ALKITAB DAN ILMU PENGETAHUAN
(THE BIBLE AND MODERN SCIENCE)
Oleh Dr. W.A. Criswell
Diadaptasi Dr. Eddy Peter Purwanto
“Hai Timotius, peliharalah apa yang telah dipercayakan kepadamu. Hindarilah omongan yang kosong dan yang tidak suci dan pertentangan-pertentangan yang berasal dari apa yang [secara salah] disebut pengetahuan: karena ada beberapa orang yang mengajarkannya dan dengan demikian telah menyimpang dari iman.” (I Timotius 6:20-21).
Dalam KJV diterjemahkan dengan tepat: The oppositions of science falsely so called (pertentangan-pertentangan yang berasal dari apa yang secara salah disebut pengetahuan). Kata Yunani untuk “false” atau “palsu” di sini adalah “pseudo.” Dan kita tuliskan dalam bahasa Inggris dengan ejaan yang sama seperti dalam bahasa Yunaninya, yaitu ‘psudo.”
Dan kemudian kata “numos” adalah untuk kata “nama” atau “sebutan.” Jadi “pseudo numos” diterjemahkan menjadi “falsely named“ (yang secara salah dinamakan) atau “falsely called” (yang secara salah disebut), dan kemudian kata Yunani untuk pengetahuan adalah “gnosis.” Sedangkan kata “gonostik” adalah orang yang berminat akan pengetahuan. Jadi kata “pseudonumou gnoseos” adalah frase yang digunakan Paulus dalam teks kita ini berarti apa “yang secara salah dinamakan” atau “yang secara salah disebut” dengan pengetahuan dan ada beberapa orang yang mengajarkannya dan dengan demikian telah menyimpangkan iman.
Saya kira ini sudah menjadi sesuatu yang sangat umum bila banyak mahasiswa dan banyak orang telah membaca pernyataan bahwa Alkitab penuh dengan kesalahan-kesalahan dalam bidang sains. Salah satu komentar yang tidak seperti umumnya adalah apa yang pernah saya baca dan yang ditulis oleh Dr. Samuel Elder. Ia adalah seorang ahli peneliti bidang fisika di John Hopkins University, Baltimore, Maryland.
Dan ini adalah kutipan yang berasal dari pernyataannya: “Jika Anda memiliki ‘masalah-masalah intelektual’ tentang Alkitab atau tentang pribadi Yesus Kristus, mungkin itu adalah karena Anda berpikir terlalu sedikit tentang Firman Allah dan bukan karena Anda tahu terlalu banyak tentang ilmu pengetahuan.”
Orang yang berpikir tentang adanya pertentangan antara ilmu pengetahuan yang sejati atau pengetahuan yang sejati dengan wahyu Firman Allah memiliki kesulitan untuk membuktikannya. Sementara di sisi lain, orang yang berkata bahwa Alkitab menguatkan semua penemuan sains yang sejati, dan bahwa sains ini menguatkan wahyu Allah, maka orang itu sebenarnya memiliki tugas yang mudah untuk menjelaskannya. Itu sama seperti mempertahankan sesuatu yang sudah terbukti kebenarannya.
Jadi kebenarannya adalah bahwa Alkitab menguatkan sains yang sejati, dan sains yang sejati itu menguatkan Alkitab, bukankah itu mudah. Namun jika Anda pernah memutuskan bagi diri Anda sendiri untuk menunjukkan atau membuktikan atau mendemonstrasikan bahwa ada kesalahan di dalam Alkitab atau ada pertentangan antara penemuan-penemuan ilmu pengetahuan yang benar dan wahyu Allah, Anda mempunyai tugas yang sangat berat.
Pada 31 Oktober 1939, catatan seperti berikut ini nampak dalam Herald Tribune, sebuah surat kabar harian pada waktu itu di kota New York. Yaitu sebuah iklan yang menuliskan: “Pendeta Harry Remmer berbicara malam minggu ini di Central Baptist Church, 92nd Street and Amsterdam Avenue, tentang harmonisasi antara sains dan Kitab Suci. Ia menawarkan $ 1,000.00 jika ada yang menemukan kesalahan sainstifik di dalam Alkitab.”
