BENTUK AJARAN YANG SEHAT

(THE FORM OF SOUND WORDS)

 

Dr. W. A. Criswell

 

2 Timotius 1:13-14

9-28-58

 

 

Saudara-saudara sekalian sedang mendengarkan kebaktian dari gereja First Baptist Church di kota Dallas. Saudara-saudara sedang mendengarkan Pendeta kami yang membawakan warta pagi pukul sebelas yang diberi judul dengan, Contoh Ajaran Yang Sehat. Ini merupakan warta mengenai doktrin iman. Di dalam pelajaran kita melalui Alkitab pada hari Minggu malam yang lalu, kita menyudahinya pada ayat yang kedua belas dari pasal yang pertama kitab 2 Timotius, dan warta untuk pagi hari ini, adalah ayat yang ke 13 dan 14 dari pasal yang pertama kitab 2 Timotius,

 

“Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari padaku sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih dalam Kristus Yesus. 

Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita.” 

 

Dan teks yang berbunyi, “Peganglah contoh ajaran yang sehat.” Di sana dia sedang berbicara mengenai Firman Tuhan.

 

Saya dapat menggenggamnya di dalam tangan saya. Suatu waktu di dalam sebuah pembahasan yang panjang dengan seorang wali gereja, dia bertanya kepada saya jika saya tidak membangun iman seperti dia membangun imannya juga. Saya berkata, “Tidak, tidak sama sekali. Karena iman saya di bangun bukan berdasarkan hal-hal yang gaib, atau berdasarkan sebuah dogma, atau berdasarkan sebuah ucapan dari seorang manusia, atau berdasarkan sebuah ijazah dari sebuah perguruan tinggi. Iman itu dibangun di atas sesuatu yang dapat saya genggam di dalam tangan saya. Sesuatu yang dapat saya baca. Saya dapat melihatnya sendiri. Saya dapat mengujinya dan mencobanya.” 

 

Firman Tuhan. Ketika Yohanes melihat pada wahyu itu, penyingkapan itu, dia melihat kepada orang-orang yang luar biasa di sekitar kepada siapa seluruh sejarah serta takdir berkumpul bersama-sama, dan Dia mengenakan pakaian yang berwarna putih bersih, yang dicelupkan di dalam darah, dan nama-Nya disebut Firman Tuhan. Kata itu, logos, dipergunakan di sini, digunakan di seluruh isi Kitab Suci – penjelmaan Firman, Firman yang diucapkan – Firman yang dituliskan. Seorang manusia dan ucapannya boleh jadi dua perkara yang berbeda, akan tetapi tidak dengan Tuhan Allah dan Firman-Nya. Firman Tuhan adalah seperti Diri-Nya sendiri – Tuhan Allah yang sama kemarin dan hari ini dan selamanya. Firman Tuhan. Maksud saya yang dapat saya genggam di dalam tangan saya dan yang dapat saya baca dengan kedua mata saya. Firman Tuhan. Kita diselamatkan oleh Firman itu. Kita diselamatkan oleh sebuah Kitab. Kebenaran dinyatak kepada kita di dalam sebuah Kitab. Sebuah Kitab yang dapat saya genggam di dalam tangan saya dan dapat saya baca untuk diri saya sendiri.

 

Adanya pengetahuan yaitu pengetahuan secara akademis dan secara teoritis. Seseorang dapat membaca secara akademis. Dia dapat mengetahui secara intelektual dan dapat menjadi tersesat. Akan tetapi tidak seorangpun yang dapat mengetahui di dalam hatinya, yang dapat mengasihi serta menerima Firman Tuhan di dalam hatinya, penyingkapan kebenaran dari Tuhan Allah dan tidak diselamatkan.

 

Di dalam kitab Yohannes 17:3,

 

“Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka yang mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.” 

 

Di dalam kitab 1 Petrus 1:23-25,

 

Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh Firman Allah, yang hidup dan yang kekal.

Sebab: “Semua yang hidup, adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput, rumput menjadi kering, dan bunga gugur.

Tetapi Firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya,” Inilah firman yang disampaikan Injil kepada kamu.”

 

Di dalam kitab Yakobus 1:18,

 

“Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran, supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya. 

 

Kita telah dikuduskan oleh Firman Tuhan. 

 

Di dalam kitab Yohannes 15:3,

 

“Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.” 

 

Di dalam kitab Yohannes 17:17,

 

“Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.”

 

“Kebenaran-Mu adalah firman,” dan “firman-Mu adalah kebenaran.” “Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.” Di dalam kitab Efesus 5:26, Sekarang, engkau telah dikuduskan, engkau telah disucikan dengan “memandikannya dengan air dan firman.”  Kita telah disucikan. Kita telah dikuduskan oleh Firman Tuhan.

  

Kita tersesat dengan menolak untuk menerima Firman Tuhan. Di dalam kitab 2 Tessalonika 2:10-12,

           

“Karena mereka tidak menerima dan mangasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka. Dan itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya akan dusta, supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan.

