PEMERINTAHAN TUHAN ALLAH
(THE GOVERNMENT OF GOD)
Dr. W. A. Criswell
Daniel 5:30-31
4-25-71
Ini adalah Pendeta yang membawakan warta yang diberi judul: Pemerintahan Tuhan Allah. Di dalam pelajaran kita di sepanjang kitab Daniel, kita telah sampai di akhir dari sebuah zaman, akhir sebuah era. Pasal yang ke lima dari kitab Daniel ditutup dengan kalimat ini: “Pada malam itu juga terbunuhlah Belsyazar raja orang Kasdim itu. Dan Darius orang Media itu menerima kerajaan itu, pada saat ia berusia enam puluh dua tahun.” Begitulah dikatakan di dalamnya.
Dan khotbah untuk pagi hari ini disusun sehubungan dengan mendekatnya kerajaan besar dunia yang pertama itu. Kepala emas dari patung itu telah terjatuh dan tidak pernah lagi – tidak di masa yang lalu – atau di masa yang akan datang – tidak pernah lagi menjadi pusat kerajaan di lembah Mesopotamia. Dan sudah dipastikan lokasinya di kota Niniwe, Asyur, di kota Babel, Babilonia selama berabad-abad lamanya. Tetapi di dalam bagian yang kecil yang baru saja saya baca ini, usaha serta lambang kerajaan itu berlalu untuk selama-lamanya. Dan dalam usaha untuk menggambarkannya, hanya dilakukan di dalam satu ayat saja – hanya dalam satu kalimat saja!
Betapa cepat dan hebatnya bencana yang dilakukan oleh kerajaan itu ketika lewat dari kaki langit sejarah di dalam halaman-halaman Alkitab. Adanya kerajaan dari orang-orang Hittit yang baru-baru ini saja telah menerima terang itu – akan tetapi di dalam Alkitab, kerajaan Mesir dan kerajaan Asyur, dan keraajan Babilonia, serta kerajaan Persia, dan kerajaan Media, dan kerajaan Yunani, beserta dengan kekaisaran Romawi. Kemudian di zaman modern kita ini, kita membacanya dari sejarah, dan menyaksikannya di dalam kisah modern. Kerajaan Spanyol dan kekaisaran Jerman, kerajaan Austria dan kerajaan Perancis, serta kerajaan Inggris Raya dan Amerika serta Rusia dan China dan Jepang, betapa cepatnya, betapa lajunya jalan yang mulia itu bergerak melintasi horison Tuhan Allah. Tetapi di dalam semuanya itu, pemerintahan Tuhan berkuasa dan raja untuk selama-lamanya.
Kekuasaan adalah milik dari Tuhan Allah: Ini adalah pelajaran yang dicoba untuk diajarkan Tuhan kepada Nebukadnezar. Kegilaannya menjadi sebuah tujuan bahwa orang-orang yang hidup boleh “mengetahui bahwa Yang Maha Tinggi memerintah dalam kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa saja yang dikehendakiNya” dan memberikannya kepada manusia yang paling hina. Adalah Tuhan Allah yang memerintah yang paling tinggi dan abadi sendirian. “Pertama kali saya saya mendengar Tuhan Alah berkata, dan kedua kalinya saya mendengarnya, kekuasaan itu menjadi milik Tuhan.”
Dalam pasal yang keempat puluh dari kitab Yesaya berkata: “Segala bangsa seperti tidak ada di hadapanNya, mereka dianggapNya hampa dan sia-sia saja. Sungguh suatu hal yang sepele. Dari dalam sebuah sumur, ditarik ke atas seember air. Ketika ember itu ditarik ke atas, setetes air terjatuh kembali ke dalam sumur. Sungguh ngawur! Ketika isi dari ember itu dituangkan, setetes air akan jatuh dari sisi mana saja. Betapa kecilnya, betapa sepelenya – seluruh bangsa di dunia ini seperti setetes air di dalam ember atau seperti debu di atas timbangan – begitu halus, debu yang halus bahkan tidak dapat ditimbang – keseluruhan tujuan dari sejarah umat manusia, di hadapan Tuhan, mereka seperti debu di atas timbangan.
