SEGALA SESUATU TENTANG WANITA

(ALL ABOUT WOMEN)

 

Oleh Dr. W. A. Criswell

 

7-13-58

1 Timotius 2:8-15

  

Dan, judul dari khotbah ini ialah: Segalanya Tentang Wanita. Saya telah mengamati setiap pria dengan mendalam untuk setiap generasi, setiap era, di dalam setiap periode terhadap orang yang telah memperikan khotbah mengenai ayat itu. Saya tidak dapat menemukan sebuah ilustrasi atau sebuah contoh saja. Mereka semua melewatinya.

 

Saya juga akan melompatinya juga, kecuali bahwa saya sedang berkhotbah melalui Alkitab, dan hal itu seharusnya telah nyata, tak seharusnya saya melewatinya.

 

Segalanya tentang wanita. Dengan bercanda seorang sahabat berkata, “Tak seoarang priapun dapat benar-benar memahami wanita, tidak menjadi masalah betapa muda usia pria itu.”

 

Sekarang, ketika kita masuk ke dalam pembahasan tentang rasul Paulus ini dan apa yang difikirkannya mengenai wanita, kita mendapatkan pendapat yang keliru, kebanyakan karena kekurangan kemampuan untuk meletakkan semangat itu, kecakapan itu, kebaikan itu di dalam bahasa Inggris, bahwa seorang pria akan menuliskannya dengan menggunakan bahasa Yunani yang demikian indahnya. Sekarang, kita akan memulainya. Dan, warta untuk malam hari ini merupakan suatu penjelasan dari ayat-ayat ini. Saya tidak tahu mau berbuat apa lagi. Saya merasa khawatir untuk melakukan sesuatu hal yang lain lagi. Jadi, kita akan menjelaskan ayat-ayat itu saja. Dan inilah apa yang dikatakan oleh Paulus.

 

Sekarang, dia memulai di dalam perikop di sini yang baru saja kita bacakan – dia memulai dengan bagaimana kita seharusnya menyembah Tuhan. Jadi, dia berkata: “Aku akan menjadi orang itu yang berdoa di mana saja – yaitu di kota Dallas, di Fort Worth, di Hong Kong, di Kalkuta, di mana saja – bahwa, ketika mereka berkumpul bersama karena pelayanan umum kebaktian mereka, orang itu berdoa, “mengangkat tangan-tangan kudus tanpa kemarahan dan” – saudara-saudara membacanya di sini telah diterjemahkan - “tanpa keraguan”.

 

Dia sedang menyebutkan di sana kepada bangsa Yahudi tentang kebiasaan mengangkat kedua tangan. Mereka melakukannya ketika mereka mengambil sumpah. Mereka melakukannya ketika mereka diberkati. Dan mereka melakukannya ketika mereka sedang berdoa.

 

Ada beberapa kali di dalam kitab Mazmur, saudara-saudara sekalian akan menemukan referensi kepada para pemazmur, yang berkata: “Aku akan mengangkat kedua tanganku kepada Tuhan dan berdoa.” Maka, dia berkata, di dalam majelis publik ini, orang-orang akan berdoa tanpa adanya keraguan serta dialogismos. Saudara-saudara membacanya telah terlebih dahulu diterjemahkan menjadi “keraguan” Dialogismos berarti memperdebatkan, suatu pembahasan. Dia sedang mengacu kepada amarah, perkembangan akan kegemaran untuk berdebat di dalam gereja-gereja yang pertama-tama dahulu itu.

 

Dan sukar bagi kita untuk menyadari bahwa semua orang di sana yang telah kita sebut dengan orang-orang kudus hanyalah sama halnya seperti pembawa penyakit, suka berdebat, suka melawan, tidak dapa diperbaiki lagi, dan segaduh apa yang mereka dapat lakukan. Demikianlah alasannya mengapa di waktu itu ada gereja Baptist di sana yang saya ketahui.

 

Sekarang, dia sedang berbicara tentang ketika kita datang untuk beribadah. Dia menginginkan kita untuk meninggalkan kemarahan kita dan pertengkaran kita serta perselisihan kita, dan, di dalam penghormatan dan kesucian, di dalam damai sejahtera serta di dalam keheningan, kita berdoa kepada Tuhan Allah.

 

Kemudian, hal tersebut membawa Paulus untuk berbicara tentang bagaimana wanita seharusnya datang ke gereja. Di dalam sifat kesukaan, seperti para pria ini datang ke gereja serta berdoa tanpa adanya kemarahan serta perselisihan dan pertengkaran – Didalam sifat yang suka juga, katanya, wanita , ketika mereka pergi ke gereja, ibadah umum dari rumah Tuhan Allah.

 

Bagaimana seorang wanita untuk muncul? Bagaimana wanita itu berpakaian? Sekarang, alasan mengapa Paulus menuliskan hal ini – dan kita akan menekankan hal ini untuk beberapa kali malam hari ini – alasan mengapa Paulus menuliskan hal ini adalah pada perhitungan dari gereja-gereja kecil ini yang merupakan hal yang ganjil di zaman kekaisaran Romawi. Mereka belum pernah melihat hal-hal seperti hal ini di dalams sejarah sejak terbitnya penciptaan dari dunia ini. Dan, mereka di sana mengawasinya. Dan, apa yang mereka telah lakukan dan apa yang telah mereka katakan serta bagaimana mereka bertindak dan bagaimana mereka berpakaian dan segalanya mengenai mereka yang sangat dan sangat kelihatan dengan jelas.

