HIKMAT YANG SEJATI

(THE TRUE WISDOM)

 

Dr. W. A. Criswell

 

15-05-55a

I Korintus 2:6-16

 

            Anda sedang mendengarkan ibadah dari Gereja First Baptist di pusat kota Dallas. Dan ini adalah pendeta yang sedang menyampaikan khotbah pagi yang berjudul: Roh Pewahyuan Dari Allah. 

            Lalu, sebelum saya mulai, saya dapat katakan, jika anda tertidur di dalam bagian khotbah ini, jika anda tetap tidak terjaga, maka khotbah ini tidak akan berarti apa-apa bagi anda, sungguh-sungguh tidak memiliki arti.

            Tetapi jika anda tetap terjaga, jika anda mendengarkan, ada sebuah pesan di dalam pasal dua dari surat Paulus yang pertama kepada jemaat Korintus, dan saya berdoa supaya Allah menolong saya dalam menyampaikan jiwa saya pada pagi hari ini.

            Di dalam surat 1 Korintus pasal 2 dimulai dari ayat 6, Paulus sedang membandingkan antara hikmat Allah dan hikmat dunia. Dan dia memiliki sebuah hal untuk disampaikan tentang hal itu yang akan menjadi pesan bagi kita pada jam ini. 

            Dimulai dari ayat 6:

 

Sungguhpun demikian kami memberitakan hikmat di kalangan mereka yang telah matang, yaitu hikmat yang bukan dari dunia ini, dan yang bukan dari penguasa-penguasa dunia ini, yaitu penguasa-penguasa yang akan ditiadakan.  Tetapi yang kami beritakan ialah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita. Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenalnya, sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia. Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia."  Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah. Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah. Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita.  Dan karena kami menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai Roh, kami berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh. Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani. Tetapi manusia rohani menilai segala sesuatu, tetapi ia sendiri tidak dinilai oleh orang lain. Sebab: "Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasihati Dia?" Tetapi kami memiliki pikiran Kristus.

 

            Lalu, yang menjadi teks saya adalah hal ini: Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." 

            Yang merupakan jantung dan jiwa dari bagian yang telah saya baca ini. Kemudian, setiap waktu saya selalu mengutip ayat itu.

            Dan setiap kali saya mendengar ayat itu dikutip dan saya telah mendengarnya dikutip sering kali dan tanpa pengecualian, mereka selalu membuat hal-hal “yang telah disediakan” bagi mereka yang mengasihi Dia, mereka merujuk hal itu kepada sorga.

            Anda tahu, kita mengutip Kitab Suci satu sama lain  berdasarkan sebuah tradisi, yang disampaikan dari seorang ayah ke seorang anak. Tetapi kita tidak pernah terganggu untuk membaca dalam Alkitab  apa yang disampaikan oleh Kitab Suci atau apa maknanya. Dan saya juga sama seperti anda, saya melakukan hal yang sama. 

            Bapa-bapa leluhur saya mengutip Kitab Suci dalam sebuah cara tertentu, ayah saya melakukannya, dan saya melakukan hal yang sama. Yang mengejutkan saya, berkhotbah melalui Alkitab, membaca melalui 1 Korintus pasal 2, saya datang kepada sebuah hal yang belum pernah saya dengar atau saya lihat sebelumnya di dalam hidup saya.

            Dan di antaranya adalah hal ini, bahwa bagian yang ada di sana, sama sekali tidak merujuk kepada sorga atau sebuah kemuliaan yang akan datang. Dia berbicara tentang hikmat. Dia berbicara tentang hikmat Allah. Dia sedang berbicara tentang fakta rohani, kebenaran rohani, pernyataan rohani.

            Dan dia sedang berkata bahwa manusia daging, manusia duniawi, manusia tidak rohani tidak dapat mengetahui atau tidak pernah menghargai atau tidak pernah menerima sebuah pernyataan rohani dari Allah. Sebab, sebuah mata tidak dapat melihatnya dan sebuah telinga tidak dapat mendengarnya dan sebuah hati tidak dapat membayangkannya.

