APAKAH PARA PEMUDA KITA LAYAK?
(ARE OUR YOUTH WORTH IT?)
Dr. W. A. Criswell
03-16-86
2 Timotius 1:1-7
... apakah para pemuda kita layak? Apakah para pemuda kita layak menerima kurban? Di dalam kitab 2 Timotius, pasal yang pertama, tujuh ayat yang pertama. Sekarang, di hadapan Tuhan, marilah kita semua berdiri dan kita akan membaca Firman Tuhan bersama-sama.
2 Timotius, pasal 1, ayat 1 sampai dengan ayat yang ke 7. Sekarang, bersama-sama,
“Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah untuk memberitakan janji tentang hidup dalam Kristus Yesus,
Kepada Timotius, anakku yang kekasih; kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai engkau.
Aku mengucap syukur kepada Allah, yang kulayani dengan hati nurani yang murni seperti yang dilakukan nenek moyangku. Dan selalu aku mengingat engkau dalam permohonanku, baik siang maupun malam.
Dan apabila aku terkenang akan air matamu yang kau curahkan, aku ingin melihat engkau kembali supaya penuhlah kesukaanku.
Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu
Karena itu kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu.
Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.”
Tuhan kami, selama bertahun-tahun saya telah menjadi seorang utusan, kami tidak pernah berhadapan dengan saat yang lebih kritis dari pada yang ini. Maka berkatilah pendeta kami dan bangsa kami ketika kami membuka pintu hati kami ke arah Tuhan, dan semoga Tuhan berbicara kepada kami. Terpujilah di dalam nama-Mu. Amin.
Di dalam kitab Yohannes pasal yang ke 17, Injil yang keempat, tercatat doa Tuhan kita sebagai Imam Besar, dan di dalam ayat yang ke 19 Tuhan kita mengatakan, “Bagi mereka – bagi mereka, Aku” – dan kemudian, di dalam Perjanjian Baru dengan menggunakan bahasa Yunani, kata itu dituliskan “hagiazo”.
Seandainya Dia berbicara dengan menggunakan bahasa Ibrani, Dia akan pasti telah mengatakan qadosh. Keduanya adalah kata-kata yang sebangun, yang sama, baik di dalam Perjanjian Lama maupun di dalam Perjanjian Baru. Di terjemahkan di dalam King James Version kita dengan kata sanctify, “Bagi mereka, Aku menguduskan dir-Ku.”
Yaitu, “untuk mereka, Aku membuat diri-Ku terpisah. Aku mengabdi, Aku mengabdikan diri-Ku untuk mereka.” Dan kalimat itu membangkitkan pertanyaan, “Apakah saudara-saudara layak mendapatkan pengabdian seperti itu?”
Warta ini berkaitan dengan kita di dalam gereja. Itu bukanlah sebuah penjelasan yang lebih terperinci dari sebuah penyingkapan ajaran yang besar. Hal itu berkaitan dengan pelayanan dari kongregasi kita.
Ketika saya membaca Alkitab itu, ada sesuatu yang dapat dijadikan teladan untuk apa yang telah dicari oleh pendeta itu sekarang ini. Misalnya, di dalam surat 1 Korintus, Paulus tidak semata-mata menuliskan tentang penebusan atau keilahian dari Tuhan kita atau tentang penjelmaan atau tentang ilmu tentang akhirat, tentang kedatangan Kristus kembali.
Akan tetapi dia menuliskan tentang hal-hal yang menyangkut kehidupan dari bangsa itu. Misalnya, dia menuliskan tentang pembagian mereka yang licik. Dia menuliskan tentang kehidupan tanpa menikah. Dia menuliskan tentang persembahan makanan kepada berhala.
Dia menuliskan tentang wanita yang menutupi tubuh mereka dengan kerudung atau memotong rambut mereka. Dia berbicara tentang sebuah kasus perzinahan, di mana seorang anak laki-laki yang hidup bersama dengan istri dari bapanya, dengan ibu tirinya. Dia berbicara tentang hal menjadi mabuk di meja Tuhan.
Dan pada akhirnya dia berbicara tentang kolekte, pengumpulan sejumlah uang untuk gereja. Kadang kala, kita dapat menjadi begitu berfikiran tentang surgawi bahwa kita tidak menggunakan hal-hal yang bersifat keduniawian. Kita tidak menghadapi realita yang sebenarnya dari suatu kongregasi yang hidupnya terpusat di dunia ini.
