GEREJA SESAT
(THE CHURCH OF THE APOSTASY)
Oleh Dr. W. A. Criswell
1 Timotius 4:1-6
07-20-58
Pagi hari ini kita telah menyimpulkan, ayat yang terakhir dari pasal yang ketiga kitab 1 Timotius. Malam hari ini kita memulai dari pasal yang keempat dari kitab 1 Timotius. Sekarang, kita telah mendapatkan nats kita, dari ayatnya yang pertama: “Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran-ajaran setan.” [1 Timotius 4:1]. Kata yang menggunakan bahasa Yunani di sana “shall depart” – “akan murtad” adalah “pemurtadan.” Kata itu merupakan kata dalam bahasa Yunani sendiri; apostasia, aphistomi, “untuk merosot.” Paulus menggunakan kata tines [“beberapa”] – tidak semua. Tidak seluruhnya - “masih ada sebanyak tujuh ribu orang yang tidak berlutut kepada Baal” [1 Raja-Raja 19:28]. Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, tines [ada beberapa] orang yang akan murtad, yang akan merosot jatuh, yang akan melakukan pemurtadan dari iman [1 Timotius 4:1]. Seperti yang dituliskan disana, saudara mungkin tidak berpikir banyak mengenai hal tersebut. Tetapi seandainya tidak dituliskan di sini, saudara-saudara mungkin tidak begitu memikirkan akan hal tersebut. Tetapi ada peringatan yang berulang-ulang dalam Firman Tuhan.
Jika saudara pernah ke laut atau mendatangi pelabuhan, saudara mendengar suara yang sayu yang berasal dari peluit kabut – yang mungkin ditambatkan pada sebuah pelampung yang mana pelampung itu terikat kepada sebuah batu karang atau batu-batuan. Dan hal tersebut terjadi dalam selang waktu yang tetap dan tidak lama. Demikianlah yang akan saudara-saudara temukan di dalam membaca Firman Tuhan. Begitu sering murid-murid itu akan mengatakannya. Begitu sering sudah Yesus menyinggung hal tersebut. Sebagai contoh, demikian khasnya Paulus di dalam kitab 2 Timotius 3:1: “Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar.” Seperti yang dia katakan di dalam pasal yang kedua puluh dari kitab Kisah Para Rasul: “Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu,” [Kisah Para Rasul 20:29]. Keseluruhan nubuatnya telah berubah menjadi peringatan tersebut kepada bangsa itu ketika dia memandang ke depan – selalu berupa catatan yang menggema itu. Hari-hari di depan itu – hari-hari yang terakhir ini akan dipenuhi dengan bahaya serta keingkaran. Di dalam surat yang kedua kepada jemaat di Tesalonika pasal yang kedua, dia mengatakan waktu-waktu ini tidak akan menemukan kesimpulannya, penyempurnaan mereka, kehendak agung yang terakhir mereka di dalam Tuhan Allah sampai pertama ada di sana suatu apostasia – kemerosotan – di dalam gereja, di dalam iman. Sekarang, hal tersebut yang ditemukan oleh rasul Paulus mengikuti sebuah pola – suatu pendahuluan dari kehidupan kita, masa kita, dan dari dunia kita di dalam keseluruhan susunan dari Kitab Suci itu sendiri. Dan sudah menjadi kewajiban dari anak Tuhan, kewajiban dari murid-murid Yesus, untuk melakukan yang terbaik untuk mempelajari apa yang diajarkan oleh Kitab Suci tersebut. Apa yang dikatakan oleh Yesus? Apa yang dikatakan oleh Paulus? Apa yang dituliskan besar-besar di dalam halaman-halaman kitab itu, di permukaan Alkitab itu? Sekarang, saudara tidak menemukan masalah untuk mengikuti bahasa Firman yang sederhana serta biasa itu. Marilah kita menerima Yesus, lalu menerima Roh itu, sebagaimana yang ditegaskan oleh Roh tersebut tentang apa yang dikatakan oleh Yesus kepada murid-murid itu.
Yang pertama dari Tuhan – Tuhan mengatakan bahwa ada perbedaan antara suatu permusuhan yang melekat – antara gereja yang sejati, murid yang sejati, dan dunia. Mereka adalah dua hal yang berbeda menurut kepada Yesus. Di dalam pasal yang kelima belas dari kitab Yohanes – dan di dalam Kitab Suci yang telah saya baca adalah tipikal. Kita tidak memiliki waktu untuk berbicara banyak tentang mereka. Apa yang kita baca hanyalah yang khas di dalam pasal yang kelima belas dari Injil Yohanes, di dalam ayat yang kesembilan belas dan yang kedua puluh. Yesus berkata:
“Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu.
Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu. [Yohanes 15:19, 20].
Di dalam pasal yang selanjutnya, pasal yang keenam belas, secara kategori Yesus berkata: “Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia” [Yohanes 16:33]. Dalam pasal yang selanjutnya, pasal yang ketujuh belas, Tuhan berfirman: “Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti aku bukan dari dunia” [Yohanes 17:14]. Dia berfirman – Tuhan kita berfirman bahwa anatara bangsa-Nya, gereja-Nya, anak-anak-Nya serta dunia, ada suatu permusuhan yang melekat. Terdapat suatu perbedaan yang besar.