 

Tentu saja dengan perasaan kagum yang kudus dan dengan penghormatan yang menggetarkan bahwa kita membuka buku Tuhan serta membaca Firman Tuhan. Kita, yang tersesat ini, makhluk-makhluk yang mendapatkan hukuman, kita, yang di dalam status ketidak-lahiran kembali kita yang menyedihkan, orang-orang yang sekarat dan tidak memiliki kelepasan yang lain selain daripada yang telah dinyatakan kepada kita oleh Firman Tuhan.

 

“Peganglah contoh ajaran yang sehat.” Lalu kemudian kita tidak hanya akan membaca Firman Tuhan, akan tetapi mereka telah diterangkan sebagai ajaran yang sehat, sebuah ajaran yang sehat. Hugeaio adalah kata dengan menggunakan bahasa Yunani yang bermakna menjadi baik, untuk menjadi sehat. 

 

Dan hal ini berkaitan dengan keikutsertaan, sebagai bentuk kata sifat dari kata kerja tersebut. Dan kata itu bermakna bermanfaat, berfaedah. Maka ketika Paulus berkata, “Peganglah contoh ajaran yang sehat,” dia bermaksud bahwa Firman Tuhan adalah sebuah pemberian yang sehat, sebuah pemberian tentang kehidupan. Kita menggunakan kata “sehat” tersebut untuk mengacu kepada kekolotan seseorang. Dia adalah seorang gembala yang sehat. Seorang guru yang sehat. Baiklah, kata itu memiliki konotasi, sesuatu pesan yang sehat, sebuah khotbah yang sehat, seorang gembala yang sehat.

 

Perkara yang lembut ini, tentang kepercayaan sera pendapat akan menjadi sebuah kutuk kepada rasul Paulus. Dia memiliki suatu pendirian serta komitmen terhadap ajaran yang mendalam. Sebuah tubuh tanpa kerangka kepada Paulus tidak akan memberikan manfaat apapun. Dan tentu saja tidak indah.

 

Kerangka tubuh Kristus merupakan pengajaran-pengajaran kepada yang mana tergantung semua perkara dari iman kepercayaan Kristen. Kita tidak hanya menginginkan kerangka saja. Akan tetapi tanpa mereka, tubuh tidak akan memiliki bentuk. Tubuh itu tidak mendapatkan kesempurnaan. Tubuh itu tidak memiliki kekuatan. Tubuh harus memiliki doktrin untuk dapat berdiri.

 

Sekarang, Paulus mengatakan bahwa doktrin-doktrin tersebut disusun atas ajaran-ajaran yang membawa kehidupan, Firman Tuhan. Doktrin yang sehat. Doktrin-doktrin itu membawa kehidupan karena mereka adalah perkataan Tuhan Allah. Doktrin-doktrin itu adalah firman-Nya, yang mana merupakan pengarang dari semua kehidupan serta kesejahteraan.

Berkali-kali di dalam Kitab Suci dikatakan, “Dan Firman Tuhan sampai pada,” seperti seorang penulis, seperti seorang nabi, seperti seorang rasul. Tidak dikatakan seperti ini, “Dan Roh Allah datang.” Hal itu benar adanya. Tidak juga dikatakan seperti ini, “Anjuran itu datang.” Hal itu benar adanya. Tidak mengatakan bahwa ide itu datang atau pemikiran itu datang. Alkitab mengatakan, “Firman Tuhan datang.” Firman itu datang. Di dalam kitab 1 Korintus pasal yang kedua ayatnya yang ke 13, Paulus mengatakan hal tersebut. “Dan karena kami menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai Roh, kami berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh.”

 

Di dalam kita Yeremia pasal yang ke 23, “Firman-Ku seperti api,” demikianlah firman Tuhan, “dan seperti palu yang menghancurkan bukit batu.” Semua ini merupakan firman Tuhan. Mereka bukan hanya sehat karena mereka adalah Firman Tuhan, akan tetapi mereka sehat karena mereka telah diuji dan dicobai di dalam api, api dari pengalaman umat manusia, api dari sejarah umat manusia.

 

Di dalam kitab Mazmur pasal yang kedua belas, dari ayatnya yang ketujuh, “Janji Tuhan adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah.” Sekarang, Firman Tuhan merupakan tahowr, tahowr – kata tahowr itu, diterjemahkan dengan murni, saya tidak tahu berapa banyak dipergunakan di dalam Perjanjian Lama ini. Lebih dari tiga puluh kali banyaknya.

 

Kata itu dipergunakan untuk menunjukkan, sebagai contoh, kepada emas yang digunakan pada tabut perjanjian. Kadia dian yang bercabang tujuh terbuat dari emas yang tahowr. Kursi Belas Kasihan, serafim, altar pedupaan emas, kata yang sama digunakan di setiap waktu.

 

Saudara-saudara membacanya telah diterjemahkan dengan murni, emas murni. Sekarang, saudara-saudara mendapatkan kata lain yang diterjemahkan dengan murni. Di dalam kitab Mazmur pasal 119 dan ayat 140, “firman-Mu sangat murni” – di sini diterjemahkan dengan “sangat murni”. Di dalam kitab Amsal pasal yang ke tiga puluh, kata yang sama digunakan kembali di sana - tsaraph – diterjemahkan dengan sangat murni. Tsaraph berarti dimasukkan di dalam dapur peleburan, dipanaskan, dimurnikan, dibakar serta diuji.