            Tetapi Allah telah menyingkapkannya bagi kita oleh RohNya. Lalu, cara kita mengutip bagian itu, kita berkata, itu adalah hal-hal yang akan datang. Ada hal-hal yang indah dan luar biasa dan mulia yang telah disediakan Allah bagi mereka yang mengasihi Dia. 

            Lalu, saya yakin hal itu benar. Saya yakin hal itu tidak masalah dan sesuatu yang baik bagi seseorang yang membayangkan hal itu. Ada hal-hal di dalam sorga yang tidak pernah kita lihat, yang kita dengar atau mimpikan. Hal-hal yang mulia. 

            Tetapi bukan itu yang sedang dibicarakan di sini. Tetapi Allah telah menyingkapkan hal-hal ini kepada kita oleh RohNya. Paulus sedang membandingkan di sana. Apa yang sedang dibicarakan Palus di sana adalah membandingkan kebenaran rohani dan kebenaran yang dapat dinilai oleh panca indra. Dia sedang membandingkannya dengan dunia yang dilihat oleh anda di sekitar anda dengan kerajaan rohani yang hanya dapat dibedakan oleh wahyu Yesus Kristus yang dibuat kepada satu roh.

            Kita berbicara tentang hikmat, dia berkata, kepada orang yang tellah matang. Bukan hikmat dunia ini atau pun tentang penguasa dunia ini. Tetapi kita berbicara tentang hikmat Allah dalam sebuah misteri. Bahkan hikmat yang tersembunyi yang telah ditetapkan oleh Allah sebelum dunia dijadikan untuk kemuliaan kita. 

            Yang tidak seorang pun dari para penguasa dunia ini yang mengetahuinya. Sebab manusia duniawi tidak menerima hal-hal yang disampaikan oleh Roh Allah. Sebab itu adalah kebodohan bagi mereka. Juga mereka tidak mengetahuinya karena mereka dibedakan secara rohani.

            Ketika Paulus memberitakan injil di kota Korintus, pemberitaannya banyak diserang. Hal itu tidak diterima di kota Korintus. Beberapa dari mereka berkata bahwa hal itu terlalu kasar. Beberapa dari mereka berkata bahwa hall itu tidak cukup berhikmat. Beberapa dari mereka berkata bahwa hal itu tidak disertai oleh tanda-tanda dan mujijat-mujijat.

            Bagi orang yang memiliki perasaan yang indah dan penghargaan terhadap literature, pemberitaan dari rasul Paulus merupakan sesuatu yang menyakitkan hati. Bagi orang Yahudi yang menharapkan tanda-tanda dan mujijat-mujijat untuk menemani sebuah dispensasi yang baru, tidak ada mujijat sama sekali tentang hal itu. 

            Dan bagi orang-orang yang ahli pidato, dia menghilangkan argumen hebat yang meyakinkan dari sekolah-sekolah. Tetapi Rasul Paulus berkata kepada orang-orang yang mengkritik pelayanannya dan pemberitaannya, dia berkata penilaian mereka bukanlah penilaian yang berkompeten.

            Di dalam cara yang sama, dia berkata bahwa penguasa-penguasa dunia ini mampu untuk menilai dalam perkara-perkara politik, para penguasa dunia ini mampu untuk mempertimbangkan bukti-bukti, para krititikus literatur yang menilai rasa dan bentuk serta ekspresi mampu untuk berbicara dalam hal-ahal penilaian literatur.

Tetapi, Paulus berkata, manusia duniawi, manusia yang belum diselamatkan, manusia yang tidak rohani tidak mampu menilai pengajaran rohani karena mereka menolak hal-hal rohani.          

            Paulus berkata bahwa seseorang yang buta warna tidak dapat menilai antara warna biru dan hijau. Dia berkata bahwa orang yang tuli tidak dapat menjadi seorang kritikus musik yang baik.

            Dia berkata bahwa seseorang hanya dapat menilai dengan rasa saja, oleh mata, oleh telinga, oleh sentuhan, oleh rasa, manusia yang hanya dapat menilai dengan rasa saja tidak dapat masuk ke dalam realitas yang besar dari kebenaran yang berada di belakang alam semesta ini.