Sekarang, Tuhan kita berfirman tentang masa-masa terakhir bahwa akan ada suatu pengingkaran di dalam gereja diantara sesama bangsa Tuhan. “Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang – kesetiaan kebanyakan orang – akan menjadi dingin” [Matius 24:12]…“Sebab mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga” [Matius 24:24]. Di dalam penulisan nubuat yang sama: “Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula kelak pada kedatangan Anak Manusia” [Matius 24:37]. Dan di dalam pasal yang ketujuh belas dari kitab Injil Lukas, Dia berfirman seperti halnya di zaman Lot, di dalam penghakiman terhadap Sodom dan Gomora [Lukas 24:26-30]. Sekarang, penguraian dari Tuhan Yesus tersebut – bahwa bangsa-Nya terpisah dari dunia dan di masa akhir akan ada kedinginan; sebuah kemurtadan, suatu pengingkaran pada bagian dari hal-hal ini yang seharusnya menjadi hamba yang sejati dari Tuhan Allah.
Hal itu telah ditegaskan oleh Roh melalui murid-murid yang kudus itu. Tanpa kelonggaran, tanpa memperhalus, saudara-saudara mendengarkan kepada murid-murid ini ketika mereka menuliskan pernyataan-pernyatan yang mana – yang dikaitkan kepada pengajaran mereka. Pendeta dari gereja di Yerusalem serta saudara kandung Tuhan Yesus sendiri menulis di dalam Jakobus 4:4: “Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi, barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.” Tidak ada kompromi terjadi di sana – tidak ada pemukulan dengan keras terjadi di sana. Perkataan itu diucapkan secara langsung dan secara pasti. Persahabatan dengan dunia ini merupakan kebencian dari Tuhan Allah. Dan sahabat dari dunia ini adalah muuh dari Tuhan Allah. Dari Yohanes rasul yang kudus itu, 1 Yohanes 5:19: “Kita tahu, bahwa kita berasal dari Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa kejahatan.” Bahasa Yunani untuk ayat tersebut adalah “si jahat” – seluruh dunia berada di bawah kekuasaan si jahat. Tuhan kita berkata bahwa raja dari dunia ini adalah Iblis. Paulus berkata di dalam kitab 2 Korintus 4:4: “Ilah dari dunia ini telah membutakan manusia sehingga mereka tidak percaya kepada Injil dari Anak Allah.” Tidak perlu diperdebatkan lagi mengenai arti dari kata-kata ini. Di dalam pasal yang ke tiga dari kitab 2 Timotius, rasul Paulus berkata: “Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan mendeita aniaya, sedangkan orang jahat dan penipu akan bertambah jahat, mereka menyesatkan dan disesatkan” [2 Timotius 3:12-13]. Tuhan kita mengatakan hal yang sama mengenai dunia serta permusuhan yang melekat dari dunia kepada iman yang sejati dan gereja yang sejati. Dan apa yang dikatakan oleh Tuhan tentang kasih dari bangsa-Nya yang menjadi dingin ditegaskan kembali oleh murid-murid-Nya ketika mereka berbicara tentang pengingkaran dari iman, pengingkaran dari Injil yang sejati dari Anak Allah.
Sekarang, pengingkaran ini dilukiskan di sini di dalam Firman Tuhan. Paulus melihatnya di dalam zamannya ketika dia berkata, “Karena secara rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja” [2 Tesalonika 2:7]. Kekacauan pengajaran; perkalian dari bahasa theologi dan pendekatan secara filosofi – hal itu bahkan telah dimulai di zaman dari Paulus. Dan Paulus bernubuat bahwa hal itu akan berlanjut sampai pada akhir zaman nanti.
Sekarang Yesus berbicara tentang awal dari pengingkaran tersebut – awal dari pemurtadan tersebut, dari mulai mendinginnya, dari perbedaan kebenaran dari iman. Dia membicarakan hal tersebut di dalam pesan kepada jemaat-jemaat gereja di Efesus. Dalam kitab Wahyu 2:4: “Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh...!” Diluar daripada hal ini, Dia memuji mereka di dalam segala hal. Akan etapi di awal, akar dari pemurtadan dari bangsa Tuhan dimulai, berada di sana, disanalah dmulai: “engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.” Dan demikianlah awal dari kejatuhan tersebut; kemerosotan – meninggalkan kasih kita yang semula. Ketika kasih mati, maka iman akan mati: “Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan” [Romans 10:10]. Ketika kasih mati, maka ketaatang akan mati: “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku” [Yohanes 14:15]. Arti dari perintah dari Tuhan adalah berkurang dan semakin berkurang ketika api, kasih, pengabdian kepada Kristus mati.
