BENTUK DAN IBADAH
(FORM AND GODLINESS)
Dr. W. A. Criswell
2 Timotius 3:1-13
11-09-58
Dengan kami, saudara-saudara sedang mendengarkan kebaktian dari gereja First Baptist Church di kota Dallas. Ini adalah suara Pendeta, yang membawakan warta pukul 11.00 pagi hari, yang diambil dari bagian yang pertama dari pasal yang ketiga Kitab 2 Timotius.
Di dalam pengajaran kita melalui Alkitab, kita telah sampai pada pasal yang kedua dari kitab 2 Timotius. Dan saudara-saudara sekalian dapat mengikuti bagian ayat tersebut ketika saya membacakannya:
“Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama,
Tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik,
Suka mengkhianat, tidak berfikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.
Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!”
Paulus berkata bahwa demikianlah keadaan yang akan terjadi pada hari-hari terakhir itu.
Nyatanya, rasul ini tidak mewarnai masa yang akan datang dengan warna-warna yang menyenangkan. Paulus bukanlah seorang pembicara dengan bahasa yang lancar, mengecam zaman keemasan ke dalam mana dunia yang tumpul ini secara-berangsur-angsur bertumbuh.
Tanpa adanya seorang raja, tidak akan ada sebuah kerajaan. Tanpa adanya Tuhan akan Kebenaran, tidak akan ada kelimpahan kebenaran di muka bumi ini. Kecuali karena adanya keberadaan Tuhan di dalam sejarah umat manusia, dunia yang penuh dengan perang yang menakutkan ini akan lebih mungkin tenggelam ke dalam kekacauan yang luar biasa daripada akan bangkit menujua suatu zaman keemasan atau milenium yang mendatang ini. Yang harus kita lakukan ialah untuk memeriksa prediksi dari Rasul Paulus ini - “Pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar” – satu-satunya yang harus kita lakukan ialah membuka kedua mata kita dan melihat di sekeliling kita.
Dari kegelapan yang luar biasa, pernyataan yang kelam tentang nubuat yang mengerikan ini, kita hanya dapat menerima satu atau dua saja. Jika saudara-saudara merasa tertarik dengan pelacuran, saya dapat memberitahukan kepada saudara-saudara di mana mereka telah dikerumuni oleh ratusan orang. Pergi saja ke Gereja Magdalena di kota Paris.
Jika saudara-saudara tertarik dengan bacaan-bacaan tentang pornografi, saya dapat memberitahukan kepada saudara-saudara di mana saudara-saudara dapat membelinya sebanyak muatan sebuah truk. Pergi saja ke Gereja di Notre Dame.
Jika saudara-saudara tertarik akan sesuatu yang hampa dan dingin, saya dapat memberitahu saudara-saudara di mana saudara-saudara sekalian dapat menemukannya dicontohkan serta ditekankan. Datangi saja gereja-gereja di Inggris.
Semua hal ini merupakan karakteristik dari sebuah negara dan sebuah masyarakat yang telah mengenal agama Kristen selama hampir 2.000 tahun lamanya. Dan mereka tidak menunjukkan suatu tanda dan suatu kecenderungan tentang akan pernah berubah.
Sehubungan kepada negara kita sendiri, Amerika, jauh lebih mirip kita akan kehilangan segala hal yang telah kita miliki daripada yang lebih baik yang akan kita dapatkan nantinya. Undang-undang kita yang berkaitan dengan minuman-minuman keras telah dihancurkan oleh kepemimpinan dari sebuah gereja dan gereja-gereja. Dan negara bagian kita, satu demi satu, mulai meloloskan undang-undang yang mensyahkan perjudian karena kepemimpinan dari sebuah gereja.
Minggu ini, saya telah menerima sepucuk surat ini, sepucuk surat yang sangat menarik ini: Sebuah mobil baru keluaran tahun 1959 ditukar dengan sekeping uang logam senilai lima sen dolar. Bayangkan sebuah mobil baru tahun 1959 ditukar dengan sekeping uang logam senilai lima sen dolar.
Saudara-saudara sekalian dapat mengenali sebuah tawar-menawar. Saya memiliki sebuah penawaran. Saya adalah anggota dari gereja begini dan begitu. Mereka sedang menawarkan empat buah mobil Cadillac yang baru. Keseluruhannya ada 16 buah mobil.Hanya dengan $ 5.00, saudara-saudara dapat membeli enam lembar kupon. Dan enam lembar kupon untuk 16 buah mobil menjadi 96 buah peluang, atau lebih sedikit dari lima sen untuk setiap peluang.