Maka, di pagi hari ini, kita akan berbicara tentang kita. Pada hari Minggu, tanggal 20 April sampai pada hari Minggu tanggal 27 April, sampai dengan bulan Mei – hari Minggu tanggal 4 Mei – jadi selama dua minggu, Hari Minggu, Minggu Pertengahan serta Minggu penutup – pada hari-hari Minggu itu, kita akan mengumpulkan dana sebanyak empat juta dollar untuk kaum muda kita, untuk remaja-remaja kita, yang berusia dari tiga belas tahun sampai dengan umur delaan belas atau sembilan belas tahun.
Dan tujuan dari persembahan tersebut adalah untuk suatu pembayaran, untuk merubah bentuk serta melengkapi gedung pemuda kita, empat juta dollar. Ketika kita berfikir akan sebuah proyek seperti itu, apakah kita juga menduga apakah mereka layak mendapatkannya? Hal tersebut merupakan sebuah persembahan yang begitu besarnya, empat juta dollar. Dan ketika kita melihat anak-anak laki-laki dan perempuan itu, kita harus berkesimpulan bahwa mereka itu pasti mahal. Apakah mereka layak mendapatkannya?
Sekali waktu saya mendengar dari seorang bapa. Dia sedang mengeluh dari apa yang telah dibiayakan putranya kepadanya. Anak laki-laki itu selalu menginginkan sesuatu, dan ketika dia telah menginginkannya, bapanya harus membayarnya. Anak laki-laki itu menginginkan sebuah bola sepak atau dia menginginkan sebuah bola basket atau dia ingin ikut dalam sebuah ritrit, atau dia harus memiliki sepasang sepatu baru.
Dan bapa ini sedang mengeluh tentang biaya yang telah dikeluarkan untuk putranya itu. Dan orang itu, kepada siapa dia sedang menyampaikan keluhannya itu berkata, “Saya juga memiliki seorang anak laki-laki, akan tetapi sekarang dia tidak membebani suatu biaya apapun kepada saya. Putra saya sama seperti putra anda. Dia selalu menginginkan sesuatu, dan sesuatu itu selalu membutuhkan biaya.”
“Tetapi dia tidak membebani saya satu sen pun sekarang, seperti yang anda lihat,” demikian kata bapa itu, “minggu lalu, kami telah mengebumikan putra saya.”
Mereka memerlukan biaya karena mereka adalah milik kita. Mereka telah dikaruniakan kepada kita. Mereka adalah kepunyaan kita. Mereka adalah darah dan jiwa dan otot dan tulang-tulang serta hidup kita. Mereka adalah kita, hari esok, dan investasi yang telah kita tanamkan di dalam mereka seperti sebuah investasi di dalam jiwa kehidupan itu sendiri.
Dengan mudah untuk ditanyakan, “Mengapa anda memberikan seruan yang sedemikian itu pada hari Minggu tanggal 16 Maret ini, ketika persembahan aktual akan dimulai pada tanggal 20 April? Mengapa anda memulainya sedemikian dini?”
Jawabannya dua kali lipat. Yang pertama, kita harus bersiap-siap untuk hal itu, dan hanya ada sedikit saja waktu karena kepadatan program dari gereja kita. Kehidupan gereja penuh untuk setiap harinya, seluruh minggu, tetapi khususnya sekarang ini.
Misalnya, beberapa saat yang lalu, Lee Hunt membuat pengumuman bahwa hari Kamis mendatang ini, kita akan mengadakan pertemuan doa di seluruh kota metropolitan ini untuk kebangkitan kita. Kemudian keesokan harinya, pada hari Jumat, kita akan mengikuti Perjamuan Seluruh Misi Gereja.
Kemudian minggu berikutnya, kita mengadakan kebaktian Pra-Paskah kita yang ke tujuh puluh di dalam gereja ini. lalu datanglah Minggu Paskah, dan seperti apa yang telah dinyanyikan gadis-gadis cantik ini, saya mempersiapkan sebuah khotbah tentang kebangkitan dari Tuhan yang Hidup pada hari Minggu Paskah.
Lalu kemudian dengan segera mengikuti pertemuan kebangunan kita, pada hari Minggu pertama di bulan April, yaitu pada tanggal 6 April sampai dengan hari Minggu yang ke dua di bulan April, yaitu tanggal 13 April. Dan kemudian adalah persembahan ini. Tidak ada waktu lagi kecuali saat ini untuk memberikannya kepada bangsa kita.
