IMAN IBU KITA

(THE FAITH OF OUR MOTHERS)

Dr. W. A. Criswell

 

2 Timotius 1:1-4

05-09-82

 

 

Ini adalah Pendeta dari gereja First Baptist Church di kota Dallas yang membawakan warta yang diberi judul dengan: “Tuhan Allah Ibu Kita,” Iman Ibu Kita. 

 

Membuka dari surat yang terakhir dari rasul Paulus kepada kaum martirnya, 2 Timotius, dan dimulai dari ayatnya yang pertamakitab 2 Timotius:

 

Dari Paulus, rasul dari Kristus Yesus oleh kehendak Allah untuk memberitakan janji tentang hidup dalam Kristus Yesus,

Kepada Timotius, anakku yang kekasih: kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai engkau.

Aku mengucap syukur kepada Allah, yang kulayani dengan hati nurani yang murni seperti yang dilakukan nenek moyangku. Dan selalu aku mengingat engkau dalam permohonanku, baik siang maupun malam.

Dan apabila aku terkenang akan air matamu yang kaucurahkan, aku ingin melihat engkau kembali supaya penuhlah kesukaanku.

Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan aku yakin hidup juga di dalam dirimu.

 

Saya belum pernah menjadi seorang pendeta dari sebuah gereja yang di dalamnya tidak memiliki kelas T-E-L, kelas Timotius, Eunike dan Lois. Pemikiran tentang ibu kita membawa kita ke dalam cinta yang mendalam di hadapan Allah dari kaum Ibu. Ketika masih muda, saya berkunjung ke gereja Pacific Garden Mission di kota Chicago. Saya ingin melihat di mana Billy Sunday ditobatkan dan tempat di mana begitu banyak yang telah dibawa kepada Tuhan. Dan ketika saya berjalan memasuki gereja Mission itu, saya begitu terkehut melihat dua tulisan yang besar, sangat besar, meluap-luap pada masing-masing sisi, di belakang mimbar itu, di sini dan di sana, membelakangi tembok di belakang sana. Di satu sisi adalah nats Yohanes 3:16. Kita semua telah mempelajari ayat yang indah itu ketika kita masih kanak-kanak. Dan di sisi yang lain adalah sebuah pertanyaan, “Kapankah yang terakhir engkau menulis surat kepada ibumu?” 

 

Dan ketika saya duduk di dalam kebaktian itu dan menatap kepada kedua kata-kata yang tidak seimbang itu, yang satu ini mengenai penyajian terakhir dari keseluruhan takdir dari kasih karunia, cinta kasih dari Tuhan Allah di dalam Kristus Yesus, bagaimana kita dapat diselamatkan, Yohanes 3:16; dan di sisi yang lain kalimat itupertanyaan itu: " Kapankah yang terakhir engkau menulis surat kepada ibumu?" Dan ketika saya telah mencoba untuk berfikir melalui mengapa orang-orang yang membangun gereja itu harus menuliskan kedua hal tersebut begitu berbeda, lalu kemudian saya menjadi tersadar. Ketika seorang anak yang tidak patuh dari karamnya serta terbuangnya dari kemanusiaan datang ke dalam gereja tersebut dan melihat kepada pertanyaan tersebut, "Kapankah yang terakhir engkau menulis surat kepada ibumu?" dengan segera kalimat itu akan membawa kembali kepada hati dari seorang pembaca Tuhan Allahnya kaum Ibu, Iman dari kaum Ibu, gereja dari kaum Ibu, Tuhan dari kaum Ibu, doa-doa dari kaum Ibu, doa syafaat dari kaum IbuIbu adalah semacam perwakilan akan Tuhan Allah dan Iman kepercayaan. Lagi pula, adalah iman yang dibentuk sedemikian besar olehnya.

 

Salah satu dari pertanyaan retorikal yang mulia dari Yesaya, ada di dalam pasal yang ke 51 dari nubuatnya, dari ayatnya yang pertama dan yang kedua. Dia memanggil bangsanya untuk kembali kepada konsentrasi yang besar dan dalam kepada Tuhan Allah dari leluhur mereka. Dan dia melakukannya di dalam ucapan-ucapan yang meyakinkan ini:

Pandanglah gunung batu yang daripadanya kamu terpahat, dan kepada lobang penggalian batu yang dari padanya kamu tergali

Pandanglah Abraham, bapa leluhurmu, dan Sara yang melahirkan kamu

 

