KESEIMBANGAN ANTARA DOKTRIN DAN KESAKSIAN HIDUP
Adorning the Doctrine of Christ
Oleh Dr. W.A. Criswell
Diadaptasi oleh Dr. Eddy Peter Purwanto
“Tetapi engkau, beritakanlah apa yang sesuai dengan ajaran yang sehat: Laki-laki yang tua hendaklah hidup sederhana, terhormat, bijaksana, sehat dalam iman, dalam kasih dan dalam ketekunan. Demikian juga perempuan-perempuan yang tua, hendaklah mereka hidup sebagai orang-orang beribadah, jangan memfitnah, jangan menjadi hamba anggur, tetapi cakap mengajarkan hal-hal yang baik dan dengan demikian mendidik perempuan-perempuan muda mengasihi suami dan anak-anaknya, hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangganya, baik hati dan taat kepada suaminya, agar Firman Allah jangan dihujat orang. Demikian juga orang-orang muda; nasihatilah mereka supaya mereka menguasai diri dalam segala hal dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu, sehat dan tidak bercela dalam pemberitaanmu sehingga lawan menjadi malu, karena tidak ada hal-hal buruk yang dapat mereka sebarkan tentang kita. Hamba-hamba hendaklah taat kepada tuannya dalam segala hal dan berkenan kepada mereka, jangan membantah, jangan curang, tetapi hendaklah selalu tulus dan setia, supaya dengan demikian mereka dalam segala hal memuliakan ajaran Allah, Juruselamat kita. Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keingina duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik. Beritakanlah semuanya itu, nasihatilah dan yakinkanlah orang dengan segala kewibawaanmu. Janganlah ada orang yang menganggap engkau rendah.” (Titus 2:1-10)
Paulus mulai dengan: “Tetapi engkau, beritakanlah apa yang sesuai dengan ajaran yang sehat.” Dan ketika ia menggambarkan “ajaran sehat,” ini adalah semua hal yang berhubungan dengan bagaimana laki-laki yang tua harus hidup dan wanita-wanita yang tua harus hidup dan orang-orang muda harus hidup dan wanita-wanita yang muda harus hidup dan hamba-hamba harus hidup, kita semua harus hidup.
Ketika ia sedang menggambarkan tentang memberitakan “doktrin yang benar” itu, ia berbicara tentang suatu keindahan. Itu adalah kehidupan yang indah yang direpresentasikan, dalam kasih dan dalam kesucian dan dalam tanggung jawab.
DEFINISI DOKTRIN
Kata-kata dalam ayat ini sungguh menarik dan penuh dengan arti: yaitu yang pertama adalah kata “doktrin,” atau didaskalia. Kata bahasa Yunani untuk “mengajar” adalah didasko. Sedangkan “ia didaskalos berarti ia adalah “seorang pengajar.” Mereka mengalamatkan istilah ini untuk Yesus: Ia adalah didaskalos, yaitu seorang “guru, pengajar.” Dan, didaskalia adalah berhubungan dengan “apa yang diajarkan.” Ini adalah doktrin itu. Ini adalah ajaran itu.
Dalam bahasa Latin, Anda menyebutnya ‘doktrin.” Seorang dokter adalah seorang guru. Lama sebelum mereka mempunyai dokter medis, ‘para dokter” berhubungan dengan para hamba Tuhan, para pengajar hukum Yahudi, hukum gereja, hukum kanoni – kata dokter, doktrin, didaskalia memiliki akar kata yang sama. Didaskalos, adalah pengajar. Sedangkan doktrin adalah ajarannya.
Sedangkan kata “memuliakan” [atau “adorn” dalam bahasa Inggris] di sini adalah: kosmeo. Seorang wanita dapat menghubungan kata ini dengan kata “cosmetic.” Kosmeo berarti “to adorn, to beautify, to set in order, to arrange.” Dan kata “cosmetic” yang Anda kenal datang dari sini. Dan kata kosmos dipakai dalam bahasa Yunani untuk ‘dunia.’ Sebab bagi mereka dunia adalah tatanan yang begitu indah dan keteraturan yang mengagumkan, sehingga mereka menyebutnya dengan kata cosmos. Dan frase “memuliakan ajaran Allah,” ini adalah dua kata yang kita jadikan dasar untuk pembahasan kita saat ini. Pertama, kata doktrin, pengajaran, somasi dari apa yang Tuhan telah nyatakan dan ajarkan kepada kita dalam Firman-Nya.