Ketika kasih mati, pengharapan serta keinginan dan permintaan terhadap kehadiran Tuhan kita mati. “Bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya” [2 Timotius 4:8]. Pada saat permulaan, di zaman dari gereja di Efesus, terdapat sebuah harapan besar serta perngharapan yang besar dari kesiapan tentang kedatangan Tuhan. Akan tetapi ketiha hari-hari itu berlalu, semuanya menjadi berkurang. Dan manusia menjadi semakin dingin dan tidak tertarik. Dan mereka berkata satu sama lainny, “Tuanku tidak datang-datang” [Matius 24:48]. Dan pada akhirnya mereka saling berkata kepada yang lainnya: “Tidak, tuanku sudah keliru mengenai kedatangannya.” Dan kemudian mereka menambahkan: “Dan murid-murid itu telah disesatkan oleh Tuhan dan murid-murid itu telah menyesatkan gereja.” Tidak akan ada lagi kerajaan. Tidak akan ada suatu kedatangan apapun. Tidak akan ada kedatangan Tuhan. Dan penderitaan, rintihan untuk penebusan dihentikan. Dan gereja menjadi nyonya rumah dan pion dari dunia ini. Hal tersebut menyenangkan gereja bahwa dunia memeluknya serta menyanjung dia dan menghormati dia. Dia menyukai ucapan-ucapan penghormatan dan penghargaan. Mencurahkan hadiah-hadiah mereka, dunia membuat gereja menjadi sebuah bagian dari sistem dunia itu sendiri.
Dan disana juga diciptakan untuk suatu hari yang baru dan zaman yang baru, sebuah agama bari dan sebuah theologi yang baru, yang mana telah saya pilih untuk memanggil gereja dari pengingkaran; yang mengalami kemerosotan yang saya lihat di zaman sekarang ini di dalam gereja dari masa yang terakhir ini Karena saudara-saudara melihatnya untuk sebuah hari yang baru, sebuah kebudayaan yang baru, sebuah tatanan masyarakat yang baru, sebuah peradaban ilmu pengetahuan yang baru. Kita tidak dapat mendengarkan kembali kepada agama dan kepercayaan dari orang yang setengah beradab yang hidup dua ribu tahun yang lalu. Kita harus memiliki sebuah ilmu agama yang baru, sebuah agama yang baru, sebuah iman kepercayaan untuk menjaga penemuan-penemuan ilmu pengetahuan yang terakhir ini. Sebagai akibatnya, kita memiliki sebuah agama baru yang beradaskan pada sebuah konsep baru tentang Tuan. Kita memiliki agama Kristen yang baru, yang berdasar pada sebuah konsep Kristus baru. Dan kita memiliki sebuah alam semesta yang baru berdasarkan pada sebuah konsep zat yang baru.
Maka, marilah kita melihat kepada gereja modern ini, gereja yang murtad yang baru ini. Yang pertama, agama yang baru, ilmu agama yang baru, gereja yang baru itu berdasar pada suatu hukum alam, pada agama yang alami. Oleh karenanya, maksud saya, bukan sebuah iman atau sebuah gereja yang berdasar pada suatu wahyu gaib atau firman-firman dan perwujudan yang gaib. Akan tetapi gereja itu merupakan gereja yang berdasar pada hukum alami dan agama yang alami. Di dalamnya tidak terdapat pribadi Tuhan Allah. Tuhan Allah itu adalah suatu kekuataan yang besar, enerjik dan dinamis. Tuhan Allah adalah Raja Kasih. Tuhan Allah adalah Kausa Prima yang Agung dan segalanya diwujudkan di dalam Tuhan Allah. Dan Tuhan Allah merupakan masifestasi dari segalanya. Tidak mungkin ada keajaiban. Doa tidak terdengar. Alam semesta ini berjalan dan dikendalikan oleh hukum-hukum fisika, kekuatan dan energi yang besar dari ala semesta ini. Alkitab ini tidak memiliki arti apa-apa kecuali sebuah catatan dari kesusasteraan dari sebuah bangsa yang hidup berabad-abad yang lalu. Secara fisik hal tersebut disebut juga dengan ilmu pengetahuan. Metafisisnya adalah filosofi dari Paulus. Pengajarannya tidak dapat diperdebatkan lagi dan sejarahnya adalah yang paling baik dan paling sering mendapat kekeliruan tanggapan. Dan Kekristenan tidak lain dan tidak bukan merupakan agama yang paling agung di dunia ini.
Ketika saya sedang mengabarkan Injil di Caribou, Maine, gereja yang terbesar di Caribou, Maine, dikatakan melalui pendetanya, “Ini bukan gereja Kristen. Kami lebih agung dari sebuah gereja Kristen. Karena sebuah gereja Kristen,” kata pendeta itu, “terikat kepada Kristus – terikat pada apa yang dikatakan oleh Yesus. Kami menolak untuk terikat pada seorang manusia. Kami memilih yang terbaik dari semua guru dari segala zaman dan kami memiliki sebuah gereja yang paling unggul.” Iman yang baru dan agama yang baru adalah sebuah gereja yang berdasarkan pada prinsip agung, tidak secara pribadi dan bersifat universal yang seharusnya terletak semua yang dapat kita lihat di muka bumi ini. Dan apa yang kita lihat hanyalah perwujudan di dalam agama, di dalam astronomi, di dalam peralatan listrik, di dalam semua ilmu pengetahuan dan filosofi, kita hanya melihat perwujudan dari Tuhan Allah.