Saya dapat meyakinkan saudara-saudara bahwa keuntungan anda akan diletakkan pada kemungkinan keuntungan yang terbaik. Di dalam genggaman tangan saya, saya memiliki apa yang disebut dengan “gereja sejati”, keenam lembar kupon tersebut. Jika siapa saja ada yang tertarik, saudara-saudara dapat memilikinya setelah kebaktian ini selesai.
Ini adalah sebuah lotere. Inilah perjudian yang telah disyahkan itu. Ini adalah gereja itu. “Pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar …… Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya.”
Jika sebuah gereja tertentu mampu memilih seorang presiden atas pilihan mereka sendiri, saudara-saudara akan menyadari hal ini, dan hal-hal yang jauh lebih buruk, dilipat gandakan di dalam setiap dusun kecil dan desa serta perkotaan di Amrika. “Pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar.”
Saya tidak memiliki kesempatan yang seberapapun panjangnya atau bagaimanapun caranya seperti gambaran apa yang telah diberikan oleh Paulus. Saya hanya dapat mengambil satu saja: “Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya – artinya, roh tersebut, yang dinamis itu – dari padanya.” Mengalami sebuah “pembentukan” kekuatan – kata itu telah diterjemahkan – telah dialih-bahasakan. Kata itu adalah kata dengan menggunakan bahasa Inggris. Sebuah metamorfosa merupakan sebuah perubahan bentuk. Sebuah morphosis adalah bentuk itu sendiri.
“Telah menjalankan suatu bentuk, suatu morphosis, ibadah.” Sebuah bentuk adalah penting. Kata itu memberikan sebuah manfaat. Sebagai contoh, saudara-saudara tidak dapat memahami – saya telah mencobanya – saudara-saudara tidak dapat memahami – yang lain telah mencobanya – saudara-saudara tidak dapat memahami segala sesuatu tanpa sebuah bentuk. Cobalah sendiri. Hal itu mustahil. Bagi kita segalanya harus diwujudkan di dalam sebuah bentuk.
Saya telah tertarik di dalam pergumulan dari Al Capp di dalam komiknya – di dalam film kartunnya: “Abner kecil.” Di dalam fantasinya serta daya hayalnya, dia mencoba untuk melukiskan gambaran dari para penduduk dari planet-planet lainnya. Percobaannya yang terakhir adalah pada “Pinkos Nomor Tujuh.” Dan dia menyebut para penduduk itu dengan sebutan “kaum pincushion.” Dan mereka adalah makhluk-makhluk yang lucu dan berbentuk aneh.
Akan tetapi bagaimanapun imajinasinya, setiap orang dari mereka haruslah dimanusiakan dengan bentuk yang sedemikian rupa. Meskipun saudara-saudara sekalian tidak dapat memahami tentang segala sesuatu yang tidak memiliki sebuah bentuk. Andaikata hal tersebut untuk kita, hal itu harus diwujudkan. Hal itu harus memiliki sebuah bentuk.
Sekarang, saya katakan, sebuah bentuk di dalam dirinya sendiri bukanlah tidak bernilai. Bentuk itu penting. Bentuk itu bukanlah sebuah kutukan. Bentuk itu boleh menjadi sebuah berkat.
Ketika saya mengunjungi ibu saya beberapa hari yang lalu, di halaman yang begitu indah itu ada sebatang pohon kenari Inggris. Dan saya mendekatinya di luar sana dan memungut beberapa buah kenari Inggris itu dari atas tanah – benar-benar sebuah keberuntungan yang membahagiakan buat saya, karena setahu saya, pohon itu tidak ada tumbuh di sekitar sini. Paling tidak, saya tidak memilikinya di halaman saya sendiri. Izinkanlah saya mengatakan dengan cara seperti itu.
Maka, saya berkeliling sebentar. Saya memungut buah-buah kenari itu. Di bagian luarnya terdapat kulitnya dan di bagian dalamnya ada tempurungnya. Dan di bagian dalam dari tempurung itu adalah intinya. Sekarang, kulit serta tempurung itu memberikan sebuah tujuan yang indah: bentuk yang ada di dalamnya yaitu dagingnya menjadi terjaga dan terpelihara.
Agama kita bersifat rohaniah. Tetapi, harus diwujudkan di dalam sebuah bentuk baginya untuk menjadi bernilai bagi kita. Saya tidak akan pernah mengetahuinya, kecuali hal itu telah menerima sejenis alat bantu dari manusia serta sebuah perantaraan melalui mana hal tersebut diperkenalkan kepada saya.