Biar bagaimanapun juga, kisah dari bangsa pilihan Tuhan kebanyakan mengenai kisah dari seorang wanitaseorang ibu. Kisah dari permulaan ras Ibrani merupakan kisah dari seorang wanita. Sarah mandul, dan Tuhan Allah mengunjungi dia dan dia menjadi ibu dari IshakRibka merupakan type wanita yang cantik, berharga dan luar biasa dari gereja Tuhan kita, Yesus Kristus, dan kisah tentang pertunangannya kepada anak dari Sara merupakan salah satu kisah yang paling indah di dalam Alkitab. Dan Ribka menjadi Ibu dari Israel, atau YakubHal itu tidak kurang dari kisah dari seorang wanita di dalam kelahiran Yusuf, yang ibunya adalah Rahel, yang dicintai oleh Yakub.

 

Kisah dari permulaan sebuah bangsa merupakan kisah dari seorang wanita. Ketika dia tidak lagi mampu menyembunyikan anaknya yang masih kecil, dia meletakkannya di dalam sebuah bahtera, dan sepanjang bendera itu bertumbuh di sepanjang sungai Nil di mana putri dari Firaun turun untuk membersihkan badan, di sanalah anak kecil itu ditemukan. Dan saudari dari bayi itu diminta oleh putri Firaun tersebut apakah dia menginginkan seorang perawat yang dapat merawat anak kecil itu baginya. Dan ketika putri Firaun itu menyetuuinya, Miriam, kakanya itu, berlari dan menjemput Johebed, ibu dari bayi tersebut. Dan Yohebed, istri dari Amram, menyusukan bayi itu untuk putri Firaun.

 

Telah dikatakan di dalam Alkitab bahwa Musa telah mempelajari seluruh ilmu tentang seni, dan seluruh kihmat kebijaksanaan orang-orang Mesir. Akan tetapi ketika dia menjadi putra mahkota dari takhta itu dan dan melihat kepada kesengsaraan dari saudara-saudaranya, daripada hidup menikmati kesenangan dan kegembiraan yang berlebihan dari takhta Mesir, dia lebih memilih untuk merasakan penderitaan dengan bangsa Tuhan. Di manakah dia mempelajari hal tersebut? Dia mempelajarinya pada hari-hari pertumbuhannya sebagai seorang anak kecil, di rawat dan diajarkan oleh ibunya sendiri. 

 

Kisah dari permulaan adanya nabi-nabi merupakan kisah dari seorang wanita. Hanna memanjatkan doa kepada Tuhan Allah pada saat kehadiran Eli yang sudah tua itu, seorang Imam dari gereja, imam besar di dalam tempat peribadatan mereka, bahwa Tuhan Allah akan memberikan seorang putra kepadanya. Dan apabila Tuhan Allah mau menjawab doa tersebut, wanita itu akan memberikan seluruh hidupnya kepada Tuhan.  Dan ketika, menurut kepada saat kehidupan itu, Tuhan Allah memberikan seorang putra kepadanya, dan wanita itu menamakannya Samuel, “diminta dari Tuhan,” dan membawa anak kecil itu ke Tabernakel – tempat peribadatan – di mana Eli yang sudah sangat tua itu memimpin sebagai seorang imam besar. Dan di sana, Samuel, nabi yang pertama itu, bertumbuh di dalam kehadiran Tuhan dan menyampaikan kepada bangsanya pesan-pesan kenabian dari surga.

 

Kisah tentang dimulainya raja-raja merupakan kisah dari seorang wanita. Ruth merupakan wanita yang berasal dari suku Moab. Akan tetapi ketika dia sedang mengumpulkan di ladang Boaz, di dalam pemeliharaan Tuhan Allah yang baik, mereka  menikah dan mendirikan rumah mereka di kota Bethlehem. Dan Ruth menjadi nenek moyang dari Daud. Dia adalah ibu dari Obed, yang mana putranya adalah Isai, yang mana putraya adalah Daud. Melalui keseluruhan kisah dari keluarga pilihan Tuhan Allah,  hampir menakjubkan utuk dilihat. Hal itu merupakan kisah dari seorang wanita.

 

Ketika saya membuka kitab tersebut kepada perjanjian baru, tentang takdir yang baru dari zaman kasih karunia di tempat mana kita tinggal ini, kalimat yang pertama dari kitab yang pertama, Matius, dibaca seperti ini: “Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. Kitab dari “genesis.” Kata dengan menggunakan bahasa Yunani itu diterjemahkan di sini sebagai “generation” – “generasi - “genesis.” Kitab yang pertama dari Perjanjian lama adalah kitab Genesiskitab Kejadianpermulaan. Kata yang menggambarkan pendahuluan dari zaman kasih karunia adalah kata dalam bahasa Yunanigenesis,” kitab kejadian dari Yesus Kristus.  