 

Firman Tuhan juga seperti itu. Firman itu telah dimurnikan. Firman itu telah dicobai, Firman itu telah berada di dalam dapur peleburan. Demikianlah firman Tuhan Allah yang telah diuju serta dicobai. Di sanalah firman yang saya genggam di dalam tangan saya. Ajaran yang sehat, “Peganglah contoh ajaran yang sehat.”

 

Sekarang, dia mengatakan hal yang lain lagi. Ini merupakan jantung dari bagian ayat tersebut: “Peganglah contoh ajaran yang sehat.” Kemudian, firman Allah memiliki sebuah pola. Marilah kita lihat pada kata tersebut. Pola. Hupotupaio adalah untuk melukiskan, untuk menguraikan. Dan bentuk kata benda dari kata kerja hupotuposis tersebut adalah sebuah ringkasan, sebuah uraian, sebuah pola, sebuah contoh, sebuah tipe.

 

Maka, di sini kata tersebut diterjemahkan sebagai kata contoh, Peganglah contoh-contoh dari ajaran Tuhan Allah pemberi kehidupan yang sehat itu. Di sana dia menyebutkan kepada kenyataan ini, bahwa firman Allah diringkaskan bersama-sama, diuraikan bersama-sama. Mereka memiliki sebuah bentuk. Ada risalat sistematis yang bersifat pengajaran di sana. Saya tidak memakai kata pernyataan kepercayaan karena kita tidak menyukai penggunaan kata-kata pernyataan kepercayaan. Akan tetapi bagi beberapa orang, apa yang telah saya katakan mereka sebut dengan pernyataan kepercayaan. Firman Allah yang dikumpulkan bersama-sama membentuk sebuah uraian, membentuk sebuah gambaran. Ada sebuah pola untuk mereka. Ada sebuah logika di dalamnya. Ada sebuah presentasi sistematis yang harus dibuat darinya, “Peganglah contoh ajaran yang sehat.”

 

Dari semua zaman, manusia telah berdiri dengan sebuah Kitab di genggaman tangannya untuk menyatakan sebuah pesan dari Tuhan Allah. Musa telah melakukannya Yeremia telah melakukannya. Ezra telah melakukannya di dalam mimbarnya yang tinggi. Firman Tuhan diletakkan di dalam tangan-Nya dan dia mengabarkan isi dari Kitab tersebut.

 

Rasul Paulus telah melakukannya. Agama kepercayaan kita merupakan sebuah agama dari Kitab, dan iman kita merupakan iman akan Kitab tersebut. Dan ketika seseorang menjemaatkan Kitab tersebut, dan dia menyatakan seluruh nasehat dari Tuhan Allah, Timbul dari pengajarannya, muncul dari Kitab tersebut – apa yang disebutnya di sini – apa yang diterjemahkan di dalam King James Version sebagai “sebuah contoh.”

 

Ada timbul sebuah pola. Timbul sebuah contoh. Timbul sebuah ringkasan. Timbul sebuah presentasi agung yang bersifat pengajaran, sebuah tesis agung yang bersifat ilmu agama. Sekarang, seseorang akan berdiri dan mengatakan, “Sekarang dengarkanlah di sini. Dengarkanlah di sini. Dengarkanlah di sini. Saudara-saudara dapat membuktikan segalanya dari Alkitab – segala-galanya – membuktikan segalanya dari Alkitab.” Yang pertama-tama, secara pasti saya akan menyangkalnya. Saudara-saudara tidak dapat melakukannya. Apa yang saudara-saudara sekalian dapat lakukan dari Alkitab adalah perkara yang sama dari yang saudara-saudara dapat lakukan dari pidato seseorang atau dari kelepasan seseorang. Saudara-saudara sekalian dapat memuntirnya sepertisebuah hidung yang terbuat dari lilin, apabila saudara-saudara mengambil sebuah foto atau kalimat atau perkataan yang tidak berhubungan. 

 

Sebagai contoh, sekitar dua minggu yang lalu saya membaca sebuah khotbah luar biasa yang menyangkal keilahian dan keAnakan serta keTuhanan dari Tuhan kita Yesus, dan khotbah itu dibangun atas bagian ayat dari kitab Timotius, “Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus.” Dan khotbah yang dahsyat itu, demikianlah hal itu, disampaiakan pada satu hal tersebut, “manusia Kristus Yesus.”

 

Saudara-saudara dapat membuktikan bahwa setiap orang akan diselamatkan dengan menerima sebuah frasa. “Dia adalah Juru Selamat bagi seluruh umat manusia.” “Bahwa oleh kasih karunia Allah Dia harus merasakan kematian bagi seluruh umat manusia,” oleh karena itu seluruh umat manusia akan diselamatkan. Atau saudara-saudara dapat mengatakan seluruh umat manusia diselamatkan oleh mujizat, “Bukankah Abraham dibenarkan oleh mujizat?" Atau saudara-saudara dapat menyangkal Trinitas itu, "Dengarkanlah, . . .Tuhanmu Allah itu adalah satu Tuhan.”