Di New York, seseorang yang bernama William Floyd membaca iklan itu dan tertarik dengan tawaran sejumlah uang itu, dan kemudian datang serta berusaha menunjukkan sejumlah kesalahan sainstifik di dalam Alkitab. Ia tidak dapat membuktikan pendapatnya itu dengan memuaskan baik bagi pengkhotbah itu maupun jemaat Baptis di situ, sehingga ia membawa masalah itu ke pengadilan New York untuk menggugat baik kepada penginjil Harry Remmer maupun Central Baptist Church.
Kemudian, pengadilan itu dilaksanakan pada tanggal 15 Februari 1940, di pengadilan Kota New York. Mr. William Floyd, sebagai penggugat, membawa empat orang saksi untuk mendampinginya dalam menyelesaikan kasusnya ini. Mereka adalah para tokoh terkemuka, di antaranya ialah:
(1) Rabbi Baruk Brawnstein dari ultra-liberal sinagog Ibrani (Hebrew temple).
(2) Rev. John Hanes Holmes, gembala dari First Community Church.
(3) Rev. Charles Francis Potter, yang menggembalakan First Humanist Church.
(4) Mr. Woolsley Teller, yang adalah vice president of the American Association for the Advancement of Atheism.
Mereka semua berasal dari kota New York.
Selanjutnya pengadilan itu di buka, dan yang pertama tampil di sana adalah William Floyd, sang penggugat. Ia menegaskan bahwa Alkitab membuat pernyataan yang absurd tentang banyaknya burung puyuh yang dicatat dalam Bilangan 11:31-32: “Lalu bertiuplah angin yang dari TUHAN asalnya; dibawanyalah burung-burung puyuh dari sebelah laut, dan dihamburkannya ke atas tempat perkemahan dan di sekelilingnya, kira-kira sehari perjalanan jauhnya ke segala penjuru, dan kira-kira dua hasta tingginya dari atas muka bumi. Lalu sepanjang hari dan sepanjang malam itu dan sepanjang hari esoknya bangkitlah bangsa itu mengumpulkan burung-burung puyuh itu--setiap orang sedikit-dikitnya mengumpulkan sepuluh homer--,kemudian mereka menyebarkannya lebar-lebar sekeliling tempat perkemahan” (Ulangan 11:31-32). Namun ia gagal untuk membuktikan bahwa ada kesalahan dalam pernyataan Alkitab di sini.
Saksi kedua adalah Rabbi Brawnstein. Ia mulai dengan pengakuan bahwa secara praktis ia tidak tahu apa-apa tentang ilmu pengetahuan, namun ia adalah anggota sayap liberal dari sarjana Ibrani. Dan ia menuduh bahwa Alkitab bertentangan dengan dirinya sendiri ketika berbicara tentang binatang-binatang dalam bahtera, dengan berkata bahwa kadang dicatat masing-masing jenis ada satu pasang dan di bagian lain mengatakan bahwa ada tujuh pasang untuk setiap jenisnya.
Kemudian, ketika penasehat pembela, Yang Mulia James E. Bennett mengajukan pertanyaan dengan teliti kepada rabi itu, ia mengubah kesaksiannya ketika diminta untuk membaca Kejadian 7:1-2, yang berbunyi: “Dari segala binatang yang tidak haram haruslah kauambil tujuh pasang, jantan dan betinanya, tetapi dari binatang yang haram satu pasang, jantan dan betinanya.” Dan kemudian rabi ini menyatakan ia percaya bahwa Alkitab benar. Sehingga ia berbalik dari sebagai saksi menjadi pembela.
Saksi berikutnya adalah seorang yang sangat terkenal Rev. John Hanes Holmes yang adalah Pendeta dari First Community Church. Ia mengakui bahwa ia tidak qualified untuk berbicara sebagai seorang ahli di bidang cabang sains apapun, dan idenya berhubungan dengan sejumlah catatan Alkitab tentang penciptaan semata-mata adalah pendapatnya sendiri dan ia tidak dapat memenuhi persyaratan untuk berbicara atas nama siapa pun. Oleh sebab itu, semua kesaksiannya tidak dapat menjadi dasar bukti pengadilan yang dapat diterima oleh hakim, sehingga ia dikeluarkan dari kasus ini.