Agama kita dengan tepat diilustrasikan oleh kehidupan manusia kita. Manusia adalah sebuah roh. Dia adalah sebuah jiwa yang hidup dan dipercepat, demikian dikatakan oleh Kitab Suci. Manusia yang sebenarnya tinggal di bagian dalam. Tetapi, bagi seorang manusia untuk hidup sepenuhnya, seperti yang telah kita ketahui, dia harus memiliki sebuah tubuh.
Telah dijelaskan kepada kita bahwa seorang manusia adalah setengah berupa debu dan setengahnya lagi keilahian. Kita adalah materi dan jiwa, tubuh dan roh. Dan roh harus diwujudkan jika roh itu harus hidup.
Demikian juga dengan gereja Yesus Kristus. Gereja itu harus memiki sebuah tubuh – gereja itu harus memiliki sebuah bentuk untuk melakukan pekerjaannya di bumi ini.
Dengan menyadari bahwa bentuk itu diperlukan dan bahwa bentuk itu vital artinya dan bentuk itu bisa saja menjadi sebuah berkat dari Tuhan Allah dan bagi kita, tragedi itu berada ketika bentuk itu merupakan sebuah tempurung yang kosong. “Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya – dan roh itu - daripadanya.”
Berjalan di antara buah-buah kenari yang berserakan di atas tanah itu, kemudian saya memungut salah satu dari antara mereka. Buah itu begitu ringan. Saya mengamatinya lebih dengan lebih jelas lagi dan seekor semut kecil – dan mereka dapat menggigit di luar sana – semut-semut kecil di sini tidak menggigit. Semut-semut kecil di California mengambil sebongkah dari saudara-saudara sekalian.
Salah satu dari mereka menjulurkan kepalanya dan kemudian menggigit saya. Terdapat sebuah lubang kecil di sana dan semut-semut itu telah masuk ke dalamnya dan mereka telah memakan bagian tengahnya. Kulit itu berada di sana dan tempurung itu berada di sana, akan tetapi bagian tengahnya telah menghilang.
Tidak ada suatu apapun yang lebih kosong dan lebih menyedihkan daripada sebuah rumah yang kosong. Bahkan kita, yang memiliki mereka yang mengasihi kita disekeliling kita, berteriak dengan kepedihan yang mendalam ketika tubuh itu meninggal. Saya harus menguburkan mayat saya supaya tidak terlihat dari pandangan saya.
Berapa banyak lagi kebenaran dari pada gereja tersebut, ketika gereja itu gagal, layaknya tubuh seorang manusia, membusuk, ketika roh itu telah diambil, dan tidak ada yang tetap kecuali bentuknya - “Menjalankan sebuah bentuk – sebuah morphosis – ibadah, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya.”
Sebuah bentuk ibadah – ini merupakan sebuah bentuk menjalankan ibadah: ritual yang dijalankan oleh banyak gereja kita. Mereka mendirikan pelayanan di sekitar Perjamuan Malam Terakhir Tuhan, pengulangan kebaktian yang diperbuat Tuhan – dan disekitar peraturan pembaptisan, mereka membangun pengertian dari keselamatan, dan menyebutnya dengan “sakramen.”
Dan gereja-gereja semakin banyak menambahkan sesuatu ke dalam liturgi dan tatacara serta perayaannya, sampai pada akhirnya semuanya menjadi lebih bersifat liturgis, ritual serta perayaan-perayaan gereja saja. Dan demikianlah semuanya. Gereja-gereja menjalankan ibadah – sebuah bentuk ibadah.
Dan sebuah pelaksanaan ibadah akan ditemukan ketika hadir di dalam gereja tersebut. Mendatangi sebuah gereja merupakan sebuah pelasanaan ibadah. Salah satu puisi mungkin akan mengatakan bahwa kita melakukannya pada setiap hari Minggu, akan tetapi kita akan baik-baik saja pada hari Senin. Hal itu hanya sebuah kebiasaan kecil saja yang telah kita butuhkan.
Ketika kita pergi ke gereja, berapa banyak dari padanya yang tidak berarti? Rektor dari Perguruan Tinggi Wellesley College berkata bahwa terdapat 98,8% pelajar yang menempuh pendidikan di Wellesley adalah pelajar yang rajin pergi ke gereja. Ttapi, dengan jumlah persentase yang sama tidak memiliki pengertian apapun tentang agama kepada mana mereka menyatakan kesetiaan mereka. Demikianlah bentuk dari sebuah ibadah.
