ANUGERAH ALLAH YANG BERKELIMPAHAN
(The Abounding Grace of God)
Oleh Dr. W.A. Criswell
Diadaptasi Dr. Eddy Peter Purwanto
Khotbah ini disampaikan di First Baptist Church in Dallas, 22 Februari 1981
“Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah, supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita” (Roma 5:20-21).
Di mana dosa bertambah kasih karunia Allah semakin melimpah atau sanggup untuk menghapus seberapa besarpun dosa kita. Mungkin kita berpikir bahwa Allah ada di Sorga di mana para malaikat sujud dan menyembah Dia. Namun bagaimanapun Alkitab juga berkata bahwa Allah ada di mana dosa ada. Allah ada di kota kita, Allah ada di rumah dan keluarga kita, Allah ada di dalam hati kita, Allah ada di negara kita, Allah ada di dunia kita, dimana dosa bertambah di sana anda akan menemukan kasih dan rahmat Allah yang berlimpah.
Untuk menjelaskan bagaimana dosa ini “bertambah” di seluruh dunia, Paulus berkata bahwa kasih karunia Allah yang berlimpah sanggup menutupi segala dosa. Di sini ia menggunakan kata bahasa Yunani “perisseuo” yang memiliki arti “tidak terbatas.” Ia menambahkan kata Yunani ini dengan preposisi huper. Anda tidak dapat menerjemahkan kata ini ke dalam bahasa Inggris dengan menggunakan kata yang setara dengan kata huper tersebut. Dia berkata bahwa di mana dosa bertambah, kasih karunia Allah melampaui batasan-batasan atau bahasa Yunaninya huperperisseuo dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berlimpah-limpah.
Kata anugerah (charis) adalah kata yang sangat indah dalam bahasa Yunani atau biasanya kita menggunakan kata akusatifnya untuk memberi nama anak kita “Keren.” Ketika Tuhan Allah meninggalkan tahta-Nya dan merendahkan diri menjadi manusia dan membayar hukuman dosa-dosa kita, ini adalah tindakan Allah yang begitu mulia yang menunjukkan kasih-Nya kepada manusia. Ini menjelaskan kata anugerah itu. Karena di mana dosa “bertambah” maka anugerah atau kasih karunia Allah semakin berlimpah-limpah atau melampaui batas-batas dosa manusia.
ANUGERAH ALLAH LEBIH BESAR
DARI PADA PEKERJAAN SETAN
Ketika dosa bertambah-tambah, kasih karunia Allah semakin berlimpah-limpah dan mampu untuk menutupi segala dosa. Ketika dosa bertambah di taman Eden, di dalam Adam yang pertama, kasih karunia Allah yang lebih besar ditunjukkan dalam Adam kedua, yaitu apa yang dilakukan Allah di taman Getsemani. Ketika dosa bertambah pada zaman Air Bah, Nuh yang penuh dosa memperoleh kasih karunia dalam pemandangan Allah. Ketika dosa bertambah di dalam kegelapan dan perbudakan di Mesir, kasih karunia Allah berlimpah di dalam pengorbanan anak domba Paskah. Ketika dosa bertambah pada zaman Israel di tanah Midian, namun anugerah Allah begitu berlimpah di dalam Gideon. Ketika dosa bertambah di dalam kehidupan raja-raja Israel, namun kasih karunia Allah berlimpah di dalam kesetiaan raja Daud kepada Allah. Ketika dosa bertambah di dalam tragedi yang sangat mengerikan, yaitu pembuangan ke Babel, namun anugerah Allah berlimpah-limpah di dalam kehidupan Daniel, Yehezkiel, Ezra dan Nehemia. Ketika dosa bertambah di masa ketika umat Allah melakukan ritual-ritual sebagai formalitas saja, yaitu dengan penyembahan yang kosong dari kaum Saduki dan Farisi, namun kasih karunia begitu berlimpah di dalam wajah Stefanus, sang martir Allah yang pertama. Ketika dosa bertambah di tengah-tengah penganiayaan gereja Tuhan, namun kasih karunia begitu berlimpah di dalam diri Saulus dari Tarsus. Ia mengalami pertobatan yang kemudian dipanggil Rasul Paulus, dan kemudian mulai mengkhotbahkan iman yang pernah mau ia binasakan.
