BUKTI: KEMATIAN DAN KEBANGKITAN KRISTUS
(PROOF: DEATH AND RESURRECTION OF CHRIST)
Dr. W. A. Criswell
05-02‑56
I Korintus 15:20
Ini adalah waktu kita berkhotbah kepada hati. Tetapi pagi ini kita berkhotbah ke hati. Saya akan berusaha, saya akan berkhotbah ke kepala. Saya akan berusaha untuk mendemostrasikan sebuah proposisi, sama seperti professor trigonometri atau geometri atau aljabar yang mungkin menulis sebuah proposisi di atas papan tulis dan kemudian membuktikannya. Saya telah seringkali melakukan hal itu di sekolah, di geometri, di aljabar, di trigonometri, mengambil sebuah proposisi, mengambil sebuah papan tulis, mengambil sepotong kapur tulis dan membuktikannya di atas papan tulis. Saya akan melakukan hal itu pada pagi hari ini.
Saya hanya meminta anda untuk duduk di sana, di dalam auditorium yang besar ini atau di sana, di dekat radio anda. Jika anda suka, anda boleh mengambil sebuah pensil dan kertas dan menuliskannya dan melihatnya, ketika saya mengkhotbahkannya, atau selanjutnya, sebagaimana anda menggambarkannya.
Saya memiliki sebuah pernyataan yang jelas dan sederhana, sebuah proposisi untuk dibuktikan. Saya akan membuktikannya pagi ini dengan pertolongan Allah dan oleh anugerahNya, proposisi yang Paulus bicarakan di sini di ayat dua puluh satu dari pasal lima besar dari surat 1 Korintus, ketika dia berkata: “Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.”
Minggu malam yang terakhir, kita telah meninggalkan ayat sembilan belas. Dia telah berkata dari ayat dua belas hingga ayat sembilan belas, apa yang terjadi seandainya Kristus tidak bangkit dari kematian: Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami.
Ayat selanjutnya: Lebih dari pada itu kami ternyata berdusta terhadap Allah.
Ayat selanjutnya: Sebab jika benar orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu. Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus.
Kemudian akhirnya: “Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.”
Lalu, pagi ini, kita akan mengambil pernyataan yang penuh kemenangan. “Tetapi”—itu adalah ayat dua puluh:
Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.
Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia.
Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.
Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya.
Beberapa tahun yang lalu, saya bangun lebih awal di pagi hari. Dan saya pergi ke atas puncak penginapan dimana saya berdiri tepat di samping tembok Yerusalem. Dibangun seperti bangunan yang sering dibangun oleh orang timur, dengan sebuah atap yang datar, saya pergi ke atas atap dan duduk. Bintang-bintang sedang bersinar dan sebuah bulan yang indah memenuhi malam dengan sebuah kemuliaan yang lembut.
Dan sementara saya duduk di sana, berpikir, bermeditasi, berbicara dengan seorang sahabat, cahaya mulai merekah di timur. Dan matahari mulai bersinar di atas daratan Moab, di atas lembah Yordan, di atas bukit Zaitun dan mulai jatuh di sekitar tembok Yerusalem.
Sekitar 1900 tahun yang lalu, matahari yang sama itu mulai memancar di horizon timur. Dan cahayanya mulai jatuh di sekitar tembok Yerusalem. Dan cahayanya jatuh atas sebuah pemandangan yang aneh dan tidak biasa. Sebab tepat di balik gerbang Damaskus, di bagian utara, cahaya menemukan tubuh prajurit Roma, yang sedang berdiri didepan sebuah kuburan.
Betapa merupakan sebuah hal yang aneh bagi penjaga! Mereka sedang menjaga sebuah kuburan, karena hal-hal yang aneh telah terjadi pada hari Jumat sebelumnya. Ada tanda-tanda di langit. Ada tanda-tanda di bumi. Ada tanda-tanda di Bait Suci. Seorang pria dari Galilea, dari bukit-bukit wilayah utara, telah disalibkan. Dan setelah mereka menguburkannya, mereka mengingat penipu itu berkata: “Tetapi pada hari yang ketiga, aku akan bangkit kembali.”