            Sebab dunia ini dan alam semesta ini tidak sama seperti yang terlihat. Sebagai contoh, untuk perasaan, untuk penampakan, bagi semua manifestasi luar, dunia tidak bergerak. Dan ketika anda melihatnya, hal itu tetap sama. Ketika anda melihat hal itu, itu adalah sesuatu yang datar. Ketika anda melihatnya, hal itu tidak bergerak. 

            Tetapi hal-hal yang kelihatan tidak mampu menilai kebenaran yang sukar dari ilmu pengetahuan. Sebab para ilmuwan berkata bahwa bumi ini bergerak dalam sebuah langkah yang cepat. Dan ilmuwan berkata bahwa seluruh alam semesta bergerak melalui angkasa. Tetapi seseorang yang melihatnya akan berkata itu tidak bergerak.

            Anda tidak dapat menilai dengan rasa. Anda tidak dapat menilai dengan hal-hal yang kelihatan. Ada kebenaran besar yang bergerak melampaui seluruh hal-hal yang kelihatan dan seluruh perasaan.

            Demikian juga dengan wahyu rohani dari Allah. Mereka tidak dapat diterima oleh nmanusia. Mereka tidak pernah dapat dikenal dengan menggunakan perasaan kita. Mereka tidak pernah dapat ditemukan dengan menggunakan lima indera kita.

            Tetapi wahyu Allah adalah hal-hal rohani yang melampaui dari apa yang dapat diketahui oleh manusia atau dipelajari manusia dengan menggunakan kelima inderanya.

            Paulus berkata bahwa dalam membuat sebuah wahyu rohani, maka terlebih dahulu harus ada sebuah kebenaran rohani, sebuah fakta rohani. Dan yang kedua, harus ada roh untuk menerimanya. Dan wahyu dibuat oleh roh kepada roh. Membandingkan hal-hal rohani dengan hal-hal rohani.   

            Dan manusia duniawi tidak dapat melihat hal itu. Manusia duniawi tidak dapat mendengar hal itu. Sebab hal itu dibuat dari Roh Allah kepada roh manusia dan mereka secara rohani dipisahkan dan tidak pernah diterima oleh indera. 

            Sebab dia mengutip dari kitab Yesaya, dia mengambil sebuah bagian Kitab Suci dan dia mengutipnya: Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.

Tetapi Allah telah menyingkapkannya kepada kita oleh RohNya. 

            Lalu, kita akan mengambil hal-hal itu satu demi satu. Paulus berkata mata tidak dapat melihat wahyu rohani dari Allah. Dan mata tidak dapat menyelidikinya.

            Lalu, kesenangan adalah perasaan yang bersifat nyata. Tetapi mereka sangat  biasa. Mereka sangat manusiawi. Mereka sangat bersifat anatomi. Mereka bersifat kewilayahan. Kesenangan dari perasaan disebabkan oleh perasaan geli otot atau getaran sebuah syaraf.

            Dan ketika anda melihat dan ketika anda dibuat sensitif terhadap sebuah keindahan, hal yang indah di dalam dunia, itu adalah reaksi anatomi. Anda melihat sebuah hal dan hal itu membawa sebuah perasaan senang bagi anda. 

            Lalu, orang-orang Korintus dapat menghargai hal itu. Mereka dapat membangun sebuah tiang atau sebuah bentuk di Korintus sana dan disebut dengan nama mereka pada hari ini. Mereka menyukai bentuk dan mereka menyukai keindahan dan mereka menyukai simetri. Mereka lebih banyak memberi perhatian kepada seni.

            Kemudian kita tidaklah menurunkan nilai demikian juga dengan Paulus, apa yang mampu dilihat oleh mata. Dan keindahan dunia ini yang dapat dilihat oleh mata. Tuhan yang hidup mengenakan kepada diriNya sendiri pakaian dari keindahan dunia yang dapat kita lihat di sekitar kita.