 

Dan Paulus sangat ingin – dengan semua hal yang meliputi ketujuh gereja-gereja kecil itu – terpecah-belahnya mereka, para pemuja suku Yehuda, oang-orang yang berpandangan sesat yang datang itu, para-ilmuwan yang datang itu, kaum filsuf yang datang itu – oh, mereka memiliki suatu suksesi yang tidak berakhir. Kita telah mendapatlan pengalaman selama 2.000 tahun memandu takdir dari gereja kita. Sekarang mereka telah menjadi baru dan disusun oleh orang-orang dari setiap golongan dan bagian dan ras dan keyakinan hidup. Dan, mereka tunduk kepada kontroversi dan perdebatan serta pendirian yang tak berujung. Maka, Paulus sangat berkeinginan untuk ketujuh gereja-gereja yang kecil itu, bahwa, di dalam segala hal, akan ada di antara sesama mereka dan di dalam mereka sebuah kepantasan yang indah.

 

Jadi, dia akan memulai untuk berbicara tentang wanita yang datang ke gereja: “Demikian hendaknya” – yaitu pada saat para wanita yang datang kepada kebaktian publik -

… hendaklah ia berdandan dengan pantas, dengan sopan dan sederhana, rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan memakai emas atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal,

Tetapi hendaklah ia berdandan dengan perbuatan baik, seperti yang layak bagi perempuan yang beribadah.

 

Sekarang, marilah kita melihat apa yang dia katakan di sana mengenai pakaian seorang wanita. Pertama-tama, dia berkata: “Demikian hendaknya – sama seperti kaum pria yang datang ke gereja, dan kaum wanita datang bersama dengan mereka untuk beribadah – hendaklah ia berdandan dengan pantas, dengan sopan dan sederhana.”

 

Sekarang, kata itu di sana – dia mendapatkan tiga buah kata di sana, dengan mana dia menggambarkan bagaimana seorang wanita seharusnya berpakaian. Yang pertama digunakan sebanyak dua kali. Kata itu telah diterjemahkan sebelumnya “berdandan” dan “sederhana” merupakan kata yang sama di dalam bahasa Yunani. Yang satu adalah dalam bentuk kata kerja, dan yang lain di dalam bentuk kata benda. Kemudian, dia telah mendapatkan kata yang kedua dan yang ketiga.

 

Maka, marilah kita lihat akan ketiga kata tersebut. Sekarang, ketika wanita itu datang ke gereja, dia harus mendandani dirinya sendiri dengan sopan dan sederhana. Sekarang, terjemahan kata berdandan dengan menggunakan bahasa Yunani adalah kosmeō. Kata “cosmos” berasal dari kata tersebut. Dan, kata “kosmetik” juga berasal dari kata tersebut.

 

Kata kosmeō berarti untuk menempatkan secara teratur, suatu hal yang tersusun dengan rapi. Dan, ketika yang terdahulu itu melihat kepada alam semesta itu, kelihatan kepada mereka bahwa semua itu tersusun dengan indah: planet-planet ini berputar mengelilingi matahari dan mengelilingi seluruh kemuliaan dari surga. Maka, mereka memberikan kata kosmos, pengaturan yang tersusun rapi oleh Tuhan Allah.

 

Tetapi, kata itu merupakan kata Yunani yang biasa, yang berarti untuk mengatur di dalam susunan yang indah dan pantas. Sekarang, kata benda di sana yang telah menterjemahkan pantas dan sederhana – kosmios – berarti “pantas”, “rapi”. Wanita itu berpakaian dengan rapi, pantas dan dapat diterima. Dia harus mendandani dirinya sendiri. Sekarang, kata itu berarti berdandan. Dan, saudara-saudara tidak perlu berpakaian begitu dekatnya untuk menutupi diri saudara-saudara sendiri ketika saudara-saudara lakukan untuk berdandan. 

 

Apakah saudara-saudara mengetahuinya? Jika saja saudara-saudara berniat menutupi diri saudara-saudara sendiri, mengapa, harus ada kantung-kantung emas atau atau kantung tua itu? Hampir di setiap waktu, kita berpakaian menurut kepada suatu dandanan. Seorang manusia tidak akan memiliki suatu setelan jas tanpa sebuah kelepak, dan dia tidak akan mendapatkan sebuah kelepak tanpa sesuatu takik yang berbentuk kecil yang ada di sini itu.

 

Apakah ada seseorang dari saudara-saudara jemaat kaum pria yang memiliki sebuah takik di dalam kelepak saudara-saudara? Saya tidak mengetahui suatu apapun kegunaan duniawi dari takik yang ada di dalam kelepak itu. Tetapi, tidak seorangpun manusia yang akan terlihat di publik tanpa adanya takik kecil itu di sini. Kita semua adalah budak dari fesyen. Dan, hal itu untuk mendandani apa yang kita pakai.

