ALKITAB ADALAH FONDASI IMAN KITA
(The Foundation for the Faith)
Oleh Dr. W.A. Criswell
Diadaptasi Dr. Eddy Peter Purwanto
“Dan apabila orang berkata kepada kamu: "Mintalah petunjuk kepada arwah dan roh-roh peramal yang berbisik-bisik dan komat-kamit," maka jawablah: "Bukankah suatu bangsa patut meminta petunjuk kepada allahnya? Atau haruskah mereka meminta petunjuk kepada orang-orang mati bagi orang-orang hidup?" "Carilah pengajaran dan kesaksian!" Siapa yang tidak berbicara sesuai dengan perkataan itu, maka baginya tidak terbit fajar” (Yesaya 8:19, 20)
Anda tidak akan pernah bisa menemukan suatu peristiwa yang lebih aneh dari ini dalam sepanjang sejarah: Ketika kesulitan dan krisis datang, ada begitu banyak orang dari sejak dulu yang berusaha mencari jawab melalui bidang astrologi dan necromancy dan ramalan yang kita bicarakan ini. Ini hanyalah salah satu penyimpangan dari natur kemanusiawian kita yang telah jatuh, semua yang mutlak dan semua yang dilarang oleh Firman Tuhan justru yang manusia lakukan. Kita tidak boleh pergi ke ahli nujum dan necromancer (berkomunikasi dengan orang yang sudah mati) kepada tukang ramal dan astrolog. Ini adalah suatu kekejian bagi Tuhan, Ia berkata bahwa di dalam masa yang krisis, krisis akan kebutuhan, kita harus pergi kepada hukum Tuhan dan kepada kesaksian yang adalah Firman Tuhan, Kitab Suci.
TUHAN BERBICARA MELALUI DUNIA DI SEKELILING KITA
Saya mengajak Anda membuka Yesaya 55:10-11:
Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.” (Yesaya 55:10, 11).
Perkataan ini berasal dari pikiran Tuhan yang tak terbatas, dan itu ditujukan kepada kita dengan tujuan dan rencana yang telah ditentukan oleh Tuhan kita. Ada suatu tujuan, suatu rencana untuk setiap kehidupan, dan untuk seluruh kehidupan kita bersama sebagai bangsa, dan Firman Tuhan diberikan untuk tujuan surgawi. Dan Ia berkata, "Ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya." [Yesaya 55:11]. Dan Tuhan memberikan suatu ilustrasi tentang itu dengan sangat jelas: "Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan," [Yesaya 55:10]. Kuasa Firman Tuhan seperti Tuhan Sendiri. Itu tak terbatas. Tuhan menggunakan ilustrasi ini; di sini turun hujan setiap hari, begitu juga di tempat lain, Tuhan sedang menurunkan tetesan air hujan ke dalam bunga. Ia sedang menyirami kebun gandum. Ia sedang menyirami tanah tandus, menggembalakan di padang rumput yang menghijau. Ia memutar matahari untuk menyinari kebun buah sehingga buah itu menjadi masak. Dan Tuhan Allah yang sama yang menulis Alkitab ini adalah Tuhan Allah yang mengirim kesaksian firman-Nya dari Mulut-Nya. Dan Ia berfirman, semua akan terjadi sesuai dengan maksud dan rencana-Nya.
Seruan yang tidak biasa lainnya, ada dalam Yeremia 37:17: "Pada suatu kali raja Zedekia menyuruh orang mengambil dia. Lalu dengan diam-diam bertanyalah… kepadanya: "Adakah datang firman dari TUHAN?" Jawab Yeremia: "Ada!" Apakah Tuhan berfirman? Apa yang dikatakan oleh Tuhan? Nabi itu menjawab pertanyaan raja terakhir Yehuda itu, yaitu Zedekia, ya Tuhan berfirman. Tuhan memiliki sesuatu untuk dikatakan. Dan ini adalah sejarah universal Tuhan di seluruh Kitab Suci. Tuhan berbicara. Tuhan mempunyai sesuatu untuk dikatakan. Baiklah setiap orang yang mempunyai mata melihat dan yang mempunyai telinga boleh mendengar dan yang mempunyai hati boleh merespon, kita dapat melihat dan mendengar dan menjadi sensitif terhadap setiap kesaksian Tuhan di mana pun juga, melalui memperhatikan sekeliling kita.
Tuhan berbicara melalui ciptaan di sekitar kita, di atas kita, di bawah kita, dan di dalam kita. "hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. " [Mazmur 19:2]. Langit menyerukan Dia dan cakrawala menunjukkan betapa geniusnya sang Pencipta-nya.