Selanjutnya, satu saksi lagi yaitu Rev. Charles Francis Potter, yang adalah seorang Pendeta dari First Humanist Church. Ia mengaku bahwa ia memiliki kuwalitas dalam menjelaskan berbagai macam cabang sains yang harus dipertimbangkan oleh hakim untuk menjadi saksi, sehingga ia tidak perlu berbicara dengan otoritas orang lain.
Namun ia maju ke depan dan bersaksi, dan menyatakan kasusnya; yaitu, bahwa tidak ada air bah seperti yang dijelaskan dalam Kejadian. Dan kemudian sang hakim bertanya kepadanya, apakah ia ada di sana pada waktu itu, dan jika tidak, dari mana ia memperoleh informasi yang mendasari kesaksiannya itu?
Pendeta itu berkata bahwa ia memperoleh informasi itu dari membaca dan studi, dan akhirnya ia mengakui bahwa pemikirannya itu semata-mata hanyalah pemikirannya sendiri.
Kemudian ketika yang Mulia James E. Bennett, sebagai pembela, menanyai dengan teliti kesaksian orang itu. Dan pendeta dari First Humanist Church itu mengaku bahwa ia tidak tahu apapun tentang Tuhan, sejak ia adalah seorang agnostik dan meragukan subyek ini. Ia mengaku bahwa ia tidak pernah berdoa, dan bahwa ia berpikir bahwa Allah hanyalah sebuah ide semata.
Hari berikutnya, hari Jum’at, 16 Februari 1940, vice president of the American Association for the Advancement of Atheism dihadirkan sebagai saksi, ia adalah Woolsley Teller. Ia dengan percaya diri mengulangi gaya atheistik untuk melawan Alkitab yang sudah umum dipakai oleh garis atheistik mulai dari Selfsist ke Voltaire sampai Ingersoll. Ia mengklaim didukung oleh ilmuwan, namun mengaku bahwa tidak pernah tamat dari Perguruan Tinggi mana pun dan sepenuhnya hanya melalui belajar sendiri dari membaca buku-buku, majalah, dan surat kabar, terutama semua literatur yang diterbitkan oleh kaum atheis.
Ketika sang pembela, yang Mulia James E. Bennett bertanya dengan teliti kepada orang atheis yang sedang bersaksi itu, ia membuatnya mengakui bahwa ia salah memahami dan salah mengerti tentang Darwin.
Secara praktis setiap orang melakukan kesalahan yang sama. Darwin sendiri tidak sepenuhnya yakin dengan apa yang ia katakan berhubungan dengan “origin of the species” seperti yang mungkin Anda pikirkan.
James E. Bennett memaksa atheis itu untuk mengakui bahwa ia tidak tahu apa-apa tentang bahasa Ibrani atau Yunani atau Latin, kemudian ia juga memaksa dia untuk mengakui bahwa para ilmuwan yang ia kutip telah membuat kesalahan yang menyedihkan dan telah membuat kesalahan-kesalahan sainstifik.
Dalam persidangan yang diceritakan di sini. Anda tidak dapat membayangkan betapa bangganya saya ketika membaca kasus ini dan ketika saya menemukan bahwa salah satu dari kesalahan-kesalahan sainstifik yang mereka perdebatkan dalam persidangan itu ada dalam buku kecil saya yang berjudul “Did Man Just Happen?” dalam bab yang berjudul “The Hoaxes of Anthropology.”
Para ilmuwan yang telah banyak mengutip dan mengacu pada Dr. Henry Fairfield Osborn, ahli paleontologi terkemuka di Amerika. Kata Yunani untuk “tua” (old) atau “kuno” (ancient) adalah “paleos” dan “ontos” berarti “being” (keberadaan), dan “logos” berhubungan dengan kata “studi.” Sehingga orang-orang yang mempelajari bidang studi benda-benda kuno atau ancient things disebut peleontologist (paleontolog).
Dia (Osborn) adalah pemimpin dari American Museum of Natural History di kota New York dan juga Kepala Departemen Research Zoology di Columbia University.
Selanjutnya, orang ini, bersama dengan para anthropolog yang lainnya yang bersama dengan dia, pernah mengidentifikasi sebuah gigi yang pernah ditemukan oleh Mr. Harold Cook di Nebraska yang diperkirakan milik seseorang yang pernah hidup di benua itu sekitar satu juta tahun yang lalu.
