PENTAHBISAN GEMBALA DAN DIAKEN
(The Ordination of the Pastor and the Deacon)
Oleh Dr. W. A. Criswell
Alih bahasa oleh Wisma Pandia, Th.M.
Editor oleh Dr. Eddy Peter Purwanto
Dua Petugas Gereja yang Ditahbiskan
Di dalam Perjanjian Baru ada dua pejabat gereja yang dikhususkan untuk ditahbiskan, di bawah “penumpangan tangan.” Mereka adalah pendeta dan diaken. (Kisah Rasul 6:5-6; Filipi 1:1; 1 Tim. 3:1-13; 4:13; 2:7). Mereka adalah pengkotbah dan orang awam, mimbar dan bangku-bangku gereja, yang digaji dan yang tidak digaji, nabi dan umat. Keduanya tak dapat terpisahkan. Dengan bersama mereka menjadi kuat dan penuh kuasa dari Tuhan. Ketika mereka satu di dalam Kristus mereka membuat sebuah tim yang tidak terkalahkan. Seperti sebuah pasangan gunting—jika salah satunya tumpul maka ia tidak dapat berfungsi. Dua orang yang saling membutuhkan. Mereka menajamkan satu sama lain.
Berbahagialah gereja yang memiliki seorang pendeta yang luar biasa. Berbahagialah seorang pendeta yang memiliki sekelompok diaken yang terkonsentrasi, yang memiliki hati yang telah dijamah Allah. Betapa menakjubkan kehidupan jemaat ketika mereka dapat memiliki kasih dan keharmonian dalam dua hal itu.
Arti dari Kata-kata Deskriptif Ini
Ada tiga kata di dalam Perjanjian Baru yang merujuk kepada tugas pendeta. Ketiga kata itu digunakan secara bergantian (Kisah Rasul 20:17, 28; Titus 1:5-7; 1 Petrus 5:1-4). Salah satu kata itu adalah episkopos yang diterjemahkan sebagai bishop [dalam bahasa Inggris, atau “penilik” dalam bahasa Indonesia]. Kata aslinya berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu: sebuah preposisi epi, yang berarti “di atas”; dan sebuah kata benda skopos yang berarti “seorang pelihat” (dari kata kerja skeptomai, yang berarti “melihat ke sekeliling,” “mengawasi”). Secara literal, lebih lanjut kata episkopos (“bishop”) berari seorang pengawas. Dia merupakan petugas gereja yang mengawasi semua pekerjaan Tuhan. Gelarnya menunjuk kepada tugasnya. Dia bertanggung-jawab untuk kehidupan dan kebaikan dari jemaat. Keselururuhan pekerjaan dikendalikan oleh dia. Dia merupakan pemimpin dari gereja.
Kata yang kedua dalam Perjanjian Baru menunjuk kepada petugas yang sama yaitu presbuteros, yang diterjemahkan sebagai penatua. Kata yang digunakan untuk orang yang tua, seorang duta besar dalam bahasa Yunani adalah presbus. Bentuk kata benda yang secara literal merujuk kepada sesorang yang lebih tua, seorang senior, seorang penatua. Hal itu lalu menjadi panggilan untuk mengacu kepada martabat, dalam kehidupan orang Yahudi ini merujuk kepada seorang anggota Sanhedrin dan di dalam jemaat Kristen kepada pejabat yang mengambil keputusan pelayanan (Ibrani 13:7, 17, 24). Kata penatua secara dasar dan secara esensi menjelaskan martabat dari tugas pendeta (1 Tim. 5:17-19). Merupakan sesuatu yang murahan, kesalahan bagi gereja yang menganggap pendetanya sebagai orang yang digaji, sebagai seorang yang dibayar untuk menjadi suruhan diaken, sebagai sebuah objek dari kekudusan. Merupakan sesuatu yang agung, sebuah kekuatan, gereja yang besar (meskipun dengan jumlah jemaat yang kecil) yang menganggap pendetanya sebagai seorang duta dari pengadilan surgawi, sebagai seorang manusia kepunyaan Allah bagi umat-Nya. Jemaat dari gereja First Baptist di Dallas ini sangat mengasihi dan menghormati pendeta pendahulu, Dr. George W. Truett, yang mengembalakan mereka selama empat puluh tujuh tahun. Mereka memanggil dia sebagai “Gembala.” Ketika saya datang untuk menjadi pendeta jemaat setelah kepergian Dr. Truett, saya mewarisi sikap penghormatan yang sama seperti yang dia pernah peroleh, sekalipun saya lebih muda empat puluh tiga tahun dari hamba Allah yang luar biasa itu. Ini merupakan gereja yang hebat; itulah sebabnya mengapa Allah sangat memberkatinya. Allah akan memberkati setiap gereja yang mengasihi dan memberikan penghormatan kepada pendetanya.