 

Bagaimana caranya saudara-saudara memangkas rambut saudara, dan cara dari orang-orang ini menyisir serta menaruh minyak gemuk dari as kenderaan padanya dan menyisirnya kembali – sekarang, dia berkata sudah bagus. Dia berkata kita yang akan melakukannya. Kita harus mendandani diri kita sendiri dengan pantas, dengan teratur.

 

Kemudia kata yang kedua darinya di sana adalah aidos, yang artinya “dengan sederhana.” Wanita itu harus berpakaian – dia harus mendandani dirinya sendiri, di dalam pakaian yang pantas, pakaian yang sederhana - aidos.

 

Dan, kemudian, kata itu diterjemahkan “ketenangan hati” – sōphrosunē – sebenarnya memiliki arti “ketenangan pikiran.” Dia tidak akan berpakaian seperti seorang yang idiot. Dia akan berpakaian seolah-olah dia memiliki semacam perasaan.

 

Kemudian, dia menggambarkan bahwa sōphrosunē itu – bagaimana seorang wanita dengan suatu perasaan datang berpakaian: tidak dengan emas yang disulamkan ke rambutnya, jalinan rambutnya, jalinan untaian emas, yang luar biasa disusun berwarna-warni. Dia berkata: “Tetapi yang mana akan menjadi seorang wanita di dalam gereja dengan perilaku yang indah, sopan santun yang menyenangkan, kehangatan jiwa.”

 

Sekarang, Paulus hanya mengatakan bahwa umat Kristen yang baik adalah perasaan yang baik. Pada saat saudara-saudara melihat seorang wanita datang ke gereja, dan dia memiliki perhiasan berjuntai dari setiap tulang sendi dan setiap suspensi, dan dia tersusun dengan terlalu mencolok, seperti kuda peliharaan Ny. Astor – dan, ketika dia datang, orang akan berkata, "Baiklah, datanglah Ny. pohon terang itu sendiri." Dia hanya mengganggu segalanya. Dia mengganggu kebaktian tersebut. Orang-orang berhenti mendengarkan pada khotbah dan mulai mencari melihat pada topi yang dikenakannya dan semua benda yang menjuntai-juntai dimana-mana itu.

 

Perasaan yang baik dapat diterima di mana saja. Setiap wanita yang memiliki sōphrosunē – memiliki “ketengan hati,” kata itu telah diterjemahkan sebelumnya di sini – ketenangan pikiran, tidak berlebih-lebihan, merupakan seorang wanita yang selalu dapat diterima. Dan, katanya: Dandanannya tidak akan menjadi benda-benda asing ini, jalinan-jalinan itu, rambut yang keemasan, dan segala hal yang dilakukan oleh kaum wanita di zaman itu, dan apa yang beberapa dari mereka cenderung – mencoba untuk lakukan di zaman sekarang ini – keangkuhan yang terlalu mencolok, sebuah gaya yang berkilauan. 

 

Oh, hal itu mudah dilihat, ketika seorang wanita masuk ke dalam dan melewati dengan cepat serta bagaimana caranya dia berpakaian, dia sedang mencoba untuk melakukan apa yang saudara-saudara ketahui apa yang akan dilakukannya. Begitu mudahnya melihat akan hal tersebut. Dia berkata: Wanita yang memiliki suatu sōphrosunē yang terbaik, ketenangan pikiran, adalah seorang wanita yang pesonanya tidak terdapat pada perhiasannya, pada jalinan kepang rambutnya, pada emasnya, dan pada perhiasannya yang berharga. Akan tetapi terdapat di dalam kehangatan dari jiwanya. Terdapat pada kebaikan dari perbuatannya. Terdapat pada perbuatannya, perbuatan baiknya, hal-hal yang baik yang telah dilakukan serta dikatakannya.

 

Demikianlah semuanya yang dimaksudkan oleh Paulus di sini. Dan, saya memberikannya kepada saudara-saudara bahwa Paulus hanyalah mengatakan sebuah hal yang baik yang dapat diulangi di dalam setiap majalah mode. Saudara-saudara dapat menaruhnya di depan majalah Vogue, dan berkata demikianlah bagaimana seorang wanita seharusnya berpakaian. Tetapi, ketika saudara-saudara sekalian datang ke gereja, demikianlah cara Paulus berkata saudara-saudara seharusnya mendandani diri saudara-saudara sendiri: memberikan senyumanmu yang terbaik. Meletakkan kasih serta kehangatan Tuhan Allah di dalam hati saudara-saudara. Meletakkan suatu kepentingan di dalam orang lain, suatu simpati di dalam jiwa saudara-saudara. Masuklah ke dalam roh yang baik, dan hal itu akan menjadi dandanan yang paling baik, Paulus akan berkata, bahwa seorang wanita dapat dipilih.

