HARI ESOK YANG GEMILANG

(THE GOLDEN TOMORROW)

 

Dr. W. A. Criswell

 

2 Timotius 4:6-8

05-28-78

 

Pada hari ini dengan sambutan selamat datang yang berlipat ganda dinyatakan kepada kelompok-kelompok tamu yang besar di sini, kami juga menyambut ribuan dan ribuan yang sedang menyaksikan kebaktian ini melalui televisi dan melalui televisi kabel di luruh wilayah Amerika ini. Judul dari warta untuk kita pada hari ini ialah HARI ESOK YANG GEMILANG. Dan sebagai nas yang melatarbelakanginya, salah satu ucapan yang paling terkenal dari seluruh ucapan yang pernah diucapkan, oleh seorang manusia yang mengikut Tuhan. Dia berada di penjara bawah tanah di Mamertine di kota Roma. Dia sedang menghadapi eksekusi. Ini merupakan suratnya yang terakhir yang dituliskannya kepada anaknya di dalam tugas pelayanan, Timotius. Dan dia berkata di dalam pasal yang terakhir dari surat itu, ayat yang ke enam sampai dengan ayatnya yang kedelapan:

 

“Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat.”

Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.

Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya [2 Timotius 4:6-8]. 

 

Di manapun orang Kristen berdiri; di manapun, senantiasa ada hari yang lebih besar, hari esok, seperti yang dikatakan: “Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita; tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan” [Ibrani 11:40]. Saudara-saudara melihatnya begitu luar biasanya dan begitu tajam serta begitu efektif ditunjukkan di dalam hidup rasul itu sendiri. Di dalam pasal yang kedua – di dalam kitab dua Korintus, dari pasalnya yang kesebelas, di sana rasul itu menyebutkan satu persatu rangkaian panjang penderitaan yang telah dideritanya bagi Tuhan. Dia telah dilempari dengan batu. Dia telah dipukuli. Dia pernah dipenjarakan. Dia pernah dipenarakan di dalam bawah tanah. Mengalami karamnya kapal siang dan malam. Dia pernah diasingkan dan dibuang serta dianiaya. Dan meskipun demikian, dia menuliskan di dalam kitab yang sama, surat yang kedua untuk jemaat di Korintus ayat yang penuh arti dan tiada taranya itu: “Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang terbuka – muka yang tidak terselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar. [2 Korintus 3:18]. Sungguh suatu jalan yang mulia untuk melihat pada kehidupannya; dipenuhi dengan penganiayaan serta dipenjarakan dan penderitaan, dan meskipun demikian, melihat wajah Tuhan Yesus Kristus; merasakan dirinya telah diubah menjadi serupa dengan gambar dari kemuliaan hari ini sampai dengan kemuliaan hari esok sampai kepada kemuliaan yang semakin besar pada suatu hari yang akan datang. Dari kemuliaan menujuk ke kemuliaan dan kepada kemuliaan, diubah menjadi serupa dengan gambar Tuhan. Hari yang lebih baik itu senantiasa adalah hari esok.

 