Hal yang kedua: ilmu agama yang baru ini, gereja yang baru ini bukan hanya tidak memiliki Tuhan Allah yang tidak perseorangan saja, tidak saja memiliki kekuatan atau energi yang besar saja, akan tetapi merupakan sebuah gereja kemanusiaan – didirikan di atas kemanusiaan, dibangun diatas kemanusiaan. Semua hafalan dari filosofi modern dan ilmu pengetahuan serta pelajaran masyarakat telah terpusat di dalam kemanusiaan. Mereka menurunkan Kristus dari takhta dan mereka mendewakan umat manusia; semua dari mereka, semuanya mereka. “Allah menjelma,” kata mereka, “di dalam semua manusia, di mana saja.” Dan perbedaan antara saudara-saudara dengan Kristus bukan perbedaan di dalam jenis, akan tetapi perbedaan di dalam derajat. Mengatakan bahwa ras manusia telah terjatuh, merupakan sebuah konsep yang mustahil menurut kepada ilmu agama yang baru itu, karena Tuhan Allah dan manusia pada dasarnya adalah sama. Dan apa yang dibutuhkan adalah pengembangan yang lebih jauh lagi di dalam manusia, yang membawa dia kepada kesadaran akan ketuhanannya.
Mengenai Yesus dari Nazareth, merupakan sebuah pengjinaan kepada pemikiran modern. Kepada kecerdasan yang terlatih, merupakan sebuah penghinaan bahwa yang paling sempurna dan yang paling baik dari kemanusiaan harus ditemukan dua ribu tahun yang lalu. Menurut ilmu agama yang baru itu, kita akan memiliki seorang Kristus yang lebih baik dan lebih agung. Kita akan mendapatkan sebuah Alkitab yang lebih baik dan lebih agung. Kemanusiaan berada di bawah evolusi dinamis yang menina-bobokkan dan selalu berada dalam kemajuan. Maju ke depan, naik ke atas, dan ke arah luar, manusia muncul sebagai binatang buas, akan tetapi dia harus menjadi Tuhan. Dan catatan dari kemanusiaan merupakan salah satu yang diperjuangkan di atas dari kera menjadi seorang malaikat utama. Dan dosa tak lain dan tak bukan merupakan penggelapan dari matahari; kotoran tanah pada gambar dari kepingan uang logam. Suatu hari nanti awan akan mencair dan suatu hari nanti gambar itu akan dibersihkan dari kotoran tanahnya. Dan umat manusia akan berbunga di dalam seluruh keagungan dan kemuliaan dari keilahiannya yang melekat. Gereja itu adalah sebuah gereja yang dibangun di atas penyembahan terhadap umat manusia.
Hal yang ketiga: gereja yang baru ini, ilmu agama yang baru ini, penggembalaan modern ini yang mengarah kepada kecenderungan seluruh filosofi dan ilmu pengetahuan serta pelajaran kemasyarakatan yang modern – mengarah kepada mana yang mereka mengalir. Gereja yang baru itu yang menggantikan Kerajaan Allah, Kerajaan Sosialisme Kristen. Kebaikan sosial merupakan semboyan dari iman yang baru dan agama baru tersebut. Tidak ada Kerajaan Allah yang lain selain daripada kerajaan kemanusiaan. Dan tidak ada kekristenan yang lain selain daripada kemanusiaan yang berguna. Kita tidak lagi memanggil orang untuk bertobat di dalam iman dan di dalam Kristus. Tidak ada lagi misi gereja untuk menyelamatkan jiwa ketika para penghasut memetik dari pembakaran itu, akan tetapi misi gereja yang agung itu adalah untuk mengajarkan keadilan sosial. Misi dari gereja tersebut adalah untuk memerintahkan bangsanya di dalam perbuatan sosial. Dan zaman keemasan yang akan datang itu merupakan zaman pemulihan sosial.
Di mana saja, orang-orang dipanggil, bukan untuk iman pribadi di dalam Kristus, bukan untuk bertobat dalam keselamatan di dalam Yesus, akan tetapi mereka dipanggil untuk mendirikan tatanan masyarakat yang baru. Dan zaman keemasan itu, injil masyarakat itu, kerajaan kemanusiaan itu benar-benar dimasukkan ke dalam perundang-undangan secara politik, melalui kesejahteraan masyarakat, melalui semua usaha perbaikan yang ditemukan di dalam menata ulang kehidupan sosial kita. Kerajaan Tuhan Allah telah berubah menjadi kerajaan manusia. Serta seuan untuk percaya di dalam Yesus telah menjadi seruan untuk bekerja terhadap keadilan sosial. Seperti yang akan dikatakan oleh mereka, ketiga era kemanusiaan yang besar itu ialah: yang pertama era teknologi, ketika manusia berbicara dan percaya di dalam Tuhan Allah; yang kedua, era dari anthropologi, ketika manusia memulai untuk mempelajari manusia; dan yang terakhir dan yang terbesar dari semuanya, era sosiologi, hari kita yang agung ketika kita telah sampai pada upaya untuk melihat prospek yang luar biasa yang terletak di dalam perbaikan sosial serta keadilan sosial. Bagian apa yang didapatkan oleh Yesus di dalamnya? Tidak ada yang istimewa. Tidak ada.