Sekarang fajar merupakan pada hari ketiga itu. Dan para prajurit Roma itu mengolok-olok dan mengejek ketika mereka berkata satu sama lain, “Betapa merupakan sebuah hal yang menggelikan, dan kebodohan serta kegilaan: untuk menjaga kuburan. Orang mati tidak akan bangkit.”
Itu merupakan musim Paskah dan seluruh wilayah disekitar Yerusalem dipenuhi dengan tenda-tenda. Para peziarah datang dari seluruh ujung bumi, menghadiri musim Paskah di kota Sion dan menyembah di Bait Allah Yehova.
Pada saat fajar itu, ketika matahari mulai terbit di atas perbukitan Moab, ketika cahaya memenuhi bukit Zaitun dan Yerusalem, ada tiga wanita—Maria Maghdalena, dan Maria yang lain serta Salome—wanita yang sedang mengalami kesedihan—mereka sedang berjalan melewati tenda-tenda para peziarah. Mereka sedang menuju kuburan sambil membawa rempah-rempah untuk tubuhNya, sebab anda lihat, mereka telah mendengar kutukan atas kepalaNya dan sumpah serapah atas Yesus ketika Dia mati.
Hanya hanya sekelompok kecil yang tersisa, yang lemah dan ditinggalkan murid-murid yang mengasihi Dia, yang sekarang terpencar dan ketakutan. Dan tiba-tiba, hanya mereka, para wanita ini yang memiliki dorongan untuk dekat ke kuburan dimana mereka membaringkanNya.
Mereka datang ke kuburan. Yang mengherankan mereka, kuburan itu terbuka! Yang mengejutkan mereka, kuburan itu kosong! Sukacita mereka sukar untuk dilukiskan, mereka melihat Dia, Tuhan yang telah bangkit!
Benarkah demikian? Yang pertama, dalil yang harus dibuktikan bahwa Dia telah mati. Karena, anda lihat, Dia mungkin pingsan. Dia mungkin berada berada dalam sebuah keadaan yang jatuh pingsan. Dia mungkin telah tersadar.
Itulah yang telah disampaikan oleh para pengkritikNya sejak dahulu. Dia tidak sungguh-sungguh mati. Mereka hanya berpikir bahwa Dia telah mati. Dan mereka telah menguburkan orang yang telah pingsan. Mereka telah menguburkan orang yang tidak sadar dan Dia hanya tersadar.
Tidak ada sebuah kebangkitan Kristus kecuali, Dia tentu saja telah mati. Bukankah itu yang disampaikan Paulus, ketika Dia memulai pasal ini: “Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah ku terima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati....”
Yang pertama dari semua, bahwa Dia telah mati: Itulah dalil yang pertama. Tidakkah saya berkata bahwa kita akan mengambil hal ini sebagai sebuah masalah aljabar?
Baiklah. Itu adalah hal yang pertama. Yang pertama, harus dibuktikan bahwa Dia telah meninggal. Tidak ada perasaan terhadap perkataan seseorang tentang kebangkitan, kecuali, yang pertama kita tahu bahwa Dia telah mati. Jadi itu adalah dalil kita yang pertama: bahwa Dia telah mati.
Baiklah. Yang pertama: Kematiannya merupakan sebuah proses yang legal. Dia dapat mati diam-diam, sembunyi, secara rahasia. Dia dapat mati dalam satu tempat yang tidak dikenal dan sebuah tempat yang tidak ditandai. Tetapi tidak demikian. Dia mati di tempat dimana semua orang dapat melihatNya dan menyaksikannya dan Dia mati dalam sebuah proses yang resmi. Itu ditulis di dalam pengadilan negeri itu.
Ini adalah sebuah contoh lain di mana Allah telah membuat murka manusia untuk memuji Dia. Kristus sebagai sebuah persoalan Yahudi dan di bawah hukum Roma. Dia ditangkap, Dia didakwa dan Dia dihukum oleh dua hukum pemerintahan yang tertinggi di dunia.