 

Dan kembali lagi di sini, permulaannya adalah kisah dari seorang wanita. Malaikat Gabriel diutus kepada Elizabeth. Dan suaminya, Zakkaria, mendapat pemberitahuan itu di dalam usia yang sudah tua, bahwa Elizabeth akan mendapatkan seorang anak laki-laki yang akan dipenuhi dengan Roh Kudus sejak dari kandungan ibunya. Dan enam bulan berikutnya, malaikat yang sama, Gabriel, diutus dari istana surga ke kota Nazaret untuk memberitahukan kepada seorang perawan Yahudiseorang gadisdengan nama Maria, bahwa gadis itu akan menjadi ibu dari anak yang telah diramalkan, anak yang telah ditakdirkan itu. “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kau lahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.” Demikianlah kisah dari seorang wanita. Kejadian daripermulaan dari Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham, Anak Allah

 

Ketika dia telah dibangkitkan dari kematian, kejadian itu, kisah dari kebangkitan-Nya, keabadian-Nya, adalah kisah dari seorang wanitaMaria Magdalena, berdiri di depan makam yang telah terbuka itu, bertanya-tanya pada apa yang telah terjadiSiapakah yang telah menggulingkan batu itu? Mengapa kubur itu kosong? Tentu saja, dia berfikir seseorang telah mencuri mayat itu dan membawanya pergi. Dan ketika dia berdiri di sana sambil berkabung, Tuhan yang telah bangkit, yang telah dibangkitkan Tuhan yang telah dipermuliakan itu berbicara kepadanya. Dan Maria, yang mengira pria itu adalah seorang penunggu taman, berkata, "Di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya." 

Dan Tuhan menyebutkan namanya seperti yang biasa dilakukan-Nya pada saat-saat penjemaatan-Nya di Galilea, dan Maria mengenali-NyaOrang yang pertama melihat Tuhan yang telah bangkit dari kematian. Dan membuatnya pergi karena perintah dari sang Juru Selamat, Maria berlari menemui murid-murid itu, dan berkata, "Dia hidup. Aku telah melihat Dia, Yesus hidup.” Demikianlah kisah dari seorang wanita. 

 

Ketika saya sejarah tentang arah dari peradaan Barat, hal itu merupakan sebuah hadiah kepada Kristus, daripada iman, kepercayaan orang Kristen, janji dari dunia Barat. Dan genesis - kejadian - itu, sekali lagi, merupakan kisah dari seorang wanita. Ketika Paulus dan rekannya pergi menyeberangi Hellespont masuk ke dalam Makedonia, di sana mereka menemukan seorang wanita, seorang wanita professional dan pengusaha. Dia berasal dari Lydia. Di Asia Kecil, propinsi Asia, dari kekaisaran Romawi, dia adalah seorang penjual kain untuk membuat pakaian-pakaian yang indah dari Lydia. Dan, wanita tersebut, bersama-sama dengan teman-teman wanitanya datang ke tepi sungai, setiap hari Sabat mengadakan kebaktian doa wanita. Dan dia merupakan orang yang bertobat yang pertama di dunia Barat, orang yang bertobat yang pertama di benua Eropa. Dan hal tersebut dimulai di dalam kisah dari seorang wanita.

 

Dan ketika saya membaca surat-surat dari rasul kudus yang telah berumur Yohanes, semua murid-murid itu, semua rasul itu, jauh sejak dimartirkan, dan Yohanes sendiri yang tersisa. Sekarang dia berusia seratus tahun. Dan dia menulis di dalam surat yang kedua dari kitab Yohanes:

 

Dari Penatua – Yohanes – kepada ibu yang terpilih dan anak-anaknya yang benar-benar aku kasihi. Bukan aku saja yang mengasihi kamu, tetapi juga semua orang yang telah mengenal kebenaran,

Oleh karena kebenaran yang tetap di dalam kita dan yang menyertai kita sampai selama-lamanya.

Kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa, dan dari Yesus Kristus, Anak Bapa, akan menyertai kita dalam kebenaran dan kasih. 