DOKTRIN ITU SANGAT PENTING
Doktrin atau Pengajaran adalah segalanya dan sangat penting. Walaupun di antara kita banyak pemikiran yang saling bertentangan, namun kita ada oleh karena pengajaran ini, oleh karena doktrin ini. Peradapan Kristen kita telah dibangun di atas pengajaran Kristen atau doktrin Kristen. Ini ada oleh karena pendirian teguh atas kepercayaan doktrin ini, pengakuan terbuka orang Kristen yang Anda warisi dan Anda miliki hari ini.
Misalnya para Musyafir menolak untuk tunduk kepada perintah raja dan gereja negara. Dan prinsip ini, komitmen ini lah yang mendorong setiap orang Amerika, jika ia adalah seorang Amerika sejati, untuk berdiri teguh di depan penguasa atau gereja negara bukanlah hal sepele dalam warisan sejarah orang Amerika. Kepercayaan yang kokoh – jika saya dapat menyebutnya demikian, dan saya dapat memberikan ilustrasi berikut ini di banyak kesempatan.
Athanasius adalah orang yang pertama memulai dengan berkata: “Aku, Athanasius, menentang seluruh dunia.” Ia menolak untuk tunduk, untuk membungkuk di hadapan Arius. Kontroversi doktrin itu telah terjadi di sepanjang sejarah sebagai suatu contoh perpecahan dan terjadinya kelompok-kelompok kecil para pemimpin Kristen. Arius berkata, “Kristus adalah homoiousios.” Sedangkan Athanasius berkata, “Kristus adalah homoousios.” Dan perbedaannya di sini hanyalah huruf iota dalam bahasa Yunani atau huruf “i”. Edward Gibbon sang sarcastic (penyindir) menjelaskan bahwa mereka (Athanasius dan Arius) memecah belah dunia Kekristenan hanya oleh karena huruf Yunani iota. Dan, Konsili Necea diadakan untuk menyelesaikan kontroversi sengit ini.
Thomas Carlyle mengambil hal ini dari Edward Gibbon, dan demikian juga ia menggunakan kontroversi ini untuk menunjukkan adanya kondisi yang terpecah belah, saling berbantah, dan pertikaian di antara orang-orang Kristen. Thomas Carlyle yang kemudian minta maaf atas sikapnya ini, karena kemudian ia sadar bahwa perbedaan antara homoiousios dan homoousios adalah perbedaan antara kemanusiaan Kristus, yang diajarkan oleh Arius, dan Keillahian Kristus yang diajarkan oleh Athanasius.
Dan huruf terkecil "iota" ini, yang kadang-kadang nampaknya sepele dan tidak terlalu penting, telah membuat semua perbedaan berhubungan dengan dasar atau pondasi suatu gereja, pemerintah, negara, atau pun kehidupan.
Dalam dunia matematika atau dalam dunia perbankan, perubahan tanda desimal sekecil apa pun akan membuat ahli ilmu fisika tidak dipercaya lagi dalam penghitungan bahan kimianya, formula matematikanya, atau membuat kestabilan perbankan tergoncang. Batu kerikil jatuh di selokan akan mempengaruhi banyak sungai. Tetesan air hujan yang tidak terlalu kuat dapat membengkokkan ranting pohon ek raksasa untuk selamanya.
Begitu jugalah doktrin itu sangatlah penting. Hidup kita, warisan sejarah kita, negara kita, gereja kita, masa depan kita dibangun di atas doktrin, atau pengajaran. Jadi doktrin adalah dasar di mana hidup kita dibangun di atasnya. Tragedi di zaman modern kita ini dapat dengan mudah digambarkan dengan jutaan orang yang terpengaruh untuk mempercayai bahwa ayat-ayat yang berkenaan dengan doktrin penting yang diwahyukan oleh Tuhan ini dianggap sudah ketinggalan jaman. Sebenarnya pemikiran seperti ini telah dimulai sejak dari abad pertengahan. Dan bahkan, hal yang kita harus lakukan pada zaman kita ini adalah tunduk kepada atheis di area ilmu pengetahuan dan pengagungan pengetahuan. Dan mereka telah datang ke tempat yang telah diciptakan oleh si monster Frankenstein, kita ketakutan di hadapan dewa pengetahuan dan ilmu pengetahuan dan keilmiahan yang telah kita agung-agungkan.