            Fajar pada pagi hari dan sunset pada saat senja. Hutan-hutan yang indah. Bunga-bunga, Pohon-pohon. Padang rumput yang menghijau, kemuliaaan cakrawala yang berada di atas, semuanya masuk ke dalam keindahan dan simetris yang menyenangkan kita pada hari ini, bentuk manusia. 

            Tindakan manusia yang dilaksanakan dengan indah. Seni di dalam setiap kehormatan dan setiap kebaikan, ketika kita melihatnya, hal itu menyenangkan kita dan membuat kita bahagia. Mereka adalah kesenangan yang dapat dirasakan oleh panca indera.

            Tetapi Paulus berkata: Kita tidak mampu untuk menerima kebenaran rohani dengan indera kita. Kita tidak dapat mengenal mereka dengan menggunakan pengamatan kita. Dan itu adalah keterbatasan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan memprosesnya bersama-sama dengan pengamatan. Itu semua adalah subjek yang dapat untuk dirasa, untuk disentuh, untuk didengar, untuk dicium dan untuk dilihat. 

            Dan apa yang tidak dapat menjadi subjek rasa, ilmu pengetahuan tidak dapat membuktikannya. Anda tidak dapat menemukan hal itu, anda tidak dapat menemukan hati nurani, anda tidak dapat menemukan kerohanian, anda tidak dapat menemukan kebangkitan, anda tidak dapat menemukan iman, anda tidak dapat menemukan keindahan, anda tidak dapat menemukan ketaatan, anda tidak dapat menemukan tujuan yang agung dari agama kekristenan di dalam kumpulan materialisme.

            Anda dapat menyelidikinya secara terus menerus tetapi anda tidak akan mendapatinya dan anda tidak dapat menemukannya. Anda dapat mengambil seseorang dan melihat materinya, susunannya. Dan ini adalah susunan saraf. Tetapi anda tidak akan  pernah melihat pikiran di dunia.

            Ini adalah otaknya. Ini adalah sel-sel sarafnya. Ini adalah susunan tubuhnya. Tetapi anda tidak akan menemukan pikiran. Anda dapat membuktikan ke dalam tubuh seseorang dan anda dapat membuatnya menjadi subjek ilmu pengetahuan dan semua penilaian ilmu pengetahuan, tetapi anda tidak akan menemukan hal-hal itu dalam sebuah badan manusia.

            Itu adalah alasan bagi seorang dokter akan meninggalkan laboratoriumnya dan menjadi seorang kafir. Dia tidak dapat menemukan jiwa seorang manusia di dalam tubuh manusia. Dia tidak dapat menemukan perubahan di dalam anatomi seseorang. Dia tidak dapat menemukan sebuah kebangkitan di dalam tubuh fisik seseorang. Kemudian dia meninggalkan penelitiannya dan dia berkata, saya adalah orang kafir. Saya tidak percaya kepada Allah.    

            Paulus berkata: Anda tidak akan pernah menemukan realitas rohani itu dengan menngunakan sensor dari lima organ kita. Sebab mata tidak dapat melihatnya. Anda dapat membuktikannya sampai selama-lamanya, tetapi anda tidak akan menemukannya. Anda tidak akan melihatnya. Anda tidak akan mendapatkannya dengan mata anda.

            Baiklah. Dia membuat pengakuan yang kedua. Telinga tidak pernah mendengarnya. Mereka tidak dapat dikomunikasikan oleh bahasa. Lalu bahasa seseorang dapat dinilai dalam bahasa manusia lain jika dia telah memiliki wahyu. Jika dia telah memiliki pemahaman. Jika dia tahu hal itu merujuk kepada apa.

            Tetapi bahasa itu sendiri tidak memiliki apa-apa. Mendengarkan sesuatu oleh telinga itu sendiri bukanlah apa-apa. Bahasa tidak lain dari pada sebuah koin intelektual yang olehnya menukar ide-ide dan pikiran-pikiran. Tetapi jika anda belum memiliki ide dengan kata-kata, maka kata-kata itu tidak memiliki makna bagi anda. 

            Sebagai contoh, jika saya berkata kepada anda: En arche en ho logos.  Kai logos en pros ton theonx en ho logos.  Itu adalah salah satu kebenaran rohani dari sepanjang masa dan kekekalan.