 

Siapakah wanita yang terpilih ini? Dan anak-anak siapa yang telah mengenal kebenaran dan disertai kebanaran dari Tuhan kita? Saya tidak mengetahuinya. Akan tetapi perkataan itu melambangkan penjemaatan Injil di suatu tempat yang tidak diketahui di seluruh Kekaisaran Romawi-Yunani. Dan ikut ambil bagian ke dalam hati dari seorang wanita yang beriman, Injil tersebut bertumbuh dan berjalan dengan baik serta membawa hidup dan terang serta keselamatan kepada umat manusia, kepada seorang wanita yang terpilih, kepada seorang wanita yang gemilang di suatu tempat, dan kepada anak-anaknya.

 

Sebagai gantinya, iman kepercayaan Kristen telah meninggikan kewanitaan serta keibuan jauh melampaui segala hal yang mana kita yang hidup di dalam umat Kristen dapat menyadarinya. Sulit untuk kita untuk kembali ke masa lampau dan menjadi peka serta waspada tentang betapa seorang wanita dianggap serta diperlakukan dan dilihat di dalam masa lampau tersebut.

 Sebagai contoh, Socrates, yang saya fikir akan terpilih sebagai perwakilan dari orang-orang terbaik di dalam kebudayaan Yunani, Socrates berkata, "Saya berterima kasih kepada para dewa bahwa saya merupakan bangsa Yunani dan bukan seorang dari suku Barbar.” Semua orang di zaman itu membagi diri mereka sendiri dari orang lain. Kepada bangsa Romawi, yang lain merupakan kaum pedesaan. Kepada bangsa Yahudi, yang lain adalah Gentile - bangsa-bangsa lain selain bangsa Yahudi. Untuk bangsa Yunani, yang lain adalah suku Barbar.

 

“Aku berterima kasih kepada Tuhan Allah – aku berterima kasih kepada dewa-dewa,” demikian Socrates berkata, “bahwa aku adalah bangsa Yunani, dan bukan seorang dari suku Barbar. Aku berterima kasih kepada dewa-dewa bahwa aku adalah orang yang merdeka dan bukan seorang budak, dan aku berterima kasih kepada dewa-dewa bahwa aku adalah seorang pria dan bukan seorang wanita." Dia memiliki alasan untuk berterimakasih. Dia merupakan hak milik asset.

 

 

Pernahkah saudara-saudara pergi ke India? Agama Hindu dan iman kepercayaannya tidak lebih baik. Mereka percaya di dalam perpindahan jiwa. Dan apabila saudara-saudara pernah menjadi orang jahat, saudara-saudara akan kembali ke dunia ini sebagai seekor kera. Jika saudara-saudara berlaku lebih buruk lagi, saudara-saudara akan kembali lagi sebagai seekor laba-laba. Akan tetapi jika saudara-saudara telah melakukan hal yang buruk sekali, maka saudara-saudara akan kembali sebagai seorang wanita. Demikianlah paham Hindu zaman sekarang.

 

Dan begitu banyak dari kehidupan nasional ini di Amerika, dan kita sedang melihatnya di sini, di dunia yang baru ini, begitu banyak darinya yang diwarnai oleh serangan gencar dan kolonisasi serta penyebaran paham komunisme – Ketika pesawat terbang itu mendarat di kota Leningrad, saya berdiri di sana serta memandang bangunan dari bandara tersebut. Sebuah truk yang besar dan berat dimuat dengan material hamparan dibuang ke luar; dan campuran beton tersebut disebarkan untuk landasan pacu serta untuk tempat parkir taksi. Dan ketika saya melihat kepada para pengemudi truk tersebut, serta melihat kepada para pekerja itu dengan sekop-sekop mereka, menuangkan campuran semen itu, mereka semua adalah wanita.

 

Saya yang telah begitu terdidik di dalam iman dan di dalam gereja, ketika saya pernah melihat seorang wanita yang bekerja demikian kerasnya, melakukan pekerjaan manual, ada sesuatu di dalam diri saya yang bangkit menetang akan hal tersebut. Saya yang telah begitu terdidik di dalam iman kepercayaan Kristen itu entah bagaimana saya melihat kepada seorang wanita sebagai yang di atas, seseorang yang untuk dihormati, untuk diperjuangkan atau untuk diperjuangkan sampai mati atau untuk diberi pertolongan atau untuk dipertahankan, tetapi bukan untuk menjadi biasa dan melakukan pekerjaan berat seorang pria.

 

Baiklah, dari mana saya mendapatkan ide tersebut dan perilaku tersebut terhadap kewanitaan? Entah bagaimana, mereka itu dikeramatkan, dan dikuduskan serta dipisahkan, ciptaan Tuhan Allah yang terbaik, yang terakhir dan yang terkasih, dan yang termanis, yang paling indah dan yang paling baik. Dari mana saya mendapatkan ide tersebut? 