Dan saudara-saudara sekalian telah melihatnya telah diilustrasikan dengan tajam, diilustrasikan dengan dramatis di sini di dalam kata-katanya yang terakhir. Menghadapi eksekusi, bukan dengan cara disalibkan, karena dia adalah seorang warga negara Romawi, akan tetapi dengan jalan kepalanya dipisahkan dari tubuhnya. Menghadapi eksekusi, dia menuliskan tentang hari yang lebih baik itu, hari esok yang gemilang itu: “Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya” [2 Timotius 4:8]. Di manapun orang-orang Kristen berdiri, setiap hari dari hidupnya, di dalam setiap zaman, di dalam setiap keadaan di sekitarnya, senantiasa terdapat hari esok yang gemilang. Hari esok yang gemilang. Nyanyian yang terbaik untuk pernah dinyanyikan. Puisi yang terbaik untuk pernah dituliskan. Khotbah yang terbaik untuk pernah diajarkan. Perlombaan yang terbaik untuk pernah dimenangkan. Permainan yang terbaik untuk pernah dimainkan. Perbuataan yang paling berani untuk pernah dilakukan. Di sana selalu terdapat sebuah hari esok yang lebih baik. Dan di manapun kita berdiri, pada usia berapa saja dalam hidup kita, hari-hari yang terbaik kita yang akan pernah datang. Saudara-saudara sekalian melihatnya begitu indah diekspresikan di dalam puisi yang terakhir yang dituliskan oleh penyair Kristen terbesar, Robert Browning. Di manapun puisi-puisinya dipublikasikan, bagian terakhir dari sajak ini senantiasa menyimpulkan terbitan itu. Dia membacakannya kepada saudari perempuannya serta kepada menantu perempuannya persis sebelum dia meninggal dunia. Dan bait yang ketiga dari epilog tersebut adalah demikian:

 

Seseorang yang tidak pernah membelakangi,

akan tetapi membusungkan dadanya untuk maju ke depan,
Tak pernah ragu awan akan terpecah,
Tak pernah bermimpi,

walaupun haknya telah diperburuk,

yang bersalah akan dimenangkan,
menahan kejatuhan kita dan menaikkan kita

diusahakan untuk berjuang lebih baik,
tertidur untuk kemudian bangun. 

 

[Robert Browning, “Epilog”].

 

Senantiasa ada hari yang lebih baik, sebuah hari esok yang gemilang. Sekarang hidup dapat menjadi menjemukan dan menjadi suramm dan menjadi pahit dan masam serta kelam dan tertekan serta dikalahkan, dipenuhi dengan keputusasaan dan penyesalan. Hidup dapat menjadi tidak menggembirakan dan kejam. Dan kita dapat menjalani hidup seperti itu, dikalahkan; setiap hari adalah hari yang buruk, dan keesokan harinya akan menjadi lebih buruk lagi. Hidup kita dapat mengalir di dalam sebuah saluran yang suram dan kelam serta dikalahkan. Apakah saudara-saudara ingat bait yang pertama dari sajak yang dituliskan oleh Lord Byron? Dia merupakan seorang bangsawan yang paling dimanjakan serta bangsawan yang paling disayangi dari seluruh bangsawan Eropa yang saya duga pernah hidup. Dia adalah orang kesayangan negara Inggris Raya, dan dia adalah orang kesayangan di seluruh benua Eropa. Apakah saudara-saudara ingat bait pertama dari sajaknya? 

 

“Hari-hariku –dia menuliskan – berada di dalam daun yang menguning;
Bunga dan buah kasih telah pergi.
Cacing, penyakit kanker, dan duka cita
semuanya menjadi kepunyaanku sendiri. 

 

[Lord Byron, “Pada Hari Kuselesaikan Perayaan ke Tiga Puluh Enam Tahunku”].  

 

Apakah saudara-saudara juga ingat judul dari sajak tersebut? Judul dari sajak tersebut ialah “Pada Hari Kuselesaikan Perayaan ke Tiga Puluh Enam Tahunku Dan segera sesuadhnya dia meninggal dunia. Keseluruhan dari hidupnya, dengan seluruh kebangsawanannya dan kekayaannya dan kemegahannya dan kemashurannya dan bakat-bakat yang dimilikinya, hidupnya terasa pahit dan dikalahkan dan dia meninggal dunia di dalam patah hati dan putus asa.

 

Apakah saudara-saudara pernah mendengar akan hal ini? Conrad Aiken, seorang penyair dan penulis novel dari generasi kita, yang berkebangsaan Amerika, dia menuliskan. 

 

Baiklah, saya sudah bosan
Bosan akan seluruh tahun-tahun ini
Pagi hari yang samar. 
Siang hari, senja hari yang berkabut
Bosan akan musim semi. 
Bosan akan musim gugur. 
Alunan musik itu mulai lagi
Aku telah mendengar semuanya. 