            Tetapi hal itu tidak memiliki makna apa-apa bagi anda. Anda telah mendengarnya melalui pendengaran itu, tetapi pengalaman itu tidak cocok dengan kata-kata, suara dan bahasa yang telah anda dengar dan hal itu tidak bermakna apa-apa bagi anda. 

            Oh, mari kita mengambilnya ke dalam bahasa kita. Seandainya saya berbicara dengan seseorang di Kongo Belgia dan saya berkata: Es, es. 

            Dia berkata: Es?

            Dan saya berkata: Ya, es. Es. 

            Apakah es? 

            Es adalah air yang membeku. 

            Air yang membeku? Apa itu membeku?

            Membekun adalah sebuah hal memadat?    

            Lalu, apakah itu ketika sebuah hal memadat? 

            Ketika sebuah hal itu mengeras. Menjadi padat.

            Saya tidak pernah melihatnya.

            Dan kita tidak dapat membicarakan hal itu selamanya bagi orang Kongo Belgia, karena dia tidak pernah memiliki ide tentang es. Dia tidak pernah melihatnya. Dia tidak pernah mengalaminya. Dan itu tidak menjadi bagian dari hidupnya. 

            Demikian juga dengan orang yang buta. Katakan kepadanya tentang warna biru. Biru? Biru? Apa yang akan anda katakana tentang warna biru? 

            Biru? Biru adalah biru, tetapi saya tidak dapat melihatnya. Laut berwarna biru, tetapi dia tidak dapat melihatnya. Kecuali warna biru itu telah memiliki ide sebelumnya, pendengar nanusia tidak memiliki makna apa-apa bagi dia. 

            Demikian juga dengan hal yang tidak terbatas, seseorang yang hidup, katakanlah seluruh hidupnya berada di sebuah kotak yang kecil, oleh enam dinding. Jadi seseorang yang tinggal dalam sebuah kotak yang kecil. Katakanlah kepadanya tentang luas yang tidak terbatas. Ketiadabatasan yang menjangkau Allah. Hal itu tidak akan bermakna apa-apa bagi dia. Sama sekali tidak bermakna apa-apa. 

            Anda tidak dapat menyampaikan wahyu dengan pendengaran telinga. Hal itu tidak datang dengan cara itu. Hal itu tidak berarti kepadanya. Ia memiliki makna hal-hal yang berbeda bagi orang yang berbeda.

            Salah satu kritikan yang kasar yang saya baca dalam literatur Yunani adalah hal ini. Beberapa dari filsuf Yunani sedang berbicara tentang dewa-dewa dan membuat lelucon tentang dewa-dewa. Dan ini adalah kalimat yang saya ingat mereka sampaikan, di atas Thrace, mereka berkata bahwa orang-orang Tracian memiliki dewa-dewa yang berkepala merah. Mereka semua berkepala merah di Thrace karena orang-orang di Thrace berkepala merah.

            Para filsuf Yunani berkata bahwa di Afrika, seluruh dewa mereka berkepala hitam dan keriting serta Negroid. Dan mereka berkata bahwa manusia Allah hanyalah sebuah proyeksi dari dirinya sendiri. Dia adalah metamarfosa. Dia hanya membuat Allah seperti dirinya sendiri. 

            Kapan saja anda berbicara secara metafora atau bersifat metafisik, tidak ide yang bermakna sesuatu kepada seseorang, kecuali anda telah memiliki idenya. Tanpanya kata-kata itu tidak memiliki arti sama sekali. Atu ia akan memiliki makna yang berbeda kepada orang yang berbeda.

            Lalu, jika anda tidak memiliki pengalaman, jika kebenaran tentang suatu hal belum masuk ke dalam hati anda dan ke dalam jiwa anda, maka pendengaran dari telinga tidak memiliki makna apapun sama sekali.

            Sebab kebenaran Allah telah dikomunikasikan secara rohani. Mereka tidak pernah diterima oleh indera manusia. Sekarang, anda dapat melihat itu dengan contoh. Ada seorang pelayanan yang berkata: Doktrin-doktrin utama ini benar. 

