PAJURIT YESUS YANG BAIK

(GOOD SOLDIER OF JESUS )

 

Dr. W. A. Criswell

 

10/5/58

2 Timotius 2:1-7

 

           

Kitab 2 Timotius, pasal yang ke 2, ayat 1-7.  dan teks bacaannya ialah, “Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Yesus Kristus.” Dan pokok kalimatnya ialah SEORANG PRAJURIT YANG BAIK DARI YESUS KRISTUS.

 

            Kita memulai warta ini dengan menjawab pertanyaan. Apakah Orang Kristen it? Baiklah, Orang Kristen ialah, berdasarkan beberapa pecinta kesenian, pecinta kesenian rohani.

 

            Dia tidak dapat beribadah, kecuali di dalam sebuah tempat yang telah dipisahkan dengan percikan air suci. Dan arsitekturnya harus benar secara Gothik kalau tidak hal itu akan mengguncangkan jiwanya yang sensitif.

 

            Dia tidak dapat memanjatkan doanya tanpa adanya bantuan dari orang-orang yuang serba-serbi yang berdandan dalam pakaian berdasarkan buku-buku mode kependetaan untuk musim-musim yang berbeda sepanjang tahun.

 

            Dia tidak dapat menikmati makanan kecuali yang telah diresepkan kepadanya oleh para funsionaris yang menyombongkan diri terhadap dirinya sendiri kepada tatanan dari seluruh kehidupan.

             

            Dan dia bahkan tidak dapat dikebumikan di dalam tanah yang biasa dengan orang-orang yang berdosa yang umum, akan tetapi harus dipagari di dalam sebuah tempat untuk dirinya sendiri. Yang seperti itu, bagi beberapa orang adalah pengertian dari orang Kristen. Ada yang lain yang mengatakan bahwa orang Kristen merupakan orang-orang yang berpolemik secara ilmu agama. Dia adalah juara dalam bidang forensik. Dia merupakan orang yang sangat teliti dalam bidang Kitab Suci. Dia berkelana dengan sebuah kepingan ilmu agama di pundaknya, menantang setiap orang untuk menjatuhkannya.

 

            Berjalan di sepanjang jalan – suatu hari di jalanan Austin, Waco, seorang pengelana asing mendatangi saya, memberhentikan saya dan berkata, “Datangkah saudara nanti malam ke gereja? Kami akan menyaksikan sebuah pertandingan yang besar.”

 

            Saya berkata, “Pertandingan besar tentang apa yang akan anda persaksikan malam nanti?” “Oh,” katanya, “Kami akan mendapatkan pertandingan besar yang memperebutkan pembaharuan dua piala.”

 

            Baiklah, saya bertanya kepadanya tentang apa pertandingan yang besar itu karena saya tidak mengetahui apapun tentang pembaharuan dua piala tersebut. Baiklah, sampai dengan sekarang, mereka hanya menjalankan satu piala saja pada Perjamuan Terakhir Tuhan dan semua orang saling berbagi kuman yang sama dengan orang yang lain.

 

            Dan seseorang datang dengan sebuah ide yang baru bahwa mereka akan mempergunakan dua buah piala daripada Cuma menggunakan satu piala saja. Seseorang bangkit dan berkata, “Hal itu bukan ortodoks dan demikian itu bukan berdasarkan pada Alkitab.”

 

            Jadi mereka akan menyaksikan sebuah pertandingan besar malam hari ini di dalam gereja tentang pembaharuan yang baru tersebut. Bagi beberapa orang, yang seperti itu adalah orang Kristen. 

           

Ada orang lain kepada siapa orang Kristen adalah seorang yang berpandangan sesat di zaman baru ini. Oh, bagaimana dia berkilauan. Dia adalah seorang komentator berita dan buku – dan seorang peninjau ulang terhadap buku-buku dan seorang pemain anggar dan penyampai berita yang baik, semua dalam satu orang.

 

            Dia merupakan seorang yang membesarkan titik-titik mikroskopis. Dia melihat melalui sebuah teropong spiritual dan menghayalkan bahwa dia telah melihat banyak hal. Dan menguraikan tentang hal-hal yang telah diketahui secara terperinci dan hanya telah dijelaskan secara mendetil oleh Tuhan Allah sendiri. Dan dia menciptakan kembali Sodom dan Gomora dan dia berada berada di dalam segala hal dari kehidupan persekutuan. Untuk beberapa orang demikianlah orang Kristen.