Pemerintahan agama Yahudi, Sanhedrin, Pengadilan Tertinggi orang Yahudi, menahan Dia dan mendakwa Dia dan menghukum Di sampai mati. Kemudian Dia dibawa ke pengadilan tertinggi Kekaisaran Roma; pengadilan Roma wali negeri Roma sendiri. Dan di sana Dia didakwa, dihukum dan Dia diserahkan ke pasukan Roma untuk sebuah penyaliban yang resmi.
Ini adalah sebuah catatan yang resmi. Ketika anda membaca sejarah Roma yang ditulis oleh Suetonius dan Tacitus, mereka berbicara tentang fakta sebagai eksekusi seorang penjahat di bawah Pontius Pilatus. Dari manakah Suetonius dan Tacitus menemukan hal itu? Mereka menemukannya sebagai sebuah bahan dari catatan resmi.
Itu adalah hal yang pertama. Dia mati secara terbuka dan di hadapan umum. Dia didakwa di hadapan umum. Di dihukum di hadapan umum. Dan dia dieksekusi di hadapan umum oleh pemerintahan Roma. Itu adalah hal yang pertama: Dia telah mati.
Hal yang kedua: Dia mati pada musim Paskah, ketika para peziarah dari peradaban bangsa-bangsa, semuanya mengarahkan perjalanan mereka ke kota Allah, ke Bait Allah Yehova. Musim itu ditempatkan pada masa bulan penuh yang pertama setelah waktu siang malam yang sama pada musim semi. Dan itu ditetapkan pada waktu itu agar para peziarah dapat dengan mudah menemukan jalan mereka ke kota Allah. Dia dibunuh pada musim Paskah, di mana orang-orang yang berada di sana berasal dari berbagai bagian bumi.
Yang ketiga: Dia dibunuh dekat ke kota besar, hanya dibalik Gerbang Damaskus, di atas sebuah bukit kecil, menjulang di atas topografi dan sekeliling dataran itu. Dan sama seperti dalam sebuah kota besar pada hari ini, ada sebuah aliran air yang tetap yang masuk dan keluar dari kota itu.
Tuhan Yesus telah ditinggikan antara langit dan bumi, di atas bukit kecil itu tepat dibalik dinding kota, melalui jalan raya yang mengarah ke utara, ke arah Damaskus. Dan di sana, ribuan orang dapat melihatnya. Dan imam besar ada di sana. Sanhedrin berada di sana. Tua-tua Israel berada di sana. Dan mereka mengejek Dia sambil berkata. ‘Orang lain Dia selamatkan, diriNya sendiri tidak dapat Dia selamatkan.” Seperti sebuah pemandangan yang menarik bagi setiap orang asing dan setiap orang yang lewat. Dia telah diluar tembok kota, dekat ke gerbang kota. Dan ribuan orang dari mereka melihatNya.
Yang keempat: Dia mati dengan kematian yang perlahan dan berbelit-belit. Kematian akan telah lebih mujarab seandainya Dia mati secara tiba-tiba, karena musibah dan bencana. Tetapi tidak demikian. Allah melakukan hal ini. Jam sembilan pagi, mereka menyalibkanNya. Jam dua belas siang Dia tetap tergantung di atas salib: Tiga jam. Jam satu siang. Jam dua siang. Jam tiga siang. Dia tetap tergantung di atas salib, dan Dia tetap hidup. Dan pada jam tiga siang, Dia mati: Enam jam lamanya, sangat berbelit-belit, jam-jam yang mengerikan, Dia berada di sana, tergantung di atas pohon, di mana semua orang dapat melihat Dia.
Tetapi Allah belum selesai. Jam itu dan momen itu merupakan waktu yang sangat penting bagi semua kekekalan. Dan Allah menunjuk jarinya: jam ini, hari ini, momen ini. Allah belum selesai.