Alasan yang kedua adalah kita perlu berdoa untuk suatu persembahan yang seperti itu. Saya tidak dapat mengambilnya dari arah satu tahun suatu waktu yang tidak tepat, tidak menyehatkan, yang lebih sukar dari pada yang satu yang akan memberikan diri kita sendiri sebuah tugas untuk persembahan senilai empat juta dollar ini.
Itu merupakan saat pembayaran pajak pendapatan, dan hal itu adalah momen-momen yang paling tidak menggembirakan selama setahun. Tidak seorangpun benci untuk membayar bunga dan tidak seorangpun benci untuk membayar pajak pendapatan lebih dari saya, dan tepat di tengah-tengah waktu pembayaran pajak pendapatan itu, kita sedang memungut suatu persembahan senilai empat juta dollar itu di sini di dalam gereja ini.
Itulah sebabnya mengapa saya harus berdoa untuk diri saya sendiri dan saya harus berdoa untuk permohonan kita. Sebenarnya, kita tidak bertambah maju di dalam setiap pekerjaan kita daripada apa yang kita minta kepada Tuhan untuk memberkati, untuk berdoa untuk itu, untuk membuatnya menjadi pokok doa, untuk meminta kepada Tuhan untuk bekerja bersama-sama dengan kita di dalamnya.
Tidak selalu semua yang kita hadapi yang kepentingannya lebih vital dari pada bahwa kita berhasil di dalam persembahan ini. Saya mendengar dari seseorang, seseorang yang berkelakuan baik di dalam salah satu kota besar kita yang berdiri di sudut-sudut jalanan. Dan di sana, selalu, berdiri seorang anak laki-laki miskin yang melarat, berdiri di jalanan.
Dia sedang menjajakan koran-korannya. Pada hari itu, mereka menjual seharga lima sen untuk sehelai koran. Dan orang kaya yang berdiri di sudut jalan di sana melihat kepada anak kecil itu dan memanggil anak itu dan berkata, “Nak, aku akan menandingi kamu apakah aku akan membayar kamu dua kali lipat untuk surat kabarmu itu atau tidak sama sekali.”
Dan anak laki-laki itu berkata, “Tidak, tuan. Saya tidak dapat melakukannya.” Lalu orang itu berkata, “Baiklah nak, akan kukatakan kepadamu, Aku akan menandingimu apakah aku akan membayarmu dua puluh lima sen untuk koranmu atau kamu akan memberikannya kepadamu.”
Dan anak laki-laki itu berkata, “Tidak. Tidak, tuan. Saya tidak dapat melakukannya.” Lalu orang itu menaikkannya. Dia berkata, “Baiklah, nak. Aku akan menandingimu apakah aku akan memberikan lima puluh sen kepadamu untuk koran kamu itu atau tidak sama sekali.”
Dan saat itu, sudah ada suatu kerumunan kecil di sekeliling anak kecil itu. Dan anak laki-laki itu berkata, “Tidak, tuan, Saya, saya tidak dapat melakukannya.”
Kemudian, akhirnya orang kaya itu berkata, “Baiklah nak, Aku akan menandingi kamu apakah aku akan memberikanmu satu dolar untuk koran kamu itu atau tidak sama sekali.”
Dan anak laki-laki itu mempertimbangkannya dan akhirnya menjawab, “Tidak tuan,. Saya tidak dapat melakukannya, karena saya tidak mampu menggantinya jika saya kalah.”
Demikianlah persisnya cara kita. Kita tidak mampu jika kalah. Kita punya sebanyak empat juta dollar persembahan yang harus dikumpulkan, dan kita tidak mampu untuk kehilangan. Nah, mengapa demikian?
Alasan yang pertama adalah adanya rekan doa terkasih yang diberkati Tuhan di dalam gereja kita yang bernama Ny. Ruth Ray Hunt, dan kepada kita telah diberikannya sebanyak dua juta dollar dan meminta supaya kita menyamainya sebanyak satu dollar untuk satu dollarnya.
Ny. Hunt adalah seorang wanita, seorang wanita yang berdedikasi di dalam kongregasi kita, akan tetapi dia menaruh kepercayaan kepada para pemuda kita. Dia percaya akan takdir mereka. Dia percaya akan perbuatan-perbuatan mereka, dan karena komitmen pengabdian tersebut, kepada kita telah diberikannya uang sejumlah dua juta dollar banyaknya, dan meminta supaya kita menyamainya sebanyak satu dollar untuk satu dollarnya.