 

            Dan kemudian, bagi yang lain, orang Kristen adalah seorang pemikir yang positif. Diberkatilah jiwanya yang berjaya. Orang ini – orang ini adalah orang Kristen. Dia tidur di sepanjang keberadaan hidupnya di dalam ketenteraman yang mutlak dan sempurna. Dia meminum tegukan besar akan ketenangan pikiran, sirup yang menyejukkan, obat mujarab akan bagaimana untuk bersahabat dan mempengaruhi orang lain. Ah, sungguh baik. 

           

Dia tinggal di dalam keadaan yang tidak merasakan kegelisahan – unperturbation - sementara dunia sedang terbakar serta jiwa-jiwa terjatuh ke dalam neraka.

 

            Sekarang, saya tidak menginginkan seseorang datang minggu depan dan berkata, "Pak Pendeta, saya pulang ke rumah dan serta melihat ke dalam kamus dan di sana tidak terdapat kata yang seperti unperturbation.”

 

            Saya sudah terlebih dahulu mencarinya. Memang tidak ada kata yang seperti itu, tetapi saya hanya menggunakannya dengan serupa.

 

            Orang Kristen, seorang pemikir yang positif. “Setiap hari di dalam segala cara, saya semakin baik dan menjadi lebih baik lagi.” Orang Kristen, kejayaan, kemenangan, tinggal di sisi terang dalam kehidupan, di dalam ketenangan dan ketenteraman yang sempurna. Dia adalah orang Kristen itu. 

            Ada seseorang dari para pemikir positif tersebut yang telah melatih kepala pelayannya bagaimana untuk memulai hari.

 

            Dan ketika kepala pelayan itu masuk dengan baki kopinya yang kecil di tangan yang satu, surat kabar di tangan yang lainnya, mengapa dia melatih kepala pelayannya untuk mengatakan, “Selamat pagi, tuan. Sungguh suatu pagi yang indah. Sudah pukul delapan pagi. Matahari telah bersinar dengan cerahnya dan begitu terangnya dan orang-orang merasa baik dan gembira.”

 

            Dan orang itu akan menjawab, “Hal itu benar. Saya mengetahui segala hal. Sudah pukul delapan pagi. Matahari bersinar dengan cerahnya dan begitu indahnya dan orang-orang merasa baik dan gembira.”

 

            Hal itu terjadi untuk seterusnya dan seterusnya. Dan orang itu masuk dan melalui pemikiran positif yang sama.

 

            “Selamat pagi, tuan. Sungguh suatu pagi yang indah. Sudah pukul delapan pagi. Matahari telah bersinar dengan cerahnya dan begitu terangnya dan orang-orang merasa baik dan gembira.”

 

            Dan orang itu akan menjawab, “Hal itu benar.  Hal itu benar.  Saya mengetahui segala hal. Sudah pukul delapan pagi. Matahari bersinar dengan cerahnya dan begitu indahnya dan orang-orang merasa baik dan gembira.”

 

            Dan pada akhirnya kepala pelayan itu berkata, “Tapi, tuan, hal itu merupakan sebuah kebohongan besar. Sekarang sudah pukul empat sore. Di luar sana terjadi hujan yang sangat lebat dan di sana sedang terjadi suatu pemberontakan di jalanan.”

 

            Saya tidak melihatnya. Wah, wah, dunia ini merupakan sebuah planet yang paling sejati, paling ditinggalkan, paling kacau, paling kacau balau yang saya kira dapat dibayangkan oleh hati manusia dan yang dapat difikirkan oleh kecerdikan manusia.

 

            Dan untuk berputar dengan kepala yang tegak, sembari mengatakan, “Segalanya akan baik-baik saja,” tersenyum seperti seekor kucing Cheshire. Segalanya itu, saudaraku, bukan hanya cara itu saja. Ada sebuah peperangan yang sedang berlangsung.

 

            Dan ketika saudara-saudara mendapatkan gagasan bahwa orang Kristen merupakan salah satu dari psikiater model baru ini, yang berjalan kesana kemari  dengan sebuah senyuman dan mengatakan, segalanya baik-baik saja. “Kita akan mengalahkan semua kejahatan serta kuasa kegelapan serta kekuatan dari pemikiran yang positif.”

 

            Wah, saudara-saudara mendapatkan pemikiran lain yang sedang mendatangi saudara-saudara. Hal tersebut bukanlah untuk menjadi orang Kristen.  Orang Kristen bukanlah seorang pesolek secara kerohanian, seorang ahli dalam bidang musik dan topi wanita. Orang Kristen bukan suatu jabatan kependetaan – seorang pendeta penggemar makanan yang tinggal di dalam negeri lemak dan tulang sumsum.

            Orang Kristen bukan peneliti Kitab Suci yang spiritual. Dan dia bukan seorang yang dapat tertidur nyenyak sementara peperangan sedang berlangsung. Paulus berkata bahwa orang Kristen adalah seorang prajurit di dalam sebuah pertempuran dan di dalam peperangan. Dia berada di dalam asap dan dia berada di dalam kebakaran dan dia berada di dalam air bah.