[Conrad Aiken, “-- ”]. 

 

Apakah saudara-saudara tahu berapa tahun usianya ketika dia menuliskan sajak tersebut? Dia berusia dua puluh enam tahun. Hidup boleh menjadi menguning serta pahit, penuh dengan keburaman dan keputusasaan dan kegelapan.

 

Akan tetapi hidup boleh mendapatkan kejayaan. Hidup boleh menjadi kemenangan. Hidup boleh dipenuhi dengan pengharapan. Hidup boleh menjadi lebih baik dengan setiap berlalunya hari. Dan hidup boleh dipenuhi dengan kegiatan hati dan pengharapan akan jiwa dan kejayaan batin, hidup dapat menjadi megah. Saya mendengar tentang sebuah pertunjukan obat. Dan orang itu berada di atas sana menjual obat awt muda yang mujarab: “Obat itu dapat membuat anda senantiasa muda. Obat itu akan membuat anda senantiasa sehat. Obat itu dapat menambahkan bertahun-tahun dalam hidup saudara-saudara. Obat itu dapat membuat anda senantiasa membuat saudara-saudara bahagia.” Dan dia memegang sebuah botol obat itu di dalam tangannya dan berkata, “Jika saudara-saudara tidak percaya apa yang telah tertulis di dalam etiket obat ini, lihatlah pada saya. Saya sudah berumur tiga ratus lima puluh tahun.” Dan para pendengar yang tidak masuk akal itu berpaling kepada asistennya dan berkata, “Apakah itu benar demikian? Apakah umurnya memang benar tiga ratus lima puluh tahun?” Dan sang asisten menjawab, dia berkata, “Tuan, saya tidak tahu. Saya hanya bersama-sama dengan dia selama seratus empat puluh sembilan tahun.” Hidup boleh dipenuhi dengan kegiatan dan minat serta antisipasi dan kejayaan. Mari kita baca lagi karya Robert Browning, di dalam sajaknya Rabi Ben Ezra.

 

Bertambah tualah bersama-sama denganku!
Yang terbaik belumlah terjadi,
Yang terakhir dari hidup,

Untuk mana yang pertama telah dijadikan:
Hidup kita berada di dalam tangan-Nya
Yang berkata “Suatu keutuhan yang Aku telah rencanakan,
Hanya ditunjukkan setengah oleh orang muda;

Percaya akan Tuhan, lihatlah semua, janganlah takut!''

 

[Robert Browning, “Rabi Ben Ezra”]. 

 

Saat-saat terbaik kita belum datang. Sekalipun begitu akan menjadi hari-hari terbesar kita. Hari yang terbaik itu adalah hari yang segera datang itu; hari esok kita yang gemilang. Di manapun orang-orang Kristen berdiri di dalam hidupnya, hari-hari yang terbaik adalah hari yang segera akan datang itu.

 

Saya mengakui bahwa di sana ada kemuliaan yang menjadi milik saudara-saudara sekalian. Dan di sana ada pencapaian yang akan diberitahukan. Alexander yang Agung berusia tiga puluh dua tahun ketika dia menaklukkan dunia. Isaac Newton berusia tiga puluh empat tahun ketika dia merumuskan hukum gravitasi. Benyamin Franklin berusia dua puluh enam ketika dia menuliskan buku yang berjudul Poor Richard’s Almanac.  Charles Dickens berusia dua puluh empat tahun ketika dia mulai mempublikasikan bukunya Pickwick Papers, dan hanya berusia dua puluh lima tahun saja ketika dia menuliskan novel yang terkenal itu, Oliver TwistThomas Jefferson berusia tiga puluh tiga tahun ketika dia membuat konsep Declaration of IndependenceWilliam Cullen Bryant berusia delapan belas tahun ketika dia menuliskan “Thanatopsis,” sajak yang pertama dari tulisan-tulisan yang penting di Amerika. Cyrus McCormick berusia dua puluh tiga tahun ketika dia menemukan penuai mekanis. Wolfgang Mozart pada usianya yang keempat, telah menuliskan alunan musik yang hebat, dan pada usianya yang kelima dia membuat para bangsawan Eropa menjadi tercengang dengan permainan biolanya serta organnya dan kecapinya. Richard Wagner pada usia yang ketujuh belas telah menggubah sebuah lagu pembukaan yang dimainkan oleh orkestra yang terbesar di seluruh Eropa, dan segera sesudah dia dihunjuk, dia telah menuliskan beberapa simfoni dan opera. Sekarang, tidak diragukan lagi kecuali pemuda tersebut dan kadangkala bahkan di masa kanak-kanak telah dimahkotai dengan kemuliaan. Dan mereka berhak menerima penghargaan serta kepopuleran tersebut berkaitan dengan mereka. Akan tetapi di manapun kita berdiri di dalam hidup, terdapat suatu hari yang lebih baik yang segera akan datang. Di sana terdapat hari esok yang gemilang.