Dia dulunya seorang guru yang agung, yang telah meninggal dunia sekitar dua ribu tahun yang lalu. Dia telah menaruh teladan yang agung dan mulia, akan tetapi Dia hanyalah salah satu dari banyak orang-orang besar yang memiliki pemikiran bahwa mereka harus mencari kebenaran dari pada Tuhan Allah serta menyebarkannya kepada umat manusia. Akan tetapi Dia keliru. Sejalan dengan teman-teman sejamannya, Yesus menghibur dengan harapan-harap akan Mesias. Dia berfikir bahwa Dia akan turun kembali. Dia berfikir Dia akan menetapkan sebuah kerajaan, akan tetapi Dia keliru. Tidak akan ada suatu Yesuspun yang akan datang kembali. Tidak akan ada lagi kerajaan yang ditetapkan oleh Tuhan Allah. Tidak akan ada lagi kelanjutan dari pekerjaan penebusan dari Tuhan kita dari surga., tidak akan ada lagi syafaat di dalam kemuliaan. Tidak akan ada lagi mujizat. Tidak akan ada lagi diluar hukum alam apa dapat membawa kita, serta perbaikan sosial yang dapat dilimpahkan kepada kita. Tiak ada kebangkitan. Tidak ada penampakan Yesus. Tidak ada surga. Tidak ada neraka. Tidak ada penghakiman. Tidak ada apapun kecuali kehidupan serta dunia ini. Dan panggilan kita yang agung dan tantangan kita yang agung di jadikan mode di sini di bumi ini Kerajaan Tuhan Allah – yang mana telah menjadi kerajaan kemanusiaan, kerajaan perbaikan serta keadilan sosial. Kita disebut sebagai Pembuat Pembaharuan dari Sodom dan Gomora.
Saya menuliskan di sini perbedaan – ketika saya mempelajari dan mempersiapkan warta ini – sebuah perbedaan dari guru utama di dalam Kitab Suci, yang disangkal oleh gereja murtad modern. Kebanyakan dari saudara-saudara belum pernah mendengar akan hal-hal ini. Saudara-saudaraku, ini adalah perihal yaitu Injil di dalam kebanyakan gereja di dunia ini. Baiklah, perbedaannya –
Yang pertama, Kitab Suci mengatakan, adanya Tuhan Allah pribadi, pencipta angit dan bumi. Akan tetapi ilmu agama baru berkata tidak ada Tuhan Allah pribadi – yang ada hanyalah energi atau kekuatan yang kekal. Tidak pernah ada suatu tindakan akan penciptaan. Zat selalu sudah ada sejak dahulu. Zat tidak diciptakan. Zat itu ialah Tuhan Allah sendiri. Apa yang saudara-saudara sebut dengan Tuhan Allah ialah segala hal yang dapat saudara-saudara lihat – tidak diciptakan, abadi, tidak ada permulaannya, selalu ada.
Yang kedua, Kitab Suci berkata, disamping manusia, turut diciptakan juga penciptaan kecerdasan yang lainnya – para malaikat, malaikat yang terjatuh, setan, Iblis. Terdapat sebuah kerajaan kegelapan. Di bawah kekuasaan seorang malaikat yang terjatuh, Iblis, musuh dari Tuhan Allah dan musuh dari manusia; pangeran dari dunia ini. tetapi ilmu agama yang baru mengatakan, tidak ada malaikat-malaikat – baik atau jahat – tidak ada setan, tidak ada Iblis, tidak ada kerajaan kegelapan – tidak ada kecuali hukum fisik dan bentuk fisik.
Yang ketiga, Kitab Suci mengajarkan bahwa manusia jatuh dari kesempurnaan dan kebaikan aslinya, dan demikian datang kepada hukum dosa dan kematian, dan, oleh karenanya, dibutuhkan seorang Penebus, dibutuhkan seorang Juru Selamat. Akan tetapi ilmu agama yang baru – gereja murtad tersebut mengatakan manusia telah berevolusi menaik ke atas dan tidak pernah terjatuh. Manusia tidak membutuhkan penebusan, akan tetapi sedang berada di dalam proses berevolusi ke dalam sebuah status kebaikan dan kebijaksanaan yang tertinggi.
Ketika saya diselamatkan, satu setengah tahun yang lalu, rangkaian yang panjang itu – pada kebaktian pukul 8:15 itu – tentang evolusi, tentang penciptaan manusia, saya mengakui bahwa bangsa kita, di perguruan-perguruan tinggi, di seminari, akan mengatakan, “Demikianlah kebenaran dari Tuhan Allah.” Yang membuat saya terkagum, saya telah mengetahui bahwa bahkan di jantung sekolah-sekolah kita, perguruan-perguruan tinggi kita dan beberapa dari seminari kita, ada orang yang melihat kepada warta-warta seperti bagai sesuatu yang hampa belaka – karena Alkitab yang lama adalah hampa kecuali berupa mitos dan fabel. Dan karena seseorang harus percaya bahwa dulunya Tuhan Allah menciptakan umat manusia pada saat permulaan adalah untuk menyangkal seluruh ilmu pengetahuan modern. Dan oleh sebab itu, untuk menjaga agar tetap di dalam zaman modern ini, kita harus percaya bahwa manusia berevolusi dari sebuah sel – sebuah paramecium purba atau amuba – dan bahwa manusia itu kemudian naik ke atas. Dan, suatu waktu, dia akan berevolusi menjadi seorang malaikat utama. Tidak pernah ada kejatuhan. Dan tidak akan pernah dibutuhkan seorang Penebus. Berikan waktu kepada kita, dan kita akan berkembang ke dalam keyakinan akan Tuhan Allah yang terakhir. Hal-hal ini menjangkau sampai ke dalam mimbar ini dan gereja-gereja serta sekolah-sekolah, di mana saja. Itu adalah kebusukan yang kering. Itu adalah sebuah penyakit. Kita sama mudah terkenanya dengan setiap orang. Saudara-saudara tidak dapat menunjuk kepada orang arah menuju ke utara, alu orang-orang pergi ke timur, atau orang-orang di Inggris sana dan berkata mereka mudah terkena kepada pendekatan ilmu pengetahuan yang baru ini. Filosofi yang baru ini. Ajaran yang baru ini. Ilmu agama yang baru ini. Wah, kita semua tunduk kepadanya. Tidak ada dari dunia ini yang akan meniadakannya, akan tetapi penyebaran serta pelajaran dari Firman Tuhan. Marilah kita lanjutkan.