Ini adalah pelaksanaan ibadah: gereja liberal dan gereja modern – mereka telah mendapatkan kemajuan di zaman modern ini sampai kemudian mereka lebih banyak mengetahui daripada Tuhan. Mereka mengajar tentang Tuhan Yesus, akan tetapi mereka menyangkal keilahian-Nya, keTuhanan-Nya di dalam mana terletak kekuasaan-Nya. Mereka mengajarkan tentang Roh Kudus, akan tetapi mereka menyangkal kepribadian-Nya, di dalam mana terdapat keberadaan-Nya.
Mereka mengajarkan serta memuji Kitab Suci, akan tetapi mereka menyangkal kesempurnaan kitab tersebut, di mana terletak pengertian serta kekuatan kitab tersebut. Mereka berbicara tentang penebusan, akan tetapi mereka menyangkal adanya penggantian, di mana terletak saripatinya serta pengertiannya.
Mereka membakar benih emas itu dan menyimpan sekam serta kulit arinya. Mereka membunuh kebenaran dan kemudian menyatakan penghormatan kepada kuburnya. Mereka menggunakan kata-kata yang kolot dan bahasa-bahasa bersifat Kitab Suci dan bacaan, akan tetapi mereka mengosongkan setiap suku kata dari pengertiannya serta hubungannya. Mereka menyatakan percaya kepada wahyu Tuhan Allah, akan tetapi mereka menyangkal penyerahannya dari sorga yang sebenarnya.
Bagaimana seseorang dapat menikmati makanan pada sebuah lukisan pesta perjamuan? Bagaimana seseorang manusia menghangatkan dirinya sendiri oleh sebuah lukisan api? Bagaimana seorang manusia yang berdahaga, yang kehausan, dapat minum, di tepian sebuah khayalan? Menjalankan sebuah bentuk ibadah, sebuah bentuk darinya, akan tetapi menyangkal Roh serta kekuasaannya?
Bagaimana orang dapat jatuh ke dalam bentuk agama tanpa pernah mengetahui perubahannya, kekuasaan dari surgawi? Bagaimana mereka bisa mendapatkan cara itu?
Jawabannya sangat biasa dan sangat sederhana. Mereka sampai ke cara itu karena keturunan. Mereka telah dilahirkan ke dalamnya. Leluhur mereka merupakan kepunyaan dari gereja ini dan itu dan keluarga mereka juga dan mereka semua juga.
Tidak seluruhnya dari hal tersebut buruk adanya. Hal yang demikian bukanlah keseluruhannya bersifat jahat. Kita berdoa serta melihat jauh ke depan dengan antisipasi yang besar bahwa anak-anak kita akan mengikuti kita. tetapi, hal yang didapatkan dari keanggotaan hak lahir bukan hanya secara kitab suci saja, akan tetapi berada di dalam setiap cara yang membahayakan.
Hal itu yang memungkinkan terjadinya kebesaran gereja. Kita lahir sebagai seorang warga dari sebuah negara. Kita telah dipermandikan dan dijadikan Kristen ke dalam sebuah gereja. Tidak ada sebuah lahir baru – tidak ada regenerasi – tidak ada perubahan – hanya dibawa saja ke dalam sebuah gereja sebagai seorang bayi yang tidak sadar dan seorang anggota yang dewasa darinya, telah dipermandikan ke dalamnya ketika masih bayi.
Jika kasih karunia mengalir di dalam darah, jika hal itu adalah persoalan antara lahir dan tidak lahir kembali, kemudian hal itu akan memecahkan seluruh persoalan yang kita miliki di dunia ini. hanya dengan menerimanya seperti halnya mereka lahir menjadi seorang warga dari sebuah negara.
Akan tetapi masalahnya ialah, Ismael adalah putra Abraham yang tidak pantas. Dan Esau adalah putra yang tidak pantas dari Ishak. Dan Absalom adalah putra Daud yang tidak pantas.
Dan karena seorang manusia lahir ke dalam sebuah gereja tidak berarti bahwa manusia itu mengenal Tuhan. “Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya.”
Bagaimana caranya kita dapat menuju jalan itu? Kadang kala hal tersebut datang dengan cara mengikuti yang lainnya. Pada suatu hari, semua yang ini datang dan semua yang di sana mengikuti dibelakangnya. Keseluruhannya bergabung ke dalam sebuah gereja, dan yang satu ini juga masuk ke dalam persekutuan.