Suatu kabut tipis di atas langit nan jauh,
Oh Tuhan, langit lembut,
Menghijau bagaikan ladang jagung
Dan angsa-angsa berenang di sana --
Dan seluruh dataran tinggi dan dataran rendah
Emas-emas berkilauan --
Kita menyebutnya sebagai musim gugur
Dan orang yang lain menyebut “itu Tuhan.’
…....
Bagai barisan penjaga yang sedang bertugas,
Seorang ibu kelaparan karena anak-anaknya,
Socrates mabuk racun hemlock,
Dan Yesus di hinakan;
Dan jutaan orang miskin dan terabaikan
Berjalan dengan tertatih-tatih,--
Orang menyebutnya itu adalah “Penyucian,”
Dan yang lain menyebutnya “itu Tuhan.”
[William Herbert Carruth, "Each in His Own Tongue"]
Kepada mereka yang mempunyai telinga untuk mendengar, hati untuk menjawab, Tuhan berbicara di mana-mana.
TUHAN BERBICARA MELALUI SEJARAH
Tuhan berbicara dalam sejarah. Tuhan berbicara dalam penghakiman terhadap bangsa-bangsa. Ketika Asyur datang menyerang dan menganiaya serta meruntuhkan Yehuda dan Yerusalem, membinasakan Samaria dan membawa sepuluh suku bangsa utara ke pembuangan, Yesaya bertanya kepada Tuhan. Dan Tuhan menjawab, "Celakalah Asyur, yang menjadi cambuk murka-Ku dan yang menjadi tongkat amarah-Ku!" [Yesaya 10:5]. Tuhan berbicara dalam sejarah. Ketika penindas dan penjajah dari orang-orang Kasdim datang menghancurkan Yehuda dan membakar Bait Suci di Yerusalem, Habakkuk, nabi Tuhan bertanya kepada Tuhan betapa apa yang terjadi ini lebih jahat dibandingkan dengan yang mereka lakukan. Dan Tuhan menjawab, “Akulah yang akan membangkitkan orang Kasdim," ini adalah orang Babilonia, Aku telah "menetapkan dia untuk menghukumkan; dan...menyiksa” mereka untuk mengajar mereka menyadari kesalahannya” (Habakkuk 1:4-12). Injil Matius 23 melukiskan betapa pahitnya pengumuman yang datang dari Tuhan kita menentang para pemimpin di Yerusalem dan di Yuhuda. Dan akan ada penghakiman yang akan datang, dan kita tahu itu. Itu adalah suara Tuhan. Tuhan berbicara dalam sejarah.
TUHAN BERBICARA MELALUI HATI NURANI
Tuhan berbicara dalam hati nurani. Dalam Roma 2:15, dikatakan bahwa Tuhan menuliskan Taurat-nya dalam hati kita. Dan ia berkata bahkan kepada orang-orang yang tidak mempunyai Alkitab, dan mereka yang tidak mengetahui kata-kata keselamatan ini; yaitu mereka yang ada di luar pengetahuan akan Kitab Suci. Orang-orang ini juga mempunyai hati nurani yang berbicara kepada mereka sebagai suara Tuhan.
Mari kita berbicara tentang kehidupan Charles Darwin yang mengumumkan secara resmi teori evolusi. Dengan kemampuan berbahasa Inggris yang minim serigala berbulu domba ini pergi ke seluruh dunia. Dan ketika ia sampai di ujung Amerika Selatan, di negeri yang disebut Tierra del Fuego, Charles Darwin melihat banyak orang di pinggiran Amerika Selatan yang mengalami degradasi, manusia yang begitu tidak sempurna (subhuman), sehingga ia berkata, “Mereka tidak punya jiwa dan tidak memiliki hati nurani dan tidak memiliki kepekaan untuk membedakan antara benar dan salah, dan mereka adalah mata rantai yang hilang antara binatang dan homo sapiens.” Itulah apa yang Charles Darwin katakan. Ketika kata-kata itu sampai ke London, London Missionary Society mengirim misionaris kepada orang-orang Tierra del Fuego dan memberitakan Injil kepada mereka. Dan mereka bertobat dan berbalik dan menjadi contoh orang-orang Kristen yang baik. Tidak ada ras manusia yang tidak memiliki hati nurani yang mana melaluinya Tuhan berbicara kepada umat manusia. Tuhan berbicara dalam hati nurani.