Lihatlah Allah. Alllah membuat matahari gelap. Dari jam dua belas tengah hari, hingga jam tiga siang, garis orbit dari matahari gelap, ada kegelapan di langit atas dan di bumi bawah. Allah menunjuk semua manusia pada saat itu dan pada waktu itu. Alkitab berkata bahwa orang-orang dari Yerusalem, pada saat yang gelap itu, pergi ke luar, melihat pemandangan itu, memukuli dada mereka dan berpaling. Itulah Allah.
Dia belum selesai. Tuhan Allah mengambil bumi ini dan Dia mengguncangnya, mengguncangnya sama seperti seekor kucing yang akan mengguncang seekor tikus. Dan batu-batu berjatuhan dan kuburan-kuburan terbuka. Dan setelah kebangkitanNya, banyak orang-orang kudus menampakkan diri ke orang-orang yang berada di kota suci Allah, di Yerusalem.
Tetapi Dia belum selesai. Jam itu, saat itu, kekekalan ditetapkan. Ribuan para penyembah berkumpul, orang-orang yang suci dan saleh, yang berasal dari seluruh ujung bumi. Dan mereka berkumpul di sana, di halaman Bait Suci.
Dan jam tiga siang, waktu untuk korban bakaran, pada jam tiga siang, anak domba dibawa ke mezbah utama. Dan imam besar dengan pakaiannya yang lengkap mengangkat tangannya untuk mempersembahkan anak domba sebagai korban. Dan ketika dia melakukannya, pada jam tiga siang, ada sebuah tangan yang tidak terlahat yang menjangkau ke bawah, berasal dari Allah, berasal dari sorga dan Dia mengambil tirai Bait Suci dan merobeknya dari atas ke bawah, seperti Allah akan merobek sebuah tirai. Dan mereka mendengar raungan yang besar dari penyobekanNya.
Dan untuk pertama kalinya manusia melihat ke Ruang Maha Kudus, atas kursi kemurahan, atas tempat persembahan dari darah perjanjian. Dan saya membayangkan bahwa saya melihat pisau terjatuh dari tangan imam besar dan anak domba itu terlepas. Kristus, Anak Domba Allah , telah dipersembahkan di hadapan Allah yang murka. Anda tidak dapat menyembunyikan hal-hal itu.
Tetapi Allah belum selesai. Dia telah mati. Allah belum selesai. Dia telah dihukum di hadapan umum. Itu merupakan sebuah transaksi yang menggerakkan langit dan mengguncang bumi. Dan orang-orang yang jumlahnya ribuan dari setiap bangsa di bawah matahari, berada di sana untuk melihatnya. Tetapi Allah belum selesai.
Itu merupakan sebuah transaksi di hadapan umum. Dan itu membutuhkan sebuah penyelidikan umum bahwa Dia telah mati. Dan Allah telah menerimanya. Yang pertama dari semua, pasukan Roma: itu merupakan tugas mereka untuk mengekskusi para penjahat. Mereka pergi keluar untuk melihat apakah Dia telah mati. Mereka mendekati penjahat yang satunya: mematahkan tulangnya, memastikan kematiannya. Mereka pergi ke penjahat yang lainnya: mematahkan tulangnya dan memastikan kematiannya. Mereka datang ke salib yang berada di tengah-tengah, Salib Anak Allah. Matanya telah redup. Dia sungguh-sungguh telah mati.
Tetapi untuk memastikan bahwa Dia telah mati, salah satu prajurit Roma itu mengambil tombaknya yang berat dan menikam lambungNya. Dia memecahkan jantung Anak Allah. Dia memotongNya. Ketika dia menarik tombaknya, segera saja diikuti oleh bukti dari jantung yang pecah: segera saja mengalir darah dan air. Dan menetes ke tanah. Mati. Dia telah mati. Tetapi Allah belum selesai.