 

Saudara-saudara dapat menerima satu kelompok kata, satu bagian ayat dari Alkitab, dan saudara-saudara tidak dapat membuktikan apa-apa.

 

Atau yang lain lagi. Seseorang bangkit seraya berkata, “Sekarang, dengarkanlah Pak Pendeta, ketika anda mengatakan, pada saat anda menguraikan seluruh kebenaran dari firman Allah, di sana timbul sebuah contoh yang tertentu, sebuah pola yang tertentu, sebuah doktrin yang tertentu, sebuah tesis ilmu keagamaan yang tertentu. “Baiklah Pak Pendeta, tolong beritahu saya tentang hal ini: Bagaimana jadinya bahwa orang membaca firman Allah, dan salah satu dari mereka berdiri dan dia berkata, “Saya begini dan begitu penggolongan yang demikian itu,” dan yang lain membacanya dan berdiri serta berkata, “Saya begini dan begitu.” Dan yang lain membacanya dan dia berkata, “Saya berdiri dan saya begini dan begitu.” Bagaimana anda menerangkan hal tersebut?" 

 

Saya memiliki sebuah jawaban yang sangat sederhana: Tidak seorangpun membaca firman Allah dan berdiri seraya berkata, “Saya seorang theosophist (orang yang berpandangan keliru terhadap ketuhanan) atau saya adalah seorang Ilmuwan Kristen, atau saya adalah seorang penghitung manik-manik (tasbih).” Dari dalam Firman Tuhan mana saudara-saudara mendapatkannya? Golongan-golongan agama yang sangat sangat banyak ini dikondisikan secara sejarah. Mereka kembali kepada seorang wanita di suatu tempat. Mereka kembali kepada sebuah perkembangan di suatu tempat. Tak seorangpun membaca Firman Tuhan kemudian naik ke atas dan berkata, “Saya begini dan begitu.” Karena, ketika saudara-saudara membaca Firman Tuhan, muncul sebuah pola, muncul sebuah contoh, muncul sebuah tesis doktrinal yang tertentu.

 

Dapatkah saya memberikan sebuah ilustrasi kepada saudara-saudara sekalian? Salah seorang ketua dari sebuah seminari hebat yang sangat luar biasa suatu waktu pernah ditanya, “Anda begitu menjalankan Firman Tuhan, dan anda begitu percaya di dalam Firman Tuhan. Mengapa bisa anda memercikkan bayi-bayi itu?” Dan jawabannya adalah begitu klasik, “saya memiliki tiga puluh dua buah kamus di dalam perpustakaan saya, tiga puluh dua lexicon, kamus-kamus dengan menggunakan bahasa Yunani. Seluruh dari ketiga puluh dua Lexicon Yunani tersebut mengatakan bahwa kata yang dengan menggunakan bahasa Yunani baptizo bermakna mencelupkan. Akan tetapi semua dari ketiga puluh dua penulis lexicon itu adalah pembaptis-pembaptis palsu. Mereka semua memerciki bayi-bayi tersebut.” Demikianlah jawabannya. Oleh karena itu dia memerciki bayi-bayi tersebut.

 

Hal itu sangat khas. Saya mengetahui bahwa firman Allah mengatakan begini dan begitu, akan tetapi bapak moyang saya, leluhur saya, guru saya, kakek saya, pendeta saya, gereja saya, golongan agama saya, mereka semua dikondisikan oleh sejarah. Mereka muncul keluar dari pendapat-pendapat. Mereka muncul dari pengajaran yang dilakukan oleh manusia. Akan tetapi jika saudara-saudara meninggalkannya sendirian, dan mengeluarkannya serta berpindah dari pendapat-pendapat serta spekulasi-spekulasi dan kepercayaan-kepercayaan itu, dan menerima firman Allah, dari mereka di sana muncul sebuah bentuk. Sebuah hupotoposis – sebuah pola, sebuah uraian, sebuah ikhtisar, sebuah pernyataan kepercayaan, jika saudara-saudara senang.

 

Ada beberapa hal tertentu yang diajarkan oleh firman Allah, dan pada saat saudara-saudara menguraiakan keseluruhan firman Allah itu, uraian-uraian itu menjadi sangat nyata. Dan pola-pola tersebut menjadi sangat sederhana dan menjadi yang paling jelas. Untuk menyatakan seluruh anjuran dari Tuhan Allah itu serta untuk menjelaskan keseluruhan firman Allah tersebut, timbullah – sekarang, marilah kita membuat sebuah perbandingan. Marilah kita katakan sebuah bintang dengan lima sudut yang indah, sebuah bintang yang sempurna. Sekarang, di dalam sebuah bintang, selama sudut-sudutnya tetap sama – sepanjang garis-garisnya tetap proporsional, saudara-saudara dapat memproyeksikan bintang tersebut dan terus menerus dan sempurna. Akan tetapi bintang itu tetaplah sama.