Ada ribuan jumlah kita di sini. Ada satu dari dia. Dan seandainya yang berjumlah ribuan dari kita itu tidak menanggapi, bagaimana saya dapat menegakkan kepala saya dari rasa malu dan memalukan serta keadaan yang memalukan di hadapan Tuhan? Dan bagaimana saya akan datang di sini sebagai seorang gembala dari kongregasi ini ketika kita tidak berkeinginan untuk menyamai apa yang telah dilakukan oleh wanita pengikut Kristus yang sangat berharga itu? Bagi saya, saya tidak dapat berdiri di sini di dalam penghargaan serta ucapan syukur serta di dalam pujian bagi Tuhan jika ribuan orang dari antara kita tidak mau menjawab sebuah permohonan seperti itu.
“Saya butuh untuk memberi!” Titik dan periode seruan. “Seharusnya saya memberi.”
Ketika Tuhan berkata kepada Daud, “Engkau pergilah ke Gunung Moria, dan di sana, Arauna memiliki lantai pengirikannya, mendirikan sebuah altar kepada Tuhan Allah.”
Yaitu tempat di mana kemudian bait suci itu didirikan. Sekarang ini tempat itu adalah tempat ke arah mana semua bangsa Yahudi di Dinding Ratapan itu, di mana mereka menghadapi doa, di tempat itu. Tuhan Allah berkata kepada Daud, “Pergilah dan dirikanlah altar di sana.”
Dan ketika Arauna melihat sang raja datang, dia membungkukkan dirinya sendiri ke tanah dan berkata, “Tuanku, Raja, ambillah tanah itu. Aku memberikannya kepadamu. Ambillah.”
Dan raja Daud menjawab, “Aku tidak akan memberikan persembahan kepada Tuhan Allahku yang mana tidak membebankan biaya apapun kepadaku.”
Saya tidak berfikir bahwa hal itu benar untuk bangsa kita untuk menerima sebuah gedung besar seperti itu, dan kita tidak mencurahkan apapun dari kita sendiri ke dalamnya. Hal itu tidak membebani biaya apapun bagi kita.
Tuhan merasa tertarik di dalam bagaimana kita menjawab dan bagaimana kita menanggapi. Di dalam pasal yang ke 12 dari Injil Markus, di sana Alkitab berkata bahwa Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak melemparkan – memasukkan – uang ke dalam peti persembahan itu.
Tuhan yang sama di sorga tidak kurang tertariknya sekarang daripada Dia dulunya di dalam cara bagaimana orang banyak memberikan. “Seharusnya aku memberikan. Jika gereja kita memiliki gedung pemuda itu, seharusnya saya memiliki bagian di dalam membayar untuknya. Saya seharusnya melakukan hal tersebut. Secara moral saya wajib melakukannya. Dan jika saya tidak melakukannya, adalah karena saya tidak jujur kepada iman saya dan kepada komitmen saya kepada Tuhan.”
Dapatkah saya menunjukkan hal yang kedua? Bukan hanya kita telah memberikan uang sebanyak dua juta dollar untuk para pemuda ini, dan kepada kita telah diminta untuk menyamainya dollar demi dollar, akan tetapi kita dapat membebaskan gereja kita di dalam suatu kumpulan berkat yang luar biasa untuk bangsa kita jika kita mau menanggapinya.
Apa yang terjadi sekarang di saat ini juga di dalam gereja kita adalah demikian. Gedung Salvation Army berbiaya empat juta enam ratus ribu dollar. Dan akan menelan biaya sebesar sembilan ratus ribu dollar hanya untuk merenovasinya. Akan menelan biaya sebesar seratus ribu dollar untuk melengkapi peralatannya. Apa yang kita lakukan sekarang adalah kita menerima uang dari sewa gedung perparkiran kita, dan kita membeli gedung Salvation Army itu. Demikianlah dari mana uang itu datangnya sekarang.
Akan tetapi uang yang datang kepada kita itu dari penyewaan kitadipergunakan dan telah didedikasikan untuk pemeliharaan asset-asset kita. Dan karena kita telah menghabiskan uang tersebut untuk membeli gedung tersebut, asset-asset kita dan fasilitas-fasilitas kita dengan cepat memburuk, dan ribuan hal lainnya yang dengan putus asa membutuhkan kita untuk melihatnya berlalu di dalam tragedi karena kita tidak memberikan apapun untuk membeli gedung pemuda tersebut.