 

            Dia berada di dalam pertempuran. Dia berada di dalam peperangan. Pakaiannya dipenuhi dengan darah. Pedangnya mencincang. Baju besinya peot di sana-sini. Perisainya rusak. Dia mendengar panggilan sangkakala itu.

 

            Dia mendengar jeritan dari orang-orang yang menderita itu. Dia melihat orang-orang yang gugur dan ang sekarat. Dia berada di dalam pendirian yang fana dengan musuh dari Kristus, dengan pasukan nerakanya yang luar biasa banyaknya serta legiun dari Iblis.

 

            Dan Tuhan Allah merasa senang meninggalkan perang itu bagi kita. Dan segalanya menjadi taruhan dan di dalam tangan kita, mahkota Yesus, Injil dari pada Anak Allah, kemenangan pasukan surgawi yang luar biasa banyaknya. Kita adalah prajurit-Nya dan kita bertempur di dalam peperangan tersebut, “Engkau, anakku, jadilah seorang prajurit yang baik dari Yesus Kristus.”

 

            Sekarng, dia tidak mengatakan untuk menjadi seorang prajurit yang umum, prajurit yang biasa. Dia berkata, “Jadilah seorang prajurit yang baik dari Yesus Kristus."  Itu akan berarti, bahwa kita kan menjadi mengabdi sebanyak dua kali lipat serta percaya sebanyak dua kali lipat kepada Nakhoda yang Agung dan Juru Selamat kita, Tuhan Yesus itu; Dia Yang namanya Ajaib, Penasehat, Allah Yang Mahakuasa.

 

            Salah seorang – dari beberapa orang yang mendengar Daud berkata, “Oh, untuk seteguk air dar sumur di pintu gerbang Bethlehem.” Dan para prajurit yang begitu percaya akan Daud, yang penuh pengabdian serta mengasihinya dengan begitu mendalam, yang hanya mendengar keinginan itu, mereka pergi melewati garis musuh mereka.

 

Mereka membahayakan nyawa mereka. Mereka membawa kembali seteguk air dari sumur yang berada di depan pintu gerbang Bethlehem. Begitu mengasihi, penuh pengabdian kepada pemimpin kita yang agung, Tuhan Yesus. 

 

            Tidak merasa malu untuk menyebutkan nama-nya di mana saja. Berdiri untuk perkara-Nya di kantor, di pinggir jalan,. Di dalam lingkaran persahabatan, di dalam sebuah rumah, di tempat tinggal kita, dan di dalam usaha kita, di mana saja. Beriman dan setia kepada Tuhan kita dan dan Pemimpin kita, menjadi seorang prajurit yang baik dari Yesus Kristus. 

 

            Seorang prajurit yang baik dari Yesus Kristus, seseorang yang patuh. Membaca perbuatan agung dari Tuhan kita.

 

            Tidak ditujukan kepada kita untuk mengikuti tradisi atau pengajaran-pengajaran yang diberikan oleh gereja atau pendapat-pendapat manusia atau bahkan segala hal yang diyakini oleh orang-orang tua kita. Kiat seharusnya mengikuti firman-firman agung serta perintah-perintah eksplisit dari Nakhoda dan Pemimpin agung kita, Panglima Tertinggi, yaitu Yesus Kristus.

 

            Seorang prajurit yang baik dari Yesus Kristus, melakukan apa yang diperintahkan-Nya, sama seperti apa yang dikatakan oleh-Nya, mengikuti perintah-perintah eksplisit Tuhan sebagaimana Dia memerintahkannya, tanpa rasa khawatir dan tanpa disertai dengan rasa takut. Ketika firman itu datang, “Langsung pergi untuk mengerjakannya.” 

 

            Orang itu berkata, “Akan tetapi jika kita pergi, kita tidak akan kembali dalam keadaan hidup.”

 

            Dan Pemimpin itu menjawab, “Perintah untuk kita tidak pernah mengataan apapun tentang pulang kembali dalam keadaan hidup. Perintah itu berkata, “Langsung pergi untuk mengerjakannya.” Bersikap patuh kepada perintah mulia serta tugas agung dari Pemimpin kita.

 

            Seorang prajurit yang baik dari Yesus Kristus. Orang yang meraih kemenangan untuk Tuhan kita. Piala kasih karunia untuk diletakkan di kaki-Nya. Mahkota dan rangkaian daun palem untuk diberikan kepada-Nya. Menerima bendera-Nya dan panji-panji-Nya dan menancapkannya di bukit yang tertinggi.