 

Lalu kemudian dia berbicara mengenai kebaktian. Ketika saudara-saudara mengikuti sebuah kebaktian gereja, bagaimana kebaktian itu dilaksanakan? Sekarang, dia memulainya kembali, setelah berbicara tentang pakaian wanita tersebut: “Seharusnyalah perempuan berdiam diri” - hēsuchia, “di dalam keheningan, di dalam ketenangan, di dalam penghentian dari perselisihan dan pertikaian.” Hēsuchazō berarti “untuk berhenti dari pekerjaan, untuk berhenti dari pertengkaran dan perselisihan serta pertikaian.”

 

Maka, wanita itu belajar di dalam hēsuchia, di dalam pemantangan dari perselisihan serta pertengkaran yang serak, di dalam keheningan dan ketenangan. Karena, dia berkata: “Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah laki-laki; hendaklah ia - hēsuchia - berdiam diri.

 

Sekarang, apa yang dikatakannya adalah demikian: Kita kembali kepada jenis kebaktian yang mereka telah lakukan di dalam gereja-gereja Kristen yang pertama dulu itu. Kebaktian-kebaktian tersebut hendaklah bersuara gaduh. Setiap orang berdiri dan mereka akan bertengkar, dan mereka akan mengucapkan hal-hal.

 

Jika saudara-saudara ingin melihat bagaimana gereja-gereja dulunya, baca saja apa yang dikatakan oleh Paulus yang sedang mencoba untuk menenangkan gereja yang berada di Korintus. Gereja itu dipenuhi dengan perselisihan. Mereka dipenuhi dengan pertengkaran. Mereka dipenuhi dengan orang-orang yang berdiri serta memotong pembicaraan orang lain. Dan, setiap orang mengutarakan pendapatnya, dan setiap orang menginginkan untuk menjalankan caranya. Paulus akan berkata: “Setiap orang mendapaykan sebuah wahyu dan setiap orang memiliki sebuah nubuat dan setiap orang dan seterusnya dan seterusnya.” Dan, mereka mengalami kegaduhan di dalam gereja-gereja tersebut.

 

Sekarang, ada alasan untuk itu. Saya ingin kita untuk melihatnya. Gereja-gereja ini dulunya, saya ulangi, suatu hal yang benar-benar baru di dunia ini. Gereja-gereja ini menganggap setiap orang yang berada di dalam mereka adalah sama: kaum pria dan kaum wanita. Misalnya, Paulus akan mengatakan:

 

“Di dalam gereja, tidak ada yang terbelenggu dan tidak ada yang meredeka. Tidak ada bangsa Yunani demikian juga tidak ada Yahudi. Tidak ada orang yang biadab di sana demikian juga tidak ada yang bermoral. Tidak ada kaum laki-laki dan tidak ada kaum perempuan. Akan tetapi kita adalah satu di dalam Kristus.”

 

Untuk pertama kalinya di dalam dunia ini, ada pengumuman bahwa seorang wanita harus diterima di dalam cara yang sama, sebanding dengan kaum laki-laki. Hal itu merupakan suatu perkembangan serta pengungkapan yang mengagumkan. Dunia belum pernah melihat hal yang seperti itu.

 

Wanita Yunani – di seluruh wilayah Yunani, wanita bangsa Yunani hanya sedikit lebih tinggi dari badannya daripada wanita di dalam sebuah tempat kediaman selir dari orang-orang dari Timur. Wanita dari Yunani tidak menjadi apa-apa daripada seorang budak rumah tangga. Dia berkuasa di rumah tangganya sendiri di markas sendiri. Akan tetapi, dia tidak pernah berani untuk melangkah lebih jauh lagi.

 

Wanita itu tidak terpelajar. Kepadanya tidak diberikan suatu pendidikan apapun. Saudara-saudara dapat melihat pada sejarah dari kota Athena. Di dalam seluruh kemuliaan Athena, di dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan, dan kesusasteraan dan sejarah dan pidato serta hukum – di dalam semua bidang – tidak pernah seorang wanita dari Athenapun yang pernah mencapai penghormatan yang paling kecil sekalipun dari semua mereka.

 

Sekarang, wanita penganut agama Yahudi merupakan suatu kelainan. Dia merupakan suatu paradoks. Eanita yang menjadi penganut agama Yahudi diterima seperti laki-laki manapun juga di dalam perjanjian dengan Tuhan Allah. Wanita itu telah diselamatkan dan menjadi bagian dari jemaat Tuhan.

 

Akan tetapi saya tidak dapat mengilustrasikan perbedaan di antara gereja Kristen dan gereja Yahudi daripada di dalam bagaimana saudara-saudara masuk ke dalamnya. Saudara-saudara sekalian akan menjadi seorang Yahudi dengan cara disunat untuk kaum laki-lakinya. Yang wanita tidak ada hubungannya akan hal tersebut. Tetapi, ketika saudara-saudara bergabung di dalam sebuah gereja Kristen, para wanitanya akan dibaptis seperti bagaimana kaum laki-lakinya. Keduanya menjadi serupa. Keduanya diterima dengan cara yang serupa. Keduanya berada di dalam satu rumah tangga iman yang serupa.

