KITA MENGUNJUNGI PENDETA TIMOTIUS

(WE VISIT PASTOR TIMOTHY)

 

Dr. W. A. Criswell

 

2 Timotius 1:1-4

05-20-90

 

 

Ini adalah gereja First Baptist Church di kota Dallas, dan ini adalah Pendeta yang membawakan warta yang diberi judul, Kita mengunjungi Pendeta Timotius. Kita akan melakukan sesuatu yang ingin dilakukan oleh Paulus. Dia memulai suratnya yang terakhir, suratnya yang kedua kepada Timotius,

 

“Aku mengucap syukur kepada Allah, yang kulayani dengan hati nurani yang murni seperti yang dilakukan nenek moyangku. Dan selalu aku mengingat engkau dalam permohonanku, baik siang maupun malam. Dan apabila aku terkenang akan air matamu yang kaucurahkan, aku ingin melihat engkau kembali supaya penuhlah kesukaanku.” 

 

Dan itulah yang akan kita perbuat, mengunjungi Pendeta Timotius di dalam kota Efesus dari Yunani yang begitu indah dan tiada bandingannya itu, ibu kota dari propinsi Asia dari Romawi, kota pelabuhan yang bukan dari Asia akan tetapi juga dari kota Frigia dan semua propinsi yang ada di dalam wilayah Romawi dari apa yang kita kenal sebagai Asia Kecil. Dan daerah itu adalah Yunani. Keindahannya tiada tara. Kedua sisi jalannya di batasi dengan barisan tiang pualam yang luar biasa dan saudara-saudara akan lewat dari depan panggung pertunjukan yang besar itu. Saya telah melihat sebuah kebaktian Kristen di dalam panggung pertunjukan yang itu. Dan pada akhirnya, saudara-saudara akan sampai kepada kuil Artemis – dalam bahasa Latin adalah Diana – seorang dewi perburuan, saudari kembar dari dewa Apollo. 

 

Dan kuil tersebut dianggap sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Seperti patung Firaun di pelabuhan Alexandria; seperti piramida di Mesir, seperti taman tergantung di Bibilonia, seperti makam dari Halicarnassus; seperti patung besar yang menakjubkan yang berada di jalan masuk pelabuhan di Rhodes; seperti patung Jupiter yang keemasan seperti gading di Puncak gunung Olympus; dan keajaiban yang ketujuh di dunia adalah kuil yang tiada bandingannya ini, kuil Diana ini. 

 

Jika saudara-saudara pernag mengunjungi British Museum, ada bagian yang lebih rendah dari sebuah tiang, dasar dari sebuah tiang, dan saudara-saudara dapat melihat pilar yang penuh dengan keindahan, pilar yang sangat besar, tiang – dan satu-satunya kuil di dunia ini dan satu-satunya tiang di dunia ini, mereka memahatkan sosok-sosok hidup di seluruh permukaan tiang tersebut. Dan demikian dengan beratus-ratus tiang dari kuil Diana yang megah tersebut.

 

Baiklah, setelah melewati semua keajaiban, kemuliaan serta keindahan tersebut, akhirnya kita sampai kepada sebuah pintu dan kita mengetuk pintu tersebut. Dan Timotius, pendeta dari gereja kota Efesus, mendatangi pintu tersebut. Dan kita kemudian memperkenalkan diri kita. Kami berasal dari kota Dallas, dan kami datang dari gereja First Baptist Church kota Dallas, dan kami datang untuk mengunjungi anda, Pendeta Timotius. Kami datang dari seberang lautan. Kami berada di dalam sebuah benua baru, benua Amerika, dan kami ingin sekali mengunjungi anda. Maka dia mengundang kita untuk masuk ke dalam dan kita duduk bersama-sama dengan Pendeta Timotius. 

 

Dan ketika kita duduk di sana, seorang wanita masuk ke dalam. Dan karena terkejut, kita bertanya, “Siapakah perempuan ini? Siapakah wanita ini gerangan?”

 

Dan dia menjawab, “Ini adalah istri saya, Ny. Timotius.” 