Izinkanlah saya memberikan contoh lainnya kepada saudara-saudara. Minggu yang lalu ini, suatu permohonan telah disampaikan kepada saya untuk dapur kita. Dapur itu, seperti yang saudara-saudara lihat sekarang, telah dipergunakan selama bertahun-tahun dan dibutuhkan suatu pembaruan terhadap dapur tersebut. Dapur itu memerlukan perlengkapan yang baru, dan perlengkapan tersebut akan menelan biaya sebesar lima puluh ribu dollar untuk dapur tersebut.
Dan kepada saya telah mulai diminta sejak dari minggu lalu, sebesar lima puluh ribu dollar tersebut untuk dapur itu. Dari mana saya mendapatkan lima puluh ribu dollar? Ambil lagi. Seminggu sebelumnya, kaum wanita muda kita mengadakan pertemuan, dan mereka menyampaikan permohonan kepada saya untuk seratus ribu dolar bagi penginapan kita di Mount Lebanon. Kita memiliki sebuah penginapan yang luas di sana, akan tetapi tidak ada pipa ledeng di dalamnya yang berfungsi, dan pipa itu telah mengalami kebocoran, dan pipa itu sudah membusuk sekarang.
Dan mereka amemberitahukan saya bahwa kita akan memakai pemondokan itu sebagai tempat ritrit mereka setiap minggunya, kita dan berbagai wilayah lainnya di dalam gereja kita. Kita akan mempergunakannya, dan kita begitu butuh untuk melakukannya, akan tetapi pemondokan itu tidak dapat digunakan lagi sekarang. Dan kita membutuhkan uang sejumlah seratus ribu dollar untuk pemondokan tersebut. Pemondokan itu tidak dapat ditinggali lagi sekarang. Dan kita membutuhkan uang sejumlah seratus ribu dollar untuk pemondokan tersebut. Mereka telah meminta kepada saya untuk hal itu.
Dari mana saya akan mendapatkan uang sejumlah seratus ribu dollar? Atau mari kita ambil yang lain lagi. Gedung Burt kita – yaitu gedung yang berlantai sebelas di sebelah sana itu – gedung Burt kita, jendela-jendelanya sudah lapuk, dan jendela-jendela itu akan terjatuh kecuali kita berbuat sesuatu terhadap gedung Burt itu.
Dan bukan hanya itu, akan tetapi untuk anak-anak kita, semua anak-anak kita, anak laki-laki dan anak-anak perempuan kita, berkumpul di gedung itu. Jika kita mengabaikan mereka, melupakan mereka, sungguh tidak masuk akal. Elevator-elevator di dalam gedung itu telah berada di sana selama enam puluh tahun yang lalu. Begitu tuanya lift-lift di gedung itu, saudara-saudara tidak akan bisa mencari serap untuk mereka, dan akan menelan biaya sebesar lima ratus ribu dollar untuk mengganti lift-lift itu.
Dan orang itu datang menjumpai saya dan berkata, “Pendeta, kami membutuhkan uang sebesar lima ratus ribu dollar untuk lift-lift tersebut, dan kami masih membutuhkan ribuan dollar lagi untuk mengganti jendela-jendela itu. Dan kami membutuhkan ribuan dollar lagi untuk anak-anak ini, untuk junior-junior ini yang berkumpul di sana.”
Apa yang terjadi? Saya tidak dapat pergi ke kongregasi itu dan setiap hari Minggu, saya menyampaikan sebuah permohonan untuk uang. Lima puluh ribu dollar untuk dapur, seratus ribu dollar untuk pemondokan, lima ratus ribu dollar untuk lift, ribuan dollar lainnya untuk bidang yang lain dari gereja ini.
Saya tidak dapat melakukannya. Melakukan hal tersebut tidak menyenangkan hati Tuhan. Sekarang, apa yang akan kita lakukan? Kita telah merencanakan hal ini di dalam sebuah cara sehingga Tuhan Allah akan menolong kita mengurus seluruh kebutuhan kita. Kita memiliki suatu pemasukan dari gedung perparkiran kita sebesar lebih dari satu juta dollar dalam setahun, dan tujuan dari pemasukan itu adalah sehingga kita dapat mengurus gedung Burt itu, kita dapat mengurus dapur kita. Kita dapat mengurus pemondokan kita.
Kita memiliki pemasukan itu. Sudah dipersiapkan. Apa yang telah terjadi adalah, sebagai ganti dari pada orang-orang kita menanggapi kebutuhan dari kaum muda kita itu, kita mengambil uang kita dan membeli gedung tersebut dengan uang yang seharusnya dipergunakan untuk memelihara fasilitas-fasilitas kita.