 

Sekarang, demikian merupakan sebuah hal yang baru dan berkilauan serta merupakan hal yang luar biasa di dalam gereja-gereja ini: wanita-wanita ini, dibebaskan serta dimerdekakan untuk pertama kalinya di dalam sejarah dunia ini.

Sekarang, Paulus merasa sangat ingin serta merasa cemas bahwa kebaktian di rumah dari Tuhan Allah dilakukan dengan kepantasan yang agung, serta keteraturan dan ketenangan dan begitu berharganya. Dan, meskipun demikian, di sana mereka sedang berada di tengah-tengah perselisihan besar yang menakutkan itu, dan kaum wanita berada di dalam mereka.

 

Baiklah, saya tidak tahu bagaimana caranya untuk menggambarkan hal tersebut. Ketika saudara-saudara melihat situasi sedemikian itu, Paulus mengatakan dua atau tiga hal. Yang pertama, dia mengatakan di sini mengenai berbicara dalam bahasa roh.

 

Di sebelah sini, di dalam pasal yang kesebelas dari kitab Korintus, dia mengatakan bagaimana seorang wanita harus berpakaian ketika wanita itu berdoa dan ketika dia bernubuat di dalam gereja.

 

Lalu kemudian, di sebelah sini, di dalam pasal yang keempat belas dari Surat yang pertama kepada jemaat di Korintus, ditengah-tengah pasalnya yang agung tentang berbicara di dalam bahasa roh dia berkata:

 

Sama seperti dalam semua Jemaat orang-orang kudus, perempuan-perempuan harus berdiam diri dalam pertemuan-pertemuan Jemaat. Sebab mereka tidak diperbolehkan untuk berbicara. Mereka harus menundukkan diri, seperti yang dikatakan juga oleh Hukum Taurat.

Dan jika mereka ingin mengetahui sesuatu,

 

- tentang kemarahan dan tentang nubuatan serta berbicara di dalam bahasa roh yang sedang terjadi -

 

… baiklah mereka menanyakannya kepada suaminya di rumah. Sebab tidak sopan bagi perempuan untuk berbicara dalam pertemuaan Jemaat. 

 

- akan tetapi jangan berbicara di dalam gereja

 

Sekarang, dia mendapatkan dua alasan untuk hal tersebut. Salah satunya telah saya sebutkan yang pertama tadi. Salah satu dari mereka adalah: gereja-gereja kecil itu didirikan di dalam kehadiran kuil-kuil pemujaan berhala. Di sana, di Korintus, di sebelah atasnya, Akro-Korintus yang hebat itu, memandang kota itu, ada terdapat sebuah kuil  besar yang terkenal ke seluruh dunia, kuil kepada Venus. Dan di atas sana, di dalam kuil kepada Venus itu, orang akan memanjat ke atasnya untuk beribadah kepada dewa cinta kasih, dan mereka melakukannya dengan wanita yang dipersembahkan terhadap pelayanannya.

 

Saudara-saudara dapat menyebutnya dengan prostitusi. Mereka menyebutnya dengan ibadah kepada dewi cinta kasih itu. Peristiwa itu merupakan suatu pesta dari perbuatan asusila dan seks. Dan, pada saat wanita-wanita itu naik ke atas sana dan mereka menyembah Venus di dalam seluruh proses ritual serta pesta pora tersebut, wanita itu melanjutkannya dan mereka berbicara dan mereka bernyanyi dan mereka melakukan segala hal yang mengikuti ibadah dari dewi cinta kasih itu. Dan Paulus berkata: “Dan seorang asing berjalan, melihat ke dalam sana, dan melihat kaum wanitamu melanjutkannya seperti itu. Mereka hanya akan mengatakan, Baiklah, Aku lihat kita telah memiliki kuil kecil Aphrodite yang lain lagi di sana. Aku melihat kuil kecil Astarte yang lain lagi di sana. Aku melihat kuil kecil Venus yang lain lagi di sana.”

 

Paulus berkata: “Ketika peristiwa itu berlangsung, kaum wanitamu harus berdiam diri.” Dia berkata: “Aku fikir kaum wanitamu seharusnya tidak mengatakan apapun mengenai berbicara dalam bahasa roh.”

 

Dia berkata: “Lebih baik aku mengatakan empat patah kata dengan pemahamanku di dalam gereja Tuhan Allah, bahwa dengan pemahaman kata-kata itu boleh mendorong semangat orang, daripada 10.000 kata-kata di dalam bahasa yang tidak dikenal.” Tetapi, katanya, “Apabila engkau terbelenggu dan ditetapkan untuk berbicara dengan menggunakan bahasa yang tidak dikenal, maka lakukanlah hal tersebut satu per satu, dan hanya ketika hadirnya seorang penterjemah.” – Dan, aku belum pernah melihat hal itu di dalam hidupku yang aku fikir telah menjadi masuk akal. Dan, Paulus berkata: “Dan, hal itu tidak baik. Marilah kita meninggalkannya. Marilah kita tinggalkan.”