Kata ketiga yang ada dalam Perjanjian Baru yang merujuk kepada tugas dari pendeta adalah poimen, yang diterjemahkan sebagai “gembala,” “pendeta.” Kata ini secara literal menggambarkan seorang pengumpul ternak, seorang yang menjaga kawanan domba. Kata ini merujuk kepada pengembalaan yang penuh kasih dan kepedulian dari seorang pendeta terhadap jemaatnya. Yesus dipanggil sebagai kepala dari gembala (Gembala yang Agung), dalam 1 Petrus 5:4. Dia menyerahkan diri-Nya bagi domba-domba-Nya. Curahan kasih yang sama harus dikarakteristikkan oleh pendeta bagi jemaatnya. Dia secara literal harus memberikan seluruh hidupnya dalam melayani kawanan domba Allah, jemaat Tuhan.
Kata dalam Perjanjian Baru untuk “diaken” adalah diakonos. Kata yang dalam bahasa Yunani klasik merujuk kepada pelayan (budak) dari seorang raja, teristimewa seseorang yang bertindak dalam kapasitasnya sebagai seorang pelayan, yang melayani makanan dan minuman. Lalu di dalam Perjanjian Baru kata ini telah digunakan untuk menjelaskan petugas dari mereka yang mengurusi orang-orang miskin dalam jemaat dan orang yang membagikan uang yang mereka kumpulkan untuk tujuan pelayanan mereka itu. Diaken dari gereja merupakan pelayan dari gereja itu. Mereka dipilih untuk tugas itu, untuk menolong, untuk menyelamatkan, untuk peduli terhadap kepentingan temporal para jemaat.
Ide tentang sebuah “majelis” atau ‘board” diaken merupakan sesuatu yang asing dan tidak dikenal dalam Perjanjian Baru seperti sebuah badan para pengikut Hitler dan Stalin. Kumpulan para Diaken sebagai majelis yang berkuasa merupakan sebuah ide yang diambil dari kehidupan perusahaan-perusahaan bisnis Amerika. Hal itu tidak memiliki tempat dalam kebenaran Perjanjian Baru. Allah mentahbiskan pendeta, penatua, dan bishop, untuk menjadi pemimpin rohani dan mengatur jemaat. Dimana dia harus seperti itu, sungguh-sungguh seperti itu, memiliki kemampuan seperti itu, gereja akan bertumbuh dengan kuat dan akan ada selamanya. Ketika dia tidak berada pada posisi itu, dan jika dia menjadi upahan para diaken maka gereja akan menjadi tidak menentu arahnya dan mati. Allah di dalam kebijaksanaanNya yang tidak terbatas telah menetapkan aturan dan konstitusi yang benar untuk gerejaNya. Diberkatilah dan berbahagialah jemaat yang mengikuti perintah itu di dalam pikiran dan maksud surgawi.
Akan lebih baik untuk menyebutnya “persekutuan diaken” dari pada menyebutnya “majelis diaken.” Kata persekutuan (bahasa Yunani koinonia) merupakan sesuatu yang indah, kata yang menakjubkan dari Perjanjian Baru, yang diterjemahkan “hubungan yang erat”; “persekutuan.” Mari kita menggunakan istilah itu. Itu merupakan kata-kata Allah untuk umat-Nya.