            Dan kemudian jemaat hanya mengikutinya saja: Ya, tuan, doktrin-doktrin utama ini benar. Imam-iman menyatakannya demikian. Pelayan-pelayan menyatakannya demikian. Doktrin-doktrin utama ini adalah benar. 

            Dan orang-orang akan berkata: Anda harus percaya terhadap doktrin-doktrin utama ini.

            Tetapi mereka sama sekali tidak memiliki makna apa-apa  bagi orang-orang, kecuali mereka telah mengalami kebenaran yang agung itu dan doktrin itu sendiri. Sebagai contoh, orang-orang Farisi dan orang-orang Saduki mendengar perkataan Tuhan Yesus Kristus.           

            Dengan pendengaran telinga mereka mendengar Yesus berkhotbah; tetapi hal itu tidak bermakna apa-apa bagi mereka. Mereka tidak diselamatkan. Mereka tidak bertobat. Hidup mereka tidak berubah. Mereka hanya mendengar perkataan itu.

            Tetapi pengalaman rohani yang menyertai wahyu Yesus Kristus, tidak pernah masuk ke dalam hidup mereka dan tidak pernah mengubah jiwa mereka. Para filsuf Yunani mendengar Rasul Paulus berkhotbah. Mereka telah mendengar perkataannya. Mereka telah mendengar bahasanya. Mereka telah mendengar khotbah-khotbahnya.

            Tetapi mereka tidak berubah. Mereka tidak menjadi manusia yang baru. Mereka tidak pernah berubah karena pengalaman yang terletak dibelakang kata-kata itu tidak pernah dikomunikasikan kepada jiwa mereka. 

            Demikian juga dengan masyarakat kita pada hari ini. Anda dapat mendengar injil. Dan pada suatu hari, anda dapat mendengar injil dan diselamatkan. 

            Saya mendengar Saudara White menyampaikan kata yang tepat tentang seseorang yang dia ketahui. Apakah itu anda? Berbicara tentang diri anda sendiri? Anda sedang berbicara tentang diri anda sendiri?

            Dr. Kimble, dapatkah anda mendengarkan kepada seseorang, dan pada suatu hari anda mendengarkan seseorang.  Anda mendengar apa yang dia sampaikan.

            Kebenaran bukanlah apa-apa kecuali mereka berbeda secara rohani. Itu adalah sebuah suku kata. Itu adalah sebuah kalimat. Itu adalah sebuah bahasa. Pendeta berada di sana dan hanya berkhotbah. Dia hanya sedang berkeringat dan sedang terengah-engah dan sedang menarik dan sedang berkata-kata dan sedang berbicara. Dan itu hanyalah bahan-bahan pembicaraan.  

            Tetapi, pada suatu hari, anda mungkin sungguh-sungguh mendengarkan pendeta. Kebenaran rohani yang terletak di belakangnya telah dikomunikasikan ke dalam roh anda. Dan anda melihatnya, Dan hal itu menyembur keluar sama seperti sebuah semburat cahaya matahari. Untuk pertama kali saya melihat hal itu. Untuk pertama kali hal itu masuk ke dalam jiwa saya. Untuk pertama kali hal itu dapat memegang aku. 

            Hal-hal ini dikomunikasikan secara rohani. Anda tidak dapat melihatnya dengan mata. Untuk menendengarnya dengan telinga bukanlah apa-apa.

            Mereka harus dimediasikan secara rohani. Roh Allah harus berbicara kepada roh seseorang. Roh dari Allah yang hidup harus datang dalam kontak dengan roh manusia. Dan hal-hal ini tidak bermakna apa-apa hingga mereka dikomunikasikan secara rohani.

            Sekarang, kita harus bergegas. Juga jika mereka tidak masuk ke dalam hati manusia. Anda tidak dapat menemukan Allah dengan pikiran. Anda tidak dapat menemukan Allah dengan ciptaan yang jenius. Anda tidak melihat Allah dengan mata telanjang. Anda tidak dapat melihat kebenaran dengan mata telanjang anda. 