Kita adalah orang-orang yang tidak dijamah oleh Tuhan, yang belum diubah oleh Kuasa Tuhan – tidak pernah mengetahui kasih karunia dinamis yang menyelamatkan dari Roh Kudus Allah. Kita hanya menjadi anggota dan merupakan nama saja, sejak dari awal dan akan tetap sebagai nama saja sejak saat itu.
Kadang kala mereka menjadi anggota dari gereja melalui kehormatan. Apakah saudara-saudara berfikir bahwa saya bukanlah seorang warga negara yang terkemuka? Saya telah bergabung dengan gereja ini dan itu. Dan mereka mengenakan pakaian gereja mereka seperti mereka mengenakan pakaian mereka yang lainnya. Dan mereka membuangnya dengan begitu mudahnya.
Gereja merupakan sebuah persoalan tentang mengenakan sesuatu serta melepaskannya. Untuk menjadi dihormati, saudara-saudara harus mengenakan pakaian-pakaian yang tertentu. Untuk menjadi dihormati, saudara-saudara sekalian harus pergi ke gereja.
Salib itu tidak lagi merupakan instrumen dari kematian yang kasar, kelam dan tragis. Salib merupakan sekeping perhiasan dan perhiasan itu dipakai melilit di leher atau sebagai sebuah cincin atau sebuah gelang tangan. Sebagai sebuah barang perhiasan, sebuah ornamen. Kita berada di dalam gereja karena penghormatan. Apakah saudara-saudara berfikir bahwa saya pemuja berhala? Tidak. Saya ini adalah kepunyaan gereja.
Kadang kala, kita menjadi milik gereja karena suatu pendapatan pribadi. Gereja membayar kita untuk menjadi anggota. Daripadanya kita mengeluarkan hal-hal untuk mana kita – di dalam materi ini, tugas-tugas serta perbuatan keduniawian, lalu kita mendapatkan upah, suatu upah tetap atau gaji darinya.
Minggu ini saya membaca tentang Kaisar Maximilian, yang merupakan Penentang pemujaan terhadap berhala yang hebat. Dia memiliki semangat untuk membinasakan patung-patung yang terbuat dari emas dan perak. Dan dia melaksanakan pemusnahan itu patung-patung emas dan perak itu dengan sebuah kekuatan yang besar. Dia telah menandatangani sebuah surat keputusan bahwa mereka semua akan dicairkan.
Baiklah, hal itu sangatlah dihargai, bayangkan, meleburkan patung-patung yang terbuat dari emas dan dari perak tersebut di hadapan orang-orang yang membungkukkan badan kepadanya? Anda tahu, sungguh sebuah hal yang menggelikan tentang patung-patung ini. oba anda fikirkan, apa yang dilakukan oleh bangsa yang berbudaya serta berpendidikan seperti Yunani, membungkukkan badan di hadapan dewa mereka: Neptunus, Junos dan Jupiter? Coba anda fikirkan apa yang sedang dilakukan mereka?
“Ah,” kata anda, “Dia adalah seorang pemuja. Dia membungkukkan badannya di depan Neptunus. Dia membungkukkan badannya di depan istana Athena. Dia membungkukkan badannya serta membuat pemujaan di dalam kuil Jupiter. Dia adalah seorang pemuja berhala.”
Seandainya saudara-saudara sudah pernah berbicara kepada salah satu orang Yunani yang melek huruf, terpelajar dan berpendidikan dan cemerlang itu, 300 tahun sebelum Kristus dan bertanya kepadanya, “Apakah benda itu ‘dewa’?”
Dia akan mengatakan, “Sudah tentu tidak. Neptunus adalah seorang dewa lautan. Ini hanyalah sebuah gambaran dari dia. Jupiter adalah seorang dewa dari Gunung Olympus dan dia memerintah di atas awan-awan. Ini hanyalah sebuah gambaran dari dia. Kami sedang membungkukkan badan kami di depan sebuah perwakilan.” Namun demikian, saudara-saudara menyebutnya dengan seorang pemuja berhala.
Meskipun demikian, banyak warga negara dari antara jutaan warga yang membungkukkan badan di depan patung – patung. Dan hanya patung itu memiliki nama dari sebuah gereja padanya, saudara-saudara tidak menyebut mereka dengan seorang pemuja berhala.
Mereka membungkukkan badan di depan patung-patung yang terbuat dari emas patung-patung yang terbuat dari perak. Dan pada saat saudara-saudara sekalian bertanya kepada mereka, “Anda adalah seorang pemuja berhala, bukankah begitu?”
“Oh, tidak,” kata mereka, “kami bukanlah pemuja berhala. Ini hanyalah sebuah gambaran dari Tuhan Allah. Ini adalah perwakilan dari orang-orang kudus.”