Apakah Dia telah mati? Tidak ada kebangkitan kecuali ada kematian. Datanglah seorang kaya yang menemui Pontius Pilatus, yaitu Yusuf dari Arimatea, untuk meminta tubuh Yesus. Dan Pilatus sangat heran bahwa Dia mati terlalu cepat, sebab biasanya mereka membiarkan para penjahat tergantung di sana selama dua atau tigaa hari. Jadi, Pontius Pilatus memanggil kepala pasukan Roma dan berkata: “Aku menginginkan sebuah laporan resmi. Apakah Dia telah mati?”
Dan kepala pasukan Roma membuat sebuah penyelidikan, dan kembali ke Pontius Pilatus. Dan perwakilan dari pasukan Roma, kepala pasukan itu melaporkan: “Dia telah mati.”
Kemudian, Pontius Pilatus memberikan tubuhNya ke tangan Yusuf dari Arimatea. Secara resmi, Dia telah mati. Jantungnya telah pecah oleh tobak seorang prajurit Roma.
Dan yang lainnya: Yusuf dari Arimatea, seorang yang kaya, yang mampu untuk membeli kain kafan yang sangat panjang. Dan Nikodemus membawa 100 pon rempah-rempah. Seratus pon. Dan mereka mengambil tubuh Yesus dan mereka membungkusnya dan menggulungnya dengan kain kafan yang panjang dan membubuhinya dengan seratus pon rempah-rempah itu, kemudian membungkus kepalanya dengan kain peluh dan membaringkanNya di dalam kuburan. Allah masih tetap belum selesai.
Sahabat-sahabatNya mengabaikan Dia. Murid-muridNya meninggalkan Dia. Mereka telah melarikan diri. Tetapi murid-muridNya mengingat bahwa Juruselamat telah berkata: “Pada hari yang ketiga, Aku akan bangkit kembali.”
Dan kemudian, Allah memiliki segala sesuatu pada tempatnya. Itu merupakan waktu untuk menggulingkan batu untuk menutup kuburan dan memateraikannya dengan sebuah materai Roma. Saya dapat mendengar para prajurit Roma ketika mereka mengejeknya, “Jadi, Dia akan bangkit dari kuburan. Tetapi Allah sendiri tidak akan berani memecahkan materai Roma itu.” Dan kemudian, penjaga ditempatkan di sana untuk melihat apakah Dia tetap mati.
Dia telah mati. Dia telah mati. Dia telah mati. “Sebab yang sangat penting telah ku sampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah ku terima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati.” Itulah dalil yang pertama: Kristus telah mati.
Baiklah. Dalil yang kedua: Bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga. “Tetapi sekarang, Kristus telah bangkit dari kematian” Dalil saya yang kedua.
Para penjaga mengamati kuburan itu. Tetapi seseorang yang lain mengawasi kuburan itu. Para malaikat dalam kemuliaan juga mengamati. Dan mereka berseru kepada Tuhan Allah Yang Mahakuasa, “Berapa lama? Berapa lama lagi maut mengalami kemenangan? Berapa lama lagi manusia meninggikan dirinya? Berapa lama lagi kegelapan menahan hari peringatan? O Allah Yang Mahakuasa, berapa lama lagi? Berapa lagi?”
Dan Tuhan Allah di sorga berkata: “Hingga saat yang tepat.” Dan saat yang tepat datang pada hari yang pertama dari minggu pertama bulan penuh, hari itu telah dinubuatkan dan diramalkan dan ditetapkan dari permulaan sejak dunia diciptakan.
Momen itu tiba. Dan Tuhan Allah Yang Mahakuasa, dengan sebuah isyarat tanganNya, memberikan izin kepada malaikatNya. Dan mereka turun ke bumi, Dan para penjaga—mereka diserang batu dalam kemuliaan ketika mereka melihat kemuliaan sorga terbuka di hadapan mereka. Dan para malaikat menggulingkan batu ke samping sehingga dapat menawan yang tawanan Anak Allah dan duduk di atasnya. Dan Roh Kudus Allah menyentuh tubuh Yesus dan Dia bangkit dari kematian, Anak Kemuliaan sampai selama-lamanya.