 

Kemegahan selama berabad-abad tidak kurang mengagumkan dari pada kemegahan kaum muda. Immanuel Kant berusia tujuh puluh empat tahun ketika dia menuliskan karya-karya filosofisnya yang terbaik.  Charles Gounod berusia delapan puluh tahun ketika dia menghasilkan Faust, dan berusia delapan puluh lima tahun ketika dia menggoretkan bukunya yang berjudul Ave Maria. Johann Goethe berusia delapan puluh satu tahun ketika dia menyempurnakan Faust-nya. Tennyson berusia delapan puluh tahun ketika dia menuliskan “Crossing the Bar.” Michelangelo berusia delapan puluh sembilan tahun ketika dia menyelesaikan karya terbesarnya di gereja St. Petrus di kota Roma.  Thomas Edison ketika berusia delapan puluh tiga tahun masih mengisi daftar paten di Kantor Paten Amerika Serikat. Presiden John Quincy Adams merupakan seorang anggota Kongres yang penuh dengan semangat ketika dia berusia delapan puluh empat. Dan Gladstone beserta Palmerston, dan saya ingat Winston Churchill, menjadi Perdana Menteri Inggris, berada di usia pertengahan delapan puluhan. Dan Kaleb tua berusia delapan puluh lima tahun ketika dia berkata kepada Yoshua: Berikanlah kepadaku gunung ini. Gunung apa? Berikanlah kepadaku gunung ini. Yang dimaksudkannya adalah gunung Hebron. Dan gunung Hebron berada di mana suku Enak tinggal. Dan suku Enak merupakan sukunya para raksasa. Dan kaleb tua, yang berusia delapan puluh lima tahun, berkata kepada Yoshua: Berikanlah kepadaku Hebron, tempat tinggal dari suku Enak. Selama empat puluh tahun berada di padang gurun tidak menenggelamkan penglihatannya, tidak menyurutkan imannya, tidak menumpulkan semangat mudanya atau tidak mengurangi tenaga fisiknya. Longfellow, Henry Wadsworth Longfellow masih tetap menuliskan puisi pada usianya yang ke tujuh puluh lima tahun, dia menuliskan kata-kata seperti ini:

 

Karena usia tidak kurang adalah sebuah kesempatan
Daripada usia muda itu sendiri,

Meskipun dengan pakaian yang lain,
Dan ketika temaramnya senja mengabur
Langit dipenuhi bintang-bintang,

Yang tidak terlihat di siang hari.

 

[Henry Wadsworth Longfellow, “Morituri Salutamus”]. 

 

Tidak ada suatu waktu yang bukan merupakan waktu yang besar. Tidak ada suatu hari yang bukan merupakan hari yang menyenangkan. Di manapun orang Kristen berdiri, masa yang akan datang adalah hari esok yang gemilang. Hari terbaik kita yang segera akan datang.