Dosa menambah penghukuman, tetapi kasih karunia menambah pembenaran. Dosa menambah kerusakan, tetapi kasih karunia menambah kesucian. Dosa menambah kehancuran, hukum Taurat menambah pintu gerbang penghakiman dan penghukuman, namun kasih karunia menambah keselamatan dan kehidupan yang kekal. Dosa bertambah membawa kepada kematian dan kegelapan, namun kasih karunia yang berkelimpahan membawa kepada kelepasan. Dosa bertambah untuk membinasakan, tetapi kasih karunia yang berkelimpahan memberikan hidup, terang dan kemuliaan “karena upah dosa ialah maut, tetapi kasih karunia Allah ialah hidup yang kekal” (Roma 6:23).
APA YANG ALLAH TELAH
LAKUKAN UNTUK KITA
Paulus menuliskan ini dengan cara yang begitu luar biasa dan mulia. Keselamatan adalah kasih karunia Allah. Ini adalah sesuatu yang Allah lakukan untuk kita. Paulus menjelaskan kasih karunia Allah yang begitu agung dengan menggunakan lima aorist participle di dalam 2 Timotius 1:9-10. Bahasa Inggris [ataupun Indonesia] tidak memiliki tensis aorist. Tensis ini berhubungan dengan sesuatu yang pernah terjadi atau pernah dilakukan pada waktu lampau. Sesuatu yang telah dilakukkan di masa lalu.
(1). “Allah menyelamatkan [sosantos dari akar kata yang berarti “menyembuhkan” atau “menyelamatkan”] kita.”
(2). “Allah telah memanggil [kalesantos dari akar kata yang berarti “memanggil”] kita.”
(3). “Allah telah mengaruniakan [dotheisan dari akar kata yang berarti “memberi” atau “melimpahkan”] kepada kita anugrah di dalam Kristus Yesus.”
(4). “Tuhan telah mematahkan [katargesantos dari akar kata yang berarti “melenyapkan” atau “mengakhiri” atau “menghapuskan”] kematian.”
(5). “Ia telah mendatangkan [photisantos dari akar kata yang berarti “menyatakan” atau “menimbulkan” atau “membawa kepada terang” dari gambaran kita yang akan datang] hidup dan yang tidak dapat binasa.
Lima kata kerja ini berhubunagn dengan sesuatu yang telah Allah lakukan. Ia telah menyelamatkan kita. Ia telah memanggil kita. Ia telah mengaruniakan kepada kita anugerah-Nya di dalam Kristus Yesus. Ia telah mematahkan maut dan kematian. Ia telah mendatangkan kehidupan yang tidak pernah binasa. Betapa yang telah Allah lakukan bagi kita ini adalah hal yang begitu agung dan mulia! Ini adalah kasih karunia-Nya kepada kita.
Kesembuhan dan keselamatan kita, semua itu adalah karena Dia. Ini adalah karya-Nya dari awal sampai akhir. Di dalam Yunus 2 ditutup dengan doa nabi ini, ketika ia berada di dalam perut ikan besar (2:9). Ia menghadapi kematian yang tidak dapat dielakkan. Ia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Di dalam doanya ia berkata bahwa “keselamatan datangnya dari Tuhan.” Allah yang telah melakukan itu. Yunus tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri, namun Allah yang telah menyelamatkan dia.
Doktrin yang sama diajarkan oleh rasul Paulus di dalam Titus 3:5:
“Pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus.”
Kita tidak dapat menyelamatkan diri kita sendiri. Ini semata-mata adalah pekerjaan Allah. Ciptaan tidak dapat menciptakan dirinya sendiri, Allah yang telah melakukan itu dengan menciptakan kita kembali menjadi ciptaan baru.