 

            Seorang prajurit yang baik dari Yesus Kristus. Orang yang bertekun. Kita tidak bertanding hanya untuk memenangkan sebuah perkelahian kecil atau sebuah pertempuran kecil saja, akan tetapi sebuah peperangan. Dan peperangan tersebut adalah sepanjang zaman seperti dosa dan maut dan penuh dengan arti seperti kasih karunia Tuhan Allah yang menggapai kekekalan. 

 

Sebuah pertempuran untuk diperjuangkan

Dan kekuatanku yang penuh

Dan suara terompet yang menjerit dengan tinggi hati. 

Sebuah perjuangan untuk kebenaran,

Apakah menjadi singkat atau lama,

Di mana orang harus menang atau binasa. 

 

            Di dalam Versi Amerika Yang Telah Direvisi tahun 1901, firman itu diterjemahkan demikian, ““Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Yesus Kristus.” Ikut menderita denganku, sebagai seorang prajurit Yesus Kristus yang baik.

 

            Orang yang menuliskan permohonan itu sedang berada di balik penjara. Dia mendapatkan vonis hukuman mati seperti dia menghadapi sebuah eksekusi. Dan dia menuliskan surat kepada anaknya yang masih muda, Timotius, “Ikutlah menderita bersama denganku.”

 

            Sudah berapa kali dia masuk penjara? Sudah berapa kali dia mendapat lecutan dari cambuk? Sudah berapa kali dia sudah menderita? Tetapi dia tidak menulis seperti ini, “Oh, Timotius, Aku telah mendapatkan suatu penderitaan. Tetapi aku berharap bahwa nati akan menjadi lebih mudah untukmu.” Dia tidak pernah menyebutkan seperti itu. Pemikiran itu bahkan tidak pernah terlintas dalam benaknya.

 

            Akan tetapi sebagai gantinya, dia menulis, “Oleh karena itu, engkau, anakku Timotius, ikutlah menderita denganku, sebagai seorang prajurit Yesus Kristus yang baik.” 

           

Mengapa, saya pernah merasa kewalahan oleh beberapa orang pemimpin kita yang mendatangi saya dan berkata, “Pak Pendeta, begini dan begitu mereka berhenti. Dan begini dan begitu dia telah mengundurkan diri. Serta begini dan begitu mereka telah berbalik.”

 

            Mengapa, saya tidak dapat mempercayainya. Wah, wah, saudara-saudara tidak pernah akan keluar dari peperangan ini. Saudara-saudara tidak pernah berhenti. Saudara-saudara tidak akan pernah mengundurkan diri. Saudara-saudara boleh menerima tempat yang lain. Saudara-saudara boleh mengisi sebuah – mengisi sebuah kekosongan di sini di sayap yang satu atau di sisi yang satu, akan tetapi saudara-saudara sekalian tidak akan pernah mengenyahkan peperangan dan pertempuran ini.

 

            Kita berada di dalamnya sampai kita binasa. Dan anak-anak kita berada di dalamnya dan keturunan-keturunan dari anak-anak kita juga berada di dalamnya sampai ke ujung jalan tersebut. “Ikutlah menderita bersama denganku, sebagai seorang prajurit yang baik dari Yesus Kristus.”

 

            Andaikata saudara-saudara berada di sebuah pelabuhan dan dua buah kapal sedang memasukinya dari dua arah yang berlawanan. Kapal yang satu masuk dari arah sini. Dan kapal yang satu lagi datang dari arah situ. Dan kapal itu telah berlayar pada sebuah laut yang tenang, lautan yang jernih seperti kaca, di bawah langit yang cerah. Tidak ada suatu riak apapun di tengah kedalamannya. Dan kapal itu berlayar menuju pelabuhan.

 

            Akan tetapi kapal yang satu lagi telah diombang-ambingkan oleh gelombang yang sangat besar. Bagunan di bagian atas kapal tersebut telah dihancurkan dan dipatahkan serta dibengkokkan oleh lautan yang sedang murka. Tolong beritahukan kepada saya, jika saudara-saudara memiliki sebuah medali untuk disematkan kepada salah satu nakhodanya, nakhoda yang mana yang akan saudara-saudara sekalian pilih? “Ikutlah menderita bersama denganku, sebagai seorang prajurit yang baik dari Yesus Kristus.”

 

            Di sebuah galangan kapal di Boston di mana saya menghabiskan suatu hari dengan seorang pendeta, yang merupakan pendeta dari sebuah skuadron. Dan Skuadron Penghancur itu dibawa ke galangan kapal di Boston untuk diperiksa secara seksama dalam rangka untuk dikirimkan ke Perairan Mediterania Timur.