TUHAN BERBICARA MELALUI PEMELIHARAANNYA DALAM HIDUP KITA
Adakah firman dari Tuhan? Yeremiah berkata ada. Tuhan berbicara dalam pemeliharaan-Nya terhadap kehidupan. Tuhan sedang berbicara sesuatu kepada kita ketika seorang bayi dilahirkan di tengah keluarga kita. Tuhan sedang berbicara sesuatu kepada kita melalui penyakit dan kesusahan. Semua itu adalah kata-kata dari Tuhan. Dengarkan Dia. Tuhan berbicara kepada kita melalui kematian. Ini adalah suara Tuhan. Tuhan berbicara dalam kematian. Ada seorang kaya mempunyai satu anak laki-laki yang masih kecil yang kemudian meninggal, dan setiap malam ia menutup dirinya dalam perpustakaannya dan membaca Alkitab, dan isterinya, -- ketika laki-laki ini pergi bekerja -- isterinya masuk ke perpustakaan dan mengambil Alkitab itu dan membuka-buka setiap halaman untuk mengetahui apakah sebenarnya yang ada di sana sehingga suaminya begitu tekun membacanya setiap malam. Dan itulah dia: Dalam setiap lembar Kitab Suci ini ia menemukan tentang surga, dan pengusaha yang baik ini telah menggarisbawahi ayat-ayat itu dengan pensil berwarna merah.
TUHAN BERBICARA KEPADA KITA MELALUI ALKITAB
Tuhan berbicara kepada kita melalui Alkitab-Nya. Dan ini adalah fondasi iman kita. Kitab Ibrani mulai dengan, “Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.” (Ibrani 1:1, 2). Tuhan berbicara kepada kita melalui Para nabi Perjanjian Lama. Tuhan berbicara kepada kita melalui Putra-Nya dan melalui pelayanan para Rasul Perjanjian Baru. Tuhan berbicara kepada kita melalui Alkitab yang menjadi Dasar Iman Kita. Bagi saya, gambaran kekal dari Yesus Kristus Tuhan kita ada bersama Alkitab di tangan-Nya. Ketika Ia mulai pelayanan umumnya di Nazareth di mana Ia telah dididik dan dibesarkan sebagai anak, dari sana Ia memulai pelayanan umumnya, Ia dibaptis oleh Yohanes Pembaptis di sungai Yordan, memulai pelayanan terbuka-Nya di Nazareth, ketika diberikan kepada-Nya suatu gulungan kitab nabi Isaiah, dan Ia mulai mengajar, mengumumkan Sabda Tuhan.
Hidup yang penuh dengan kemenangan dari Tuhan kita dapat ditemukan dalam Firman Tuhan. Ia mengalahkan Setan yang mencobai Dia tiga kali hanya dengan mengatakan: "Seperti ada tertulis" dan ini adalah kutipan dari Firman Allah, Kitab Suci. Dan Ia menjawab kepada para pengritik-Nya, yaitu orang Farisi, "Apa yang Kitab Suci katakan?"
Dan selanjutnya ketika Ia menghadapi masa penderitaan-Nya untuk mati disalibkan. Ketika Simon Petrus mencabut pedangnya untuk membela Tuhan, Tuhan berkata, “Sarungkan kembali. Sarungkan kembali pedangmu. Bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian?” Dan ketika Tuhan kita menghadapi semua itu, ada kemenangan dan jaminan di balik kematian di atas kayu salib yang mengerikan itu. Ia mengumumkan firman-Nya melalui para nabi, Hosea 6:2: “Pada hari yang ketiga Aku akan bangkit lagi”. Apa yang kita didengar oleh telinga kita dan perkataan dari bibir-Nya adalah janji yang mulia dari kitab para nabi: “Pada hari yang ketiga Aku akan bangkit dari kematian.” (Hosea 6:2). Alkitab adalah dasar dari iman kita dan jaminan bahwa Tuhan kita hidup, bahwa Ia telah bangkit dari kematian, dan ini ditemukan dalam kesaksian nubuatan bahwa ada kemenangan yang agung atas dosa, kematian dan kubur.