Bait Suci tidak dapat membangun dirinya sendiri. Seorang arsitek atau kontraktor dan pembangun lah yang telah mendirikannya. Orang mati tidak dapat membangkitkan diri mereka sendiri, mereka tidak dapat membawa diri mereka sendiri kepada kehidupan dan ketidakbinasaan. Begitu juga orang berdosa yang terhilang tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Allah lah yang telah melakukan itu bagi dia. Perbuatan baik tidak dapat menyelamatkan manusia. Semua kebenaran kita tetaplah kotor dalam pandangan Allah. Kasih karunia, rahmat, kebangkitan, pengampunan, keselamatan dan kesembuhan datang dari tangan Allah yang mahakuasa. Allah lah yang telah menyelamatkan kita. Perbuatan-perbuatan baik kita, pujian-pujian kita adalah sebagai rasa syukur kita untuk apa yang Tuhan telah kerjakan atau lakukan bagi kita.
Karya kasih karunia yang begitu mulia ini, yang Allah telah tuliskan di dalam jiwa kita bukanlah sesuatu yang belum sempurna, tetapi semuanya telah sempurna dikerjakan di dalam Yesus Kristus. Ini bukanlah keselamatan yang belum sempurna, tetapi apa yang Allah kerjakan sudah sempurna, sudah selesai dan lengkap. Apa yang Allah telah lakukan bagi kita ketika menyelamatkan kita, pekerjaan-Nya itu benar-benar sudah sempurna. Bukan sebagian yang Ia kerjakan, tetapi seluruhnya telah selesai Ia kerjakan. Jika ada orang yang berpikir ia diselamatkan sebagian oleh karena percaya kepada Yesus dan sebagian lagi oleh perbuatan baiknya, maka ia tidak akan pernah diselamatkan, karena dia tidak dengan segenap hati percaya kepada Yesus.
Keselamatan adalah murni pekerjaan Allah. Ketika kita percaya kepada-Nya, kita sama seperti mempercayakan harta kita untuk disimpan di Bank atau dikotak Deposit. Namun orang yang berpikir bahwa keselamatannya datang oleh karena percaya kepada Yesus ditambah dengan perbuatan baiknya, orang itu sama seperti seseorang yang berdiri di depan teller Bank yang berkata, “Aku ingin menyimpan atau mendepositkan uang ini, tetapi saya tidak percaya anda dapat menjaganya.” Saya pikir teller itu akan berkata kepada anda bahwa anda adalah seorang idiot. Bagaimana tidak. Anda bermaksud mendepositkan uang anda, dan di satu sisi anda percaya bahwa Bank itu dapat menjamin keamanan uang anda, namun di sisi lain anda tidak dapat mempercayainya.
Ini sama juga dengan seseorang yang pergi ke Airport untuk naik pesawat terbang. Ia tidak mungkin menaruh kaki kanannya di atas pesawat dan kaki kirinya di tanah, karena ia tidak sepenuhnya percaya bahwa pesawat itu dapat menerbangkan dirinya dengan selamat. Atau yang lebih gila lagi, ketika orang itu ada di dalam pesawat terbang yang sedang terbang dan kemudian ia berkata, “Aku harus meringankan tubuhku supaya pesawat ini tidak jatuh.”
Ini sama persis dengan orang yang tidak percaya sepenuhnya kepada Kristus. Di satu sisi dia berkata percaya kepada Tuhan, tetapi di sisi lain sebenarnya ia tidak percaya, karena dia berpikir bahwa dia diselamatkan sebagian oleh karena percayanya kepada Kristus, tetapi sebagian lagi oleh perbuatan baiknya sendiri. Jika saya berbuat baik, perbuatan baik saya itu tidak menyebabkan keselamatan saya, tetapi itu sebagai konsekwensi karena saya telah diselamatkan. Hidup saya adalah untuk memberikan pujian, kasih, penyembahan dan memuliakan Allah yang Agung yang telah memberikan anugerah-Nya kepada saya sehingga saya boleh keluar dari kematian dan memperoleh terang dan memiliki kehidupan yang tak terbinasakan oleh karena kasih dan rahmat-Nya. Hidup kita hanyalah untuk memuji Tuhan karena apa yang telah Ia lakukan bagi kita di dalam kebaikan-Nya dan di dalam kasih karunia-Nya. Tiada tempat bagi upacara kematian atau purgatory atau apapun itu yang dapat menyelamatkan kita, tetapi hanya Allah lah, kasih karunia Allah lah yang dapat menyelamatkan kita.