 

            Pendeta itu kemudian berkata kepada saya, dia berkata, “Pak Pendeta, dari antara kapal-kapal perang ini, yang mana yang ingin anda lihat dan anda amati? Dan untuk masuk ke dalam serta melihat seluruh keadaannya dari sebelah dalam dan dari sebelah luar. Yang mana yang ingin anda lihat?”

 

            Saya berkata, “Apakah anda memiliki sebuah kapal perang yang pernah berada di dalam sebuah perang dan kapal itu pernah dikalahkan serta pernah ditambal?” Dia berkata, “Aku pasti akan melakukannya.” Kata saya, “Kapal itulah yang ingin saya lihat.”

 

            Dan dia membawa saya kepada kapal tersebut. Salah satu dari kapal perusak itu telah dilucuti dan hampir tenggelam, dan telah dilaporkan sebanyak empat atau lima kali telah tenggelam. Dan saya berjalan mengelilinginya. Dan di setiap tempat dan di mana-mana ada tanda-tanda konflik dan pertempuran serta peperangan. “Itulah kapal yang ingin saya lihat.” Seorang prajurit yang baik dari Yesus Kristus.

 

            Ketika saya ditahbiskan, ada seorang pria tua yang bernama Nunn, Saudara tua Nunn.  Dia memiliki surat kabar Amarillo News. Dia memelihara janggut seperti janggut kambing, seorang pria dengan paras yang berbeda, salah seorang diaken Kristen yang terbaik yang dapat saudara-saudara kenal.

 

            Ketika mereka mentahbiskan saya dan saya berdiri di depan lalu orang banyak maju ke depan serta berjabat tangan dengan saya, pria tua itu berkata kepada saya, dia berkata, “Nak, saya berharap hidup bagimu adalah sebuah hidup dengan bersenang diri.  Akan tetapi jika benar adanya, maka hidupmu akan tidak berharga.”

 

            Demikianlah kebenaran dari Tuhan Allah. Jika seluruh hidupmu dipungut dari hal-hal yang mudah, di dalam hal-hal yang lembut, hidup dalam kemewahan negeri tanpa peperangan, tanpa ada pertempuran, tanpa adanya pengorbanan, tanpa adanya usaha yang sekuat tenaga bagi Tuhan Allah, hidupmu – semoga seluruh hidupmu akan mengikuti suatu hidup yang bersenang diri, akan tetapi hidupmu akan menjadi tidak berharga.

 

            Wah, jika kita tidak memiliki sebuah program yang besar di sekitar sini untuk menghadapi semua tantangan dari setiap tetes kekuatan dan setiap gram energi dari gereja ini, marilah kita memiliki satu saja. Marilah kita memiliki satu program saja. Sebab apabila kita tidak memilikinya di dalam panasnya pertempuran ini, sampai kepada telinga kita di dalam peperangan ini, marilah kita masuk ke dalamnya.

 

            Marilah kita menyatakan perang terhadap neraka dan terhadap Iblis dan terhadap seluruh kekuatan yang membawa kutuk serta menyeret bangsa kita ke dasar lubang yang gelap tersebut.

 

            Marilak kita mengangkat bangsa kita ke atas. Marilah kita memenangkan mereka untuk Tuhan. Marilah kita mengajarkan mereka tentang firman Allah. Marilah kita terlibat di dalam pertempuran itu sebagai seorang prajurit yang baik dari Yesus Kristus. 

           

Bagaimana dikatakan oleh lagu lama itu, 

 

Apakah aku prajurit kayu salib, 

Seorang pengikut Anak Domba?  

 

Haruskah aku diangkat ke angkasa

Beralaskan kesenangan yang penuh dengan bunga,

Sementara yang lain berjuang  untuk memenangkan hadiah

Dan berlayar melalui lautan darah? 

 

Yang pasti aku harus bertarung jika aku ingin berkuasa,

Tumbuhkanlah keberanianku, Tuhan.

Akan kutanggung kerja keras itu, kurasakan penderitaan itu,

Oleh dukungan Firman-Mu. 

 

            Seorang prajurit yang baik dari Yesus Kristus. "Pak Pendeta, apakah ada tempat di dalam barisan di mana seseorang butuh untuk mendirikan kesetiaan? Berikan kepada saya. Apakah ada tempat di dalam organisasi tersebut di mana seseorang harus membayar? Berikan kepada saya. Apakah ada tempat di dalam pelayanan di sini di mana seseorang harus berjuang demi Tuhan? Tugaskanlah saya.