Sesuai pengalaman saya selama bertahun-tahun melayani bahwa yang pasti para diaken membutuhkan dan merindukan seorang pemimpin yang sungguh-sungguh, seorang pendeta yang nyata. Mereka menginginkan pengkotbah untuk berdiri di hadapan mereka dan memberitahukan mereka apa yang harus mereka lakukan, untuk menghadirkan sebuah program yang menantang bagi mereka. Mereka akan siap untuk mengikuti, untuk bekerja, untuk membangun, untuk pergi jika memiliki seorang hamba Allah dan manusia yang memiliki visi dan memimpin ke jalan itu.
Suatu hari, ketua diaken dari salah satu gereja terbesar di dalam denominasi kami datang untuk bertemu saya di sini di Dallas. Dia menginginkan saya untuk berbicara dengan pendetanya. Dia berkata: “Kami mengasihi pendeta kami tetapi dia tidak memimpin kami. Dalam pertemuan diaken kami, dia hanya duduk di sana dan jika keputusan telah dibuat, dia menjawab, ‘apapun yang para diaken putuskan hal itu tidak masalah bagi saya.’ Kami menginginkan dia untuk berbicara, berdiri, memberitahukan kami apa yang harus kami lakukan, dan ke mana kami harus pergi. Tolong berbicara kepadanya dan lihat apakah Anda dapat merubahnya.” Tentu saja, saya tidak dapat melakukan hal itu, akan tetapi sikapnya yang memelas, permohonannya yang sungguh-sungguh menggerakkan hati saya. Seorang diaken yang pantas, ingin untuk bergerak, untuk berprestasi, untuk melakukan sesuatu hal bagi Juruselamatnya, dan dia bergantung kepada pendeta untuk melakukan hal itu.
Pentahbisan Seorang Pendeta
1. Artikel IV dari dasar Hukum gereja kami meliputi “Pentahbisan dan Pemberian Izin” dan hal itu dibaca seperti ini:
A. PENTAHBISAN. Jemaat harus mempertimbangkan seseorang sebagai kandidat untuk ditahbiskan jika dia telah memenuhi kualifikasi seperti yang tertera di bawah ini:
1. Dia harus telah menerima panggilan khusus untuk sebuah pelayanan khusus sebagai pelayan atau pengkhotbah di Kerajaan Tuhan kita seperti (1) menjadi pendeta di sebuah gereja, (2) menjadi pendeta tentara dalam angkatan bersenjata dari Negara kita atau dari salah satu institusi kita, (3) menjadi seorang penginjil sesuai panggilan yang nyata dari Allah atau, (4) memenuhi tugas yang spesifik dalam pekerjaan Tuhan yang memenuhi syarat pentahbisan.
2. Dia harus mendemonstrasikan sebuah keyakinan yang dalam dan pengetahuan pribadi dari gereja dan kecakapan dalam mengekspresikan mereka sebagai seorang pengkotbah dan guru iman.
3. Dia harus seorang anggota dari sebuah gereja kecuali sang kandidat telah menjadi seorang anggota gereja sebelumnya dan komite pentahbisan menetapkan sebuah pengecualian dalam penerimaan ini dan telah dijamin.
B. PEMBERIAN IZIN. Jemaat harus memiliki hak dan otoritas untuk memberi izin seseorang dalam menunjukkan karunianya di dalam mengkotbahkan Injil ketika komite pemberian izin percaya terhadap karakter Kristennya dan bukti panggilannya terhadap pelayanan. Sebagaimana dalam pentahbisan, dia harus menjadi anggota dari gereja kecuali di sana ada bukti yang paling penting dan kekecualian yang dapat dipakai. Dapat dimengerti bahwa sebuah pentahbisan merupakan kelengkapan dari seorang pelayan untuk sebuah panggilan yang spesifik yang mana pentahbisan diwajibkan, mengingat sebuah pemberian izin untuk berkotbah harus mendapat persetujuan dan rekomendasi dari jemaat bahwa seseorang itu dapat diterima menjadi pelayan Injil.