 

Saya memperhatikan dalam tahun pertama penugasan saya setelah saya menamatkan pelajaran dari Seminari. Saya memperhatikan pemimpin yang memimpin Dewan Pengawas dari Seminari Baptist Bagian Selatan dari mana saya baru saja lulus. Ketika saya lulus, saya ditempatkan di Dewan Pengawas Seminari, dan orang ini mengetuai pengawasan tersebut. Namanya ialah Anderson, dan dia memiliki sebuah toko serba ada yang ekslukif, besar dan terkenal sampai kemana-mana, Toko Serba Ada Anderson di kota Knoxville, Tennessee. Sungguh sebuah toko serba ada yang hebat berada di kota ini di kota Dallas ini, Toko Serba Ada Anderson berada di kota Knoxville – berada di kota Knoxville, Tennessee. Saya sudah banyak mendengar tentang dia. Sebagai contoh, saya ingat pendetanya yang memberitahukan sesuatu tentang dia. Dr. F. F. Brown adalah gembala dari gereja First Baptist Church kota Knoxville, Tennessee; seorang gembala sejati yang diberkati Tuhan. Dia begitu mengasihi Tuhan. Dia terpilih sebagai ketua dari Konvensi Gereja Baptist Bagian Selatan akan tetapi tidak pernah mampu memimpin konvensi tersebut karena kesehatannya yang kurang baik. Dr. Brown memberitakan di jalanan. Dia akan mengambil Alkitabnya dan pergi ke luar dan di pinggir jalan dia akan memberitakan Injil. Beberapa orang di gereja First Baptist Church kota Knoxville, Tennessee, yang mana merupakan sebuah gereja elit persis di samping Universitas Tennessee – beberapa orang merasa bahwa gereja itu berada di bawah martabat gembala mereka sehingga dia mau membawa Alkitabnya dan berdiri di sudut jalan serta memberitakan Injil. Berada di bawah panggilan gembala dari First Baptist Church kota Knoxville. Tuan Anderson mendengar akan hal tersebut; mendengar tentang apa yang telah mereka katakan tentang gembala tersebut. Jadi saat berikutnya ketika gembala itu keluar di jalanan dan membuka Alkitabnya serta mulai memberitakan Injil, tebaklah siapa yang datang dan berdiri di sampingnya untuk menegakkan tangannya serta untuk mendorong semangatnya di dalam tugas pelayanannya di jalanan itu? Adalah Tuan Anderson sendiri, pemilik dari toko serba ada yang terkenal sampai di mana-mana itu. Ketika bertahun-tahun berlalu, tibalah hari di mana dia harus pensiun dari tempatnya sebagai ketua dari dewan pengawasan tersebut; dan dia pensiun dari dewan pengawasan tersebut karena usianya. Dan saya duduk di sana serta melihat kepadanya. Dan setelah urusan dewan pengawasan itu selesai, dia memberikan ucapan terakhirnya, dia mngucapkan pidato terakhirnya, begitu menyenangkan, berharga serta begitu manis didengar. Dan ketika dia sudah selesai mengucapkan pidato kecil terakhirnya tentang kasih serta penghargaan dan sekarang, Tuhan memberkati, dia menutupnya dengan syair yang begitu indahnya ini.

 

Biarkanlah saya bertumbuh menyenangkan, bertambah tua,
Begitu banyak hal yang indah untuk dikerjakan:
Renda-renda, dan gading serta emas,
Dan sutera tidak perlu diperbaharui;
Dan ada penyembuhan di pokok-pokok kayu tua,
Jalanan lama sebuah genggaman daya tarik;
Mengapa saya tidak boleh, demikian juga dengan orang-orang ini,
bertumbuh menyenangkan, bertambah tua?

 

[Karle Wilson Baker, “Biarkan saya bertumbuh menyenangkan”]. 