 

            “Biarkanlah saya mengerjakan bukit ini. Biarkanlah saya mengerjakan Perserikatan ini. Biarkanlah saya mengajar kelas ini. Biarkanlah saya memimpin batalion ini. Izinkanlah saya memimpin skuadron ini. Perintahkanlah saya ke sana di mana kerangkanya meledak dan pecahan mortirnya berjatuhan dan di mana pedang-pedangnya di asah dan ditajamkan.

 

            “Perintahkan saya ke sana di mana meriam menggelegar dan asap serta api dan kilat pertempuran itu berada di sekeliling saya.” Berada di dalamnya sampai ke telingamu. Seorang prajurit yang baik dari Yesus Kristus.

 

            “Akan tetapi, anda tidak mengerti, pak Pendeta. Saya memiliki sebuah acara favorit di televisi pada hari Minggu malam. Akan tetapi, anda tidak mengerti, pak Pendeta. Saya harus mengantri demikian lamanya di kantin sana.

 

            “Akan tetapi, anda tidak mengerti, pak Pendeta. Saya harus melakukan sebuah perjamuan.” “Akan tetapi, anda tidak mengerti, pak Pendeta. Saya harus memungut semua hal-hal remeh dalam kehidupan saya ini.”

 

            Oh, lupakanlah mereka. Seorang prajurit yang baik dari Yesus Kristus. Seorang sukarelawan. Ada sebuah tempat untukmu, untuk saudara-saudara, di sepanjang barisan itu, dengan anak-anak kecil, dengan remaja, dengan orang-orang dewasa, di pagi hari, di seore hari, di siang hari, setiap hari dalam seminggu. Lakukalah apa yang dapat saudara-saudara lakukan. Ikut menderitalah bersama denganku, sebagai seorang prajurit yang baik dari Yesus Kristus.”

 

            Bolehkah saya mengucapkan sebuah kalimat singkat untuk mendorong semangat kita semua. Di dalam gereja ini ada sebuah contoh dari perintah dan pengabdian kerasulan yang saya baca di dalam buku-buku. Akan tetapi saya tidak pernah berfikir bahwa saya akan hidup untuk melihatnya.

 

            Di dalam kongregasi di malam hari ini terdapat pria dan wanita Tuhan Allah, yang akan bersinar seperti bintang untuk selama-lamanya. Tuhan Allah memberkati prajurit-prajurit Yesus Kristus yang setia, yang berjaga di posnya dan berdiri di garis depan gereja ini.

 

            Ah, yang itu benar-benar dapat mendorong semangat saya. Tak seorangpun dari kita yang akan berdiri sendirian. Kadang kala saudara-saudara boleh berfikir – kadangkala rasa takut menimpa saudara-saudara seolah-olah hal itu akan menjadi kenyataan. Saya melihat keletihan di wajah saudara-saudara sekalian dan rasa takut di dalam kedua mata saudara-saudara. Dan kadang kala, saya mendengar kalimat itu, “Aku fikir, aku akan menyerah. Aku fikir, aku akan menyerah.”

 

            Ah, teman. Naik turunnya garis tersebut, ada prajurit-prajurit yang berdiri dengan setia seperti jembatan bintang-bintang. Seperti Robert E. Lee, yang memandang pada bidang pertempuran itu, lalu menunjuk pada T. J. Jackson. 

 

            "Lihatlah padanya yang berdiri di sana seperti sebuah dinding batu.” “Sebuah dinding batu,” kata mereka. “Dinding batu. Itu adalah Stonewall (dinding batu) Jackson.”  Dan nama itu melekat dengannya dari dulu dan akan demikian untuk selamanya.

 

            Mengapa, melihat kita dijadikan pedoman, dengan begitu banyaknya saksi-saksi yang berkerumun. Marilah berdiri dengan setia di dalam barisan tersebut. Jangan menyerah. Jangan berhenti. Jangan merasa takut.

 

            Jatuh bangunnya pertempuran itu ada sekumpulan besar pria dan wanita, para pemuda, anak-anak, yang begitu setianya kepada Tuhan kita, yang memenangkan pertempuran itu untuk Yesus, Juru Selamat kita.

 

            Bolehkah saya mendorong semangatmu. Saudara-saudara tidak akan pernah melupakan, tidak akan pernah melupakannya. Tuhan Yang Agung itu berada di barisan, Pemimpin Agung dari Keselamatan kita, Bapa Agung dalam kemuliaan yang melihat kepada kita dan Dia tidak pernah melupakan kita. Pangeran putih itu berada di sana, berjuang untuk bapanya, sang raja, mengucapkan perintah yang mengatakan, “Kirimkan bala bantuan untuk saya.’

