APA YANG HARUS SAYA LAKUKAN AGAR SELAMAT?
(WHAT MUST I DO TO BE SAVED?)
Oleh Dr. W. A. Criswell
Diterjemahkan Dr. Eddy Peter Purwanto
Khotbah ini sebelumnya dikhotbahkan di First Baptist Church in Dallas
pada tanggal, 5 Pebruari 1978
Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka. Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua. Ketika kepala penjara itu terjaga dari tidurnya dan melihat pintu-pintu penjara terbuka, ia menghunus pedangnya hendak membunuh diri, karena ia menyangka, bahwa orang-orang hukuman itu telah melarikan diri.
Tetapi Paulus berseru dengan suara nyaring, katanya: "Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini!" Kepala penjara itu menyuruh membawa suluh, lalu berlari masuk dan dengan gemetar tersungkurlah ia di depan Paulus dan Silas. Ia mengantar mereka ke luar, sambil berkata: "Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?” (Kisah Rasul 16:27-30
Satu-satunya tempat di dalam Alkitab di mana pertanyaan ini langsung ditanyakan adalah: “Apa yang harus saya lakukan agar saya selamat?”
Jawab mereka: "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu."
Lalu mereka memberitakan firman Tuhan kepadanya dan kepada semua orang yang ada di rumahnya. Pada jam itu juga kepala penjara itu membawa mereka dan membasuh bilur mereka. Seketika itu juga ia dan keluarganya memberi diri dibaptis.
Lalu ia membawa mereka ke rumahnya dan menghidangkan makanan kepada mereka. Dan ia sangat bergembira, bahwa ia dan seisi rumahnya telah menjadi percaya kepada Allah. (Kisah Rasul 16: 31-34).
Kisah yang terjadi pada malam itu dibawakan dengan penuh dramatik, sehingga kisah ini tidak akan dapat pernah terlupakan.
Berita tentang pengharapan dan keselamatan yang Paulus dan Silas sedang khotbahkan merupakan serangan terhadap pendewaan militer Romawi. Sehingga mereka ditangkap, dipukul, dimasukkan ke dalam penjara, dan kaki mereka dipasung. Tidak heran para narapidana mendengar mereka. Mereka dapat mendengar orang yang disiksa dan dipasung itu memuji Tuhan dan bernyanyi untuk kemuliaan Tuhan. Dan pada tengah malam, di tempat itu, kemuliaan Allah turun, dan menggoncangkan penjara itu sehingga pintu-pintu penjara terbuka.
Yah, kepala penjara itu, menurut hukum Roma bertanggung jawab atas para narapidananya. Dan jika mereka melarikan diri, ia menghadapi eksekusi yang sangat memalukan. Sehingga ia lebih baik memutuskan bunuh diri dari pada menanggung malu karena para narapidananya melarikan diri, sehingga ia mencabut pedangnya, orang Roma itu mencabut pedangnya dan hendak menancapkannya ke jantungnya sendiri dan mengakiri hidupnya dengan bunuh diri.
Dan kemudian Paulus melihat dia, ia berkata:"Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini!"
Dan kepala penjara itu berlari masuk dan dengan gemetar tersungkurlah ia di depan Paulus dan Silas dan bertanya: “Apa yang harus saya lakukan agar aku selamat?’ Menghadapi eksekusi yang memalukan dan tak berbelas kasihan itu, ia bertanya, “Apa yang harus saya lakukan, apa yang dapat saya lakukan agar aku selamat?” Dan kemudian mereka langsung menjawab: “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat.”
Pendahulu saya, Dr. George W. Truett, berkhotbah di mimbar ini selama empat puluh tujuh tahun, saya suatu kali mendengar dia berkata ketika saya masih anak-anak: “Oh, Anda yang adalah pelayan Tuhan, buatlah ini jelas. Buatlah ini jelas bagaimana seseorang dapat diselamatkan.”
MENGAPA ANDA HARUS DISELAMATKAN?