“Apabila dasar-dasar dihancurkan, apakah yang dapat dibuat oleh orang benar itu?” Semua hal ini adalah penting. Dan ada berjuta-juta orang lain yang telah meninggalkan dasar-dasar kehidupan dan pengharapan orang Kristen yang agung ini dan menggantikannya dengan filsafat yang palsu, secularism, dan materialisme.
Ketika dasar, ketika pengajaran, ketika doktrin pewahyuan Allah di dalam Kristus Yesus telah digeser, tidak ada apapun selain keputus-asaan, ketanpa-pengharapan yang masih tinggal. Doktrin sangatlah penting. Doktrin di dasarkan pada seluruh Firman Tuhan dan Wahyu Allah. Struktur tulang pada tubuh kita lah yang memungkinkan tubuh kita dapat berdiri tegak lurus dan berbentuk dan bergerak, demikian jugalah doktrin yang memungkinkan iman kita dapat berdiri dengan kokoh.
Kita akan menjadi makhluk aneh tanpa susunan kerangka ini, tanpa struktur tulang ini. Ini adalah hikmat Allah, Insinyur teragung di dalam alam semesta yang telah menciptakannya: Suatu rongga tengkorak yang menjaga otak; suatu rongga dada yang menjaga dan melindungi dan sebagai wadah paru-paru dan jantung; susunan tulang belakang yang memungkinkan kita dapat berdiri tegak lurus; tulang paha sebagai daya penggerak; tumit dan tulang telapak kaki untuk berjalan; tulang pergelangan tangan dan tulang telapak tangan untuk dapat memegang. Dan bahkan para insinyur berkata bahwa ini adalah kerangka yang paling sempurna yang dijadikan Tuhan di muka bumi ini. Tanpa itu, tentunya kita akan menjadi makhluk yang aneh: hanya menyerupai gumpalan Biologi, gumpalan daging saja. Kerangka tulang ini dibutuhkan. Begitu juga doktrin adalah sangat penting. Peter Marshall, suatu kali, berkata: “Orang yang tidak berdiri di atas sesuatu akan jatuh kepada sesuatu.”
KESAKSIAN HIDUP YANG BENAR JUGA SANGAT PENTING
Sekarang, saya ingin berbicara tentang perkataan Paulus yang kedua: yaitu kata “adorn” atau [dalam terjemahan Indonesia “memuliakan”] yang mana ini bisa berarti “mendandani”, bisa berarti “mempercantik” ajaran Allah.
Sebuah kerangka dibutuhkan. Dan ini sangat diperlukan. Kita tahu bahwa kita tidak akan hidup tanpa kerangka tulang ini. Tetapi kerangka itu sendiri dapat menjadi sesuatu yang tidak berguna dan sesuatu yang tidak menarik, bahkan sesuatu yang mengerikan.
Ketika Yehezkiel, dalam Kitab Yehezkiel 37, ia menjelaskan bahwa ia sedang berdiri di lembah dan terlihat di depannya, lembah yang penuh dengan tulang belulang dan tulang-tulang itu sudah mengering. Itulah apa yang Alkitab katakan.
Mereka tinggal tulang, mereka tinggal tulang, mereka tinggal tulang kering
Dan tulang leher dihubungkan dengan tulang bahu.
Tulang bahu dihubungkan dengan tulang punggung.
Tulang punggung dihubungkan dengan tulang paha.
Tulang paha dihubungkan dengan tulang kaki.
Tulang kaki dihubungkan dengan tulang mata kaki.
Tulang mata kaki dihubungkan dengan tulang kaki.
Engkau dengarkan Firman Tuhan.
Mereka tinggal tulang, mereka tinggal tulang, mereka tinggal tulang-tulang kering
Ketika saya masih kuliah di Baylor University, saya mengambil beberapa mata kuliah pra-mahasiswa kedokteran. Dan salah satu mata kuliah, kami sebut dengan sebutan “the cat course." Karena setiap peserta harus pergi untuk mencari seekor kucing dan kemudian memasukkan kucing itu ke dalam kantong, kemudian menuangkan cloroform ke dalamnya, dan setelah itu kantong ditutup, dan kemudian dimasukkan ke dalam formaldehida, dan kemudian kami membedahnya mulai dari hidung sampai ekornya dan mempelajari setiap bagian yang ada di dalam tubuhnya pada waktu itu.