Hal itu dapat dilihat dari paragraph ini bahwa pemberian izin bagi seseorang untuk berkotbah perhargaan umum dari gereja dari seorang saudara untuk dunia kekristenan dimana dia dapat mempraktekkan karunianya bagi Tuhan dalam sebuah sikap simpatik dan suasana yang penuh doa. Itu merupakan sebuah kata persetujuan dan rekomendasi terhadap seseorang sebagai pelayan pengkotbah dari Injil.
Pentahbisan adalah kelengkapan dari seorang pengkotbah yang dipanggil Allah untuk sebuah tugas istimewa, hal itu dapat seperti menjadi seorang pendeta, pendeta tentara, atau dari tugas seorang staf, atau seorang penginjil, atau suatu tugas spesifik lain di dalam gereja atau dalam denominasi. Pentahbisan atau pelantikan dalam jabatan umum dari petugas-petugas gereja dengan otoritas petugas, sangat tidak alkitabiah. Hal itu, tidak pernah didasarkan pada kekuasaan tertinggi dari para pelayan. Hal ini dilakukan dalam panggilan Roh Kudus dan pemilihan oleh jemaat, dan dengan pentahbisan yang diakui oleh umum dan dilengkapi dengan tindakan.
Kata ditahbiskan (ordain) dalam Alkitab versi King James tidak pernah menunjukkan kepada perayaan ekklesiastikal dari pentahbisan. Kata ini digunakan enam kali dalam hubungannya dengan tugas suci dan, di dalam setiap contoh diterjemahkan dari kata Yunani yang berbeda. Markus 3:14; Kisah Rasul 1:22; 17:31; dan 1 Timotius 2:7 menunjuk bukan pada sebuah perayaan formal dari pentahbisan akan tetapi merupakan pemilihan atau penetapan terhadap suatu tugas suci. Hal yang sama juga benar di dalam Kisah Rasul 14:23, dan dalam Titus 1:5, meskipun di sini kata ini dapat secara pasti termasuk kepada keseluruhan prosedur, termasuk pemilihan dan upacara pentahbisan.
Sekalipun kata pentahbisan tidak digunakan, ada tiga contoh pentahbisan atau perlengkapan umum dari pejabat gereja yang ditemukan dalam Perjanjian Baru; itu adalah berhubungan dengan pemilihan tujuh orang dalam Kisah Rasul 6:6; pengutusan Paulus dan Barnabas dalam Kisah Rasul 13:1-3; dan Timotius dalam 1 Timotius 5:22 untuk “jangan terburu-buru menumpangkan tangan untuk seseorang.” Dengan jelas, tanggung-jawab tertinggi untuk mengatur tugas pelayanan di sini berpindah, dalam pelayanan itu sendiri baru dalam jemaat. Mereka hanya, lebih lanjut, dapat bertindak dalam aturan yang terlepas untuk tugas yang suci. Tetapi pentahbisan bukan memberi anugrah baru atau kekuatan. Itu hanya merupakan sebuah karunia dari Roh Kudus.
2. Prosedur yang kami ikuti dalam pentahbisan seorang pendeta adalah seperti ini:
(1) Ada sebuah pertemuan antara kandidat dan pendeta dari gereja yang menahbiskan untuk membicarakan tentang alasan untuk pelaksanaan pentahbisan.
(2) Suatu waktu ditetapkan untuk kandidat untuk menghadap komite pentahbisan yang ditetapkan oleh gereja. Komite akan mempresentasikan sebuah surat yang ditulis berdasarkan permintaan pentahbisannya (seringkali ditulis oleh seorang saudari jemaat), dan kandidat diperkenalkan kepada komite.