Bolehkan saya menunjukkan, jika saya boleh, hanya satu saja? Gedung di mana kita beribadah ini telah didirikan pada tahun 1890. Ada sebuah piagam besar yang indah di luar sana, sebuah batu penjuru persis di sudut jalan Ervay dan San Jacinto yang meresmikan gedung ini pada tahun 1890.
Gedung itu merupakan sebuah rumah ibadah yang tua. Saya mendapatkan reaksi di dalam jiwa saya kepada ketuaan dari bangunan ini serta ketuaan dari fasilitas-fasilitas kita. Saya bangga akan hal itu semua. Saya gembira dengan semuanya. Hal itu menyenangkan hati saya di hadapan Tuhan Allah ketika saya mengucap syukur kepada-Nya untuk gereja ini, gereja yang sudah berusia seratus tujuh belas tahun.
Dan saya bersyukur kepada Tuhan untuk tempat yang kudus yang sudah tua ini. Saya – saya bersuka cita di dalamnya. Dr. Truett berdiri di belakang meja mimbar dan berkhotbah di sini selama empat puluh delapan tahun lamanya. Selama tugas pelayanannya, Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson telah berkunjung ke mari dan menyembah Tuhan Allah di dalam tempat ini.
Saya berada di dalam tahun yang ke empat puluh dua sebagai penerus beliau berkhotbah di balik meja yang kudus ini. Di dalam kependetaan saya, Gerald Ford, Presiden Ford, telah berkunjung ke kota Dallas untuk beribadah di sini di dalam gereja ini.
Belum pernah saya mendapatkan waktu untuk menggambarkan mereka yang telah diselamatkan ini, keluarga-keluarga yang telah menemukan Tuhan, banyak orang dari antara saudara-saudara di sini dalam hadirat Tuhan. “Inilah tempatnya – yang di sana itulah kursinya di mana saya berada ketika saya membuka hatiku kepada Tuhan Yesus.”
Saya tidak keberatan dengan usia gereja kita. Saya suka untuk melihatnya. Ini adalah bangunan yang sangat tua, sebentar lagi akan berusia seratus tahun. Akan tetapi saya tidak keberatan akan hal tersebut. Sebagai gantinya, saya bersukacita di dalamnya. Hanya saja, saya fikir, seharusnya kita menjaganya supaya tetap bersih dan indah serta mengkilat dan nyaman dan berfungsi dengan baik.
Dan karena bangunan yang jatuh ked dalam keburukan memalukan Tuhan Allah dan merupakan suatu pencerminan dari kesedihan dan ketidak inginan kita sendiri untuk memberikan tanggapan. Saya suka berfikir tentang orang-orang kita yang duduk di dalam beberapa komisi yang berbeda, dan mereka memiliki uang. Hal itu sudah diatur sedemikian rupa.
Kita memiliki uang yang datang dalam bulan demi bulan untuk mengurus semua fasilitas kita, keseluruhannya, bangunan ini, masing-masing bangunan itu, dapur kita, segalanya.
Hal itu sudah dipersiapkan. Di dalam Tuhan, kita hanya perlu perlu melakukan apa yang seharusnya kita lakukan; yaitu, ketika kita membeli sebuah gedung, dan kita merancang sebuah program, yang di dalamnya kita saling berbagi.
Saya perlu melakukannya. Kita perlu melakukannya. Secara moral saya berkewajiban untuk melakukannya. Dan bagi saya untuk mencoba untuk datang ke hadapan Tuhan dengan hampa tangan, “Haruskah aku memberikan persembahan kepada Tuhan Allah yang tidak membebani aku apapun,’ – hal itu tidak benar.
Dan bagi saya dan bagi kita untuk memberikan tanggapan terhadap seruan ini merupakan hal yang paling benar yang pernah dapat saya fikirkan. Di dalam pemrograman kita, kita akan membuat sebuah karu ucapan yang akan dikirimkan kepada masing-masing anggota jemaat dari gereja kita, dan di dalam kartu tersebut terbaca seperti ini, setelah sekitar sebulan, saudara-saudara akan menerima sebuah kartu ucapan, dan kartu itu akan terbaca seperti ini. Di bagian belakang, “Sebuah Investasi Untuk Pemuda.” Dan di dalam tanda kurung di bawah, “Gereja Kita dan Pengharapan Kita untuk Hari Esok.”