 

Hari-hari terbaik kita adalah hari yang akan datang itu. Saat-saat terbaik kita adalah masa depan. Pandangan-pandangan kita begitu terangnya. Hari-hari kita begitu gemilang. Di manapun orang-orang Kristen berdiri, hari-hari terbaik senantiasa hari yang akan datang itu. Dan jika hal itu benar di hari-hari perjalanan kita, jika yang terbaik dari Tuhan telah dikaruniakan kepada kita yang melihat kepada-Nya di dalam iman di dalam kehidupan ini? kemudian berapa banyak lagi kebenarannya ketika kita mengangkat wajah kita dan melihat ke arah hari esok yang gemilang bersama dengan Yesus? Beberapa hal yang lebih baik lagi senantiasa telah dipersiapkan oleh Tuhan bagi kita. Saya berada di luar Rumah Sakit Baylor ketika sedang mengunjungi seorang tua yang suci dari gereja ini. Dan setelah kunjungan tersebut, saya mengambil tangannya dan mulai untuk berdoa. Dan sebagaimana yang akan saudara-saudara harapkan dari seorang gembala untuk didoakan, saya berdoa baginya supaya dia mendapatkan kekuatan. Sehingga Tuhan akan menumpangkan tangan-tangan penyembuhan-Nya ke atasnya dan membangkitkannya dan mengiimkannya kembali kepada kita. Di tengah-tengah doa syafaat saya untuknya, agar supaya Tuhan boleh sembuhkan dia dan boleh membangkitkan dia, dia meletakkan tangannya yang lain di atas tangan saya dan menjabat tangan saya dan memotong doa saya seraya berkata, “Pak Pendeta, janganlah doakan hal itu. Jangan doakan itu.” Dia berkata, “Pak Pendeta, janganlah doakan agar saya sembuh dari penyakit saya.” Dia berkata lagi kepada saya, “Saya sudah menjalani hidup saya. Tugas saya sudah selesai. Pekerjaan saya sudah rampung. Dan kerangka tua ini, tubuh tua ini, rumah tua ini, merupakan sebuah beban bagi saya.” Dia berkata, “Saya ingin dibebaskan. Saya ingin diwujudkan. Saya ingin bersama-sama dengan Yesus. Saya ingin bersama-sama dengan mereka yang memperhatikan serta menunggu saya.” Sekarang, katanya lagi, “Pak Pendeta, saya ingin supaya anda berdoa sehingga Tuhan akan membebaskan saya, dan supaya saya akan menjadi bebas dari seretan tubuh yang sudah tua ini, dan supaya saya akan bersama-sama dengan Yesus.”  Maka saya menundukkan kepala saya kembali. Dan saya berdoa, “Tuhan, tugas itu sudah rampung, pekerjaan itu telah diselesaikan. Dan beban akan tubuh yang sudah tua ini, tubuh yang penuh dengan sakit dan usia serta keluhan dan penderitaan serta kesengsaraan, Tuhan, bebaskanlah dia. Dan biarkanlah dia pergi menjumpai Engkau.” Dan Tuhan menjawab doa itu. Tidak begitu lama sampai rohnya terbang menjauh dari kita untuk kemudian bersama-sama dengan: “Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita; tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan” [Ibrani 11:40]. Di manapun orang-orang Kristen berdiri, hari esok adalah hari yang lebih baik.

 

Hari lepas hari, kita semakin mendekati rumah. Hari lepas hari, kita ditarik menjadi lebih dekat kepada Yesus. Hari lepas hari, mendekati penobatan serta penyempurnaan itu. Setiap hari adalah hari yang lebih baik, hari esok yang gemilang bagi mereka yang melihat pada Tuhan Yang diurapi dalam iman. Itulah sebabnya rasul itu berseru dengan begitu kemenangannya:

 

“Hai maut, di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?

Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.

Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh yesus Kristus, Tuhan kita.

Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.

 [1 Korintus 15:55-58].