(3) Komite sepenuhnya akan mengintrograsi kandidat termasuk pertobatannya, baptisan, keanggotaan gereja, panggilan pelayanan, pemahaman doktrinal, integritas pribadi dan kadang-kadang termasuk hal-hal lainnya yang berhubungan. Tidak ada batasan untuk pemeriksaan bagi komite untuk mengetahui dengan pasti panggilan dan kegunaan dan dedikasi dari kandidat.
(4) Komite melaporkan kepada pendeta dari gereja yang menahbiskan, dan jika laporan menyenangkan, waktu akan diumumkan kepada bagian urusan umum dan gereja memilih sebuah dewan untuk memanggil dan memproses pentahbisan.
(5) Pada saat pentahbisan, sebuah dewan pentahbisan (sebuah majelis) diorganisasi dengan para pengkotbah yang sudah ditahbiskan hadir (dalam banyak gereja, diaken yang sudah ditahbiskan termasuk didalamnya). Seorang moderator telah dipilih (biasanya pendeta dari gereja yang mentahbiskan) dan juru tulis.
(6) Komite pentahbisan lalu membuat laporannya kepada jemaat dan kepada dewan penahbisan dan kandidat yang hadir. Lalu kandidat memberikan kesaksian panggilan pelayanannya di depan umum. Pada waktu ini, dalam banyak contoh dewan atau setiap orang dalam jemaat dapat bertanya kepada kandidat setiap pertanyaan yang dia inginkan (hal ini harus diawasi; hal ini dapat dilakukan dengan mengangkat tangan pada waktunya dan sesuai dengan muatannya).
(7) Kandidat lalu berlutut menghadap ke arah audiens. Anggota dari dewan berlutut di sekelilingnya. Seorang ketua yang dipilih sebelumnya memimpin doa pentahbisan, sesudahnya setiap anggota dewan menumpangkan tangannya di atas kepala kandidat. Hal ini secara nyata merupakan sebuah pentahbisan, pengabdian diri, “penumpangan tangan” (1 Timotius 4:14).
(8) Setelah seluruh dewan duduk dan kandidat telah duduk, suatu pelayanan dapat mengikuti yaitu kebijaksanaan pemilihan: sebuah instruksi kepada kandidat, sebuah instruksi kepada jemaat, persembahan sebuah Alkitab.
(9) Doa ucapan syukur.
3. Apakah kandidat yang ditahbiskan menjadi milik gereja yang menahbiskannya? Kami mengikuti praktek itu. Jika diperlukan dia dapat surat masuk dan keluar pada minggu yang sama. Situasi dasar dalam Alkitab adalah seperti ini: sebuah gereja menumpangkan tangan untuk salah satu anggotanya untuk pekerjaan pelayanan, untuk pekerjaan yang mana Allah sudah memanggil dia untuk itu. Kebiasaan pentahbisan ini dari seorang saudara di gereja sudah menjadi miliknya yang telah diikuti untuk seluruh bagian sepanjang tahun.
Tugas Para Pendeta
1. Jumlah dari pendeta (para penatua dan para bishop) di dalam setiap gereja tidak ditetapkan oleh Alkitab. Itulah sebabnya secara prakteknya dalam seluruh gereja-gereja Perjanjian Baru memiliki penatua yang pluralitas. Kami memiliki hal itu di dalam gereja kami. Ada sekitar dua puluh lima pendeta pembantu, dan penatua pembantu di gereja First Baptist di Dallas. Kami telah memisahkan tugas di dalam banyak kategori pelayanan.
Tugas dari pendeta adalah mengkotbahkan Injil (seperti yang kami baca dalam Kisah Rasul 20) dan mengatur ordinansi, memimpin dan mengawasi kerohanian jemaat. Paulus menasihatkan dalam 1 Tesalonika 5:12, “Kami minta kepadamu saudara-saudara, supaya kamu menghormati mereka yang bekerja keras diantara kamu, yang memimpin kamu dalam Tuhan dan yang menegor kamu.” Dalam kitab Ibrani kita membaca, “Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu” (13:17). Dalam 1 Petrus 5:1-4 merupakan bagian yang sama, garis besar dari pengembalaan yang peduli terhadap kawanan dombanya.