Mereka disebut dengan manusia anthropoid, ini adalah makhluk setengah manusia dan setengah monyet, dan mereka menyebut manusia anthropoid ini “Hespero Pithecus -Haroldcookii” untuk memonumenkan nama Harold Cook yang menemukannya.
Hesperos. Kata Yunani untuk “petang” atau “evening” adalah “hesperos” dan dari sini sering mengacu kepada segala sesuatu berhubungan dengan “barat”. Pithecus adalah kata Yunani untuk “monyet.” Oleh sebab itu, Hespero Pithecus adalah manusia-kera Barat yang hidup di benua ini, yang mana menurut paleontolog tersohor itu, mereka telah hidup di benua itu satu juta tahun yang lalu.
Saya telah melihat demonstrasi dari literatur yang berbicara panjang lebar tentang manusia Nebraska ini, termasuk dalam bentuk gambar-gambar, maupun penjelasan tentang habitat, kebiasaan-kebiasaan mereka, baik kaum laki-lakinya, atau pun kaum perempuannya dan semuanya ini dapat dilihat di Field Museum ketika saya masih muda. Di sana, saya melihat gambar lengkap tentang manusia-kera ini, dan seluruh ras yang diduga telah mendiami benua Amerika Utara itu lebih dari satu juta tahun yang lalu. Dan semua itu hanya dibangun di atas penemuan sebuah gigi! Keseluruhan teori evolusi yang telah Anda baca kira-kira dibangun di atas penemuan rahang atau gigi atau pecahan tengkorak saja.
Di Scopes Evolution Trial di Dayton, Tennessee, walaupun saya sudah cukup tua untuk mengingat itu. Namun saya mengingat satu hal, yaitu tentang bagaimana William Jennings Bryan ditanya berhubungan dengan bukti dari sebuah gigi itu, yaitu “Hespero Pithecus -Haroldcookii” itu. Dan ketika ia ditanya berhubungan dengan bukti untuk itu, maka Dr. Harry Fairfield Osborn adalah satu-satunya otoritas yang ada yang dapat dikutip untuk membuktikan keistimewaan manusia-kera yang hidup satu juta tahun yang lalu di benua Amerika Utara.
Kemudian, jawaban dari William Jennings Bryan pada waktu itu adalah, “Saya tidak memiliki jawaban selain berkata bahwa bukti untuk itu terlalu sedikit untuk membangun sebuah kesimpulan penelitian yang besar.” Dan Bryan memerlukan waktu dan data yang lebih lengkap. Atau akan menjadi tertawaan.
Tidak pernah ada paleontolog tersohor di dunia. Jika Anda ingin tahu Anda dapat membaca penjelasan panjang lebar tentang dia dalam Encyclopedia Britannica. Tidak pernah ada paleontolog terbesar di dunia ini. Dr. Fairfield Osborn, bersama dengan anthropolog yang lainnya, memberikan penanggalan manusia “Hespero Pithecus” lebih dari satu juta tahun?
Beberapa tahun kemudian sejak pengujian bidang ini, kerangka binatang yang masih memiliki gigi ditemukan. Dan ternyata gigi itu adalah milik seekor binatang liar, salah satu spesies babi yang sudah punah di Amerika Serikat, namun pernah hidup di seluruh benua ini dalam jumlah yang banyak. Dan dengan itu, hakim melempar kasus ini keluar pengadilan dan menghentikan sidang pengadilan.
Saya ulangi: setiap kali Anda mencoba untuk menunjukkan bukti tentang adanya kesalahan dalam catatan Alkitab tentang sainstifik atau ilmu pengetahuan, Anda akan menghadapi kesulitan yang sangat besar.
Namun sebaliknya, setiap kali seseorang berdiri untuk menunjukkan, seperti yang saya lakukan sekarang ini, menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan sejati tidak akan bertentangan dengan Firman Allah dan bahwa Firman Allah selalu sesuai dengan semua ilmu pengetahuan yang sejati, Anda tidak akan masuk dalam kesulitan itu.
Saya pikir ini sangat mudah, karena tangan yang menuliskan sejarah atau menciptakan langit dan bumi adalah tangan dari sang Mahakuasa yang sama yang menuliskan Alkitab yang sekarang ada di tangan saya ini. Penulis yang sama yang menuliskan keduanya.