Lalu kemudian terbaca, “Kita memiliki sekelompok besar orang-orang muda. Kami mengucap syukur kepada Tuhan untuk mereka, untuk setiap orang dari mereka. Kita memiliki sebuah gereja yang besar. Terpujilah Tuhan untuk berkat-Nya kepada bangsa kita. Kita memiliki sebuah gedung pemuda yang besar, gedung Bala Keselamatan yang telah dibeli.”
“Sekarang, kita harus membayarnya, merenovasinya dan memperlengkapinya. Total biaya untuk itu adalah empat juta dollar, yang mana menjadi tantangan pemuda kita yang menarik dan membangkitkan semangat. Tuhan Allah telah mengaruniakan kita sebuah berkat yang berlipat ganda melalui Ny. Ruth Ray Hunt. Dia telah berjanji untuk menyamai setiap dollar yang kita berikan kepada gedung pemuda kita itu.”
Dan di sisi yang satu lagi, adalah, “Investasi kita untuk pemuda, gereja kita dan pengharapan kita akan hari esok. Pengkhotbah 12:1, “Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu.” Lukas 2:52, :Dan Yesus nakin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya.” Dan di dalam kitab Mazmur 127:3, “Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN.”
Kemudian janji itu, “Karena aku percaya di dalam kedinamisan orang-orang muda dari gereja First Baptist kita dan karena aku berkeinginan untuk menjadi sebuah bagian yang vital dari pertumbuhan dan masa depan rohani mereka dan karena aku dapat melipat gandakan persembahanku untuk menyamai berkat dari Ny. Ruth Ray Hunt dan karena aku mencintai Yesus, menerima janji donasiku sebesar – “
Dan di dalam tanda kurung, “Untuk dibayarkan selama sepuluh bulan dari bulan April 1986 sampai bulan Januari 1987,” yang mana sama dengan dua tahun pajak.
Belum pernahkah saudara-saudara mendengar saya berkata sejak saudara-saudara berada di sini, “Aku percaya di dalam pertanda yang menegaskan”? Jika sesuatu hal datang dari pada Allah, Tuhan Allah akan menegaskannya melalui sebuah pertanda dari sorga, selalu, senantiasa merupakan sebuah pertanda yang menegaskan.
Ini merupakan sebuah pertanda yang menegaskan. Saya bahkan tidak mengenal orang ini, kecuali bahwa saya jadi tahu bahwa dia dulunya adalah seorang penganut Katolik. Namanya ialah Clayborn Johnson, dan ini adalah catatan yang telah dituliskannya, “Hal ini tidaklah banyak untuk sebuah sumbangan bagi First Baptist, akan tetapi saya berniat untuk melakukannya lagi di kemudian hari. Namun demikian, gelanggang Remaja merupakan sebuah rencana yang indah, dan saya merasa gembira untuk memulainya dengan jumlah yang kecil ini.”
Dan dia turut melampirkan sebuah cek sebesar lima ratus dollar. Seorang penganut agama Katolik. Saya bahkan tidak mengenal dia, akan tetapi dia telah mendengar apa yang sedang kita lakukan, dan dia berkata, “Saya ingin memulainya dengan berkat sebesar lima ratus dollar ini, dan saya akan menambahkannya nanti.”
Bagi kita, ini berjumlah seribu dollar. Jumlah ini akan dipertemukan dollar demi dollar oleh Ny. Hunt. Apapun yang kita berikan akan menjadi dilipat gandakan, sebuah pertanda yang menegaskan dari sorga. Tuhan bersama-sama dengan kita dan Tuhan bekerja untuk kita.
Saya tidak dapat membayangkan sebuah tugas yang lebih menggembirakan dari pada tugas tersebut. “Pak Pendeta, orang-orang muda ini, mereka akan dicintai dan mereka akan dipelihara.”
Dunia membuat sebuah penawaran untuk mereka di balik segala hal yang pernah saya ketahui ketika saya sedang bertumbuh, obat-obatan terlarang dan alkohol serta persetubuhan dan keduniawian. Semua yang dapat dipikirkan oleh Iblis karena dia telah bangkit dengan membujuk orang-orang kita. Dan Tuhan Allah berkata, “Mereka adalah kepunyaan-Ku, bukan kepada kegelapan, tetapi kepada kehidupan dan kepada terang, bukan kepada persetubuhan dan obat-obatan terlarang.”
Oh, Tuhan, dan jika kita benar-benar memiliki suatu harapan untuk gereja kita, hal itu berada pada anak-anak muda yang telah dikaruniakan Tuhan Allah kepada kita ini. Dulu saya tertarik dengan jenis kisah yang paling ganjil, kisah yang agak lucu yang telah saya baca minggu yang lalu.
Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang Uskup raja dari gereja Anglikan, dan keuskupannya berada di kota London. Namanya adalah Dr. Winnington Ingram, dan Uskup raja dari gereja Anglikan di kota London ini sedang menikmati liburannya di Skotlandia.
Dan sementara dia berjalan berkeliling perbukitan di Skotlandia, secara kebetulan dia berpapasan dengan seorang gembala ternak dan seekor domba. Maka uskup raja tersebut mulai berjalan di samping gembala ternak Skotlandia itu.
Dan ketika mereka berjalan, mengapa, kata uskup itu kepada gembala ternak tersebut, seperti lelucon, dia berkata, “Saya adalah seorang gembala juga.”
Orang Skotlandia itu menatapnya seakan tidak percaya dan berkata, “Anda seorang gembala?” Kemudian dia bertanya, “Berapa ekor domba-domba yang anda gembalakan?” Dan uskup itu berkata, “Oh,” dan dia berfikir tentang keuskupannya di kota London, dan dia berkata, “sekitar satu juta.”
Dan Orang Skotlandia itu menelan ludahnya karena kekagumannya dan berkata, “Satu juta? Anda memiliki satu juta domba?”
“Ya,” kata uskup raja tersebut. “Saya adalah seorang gembala dari satu juta domba.”
Lalu kemudian gembala itu bertanya, “Baiklah, tuan, apa yang anda lakukan di saat mencukur domba?”
Anda tahu, saya sudah membolak-balik pertanyaan itu di dalam benak saya, oh, sejak saat saya membaca kisah kecil itu. Itu merupakan suatu pertanyaan yang baik, apakah saudara-saudara juga berfikir demikian? Itu merupakan suatu pertanyaan yang baik.
”Apa yang anda lakukan di saat mencukur domba?” Apa yang saudara-saudara lakukan tentang anak-anak saudara-saudara? Apa yang saudara-saudara lalukan tentang orang-orang muda saudara-saudara? Mereka melintas di atas trotoar jalan itu. Mereka berkenderaan di atas mobil mereka. Saudara-saudara melihatnya setiap hari di dalam hidup saudara-saudara. Apa yang akan saudara-saudara lakukan mengenai anak-anak saudara-saudara sekalian? Apa yang anda lakukan di saat mencukur domba?
Dan itu adalah jawaban surgawi kita. Tuhan Allah, ketika saya hidup di depan-Mu dan ketika Yesus telah menjamah hati saya, Tuhan Allah, saya mengkuduskan diri saya sendiri untuk bertanggung jawa kepada mereka. Mereka adalah pengharapan kita dan gereja kita untuk hari esok. Jika kita memiliki sebuah harapan, jika kita memiliki suatu gereja, hal itu terletak pada mereka.
Bagi mereka, saya mengkuduskan, saya mengabdikan, saya membaktikan diri saya sendiri. Bolehkah saya mengambil satu pengamatan yang terakhir? Tuhan Allah melihat ke bawah dari kita – kepada kita. Tuhan Allah melihat kepada kita, dan bagaimana kita memberikan tanggapan. Dia menuliskannya di dalam Kitab-Nya, dan hal itu akan menjadi takdir kita serta masa depan kita yang kekal.
Ny. Hunt yang terkasih dengan dua juta dollar. “Aku akan memberikannya kepadamu,” demikian katanya, “untuk para pemuda kita dan pekerjaan mereka.”
Semua yang telah dimintakan kepada kita untuk kita lakukan oleh ribuan jumlah kita adalah untuk menyamai berkat itu dollar demi dollar. Dan jika kita memberikan tanggapan – jika kita akan menanggapinya, Tuhan Allah akan memberkatinya. Kita akan membuatnya menjadi sebuah kemenangan yang luar biasa dan tak tertandingi berharganya untuk Dia, untuk kita, dan untuk anak-anak lelaki dan perempuan kita,
Dan Tuhan Allah telah berbisik
Dan berkata kepada kita,
“Semua ini akan menjadi,
Semua ini akan menjadi.”
“Walaupun tidak ada pertolongan akan datang
Dari langit yang merah
“Sampai bangsa-Ku bangkit,”
“Sampai bangsa-Ku bangkit.”
“Pasukanku sudah tidak berdaya,”
Aku tidak dapat berkata-kata
“Sampai bangsa-Ku berbicara.”
“Ketika orang menjadi bisu,
Suaraku menjadi bisu.
Aku tidak bisa datang
“Sampai bangsa-Ku sampai.”