Pendeta bertugas untuk mengatur dan mengawasi masalah umum, memberikan instruksi rohani kepada jemaat, melaksanakan ordinasi-ordinansi, mengetuai semua pertemuan-pertemuan gereja, dan untuk mengawasi pengalaman pribadi dan kehidupan anggota jemaat-menasihati, memperingatkan, memarahi, memarahi mereka yang dipercayakan dengan sikap yang peduli. Para pendeta bukan merupakan imam dengan meditasi yang sakral dan kekuasaan yang tidak terbatas. Pelayan-pelayan di dalam Perjanjian Baru tidak pernah ditetapkan sebagai imam. Mereka biasanya para gembala, para pendeta, penatua, pengawas. Allah berkata bahwa hal itu sudah cukup.
Panggilan Pendeta Untuk Sebuah Ladang Pelayanan
1. Jika suatu gereja tanpa seorang pendeta, maka hal itu akan menjadi sebuah poin untuk memanjatkan doa dengan sungguh-sungguh dan termasuk agar Roh Allah memimpin mereka memilih satu orang yang tepat, hamba Allah yang telah dipilih dan dipanggil untuk menjadi gembala mereka. Sebuah kesalahan dalam hal ini akan menjadi tragis. Hal itu seperti sebuah pernikahan; tidak ada apa-apa selain daripada kesedihan dan kedukaan yang datang dari suatu pernikahan yang tidak seimbang. Adalah baik bagi pria dan wanita untuk menaati tujuan Allah. Sama seperti seorang pria yang baik untuk gereja yang baik dalam kehendak surga.
Komite mimbar gereja (ditetapkan oleh jemaat) dan jemaat itu sendiri harus mencari orang itu. Roh Kudus akan memimpin mereka.
Dalam komite mimbar yang merekomendasikan saya untuk Dallas ada tujuh perwakilan dari jemaat yang dipilih oleh jemaat: ketua dari diaken-diaken, ketua dari komite, rekan pendeta yang juga merupakan pelayan musik, presiden dari WMU; pelaksana denominasi, perwakilan pemuda; seorang direktur bank, dan seorang presiden dari sebuah perusahaan bisnis.
2. Tidak pernah di bawah satu kondisi, seharusnya seorang pelayan mendorong sebuah gereja untuk memanggil dia, kecuali dia berniat dengan sungguh-sungguh dan mempersiapkan dirinya untuk menerima panggilan itu. Pengertian juga merupakan sebuah bagian dari pekerjaan dari komite mimbar. Komite mimbar seharusnya tidak pernah mengambil untuk gereja nama dari seseorang juga tidak apakah gereja pernah memanggil seseorang, yang pertama, yang tidak percaya bahwa kehendak Allah bahwa dia menerima panggilan itu. Tidak mengikuti perintah ini, yang mengecilkan gereja, yang bermain dengan hal-hal yang dalam dari Tuhan, dan membuat orang yang akhirnya datang dengan perasaan bahwa dia merupakan orang kedua atau orang ketiga yang dipilih.
3. Ketika sebuah komite mimbar berbicara kepada pendeta yang memiliki prospek, apa yang harus dia lakukan? Dia hanya memiliki satu hal untuk dilakukan: Apakah itu merupakan kehendak Allah baginya? Apakah disana ada panggilan ilahi, disana juga ada sebuah ladang ketetapan ilahi untuk dikerjakan. Setiap orang di pelayanan, yang pertama dari semua, memutuskan apakah benar atau tidak Allah memanggil dia untuk sebuah ladang misi. Jika dia merasa bahwa Allah memanggil Dia untuk melayani disini di tanah kelahirannya, lalu dia harus menemukan tugas dari Allah untuk tanah kelahirannya ini. Hal itu beratti bahwa dia harus berdoa dengan peka supaya Allah menempatkan dia di tempat yang benar.