Yang keempat, Anak Tunggal Allah – menurut Alkitab – Anak Tunggal Tuhan Allah menjadi seorang manusia yang akan menebus manusia dari dosa dan kematian di kayu salib. Dan sekarang Dia adalah Imam Besar kita, memanjatkan doa syafaat untuk kita. Akan tetapi menurut kepada iman kepercayaan yang baru dan ilmu agama yang baru serta pengajaran yang baru, Yesus tak lain adalah salah satu anak dari Tuhan Allah. Karena Tuhan Allah menjelma sama di dalam semua orang. Kita semua serupa atau kita adalah anak-anak dari Tuhan Allah. Yesus sekarang bukanlah Imam Besar kita, karena pekerjaan-Nya sebagai Juru Selamat telah selesai dengan memberikan kita teladan moral. Dia adalah seorang guru yang agung, seorang guru yang luar biasa. Dan ketika Dia wafat, Dia wafat seperti manusia yang lain.
Yang kelima, Alkitab berkata – Alkitab ini berkata, akan ada Kerajaan Kristus ditetapkan pada saat kedatangan kembali dari Tuhan yang telah bangkit, di dalam mana gereja-Nya – dibuat seperti Dia dalam kehidupan setelah dibangkitkan – akan memerintah bersama-sama dengan-Nya dan semua bangsa-bangsa akan berdiam di dalam damai sejahtera. Akan tetapi seturut dengan ilmu agama yang baru itu, seturut dengan filosofi yang baru itu, seturut dengan gereza dari zaman ilmu pengetahuan itu, gereja yang murtad itu, tidak akan ada kedatangan Kristus kembali ke bumi ini dan tidak ada kebangkitan dari antara orang yang mati. Melalui proses evolusi, dunia akan melihat umat manusia yang telah disempurnakan; sebuah tatanan masyarakat yang baru, di dalam mana semua kejahatan akan diusir dan kerajaan manusia akan datang.
Dan yang terakhir, Kitab suci mengatakan - Alkitab berkata: pertentangan antara kebaikan dengan kejahatan, antara Kristus dan Iblis, akan sampai kepada keputusan terakhirnya di dalam kejayaan pribadi Kristus mengatasi Iblis – ketika Iblis akan dilempar ke dalam sebuah lubang kecil tak berdasar bersama-sama dengan semua orang yang mengikutinya. Ilmu agama yang baru serta iman kepercayaan yang baru serta agama yang baru, mereka mengajarkan bahwa tidak ada lubang kecil yang tidak berdasar itu. Tidak ada yang namanya neraka. Tidak ada persaingan atau pertentangan antara Kristus dan Iblis. Karena kejahatan merupakan kebaikan yang tidak sempurna, terguling ke atas, dan akan menghilang ketika kemanusiaan berkembang di dalam keyakinannya kepada Tuhan Allah. Tidak heran, Yesus mengatakan dunia adalah sesuatu hal dan Gereja-Ku adalah hal yang lain lagi. Mereka berlawanan secara diametris. Apakah seorang yang tidak percaya merupakan ahli-ahli ilmu pengetahuan palsu atau filsuf-filsuf palsu atau seorang professor palsu atau seorang guru palsu atau seorang pendeta palsu atau seorang gembala palsu, Firman Tuhan adalah suatu hal dan dunia adalah hal yang lain.
Sekarang, saya harus menutupna. Bolehkah saya mengatakan dua atau tiga hal saja mengenai gereja yang sejati? Yang pertama, gereja yang sejati terpisah dan berbeda dari dunia tersebut. Itu hal yang lain lagi. Hal itu merupakan sesuatu yang berbeda. Hal itu merupakan sesuatu yang di samping. Gereja yang modern mengejar dunia. Doktrinnya yang menjengkelkan bagi dunia, mencari cara untuk bersembunyi ketika Tuhan Allah berkata: “O, engkau orang yang jahat, engkau pastilah akan mati;” ketika Tuhan Allah berkata: “upah dari dosa adalah maut;” ketika Tuhan Allah berkata: “Kecuali engkau menyesal engkau akan mati.” Gereja modern tidak akan mengatakan hal tersebut. Gereja modern akan berkata, “Ada begitu banyak kebaikan d dalam keburukan kita dan begitu banyak kejahatan di dalam kebaikan kita bahwa hal tersebut tidak membuat siapapun dari kita berhak untuk berbicaa tentang selebihnya kita” [Robert Louis Stevenson]. Kita semua adalah kebaikan. Kita semua merupakan kebaikan. Hanya saja saya tidak mengatakan apapun mengenai membicarakan tentang orang yang lain lagi, akan tetapi saya mengatakan kepada saudara-saudara bahwa Tuhan Allah berfirman bahwa umat manusia membusuk, menderita dan terjatuh. Kecuali kita diselamatkan oleh seorang Penebus, kita akan dihukum dan umat manusia yang tersesat. Demikianlah apa yang dikatakan oleh Tuhan Allah. Ada perbedaan antara gereja-Nya dengan dunia.