Bagaimana anda tahu? Baiklah. Dalil saya yang kedua: Bagaimana anda tahu? Yang pertama: Dia telah bangkit dari kematian, karena para saksi yang dapat dipertanggungjawabkan berkata, “Dan aku telah melihat Dia. Aku telah memandang Dia. Dia telah bangkit dari kematian.”
Bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas—Simon Petrus—dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya.
Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal.
Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus—saudara Tuhan—kemudian kepada semua rasul.
Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku… .
“Aku,” Paulus, Rasul kepada bangsa-bangsa lain, “Aku telah melihatnya.” Simon Petrus: “Aku telah melihatNya.” Yakobus, “Aku telah melihatNya.” 500 orang saudara-saudara: “Dan kami telah melihatNya.” Paulus: “Dan aku telah melihat Dia—Dan aku telah melihat Dia. Para saksi yang telah melihat Dia—itu yang pertama.
Bukti kedua: transformasi dari murid-murid itu yang telah melihat Dia—transformasi dari kedua belas orang itu. Mereka adalah orang-orang yang telah terpukul. Mereka adalah orang-orang yang mengalami kesedihan. Mereka adalah orang-orang yang sedang berputus asa. Mereka tidak sedang mencari suatu kebangkitan. Mereka tidak pernah berpikir bahwa Dia akan bangkit dari kematian. Hal itu tertutup dari pandangan mereka.
Dan ketika Tuhan muncul di hadapan mereka, mereka berpikir bahwa mereka sedang melihat sebuah roh. Mereka tidak sedang mengharapkan sebuah kebangkitan. Dan Tuhan Yesus berkata kepada mereka: “Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah.” Dan Dia makan di hadapan mereka. Dan murid-murid itu mengalami transformasi. Sesaat yang lalu, dalam keputusasaan, kesedihan, sekarang tidak takut, sedang sekarat, menghadapi martir. Untuk apa? Sebuah kebohongan? Tidak. Untuk hal yang paling dalam yang pernah mereka lihat di langit atau di bumi: Anak Allah yang telah bangkit dan hidup.
Transformasi dari kedua belas murid, Transformasi dari Yakobus. Yakobus merupakan salah satu dari saudara-saudaraNya. Mereka tidak percaya kepadaNya, Selama masa hidup pelayananNya. Tetapi setelah kebangkitan, Yakobus, saudara Tuhan, dia adalah pemimpin jemaat. Dia adalah gembala jemaat. Dan Yudas, saudara Yakobus, saudara tiri Yesus lainnya—Yudas adalah penulis salah satu kitab dalam Alkitab. Orang-orang berubah oleh kebangkitan Anak Allah.
Transformasi di dalam rasul Paulus: “Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya.” Paulus: penghujat. Paulus: penganiaya jemaat. Paulus dalam perjalanan ke kota asing untuk menyeret mereka ke hadapan pengadilan Yahudi, untuk menghukum mereka sampai mati.
Paulus: pengkhotbah Anak Allah, yang berpaling kepadaNya, yang akan mati, menjadi martir, menderita, mengalami hal itu karena dia telah melihat Yesus, Tuhan yang telah bangkit, Allah kemuliaan.
Ini adalah sebuah kisah dari pengetahuan umum: Lord Littleton dan Gilbert West, dua orang kafir yang suka menghujat, di Universitas Oxford, memiliki kesepakatan bahwa di akhir sebuah kelendar akademik, Litteleton akan mengambil pertobatan Paulus. Gilbert West akan mengambil kebangkitan Kristus. Mereka akan mempelajarinya sepanjang musim panas itu. Dan ketika mereka tiba di musim gugur, setiap orang akan membuktikan kepada yang lain dan kepada dunia, kegilaan dari ide tentang pertobatan Paulus dan kebangkitan Yesus Kristus.
Setelah mereka mempelajarinya selama musim panas yang panjang itu, mereka kembali pada musim gugur untuk membandingkan catatan mereka. Lord Littleton berkata, “Saya yakin tentang kebangkitan. Saya yakin tentang pertobatan Paulus.”