 

Beribadah kepada Dia di sini dengan tenaga; beribadah kepada Dia di sana di dalam sorga. Tetapi, apakah di di sini maupun apakah di sana, beribadah kepada Tuhan kita, beribadah kepada Tuhan di dalam masa kanak-kanak, seperti yang telah dilakukan oleh Samuel kecil, melayani Tuhan ketika masih remaja, seperti anak laki-laki penggembala domba itu, Daud memainkah harpanya kepada domba-dombanya, menyanyikan lagu-lagu yang kita lihat di dalam Alkitab, ketika para malaikat menundukkan telinga mereka untuk mendengarkan anak laki-laki itu bermain harpa dan bernyanyi; beribadah kepada Tuhan sebagai pria dewasa dan wanita dewasa, seperti kumpulan massa dari bangsa kita di dalam tempat kudus pagi hari ini; beribadah kepada Tuhan dalam kesaksian yang setia pada usia yang telah lanjut, bertumbung menyenangkan, bertambah tua; dan beribadah kepada Tuhan di dalam dunia yang akan datang nanti. Hal itu tidak tertulis di dalam Kitab Suci, di dalam pasal yang ke dua puluh dua dari kitab Wahyu, di dalam ayatnya yang ketiga dikatakan:

 

”dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya: . . . nama-Nya akan tertulis di dahi mereka…… dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.” [Wahyu 22:3-5];

 

Beribadah kepada Tuhan di sorga – sebuah hari yang lebih baik, hari esok yang gemilang. Tidak ada karikatur tentang kehidupan serta iman dan pengharapan orang Kristen kecuali demikian: tentang sesuatu yang seperti awan-awan, tentang sesuatu yang dengan sayap-sayap, dengan sesuatu yang dengan lingkaran di atas kepala, memukul-mukul sesuatu yang seperti harpa, seolah-olah di dalam dunia yang akan datang semua yang tersisa hanya duduk di sana di atas awan-awan. Tidak ada isyarat tentang hal tersebut di dalam Alkitab. Tidak ada.

 

Ketika Alkitab membicarakan peristirahatan kita yang terakhir, hal itu merupakan gambaran dari bangsa Tuhan ketika mereka memasuki negeri yang dijanjilan itu. Beristirahat dalam pengertian bahwa kita tidak lagi terkekang oleh tubuh ini; tidak ada lagi kepedihan karena kesakitan serta karena umurnya. Akan tetapi kita bebas. Kita berada di rumah. Untuk melakukan apa? Untuk beribadah kepada Tuhan. Administrasi dari seluruh alam semesta telah dipercayakan Tuhan sebagai urusan kita; semua planet-planet yang harus diperbaharui, semua matahari yang akan dimasukkan ke dalam sebuah orbit yang baru; seluruh kesepian ini akan menjadi seperti mekarnya bunga mawar; seluruh bintang tua yang terbakar ini akan dibuat menjadi baru kembali. Dan sejumlah besar orang-orang yang telah ditebus Tuhan sepanjang zaman, administrasi dari seluruh alam semesta milik Tuhan akan diserahkan kepada kita di dalam dunia yang akan datang nanti, di dalam hari esok yang gemilang itu. Dan demikianlah kehidupan kita sebagai teman seperjalanan kita. Ketika kita memiliki tenaga, beribadah kepada Yesus; ketika kita lemah, bersaksi kepada kasih karunia Tuhan Yesus; dan ketika kita telah diwujudkan, berjalan di jalanan yang gemilang itu, dengan sebuah alamat dari sesuatu jalan atau jalan raya kemuliaan atau taman haleluya, berkarya untuk Tuhan kita, beribadah kepada Tuhan Yesus kita Yang Diurapi. Di sana seperti halnya di sini, di manapun orang Kristen berdiri, hari esok adalah hari yang lebih baik, hari esok yang gemilang yang telah dipersiapkan Tuhan Allah bagi kita. Sungguh sebuah cara yang luar biasa untuk hidup. Sungguh sebuah cara yang luiar biasa untuk beribadah. Sungguh sebuah cara surgawi untuk menghabiskan hari-hari kita dengan setiap harinya lebih baik dari pada hari yang sebelumnya.