Bolehkah saya berhenti sejenak untuk membuat sebuah komentar tentang sebuah gereja yang diidentifikasikan dengan dunia. Saudara-saudara gereja apa yang diidentifikasikan dengan dunia yang mengingatkan saya terhadap lapisan permukaan bumi. Dibawahnya, ada sebuah gunung berapi, mendidihkan revolusi – kumpulan cairan tar yang banyak sekali jumlahnya. Dan dibawahnya, umat manusia yang telah ditebus – dan dibawahnya, umat manusia yang tidak ditebus, tersesat dan tidak lahir kembali – di sana ada kera, harimau dan singa. Ada kekejaman Hitler yang tidak kenal ampun, Tojo, Stalin, dan hal itu berada di dalam kita di zaman sekarang ini. Kemanusiaan yang di bawah, tidak ditebus, tidak lahir kembali yang sia-sia, dan kejam, tidak kenal ampun dan kasar. Saudara-saudara boleh tinggal untuk melihat zaman itu ketika hal itu diilustrasikan sebagai hal yang paling mengerikan, mengakibatkan ketakutan. Saudara-saudara! Saudara-saudara sekalian!
Gereja yang menyamakan dirinya sendiri dengan dunia ini, mengingatkan saya tentang wanita yang berpakaian warna ungu yang mana menjadi gereja itu – digambarkan di sana di dalam pasal yang ketujuh belas dari kitab Wahyu: mengendarai seekor binatang buas, mengangkang di atas seekor harimau. Apa yang akan saudara-saudara lakukan? Gereja yang mengidentifikasikan dirinya sendiri dengan dunia, mengidentifikasikan dirinya sendiri dengan pemerintah, mengidentifikasikan dirinya sendiri dengan prosedur sosial politik yang tertentu, mengendarai seekor harimau dan dia tidak dapat turun. Ketika pemerintah jatuh, ketika pilitik gagal, ketika tatanan masyarakat hancur, gereja berantakan. Semua itu tidak memiliki pesan apapun. Hal itu di samping dari kuburan ini – tidak ada kebangkitan kembali, tidak ada pengharapan, tidak ada Tuhan, tidak ada kedatangan kembali. Hal itu mati di dalam api, nyala api yang datang dari langit, di dalam bentuk bom, rudal, senjata dan senjata api. Gereja itu terpisah dari dunia. Jika langit dan bumi berlalu dan mencair serta dikeluarkan di dalan panas yang dahsyat, meskipun demikian, kita, menurut janji-janji Tuhan Allah, mencari sebuah langit yang baru serta dunia yang baru. Tuhan Allah bangkit di atas semuanya itu. Apakah hal itu akan membusuk di dalam debu, apakah akan gagal atau tidak, apakah akan berjalan terhuyung-huyung dan hancur berantakan atau tidak – bagi anak-anak Allah, hal itu hanya masalah sejarah politik saja. Dia memerintah atas semuanya itu. Dan apabila Dia hidup, kita akan hidup di dalam-Nya.
Hal yang kedua. Gereja bukanlah sebuah kerajaan. Kerajaan Allah merupakan kehendak Agung Allah sepenjang masa dan sepanjang sejarah. Seperti yang dikatakan oleh Yesus, Banyak yang akan datang pada hari tersebut dari timur dan dari barat dan akan duduk di dalam kerajaan langit bersama-sama dengan Abraham dan Ishak serta Yakub. Kehendak abadi Tuhan Allah sejak dari permulaan sampai penyempurnaan terakhir dan penghabisan di akhir zaman tidak pernah gagal. Dan itu adalah Kerajaan Allah. Dan gereja kita merupakan sebuah tahap dari permohonan itu. Kita akan menjadi pengatur, penolong dengan Kristus, ketika Kerajaan tersebut disempurnakan. Ketika Yesus menetapkannya kembali. Kita akan diberikan upah menurut berkat kita serta pekerjaan kita. Beberapa dari antara kita akan menjadi administratur dari sepuluh kota, beberapa orang dari antara kita akan mendapatkan lima, talenta yang berbeda, menurut cara kita mempergunakan apa yang telah diberikan oleh Tuhan Allah kepada kita. Akan tetapi hal besar yang terakhir berada di sana meskipun belum datang. Dan gereja itu adalah suara dari seseorang yang berseru-seru di padang: Bertobatlah, bertobatlah. Berpaling dan percaya terhadap Injil. Berpaling dan akan diselamatkan, karena dunia ini akan dihancurkan oleh api dan si jahat akan ditempatkan di dalam hukuman yang abadi dan kita akan diundang untuk berpaling serta diselamatkan. Swuara kita merupakan suara dari seseorang yang berseru-seru di padang gurun. Berubahlah, berubahlah, karena mengapa saudara-saudara mau binasa? Sekarang, gereja itu akan pergi kemana-mana, mengabarkan Injil pengharapan dan keselamatan di dalam Yesus Kristus, memanggil orang untuk Iman kepercayaan, memanggil orang-orang untuk bertobat, memanggil orang-orang untuk berpaling kepada Tuhan Allah.