Dan, Gilbert West berkata, “Dan saya yakin tentang kebangkitan Kristus.” Karena dengan meletakkannya bersama-sama, kedua orang kafir yang berasal dari Oxford itu berkata bahwa semua penderitaan dan penganiayaan dan akhirnya martir selama 25 tahun—hidup seperti itu pastilah berubah entah bagaimana dan dalam beberapa cara. Dan hal itu berubah oleh pertobatannya.
Apakah pertobatannya? Pertobatannya adalah dia telah melihat Tuhan. Dan jika Dia telah melihat Tuhan, maka Tuhan pasti telah bangkit dari kematian. Itu adalah bukti yang kedua: transformasi dari para murid.
Bukti yang ketiga: lenyapnya tubuh Anak Allah. Seorang awam yang terkasih di jemaat ini, George Cobb, telah menulis sebuah buku kecil yang cukup baik yang berisi pembelaan ini. Dan di dalamnya, anda akan menemukan sebuah usaha yang luar biasa temtang poin itu di sana: lenyapnya tubuh Anak Allah.
Dengarkanlah ini. Setelah beberapa hari—setelah hal ini terjadi, setelah Yesus dikuburkan—setelah peristiwa itu, Simon Petrus berkhotbah seperti sebuah nyala api. Dan mereka memenuhi semua Yerusalem dengan doktrin tentang kebangkitan Yesus Kristus.
Apa yang akan dapat menghentikan khotbah mereka? Anda semua yang berpikir bahwa anda percaya pengajaran ini, anda semua yang merupakan korban penipuan Petrus, anda semua yang disebut Kristen. Datanglah kemari. Datanglah kemari dari seluruh langit dan bumi. Datanglah kemari. Lihatlah itu: Di dalam kuburan kami telah menemukan tubuhNya. Lihatlah itu. Kemudian, pergilah dan beritakanlah bahwa Dia telah bangkit dari kematian. Kemudian, terimalah doktrin tentang kebangkitan orang mati. Di sana ada tubuhNya.
Lalu mengapa mereka tidak menunjukkan tubuh Tuhan? Mereka memilikinya. Mereka telah menjaganya dengan hati-hati. Mereka telah memateraikannya dengan sebuah materai Roma. Mengapa mereka tidak menunjukkan tubuh itu? Keterdiaman orang Yahudi saya yakinnya dengan pernyataan yang terbuka dari orang-orang Kristen. Tubuh itu telah hilang. Tubuh itu telah lenyap.
Seseorang telah merampoknya. Siapa yang merampoknya? Siapa yang telah melakukannya? Musuh-musuhnya telah merampoknya. Mereka menjaga tubuh itu karena mereka berkata bahwa jika tubuh itu lenyap, kesalahan yang terakhir akan lebih buruk dari yang pertama. Mereka tidak akan berani untuk melakukannya. Itu adalah pertunjukan mereka yang akan mereka tampilkan—tubuh musuh.
Kemudian, salah satu sahabatNya telah mencurinya. Bagaimana? Dan apa yang mereka inginkan atas hal itu? Mereka tidak sedang mencari suatu kebangkitan. Dan mereka tidak dapat membangun sebuah iman yang hebat di atas sebuah kebohongan dan sebuah khayalan.
Dan hal lainnya: tubuh itu tidak dicuri. Sebab ketika tubuh Yesus bangkit dari kematian, kain peluh itu dilipat dengan hati-hati dan kain kafan sama seperti Yusuf dan Nikodemus telah membungkusnya dan membungkusnya. Seandainya mereka telah mencuri tubuhNya, mereka tidak akan membuka bungkus dari tubuh yang telanjang itu. Waktu merupakan hal yang sangat penting. Untuk mencurinya, untuk mengambilnya, kain kafan itu seharusnya berada di sekitarnya. Alan tetapi kain kafan itu masih di sana. Hanya tubuhnya yang telah hilang. Itu adalah bukti yang ketiga: tubuh itu telah bangkit dari kain kafan, di bawah mata penjaga Roma dan di balik materai kekaisaran.