Injil palsu dari dunia ini berkata, “Bekerjalah dan berjuanglah, dan cobalah untuk melakukan perbuatan baik, maka kamu akan diselamatkan.” Tetapi Injil yang benar dari Anak Allah berkata: “Pandanglah maka kamu akan memiliki hidup. Seperti apa yang tertulis di dalam Firman-Nya. Haleluya! Itu hanya ketika engkau memandang Tuhan dan engkau akan hidup.”
Dosa dapat ditebus,
Hanya oleh darah Yesus;
Jiwa dapat ditebus,
Hanya oleh darah Yesus.
Oh, darah yang kudus
Oh, darah penebus;
Jiwaku ditebus
Hanya oleh darah Yesus.
Injil kasih karunia dari Anak Allah selalu menekankan “percaya dan diselamatkan.”
Allah yang telah melakukan semuanya bagi keselamatan kita! Keselamatan adalah kasih karunia Allah. Itu adalah anugerah atau pemberian cuma-cuma seperti yang Paulus tuliskan. Oleh sebab itu, tak seorangpun dapat berkata, “Aku telah melakukan itu semua. Segala pujian hanya bagiku.” Namun ini adalah kasih karunia dan pemberian Allah yang agung oleh sebab itu hanya Dialah yang patut dipuji, Dia yang telah melakukan semua itu!
KESELAMATAN YANG MENGAGUMKAN
DI DALAM KRISTUS
Pada akhir abad ini ada seorang yang tidak beriman dan sangat terkenal dan juga merupakan salah satu Orator Amerika yang tersohor. Namanya adalah Robert G. Ingersoll. Ia pergi keliling ke seluruh Amerika untuk mengajarkan konsep Atheisme-nya. Di salah satu pengajaran briliannya, ia berkata:
“Saya tidak percaya kepada pengampunan. Jika saya merampok Smith dan setelah itu saya memperoleh pengampunan, lalu siapakah yang menolong Smith? Jika saya menutupi beberapa gadis miskin dengan penyakit kusta, sehingga akhirnya dia terinfeksi dan setelah itu saya mendapat pengampunan, siapakah yang menolong dia? Tidak ada pengampuanan, kekekalan, penghakiman untuk selama-lamanya. Itulah apa yang saya percaya.”
Itu benar! Orang yang tidak beriman ini secara mutlak benar. Namun kekekalan, penghukuman kekal adalah apa yang ia dan semua orang yang tidak percaya akan hadapi yang tidak mungkin dapat dihindari.
Ada tembok menjulang tinggi dengan pintu gerbang yang begitu besar. Dibalik tembok dan pintu gerbang itu ada orang-orang yang menderita menghadapi kematian dan penghakiman dan yang akan terkubur di dalam air mata dan kesedihan yang begitu mengerikan. Seorang Hakim berdiri di depan pintu gerbang itu dan menjaganya. Ia memegang kunci ditangannya. Di depan pintu gerbang itu, Mercy menangis. Ia menangis dan berkata kepada sang Hakim: “Bukalah pintu gerbang ini dan ijinkan saya masuk agar saya dapat menghapus air mata mereka, memberikan penghiburan dan pengharapan kepada hati mereka. Tolong buka gerbangnya dan ijinkan saya masuk.”
Hakim itu menjawab Mercy yang sedang menangis: “Tidak. Mereka telah melanggar hukum Taurat dan upah dari pelanggaran terhadap hukum adalah kematian. Jadi mereka yang mati atau Keadilan yang mati. Hakim harus mengikuti peraturan yang sudah ditetapkan.”
Utusan dari para malaikat melihat suasana yang tragis itu dan melihat Mercy yang sedang menangis di depan Hakim penjaga pintu gerbang. Lalu malaikat itu bertanya kepada Mercy, “Mengapa engkau menangis?” Ia menjawab: “Karena saya tidak diijinkan masuk. Saya tidak dapat menolong orang-orang yang sedang sedih di dalam sana. Saya hanya dapat menangis. Hakim itu tidak mau membukakan pintu dan mengijinkan saya masuk.”