Atau sama seperti yang dilukiskan oleh pasal yang keempat puluh dari kitab Yesaya bahwa semua orang seperti rumput. Di manakah rombongan besar Shishak yang berbaris itu, dan Nimrod, dan Sanherib, dan Nebukadnezar, dan Koresy, dan Xerxes dan Alexander, atau legiun-legiun sang Kaisar? Anak-anak mereka lahir untuk menguburkan mereka, seperti halnya putra-putri kita lahir untuk menguburkan kita di zaman sekarang ini. Massa kemanusiaan yang bergerak cepat, sepanjang berabad-abad lamanya, seperti sebuah rangkaian gugurnya dedaunan. Helai demi helai, helai demi helai, helai demi helai dan helai demi helai. Dan satu-satunya kesatuan yang memberikan arti padanya adalah Tuhan Allah. Ia sendiri memiliki suatu peninjauan terhadap semua arti dan maksud di dalam sejarah.
Penglihatan kita begitu terbatas dan dibatasi; kita dapat melihat akan tetapi hanya sebagian kecil saja. Dari waktu ke waktu, kita ini hanya merupakan bagian yang remeh dan tidak beraturan. Ia tidak hanya hidup dengan satu generasi saja, akan tetapi sebaliknya dengan semua generasi yang lalu dan yang menyusul kemudian. Dan Ia tidak hanya berurusan dengan dunia ini saja, akan tetapi Ia juga berurusan dengan dunia yang akan datang juga, dan dengan semua rombongan besar di surga dan seluruh hal yang tidak terbatas yang datang dari kecerdasan tanganNya! Dan semua itu hanya berada di dalam hikmat dari sebuah gambaran yang abadi seperti bahwa kita benar-benar pernah membaca arti dari semua hal yang terjadi – baik itu di dalam kehidupan kita maupun di dalam perkembangan sejarah.
Dengan mudahnya saya dapat membayangkan seekor kunang-kunang pada hiasan tembok di gedung kathedral yang besar di London. Dan ketika ia memandang di sekitarnya serta merayap perlahan-lahan di sekitar hiasan tembok itu, dengan mudahnya saya dapat melihatnya dan mendengar ia berkata: “Sungguh suatu tempat yang hina, tak berharga dan menyedihkan tempat seperti ini.” Karena lalat itu tidak menyadari gambaran besar itu – kubah itu – serta pilar-pilarnya, dan sebahagian besar dari rumah Tuhan yang luar biasa megah itu!
Saudara-saudara sekalian sudah pernah pergi ke New York City? Sudahkah saudara lihat Gedung Chrysler itu? Bagi saya, gedung itu merupakan salah satu gedung besar yang terindah di Amerika – Gedung Chrysler. Dan salah satu bangunan dengan gaya arsitektur yang paling ganjil – akan tetapi tetap indah – yang ada di dalam gedung Chrysler adalah patung-patung penyemprot air yang ditempatkan di sudut-sudut gedung itu. Patung-patung itu sangat fantastis. Akan tetapi pada saat saudara melihat patung-patung itu, mereka mengingatkan saudara kepada gaya arsitektur di masa lampau yang mempengaruhi mereka dan meletakkannya di sana untuk menyemprotkan air. Dan dengan mudahnya saya membayangkan seekor kunang-kunang hinggap pada salah satu patung itu. Kemudian ketika kunang-kunang itu merayap berkeliling dan memeriksa patung itu, dan kunang-kunang itu berkata: “Sungguh tanpa simetris dan dan keindahan benda ini? Sungguh besar sekali!” Karena ia tidak mampu melihatnya – dalam perspektif seekor kunang-kunang – bagian yang meningkat secara luar biasa dari gedung yang sedemikian megah!
Kita berada di jalan itu, seperti kunang-kunang itu, mampu melihat bagian yang kecil dan kadang kala sukar bagi kita untuk menyesuaikan diri dengan sebuah rencana besar serta kehendak Allah. Akan tetapi Ia mampu melakukannya – akhir dari awalnya. Dan semua pilihan kekuasaan serta keputusan-keputusan Allah pasti bekerja di sepanjang sejarah manusia. Bukankah Dia, dan Dia sendiri yang duduk sebagai hakim untuk semua bangsa di dunia ini.