Baiklah. Bukti yang lainnya. Bukti yang keempat: eksistensi jemaat. Dari manakah mereka berasal? Dari manakah hal itu berasal? Kembali ke pada masa mula-mula. Banyak orang yang berpaling kepada Kristus. Kembali ke masa mula-mula, banyak imam yang patuh kepada iman. Dari manakah mereka berasal: jemaat yang kecil itu, jemaat mula-mula itu? Apakah mereka mengikuti sebuah khayalan, sebuah kebohongan? Tidak, mereka mengikuti Injil Anak Allah.
Bukti yang kelima: catatan injil itu sendiri. Anda bacalah. Bacalah tentang kisah Yesus. Ketika anda membaca tentang hantu Hamlet, anda merasa sedang mengerjakan sebuah imajinasi. Itu merupakan sebuah drama dan fiksi. Ketika anda membaca dewa Aeschylus dan Homer, itu merupakan manifestasi, murni, fiksi yang ditempah dalam serat imajinasi. Bacalah Injil Anak Allah. Itu adalah catatan yang sederhana dari sesuatu yang sungguh-sungguh terjadi.
Bukti yang keenam adalah kehidupan dan karakter Yesus sendiri. Bacalah tentang Orang itu. Apakah Dia mengidap penyakit pikiran? Apakah Dia menipu diriNya sendiri? Apakah Dia sangat jahat sehingga Ia sengaja menipu orang lain?
Semuanya itu merupakan sebuah potongan. Dia lahir dari seorang perawan. Dia hidup melampaui kehidupan yang pernah dilihat dunia. Ketika mereka membunuh Dia, Dia bangkit dari kematian. Semuanya merupakan potongan: kehidupan Anak Allah.
Dan dapatkah saya menambahkan bukti yang ketujuh: kesaksian kita pada hari ini? Jutaan pria dan wanita bangkit. Dia hidup. Dia hidup. Saya merasakan kehadiranNya di dalam jiwa saya. Saya bertemu Dia di atas lutut saya atau di sebuah jalan yang sunyi. Atau ketika pintu ditutup, Dia berada di sana.
Apakah anda merasakan hal seperti itu tentang George Washington? Abraham Lincoln? Julius Caesar? Napoleon? Atau yang lainnya, tertapi hanya Yesus, di dalam jiwa saya, di dalam jiwa saya?
Fisafat mungkin mencemooh. Spekulatif rasionalisasi mungkin mengejek dan tertawa. Tetapi itu adalah kesaksian kita: Pada hari yang ketiga, Dia bangkit kembali. Dia adalah buah sulung dari kita semua yang telah meninggal dalam Yesus.
Sekarang lihatlah hal itu, ketika anda pergi ke rumah. Kita tidak pernah mengikuti dongeng yang menyesatkan. Kita telah mengikuti kebenaran, catatan sejarah dari campur tangan Allah di dalam sejarah manusia: “Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci.”
Baiklah, mari kita menyanyikan pujian kita. Ketika kita menyanyikan lagu pujian kita, seseorang dari anda, serahkanlah hati anda kepada Yesus. Terimalah Dia sebagai Juruselamat, “Aku percaya kepadaNya bahwa Dia telah hidup.”
Anda boleh datang dan berdiri di dekat saya. Letakkanlah hidup anda di dalam jemaat, sebagaimana Allah akan menyampaikan firman dan memimpin jalan. Ketika kita bernyanyi, anda boleh datang. Sebab untuk sebuah alasan, Allah akan meletakkannya di atas hati anda, ketika kita bernyanyi, anda boleh datang.
Kita semua: Ketika Roh akan memanggil, ketika Dia akan menuntun, anda datanglah dan berdiri di dekat saya, ketika kita semua berdiri dan menyanyikan himne kita bersama-sama.
Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.