 

Adalah kepada wanita Roh Kudus menyatakan diri keajaiban serta keindahan dari bayi Kristus ini. Dia adalah seorang nabi wanita yang bernama Anna. Dan Roh Kudus menyatakan diri kepada wanita tersebut bahwa anak ini akan menjadi Juru Selamat dari dunia, kepada seorang wanita.

 

Adalah kepada wanita – dan mereka dapat menjadi tidak patut, dan yang satu ini adalah seseorang dari mereka, dia adalah seorang wanita sundal dari Sychar di Samaria. Akan tetapi kepadanya, kepada wanita itu, kepada satu orang pemirsa saja, Juru Selamat mengajarkan khotbah yang paling agung tentang ibadah rohani di dalam sejarah kesusasteraan umat manusia. Kepada seorang wanita. Kepada seorang wanita.

 

Adalah kepada seorang wanita bahwa Tuhan mengambil perhatian murid-murid-Nya dan berkata, “lihatlah kepada wanita itu. Orang-orang ini yang lebih makmur dari seluruh kekayaan mereka yang berkelimpahan telah diberikan untuk pekerjaan Tuhan. Tetapi dia, lihatlah kepadanya, kepadanya telah diberikan segala yang dimilikinya, bahkan segala kehidupannya.” Dia begitu miskinnya, persembahannya hanyalah dua sen keping saja – setengah dari dollar di zaman modern. “Lihatlah kepadanya,” demikianlah kata Tuhan. Lihatlah kepadanya, seorang wanita.

 

Adalah untuk seorang wanita bahwa dia menghentikan prosesi pemakaman di kota Nain dan mengembalikan kepadanya hati hancur seorang jandanya putra tunggalnya ini. Adalah untuk seorang wanita yang saudara laki-lakinya telah meninggal dunia yang mana Dia mengembalikan Lazarus, dibangkitkan dari kuburnya. Adalah untuk seorang wanita bahwa Tuhan berkata: “Dimanapun Injil ini diberitakan, hal ini juga akan diberitakan tentang dia sebagai sebuah peringatan,  menghancurkan kotak batu pualam putih tersebut. Seorang wanita.

 

Dan adalah kepada seorang wanita bahwa Tuhan berbicara dari atas kayu salib, ditujukan kepadanya, "Lihatlah, inilah anakmu,” menunjuk kepada Yohanes. Dan berkata kepada Yohanes, "Inilah ibumu." Dan sejak saat itu, Yohanes membawa wanita itu ke rumahnya sendiri dan memperhatikan wanita tersebut. Demikianlah Tuhan. Di dalam penderitaan akan kematian-Nya, melihat dihadapan-Nya tangisan dan hancurnya hati ibunya, Dia memberikan wanita itu untuk menjadi perhatian serta penjagaan dari rasul Yohanes, yang sejak saat itu, membawanya ke rumahnya sendiri. Demikianlah Tuhan kita.

 

Dan Dia tidak berbeda di zaman sekarang ini daripada Dia di waktu yang lampau. Dia juga dipermuliakan sekarang. Tetapi dia memiliki hati yang sama, dan cinta kasih yang sama, serta kasih karunia yang berkelimpahan yang sama, dan hal itu termasuk keibuan yang indah serta kewanitaan yang berharga.

 

Sulit bagi kita untuk menyadari di zaman sekarang ini bahwa ada suatu waktu di dalam sejarah kekaisaran Romawi ketika hal tersebut dilihat seolah-olah keseluruhan dunia Romawi yang beradab akan mengikuti Mithra, di dalam paham Mithraisme. Saudara-saudara tidak pernah mendengar tentang Mithra; saudara-saudara tidak pernah mendengar tentang paham Mithraisme. Meskipun demikian, pernah terjadi ketika kelihatannya dewa Mithra akan menjadi agama yang universal di dunia yang beradab.

 

Mengapa hal itu gagal? Karena hal itu hanya terbuka untuk kaum lelaki saja. Tentara Romawi menyebarkan iman terhadap iman kepercayaan terhadap Mithra dari satu sisi dunia yang dikuasai oleh Roma ke sisi yang lainnya. Akan tetapi hal tersebut gagal karena tidak mengikut sertakan kaum ibu dan saudari perempuan. Kaum wanita.