“Anda pasti tidak serius. Apakah anda sudah menikah?” 

 

Anda lihat, gereja yang menyatakan dirinya sebagai gereja yang tertua di dunia ini, gereja Katolik Roma, menyatakan untuk kembali kepada keadaan semula. Pendeta-pendeta mereka tidak menikah. Uskup-uskup mereka tidak menikah. Alim ulama mereka tidak menikah. “Dan, Timotius, anda mengatakan bahwa anda telah menikah?”

 

“Ya. Ini adalah istri saya, Ny. Timotius. Karena Paulus telah menuliskan untuk saya di dalam surat yang kedua ini bahwa setiap pekabar seharusnya menikah. Setiap pendeta seharusnya memiliki satu orang istri.” Baiklah, bukankah hal tersebut mengacaukan segalanya yang pernah saudara-saudara lihat di dalam hidup saudara-saudara sekalian? Setiap pendeta dari gereja seharusnya memiliki seorang istri. Jadi mereka bertanya kepada saya puluhan ribu kali, “Saya bersekolah di sebuah seminari. Dan saya sedang jatuh cinta. Apakah anda fikir seharusnya saya menikah dan membawa istri saya bersama-sama dengan saya?” 

 

Saya berkata, “Tentu saja, menikahlah dan bawalah istrimu bersama-sama denganmu.” Tetapi anak muda itu berkata kepadaku, “Bagaimana caranya saya dapat menafkahi dia? Apakah dua orang dapat hidup dengan semurah biaya satu orang saja?” Dan saya menjawab, “Tentu saja. Jika yang satu kelaparan dan yang satunya lagi tidak berpakaian, anda membuatnya terjadi. Jadikanlah.” Demikian Ny. Timotius. Lalu kemudian kita bertanya kepada Pendeta itu, “Di manakah gerejamu? Kami ingin sekali melihat gerejamu.”

 

Dan dia berkata kepada kita, “Gereja?  Saya tidak pernah mendengar tentang sebuah gereja.” Dan di dalam ketakjuban serta ketercengangan, kita menjawab, “Anda tidak pernah mendengar apapun tentang sebuah gereja? Mengapa, padahal anda seorang pendeta dari sebuah gereja.” Dan dia berkata, “Saya pendeta dari sebuah apa?” 

 

“Sebuah gereja. Orang-orang Tuhan, perkumpulan dari Kristus.” 

“Oh,” katanya, “Sekarang saya mengerti. Yang anda maksudkan ialah ekklesia.” 

“Ya. Gereja.” 

“Oh, ekklesia.”  Selama tiga ratus tahun, perkumpulan dari orang-orang Tuhan disebut dengan suatu ekklesia di dalam Alkitab, selama tiga ratus tahun lamanya. Ek dari, kaleo, panggilan, orang-orang yang dipanggil Tuhan, ekklesia.

 

Baiklah, dari mana datangnya gereja itu? Ketika Konstantinus bertobat menjadi pengikut Iman Kristen, mereka mengubah namanya dari ekklesia menjadi kyriokos, rumah ketuhanan. KyriokosKirkos, kirk, dan di dalam bahas kita ialah church – gereja. Akan tetapi selama tiga ratus tahun, tidak ada suatu apapun yang disebut dengan gereja. Anda lihat, Tuhan Allah bermaksud bahwa pekerjaan-Nya diselesaikan di sebelah luar – bukan di sebelah dalam, tetapi di bagian luar. Itu sudah menjadi maksud dan tujuan Tuhan bahwa pesan Injil tentang kasih karunia yang menyelamatkan di sampaikan kepada orang banyak di manapun berada.