Bagaimana agar seseorang dapat diselamatkan? Pertama, mengapa seseorang harus diselamatkan? Jawabannya adalah dalam hidupmu, dalam hidup kita, ini adalah universal, yaitu karena kata “kematian”. “Ini ditekankan bahwa manusia mati hanya sekali,” dan Alkitab berkata, “dan setelah itu dihakimi.”
Allah menegaskan kedua hal ini secara bersama-sama: “Jiwa yang penuh dosa harus mati.” Pada permulaan Alkitab dikatakan: “Pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.” Dan di pertengahan Alkitab, dalam Yehezkiel: “Jiwa yang penuh dosa harus mati.” Dan di akhir Alkitab: “Upah dosa adalah maut.”
Kita semua menghadapi tahta pengadilan Allah yang Mahakuasa itu. Waktu kematian tidak dapat dihindari: kematian rohani, kematian fisik, kematian kekal, kematian kedua. Kita semua menghadapi penghukuman kematian yang tak dapat dihindari dan tak dapat diubah.
Saya pernah membaca bahwa pada zaman Ratu Victoria ada orang yang tak bersalah dijatuhi penjara seumur hidup karena kejahatan yang tidak pernah ia lakukan. Di luar penjara, temannya bekerja bertahun-tahun demi pengampunan atau kebebasannya. Di tangannya ia memegang surat pengampunan yang ditandatangani oleh sang ratu sendiri. Dengan kebahagiaan yang luar biasa, ia masuk ke penjara dan memberikannya kepada sahabatnya itu di sel itu.
“Kamu bebas! Kamu bebas – ini surat pengampunan yang ditandatangani oleh sang ratu sendiri.” Namun sahabatnya itu tidak berespon. Tidak sama sekali. Sehingga sahabat itu menjadi heran: “Kamu tidak faham – kamu bebas! Kamu bebas! Bukalah pintunya; dan keluarlah menikmati kebebasanmu. Saya telah memegang surat pengampunan yang di tandatangani oleh sang ratu – kamu bebas!”
Ia membuka pakaiannya dan memperlihatkan dadanya kepada sahabat baiknya itu. Kanker telah menggerogoti hidupnya. Yah, semua orang akan menghadapi kematian yang tak dapat dihindari – dosa dan kematian. Itulah sebabnya mengapa kita harus diselamatkan.
KAPAN ANDA HARUS DISELAMATKAN?
Lagi, kapan seseorang harus diselamatkan? Jawaban dari Allah sangat emphatik, yaitu “Sekarang!” 2 Korintus 6:2: “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau."
Allah, di dalam Roh Kudus-Nya, tidak akan pernah menganjurkan “besok,” “beberapa jam lagi,” “beberapa waktu lagi.” Ajakan Roh Kudus selalu “Sekarang! “Sekarang adalah waktunya untuk diselamatkan.” Selamatkanlah hidupmu: “Sekarang!”
Dengan sangat pedih saya mengingatkan ajakan ini kepada seorang muda di desa dimana saya pernah menggembalakan. Dan ia berkata: “Pendeta, saya akan menerima Tuhan sebagai Juruselamat pribadi saya dan saya akan pergi ke gereja tetapi bukan sekarang, beberapa hari lagi, suatu saat nanti. Bukan sekarang!”
Ia akhirnya datang ke gereja – namun ia datang dalam peti mati! Ia meninggal karena kecelakaan mobil yang sangat tragis. Kita tidak punya hari esok. Apapun dan kapanpun dapat terjadi pada diri kita. Allah berkata sekaranglah saatnya Anda diselamatkan.
Bukan hanya pemeliharaan hidup yang ditawarkan: "Sekarang," tetapi kehidupan yang berguna dan terberkati juga ditawarkan: "Sekarang!" Selama sepuluh tahun saya menggembalakan di negara bagian lain. Dan di suatu kota, di mana saya sedang berkotbah, ada seorang suami muda, mempunyai dua anak perempuan yang masih kecil. Dan ia pergi meninggalkan mereka – selingkuh dengan perempuan lain. Dan ibu kedua anak kecil itu pindah ke pinggiran kota. Dan di sana, di sebuah pondok kecil, di suatu dangau kecil, di sebuah gubuk, dia bekerja sebagai tukang cuci selama bertahun-tahun, membesarkan kedua anak perempuan terkasihnya itu.