Ada beberapa dari mereka yang mengatakan bahwa tidak ada artinya dan tidak ada tujuan dalam sejarah. Semuanya datang entah dari mana, dan semuanya pergi entah kemana; buta dan secara kebetulan saja. Ada dari mereka yang mengatakan bahwa jikalah pernah ada Tuhan, dan jika Ia yang menciptakan alam ini, kemudian Ia melukainya dan meninggalkannya untuk kehendak-kehendaknya; Ia menarik diri dari alam semesta ini. Dan tidak ada lagi yang tersisa tetapi apa yang akan disebut oleh para filsuf sebagai “penyebab kedua” atau apa yang disebut oleh orang-orang kafir sebagai “kecelakaan buta”. Bukan seperti itu! Tuhan Allah memerintah dan Tuhan berkuasa, dan Tuhan menghakimi bangsa-bangsa – menghakimi dunia! Dan tidak ada satu bangsapun yang menyangkal Allah, menghujat Allah dan dapat meneruskan hidupnya. Karena Tuhan Allah tetap bekerja di dalam hidup manusia dan dalam negara-negara di dunia ini, serta bengsa-bangsa yang telah melupakan Tuhan Allah yang membuat mereka memiliki benih-benih keruntuhan dan kehancuran internal.
Hal yang sama yang kita temukan di dalam kehidupan golongan agama dan gereja: di manapun terdapat sebuah gereja yang meninggalkan penyebaran Injil serta pemenangan jiwa, serta memberikan suatu kepantasan, rubrik dan upacara keagamaan kepadanya Tuhan Allah datang dan mengambil lampu dari gereja tersebut dan dari golongan agama tersebut. Seluruh sejarah dari umat Kristen merupakan sebuah kisah yang bersambung dari keruntuhan serta kemerosotan geraja dan golongan-golongan keagamaan.
Dan Tuhan Allah yang sama yang duduk di dalam penghakiman terhadap bangsa-bangsa di dunia ini. Dan tidak satu bangsapun yang hidup dan tetap ada yang menurunkan Allah serta menghujat Allah dan memberikan dirinya kepada kehidupan yang cabul dan mesum. Kita menemukannya di sini, dalam kitab Daniel. Kota Babel didirikan di dalam kemesuman dan pencabulan. Dan kota itu binasa di dalam pesta dari Belsyazar. Dan kota itu tidak pernah bangkit kembali.
Marilah kita untuk tidak membicarakan tentang kota Babel. Mari berbicara tentang Amerika! Marilah kita untuk tidak berbicara tentang kota yang hebat di Mesopotamia, marilah kita berbicara tentang kota besar kita sendiri. Apakau saudara-saudara sekalian melihat hal ini di halaman depan surat kabar The Dallas News dua atau tiga hari yang lalu? Saudara-saudara sekalian melihatnya! Para walikota berkumpul di New York City dan menikmati sarapan pagi di kediaman dari seorang mantan pecandu narkoba serta mengunjungi sebuah Rumah Sakit di Brooklyn di mana para pecandu heroin diberikan pengobatan dengan methadone, sejenis narkotika yang relatif tidak berbahaya. Walikota Lindsay dari kota New York berkata bahwa akan menelan biaya jutaan dollar untuk merehabilitasi para pecandu narkotika di kota New York yang mana, katanya, jumlahnya sebanyak ratusan ribu orang.
Mengutip: “Walikota Lindsay berkata bahwa masalah narkoba kemungkinan menjadi masalah yang nomor satu.”
Mengutip: “Kota-kota yang tidak memiliki para pecandu narkoba ini separah kota New York akan mengalaminya juga. Mereka akan mengalaminya nanti.”