 

Kristus tidak disalibkan di dalam sebuah katedral yang agung atau pada sebuah salib emas di antara dua kaki dian yang terbuat dari emas. Sebagai gantinya, Dia telah disalibkan, pada kayu yang kasar, di bagian luar pintu gerbang utama kota tersebut, pada sebuah jalan raya yang dapat terlihat oleh masyarakat yang membuat tuduhan terhadap Dia harus dituliskan di dalam tiga bahasa yang berbeda. Dan berada di antara dua orang pencuri dan telanjang, Tuan, telanjang. Para pelukis ini yang membuat lukisan Tuhan kita sangatlah baik dan sopan. Tetapi Tuhan kita disalibkan dalam keadaan telanjang. Hal itu merupakan maksud dari Tuhan Allah bahwa iman kepercayaan orang-orang Kristen harus diingkapkan, harus dikeluarkan, harus dibukakan, tidak ada yang tersembunyi, menyatakan Injil yang menyelamatkan dari Anak Allah.

 

Saya berkhotbah di kota Buenos Aires, Argentina, dan pada hari Minggu pagi tersebut, saya berada di pusat kota gereja Baptist, yang disebut dengan gereja Unce Baptist. Tidak pernah di dalam hidup saya pernah lebih tekesan dengan seorang pengkhotbah dan seorang pendeta daripada kepada pendeta itu. Sekarang dia merupakan pemimpin dari seminari kita di kota Buenos Aires, Argentina. Namanya adalah Dr. Daniel Tennao, salah seorang pria yang paling tampan yang pernah saya lihat di dalam hidup saya dan dia merupakan seorang pemberita serta seorang pendeta yang berbakat. Dia membuat sebuah kesan yang luar biasa kepada saya.

 

Pada hari Minggu sore di seminari itu, saya memakan kue tanpa gula dan minum the – begitu menyenangkan, anda tahu – dengan seorang misionaris yang sudah pensiun bernama Ann Margaret.  Dalam membicarakan perkumpulan di seminari di malam itu, saya berbicara tentang Daniel Tennao dan bagaimana terkesannya saya kepadanya serta mengucapkan perkataan-perkataan pujian dan penghargaan untuk Ann Margaret dengan kue tanpa gulanya dan the yang diberikannya.

 

Jadi, setelah kebaltian tersebut telah usai, salah satu dari dosen di seminari itu mendatangi saya dan dia berkata, “Saya memperhatikan bahwa malam hari ini anda berbicara tentang Daniel Tennao dan Ann Margaret.” Saya berkata, “Ya. Ini merupakan hari yang luar biasa bagi saya. Saya sudah begitu terkesan.” “Baiklah,” katanya, “Apakah anda mengenal mereka berdua?” Saya berkata, “Tidak. Saya baru bertemu dengan mereka hari ini.”

 

“Baiklah,” katanya, “Izinkanlah saya memberitahukan anda. Di dalam tahun-tahun yang telah berlalu ini, ada seseorang yang miskin, seorang petani wanita yang yang datang ke pasar untuk membeli sejumlah makanan, dan ditangannya, dia menggendong seorang bayi yang masih kecil

 

“Dan seorang misionaris dari gereja iman dan persekutuan Baptist kita mengunjungi petani wanita yang miskin tersebut dan memenangkan dia untuk Tuhan. Dan bayi yang digendongnya itu adalah Dr. Daniel Tennao.”

 

Dan dia berkata, “Misionaris tua yang sudah pensiun itu, Ann Margaret, dengan siapa anda telah minum teh dan memakan kue tanpa gula siang hari ini, adalah misionaris yang telah memenangkan ibu yang perpakaian lusuh itu bagi Yesus.”

 

Demikianlah panggilan kita. Demikianlah tugas pelayanan kita di luar sana di mana orang-orang berada, di segala tempat, di manapun berada. Maka kita bertanya, “Timotius, apakah anda memiliki kyriokos ini?”

 

“Tidak.” 

“Apakah anda memiliki ekklesia ini?” 

“Ya.” 

 

“Dari manakah anda mendapatkan gagasan tentang berada di luar sana di mana orang-orang sedang bersama-sama dengan pesan Injil?” Dan dia menjawabnya kepada saya, dia berkata, “Itulah yang dituliskan oleh Paulus untuk gereja saya di sini, di kota Efesus ini.” Dia berkata, “Dengan jarak selama tiga tahun lamanya, dia jatuh bangun di setiap jalanan dan dari rumah ke rumah mempersaksikan pertobatan terhadap Tuhan Allah dan iman terhadap Tuhan kita Yesus Kristus.”