Selanjutnya, marilah kita melihat beberapa hal lain berhubungan dengan apa yang ditemukan dalam penemuan dan observasi ilmu pengetahuan dan yang dituliskan di sini, yaitu di dalam Alkitab.
Pertama, kita akan berbicara tentang arkeologi. Bagi saya, tidak ada mujizat yang lebih besar yang ditemukan di bumi dibandingkan dengan ini, yaitu yang belum pernah digali oleh arkeolog namun telah dikonfirmasi oleh Alkitab. Mereka telah mengadakan penggalian pada setiap gundukan tanah dan kemudian menjelaskan tentang situs kuno di dataran Fertile Crescent mulai dari Babel turun ke Mesir. Dan setiap artifact yang pernah mereka gali dan temukan, setiap potsherd (misalnya buli-buli), setiap inskripsi, setiap cuneiform, setiap pecahan hieroglyphic, semuanya itu tanpa terkecuali justru mendukung kebenaran Alkitab.
Sebelumnya mereka pernah berkata, “Ketika Alkitab berkata: Musa menulis, itu adalah sesuatu yang impossible, tidak mungkin, karena pada saat itu belum ada tulisan yang ditemukan, atau pada zaman itu orang belum bisa menulis.”
Kemudian arkeolog mulai menggali, gundukan pasir di Mesir, mereka menggali dan menemukan lempengan-lempengan Tel El-Amarna Tablets. Kemudian di Syria bagian barat daya mereka menggali dan menemukan literatur Ugaritic di Ras Shamra. Kemudian akhirnya mereka menemukan perpustakaan yang berisi banyak Cuneiform Tablets di Ebla.
Dan sekarang kita tahu bahwa tulisan yang sudah ditemukan itu menunjukkan bahwa lebih dari seribu tahun sebelum Musa, banyak orang sudah mulai menulis. Bahkan saya dapat mengingat ketika mereka berbicara tentang suku “Het.” Seluruh Perjanjian Lama sering menyebut suku “Het” ini. Dan mereka berkata, “Tidak pernah ada orang atau suku atau ras atau bangsa Het ini.” Itu lah kata-kata para pengritik Alkitab. Menurut mereka itu hanya imajinasi yang dituliskan dalam Alkitab.
Kemudian para arkeolog mulai menggali, dan mereka menemukan reruntuhan kerajaan Het ini. Kerajaan besar sebelum Mesir adalah kerajaan Het, baru kemudian kerajaan Mesir, kemudian kerajaan Babel, kemudian Asyur, kemudian Babel lagi, kemudian Persia, kemudian kerajaan Alexander atau Yunani, dan kemudian Romawi.
Namun kerajaan besar pertama yang pernah ada adalah kerajaan Het. Saya dapat mengingat, ketika mereka mengejek dan mentertawakan Kitab Daniel yang mencatat bahwa raja terakhir Babel adalah Belsyazar.
Mereka yakin telah memiliki bukti yang kuat bahwa catatan sejarah dalam Alkitab ini salah. Karena tidak pernah ada nama Belsyazar yang pernah hidup menjadi raja terakhir Babel.
Dan mereka memiliki silinder Koresi yang mereka temukan dalam penggalian mereka. Mereka menjadikan itu sebagai bukti. Dalam daftar nama semua raja Babel yang dicatat oleh Koresy, raja terakhirnya adalah Nabonidus.
Kemudian mereka mulai menggali gundukan tanah di Babel, dan mereka menemukan semua tablet yang ditulis dalam cuneiform. Dan Anda tahu, bahkan saya sekarang bisa menulis biografi tentang Belsyazar. Ayahnya, Nabonidus, tidak suka berada di istana, dan ia hidup di sumber air di padang gurun Arab, dan anaknya yang bernama Belsyazar yang memerintah menjadi raja di kerajaannya. Alkitab telah membuktikan kebenarannya sendiri lagi!
Mari kita berbicara tentang yang lain lagi. Ketika saya di perguruan tinggi, semua sarjana mengejek dan berkata bahwa Yohanes tidak mungkin menulis Injil keempat. Pemikiran teologinya terlalu maju bila itu ditulis pada abad pertama.
Itu tidak mungkin ditulis sebelum dua ratus lima puluh tahun setelah zaman Kristus. Dan ketika hampir semua akademisi yang tidak memiliki iman dan teolog palsu berkoar-koar, di suatu gundukan tanah di Mesir ditemukan papyrus yang ditulis kira-kira tahun 95 A.D. dan papyrus ini mengutip Injil Yohanes pasal 18.