Sekarang, kita akan menguraikan secara terperinci Lukas 24, yang bagi saya adalah salah satu bagian yang mengagumkan dari semua presentasi pernyataan Sabda Tuhan yang ditemukan di seluruh Kitab Suci. Hanya saja saya tidak tahu berapa banyak hal yang dapat kita bahas sekarang ini, dalam tema: Alkitab adalah Dasar Iman Kita ini. Tentang Injil Lukas pasal 24, kritikus dari Perancis, yaitu Renan berkata, “Ini adalah kisah yang paling indah di dunia.” Ini adalah sebuah kisah tentang dua murid Tuhan, Cleopas dan seorang murid yang tidak disebutkan namanya, yang sedang dalam perjalanan dari Yerusalem ke Emmaus. Dan mereka sedang dalam kesedihan yang mendalam. Tuhan yang mereka telah harapkan akan menjadi Mesias yang diutus bagi Israel, Tuhan itu telah dibunuh dan semua harapan mereka benar-benar hancur sampai rata dengan tanah. Tetapi ada orang yang datang kepada mereka mengatakan bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati. Tetapi mereka tidak bisa mempercayai hal itu. Selanjutnya di ayat 25: “Kemudian Yesus berkata kepada mereka..." Ia tidak dikenal oleh mereka. Mereka tidak mengetahui siapa orang asing itu. Akhirnya ia menyatakan Dirinya Sendiri pada waktu memecah-mecahkan roti pada waktu makan malam.
Tetapi di sepanjang perjalanan, mereka tidak mengetahui bahwa yang bersama mereka adalah Tuhan Yesus, dan Tuhan Yesus berkata kepada mereka, “Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu untuk percaya...” (Lukas 24:25 – KJV). Kata Yunani yang digunakan di sini adalah " alpha privative" - anoetoi ("foolish ones"). " betapa lambannya hatimu untuk percaya" sama dengan apa yang Petrus katakan dan Yohanes katakan ketika mereka lari menuju kubur dan menemukan Yesus tidak ada lagi di sana? Tidak. Oh, apa yang tidak dipahami orang-orang ini, dan lambat hatinya untuk percaya apa? Untuk percaya semua yang para nabi sudah nubuatkan. Sebelum malaikat berkata, “Ia tidak ada di sini. Ia telah bangkit dari kematian. Masuklah dan lihatlah tempat di mana Ia dibaringkan.” Sebelum wanita-wanita itu memberitahukan, “Kita sudah melihat Dia dan menyembah di bawah Kaki-Nya.” Sebelum para murid memproklamirkan kepada dunia, “Sungguh Ia telah bangkit.” Sebelum semua itu, konfirmasi kesaksian yang agung dari Kitab Suci berkata, “Pada hari yang ketiga, Ia akan bangkit kembali.” Pernyataan yang luar biasa tentang kebangkitan Tuhan kita adalah kesaksian Alkitab, Kitab Suci.
KESAKSIAN TERAGUNG TENTANG KEBANGKITAN KRISTUS
Mari kita melihat hal yang sama dalam pasal yang sama, Lukas 24:36 dijelaskan bahwa ketika mereka ada di sana, yaitu ketika para murid ini, di dalam ruang atas itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka. (Salah satu mukjizat dari tubuh kebangkitan kita, adalah bisa tembus dinding, bisa menembus pintu seperti tubuh kebangkitan Yesus ini. Saya sering memikirkan ini - di dunia yang akan datang, dalam tubuh kebangkitan kita, kita dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain dalam sekejap -- Saya dapat berpikir saya sekarang ada London, tiba-tiba sekarang saya ada Hong Kong, saya sekarang ada di Johannesburg, Afrika. Saya sekarang ada di Bangkok. Dan dalam tubuh kebangkitan, kita dapat berpindah tempat dengan begitu cepat dari satu tempat ke tempat lain. Semua hal ini melampaui pikiran kita dan Tuhan telah persiapkan- Ia telah mempersiapkannya untuk kita yang mengasihi-Nya). Dan dalam tubuh kebangkitan Yesus, tiba-tiba Ia ada di sana, dan berkata kepada mereka, Shalom, damai sejahtera bagi kamu.
Dan mereka sangat ketakutan, karena mereka berpikir bahwa mereka sedang melihat hantu. Dan Ia berkata kepada mereka, “Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu? Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku….”
Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka: “Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga.” (Lukas 24:36-46).
Sekarang, perhatikan momen ini. Tuhan Sendiri yang sedang berdiri di sana di hadapan para murid itu. Mereka sedang melihat Dia yang telah bangkit dari antara orang mati. Dan Ia menunjukkan kepada mereka bekas lubang paku di tangan-Nya dan kaki-Nya dan menunjukkan lambungnya. Dan Injil Yohanes mencatatnya, “lubang yang besar bekas tombak pada lambung-Nya.” Dan Ia berkata, “Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah.” Ini adalah konfirmasi yang jelas tentang kebangkitan tubuh-Nya dari kematian. Semua itu telah ditulis dalam Alkitab. Ini tak terjangkau atau melampaui pikiran kita, namun begitu nyata. Mata kita mungkin menipu kita. Sentuhan saya mungkin menyesatkan saya, dan telinga saya, suara yang saya dengar, boleh jadi hanya suatu ilusi, namun Firman Tuhan adalah pasti dan pasti untuk selama-selamanya. Konfirmasi yang luar biasa tentang kebangkitan Tuhan kita, tentang Kristus kita yang hidup, bukan karena para murid yang telah melihat Dia atau mendengar Dia atau menyentuh Dia. Tetapi jaminan agung ini adalah bahwa Kitab Suci, para nabi, telah berkata bahwa, “Ia akan bangkit dari kematian.”