 

“Baiklah,” kata saya, “Saya ingin tahu, di mana Paulus mendapatkan pesan-pesan yang dituliskannya untuk anda itu.” Dia berkata, “Paulus mendapatkannya dari Tuhan Allah.” Dan dari gambaran tentang gereja yang pertama di kota Yerusalem itu di sana dikatakan bahwa, “Sehari-harinya, mereka mendapatkan makanan mereka dari rumah ke rumah, memuji-muji Tuhan dan disenangi oleh semua orang.” Bukankah itu luar biasa? Memuji-muji Tuhan. Dipenuhi oleh Roh, dengan gembira, memuliakan Tuhan yang ada di sorga.

 

Lalu kemudian Timotius bertanya, “Dan di dalam surat yang dituliskan oleh rasul Paulus kepada jemaat gereja saya di kota Efesus, yang disebut dengan surat kepada jemaat di Efesus, di dalam pasal ke 5, ayat yang ke 18, Paulus telah menegur kita, “Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh.” Menjadi mabuklah dengan Tuhan, mabuklah dengan kehadiran serta kekuatan Tuhan di dalam hatimu, di dalam rumahmu, dan di dalam tempat tinggalmu. Selamat malam, pikirkanlah akan hal tersebut. Mabuklah dengan Roh dari Tuhan Allah.

 

Mereka menggunakan sebuah kata do sana, yaitu kata enthousiazo, kata yang dengan menggunakan bahasa Yunani enthousiazoEn. Mereka mengejanya dengan huruf-huruf e-n. Kita mengejanya dengan huruf-huruf i-nEntheos. Dalam bahasa mereka artinya Tuhan, entheos, di dalam Tuhan. Dan pada kata di dalam Tuhan itu, mereka membangun kata enthousiazo itu. Kita mengambil kata tersebut seutuhnya dari bahasa Yunani dan mengejanya di dalam kata enthusiasm, semangat yang besar. Dari seluruh bangsa di dunia ini, bangsa Tuhan haruslah bergembira. Mereka haruslah bersemangat. Mereka haruslah menjadi mabuk, menjadi mabuk dengan kehadiran Tuhan Allah.

 

Astaga, seorang anak laki-laki kecil yang kurus kering, seorang makhluk kecil yang kurus berjalan di jalan, mengetuk pintu-pintu, dan orang membukakan pintu, dan anak laki-laki kecil itu berkata, “Di sini saya memiliki brosur tentang pengikut Kristus dan harganya sepuluh sen dan saya ingin supaya anda membeli sebuah brosur tentang pengikut Kristus.” Dan orang itu melihat anak kecil itu dengan terkagum-kagum dan berkata, “Apa yang akan kamu lakukan dengan uang itu?” Dan anak kecil itu menjawab, “Aku sedang mengumpulkan satu juta dollar untuk gereja saya.” Dan orang itu melihat anak kecil itu dengan terkagum-kagum. “Kamu mengumpulkan uang sebanyak satu juta dollar untuk gereja” Melihat brosur itu, melihat betapa kecilnya anak itu, melihat betapa besarnya jumlah itu, dia berkata, “Nak, apakah kamu melakukan hal ini sendirian?” Dan dia berkata, “Oh, tidak. Saya memiliki anak kecil lainnya yang menolong saya.” Saya memberitahukan kepada saudara-saudara. Bersemangat, percaya, mempercayai, mabuk dalam Tuhan, bersemangat.