 

            Dan sang raja, yang secara sungguh-sungguh memperhatikan putranya serta memperhatikan ayunan pertempuran tersebut, mengirimkan jawaban kepada putranya sang pangeran yang berpakaian putih itu, yang mengatakan, “Beritahukanlah kepada putraku, saya merupakan seorang raja yang terlalu bijaksana untuk tidak mengirimkan bala bantuan kepanya ketika dia membutuhkannya. Dan saya adalah seorang bapa yang terlalu baik untuk tidak mengirim mereka keluar dari kasih hatiku.”

 

            Janganlah pernah berfikir bahwa kita telah dilupakan. Kita berada di dalam pandangan Tuhan Allah Bapa kita di surga di dalam setiap saat dari konflik dan peperangan ini. Dan Dia ingat kepada kita. Dia melihat kepada kita. Dan pertolongan apa yang kita perlukan, Dia akan mengirimkannya. Kekuatan apa yang tidak kita punyai, Dia akan memberikannya kepada kita.

 

            Setiap kemenangan yang dilihat oleh Tuhan Allah adalah penting bagi kita. Dia akan melimpahkannya kepada kita apabila kita merupakan prajurit Yesus Kristus yang baik.

 

            Dan pada suatu waktu – terpujilah nama-Nya – pada suatu waktu, fikirkanlah apa yang akan dibagi bersama-sama pada kemenangan yang terakhir serta penghabisan tersebut.

 

“Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk Raja Kemuliaan!”

“Siapakah itu Raja Kemuliaan? Tuhan, jaya dan perkasa. Tuhan, perkasa dalam peperangan!”

“Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk Raja Kemuliaan!”

“Siapakah Dia itu Raja Kemuliaan? Tuhan, semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan!” S e l a (Mazmur 24:7 – 10) 

 

            Kita tidak akan pernah kalah. Kita tidak dapat kalah. Mereka tidak akan pernah menang. Mereka tidak dapat menang.

 

            Peperangan itu menjadi milik anak-anak Allah. Dan pada akhirnya kemengan menjadi milik-Nya yang Tuhan dan Raja yang memerintah atas kita, Yesus Jahwe yang kita sembah.

 

            Saya tidak dapat berbuat apa-apa kecuali berfikir, ketika saya mempersiapkan khotbah ini, dan menyusun bagian terakhirnya, keberanian, mengenai keberanian. Saya tidak dapat berbuat apa-apa kecuali berfikir tentang sebuah simbolisme yang dipergunakan oleh Paulus di dalam suratnya kepada jemaat di Korintus.

 

            Ketika dia mengikuti perumpamaan kejayaan kekaisaran Romawi, berjalan dengan banyak kerete-kereta kuda yang dipenuhi dengan barang rampasan serta barang jarahan serta mangsa, sampai pada akhirnya tiba ke puncak bukit Capitoline.

 

            Dan di sana, pada akhirnya, dengan menaiki kereta kudanya, dengan musuh-musuhnya yang terbelenggu kepada roda-roda kereta kudanya, tempat duduk sang penakluk. Dan kepada prajurit-prajuritnya dia memberikan upah mereka karena kesetiaan mereka di dalam kampanye tersebut.

 

            Dan kepada yang satu ini, kepada yang satu ini, kepada yang satu ini, memanggil mereka dengan menyebutkan nama-nama mereka. Julius Caesar mengetahui setiap nama dari setiap orang di dalam pasukannya. Berjalan di dalam kejayaan sampai ke puncak bukit Capitoline. Di sana, berdiri di anak-anak tangga kuil Jupiter, memberikan upah kampanya mereka kepada para prajuritnya yang setia.

 

            Paulus menggunakan perumpamaan tersebut. jadi saya dapat mempergunakannya ketika saya sedang mencoba untuk berfikir tentang kemenangan terakhir dan penghabisan yang mana akan datang nanti kepada bangsa Tuhan Allah kelak, ketika Dia Tuhan dari dunia ini dan Raja dari seluruh penciptaan, terlihat, hadir secara langsung, dan bangsa-Nya berkumpul bersama-sama di hadapan-Nya, bema, tempat penghakiman dari Yesus Kristus. 

 

            Dan kepada prajurit-prajurit-Nya Dia memberikan upah terhadap dukungan mereka. Oh, Tuhan, Saya tidak ingin kalimat itu diucapkan kepada saya pada hari itu, “Dia seorang pengecut dan dia seorang penakut. Dan dia sudah letih dan dia telah berhenti. Dan dia telah meletakkan pedangnya di sampingnya lalu kemudian dia bersembunyi.”

 

            Ah, Tuhan, sampai saya terjatuh, sampai Iblis menghentikan saya, sampai penyakit atau maut menghabiskan seluruh kekuatan dan tenaga dari tubuh saya, saya tidak dapat melihat dan saya tidak dapat mendengar dan saya tidak dapat berjalan dan saya tidak dapat berkhotbah dan saya tidak dapat bekerja. Sampai kemudian, Tuhan, tolong saya untuk menjadi seorang prajurit yang baik dari Yesus Kristus. Bekerja, menjaga ternak yang ada.”