 

Di dalam bintang tersebut, saudara-saudara boleh menemukan sepuluh ribu perkara yang berbeda. Akan tetapi sepanjang sudut-sudutnya tetap sama, dan garis-garisnya berada di dalam proporsinya, bintang tersebut tetaplah bintang yang sama. Sebuah bintang bersudut lima yang begitu indah. Akan tetapi apabila saudara-saudara merubah sebuah sudut, dan saudara-saudara merubah proporsi dari garis-garisnya, maka bintang itu akan berubah. Demikian jugalah dengan kebenaran dari pada Tuhan Allah. Apabila saudara-saudara menguraikan seluruh kebenaran dari pada Tuhan Allah, seberapa banyakpun yang saudara-saudara pelajari, seberapa banyakpun yang saudara-saudara temukan, bintang itu akan tetap menjadi bintang yang sama. Akan tetapi ketika saudara-saudara merubah doktrinnya. Ketika saudara-saudara memperpanjang atau memendekkan sebuah garisnya, saudara-saudara merubah rupa dari bintang itu.

 

Di dalam generasi kita, kelihatannya seolah-olah bintang dari wahyu Tuhan Allah yang sempurna tersebut hampir saja akan hilang. Tetapi hangan pernah merasa khawatir, di dalam keeluruhannya, di zaman yang lain, di dalam generasi yang lain, mungkin akan ada orang-orang yang memuja berhala yang akan digembalakan. Akan tetapi di manapun hal tersebut terjadi, dan firman Allah sekali lagi diberitakan, akan muncul pola yang sama di sana, akan muncul contoh yang sama, akan muncul sistem ilmu agama yang sama di sana, akan muncul bintang yang sama di sana.

 

Setelah abad yang ketiga, mereka telah memendamnya di sana. Mereka telah menguburkannya di abad pertengahan. Mereka telah menguburkannya di zaman sekarang ini, hampir semuanya, di bawah paham liberalisme serta modernisme dan sosialisme. Tetapi, di manapun Injil itu diberitakan dengan bahasa apapun, di dalam zaman apapun, bintang yang sama akan tampak. Proporsi yang sama akan kelihatan.

 

Hal yang lainnya tentang contoh ini, “Peganglah contoh ajaran yang sehat" – ialah ikhtisarnya, penguraiannya.  Hal yang bersamaan dari seluruh penyingkapan serta kebenaran berada di dalam firman Allah. Perkara yang lainnya itu tidak dapat menyangkal dirinya sendiri, tetapi kebenaran agung dari Tuhan Allah tidak pernah berubah. Kebenaran itu kekal adanya. Kebenaran itu ialah kebenaran yang dituliskan oleh Tuhan Allah di surga dan kebenaran-kebenaran itu telah sama tetapnya dengan takhta Tuhan Allah sendiri.

 

Oh, saudara-saudara dengan mudahnya dapat mengilustrasikannya, di dalam kerajaan dari salah satu pengetahuan Tuhan Allah, salah satu pengungkapan dari pada Tuhan Allah – ilmu matematika. Dua dikali dengan dua sama dengan empat. Dan hal itu benar di seluruh ilmu pengetahuan matematika. Tidak menjadi masalah seberapa jauh saudara-saudara tempuh, bagaimana sudut itu ditambahkan, bagaimana garis itu diproyeksikan. Semua hal tersebut tidak pernah berubah, mereka semua sama. Hal tersebut, aksioma tersebut merupakan aritmetika yang sebenarnya. Perkara itu juga benar adanya di dalam geometri. Perkara itu juga benar adanya di dalam trigonometri. Hal itu juga benar adanya di dalam ilmu kalkulus. Hal itu juga benar adanya di dalam hiperbola. Hal itu juga benar adanya di dalam parabola. Hal itu juga benar adanya di dalam bentuk elips. Hal itu benar adanya di dalam setiap derajat. Tidak menjadi masalah berapa jauh ke depan secara terus menerus yang saudara-saudara tempuh, kebenaran fundamental yang agung itu tidak pernah berubah.

 

Demikianlah caranya di dalam firman Allah. Kebenaran-kebenaran fundamental yang agung itu tidak pernah berubah. Ketika sesuatu dinyatakan dengan pasti, maka hal itu akan tetap menjadi pasti untuk selama-lamanya. Bolehkah saya mengatakannya? Ketika berbicara tentang neraka, neraka tidak berarti neraka untuk seribu enam ratus tahun yang pertama lalu kemudian untuk selama tiga ratus tahun sesudahnya mengacu kepada masa percobaan yang kedua. Jika Firman Tuhan menyebutkan Neraka, gehenna, hukuman, kekalahan mutlak, dua ribu tahun, empat ribu tahun yang lalu yang bertahan sampai hari ini. Hal itu tidak berubah.

 

Keburukan moral. Jika ada keburukan moral umat manusia yang dinyatakan di dalam firman Allah di dalam seibu tahun yang lalu, keburukan moral tersebut benar untuk ras manusia di zaman sekarang ini. Sebuah keburukan moral, adalah sekaratnya kemanusiaan. Jika pemeilihan adalah benar di dalam pasal yang ke dua belas kitab Kejadian – jika pemilihan itu benar adanya di dalam pasal yang kesebelas dari kitab Roma – jika pemilihan itu adalah benar adanya di hari-hari dari rasul Paulus, “Sehubungan dengan ketika Dia telah memilih kita dalam Dia, di depan pondasi dunia, bahwa kita akan menjadi kudus dan tidak bersalah di hadapan-Nya dalam kasih, telah mentakdirkan kita kepada pengangkatan sebagai anak oleh Kristus Yesus kepada diri-Nya sendiri, menurut kepada kesenangan-Nya yang baik sendiri ini.” dan seterusnya. Jika hal itu benar adalmya pada hari-hari Paulus, maka hal itu benar adanya di zaman sekarang. Hal itu tidak pernah, tidak pernah berubah.