Para walikota itu berjalan melewati empat gedung perumahan yang kosong dan tempat-tempat kosong yang dikotori dengan reruntuhan gedung-gedung yang dirubuhkan untuk mendapatkan tempat untuk proyek perumahan yang dibiayai oleh pemerintahan Federal yang mana dana tersebut tidak pernah sanggup terkumpulkan. Para pengunjung itu begitu terkejut ketika berada di hadapan area yang telah hancur itu. Dan walikota Boston Kevin White yang mengatakan kalimat terakhir – mengutip: “Ini mungkin menjadi pertanda nyata yang pertama dari jatuhnya peradaban kita secara keseluruhan.”
Hukuman dari Allah Yang Maha Kuasa – bukan kematian ataupun penarikan diriNya, akan tetapi Ia menahan agar supaya seluruh bangsa tetap berada dalam keadaan yang seimbang. Seperti di dalam nats yang saya berikan pada hari Minggu pagi yang lalu, Ia telah menimbang kota Babel dan rajanya dan melihat mereka kekurangan. Walikota tersebut berkata bahwa apa yang terjadi di New York akan terjadi nantinya di setiap kota di Amerika. New York merupakan kota yang terkaya, terkaya di seluruh negara bagian, negeri terkaya dari seluruh yang pernah ada. Dan kota itu mengalami kebangkrutan serta menghadapi masalah-masalah yang tidak terpecahkan! Saya bertanya-tanya mengapa – seratus ribu orang pecandu narkoba di dalam kota tersebut.
Dan apakah saudara-saudara sekalian ingat ketika sekali waktu saya kembali dari kota New York, saya naik ke kamar saya, ketika saya sedang membuka pakaian saya untuk bersiap-siap pergi tidur, saya mendengarkan kepada sebuah panel TV di New York City. Dan salah seorang panelis berkata bahwa ada dua ratus ribu orang alkoholik di New York City – peminum yang tak dapat tertolong lagi. Dan kemudian ketika mereka sedang membahas hal tersebut, panelis yang lain berkata ada sekitar satu juta orang anggota keluarga di New York City yang dengan sangat menyedihkan mendapatkan pengaruh dari dua ratus ribu orang alkoholik tadi. Walikota Lindsey mengatakan bahwa apa yang sedang terjadi di New York City akan terjadi di setiap kota di Amerika sebentar lagi.
Salah satu karakter yang paling hebat dari Tuhan Allah Yang Maha Kuasa adalah cara Tuhan Allah yang tak dapat dimengerti – selama berabad-abad Ia tidak pernah berubah – cara Tuhan Allah yang tak dapat dimengerti dalam menaikkan angsa-bangsa yang berdosa untuk menghukum mereka yang menentang namaNya. Itulah yang terjadi di zaman bangsa Asyur dan kesepuluh suku dari utara itu. Kota Ninewe, dibawah rajanya, datang dan menghancurkan kerajaan dari utara, menghancurkan Israel dan membungkam Yehuda seperti sebuah sifat buruk. Dan nabi besar Yesaya itu datang kehadirat Tuhan dan bertanya mengapa. Dan Tuhan menjawab: “Asyur adalah cambuk murkaKu dan tongkat amarahKu.”
Dan hal yang sama terulang kembali ketika Babilon datang dan menghancurkan Yehuda dan Yerusalem dan Bait Suci raja Salomo. Kali ini nabi Habakuk yang bertanya kepada Tuhan Allah mengapa. Dan Tuhan menjawab: “Orang Kasdim yang garang dan tangkas itu, Aku telah membangkitkan mereka untuk pengadilan. Dan Aku telah menetapkan mereka untuk penghukuman.”
Bukankah saudara-saudara sekalian berfikir bahwa Tuhan Allah wafat atau menarik diri di atas sana, di langit sana! Sekarang juga, sekarang juga di atas langit sana, kaum Bolsewik dari Moskow, komunis Rusia, sudah memiliki kosmonot-kosmonot yang terbang melintasi Amerika. Dan di dalam suatu pertemuan, mereka mendirikan program di sana. Bukankah dalam fikiran saudara-saudara sekalian, bukankah saudara-saudara sekalian beranggapan bahwa Amerika dapat memberikan dirinya untuk pencemaran dan kemabukan, dan kesusilaan serta penghujatan? Dia yang duduk sebagai penguasa dan hakim atas segala bangsa akan membiarkan kita melarikan diri? Mengapa, Tuhan Allah harus menciptakan kembali dunia ini serta meminta maaf kepada Sodom dan Gomora, dan kepada Ninewe, serta kepada Babel. Allah yang sama yang menahan seluruh bangsa di dunia ini di dalam sebuah keseimbangan, Kedaulatan, menguasai semuanya!