Ketika Tuhan berfirman, “Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di dalam air di bawah bumi” – saudara-saudara menyebut orang-orang Yunani zaman dahulu kala sebagai para pemuja berhala karena mereka membungkukkan badan di hadapan gambarannya, bayang-banyangnya akan dewa Jupiter dan dewa Neptunus. Akan tetapi, mereka ini bukanlah para pemuja terhadap berhala.
Saudara-saudara tunjukkan pada saya perbedaannya. Dengan sangat gembira saya akan mendengarkan. “Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri perintah Tuhan Allah.”
Jadi, kita menjadi anggota gereja untuk suatu keuntungan pribadi. Dan kadang kala, kita menjadi anggota gereja untuk meredakan rasa bersalah kita – hanya sebuah cara yang mudah, hanya sebagai jalan keluar yang tidak sulit.
Apa yang anda maksudkan dengan “bergabung dengan gereja untuk meredakan rasa bersalah kita?” Selalu di belakang pikiran manusia, terdapat perasaan gelisah bahwa terdapat sesuatu yang lebih terhadap kehidupan ini daripada yang saya lihat di dalam dunia di sini. Mungkin ada Tuhan Yang menghakimi. Mungkin ada suatu kemurkaan yang mau datang. Pasti ada hal yang lain dan sesuatu yang lainnya di sana. Dan ada sesuatu rasa gelisah di dalam sebuah pemikiran manusia yang normal dan biasa tentang kematian dan tentang kuburan dan tentang kekekalan yang akan datang.
Dan meskipun demikian, manusia itu tidak mau berubah. Dia sudah menjadi bersifat duniawi dan dia menyukainya. Dan dia bertahan di dalam kebiasaan-kebiasaan duniawi itu.
Apa yang dapat dilakukannya dan bagaimana dia akan berubah di dalam rangka bahwa dia mungkin akan menemukan sebuah agama yang akan meredakan rasa bersalahnya serta meringankan rasa bersalahnya, dan pada saat yang sama, memperbolehkan dia untuk mengikuti semua praktek-praktek keduaniawiannya dan meneruskannya persis sebagaimana yang sudah biasa dilakukannya?
Sebagai contoh, di sebuah negara bernama Nigeria, mereka mengatakan kepada saya bahwa, setiap orang yang dapat memenangkan satu jiwa Orang Kristen, kaum Muslim memenangkan 10 orang dan bahwa seluruh Afrika berangsur-angsur akan menjadi Muslim. Di mana saja, mereka memenangkan 10 jiwa sedangkan kita hanya mendapatkan 1 saja.
“Baiklah,” demikian saya katakan, “Saya tidak dapat mengerti akan hal itu.”
Dan mereka berkata kepada saya, “Alasannya sangat sederhana dan sangat jelas. Orang-orang Afrika yang primitif ini dengan istri-istri mereka yang beraneka ragam - orang-orang Afrika yang primitif ini, dengan semua hal yang menyertainya, mereka menyadari kemudahan untuk beralih dari peribadatan pemujaan berhala mereka ke dalam pemujaan Muslim mereka, tanpa adanya suatu perubahan apapun tentang hidup apapun juga.” Jadi, mereka mengalami kekegalan ke dalam tempat peribadatan Muslim dari tempat pemujaan berhala mereka, dari cara-cara keberhalaan mereka dan hal tersebut tidak membawakan suatu perubahan apapun tentang hidup apapun juga.
Ini merupakan suatu perkara yang sama persis dengan perkara yang terjadi di dalam kewarganegaraan masyarakat banyak di Amerika. Di manakah dapat saya temukan sebuah gereja kepada mana saya akan menjadi anggota dan tetap mempertahankan semua kebiasaan-kebiasaan keduniawian saya serta mengikuti seluruh daya tarik serta kegemaran deniawi saya?
Oh, ya. Saya dapat menunjukkan satu tempat. Kemarilah dan lihatlah. Di sana terdapat sebuah tempat di mana di sana juga terdapat sebuah Salib. Di sini terdapat sebuah rumah-rumahan di mana mereka bertemu. Terdapat seluruh upacara-upacara keagamaan serta perayaan-perayaan yang indah. Datang dan bergabunglah, dan jadilah seorang warga yang terhormat: “Saya adalah anggota dari gereja tersebut.”
Tidak ada sesuatu apapun tentang pertobatan - Tidak ada sesuatu apapun tentang perubahan - Tidak ada sesuatu apapun tentang lahir baru - Tidak ada sesuatu apapun tentang kekuasaan Allah – “Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kenyataannya.”