 

Maka, dengan semua doktrin dari Kitab Suci. Bagaimanapun  juga saudara-saudara memproyeksikan mereka secara terus menerus. Biar bagaimanapun juga saudara-saudara boleh mempelajari tentang mereka, mereka tidak pernah berubah. Tidak jika saudara-saudara memberikan kebenaran dari pada Tuhan Allah Kita boleh mempelajari lebih banyak lagi. Tetapi bagaimanapun kita dapat belajar di dalam ilmu matematika serta menemukan dunia-dunia baru serta bidang-bidang yang baru keempat hal pokok yang agung dalam aritmetika itu – penambahan, pengurangan perkalian serta pembagian tidak pernah berubah.

 

Demikian juga dengan kebenaran dari firman Allah. Firman itu tetap untuk selama-lamanya. Sekarang, kita harus kembali kepada seruan ini, “Peganglah contoh – doktrin, ikhtisar, gambaran, uraian, pola, teladan – Peganglah contoh ajaran yang sehat.” Eche – peganglah, peganglah.

 

Di dalam surat kepada bangsa Ibrani pasal yang kedua dan ayatnya yang pertama, “Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut di bawa arus.” Berpeganglah kepada mereka, genggamlah erat-erat dengan kait yang terbuat dari baja. Seperti Seperti dikatakan di dalam kitab Yudas pasal yang ketiga dengan ayatnya entah yang keberapa, “Memperjuangkan untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus.” Berpeganglah - eche - peganglah, berpeganglah kepadanya, contoh ajaran yang sehat, pengajaran-pengajaran tentang iman. 

 

Sekarang, di dalam mimbar kita yang modern, generasi kita, mereka mengatakan kita membutuhkan sebuah aritmatika yang baru. Kita memerlukan geometri yang telah diperbesar. Kita membutuhkan kalkulus dan trigonometri yang telah ditambahkan. Aritmatika yang lama harus dibuang. Dua dikalikan dengan dua, dengan kata lain, tidak sama lagi dengan empat. Hasilnya sama dengan enam dan tujuh - delapan atau mungkin dua puluh lima.

 

Apa yang kita butuhkan bukanlah sebuah agama yang baru, bulanlah sebuah aritmatika yang baru. Apa yang kita butuhkan adalah menerapkan, penerapan dari kekuatan yang telah kita miliki, kebenaran dari pada Tuhan Allah sebagaimana kebenaran itu telah dinyatakan kepada kita saat ini. Kita telah memilikinya terlebih dahulu. Sudah terlebih dahulu menjadi kepunyaan kita. Semua berada di dalam Kitab Suci tersebut, telah dituliskan di dalam lembaran-lembaran halaman yang kudus.

 

Saudara-saudara belum merubah kemanusiaan karena kita telah menemukan beberapa peralatan listrik, dan kita telah mempelajari bagaimana untuk menggunakan kekuatan dari tenaga penggerak dari jet. Saudara-saudara dengarkanlah saya, apabila oleh pemeliharaan Tuhan Allah, kelak, di dalam generasi kita, orang-orang akan mendarat di bulan, apabila mereka bertempur di bumi, maka mereka akan bertempur juga di bulan. Bersama-sama dengan mereka, telah di bawa benih-benih kebejatan moral, perasaan tamak serta kebencian, peperangan dan pertempuran. Saudara-saudara belum merubah mereka karena kita telah mampu untuk memproyeksikan garis tersebut sekitar dua ratus sembilan puluh lima ribu mil jaraknya. Bintang Allah tidak pernah berubah. Seseorang boleh saja berfikir sudut-sudutnya berubah serta garisnya berupah kecuali proyeksinya tidak akan berubah. Tidak demikian. Kita tetap orang yang sama. Bagaimanapun secara elektris menemukan bidang-bidang baru serta berkat tenaga penggerak menyerbu lingkungan yang baru. Kita tetap tersesat. Kita tetap butuh untuk diselamatkan.

 

Jika penebusan yang dikatakan di dalam pasal yang ke 12 dari kitab Keluaran, “Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat dari pada kamu,” jika penebusan yang ada di dalam pasal yang pertama dari kitab 1 Yohannes, “Dan darah Yesus, anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa,” adalah penebusan yang tetap kita butuhkan. Hal tersebut tidak berubah.