            Sama seperti anda tidak dapat melihat sebuah hati nurani. Dan anda tidak dapat melihat kebangkitan. Anda tidak dapat melihat kekekalan. Segala sesuatu yang anda lihat adalah manusia yang sedang rusak; seorang manusia yang sedang mati. Dan anda tidak mendengar kebenaran Allah. Anda tidak dapat mengkomunikasikan kebenaran agung dari Allah hanya dengan bahasa dan suku kata.    

            Sebab itu adalah bahasa dan suku kata bagi anda. Anda hanya sedang mendengarkan. Anda hanya sedang duduk di sini. Anda hanya berusaha bersikap manis. Anda hanya bersikap ramah. Anda hanya berusaha menjadi lemah lembut. Anda tidak melakukannya dengan pendengaran telinga. Tetapi hal itu datang oleh dampak dari kuasa yang meyakinkan dari Roh Kudus di dalam hati anda.    

            Demikian juga dengan yang disampaikan oleh Paulus di sini berkenaan dengan hati seorang manusia. Bayangan dari seorang manusia. Anda tidak menemukan kebenaran rohani, anda tidak datang ke dalam kepemilikan pengetahuan tentang Allah dengan kejeniusan yang kreatif, tetapi duduk di atas kursi dan dengan semua hal itu yang dapat dibayangkan oleh hati seorang manusia.

             Bagaimana anda mengetahui hal itu pendeta? Karena ketika seseorang duduk dan dia berada di lengan kursi dan dia berfilsafat dan dia membayangkan dan dia berpikir dan merenung dan semua hal-hal ini dapat tercurah ke dalam hati seorang manusia dan pikiran manusia, dia sama halnya akan keluar dari kekafiran dan menjadi orang yang penuh hormat di hadapan Tuhan Allah. 

            Anda dapat mengambil kejeniusan imajinasi anda, anda dapat mengambil kemampuan kreatif anda dan anda dapat menulis prosa dan novel fiksi yang paling menakutkan. Dan anda dapat menulis syair yang menakutkan dan yang paling buruk yang dapat diungkapkan dalam bahasa yang pernah didengar oleh seseorang. 

            Anda bahkan dapat memikirkan alam semesta sebagai seorang astronomi. Dan anda bahkan dapat membayangkan dunia Allah sebagai seorang ilmuwan yang terlatih. Dan anda dapat membayangkan tentang segala sesuatu di dunia yang akan datang ke dalam imanjinasi seseorang dan keluar dari seorang kafir yang suka menghujat. 

            Anda tidak menemukan Allah di dalam imajinasi yang diciptakan. Juga tidak dapat masuk ke dalam  hati manusia dari hal-hal yang telah disediakan Allah bagi nmereka yang mengasihi Dia. Wahyu rohani ini.

            Kalau begitu, bagaimanakah seseorang dapat mengetahui Allah? Bagaimanakah seseorang dapat memiliki kemampuan untuk bersekutu dengan Allah? Bagiamana dia mampu untuk berjalan dengan Allah jika dia tidak dapat melihat hal-hal ini dengan mata?

            Jika dia tidak melakukannya dengan pendengaran telinga? Jika dia tidak melakukannya dengan bayangan hati? Kejeniusan dari kejeniusannya yang kreatif, lalu bagaimana seseorang dapat mengenal Allah?    

            Dan bagaimana seseorang bersekutu dengan Allah? Dan bagaimana seseorang dapat diselamatkan oleh Roh Allah?

            Tepat seperti yang disampaikan Paulus di sini. Tetapi Allah telah menyingkapkannya kepada kita boleh RohNya. Sebab Roh menyelidiki hal-hal yang tersembunyi di dalam Allah.   

            Dan kita tidak menerima roh dunia yang selalu mengandalkan panca indera, tetapi kita telah menerima Roh Allah segala kita mengetahui apa yang telah diberikan Allah kepada kita dengan Cuma-Cuma, hal-hal yang kita bicarakan. 

            Bukan di dalam hikmat pengajaran manusia, kita tidak membicarakan hal-hal yang dapat dilihat oleh mata. Hal-hal yang dapat didengar oleh telinga manusia. Hal-hal yang dapat timbul bagi dirinya sendiri. 