Ilmu arkelogia akan selalu membuktikan kebenaran Firman Allah. Dan ketika para arkeolog menggali, mereka akhirnya mengetahui bahwa itu justru menguatkan kebenaran Firman Allah, yaitu Alkitab ini.
Kedua, kita akan berbicara tentang ilmu cosmogony. Dalam Kisah Rasul 7, kita diberitahu bahwa Musa belajar berbagai ilmu pengetahuan dan seni di Mesir. Dan lagi-lagi, para arkeolog menemukan textbooks yang Musa pelajari. Dan kita dapat membaca ilmu pengetahuan pada zaman itu. Ya, ilmu pengetahuan yang sudah ada pada zaman Musa hidup. Mereka memiliki ilmu cosmogony, yaitu ilmu yang mempelajari dari mana dunia ini berasal, atau tentang penciptaan alam semesta.
Dan menurut ilmu cosmogony orang-orang Mesir kuno, segala sesuatu dimulai dengan sebuah telor raksasa yang terbang berputar-putar. Dan ketika proses mitosis telah selesai, maka telur itu retak dan terbuka dan lahirlah bumi ini. Itu adalah pelajaran ilmu pengetahuan yang pernah dipelajari oleh Musa. Sehingga saya mengambil Alkitab dan saya membaca tujuh kata teragung dari bagian yang paling pertama dari Alkitab. “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” Itulah yang dikatakan Alkitab!
Dalam dunia cosmogony, salah satu hal yang mengherankan bagi saya adalah apa yang ada dalam buku Sir James Jeans yang berjudul “The Wider Aspects of Cosmogony. “ Dan dalam buku ini, ia dengan terus terang berkata bahwa alam semesta ini bagaikan jam besar yang sedang bergoyang, dan lama kelamaan akan runtuh atau jatuh.
Dalam buku itu ia berkata, “penyusutan energi adalah penghancuran berbagai unit ke dalam unit-unit yang lebih sederhana, dan itu menyusutkan energi dan sedang hancur ke dalam komponen-komponen yang lebih sederhana seperti gasoline, atau uranium atau radium."
Itu adalah ilmu pengetahuan terbaik yang dikatakan pada hari ini. Dan itu identik dengan apa yang telah dikatakan dalam Mazmur 102:25-26, yang dikutip dalam Ibrani 1:10-12: "Pada mulanya, ya Tuhan, Engkau telah meletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tangan-Mu. Semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap ada, dan semuanya itu akan menjadi usang seperti pakaian; seperti jubah akan Engkau gulungkan mereka, dan seperti persalinan mereka akan diubah, tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahun-Mu tidak berkesudahan” Itu lah apa yang dikatakan oleh Alkitab.
Ketiga, dalam anthropologi, segala sesuatu yang kita pelajari adalah tentang asal usul manusia yang persis sama dengan yang telah dituliskan dalam Alkitab. Allah menjadikan berbagai spesies yang berbeda, dan mereka tidak bisa saling menyeberang ke spesies lainnya.
Anda tidak akan pernah melihat semak duri berubah menjadi pohon jeruk. Anda tidak akan pernah melihatnya. Dan Anda tidak akan pernah melihat kuda berubah menjadi sapi, atau kucing menjadi anjing.
Setiap makluk dijadikan menurut spesiesnya masing-masing, dan tidak pernah ada bukti, atau bahkan tidak akan pernah ada, bahwa mereka bisa berubah menjadi jenis mahkluk yang lain. Menurut Alkitab, mereka semua tetap menjadi menurut jenisnya masing-masing, dan salah satunya adalah manusia.
Dalam setiap pelayanan pemberkatan nikah, saya selalu melakukan hal yang sama. Ketika Allah menjadikan yang pertama seorang laki-laki dan menempatkannya di Taman Eden, Ia berkata: “Tidak baik manusia hidup sendiri.”
Ketika Ia menciptakan cakrawala yang penuh dengan bintang bertebaran, Ia berfirman: “Semua itu baik.” Ketika Ia menjadikan bumi yang indah dengan tumbuh-tumbuhan menghijau, Ia berfirman: “Semua itu sangat baik.” Namun ketika ia melihat manusia itu sendirian, bahkan di Taman Eden itu, Ia berfirman: “Tidak baik.”