 

Dapatkah saya mengatakan bahwa hal itu hampir seperti kelakar? Ini adalah orang yang melesat di sepanjang langit di dalam sebuah pesawat terbang jet, dan dia memecahkan penahan suara. Dan ada seseorang yang berada di sebuah kereta kuda tua, di belakang orang yang memiliki gagal pendengaran itu, seekor keledai yang dipenuhi kutu. Dan keduanya sampai pada sebuah rumah sakit, dan bagi seorang dokter, mereka kelihatan sama saja. Mereka sama-sama memiliki sepasang telinga dan hidung dan kaki dan paha serta tulang-tulang dan organ-organ pencernaan dan segala sesuatu yang lain yang bersama-sama dengan mereka. Mereka belum berubah. Tidak ada suatu perubahan apapun, tak suatupun yang berubah. Peganglah ajaran, bentuk, ikhtisar, uraian dari Firman Tuhan.

 

Ketika saudara-saudara merubah kepercayaan seseorang, saudara-saudara merubah karakter orang tersebut. Saudara-saudara merubah kehidupannya. Saudara-saudara merubah dirinya. Ketika saudara-saudara merubah kepercayaan seorang gembala, saudara-saudara merubah karakternya. Saudara-saudara merubah khotbah-khotbahnya. Saudara-saudara merubah dirinya. Ketika saudara-saudara merubah kepercayaan sebuah gereja, saudara-saudara merubah gereja tersebut. Saudara-saudara merubah karakternya. Saudara-saudara merubah orang-orangnya. “Peganglah contoh ajaran yang sehat yang telah saudara-saudara dengar itu dari saya……di dalam Kristus Yesus. Berpegang teguhlah kepada kebenaran yang pernah disampaikan kepada orang-orang kudus itu.

 

Bukankah ini merupakan hari baru yang luar biasa di dalam sikapnya tentang kekekalan Tuhan Allah yang agung itu? Semangat dari zaman modern serta dari mimbar modern ini adalah: Mengapa, satu pendapat sama baiknya dengan pendapat yang lainnya, atau tidak ada pendapat sama sekali adalah sama baiknya dengan sebuah pendapat. Bayangkan apa yang alan difikirkan oleh para martir mengenai hal tersebut? Mereka yang menderita, yang dibakar di tiang pancang, yang membusuk di penjara bawah tanah, membayar harga dari kehidupan dan penderitaan hanya karena mereka percaya akan sesuatu menganai Tuhan Allah. Bayangkan apa yang akan difikirkan oleh Reformis yang agung mengenai hal tersebut, yang melangkah dengan gagah berani, penuh dengan semangat masuk ke dalam jepitan penyelidikan? “Satu pendapat sama baiknya dengan pendapat yang lainnya. Lakukanlah apa saja yang ingin saudara-saudara pikirkan, apapun yang ingin saudara-saudara percayai, atau tidak berpendapat sama sekali.”

 

Tuhan Allah telah berfirman. Kita telah menerima firman Allah di dalam genggaman tangan kita. Dan seruan tersebut adalah untuk memegang contoh ajaran dari firman Allah “yang telah engkau dengarkan dari saya di dalam Kristus Yesus.”

 

Saya tutup dan saya harus melakukannya. Dia menambahkan sebuah perkara yang kecil di sini – bagaimana cara untuk melakukannya, “Peganglah contoh ajaran yang sehat yang telah engkau dengarkan dari aku.” Memegang ajaran-ajaran di dalam iman serta di dalam kasih, yang mana berada di dalam Kristus Yesus.” Kita akan melakukannya di dalam iman dan di dalam kasih. Di sana ada kekolotan. Di sana ada kepemilikan kebenaran akan Tuhan Allah di dalam ketegasan, dengan tepat, tetapi dikeraskan, but starchily, kelayakan diri, tidak dapat dikasihi. Saudara-saudara dapat layak secara pengajaran dan menjadi kasar dan tidak dapat dikasihi dan tidak mendapat rasa simpati. Saudara-saudara dapat menjadi dingin dan serta kaku dan walaupun dapat layak sehat secara pengajaran serta ilmu keagamaan.

 

Di dalam kasih dan kebenaran. Ketika kita menggenggam kebenaran dari pada Tuhan Allah dan pengajaran akan iman, mengingatkan kita untuk melakukannya dengan rasa simpati yang besar serta cinta kasih yang agung dan dengan kehangatan hati yang besar untuk para pendengar kita, baikapakah mereka setuju dengan kita, atau apakah mereka tidak setuju dengan kita. Selalu dan setiap saat, seperti yang dikatakan oleh Paulus di dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, “Mengatakan kebenaran di dalam kasih.” Dan bagaimana semua kita membutuhkannya di dalam pertahanan kita akan iman serta di dalam pencarian kita untuk menggenggam kebenaran dari pada Tuhan Allah. Begitu mudahnya untuk menjadi sesuatu yang bersifat polemik, argumentatif, tidak dikasihi, kasar, dapat diperdebatkan, forensik. Semuanya itu, tidak.

 

Seperti Tuhan kita Yang berbicara akan kebenaran, dan ketika Dia dipukul Dia tidak membalas memukul. Ketika Dia dicaci-maki, Dia tidak membalas mencaci-maki. Ketika Dia dimohon dengan tidak sopan, Dia tidak menjawab. Selalu mengucapkan kebenaran di dalam kasih. Dan hal tersebut akan menjadi semangat kita serta sikap kita ketika kita membaca firman Allah dan ketika kita melihat dari mereka muncul di atas kebenaran-kebenaran doktrin yang agung di mana gereja kita di bangun di atas sebuah batu. Meskipun pertahanan kita akan iman itu serta penyebaran kita akan kebenaran tersebut selalu berada di dalam kasih, di dalam rasa simpati, di dalam suara serta perilaku yang paling baik, di dalam sikap berdoa serta perhatian yang paling baik.