 

Ada sebuah pernikahan, dan pendamping pengantin pria melihat kepada pengantin prianya, pria yang akan menikah itu, dan dia terlihat begitu malang dan menyedihkan. Lalu pendamping pria tersebut berkata kepada pengantin pria itu, dia berkata, “Apakah kamu kehilangan cincin itu? Apakah kamu sudah keliru meletakkan cincin itu?” “Oh, tidak,” jawab pengantin pria itu. “Aku – ada – cincin itu ada padaku, tapi – tapi, aku begitu menyedihkan. Aku telah kehilangan gairahku.” Dan aku baru saja berfikir, Tuhan di sorga, Dia persis seperti orang-orang yang ada di dalam gereja ini. Mereka telah mati dan mereka telah membeku dan mereka sudah menjadi dingin dan mereka telah kehilangan kemabukan mereka dengan Tuhan dan mereka telah kehilangan gairah mereka untuk Tuhan. Astaga, seluruh manusia di muka bumi ini, kita harus bergembira. Kita harus menjadi optimis.

 

Seperti orang yang tidak memiliki rambut, berjalan memasuki tempat pangkas, dan berkata, “Aku ingin supaya kamu memberikan botol terbesar obat penumbuh rambut yang terbaik yang kamu miliki.” Dan orang yang ada di dalam tempat pangkas itu berkata, “Saya punya.” Dan mengeluarkan sebuah botol yang besar obat mujarab baginya dan berkata, “Ini akan menumbuhkan rambut pada kulit telur.” Dan dia berkata, “Menyenangkan.” Lalu dia membelinya, memulainya dan kembali seraya berkata, “Aku lupa. Bungkuskan juga sebuah sisir dan sikat bersama-sama dengan obat tersebut.” Sekarang, itulah apa yang disebut dengan optimisme. Demikianlah seharusnya caranya. Oh, seluruh bangsa di muka bumi ini, kita harus bergembira. Kita harus memiliki suatu semangat yang besar, suatu enthousiazo. Kita harus mabuk akan Tuhan Allah.

 

Bagi kita di zaman sekarang ini. Tuhan Allah memanggil bukan hanya di hari-hari masa Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru saja, akan tetapi Tuhan Allah juga memanggil di zaman ini. Dia adalah Tuhan Allah yang sama. Dia tidak berubah. Dia telah memanggil Musa, dan ketika Musa berkata, “Aku tidak dapat berbicara dan aku tidak lancar berkata-kata.” Tuhan berfirman kepadanya, “Siapa yang menciptakan lidahmu dan siapa yang telah menciptakan mulut kamu? Pergilah kamu membebaskan bangsa-Ku bangsa Israel itu.” Tuhan Allah telah memanggil Gideon, ketika Gideon berkata, “Saya adalah yang termiskin di rumah bapaku.” Tuhan Allah berkata, “Engkau adalah seorang pemberani yang sangat kuat. Bangkitlah, bebaskanlah bangsa-Ku bangsa Israel.” Daud adalah seorang anak-anak, seorang kacung, seorang penjaga ternak domba, dan Tuhan berkata kepada nabi-Nya, Samuel, bangkitlah, urapilah dia. Dia adalah Raja-Ku. Dia adalah raja-Ku.” 

 

Simon Petrus berkata kepada Yesus, “Tuhan, menjauhlah dari pada aku. Aku adalah orang yang penuh dengan dosa.” Dan Tuhan menjawab, “Engkau akan menjadi penjala manusia.” Orang yang beriman Ananias di Damaskus berkata, “Jangan. Jangan Saulus dari Tarsus. Dia berada di sini untuk memenjarakan kita, untuk membunuh kita.” Dan Tuhan berkata, “Ananias, pergilah engkau, dan urapilah dia, tahbiskanlah dia. Dia adalah alat yang Ku-pilih.” Tuhan Allah melakukannya. Panggilan Tuhan, dan Tuhan telah melakukannya di sini dalm kehadiran saudara-saudara dan di dalam hati serta hidup saya. 

 

Dari semua hal yang ada di muka bumi ini, tidak akan pernah dalam ciptaan Tuhan Allah saya akan memilih pada usia saya, setelah berada di sini selama empat puluh enam tahun dengan usia saya, sehingga saya akan mencoba dan meletakkan di dalam hati orang-orang akan hal yang seperti itu dan seperti yang sekarang sedang kita hadapi, tetapi Tuhan telah melakukannya. Tuhan Allah telah melakukannya. Saya tidak melakukannya. Tuhanlah yang telah melakukannya. 