            Kita tidak berbicara tentang jenis bahasa. Tetapi kita berbicara tentang bahasa Roh Kudus. Kita berbicara tentang hal-hal yang diajarkan oleh Roh Kudus. Menyampaikan hal-hal rohani dengan perkataan-perkataan rohani. 

            Sebab manusia duniawi tidak dapat menerima hal-hal yang berasal dari Allah. Bahkan juga tidak mengetahuinya. Itu adalah kebodohan bagi mereka. Untuk berbicara kepada manusia duniawi tentang keyakinan dan tentang pertobatan dan tentang kelahiran kembali dan tentang kekekalan dan tentang apakah Allah dan apa yang Dia sedang lakukan, bagi dia itu adalah sebuah kebodohan, sebuah ketololan.

            Itu adalah sebuah hal yang tidak pernah dia kenal dan tidak pernah dia alami karena dia tidak dapat melihatnya dengan matanya dan dia tidak dapat mendengarnya sebagaimana dia mendengar suara dunia. Dan dia tidak dapat membayangkannya di dalam hatinya.

            Tetapi bagi manusia yang telah dijamah Roh Kudus Allah, bagi manusia yang telah berkomunikasi dengan kebenaran yahg agung dari Yang Mahatinggi, bagi Dia Allah menyingkapkan hikmat yang tersembunyi, hikmat rohani yag sejati tentang sorga dan bumi. 

            Lalu, saya dapat membayangkan hal itu seperti ini. Jika saya dapat meletakkannya dalam sebuah cara yang kasar. Saya memiliki indera sentuhan. Dan demikian juga dengan anjing saya. Dia memiliki indera sentuhan. Dan saya memiliki indera penciuman. Demikian juga dengan anjing saya. Dia memiliki indera penciuman, hanya lebih baik. 

            Saya memiliki indera pendengaran. Dia memiliki indera pendengaran, hanya jauh lebih baik. Saya memiliki indera perasa. Dia memiliki indera perasa. Saya memiliki indera penglihatan. Dia memiliki indera penglihatan.

Semua indera yang saya miliki juga dimiliki oleh anjing saya. Dan anjing anda memilikikinya dan seliruh anjing Allah memilikinya. Semua monyet ciptaan Allah, semua binatang buas ciptaan Allah, semua organisme hidup yang diciptakan Allah, mereka semua memiliki lima indera. 

            Tetapi saya memiliki yang lain. Saya memiliki indera yang lain. Yang lebih benar, saya memiliki panca indera yang lain. Saya memiliki sesuatu yang lain yang tidak dimiliki oleh anjing saya. Yang tidak dimiliki oleh binatang buas. Yang tidak dimiliki oleh binatang. Yang tidak dimiliki oleh kera besar. 

            Dan itu adalah hal ini. Di dalam diri saya, ada sebuah panca indera yang memiliki kemampuan untuk menerima hal-hal rohani. Saya dapat berbicara kepada anjing itu selamanya dan saya dapat melatih seekor keras besar sampai selama-lamanya dan saya dapat berbicara kepada seekor simpanse sampai selama-lamanya, dan saya dapat berbicara dengan dunia binatang yang telah diciptakan Allah sampai selama-lamanya, tetapi mereka tidak tahu apa yang saya maksudkan ketika saya berbicara tentang kekekalan. 

            Mereka tidak akan pernah tahu apa yang saya maksudkan ketika saya sedang berbicara tentang Allah. Mereka tidak akan pernah tahu apa yang saya maksudkan ketika saya berbicara tentang doa dan permohonan. Mereka tidak akan pernah tahu ketika saya berbicara tentang hal-hal yang menjadi milik kerajaan Yesus.

            Mereka tahu apa yang saya bicarakan ketika saya berbicara tentang tulang dan makan dan hal-hal yang dapat dicium dan tanda-tanda serta suara-suara. Mereka hanya hidup di dalam dunia indera. Mereka tinggal di dalam dunia di mana mereka dapat menendangnya keluar. Mereka dapat menggetarkannya.

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.