Dan Ia menciptakan baginya seorang perempuan, dan ini adalah ciptaan terakhir Allah. Dan Ia membawa perempuan itu kepada manusia dan berkatalah manusia itu: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku” karena ia diambil dari tulang rusuknya. Dan Tuhan Allah berfirman: “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.”
Keempat, saya ingin berbicara tentang bidang astronomi. Ketika saya membaca Alkitab dan membandingkan dengan penemuan-penemuan ilmu pengetahuan belakangan, saya menjadi semakin jelas.
Ayub 26:7 berkata: “Allah menggantungkan bumi pada kehampaan.”
Sebelumnya, Ayub menulis, Oh, Tuhan hanya Engkau yang tahu berabad-abad sebelum Kristus. Dan itu dikatakan disini: “Allah menggantungkan bumi pada kehampaan.”
Selama beribu-ribu tahun, manusia percaya bahwa bumi bertumpu di atas sesuatu. Orang-orang Mesir berkata bahwa bumi di topang oleh empat pilar.
Dalam mitos Yunani diajarkan bahwa bumi bertumpu di atas raksasa yang disebut dengan Atlas. Itu menurut orang Yunani. Dalam Hindu diajarkan bahwa bumi bertumpu di atas pundak gajah raksasa yang berenang di lautan kosmik. Itu adalah yang dikatakan oleh para ilmuwan selama ribuan tahun. Namun Firman Allah berkata, “Ia menggantungkan bumi pada kehampaan!”
Manusia di abad-abad yang lalu merasa bahwa bumi ini berbentuk datar (flat). Namun Yesaya 40:22 berkata bahwa Allah bertahta di atas bulatan bumi. Manusia tidak percaya bahwa bumi ini bulat sampai abad-abad terakhir ini, namun berabad-abad sebelumnya Alkitab sudah mengajarkan bahwa bumi itu bulat. Yesaya 11:12 berbicara tentang empat penjuru bumi. Sehingga orang-orang yang melihat itu kemudian berkata bahwa Alkitab mengajarkan bahwa bumi ini datar dan memiliki empat sudut. Yesaya tidak menulis dalam bahasa Inggris, namun ia menulis dalam bahasa Ibrani. Empat penjuru bumi adalah idiom atau ungkapan dalam bahasa Inggris. Misalnya orang berkata bahwa “anggota Marinir Amerika Serikat bertugas di empat penjuru bumi.” Dan kata Ibrani kanaph berhubungan dengan keseluruhan bumi. Misalnya Allah mengumpulkan Israel dari seluruh bumi.
ILMU FISIKA
Orang muda dari Italia yang luar biasa adalah EvangelistaTorricelli. Ia meninggal pada umur dua puluh tahun. Ia pergi kepada Galileo di Florence dan Gelileo sangat terkesan dengan anak muda ini. Tahun 1643 Torricelli menemukan barometer untuk mengukur kekuatan udara. Tidak ada seorangpun yang memikirkan bahwa udara memiliki berat atau kekuatan sampai Torricelli menemukan barometer ini, kecuali Alkitab. Dalam Ayub 28:25 dijelaskan bahwa udara memiliki berat atau kekuatan.
CYTOLOGY
Paulus adalah ahli cytology. Dalam 1 Korintus 15:39, ia berkata, “Bukan semua daging sama: daging manusia lain dari pada daging binatang, lain dari pada daging burung, lain dari pada daging ikan.”
Kesimpulan dari editor: Dr. W.A. Criswell akhirnya benar-benar membuktikan dalam khotbahnya atau dalam bab ini, bahwa jika Anda mencoba untuk memikirkan bahwa Alkitab penuh kesalahan berhubungan dengan ilmu pengetahuan, maka Anda akan memiliki tugas atau pekerjaan rumah yang berat untuk membuktikannya. Namun jika Anda berpikir bahwa ilmu pengetahuan yang sejati tidak bertentangan, dan bahkan menguatkan kebenaran Alkitab, Anda didukung oleh banyak pihak, bahkan dukungan dari ilmu pengetahuan itu sendiri untuk membuktikan kebenarannya. Jadi Anda memiliki tugas atau pekerjaan yang jauh amat ringan.