 

Ketika Charles Holland adalah pendeta di gereja Baptist Gaston Avenue, saya telah bekerja selama dua tahun – dua tahun lamanya – untuk menjadikan satu jemaat kita karena kita akan mengadakan sensus di sana – dia dan saya mengadakan sensus. Di kota Dallas Timur sana, ada sekita delapan puluh ribu orang-orang yang tersesat. Ada sebanyak delapan puluh ribu orang yang tersesat di sini. Dan saya gagal.

 

Kemudian, tanpa dengan sebuah pemikkiran dari saya sama sekali, Tuhan Allah melakukannya. Ny. Hunt dan keluarganya membeli dua blok rumah, satu blok mengahadap ke Gaston Avenue yang dipenuhi dengan gedung-gedung yang indah dan memberikannya kepada kita dengan pemikiran bahwa kita akan menerima sekolah pendeta kita yang besar, ada lebih dari tiga ratus orang pendeta di dalam sekolah itu; menempatkan mereka di sana, dan di sana kita akan mengadakan kebaktian-kebaktian kita sepanjang hari dan setengah malam; mengarahkan orang banyak kepada Yesus, membangun seorang saksi besar terhadap Kristus di dalam wilayah yang besar dari kota kita.

 

Saya tidak pernah merencanakannya. Saya tidak pernah memikirkannya. Diberikan begitu saja kepada kita. Tuhan Allah yang melakukannya. Itu merupakan sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan.

 

Warren Samuels dan para pemuda itu berkata kepada saya, “Kami telah memenuhi Gedung Ruth Ray Hunt Youth Building ini. “Tidak ada tempat lagi yang dapat kami organisir kelas yang lain. Kami telah memenuhkan gedung itu. Tidak ada tempat lagi.” Dan tepat di tengah-tengah ketika kami sedang diberitahu bahwa kami tidak dapat mengembangkan pekerjaan kami, datanglah orang-orang kejam dari Jepang dan dari Kanada dan dari Belanda dan dari Jerman dan mulai membeli properti-properti di sekitar kita ini dengan harga berjuta-juta dollar sekitar dua hari yang lalu.

 

Di wilayah yang besar ke atas dan ke bawah gedung Ross di sini telah di jual oleh perusahaan-perusahaan ini. Perusahaan Southland Life Center itu, seharga berjuta-juta dan membeli semua yang ada di sekeliling kita. Dan dari kebaikan Tuhan serta mujizat dari sorga, gedung yang persis di sebelah kanan kita itu, yang menempel dengan gedung kita – gedung itu, gedung berlantai sebelas di sana yang menutupi seperempat blok itu – telah dijual kepada kita seharga sembilan dolar dan dua puluh tiga sen per kaki persegi.

 

Saudara-saudara sekalian tidak akan menemukan seorang agen properti di kota ini yang percaya akan hal seperti itu. Dari mana gerangan datangnya hal tersebut? Tuhan yang melakukannya. Tuhan Allah yang telah melakukannya.

 

Dan kita akan membawa divisi dewasa kita dari gedung C. E. B. yang persis di sebelah kanan gedung pemuda itu. Kita akan menempatkan mereka di dalam gedung itu dan saudara-saudara tidak akan mengetahui perbedaan antara gedung pemuda dengan gedung C. E. B. itu karena kedua gedung itu telah digabungkan bersama. Dan orang-orang kita akan melihat pintu agung yang terbuka untuk mengajak setiap remaja muda di dalam kota ini untuk datang serta duduk di kaki Yesus bersama-sama dengan kita.

 

Kelas Lowry akan mendapatkan sebuah tempat yang indah untuk bertemu sebagai ganti dari berada di sebelah sana di mana mereka telah dipermainkan, sebuah rumah yang indah dan permanen. Dan keseluruhan gedung itu adalah milik kita, seluruh dari kesebelas lantainya. Tuhan telah melakukannya.