Itu lah sebabnya kita harus membaca perikop dari 2 Petrus 2. Saya dapat benar-benar percaya dengan apa yang saya baca ketika saya memperhatikan Kitab Suci ini. Dalam perikop ini, Simon Petrus berkata, "Ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang." (2 Petrus 1:18). Dan ia berkata: “kami adalah saksi mata.” (2 Petrus 1:16). Petrus berkata, “Kami melihat kemuliaan keilahian-Nya bersinar di sana.” Alkitab berkata bahwa Manusia ini (Yesus) dilingkupi keilahian Tuhan kita. Dan dalam tubuh-Nya yang telah dipecah-pecahkan itulah keilahian-Nya datang. Ia baru saja melihat manusia, berjalan seperti halnya manusia lainnya, berbicara dan makan dan hidup, tidur, tumbuh dalam penderitaan, tumbuh dalam kesusahan seperti halnya manusia lainnya. Tetapi tubuh ini dipenuhi kemuliaan Tuhan kita. Dan Simon Petrus berkata bahwa, “Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa,” dan bukan hanya melihat, kami ada di sana, kami mendengar suara dari Yang Mahamulia dari sorga, yang mengatakan: “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” (2 Petrus 1:17).
Petrus menjelaskan bahwa ia ada di sana. Ia melihat-Nya. Ia mendengar suara Tuhan. Ini adalah keillahian Yesus, dan ini adalah janji tentang kedatangan-Nya yang kedua. Saya melihat itu. Ia berkata, “Kami (Petrus, Yakobus dan Yohanes) melihat itu, dan kami mendengar itu.”
Sekarang, Anda lihat di ayat berikutnya: “Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi.” (2 Petrus 1:19). Saksi yang agung tentang keilahian Kristus dan kedatangan-Nya dalam kemuliaan dan keagungan bukanlah karena mata kita melihatnya, atau tangan kita menyentuhnya, atau telinga kita mendengarnya, tetapi kesaksian yang agung dan saksi ini adalah Firman Allah yang infalible dan inerrant. Ini sungguh mengagumkan dan mengherankan bagi saya bagaimana Tuhan menunjukkan ini berhubungan dengan Alkitab-Nya – Dasar Iman Kita. Dan alasannya adalah mungkin karena apa yang saya lihat dapat menipu. Mungkin karena apa yang saya rasakan menyesatkan. Dan mungkin apa yang saya dengar adalah ilusi. Hanya Firman Tuhan yang tidak pernah gagal, tidak pernah menyesatkan, tidak pernah menipu. Alkitab adalah kebenaran untuk selama-lamanya. Dan Alkitab adalah Firman Tuhan, Injil yang menjadi doa kita. Firman yang adalah Injil yang Anda harus beritakan, itu lah dasar iman kita.
Ketika Paulus berdiri di hadapan Raja Agripa seperti yang tercatat dalam Kisah Rasul 26, ia berdiri di hadapan raja itu dan semua rombongan kerajaan, dan ia bertanya kepada Raja Agrippa, “Percayakah engkau, raja Agripa, kepada para nabi?” (Kisah Rasul 26:27). Mengapa ia tidak berkata, “Percayakah engkau terhadap kesaksian Simon Petrus? Percayakah engkau terhadap kesaksian Yohanes? Percayakah engkau terhadap kesaksian Yakobus? Aku sendiri melihat Dia. Percayakah engkau terhadap kesaksian Paulus yang menjadi narapidana ini?” Tidak. Apa yang ia katakan, “Percayakah engkau kepada para nabi?” Yaitu kesaksian Alkitab bagi kebenaran Tuhan. Dan ia menegaskan itu, itulah yang dilakukan Rasul Paulus. Dalam 1 Korintus 15, empat ayat pertama, ia mendefinisikan Injil: “Dan sekarang, saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu - aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang aku beritakan kepadamu dan yang kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri.” (1 Korintus 15:1). Yaitu “Bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci” (1 Korintus 15:3, 4). Dan suatu hari nanti, Ia akan datang kembali, menurut Kitab Suci, yaitu dasar iman kita.