Saudara-saudara sekalian tahu, adalah sukar untuk meyakinkan diri saudara-saudara sendiri bahwa kuningan sama baiknya dengan emas, bahwa kaca sama bagusnya dengan berlian. Akan tetapi, hal tersebut dapat dilakukan. Dan hal itu telah selesai dilakukan.
Saudara-saudara tetap menipu diri saudara-saudara sendiri, dan saudara-saudara akan mencapainya. Hal tersebut akan datang. Saudara-saudara akan sampai di tempat di mana merasa nyaman dengan sempurna di dalam gereja, ketika di dalam kenyataan saudara-saudara tidak pernah mengenal Tuhan atau kekuasaan tentang penjelmaan Roh Kudus dari Yesus.
Dan saudara-saudara tetap menipu dirimu sendiri, dan saudara-saudara akan mendapatkannya. Hal itu akan datang. Saudara-saudara akan sampai di tempat di mana merasa nyaman dengan sempurna di dalam gereja, ketika di dalam kenyataan saudara-saudara tidak pernah mengenal Tuhan atau kekuasaan tentang penjelmaan Roh Kudus dari perdamaian.
Saudara-saudaraku yang terkasih, saya harus berhenti. Dan meskipun saya perlu berapa banyak untuk memanjatkan sebuah permohonan ke dalam hati kita.
Ketika saudara-saudara berfikir – ketika saudara-saudara berfikir tentang kebangkitan kembali, katakan kepada saya, tidakkah saudara-saudara sekalian berfikir tentang anak durhaka yang kembali pulang ke rumahnya itu? Tidakkah saudara-saudara berfikir tentang seorang pemabuk yang telah diselamatkan dari selokan itu? Tidakkah saudara-saudara berfikir tentang seorang alkoholik yang telah berbaling dari botol-botol itu?
Ketika saudara-saudara sekalian berfikir tentang kebangkitan kembali, tidakkah saudara-saudara berfikir tentang mereka-mereka yang keras hati dan menjauh dari Tuhan ini, dan kemudian berpaling kepada Salib Kristus, menyadari bahwa Yesus sebagai Juru Selamatnya? Demikianlah kebangkitan kembali.
Sahabat-sahabat saya yang terkasih, kita tidak pernah berfikir tentang kebangkitan kembali di dalam kaitannya dengan anggota-anggota jemaat: bangsa Tuhan, yang sedang mencari jiwa mereka, datang di bawah kekuatan Roh Kudus dan menyerahkan diri mereka sendiri kepada kenyataan agama. Demikianlah jenis kebangkitan yang kita butuhkan.
Saya tidak melihat banyak perbedaan antara orang-orang gereja dengan orang-orang yang bukan anggota-anggota jemaat dari gereja tersebut. Saya tidak melihat banyak perbedaan antara kebanyakan Orang Kristen dan orang-orang di dunia ini yang bukan Orang Kristen. Mereka semua hampir mirip.
Saya tidak tahu – bangsa Tuhan harus kembali kepada Tuhan. Penghakiman harus dimulai di rumah-rumah Tuhan. Sesuatu harus terjadi kepada kita semua.
Tidak ada yang saya lakukan kecuali terhibur dengan reaksi dari B.H. Carroll di dalam sebuah pidato yang saya baca minggu ini, ketika saya sedang mempersiapkan khotbah ini. Di dalam sebuah jilid – di dalam satu dari beberapa khotbah – yang telah dipublikasikannya beberapa waktu yang lalu, dia berkata, “Saya berada di sana ketika, pada perhitungan aktual, ada sebanyak 497 Orang Kristen – dan mereka yang merupakan perwakilan dari orang-orang Kristen, yang seharusnya menjadi yang terbaik dari banyak gereja. Dan mereka berlutut serta memanjatkan doa untuk misi gereja tersebut, dan mereka kemudian bangkit dan memnungut kolekte terhadap misi gereja tersebut. Dan jumlah dari kolekte tersebut adalah $19.35.
“Saya tidak pernah merasakan di dalam hidup saya seperti yang saya lakukan ketika saya mempersaksikan kejadian tersebut. ‘Mengapa?’ Saya berkata kepada diri saya sendiri. Saya akan memberikan $19 untuk mengakomodasikan sebuah hasrat yang berharga dari salah seorang anak saya. Saya bersedia memberikan $19 untuk mengakomodasikan diri saya sendiri. Saya bersedia memberikan $19 untuk meletakkan sebuah perabotan kecil di pojok rumah saya.