Dan hal tersebut membawa kepada pengakuan terakhir dari gereja sejati. Gereja sejati merupakan sebuah pemilihan. Hal itu merupakan pertemuan yang mendapat panggilan. Disebut juga dengan ekklesia, suatu kelompok yang “dipanggil.” Semua kehendak Allah di dalam sejarah dilaksanakan melalui pilihan yang memilih dari Tuhan. Ada dua yang akan tidur pada tempat tidur. Yang satu akan dibawa dan yang satu lagi akan ditinggalkan. Ada dua orang yang bekerja di ladang. Yang satu akan dibawa pergi dan yang lainnya akan ditinggalkan [Matius 24: 40-41]. Kehendak Tuhan Allah – kecuali saudara-saudara bekerja di sepanjang waktu dan sejarah, dari seluruh pengetahuan dunia – Tuhan Allah memilih umat manusia. Dari seluruh umat manusia di dunia ini, Tuhan Allah memilih bangsa Yahudi kuno, Ibrani, Abraham. Dan dari seluruh keturunan Abraham, Tuhan Allah memilih Yehuda. Dan dari semua anggota keluarga Yehuda, Tuhan Allah memilih keluarga Daud. Dan dari semua putri Daud, Tuhan Allah memilih putri kerajaan, Maria. Dan dari seluruh kota kecil di Yudea, Tuhan Allah memilih Bethlehem. Dan kehendak pilihan Tuhan Allah menjangkau, dan seterusnya dan seterusnya sampai dapat menjangkau kita di masa kini. Beberapa dari antara kita dipanggil oleh Tuhan Allah dan kita berpaling dan diselamatkan. Beberapa dari antara kita menolak untuk dipanggil oleh Tuhan dan mendapatkan hukuman.
Bagaimana saya mengetahui sebuah pemilihan? Bagaimana saya ditemukan di dalam pemilihan Tuhan Allah? Di dalam cara yang biasa dan sederhana, saudara-saudaraku, maukah saudara-saudara diselamatkan? Apakah saudara-saudara ingin diselamatkan? Saudara-saudaraku, apakah saudara-saudara mau menjadi seorang Kristen? Apakah saudara-saudara mau sebuah hati yang baru dan iman yang baru dan pengharapan yang baru dan kehidupan yang baru? Maukah saudara-saudara? Maka saudara-saudara terpilih. Semuanya itu untuk saudara-saudara. Untuk saudara-saudara. Saudara-saudaraku, tidakkah saudara-saudara tertarik? Tidakkah saudara-saudara menginginkan sebuah bagian di dalam? Saudara-saudara tidak mau berpaling kepada pertobatan dan iman? Saudara-saudara melewatkannya. Saudara-saudaraku, engkau tidak terpilih.
Oh, Tuhan, oh, Tuhan, bahwa di dalam anugerah-Nya dan di dalam rahmat-Nya, Dia boleh melihat ke atas kerumunan besar di malam hari ini serta menuliskan nama-nama mereka di dalam Kitab Kehidupan Anak Domba. Saudara-saudaraku, apakah engkau tertarik? Lalu, engkau datanglah. Saudara-saudaraku sekalian, apakah engkau mau diselamatkan? Maka engkau datanglah. Apakah engkau mau menjadi anak-anak Iman? Engkau datanglah. Apakah engkau menginginkan Yesus sebagai seorang Juru Selamat? Engkau datanglah. Apakah saudara-saudara mau berjalan di dalam kemuliaan, masuk ke dalam pintu gerbang surga bersama-sama dengan Kristus? Engkau datanglah. Apakah engkau menginginkan sebuah hati yang baru? Apakah engkau menginginkan roh yang baru, harapan yang baru? Engkau datanglah. Saudara-saudara merupakan yang terpilih oleh Tuhan. Engkau adalah pilihan surga. Maukah engkau? Maukah engkau? “Yang terbaik saya tahu, pak Pendeta, inilah aku dan aku datang. Aku melihat kepada-Nya. Aku percaya di dalam-Nya. Aku memiliki Iman Kepercayaan yang cukup untuk memberikanmu tanganku, percaya bahwa Yesus akan menyelami aku. Aku akan menerima-Nya sekarang sebagai Juru Selamatku. Aku akan mempercayai-Nya sepanjang tahun yang akan datang, bahwa Engkau akan menguatkanku, memberikan ketabahan untuk bertekun di dalam janji itu. Dan di dala kematian aku akan menatap di dalam kepercayaan dan komitmen kepada-Nya. Aku membuat pengabdianku sendiri malam hari ini di dalam Iman, di dalam Kepercayaan, untuk melihat kepada Yesus.” Maukah engkau? Maka engkau datanglah. Engkau datang. Turun dari anak-anak tangga ini, di bagian depan, di bagian belakang, dari kedua sisi, masuk ke dalam lorong, ke bawah sini bersama-sama di samping saya.