Dan Anda tahu, ini lah tugas kami. Anda tidak akan mengetahui betapa banyaknya bagian-bagian dari tubuh kucing itu kecuali Anda mulai membedahnya. Professor kami mempunyai suatu kerangka di sana – menggantung tengkoraknya di suatu skrup. Ia juga memiliki sebuah panci yang sangat besar, sebesar piano. Dan setiap hari, ketika ia memberikan kuliah kepada kami tentang anatomi, ia meraih panci hitam itu dan mengoyangkan tulang-tulang itu – hingga ia menemukan satu tulang kecil yang ingin ia jelaskan.
Saya katakan kepada Anda. Setiap tulang manusia menjadi perhatian seorang dokter. Tidak ada cara pembuatan kerangka di dunia yang sebegitu menarik seperti ini. Dan Tuhan berkata kepada Yehezkiel, “Bernubuatlah mengenai tulang-tulang ini dan katakanlah kepadanya: Hai tulang-tulang yang kering, dengarlah firman TUHAN! Beginilah firman Tuhan ALLAH kepada tulang-tulang ini: Aku memberi nafas hidup di dalammu, supaya kamu hidup kembali.”
Sehingga kebenaran yang agung dari Firman Allah dan ajaran-ajaran iman yang agung ini: harus berinkarnasi. Itu harus dibungkus dengan darah dan daging. Itu harus hidup kembali. Sejauh Alkitab hanya sebuah buku, dan sejauh doktrin hanya sebagai ajaran – persepsi dan konsepsi teologikal, itu akan menjadi lemah dan tanpa daya.
Bukan hanya itu, namun seringkali – dapat saya katakan demikian- saya takut banyak kali ajaran gereja yang agung dan orang-orang besar dipresentasikan seperti kerangka tulang belulang belaka. Orang boleh berbantah dan berdebat berhubungan dengan doktrin tentang keilahian Kristus, doktrin tentang gereja, tentang kebenaran Allah. Dan ia boleh melakukan itu dengan sungguh-sungguh, dengan teguh dan keras. Dan gereja-gereja maupun masyarakat tidak pernah melihat adanya kedamaian ketika mereka bertengkar, membenci satu dengan yang lain demi mengasihi Tuhan.
Ketika kita memberitakan kebenaran-kebenaran agung Allah dengan tajam, pedas, gigih, seperti mendakwa, seperti tak berbelas kasihan, kadang-kadang dengan cara ini kita justru menghalau mereka dari pada mempertobatkan mereka.
Ada hati orthodoksi, semangat orthodoksi, seperti ortodhoksi terhadap setiap huruf dan kitab. Karena takut disalahfahami, saya ingin menggunakan ilustrasi dari mahasiswa Unitarian. Teologinya salah, tetapi motivasi hatinya benar. Beberapa tahun yang lalu ada suatu syair berharga yang dibacakan di acara wisuda Harvard. Seorang muda yang membacanya bernama Gilden, dan ia diajar di sekolah Unitarian itu. Dan di akhir karyanya di acara wisuda di Harvard, ia membacakan puisi ini, yang merupakan bentuk dari hati Unitariannya:
Jika Yesus Kristus adalah manusia dan hanya manusia biasa
Aku berkata Ia adalah bagian dari semua umat manusia,
Aku akan bergantung kepada-Nya
Dan kepada Dia aku akan senantiasa bergantung
Tetapi jika Yesus Kristus adalah Allah dan hanya Allah,
Aku bersumpah, aku akan mengikut Dia entah ke surga dan neraka,
Bumi, samudera dan angkasa.
Perhatikan ini, teologi yang dipegangnya ini tidak dapat diterima oleh murid Yesus. Ia tidak tahu kalau ia dipengaruhi oleh ajaran teologi Unitarian. “Jika Dia adalah seorang manusia biasa,” katanya, “Ia adalah manusia terbaik dari seluruh umat manusia, dan saya akan mengikuti Dia bahkan walaupun Dia hanya manusia biasa. Jika Dia adalah Allah, Ia sepenuhnya Allah dan saya akan mengikut Dia walaupun Allah pergi ke sorga atau pun neraka, bumi, samudera, dan angkasa.”