 

Iman kepercayaan Kristen berada di dalam iman kepercayaan seorang wanita. Hal itu adalah agama dari kaum wanita. Dan kita semua yang bertumbuh di dalam sebuah rumah Kristen – karena saya mengatakannya – ribuan, ribuan kenangan kembali ke hati kita. Ini adalah ibu saya. Ini adalah Allahnya ibu saya. Ini adalah gereja ibu saya. Ini adalah iman kepercayaan ibu saya.

 

Saya pernah berbicara kepada seorang sarjana yang cerdas. Saya bertanya kepadanya, “Bagaimana terjadi, bahwa semua yang ada disekeliling anda adalah kaum kafir dan atheis, akan tetapi anda, yang berada di dalam dunia intelektual yang sama, begitu Kristen-nya dan begitu beriman-nya? Bagaimana bisa?” Dan jawabannya adalah salah satu kepada mana secara pribadi dapat saya masuki: “Dengan segala argumen dan segala peradilan dan segala alasan, saya tidak akan pernah berpaling dari iman kepercayaan ibu saya.”

 

Dari ribuan telah kita saksikan kepada kepercayaan yang tidak berkesudahan itu. Bagaimanapun baiknya argumen dari kekafiran itu, entah bagaimana kita tidak akan pernah melupakan iman itu dan melupakan Tuhan Allah serta doa-doa dan cinta kasih dari ibu kita. Dan memberikan pujian kepada mereka hari merupakan suatu hal yang paling menyenangkan yang dengan senang hati akan saya lakukan. Dan saya hanya sebagai juru bicara saudara-saudara. Jika engkau berada di sini, engkau akan mengatakan hal yang sama: “Aku memuji Tuhan untuk Ibu saya yang Kristen.” 

 

Sekarang, bolehkah kita berdiri bersama-sama?

 

Tuhan kami yang mulia di surga, engkau memiliki seorang ibu, dan di dalam kasih yang memperhatikan, menderita di kayu salib, mengucapkan perkataan tentang suatu – tentang sebuah kasih sayang yang akan menggerakkan hati mana saja, bagaimanapun dikeraskan. Dan contoh yang indah yang telah kami lihat di dalam ibu kami sendiri menundukkan kami di dalam rasa terima kasih yang terdalam serta terhina kepada cinta kasih dan perhatian mereka, ketika kita tidak berdaya, mengangkat kita keatas ketika kita masih kecil. Dan kebaikan dengan mana kehidupan kita telah diperkaya di dalam pengorbanan mereka dan di dalam kenangan indah mereka.

 

Dan Tuhan kami, sungguh sebuah hari yang indah. Jika ini akan menjadi satu jam ketika kami memuji Tuhan Allah serta memperlihatkan rasa terima kasih kepada Tuhan kami untuk seorang Ibu yang beragama Kristen, beberapa dari antara kita menerima Yesus sebagai Juru Selamat kita, beberapa dari antara kita mengikut Dia ke sungai Yordan, beberapa dari antara kita masuk ke dalam persekutuan dari gereja ini.

 

Dan di saat ini ketika orang-orang kita berdoa dan menunggu, ambillah keputusan itu di dalam hatimu, “Pak Pendeta, kami telah mengambil keputusan untuk Tuhan Allah, dan di sini kami berdiri.” Di dalam balkon dan di sekitarnya, turunilah salah satu tangga itu, ke dalam desakan orang-orang pada lantai yang lebih rendah ini, turunlah ke dalam salah satu lorong ini, “Pak Pendeta, kami datang. Keseluruhan keluarga kami, kami datang.” Hanya engkau, dengan pasanganmu, “Kami datang.” Atau hanya seorang, engkau. Ketika Roh akan membuka pintu dan memimpin mereka, ambillah keputusan itu di dalam hatimu. Dan pada nada yang pertama dari bait yang pertama, langkah yang pertama itu akan menjadi langkah yang terbaik yang pernah saudara-saudara lakukan di dalam hidup saudara-saudara.

 

Dan Tuhan kita, terima kasih kepada-Mu untuk tuaian yang indah yang telah Engkau berikan kepada kami dan untuk para malaikat yang menyertai perjalanan kami serta untuk sukacita dan kebahagiaan dari sebuah janji kepada Kristus. Dengan tidak disertai rasa malu, terbuka, terhadap publik, di sini kami berdiri. 

 

Tuhan memberkati. Di dalam nama-Mu yang ajaib. Amen. 

 

Datang, dan selamat datang, sembari kita bernyanyi.