 

Tuhan Allah telah melakukannya. Saya tidak pernah memikirkan hal yang seperti itu. Tuhanlah yang telah melakukannya.

 

Dan persis di tengah-tengah keputus-asaan hidup saya, apa yang harus kita lakukan dengan aliran orang-orang miskin, kaum tuna wima, orang-orang jalanan yang tetap datang ke gereja kita di pusat kota sana? Jika kita berada di luar entah di mana saja, saudara-saudara tidak akan menemukan suatu masalah apapun, akan tetapi jika berada di pusat kota, berada di sini di di mana kita berada, merupakan sebuah aliran dari mereka setiap harinya, kaum miskin, dan yang penyakitan, dan yang terbuang dan tuna wisma.

 

Apa yang akan saudara-saudara lakukan terhadap mereka? “Baiklah, Pendeta, apa yang perlu anda lakukan ialah anda harus membuat sebuah papan pengumuman yang besar dan meletakkannya di pintu gereja dan biarkanlah papan tanda itu dibaca demikian, `jika anda lapar dan miskin dan tidak berdaya dan tidak punya tempat tinggal, pergilah keluar. Tidak ada tempat di dalam gereja kami untuk anda, demikian juga kami tidak tertarik dengan anda, dan kami juga tidak ingin menolong anda, dan kami juga tidak akan mendoakan anda. Pergilah keluar.’”  Wah, lebih baik saya mati saja. Berapa kali di dalam Kitab Suci itu anda akan melihatnya: Engkau harus melayani orang-orang miskin itu. Meeka adalah anak-anak Tuhan, walaupun mereka kotor dan lusuh serta terbuang dan dekil serta miskin. Mereka adalah kepunyaan-Ku. Layanilah mereka.

 

Di tengah-tengah keputus-asaan, apa yang akan kita lakukan? Apakah kita akan berbalik? Jamie Starks, Gembala dari gereja Baptist di jalan Jupiter, dan selama bertahun-tahun memimpin Yayasan Dallas Life Foundation, suatu tugas pelayanan yang luar biasa besar di sana di ujung jalan itu, mendatangi saya dan berkata, “Dokter mengatakan bahwa saya sedang sakit. Tidak akan sembuh, dan saya tidak dapat melanjutkan tugas ini. Saya akan mengalihkannya kepada anda. Saya akan mengalihkannya kepada saudara.” 

 

Tuhan Allah melakukannya. Saya tidak pernah memimpikannya. Tidak pernah masuk ke dalam pikiran saya. Tuhan Allah melakukannya. Dan seperti mereka yang berada di dalam Kitab Suci itu yang menjawab dengan nyawa mereka, kita menjawabnya dengan milik kita. Tuhan Allah melakukannya. Panggilan Tuhan. Tuhan telah memilih. Tuhan telah berfirman. Dan Tuhan Allah, kami ada di sini.

 

Saya berkhotbah di seminari Baptist kita di kota Ogbomosho, Nigeria. Dan setelah berkhotbah di seminari kita di kota Ogbomosho, saya di bawa keluar dan kepada saya ditunjukkan makam dari dua orang misionaris kita yang masih muda di sana. Mereka adalah orang-orang yang masih muda, dua orang dari para misionaris kita. Mereka telah meninggal dunia dalam sebuah kasus epidemi penyakit demam kuning, dan mereka terbaring di benua Afrika sana. Ketika saya berdiri di sana dan melihat pada makam-makam itu – Tuhan, Tuhan, saya juga telah dipanggil, telah dipilih, dan bolehkah saya memiliki roh pengabdian dan dedikasi serta komitmen seperti yang dilakukan mereka:

 

Bersiap untuk pergi,

Bersiap untuk tinggal,

Menyiapkan tempatku untuk diisi.

Bersiap untuk melayani

Kecil atau besar.

Bersiap melakukan kehendak Tuhan.

 

Dan Tuhan Allah telah berfirman, dan kita akan menjawab dengan hidup kita.  Dan untuk saudara-saudara, yang telah mendengarkan hal ini ...