Ketika tahun-tahun itu terus berlalu, tiba-tiba, ada orang yang mengetuk pintu dengan kasar. Dan ketika ia membuka pintu, di sana berdiri suaminya yang sedang sakit dan tak berdaya. Kemudian ia meminta diijinkan masuk ke dalam gubuk itu. Ia membuka pintu. Ia memapah dia ke dalam. Dan seluruh daerah itu begitu kagum terhadap wanita ini. Ia merawat suaminya itu sampai suaminya meninggal.
Bolehkah saya bertanya kepada Anda dengan pertanyaan sederhana? Apakah Anda berpikir bahwa ia melakukan hal yang benar terhadap istri dan kedua anaknya itu -- yaitu dengan memberikan hidupnya di luar atau kepada orang atau perempuan lain dan memberikan bangkainya di bawah kaki istrinya? Anda melakukan itu! Anda melakukan itu ketika Anda memberikan hidup Anda kepada dunia dan kesenangan-kesenangan pribadi Anda. Dan di akhir hidup Anda, Anda datang untuk melemparkan bangkai Anda di hadapan kaki Tuhan. Dan Anda meminta Tuhan untuk menyelamatkan Anda.
Saya berkata banyak orang menolak hidup yang penuh berkat dengan menolak anugerah dan kasih dari Tuhan kita. Sekarang adalah saatnya untuk diselamatkan. Kehidupan yang penuh berkat ditawarkan – “Sekarang!”
Pada masa kanak-kanak, kita diajar untuk mengasihi Tuhan – pada masa muda, kita diberi kekuatan untuk bertumbuh dari hari ke sehari untuk hidup berkenan kepada Yesus -- Pada masa dewasa, kita diminta untuk mengasihi dan melayani Tuhan – dan pada masa tua, hanya untuk berpikir hal-hal yang baik bagi Tuhan. Tidak ada kehidupan di bumi ini yang dapat dibandingkan dengan kehidupan yang mahal dan yang manis dengan mengikuti serta mengasihi Tuhan Yesus. Semua itu ditawarkan bahwa sekarang adalah waktunya untuk diselamatkan.
BAGAIMANA AGAR ANDA
DAPAT DISELAMATKAN?
Kemudian pertanyaan yang paling utama dan klimaks: “Bagaimana agar saya dapat diselamatkan?” Anda harus sadar – ketika saya menjawab pertanyaan itu -- Anda harus sadar bahwa saya adalah seorang literalis alkitabiah. Saya tidak percaya sistem pengrohanian untuk menjelaskan Firman Allah. Saya percaya suku kata demi suku kata, kalimat demi kalimat, penyataan demi penyataan, semuanya yang dikatakan Alkitab dalam artian literal.
“Apa yang harus saya lakukan untuk diselamatkan? Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus, dan engkau akan selamat.” Ini satu hal bukan dua, ingat satu hal bukan dua. “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus, dan engkau dapat diselamatkan.” Bukan percaya di tambah dengan ini dan itu. Ini hanya satu hal: “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus, dan engkau akan selamat.”
Sehingga suatu hari – oh, betapa jelas saya mengingatnya – suatu hari saya berlutut dengan Alkitab terbuka di tangan saya. Saya berlutut di hadapan Allah dan berkata: “Tuhan, tunjukkan kepada saya apa maksud percaya kepada Tuhan Yesus Kristus ini.”
Di sana saya sedang membaca Alkitab, Yakobus pasal 2 yang mengatakan: “Setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar.” Mereka mengetahui semua fakta tentang Tuhan kita dari permulaan penciptaan. Iblis percaya dan gemetar. Tuhan, apa maksudnya ini?
“Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat.” Dan sejelas Anda mendengarkan saya sekarang, Tuhan berbicara dalam hati saya dan berkata: “Silahkan Anda membuka 2 Timotius, pasal 1 ayat 12.”
“Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah (paratheken) dipercayakan-Nya – (deposit, ditempatkan di tangan-Nya) -- kepadaku hingga pada hari Tuhan.”
Dan saya telah menemukan jawaban saya ini dari Tuhan. Apa maksudnya percaya kepada Tuhan Yesus Kristus? Ini adalah paratheken. Ini adalah komitmen. Mendepositkan jiwa dan hidup saya di tangan-Nya, paratheken. Anda dapat menerjemahkan ini “a trust.” Anda dapat menerjemahkan ini “a deposit.” Di sini [dalam KJV] diterjemahkan “a commitment.” Seperti komitmen saya untuk Bank, menunjukkan bahwa saya percaya kepada Bank itu. Saya menyimpan uang saya di Bank. Seperti sistem postal, karena saya percaya pelayanan post, maka saya akan mengirim surat saya melalui kantor post.
Seperti membayar asuransi jiwa. Bahkan setelah saya mati, saya percaya bahwa perusahaan asuransi akan benar-benar dapat dipercaya dan menyediakan jaminan sesuai dengan kebijakan yang telah disepakati. Saya membayar polis asuransi itu. Saya mengendarai kendaraan di atas jembatan dan saya tidak perlu mengkuatirkan hidup saya. Saya percaya bahwa mereka telah membangun jembatan itu dengan struktur yang benar dan kuat. Ini adalah komitmen. Ini adalah deposit. Ini adalah kepercayaan. Saya berkomitmen menyerahkan hidup saya kepada Tuhan Yesus. Dan oh, betapa indahnya saya menemukan apa yang dilukiskan dalam Firman Allah yang infallible atau tidak pernah gagal ini.
Allah berkata kepada mereka yang ada di Mesir: “Malaikat maut akan lewat pada malam ini. Dan semua orang yang tidak memiliki tanda salib, darah yang dioleskan di atas pintu dan di kanan-kirinya, maka kematian akan masuk ke dalam rumah itu.”
Dan orang-orang percaya yang mengoleskan darah Paskah, mereka mengoleskan darah itu di ambang atas, samping kanan dan kiri pintu sebagai tanda salib. Dan dengan mengoleskan darah itu menunjukkan bahwa mereka menanti, atau percaya. Mereka membuat komitmen diri mereka sendiri kepada Firman dan janji Allah. Dan Alkitab berkata ketika malaikat maut lewat, jika malaikat maut itu melihat darah itu, kematian tidak akan masuk ke dalam rumah itu. Ini adalah komitmen. Ini adalah kepercayaan.
Perhatikan kembali, ketika ada wabah di perkemahan, Musa diperintahkan untuk meninggikan ular tembaga di tengah-tengah padang gurun itu. Dan jika ada orang yang dipatuk oleh ular, sehingga orang itu sekarat, ia harus melihat ular tembaga itu, dan ia akan sembuh atau hidup.
Ada kehidupan karena memandang
Pribadi yang disalibkan.
Ada kehidupan di sini
Kesempatan untuk engkau.
Jadi pandanglah, saudaraku
Pandanglah Dia
Dan peroleh selamat…
Kepada Dia yang terpaku di salib
Ini adalah komitmen. Ini adalah suatu kepercayaan. Lagi, lihatlah penjahat yang disalibkan bersama Yesus. Apa yang dapat ia lakukan? Ia hanya dapat menundukkan kepalanya. Hanya itu yang dapat ia lakukan. Tetapi dalam komitmen hatinya dan hidupnya, ia percaya kepada Tuhan Yesus, dan ia menundukkan kepalanya dan berkata: “Tuhan, ketika Engkau masuk ke dalam kerajaan-Mu, ingatlah aku. Panggilah namaku, ingatlah aku.”
Dan Tuhan menjawab: “Semeron (hari ini, hari ini juga) engkau akan bersama Aku di Firdaus.”
Pandanglah pada Yesus.
Pandanglah wajah-Nya mulia.