 

Maka, demikianlah satu hal mengenai wanita yang berbicara di dalam gereja. Sekarang, hal yang lain adalah di dalam gereja-gereja yang berselisih itu, yang suka bertengkar itu – katanya, “hanya akan menjadi lebih baik – pada saat engkau mendapatkan keributan yang begitu bebas, hal itu akan memberi tambahan pada kepantasan, apabila kaum wanita itu tidak mengambil bagian ke dalamnya.”

 

Baiklah, saudara-saudara harus sampai memikirkan akan hal tersebut. Pertikaian: itu merupakan hal yang mengerikan. Hal itu merupakan hal yang mengerikan di dalam gereja. Hal itu merupakan hal yang mengerikan di dalam bisnis. Demikian itu merupakan hal yang mengerikan di dalam sebuah rumah dan tempat tinggal.

 

Suami dan istri ini duduk, saling berdampingan, untuk menikmati makan malam. Mereka baru saja dilanda amarah, dan mereka tidak mengatakan sepatah katapun. Dan setelah hidangan makan malam itu selesai, mereka duduk di depan perapian, wajah lelaki itu menjadi sedikit lebih lembut. Lalu kemudian dia mengalihkan pandangannya kepada istrinya dan dia berkata – lelaki itu berkata, “Kekasihku, engkau tahu, aku baru saja berfikir.”

 

Lalu wanita itu menghardik suaminya, “Apa yang telah engkau fikirkan?”

“Baiklah,” katanya, “engkau tahu, saya baru saja berfikir. Bagaimanapun engkau memang benar. Aku memihak kepadamu.”

 

Lalu wanita itu menjawab dengan pedas: “Tidak akan mempengaruhi apapun. Aku telah merubah pikiranku.”

 

Seorang gembala yang baru berbicara kepada satu kelompok kecil anak laki-laki. Dan dia berkata. “Siapakah manusia yang pertama?”

“Adam,” serentak mereka menjawab.

“Siapakah wanita yang pertama?”

“Hawa,” serentak mereka menjawab.

“Siapakah manusia yang paling lembut hatinya?”

“Musa,” serentak mereka menjawab.

“Siapakah wanita yang paling lembut hatinya?”

Semua saling memandang dengan pandangan yang kosong. Seorang anak kecil kemudian mengangkat tangannya dan dia berkata, “Tolonglah, tuan. Tidak pernah ada."

 

Hal terakhir yang pernah kita ingin lakukan adalah masuk ke dalam perkelahian. Dan, hal terakhir di dunia dalam sebuah perkelahian adalah membayangkan wanitamu di atas kerongkongan wanita lain, saling mendorong dan saling menarik dan gusar serta marah dan terbawa di sepanjang peperangan pribadi. Semua hal itu ikut ambil bagian d dalam pembunuhan gereja Tuhan Allah.

 

Maka, apa yang dikatakan oleh Paulus adalah ini: Di dalam ibadah umum Tuhan, kaum wanita harus berdiam diri: “Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri.” Menurut kepada Firman Tuhan, ibadau publik kepada Tuhan Allah haruslah dilakukan oleh kaum laki-laki. Hal itu sederhana saja, penyingkapan yang yang tidak berubah dari Tuhan Allah.

 

Hal itu tidak berarti bahwa kaum wanita tidak dapat berdoa di muka umum. Di dalam pasal yang kesebelas dari kitab satu Korintus, Paulus menguraikan bagaimana kaum wanita seharusnya berpenampilan ketida dia berdoa. Tidak berarti bahwa wanita tidak seharusnya bernubuat, yaitu, untuk berbicara – berbicara ke depan. Jika kaum wanita mendengar sebuah pesan dari Tuhan, bukan berarti wanita itu tidak dapat mengucapkan pesannya itu. Tuhan Allah berkata bahwa pelaksanaan dari ibadah umum haruslha dilakukan oleh tangan-tangan dari kaum lelaki.

 

Seorang wanita dapat mengajar kaum wanita. Seorang wanita dapat dapat mengajar anak-anak kecil. Seorang wanita dapat saling berbagi di dalam pelayanan Tuhan, di dalam rumah umum Yesus.

 

Tetapi, wewenang pelaksanaan kebaktian, organisasi dari gereja di dalam Perjanjian Lama dan juga di dalam Perjanjian Baru selalu sama. Imam Besar selalulah kaum pria. Kaum Lewi juga seorang pria. Orang-orang yang membemberikan persembahan, persembahan yang sebenarnya, persembahan kurban, selalu dilakukan oleh imam, yang mana adalah seorang pria. Di dalam Perjanjian Baru, seorang rasul juga adalah seorang pria. Pastor juga seorang pria. Diaken juga seorang pria. Pihak yang berwenang atas rumah Tuhan Allah selalu dilantikkan kepada seorang laki-laki.

 

Dan, jika saudara-saudara memiliki sebuah gereja yang kuat dan gereja yang berharga, yang memiliki kemungkinan berkat Tuhan Allah yang terbaik dan terhebat atasnya, saudara-saudara akan mendapatkan sebuah gereja di mana kaum wanitanya merasa gembira melihat kaum prianya di dalam garis depan. Sering sekali, seorang wanita harus mendorong kaum pria untuk naik ke atas. Sering sekali kaum wanita harus menjaga untuk membuat sebuah kancing peniti di belakangnya. Sering sekali, kaum wanitanya harus memanjatkan banyak doa-doa pribadi. Akan tetapi pelayanan yang terbaik dan terhebat di dalam rumah Tuhan Allah selalu di mana kaum wanita selalu mencari tahu cara untuk mendorong semangat serta untuk menyokong dan menguatkan tangan dari kaum pria mereka.