Saya telah menggunakan ini sebagai ilustrasi. Teologi anak muda ini salah. Kita tidak memiliki kata “jika Dia adalah” tentang Yesus. Ia adalah Tuhan kita. Kita mempercayakan tujuan hidup kita bersama dengan Dia. Kita menyembah-Nya sebagai Tuhan kita.
Paulus menyebut Dia bahwa: “Nantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus.” Paulus memanggil-Nya Allah.
Teologi anak muda itu salah, tetapi semangatnya benar. Ada semangat orthodoksi, hati orthodoksi yang umat Allah selalu doakan dan mohonkan yaitu: pengajaran yang mulia, kehidupan yang mulia, dan teladan yang mulia. Semua ini adalah kebenaran-kebenaran agung Tuhan.
Salah satu atheis terkenal berkata, “Saya dapat menjawab setiap apologis Kristen. Tetapi ada gadis pelayan di rumah kami yang suci, jujur, lurus hatinya, hidup dalam kebenaran yang mengejutkan saya” – gadis itu selalu membuat si Atheis itu tertegun, ketika setiap kali ia menunjukkan kehidupan “yang memuliakan ajaran Allah Juruselamat kita.”
Mereka dalam suatu diskusi tentang terjemahan terbaik dari Alkitab. “Saya suka King James,” kata seseorang
“Saya suka American Revised Version of 1901,” kata yang lain.
“Saya suka Weymouth,” kata yang lainnya lagi.
“Saya suka yang terbaik bagi ibu saya,” kata yang lain lagi.
Namun sebenarnya kitalah kitab yang akan dibaca oleh dunia. Kitalah Injil bagi orang berdosa. Kitalah kredo bagi para pencemooh. Kitalah pesan terakhir Tuhan, yang diberikan dalam perbuatan dan kata. Apa akibatnya jika cetakannya rusak? Apa akibatnya jika ketikannya sudah kabur?
“Memuliakan ajaran Kristus Juruselamat kita” berarti merepresentasikan kemuliaan-nya. Membuat orang berkata, “Saya akan senang menjadi seperti itu.”
Orang lebih tertarik terhadap teladan hidup kita yang sesuai dengan kebenaran. Dunia ini, dunia yang belum percaya tidak tertarik dengan berapa banyak yang Anda katakan, tetapi mereka selalu melihat cara hidup Anda.
“Tidak ada yang dapat mendengar apa yang Anda katakan,” kata Emerson, "walaupun Anda berbicara cukup keras.” Mereka lebih tertarik melihat apa yang ada dalam diri Anda. Mereka memperhatikan tingkah laku Anda.
Dalam Alkitab yang kita miliki, kita memiliki seluruh wahyu Allah. Tetapi Anda harus menyadari bahwa ada banyak penyangkal firman Tuhan dan orang yang belum bertobat yang akan melihat sisi rohani Anda. Mereka akan membaca cetakan tebalnya, yaitu Anda. Mereka melihat Anda. Mereka memperhatikan Anda. Mereka dapat mempelajari doktrin yang agung dari Tuhan ketika mereka melihat diri Anda yang memiliki teladan hidup yang benar. Kita harus mempertahankannya agar tetap indah dan mulia, yaitu dengan “muliakan ajaran Allah, Juruselamat kita.”
Seorang misionaris menjelaskan dalam bukunya tentang bagaimana cara berpikir menghadapi manusia. Ia adalah seorang pionir, ia sedang berada di tengah-tengah orang yang belum pernah melihat orang kulit putih. Dan, ketika ia pergi ke pedesaan, inilah cara ia memberitakan Injil: Ia pergi kepada kepala suku dan meminta kepala suku itu untuk memerintahkan rakyatnya berkumpul. Kemudian ia mulai mendirikan papan tulis dan menempelkan gambar-gambar tentang kehidupan Yesus di sana. Dan ia akan menjelaskan kepada mereka setiap kisah dari gambar itu.