Isi dunia menjadi suram
Oleh sinar kemuliaannya
[Helen H. Lemmel, 1922]
Ini adalah komitmen. Ini adalah paratheken. Apa maksudnya percaya di dalam Tuhan? Ini berarti membuat komitmen menyerahkan jiwamu dan hidupmu kepada Yesus. Anda tahu, ketika saya kilas balik, pada waktu saya baru berumur tujuh belas tahun pada waktu pertama kali mulai menggembalakan dan berkhotbah. Ketika saya mengingat kembali apa yang telah saya lakukan saya dikejutkan oleh semua itu. Ini adalah salah satunya: Di desa itu di mana saya menjadi gembala, ada toko swalayan. Dan orang yang memiliki dan menjalankan toko ini adalah orang nomer satu di belahan bumi ini. Ia bukan orang Kristen. Saya berbicara dengannya dengan penuh semangat dan sangat jelas. Dan apakah Anda tahu di suatu kebaktian pagi di gereja kecil di mana saya menjadi gembalanya itu, ia datang. Ia datang dan menjabat tangan saya. Dan ia berkata: “Hari ini, saya menerima Yesus sebagai Juruselamat saya. Oh, saya begitu sangat bahagia.”
Kemudian ia menambahkan: “Tetapi saya akan kembali ke tempat duduk saya karena saya telah mengatakan bahwa saya telah menyerahkan seluruh hidup saya, jadi saya tidak akan berdiri di sana di depan dan mengakui iman saya di dalam Tuhan Yesus. Saya akan kembali ke tempat duduk saya.”
Saya tidak tahu apa yang harus saya katakan kepada dia sekarang. Tetapi inilah apa yang saya katakan kepadanya kemudian, sebagai seorang muda belasan tahun. Saya berkata kepadanya: “Tuan, Anda kembali ke tempat duduk Anda dan Anda akan kembali menjadi manusia terhilang. Anda akan menghadapi tahta penghakiman Allah di dalam penghukuman neraka kekal dan terpisah untuk selama-lamanya jika Anda duduk kembali. Anda harus berdiri di sini di depan umum dan mengaku secara terbuka tanpa malu mengakui iman Anda di dalam Tuhan Yesus. Dan jika Anda tidak melakukannya, Anda akan kembali terhilang. Sekarang, saya berkata, marilah kita berdoa.”
Dan saya menggenggam tangannya lagi dan berdoa kiranya Allah mau memberikan kepada dia keberanian untuk mengakui nama-Nya secara terbuka kepada publik, dan menyerahkan hidupnya kepada Tuhan Yesus, dan kemudian saya berkata amin. Dan puji Tuhan, saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan jika ia menolak. Dan puji Tuhan, ia menggenggam tangan saya dan berkata: “Anak muda, saya akan melakukannya.”
Dan di sana di depan jemaat, ia menyerahkan hidupnya dan berkomitmen mengabdikan hidupnya kepada Tuhan Yesus dan akhirnya menjadi anggota gereja selama bertahun-tahun hidupnya. Seperti itulah arti percaya itu. Yaitu suatu komitmen menyerahkan hidupmu kepada Tuhan Yesus.
Jika Anda tidak mengerti juga, bolehkah saya menceritakan sebuah sejarah? Saya akan berbicara tentang eksekusi terhadap Archbishop Thomas Cranmer pada tahun 1556 seperti diceritakan oleh John Fox dalam bukunya Book of Martyrs. Dan saya menggunakannya sebagai ilustrasi untuk menggambarkan apa maksudnya percaya di dalam Tuhan Yesus itu. Ini adalah pernyataan terbuka dan di depan publik dan tanpa malu mengakui mengabdikan hidup Anda kepada Tuhan, tidak peduli harga atau konsekuensi yang harus dibayar.
Jika Anda pernah berada di Oxford, ketika Anda mengemudi masuk ke universitas itu, ketika Anda mengemudi menuju kota itu, di boulevard utama, ada salah satu monumen yang paling mengesankan yang pernah Anda lihat di dunia. Monumen itu dibangun untuk mengenang Latimer dan Ridley dan Cranmer yang dibakar di tiang pancang. Thomas Cranmer. telah menandatangi suatu pengakuan bersalah demi menyelamatkan jiwanya dan kemudian ia membatalkan pengakuan bersalahnya itu dan akhirnya ia diikat di suatu tiang dan dibakar. Kemudian ia berkata: “Oleh karena tanganku telah menentang hatiku, oleh sebab itu biarkanlah tanganku yang pertama kali dibinasakan. Karena ketika aku masuk ke dalam api, tangan ini yang seharusnya terlebih dahulu dibakar.