 

Sekarang, dia telah memberikan alasannya. Paulus berkata: “Karena Adam adalah yang pertama diciptakan sebelum Hawa; Adam tidak diperdaya, akan tetapi wanitalah yang diperdayai. Yang melakukan pelanggaran.”

 

Sekarang, hal tersebut mungkin jadi jenis pemikiran yang tidak biasa bagi kita di zaman sekarang ini, akan tetapi hal itu meyakinkan Paulus dan oleh sebab itu bagi kita. Di dalam kitab Satu Korintus 11:9, Paulus mengatakan bahwa kaum pria tidak diciptakan untuk kaum wanita, akan tetapi sebaliknya kaum wanita diciptakan untuk kaum pria. Dan, dia mengutip kembali waktu itu di sana dari Kitab Kejadian 3, dan saya fikir, dari ayatnya dari ayat yang ke 16 atau ayat ke 15 atau ayat ke 14 – ditengah-tengah pasal itu, catatan dari Paulus mengatakan bahwa: (Kitab Kejadian 2:18) “Tuhan Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” Dan wanita diciptakan dalam rangka untuk  menjadi seorang penolong, seorang penguat kepada kaum pria. Wanita diciptakan untuk tujuan itu.

 

Kemudian dia memberikan alasan lain di dalam kisah itu: “Dan Adam tidak diperdayai, kan tetapi wanitalah yang diperdayai. Yang melakukan pelanggaran.” Adam mengetahui dengan tepat apa yang telah dilakukannya. Ketika Adam mengambil buah terlarang itu dari tangan istrinya, ia memilih untuk mati bersama-sama dengan dia. Dia tahu apa yang dilakukannya. Hawa telah ditipu. Iblis menyerang salah satu dari antara mereka. Iblis menyerang wanita. Dan wanita itu menyerahkan dirinya di dalam sifat yang mudah ditipu kepada sindiran dan ejekan Iblis. Dan, di dalam tipuan, dia mengambil buah terlarang itu. Adam mengetahui dengan pasti apa yang dilakukannya. Dia tidak diperdayai, akan tetapi Hawalah yang diperdayai.

 

Saya membaca di mana salah satu dari kaum pejuang hak-hak wanita mengoceh dan membual di hadapan sekelompok pendengar, dan dia berkata, “Saya bertanya kepada kamu sekalian, di manakah jadinya kaum pria tanpa wanita?” Dan, terjadi keheningan. Dan, wanita itu mengulanginya kembali dan berkata, “Saya bertanya sekali lagi kepada kamu sekalian.  di manakah jadinya kaum pria tanpa wanita?”

 

Dan, ketika dia berhenti untuk yang kedua kalinya, seseorang dari balkon berteriak dengan nyaring dan berkata, “Aku katakan kepadamu. Kami sudah akan berada di Taman Eden.”

 

Saya tidak tahu. Yang saya lakukan hanyalah membaca kisah itu. Dan kisah itu berkata bahwa Hawalah yang diperdayai. Iblis memperdayakan wanita itu. Iblis telah mengarahkannya kepada sebuah perangkap. Iblis membunuh, dan ketika Adam melihat bahwa istrinya hampir mati, sebagai ganti daripada hidup tanpa wanita itu, dia memakan buah terlarang tersebut, bahwa dia mungkin akan mati bersama-sama.

 

Saya akan memberikan yang lain lagi. Saya rasa saudara-saudara tidak akan menemukan hal yang lebih bagus lagi yang tercatat di dalam sejarah daripada hal itu – dan, hal itu benar adanya sejak saat itu: Seorang pria memberikan hidupnya kepada seorang wanita yang dicintainya. Hal itu benar adanya di sepanjang segala abad sejak saat itu. Lebih baik seorang pria mati di samping seorang wanita yang dicintainya daripada hidup tanpa wanita itu.

 

Dia tahu apa yang dilakukannya. Hawa telah diperdaya.

 

Sekarang, dia mengatakan bahwa seorang pria adalah pemimpin terhadap kaum wanita. Dan, dia menyebutkan kembali di sini, kepada salah satu bagian dari kutuk itu:

 

Firman-Nya kepada perempuan itu: “Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu.”

 

Demikian adalah salah salah satu bagian kutuk dari Tuhan Allah. Sekarang, ketika dipergunakan, kekuatan yang unggul – paling tidak secara fisik -  dari laki-laki, dan kesempatan dari kaum pria untuk menghantam kaum wanita, merupakan suatu ha yang tragis. Tetapi, saudara-saudara dapat merubahnya. Hal itu benar adanya di dalam sejarah. Dan benar adanya di zaman sekarang. Wanita-wanita yang dilahirkan oleh seorang yang tidak bertuhan ini, mendapatkan suami yang peminum, pemarah, tidak memiliki kasih, dan tidak simpatik. Hal itu merupakan bagian dari Kejatuhan itu. Hal itu adalah bagian dari kebejatan sifat manusia.