“Dan Tuhan yang Pengasih, beserta 497 orang mereka hadir di sana, dan menyatakan bahwa mereka mencintai dunia mereka yang hilang dan memberikan $19. Sama seperti kita semua.”
Kita membutuhkan suatu kedatangan kembali. Kita memerlukan munculnya kembali Roh dari pada Tuhan Allah. Kita membutuhkan sebuah kebangkitan kembali.
Kita memiliki sebuah bentuk agama. Dan saya hampir diyakinkan bahwa bentuk agama dari gereja ini mengambil pola dari teladan dari firman Allah. Peraturan mengenai Pembaptisan adalah Alkitabiah. Pemecah-mecahan roti itu adalah persis seperti yang telah dilakukan oleh Tuhan di dalam Kitab Suci tersebut. Keanggotaan jemaat gereja kita persis seperti yang telah diuraikan oleh Tuhan kepada kita di dalam Kitab Suci itu. Penyerahan diri kita sendiri ke dalam pekabaran Firman Tuhan di tengah-tengah gereja tersebut, di atas mimbar karena mengabarkan Firman Tuhan – saya berdamai dengan hati saya bahwa bentuk yang telah kita miliki itu adalah Tuhan.
Saya tidak berada dalam keadaan damai dengan hati saya tentang kekuatan Roh Tuhan di antara kita. Kita tidak banyak memenangkan orang-orang yang tersesat bagi Kristus. Dan sebuah gereja yang tidak memanjatkan doa terhadap pertobatan orang-orang yang berdosa memiliki bentuk itu, akan tetapi tidak turut memiliki kekuatannya. Kita membutuhkan Tuhan.
Saya harus menutupnya. Marilah kita berdoa, lalu kemudian kita akan menyanyikan himne kita.
Tuhan kami, semua yang telah berpura-pura telah dihempaskan ke dalam maut, agama yang benar dengan segala lika-likunya – aku melihat naga yang sama di jalanan kota di Amerika. Aku melihat lidahnya yang bercabang persis di depan wajahku setiap kali aku berdiri untuk menyampaikan pesan dari Tuhan. Oh, keduniawian yang begitu banyaknya di dalam kami dan diantara kami semua, dan Tuhan, demikian juga di dalam diriku ini juga – betapa aku butuh untuk meminta Tuhan untuk menerima seluruh dari diriku ini. Dan betapa gereja kami membtuhkan Tuhan untuk bekerja di dalamkuasa di antara kami semua. Betapa seluruh dari kami ini semua membutuhkan sebuah pembaptisan dari atas sana.
Tuhan, betapa kosongnya dan betapa tidak bergunanya sebuah tempurung, tanpa sebuah intinya; betapa membosankannya sebuah rumah, tanpa seoranpun penghuninya; betapa matinya sebuah tubuh, ketika rognya telah pergi dan betapa sia-sia dan gagalnya pelayanan dari sebuah gereja, ketika mereka memiliki sebuah bentuk akan tetapi tidak memiliki kekuatan.
Oh Tuhan, tolong bantu aku, dan bantu juga gereja kami dan bangsa kami. Dan semoga, dari sorga itu sendiri, datang sebuah pembaptisan dariatas sana – sebuah pembaptisan yang mampu menggerakkan, menurapi, melimpahkan, mengilhami, dilimpahkan langsung dari sorga. Tuhan, lihatlah kami di dalam ketidak berdayaan kami dan dengan ssungguhnya buatlah kami menjadi kuat. Semoga di sana ada Roh pengabdian yang baru yang mengatakan, “Inilah aku, Tuhan. Dan oleh kasih karunia-Mu bantu aku untuk menjadi apa yang diinginkan Tuhan kepada aku.”
Dan Tuhan kami, di dalam seruan yang kami lakukan di saat ini juga, semoga di sana terdapat mereka yang datang oleh karena iman, dan berkata, “Tuhan, aku datang kepada-Mu oleh karena iman.” Tuhan, lihatlah kepadanya.
Dan Tuhan, semoga di sana terdapat mereka yang datang dan mengatakan, “Kami memberikan hidup kami ke dalam persekutuan ini – bukan hanya demi rasa hormat atau demi harta benda, akan tetapi kami mengasihi Tuhan dan kami ingin untuk menjadi anggota di antara sesama bangsa Tuhan.”
Lakukanlah, Tuhan, dan berikanlah tuaian kepada kami. Di dalam nama-Mu yang diurapi, Amin.