Kemudian Cranmer didorong dari tiang itu ke dalam api. Ketika ia masuk ke tempat para bishop dan martyr suci Allah itu, yaitu Latimer dan Ridley yang lebih dulu dibakar karena pengakuannya akan kebenaran, dan berlutut berdoa kepada Tuhan. Ia tidak berlambat-lambat untuk berdoa. Ia mempersiapkan dirinya sendiri untuk mati. Ketika kayu telah dinyalakan dan api mulai membakar, ia berusaha mengulurkan tangan kanannya yang telah menandatangi pengakuan bersalahnya ke dalam api. Dan di sana ia menghadapi semua itu dengan tabah, sehingga banyak orang melihat tubuh yang terbakar itu dengan terheran-heran.
Ia begitu tenang dan konstan di tengah siksaan yang luar biasa dan ia kelihatannya tidak bergerak sedikitpun di ikatan itu. Dengan matanya memandang ke langit ia mengulangi perkataannya: “Tangan kananku tidak layak,” berulang kali ia mengucapkan kata-kata itu. Dan akhirnya seperti Stefanus ia berkata: “Tuhan Yesus, terimalah rohku,” sampai akhirnya lalapan api membuat suasana menjadi sunyi dan ia menyerahkan hidupnya.
Apa maksud percaya di dalam Tuhan Yesus Kristus itu? Itu berarti mengabdikan hidupnya sepenuhnya kepada Yesus: mengakui Dia secara terbuka, tanpa malu, bahkan sampai mati. Dan itu adalah komitmen yang Allah agungkan. Keselamatan kita adalah pemberian dari anugerah-Nya. Ia menawarkan itu kepada saya dalam iman dan percaya dan saya menerimanya sebagai anugerah. Uang tidak dapat membelinya. Jika Allah menjual keselamatan yang Ia tawarkan untuk uang, maka ada terlalu banyak orang miskin yang tidak dapat membelinya. Itu tidak dianugerahkan kepada kita karena kita layak menerimanya. Ada terlalu banyak dari kita yang berdosa dan terpisah dari Allah kerena dosa kita.
Ini tidak dapat dicapai dengan kepintaran atau pendidikan. Terlalu banyak orang yang tidak terpelajar dan buta huruf. Ini anugerah cuma-cuma Allah. Tuhan menganugerahkan ini kepada orang-orang yang membuka hati dan tangannya untuk menerimanya.
Tidak ada yang lebih berharga dibandingkan dengan janji di dalam Alkitab, yaitu Efesus 2:8-9:
“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.”
Banyak orang akan berkata: “Aku telah melakukan ini! Aku telah melakukan itu!
Ketika saya sampai di sorga, saya tidak akan berdiri di hadapan sekumpulan besar orang percaya dan malaikat sorgawi sambil menepuk dada dan berkata: “Lihat apa yang telah saya lakukan. Saya telah berbuat baik. Saya telah melakukan itu!”
Anda tahu apa yang akan saya lakukan? Seperti Alkitab berkata: Ketika aku berdiri bersama para malaikat dan orang suci di Sorga, aku akan menyanyikan lagu untuk Dia yang mengasihi aku dan yang telah menyerahkan Dirinya Sendiri untuk aku dan baginya pujian dan kemuliaan sampai selama-lamanya, amin.
Ia telah melakukan itu. Yesus yang telah melakukan itu. Dan saya menerima keselamatan saya dan rumah saya di sorga sebagai pemberian cuma-cuma dari darah-Nya yang mahal dan tangan-Nya yang terpaku. Bagi Dia kemuliaan sampai selama-lamanya. Itulah bagaimana saya diselamatkan. Pengabdian hidup saya kepada Tuhan Yesus.