 

Seminggu yang lalu saya terharu sampai hendak menangis ketika saya mendengar tentang salah seorang dari orang kita dari Gereja Truett. Dia berkata, dia mengetuk pintu sebuah rumah persis di sebelah dari gereja kita. Dan, dia berkata keluarlah dari rumah itu seorang wanita bertubung mungil yang berpakaian yang paling indah, dan sederhana dan bersih. Dan, dia memiliki sepasang mata yang berwarna hitam. Dan, wanita itu meminta maaf dengan jalan bagaimana dia terlihat, karena dia berkata bahwa dia baru saja dipukuli oleh suaminya. 

 

Hal-hal seperti itu terjadi setiap waktu. Hal itu terjadi di mana saja. Hal itu merupakan bagian dari Kejatuhan itu. Hal itu adalah bagian dari kebejatan sifat manusia: Seorang pria mengambil keuntungan dari kekuatan terlemah dari istrinya.

 

Oh, betapa umat Kristen telah memberikan kesempatan kepadanya di dalam gereja Tuhan Allah. “Tidak ada seorang priapun, tidak ada seorang wanitapun. Kita semua adalah sama di dalam Tuhan.” Kemudian, Paulus memberikan suatu pujian yang besar kepada wanita itu. Dan, saya pikir, hal itu tidaklah cukup, seperti saudara-saudara akan mendapatkan ide tersebut, seperti yang saudara-saudara baca di sini du dalam terjemahan bahasa Inggris ini: “Sekalipun begitu, wanita itu akan diselamatkan di dalam melahirkan anak, jika mereka terus berada di dalam iman dan kemurahan dan kesucian serta ketenangan pikiran.”

Sekarang, ketika saudara-saudara melihat padanya di dalam bahasa Yunani, secara keseluruhan terlihat berbeda. Wanita yang sedang dibicarakannya itu, yang telah dibuat tunduk kepada pria itu: “Sekalipun,” kepada saudara-saudara telah diterjemahkan sebelumnya, “dia akan dibebaskan dari melahirkan anak.”

 

Sekarang, di dalam bahasa Yunani kata itu adalah dia tēs teknogonias - dia tēs.  Dan, tulisan tēs itu sangat, sangat mencolok. Wanita itu akan diselamatkan di dalam melahirkan anak, teknogonias, dalam melahirkan anak.

 

Ingin tahu apa yang dia katakan tentang melahirkan itu? Baiklah, saya mengetahui tentang apa yang sedang dia bicarakan. Dia kembali ke pasal yang sama dari pasal yang ketiga Kitab Kejadian, kepada mana dia telah terlebih dahulu membuat dua buah kiasan. Dia kembali lagi kepada waktu ketika Tuhan Allah berkata kepada wanita itu: “Dan keturunanmu – dan keturunanmu akan meremukkan kepala ular ini.”

 

Dia akan diselamatkan dalam melahirkan anak, keturunan itu bukan datang dari pria, keturunan dari wanita.

 

Kemudian, kalau tidak siapa saja memikirkannya dalam melahirkan anak dia akan diselamatkan, dia menambahkan ucapannya: Tetapi mereka juga harus percaya. Bahkan seorang ibu harus percaya – Iman, kemurahan, kesucian, ketenangan pikiran. Paulus memberikan pujian yang agung kepada wanita itu.

 

Sekarang, berikanlah waktu kepada saya, hanya sebentar saja, untuk meringkaskan semuanya ini. Paulus, seperti yang kita baca di dalam Alkitab – Paulus memberikan gambaran dari gereja, ketika Tuhan Allah mendirikannya dan para rasul menghiasi sambungannya.

 

Dan, salah satu hal yang akan saudara-saudara lihat dari kehidupan gereja yang pertama, adalah kaum wanita mendapatkan bagian yang luar biasa di dalamnya. Mereka sangat mencolok, sangat mencolok adanya. Demikianlah mengapa mereka diperbincangkan dan begitu banyak disebutkan. Maka, Paulus berkata: “Ketika seorang wanita datang ke gereja, dia harus berpakaian di dalam perasaan yang terbaik.” Dan, saudara-saudara menghormati Tuhan ketika saudara-saudara datang ke rumah Tuhan Allah di dalam perasaan yang baik.

 

Apa yang boleh saudara-saudara sekalian dapatkan adalah pakaian dari katun. Tetapi, buatlah pakaian itu menjadi bersih, setrikakanlah pakaian itu untuk menghilangkan kekusutannya. Dan lihatlah, terlihat baik ketika saudara-saudara masuk ke dalam rumah Tuhan, tidak bersifat memamerkan untuk berbaris di sepanjang lorong, tidak berpakaian dengan menyolok, dengan kehampaan, dengan kesia-siaan, akan tetapi sebaliknya berpakaian di dalam perasaan yang terbaik.