Apakah hanya itu? Allah berbicara ya atau tidak, kemungkinan dengan beberapa ketetapan. Dia dapat mengundang teman yang paling dipercaya untuk berdoa bersama dia tentang keputusannya. Sifat dari pekerjaan dari ladang yang dihadirkan dapat menjadi sebuah tanda apakah dia harus tetap disitu atau harus meninggalkannya. Satu cara yang pasti untuk mengetahui bahwa keputusan yang benar telah dibuat adalah seperti ini: memiliki pilihan didalam hati anda merasa nyaman? Jika tidak anda harus memutuskan ulang dan memulainya kembali, terutama dengan keluarga.
4. Komite mimbar, berperan untuk gereja, harus membuat pengaturan keuangan yang diperlukan untuk yang akan datang dan perlayanan yang berlanjut dari pendeta. Seorang pendeta harus dibayar dengan selayaknya (Luk. 10:7). Merupakan hal yang menarik untuk mencatat bahwa kata “dihormati” dalam 1 Timotius 5:17 juga berarti “bayar.” “Penatua-penatua yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat, terutama mereka yang dengan jerih payah berkotbah dan mengajar.” Pengaturan dengan pendeta yang baru harus dilakukan dengan urusan yang defenitif: gaji, liburan, rumah pendeta, ongkos pindahan, pembaran untuk perjalanan ke konvensi dll. Adalah lebih baik untuk memiliki pengertian saat ini daripada kesalahpahaman dan ketidak-bahagiaan pada masa yang akan datang.
Ketika saya datang ke gereja Dallas, saya meminta dua hal, keduanya adalah persetujuan untuk dan jaminan: yang pertama, saya memiliki sebuah mimbar yang tidak dikekang. Saya berkotbah apa yang Allah letakkan di dalam hati saya. Kedua, semua staf secara lengkap dan absolute adalah milik saya. Ini sudah membuktikan sebuah permintaan yang bijaksana dalam bagian saya. Ini menambahkan kekuatan yang tak terukur bagi pekerjaan seorang pendeta.
5. Jika pendeta menerima untuk menerima panggilan dan berdiam di ladang pelayanan, akan ada hak yang dalam dan bersifat selamanya yang akan dia terima pada masa yang akan sebagai pendeta.
Pendeta menerima doktrin yang alkitabiah di dalam praktek gereja dan menempatkan dirinya sendiri dibawah hak untuk membela dan untuk mengajar doktrin yang dipercayai oleh gereja tersebut. Bukan merupakan hal yang benar jika dia menerima sebuah gereja jika dia tidak percaya terhadap doktrin yang diksanakan oleh jemaat. Ketika dia memberikan dirinya kepada gereja, dia juga menginvestasikan seluruh kemampuan yang dia miliki sehingga dia dapat menjadi pelayan Kristus yang membawa perbaikan dan melindungi jemaat. Dia harus memberikan seluruh hidupnya untuk domba-domba (Yoh. 10:11-12)
Penyeleksian dan Pemilihan Diaken-Diaken
1. Banyak gereja menetapkan sebuah komite pemilihan diaken yang baru untuk mencari keluar dan memilih untuk gereja orang-orang yang memiliki kemampuan untuk memegang tugas diaken. Banyak gereja yang memilih diaken dengan sebuah surat pemilihan yang rahasia seperti dalam sebuah pertemuan bisnis yang diadakan untuk tujuan itu. Bagaimanapun metodenya, gereja merupakan sebuah badan yang berotoritas untuk memilih orang yang akan melayani di persekutuan diaken.