Hakim itu membela diri dan berkata kepada utusan malaikat itu: “Benar karena mereka telah melanggar hukum Taurat dan hukum Taurat harus dihormati dan pelanggaran terhadap hukum itu harus memperoleh hukuman. Jadi mereka yang mati atau Keadilan yang harus mati. Hukum moral tidak boleh dilanggar. Upah dosa adalah maut dan jiwa yang berdosa harus mati. Hukum Taurat harus dihormati dan hutang harus dibayar.”
Tuhan Yesus berkata kepada Hakim itu, “Jika saya membayar semua hutang-hutang itu, jika saya memberikan claim yang memuaskan, akankah mereka dapat bebas?” Hakim itu menjawab: “Jika Engkau membayar semua hutang-hutang itu, maka aku akan membuka gerbang ini.”
Di bukit itu Mercy dan sang Hakim berdiri sambil menunggu. Bukit itu disebut Golgota, “Bukit Tengkorak”, atau dalam bahasa Latin disebut Kalvari. Di sana Yesus membayar seluruh hutang-hutang kita. Ia bagaikan Anak Domba yang disembelih dan dikorbankan. Darah-Nya dicurahkan untuk menghapus dan menyucikan dosa-dosa kita. Yesaya 53:6 “Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi Tuhan telah menimpakan kepada-Nya kejahatan kita sekalian.” Sang hakim bertanya kepada Mercy, “Dimanakah Anak Domba itu?”
Mercy menjawab, “Lihatlah Ia telah datang memikul Salib diikuti oleh jemaat-Nya yang menangisi Dia.”
Anak Allah naik ke gunung itu menghadap sang Hakim, di tangan hakim itu, ia menggenggam hukum Taurat yang menjadi Hakim atas kita. Tuhan mengambil hukum Taurat itu dari tangan sang hakim, Taurat itu dipakukan di Kayu Salib.
Hakim itu berkata kepada Maut, “Maut inilah korban untuk menebus tawanan-tawanan itu.” Maut itu menjawab, “Aku datang dan setelah aku memakan korban itu aku akan menyembelih dan memakan seluruh dunia.” Dan kemudian maut mengambil korban Anak Allah dan memakan hukum Taurat dan perintah-perintah dan tuntutannya, dan kemudian memakan kemanusiaan Yesus. Lalu matilah Yesus!
Namun ketika sang Maut itu menyentuh keillahian Anak Allah, kesucian-Nya, ia bagaikan menyentuh sebongkah besi yang dipanaskan jutaan kali! Maut itu sendiri justru termakan! Maut itu sendiri justru mati di sana ketika Dia disalibkan. Kegelapan dikalahkan oleh terang dan kubur-kubur terbuka dan kemudian orang-orang kudus yang telah mati bangkit dari kubur dan masuk ke kota kudus! Pada hari pertama Minggu itu, pagi-pagi benar Anak Allah menang atas maut!
Ketika Mercy melihat pemandangan itu, ia menangis penuh sukacita. Ketika Grace melihat hal itu, ia memperoleh kasih yang begitu berkelimpahan. Beritakanlah tentang keselamatan itu kepada seluruh dunia, karena gerbang api itu telah terbuka lebar-lebar dan umat Allah boleh keluar dari sana untuk memuji Dia selama-lamanya! Dosa telah dikalahkan, maut dan Neraka telah dilemparkan ke dalam lautan api dan orang-orang yang ditebus oleh Allah bersukacita menyanyi dan memuji Dia yang hidup untuk selama-lamanya! “Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!” (Wahyu 5:12). Karena Dia telah menebus kita oleh darah-Nya kepada Allah dan kita akan memerintah bersama Dia selama-lamanya. Dan empat kerub itu berkata, “Amin!” Dan dua puluh empat tua-tua itu sujud menyembah Dia yang hidup untuk selama-lamanya! Keselamatan itu datang dari Allah. Ia yang melakukan itu. Keselamatan adalah kasih karunia. Keselamatan ada di dalam kasih dan rahmat-Nya. Ketika penghulu malaikat meniupkan sangkakalanya, umat yang telah ditebus Allah akan dibangkitkan di dalam kemuliaan untuk memuji Tuhan yang ajaib untuk selama-lamanya!