 

Saya, ketika saya membaca apa yang dituliskan oleh gembala-gembala ini, hidup dari beberapa orang gembala ini, hampir selalu saya merasa bahwa seharusnya saya mengundurkan diri. Mereka begitu hebatnya begitu agungnya serta begitu gagahnya dan begitu luar biasanya laksana sebuah menara sedangkan saya seperti sebuah tongkat yang lemah, melambangkan seorang gembala yang menyangkut pencarian kekayaan cinta kasih Tuhan Allah di dalam Kristus Yesus. 

 

Sekarang saya akan memberitahukan apa yang saya maksudkan kepada saudara-saudara sekalian. Ada seorang gembala muda yang tiada bandingannya di Skotlandia yang bernama Robert Murray McCheyne. Oh, sahabat muda itu. Dia membakar dirinya sendiri ketika dia berusia dua puluh sembilan tahun, akan tetapi dia melakukan sebuah kesan yang luar biasa kepada seluruh dunia kekristenan dan tetap dilihat sebagai salah seorang gembala Penginjil Kristus yang paling dikasihi, yang paling mampu, yang paling sejati yang pernah hidup. Dan ini adalah sebuah perkara kecil di dalam hidupnya. Salah seorang dari orang itu datang dari kejauhan untuk mencari rahasia kekuatannya. Akan tetapi tidak ada seorangpun di dalam gereja itu kecuali seorang opas kantr yang sudah tua. Dan pengunjung itu berkata, “Saya telah datang untuk mempelajari rahasia dari kekuatan gembala muda itu.” Dan pembersih kantor itu berkata, “Ikutlah denganku.” Kemudian dia membawa pengunjung itu ke dalam ruang belajar gembala muda tersebut, “itu adalah kursinya dan itu adalah mejanya. Duduklah di kursi itu.” Lalu kemudian pengunjung itu duduk di kursi tersebut. Dan pembersih kantor itu berkata, “Sekarang, benamkanlah wajah anda di dalam kedua tangan anda dan menangislah.”  “Ikutlah dengan saya,” kata pembersih kantor itu. Dan kemudian pengunjung itu mengikuti penjaga tersebut. Dan mereka naik dan masuk ke dalam auditorium dan manaiki mimbar tersebut. Lalu penjaga itu berkata, “berdirilah di belakang meja sana.”  Dan pengunjung itu berdiri di belakang meja itu. Dan penjaga itu berkata kembali, “Benamkanlah wajah anda ke dalam kedua tangan anda dan menangislah.”

 

Kekolotan ialah kerangka pada mana bingkai itu digantungkan. Tanpa adanya pengajaran akan iman gereja kita menjadi lemah dan tidak bertulang. Akan tetapi apa yang membuatnya begitu indah dan dapat diterima adalah apa yang dicakup di sekeliling bingkai tersebut – semua keindahan yang telah diberikan oleh Tuhan Allah kepada kita dan warna dari mata serta senyum di wajah dan jabatan tangan itu. Kebenaran di dalam kasih. Oh, bahwa Tuhan Allah bagaimanapun juga dapat menolong kita untuk menjadi seperti itu, untuk menyamakan kedua perkara tersebut, untuk menjadi tegak serta ortodoks dan sehat serta menyatakan seluruh nasehat Tuhan Allah, serta melakukannya dengan sebuah hati dengan kasih dan simpati dan permohonan yang besar. Inilah kebenaran dari pada Tuhan Allah. 

 

Datang, datanglah, datang.

 

Baiklah, diperlukan banyak doa, banyak pencarian jiwa, banyak pemberian diri kita kepada-Nya untuk meraih pencapaian di dalam setiap hikmat atau di dalam setiap yang mata pelajaran pokok apa yang benar-benar menghormati dan memuliakan serta mengasihi pengajaran dari Tuhan Juru Selamat kita.

 

Sekarang, kita menyanyikan lagu kita. Dan sementara kita menyanyikannya, di dalam balkon, di lantai yang lebih rendah ini, berikanlah hati saudara-saudara di dalam iman kepada Juru Selamat kita atau untuk masuk ke dalam persekutuan dari gereja-Nya. Bagaimanapun Tuhan Allah akan berfirman, akan berseru, maukah saudara-saudara datang dan berdiri di samping saya? Turunilah anak-anak tangga itu di bagian depan serta di bagian belakang, atau masuk ke dalam lorong di sini sampai ke depan dan katakan, “Inilah aku, Pak Pendeta dan inilah aku datang. Aku memberikan jiwaku kepada Yesus,” atau “Kami memberikan hidup kami di dalam gereja ini.” Seseorang dari saudara-saudara, atau saudara sekeluarga. Sementara kita melakukan seruan ini, maukah saudara-saudara datang ketika kita berdiri dan bernyanyi?