh, apakah orang itu berbicara dalam kebenaran Allah atau tidak.
Dan di dalam surat Yohanes yang pertama di pasal empat: “Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah.”
Salah satu tragedi dari hidup adalah hal yang ada di sana itu. Ini adalah seseorang yang memiliki karunia-karunia yang luar biasa dari Roh Kudus, tetapi dia adalah seorang pribadi yang sangat ambisius yang pernbah anda lihat di dalam hidup anda.
Ketika saya masih anak-anak, ketika saya pergi bersekolah dan saya melihat orang-orang yang memiliki karunia profetik ini seperti Allah. Kemudian ketika saya menemukannya—ketika saya pergi ke sekolah dan mulai belajar dan untuk mengetahui dan untuk melihat—ketika saya menemukannya, mereka sama seperti permata yang memiliki potongan batu yang besar di dalam diri mereka. Mereka adalah berhala-berhala dengan kaki yang terbuat dari Lumpur. Mereka memiliki kelemahan yang luar biasa seperti orang lain. Lalu, kaki saya runtuh kemudian. Saya telah memiliki kesimpulan terhadap hal itu.
Paulus berkata di sini: Karena seseorang memiliki karunia bernubuat yang besar, dia harus berbicara tentang subyek nubuatan. Mereka harus melihat dia dan menghakimi berdasarkan apa yang disampaikan oleh orang dan seperti apakah dia dan bagaimana dia bertindak sama seperti apakah hal-hal yang dia sampaikan adalah kebenaran yang disingkapkan oleh Allah. Karena kita memiliki karunia-karunia ini, tidak berarti bahwa kita tidak ada salah. Kita hanyalah orang berdosa, kita semua, sama seperti orang lain, tidak masalah karunia apa pun yang anda miliki.
Lalu, penilaian yang lain adalah hal ini: Di dalam banyak karunia dari Roh Kudus ini, ada sebuah kesatuan di dalam sajian terakhir dari kita, di dalam kumpulan kita bersama-sama, ada sebuah kesatuan. “Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.” Dan kemudian dia berbicara tentang kesatuan itu, yang merupakan kesatuan tubuh.
Lalu, hanya meringkaskan yang saya tahu, inilah yang Paulus sampaikan di dalam pasal dua belas ini. Ada karunia-karunia Roh Kudus yang umum bagi kita semua. Kita semuanya memilikinya. Karunia kelahiran kembali, setiap anak Allah memilikinya. Kita semua yang merupakan orang Kristen yang telah dijamah oleh Roh Kudus. Faktanya adalah bahwa Roh Kudus membaptiskan kita ke dalam tubuh Kristus. Kita semua telah mengalami hal itu.
Roh telah membuat kita menjadi sebuah bagian dari tubuh Yesus. Kita semua memiliki Roh Kudus yang berdiam di dalam tubuh kita—beberpa dari kita lebih dan beberpa dari kita kurang—tetapi sejauh kita mengizinkannya, Roh Kudus berdiam di dalam tubuh kita, bait dari Roh Allah.
Kita semua telah dihidur oleh Roh; kita semua telah dituntun di dalam kebenaran oleh Roh, kita diajar oleh Roh. Semua hal-hal ini adalah umum bagi kita semua. Tetapi ada karunia-karunia Roh yang dibagi oleh Roh kepada masing-masing kita. Sebagai contoh, dia berkata, “Adakah mereka semua rasul, atau nabi atau pengajar? Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, atau untuk menyembuhkan, atau untuk berkata-kata dalam bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh?” Tidak! Roh Kudus telah memberikan kepada anda sebuah karunia dan bagi yang lain sebuah karunia dan semua karunia itu berbeda.
Lalu, kita semua jangan berusaha untuk menjadi sama. Kesatuan jemaat, dari tubuh Kristus bukanlah kesatuan dari kesamaan, dari sebuah ketidaksamaan di antara kita, tetapi itu adalah sebuah kesatuan dari prinsip yang hidup. Hal itu sama seperti tubuh kita. Ada banyak anggota tubuh yang berbeda, tetapi semua anggota itu adalah satu dalam tubuh karena hidupnya dan memberi hidup dan memiliki prinsip yang mengatur hidup.
Demikian juga di dalam jemaat Tuhan Yesus Kristus. Tuhan memberikan kepada tiap orang dari kita. Dia memberikan setiap kita sebuah karunia. Kita semua dapat melakukan sesuatu. Dan karunia ini sangat berbeda dan kita tidak akan pernah sama. Tidak semua kita berada di bawah satu kondisi. Jika kita semua adalah pengkhotbah, kita semua akan mati kelaparan. Seseorang harus memberi saya makan dan memberikan saya pakaian dan memberikan saya sebuah rumah untuk saya tinggali. Dan jika kita semua adalah pengkhotbah, semoga Tuhan berbelaskasihan kepada kita jika kita semua adalah pengkhotbah. Dan jika kita semua adalah sesuatu, anda tidaak akan menjadi baik. Hal itu tidak baik. Hal yang membuat kita satu bukan berarti bahwa kita semua harus sama, tetapi karena tiap-tiap orang dari kita memiliki karunia masing-masing. Dan anda meletakkannya bersama-sama, hal itu membentuk sebuah kehidupan yang hebat, organisme yang berdenyut yang kita sebuah dengan tubuh Kristus. .
Lalu, Allah bekerja dalam cara yang seperti itu. Di dalam dunia, Dia memiliki segala macam jenis. Saya tidak tahu bagaimana Allah membuatnya, tetapi Allah membuatnya berbeda. Di dalam air timah akan tenggelam. Di dalam air kayu akan mengapung. Anda berkata, tidak, itu adalah hal yang sama. Itu hanyalah hukum Allah, karunia yang dimanifestasikan Allah berada di dalam arah yang sebaliknya. Demikian juga dengan kita! Kesatuan kita adalah dari Roh. Kesatuan kita bukanlah di luar tetapi di dalam. Kesatuan kita adalah prinsip yang menggerakkan, yang menghidupkan yang memberi kita kehidupan dan tujuan.
Jika kita semua hanya, itu sama seperti kerikil-kerikil yang berada di sebuah pantai. Mereka semuanya sama. Tetapi tidak ada apapun yang membuat mereka melekat satu sama lain dan tidak ada yang bertumbuh. Bahkan rumput laut mati di tepai pantai. Itu adalah sebuah kesamaan. Itu adalah sebuah kesatuan yang indah, semua kerikil yang ada di pantai, akan tetapi tidak ada kehidupan di dalamnya.
Alih Bahasa: Wisma Pandia, Th.M.