 

Dan demikianlah ajakan untuk hati saudara-saudara pada pagi hari ini. Hidup boleh saja membosankan dan suram dan di seluruh tempat di dunia ini selalu berubah menjadi seperti itu. Tetapi di dalam Kristus, ada kehidupan dan terang dan kemuliaan. Sorga di sini dan sorga di sana, untuk selamanya; dimungkinkan bagi kita melalui kasih dan kemurahan dari Juru Selamat kita yang Diurapi. Dari ribuan yang telah mendengarkan warta ini di layar televisi dan di radio, apakah saudara-saudara mengenal Tuhan? Sudahkah saudara-saudara memberikan hati saudara-saudara sekalian di dalam iman kepada-Nya? Apakah Dia berjalan bersama-sama dengan saudara-saudara dan saudara-saudara sekalian bersama-sama dengan Dia? Di manapun saudara-saudara berada, mendengarkan dari radio di mobil saudara-saudara, menonton kebaktian yang disiarkan di televisi ini di ruang tamu anda atau di kamar tidur anda; di manapun engkau berada, maukah engkau mengejntikan mobilmu, menepi ke pinggir jalan dan berkata, “Tuhan Yesus, pada hari ini, ampunilah aku, selamatkanlah aku. Tolong aku Tuhan, untuk menjadi satu orang Kristen, yang berjalan di dalam iman akan kasih karunia-Mu.” Jika saudara-saudara sekalian berada di rumah, berlututlah dan katakanlah, “Tuhan, berbaik hatilah kepadaku. Izinkanlah hidupku untuk ikut diperhitungkan untuk-Mu. Penuhkanlah aku dengan hadirat dan kemuliaan Tuhan. Ampunilah segala dosa-dosaku. Tuliskanlah namaku di dalam Kitab Kehidupan, dan di dalam hari-hari seperti di dalam hari-hari esok, aku boleh beribadah kepada-Mu untuk setiap hari dari hidupku?” Dan di dalam kumpulan massa yang berada di rumah Tuhan pagi hari ini, dari atas balkon turun melalui salah satu anak-anak tangga ini, di dalam desakan orang banyak yang ada di lantai yang lebih rendah ini, masuk ke dalam lorong itu dan dari belakang sampai ke depan. Aku datang, pak Pendeta. Aku berbicara kepada Tuhan Yesus sebagai Juru Selamatku. Aku membukakan pintu hatiku bagi-Nya. Dia berkata Dia mengetuk pintu hatiku. Aku mendengar suara-Nya. Aku membuka pintu itu. Masuklah, Tuhan Yesus, tinggallah di dalam hatiku. Karena telah memberikan hidupmu kepada Tuhan, untuk dibaptis seperti yang Tuhan katakan di dalam buku-Nya; dan untuk menjadi anggota gereja, rombongan dari orang-orang yang telah ditebus oleh Tuhan. Istrimu, sepasang saja, sahabatmu, hanya engkau berdua saja, sekeluarga, anak-anak, semuanya. Sebentar lagi kita akan berdiri untuk bernyanyi, semoga Roh Kudus akan membimbing saudara-saudara sehingga saudara-saudara akan ditanggapi dengan senang hati dan dengan sangat menyenangkan. Aku percaya pada Tuhan Allah. Aku menerima Yesus sebagai Juru Selamatku. Aku ingin turut dihitng di antara orang-orang yang telah ditebus oleh Tuhan. Dan aku datang. Ambillah keputusan itu sekarang juga di dalam hatimu, dan ketika kita berdiri, pada nada yang pertama dari bait yang pertama, ambillah langkah pertama untuk menuruni anak-anak tangga itu, menuju lorong itu. Inilah aku, pak Pendeta, aku melakukannya sekarang. Semoga para malaikat mengiring langkah saudara-saudara sekalian di dalam perjalananmu pada saat saudara-saudara datang, sembari kita berdiri dan sembari kita bernyanyi.