Ketika ia pergi ke pedesaan ini, ia berbicara dan meminta semua orang berkumpul dan kemudian meletakkan gambar-gambarnya yang besar, dan kemudian menjelaskan kepada semua orang itu, “tentang gambar itu.” Di sana ada dua wanita duduk tepat di depannya. Dan ada sesuatu di kaki misionaris itu yang sangat menarik perhatian kedua wanita itu.
Dan akhirnya, salah satu dari wanita itu mengangkat tangannya dan berkata, “Orang kulit putih, kami ingin tahu sesuatu.”
Ia sedang sibuk waktu itu. Ketika wanita itu mengulangi pertanyaannya, ia berkata, “Tunggu dulu ya, sampai saya bereskan semua ini. Dan nanti Anda dapat bertanya kepada saya apapun pertanyaan Anda boleh Anda tanyakan.”
Ia bertanya lagi, “Orang kulit putih, saya ingin mengetahui sesuatu sekarang.” Dan ketika ia berkata lagi demikian, orang-orang primitif yang wajahnya dicoreng-coreng itu secara bersama-sama berkata, “Orang kulit putih, ia ingin jawaban sekarang.”
Akhirnya, misionaris itu berhenti membereskan peralatannya, dan bertanya, “Apa yang ingin Anda ketahui?
Dan ia berkata, “Orang kulit putih, apakah kakimu putih sama seperti tanganmu dan wajahmu?” Mereka dapat melihat wajahnya. Mereka dapat melihat tangannya, dan baik wajah maupun tangannya putih. Ia bertanya “Apakah kakimu putih sama seperti tangan dan wajahmu?
Misionaris itu langsung menjawab, “Ya, kakiku putih sama seperti tangan dan wajahku.” Kemudian ia mengalihkan pembicaraan dan mulai mengajar.
Tetapi jawaban itu tidak membuat mereka puas. Dan mereka masih penasaran, hingga akhirnya salah satu dari mereka berdiri dan meletakkan jari telunjuknya di bawah hidungnya dan berkata, “Orang kulit putih, kamu bohong. Wajahmu dan tanganmu memang putih, tetapi kakimu hitam.”
Itu adalah pengalaman baru baginya. Di sana ia mulai diremehkan karena masalah itu, yaitu ketika orang-orang dengan wajah yang dicoreng warna warni itu berkata bersama-sama: “Orang kulit putih, wajahmu dan tanganmu memang putih, tetapi kakimu hitam. Kakimu hitam.” Akhirnya ia mengalami situasi yang sulit dan tidak dapat melanjutkan pengajarannya.
Inilah yang sebenarnya terjadi: Ia mengenakan sepatu tinggi, sepatu boot. Sepatu itu membantu melindunginya, ketika ia melewati hutan-hutan. Itulah sebenarnya yang terjadi. Jadi kedua orang wanita itu sebenarnya melihat sepatunya yang berwarna hitam itu. Dan mereka berpikir sepatu itu adalah bagian dari tubuhnya atau kakinya. Maka mereka menduga bahwa wajah dan tangan misionaris itu putih, sementara kakinya hitam.
Dan akhirnya ia tidak dapat melanjutkan pelajarannya dan khotbahnya sampai pertama-tama ia harus duduk di sana, di tengah-tengah orang-orang itu dan kemudian membuka sepatunya dan menunjukkan kepada mereka bahwa kakinya juga putih sama dengan tangan dan wajahnya. Setelah ia melakukan itu, ia berbicara, ia mengajak untuk kembali mendengarkan ceritanya dan memperhatikan pemberitaan Injil.
Ia tidak membuat aplikasi untuk ini dalam bukunya. Tetapi, ada aplikasi yang ia buat: Mereka tertarik tentang bagaimana Anda hidup. Mereka tertarik dengan kakimu. Mereka tertarik dengan apa yang Anda lakukan. Apakah kakimu putih, seperti tangan dan wajah Anda? Apakah Anda hidup seperti yang Anda bicarakan dan seperti yang Anda katakan? Apakah Anda melakukan doktrin dari Alkitab ini? Ini adalah apa yang membuat dunia tertarik, dan itulah kira-kira yang mereka akan terus ingat.
Tugas terpenting kita, menurut Firman Tuhan adalah “memuliakan ajaran Allah Juruselamat kita,” membuatnya menjadi indah dan baik dan dapat diterima, sehat dan mulia – muliakan itu.