Setiap pelayanan yang berarti bagi pendeta dan bagi jemaat dapat diikuti di dalam pentahbisan diaken. Tetapi bagaimanapun perintah itu diikuti, hal ini harus dimasukkan. Setiap nominasi atau diaken yang dipilih harus memberitahukan jemaat pengalamannya dari anugrah; pertobatannya; baptisan; keanggotaannya dalam jemaat; dan tujuan dari hatinya untuk melayani Tuhan dan gereja. Sebuah dewan pentahbisan harus dipanggil untuk tujuan penyahbisan; yaitu penumpangan tangan, pengutusan dari orang yang baru dipilih untuk pekerjaan mereka yang suci. Dalam faktanya, pentahbisan seorang diaken dapat diikuti bagian yang sama sebagaimana pentahbisan dari seorang pendeta dengan pengecualian terhadap hal ini: pendeta adalah seorang pengajar menurut Firman Tuhan (1 Tim. 3:2), dan dewan pentahbisan bahwa kandidat itu tahu akan doktrin dari iman. Diaken dengan kata lain diaken tidak dipanggil atas penjelasan akan tugas-tugasnya, dan juga tidak diperlukan untuk bertanya dengan sangat dalam terhadap pengetahuannya yang sangat mendalam terhadap doktrin.
2. Tidak akan pernah menjadi suatu hak yang istimewa bagi saya untuk menjadi pendeta dari sebuah gereja yang merotasikan keanggotaan dari persekutuan diakennya. Tetapi saya dapat memberitahu anda secara positif dan tentu saja akan akan memiliki hal yang lebih baik dan sebuah kepemimpinan yang kuat untuk gereja jika anda merotasikan orang-orang. Ketika seseorang dipilih untuk seumur hidup, dia akan mengambil hal-hal sebagi sebuah jaminan- kehadirannya dalam pertemuan, pelayanannya diantara jemaat, kepemimpinannya dalam jemaat. Seseorang mungkin dapat menjadi sesuatu pada saat berusia tiga puluh dan menjadi hal yang sama sekali berbeda pada usia enam puluh tahun. Jika hidupnya, pekerjaan, dan pelayanannya tidak pernah dikaji, dia dapat jatuh ke dalam suatu jenis ketidaktertarikan, dan tidak ada satupun yang dapat dilakukan terhadap hal itu. Tidak ada institusi politik atau bisnis di dalam dunia yang melakukan suatu hal seperti itu, tidak pernah mengkaji orang-orang yang menjalankan organisasi. Anda akan menemukan hal itu hanya di gereja.
Hal itu akan lebih baik untuk meminta kepada orang yang terpilih jika dia akan bertekun, berkata, tiga tahun dari waktunya yang terbaik dan talentanya dicurahkan bagi gereja, setelah dia dirotasi dan tidak dapat dipilih untuk dipilih kembali setelah masanya berakhir. Dalam cara ini satu dari tiga orang akan dirotasi setiap tahun dan sebuah grup akan menambahkan satu hingga tiga orang setiap tahunnya. Orang-orang yang tidak produktif dan orang-orang yang lesu dan berbeda dapat dieliminasi dan diganti dengan yang lebih bersemanagat, orang yang berdedikasi yang memiliki hasrat untuk maju kedepan bagi Kristus.
3. Ini merupakan organisasi gereja yang baik dan hal ini didasarkan kitab suci (Kisah Rasul 6:1-6) bahwa diaken akan diisi dengan yang temporal, fisik dan tanggung-jawab keunagan terhadap gereja. Mereka dapat bekerja dekat dengan pendeta didalam semua hal, tetapi yang pertama dan paling penting dari tugas mereka adalah untuk melihat bahwa rumah Tuhan dan jemaat yang ditebus, manusia-manusia Allah diperhatikan dengan sangat baik. Kantor yang menangani setiap urusan dapat dilaporkan dengan terperinci kepada mereka. Pemeliharaan dari semua fasisiltas berada di tangan mereka. Orang suka untuk mengerjakan jenis pekerjaan ini. Mereka bangga didalam melakukan hal ini. Biarkan mereka melakukannya.
Lebih dan lebih lagi, juga, saya memilah diaken memulai memimpin gereja didalam program kesaksian yang sangat berharga. Mereka lagi dan lagi dalam memenangkan jiwa, mengadakan kebangaun pemimpin, melayani kawanan domba, menyambut, menerima tamu; dalam faktanya, hanya disekelilingnya, sangat baik sekali, menjadi rekan pendeta. Itu sangat luar biasa. Allah dimuliakan untuk mereka semua.