 

            Engkau tahu, saya ingin menikmati sejenak bukan sebagai seorang pendeta yang dibayar dari gereja ini. Saya ingin menjadi seorang awam di dalam gereja ini. Saya ingin melakukannya untuk menunjukkan kepada diri saya sendiri bahwa saya akan menjadi begitu setia terhadap sebuah tugas di sini, apapun tugas tersebut, hanya karena saya mengasihi Tuhan Allah dan ingin melayani di dalam pasukan dari Yesus Kristus. 

 

Kelas itu, perserikatan itu, penugasan itu, tugas0tugas itu, memegang teguh kesetiaan terhadap kematian, pada sebuah pengorbanan, pada sebuah harga, dengan sebuah biaya, saya mengetahuinya. Akan tetapi Pemimpin Agung dari gerombolan milik Tuhan mencari kita serta menemukan kita memegang teguh kesetiaan. “Ikutlah menderita bersama denganku, sebagai seorang prajurit yang baik dari Yesus Kristus.”

 

            Saya lebih baik hidup selama sepuluh tahun atau lima belas tahun melulu untuk Tuhan, daripada hidup selama dua puluh atau tiga puluh tahun dalam keadaan telentang, kecut, bermalas-malasan dan acuh tak acuh, hanya melihat hari-hari berlalu tanpa arti, tanpa pengorbanan, tanpa darah, tanpa keringat, tanpa air mata, tanpa usaha, tanpa kerja keras. 

            Saya lebih baik betempur. Saya lebih baik berada di dalam peperangan. Saya lebih baik bekerja. Saya lebih baik mencoba. Tuhan Allah tolongrekan-rekan prajurit saya untuk berada di jalan itu. Berikanlah kepada saya tempat di barisan itu dan di sana saya akan dengan setia berdiri menghadapi kematian. “Ikutlah menderita bersama denganku sebagai seorang prajurit yang baik dari Yesus Kristus.”

 

            Tuhan, tolong saya untuk memiliki kekuatan yang lebih serta tenaga yang lebih dan kemampuan yang lebih, kecerdasan yang lebih, kebijaksanaan yang lebih, pemahaman yang lebih, pengabdian yang lebih, penyerahan yang lebih, segalanya, Tuhan, yang akan membuat-Mu senang serta memajukan kehendak-Mu dan kerajaan-Mu di dunia ini. “Ikutlah menderita bersama denganku sebagai seorang prajurit yang baik dari Yesus Kristus.” 

 

Sekarang, marilah kita hadapi tahun yang baru ini. Tuhan memberkati kita. Marilah kita hadapi tahun baru ini dengan kejayaan yang paling besar, dengan kemenangan yang lebih besar, dengan meyerahkan diri kita kepada Tuhan Allah dari segala gereja, dari setiap orang yang pernah dimiliki oleh Tuhan di muka bumi ini dan yang mengharapkan perkara-perkara yang besar dari pada Tuhan Allah. Lihatlah pada kemenangan Tuhan Allah yang besar.

 

            Dan Tuhan Allah tidak akan mengecewakan kita. Dia tidak pernah lupa. Dia memperhatikan garis pertempuran itu. Dia adalah Raja kita. Dia memimpin kita semua. Dia hanya akan mencari prajurit-prajurit yang baik yang dapat diberkati-Nya serta dapat diupah-Nya serta dipercayai-Nya, engkaulah orang itu. “Ikutlah menderita bersama denganku sebagai seorang prajurit yang baik dari Yesus Kristus.” 

 

            Sekarang, kita menyanyikan lagu permohonan kita. Dan sementara kita menyanyikannya, seseorang yang ingin mendaftarkan diri ke dalam pasukan itu. Engkau datanglah dan berdiri di samping saya. Seseorang yang ingin meletakkan namanya di dalam daftar itu, di dalam gulungan itu, engkau datanglah dan berdiri di sisi saya. Sekeluarga yang ingin menyerahkan hidup mereka dengan kami di dalam seruan kepada Tuhan ini, engkau datanglah dan berdiri di samping saya.

 

            Di dalam balkon ini dan disekitarnya, kerumunan orang banyak yang besar ini di lantai yang lebih rendah ini, di mana saja, engkau, seseorang daripadamu. Seseorang daripadamu, kenakanlah seragam Yesus Kristus dan berdirilah di samping saya.

 

            “Inilah aku, Pak Pendeta, dan inilah aku datang.”