Ada sebuah kerajaan yang akan tetap tinggal untuk selamanya. Negara itu bukan Amerika, bukan Rusia, bukan China. Negara yang dimaksud bukanlah Yunani, dan bukanlah bangsa Roma, dan bangsa itu bukanlah bangsa Asyur, serta bukan bangsa Babilon, atau Hittit, atau juga bangsa Mesir. Ada sebuah kerajaan yang akan tetap ada untuk selamanya: Dan kerajaan itu adalah Kerajaan Surgawi, Kerajaan Tuhan Allah. Daniel berkata, ketika ia menjelaskan arti dari patung yang besar itu serta batu yang tanpa perbuatan tangan manusia itu yang meremukkan kaki-kaki patung tersebut, dan seperti sekam di lantai tempat pengirikan itu, bangsa-bangsa yang ada akan diserak-serakkan ke segala arah, pasukan yang besar berbaris di atas debu pemakaman. Dari tanah itu kemudian muncul sebuah batu yang bertambah besar, bertumbuh dan bertambah besar sampai memenuhi permukaan bumi ini. Dan nabi Daniel berkata bahwa itulah kerajaan Tuhan Allah, penguasa langit yang kekal sampai selama-lamanya.
Para penyanyi, izinkan saya membacakan sebuah ayat yang lain kepada saudara-saudara sekalian. Saudara-saudara sekalian yang bernyanyi di pagi hari ini tentang: “Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan itu.” Dan saya ingin mendengar suara terompet seperti yang saudara miliki mengisi paru-parunya dengan udara dan diafragmanya menegang, dan bernyanyi seperti tadi. “Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan itu serta kuasa dan kemuliaan sampai dengan selama-lamanya, amin!” Baiklah, izinkanlah saya membaca ayat yang lain lagi. Pada zaman dahulu kala, suaranya seperti apa yang dikatakan di dalam 1 Tawarikh 29:
“Ya Tuhan, punyaMulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya, segala-galanya yang ada di langit dan di bumi! Ya Tuhan, punyaMulah kerajaan dan Engkau yang tertinggi itu melebihi segala-galanya sebagai kepala. Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari padaMu dan Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya, dalam tanganMulah kekuatan dan kejayaan.
Pemerintahan Tuhan Allah – Saya ingin sekali mendengarkan paduan suara kita menyanyikan ayat ini:
Karena untuk kita seorang anak dilahirkan, Untuk kita seorang anak diberikan,
Dan pemerintahan akan berada di pundakNya: dan namaNya disebut Ajaib
Penasehat, Allah Yang Maha Kuasa, Bapa yang Kekal, sang Raja Damai
Dan naiknya pemerintahanNya, untuk mendudukkannya di takhta ayahnya Daud
Tidak akan ada akhir, semangat tuan rumah akan melakukannya.
Bagaimana saudara-saudara sekalian menyukainya? Saya berharap kita dapat bernyanyi dan menyanyikannya sekarang – kerajaan Tuhan.
Sekarang, bersama-sama kita akan menlanjutkannya ke bidang yang lain, membicarakan pemerintahan Tuhan, kekuasaan dari Tuhan Allah Yang Maha Kuasa. Kepada setiap orang yang hidup, kepada setiap orang yang berfikir rasional, siapa saja dari saudara-saudara sekalian, ketika kita berbicara tentang keabadian, kekekalan, kedaulatan Tuhan Allah yang tidak dapat disangsikan lagi, pertanyaan yang dengan segera ditekankan ke dalam benak kita. Marilah kita jawab menurut Alkitab. Inilah yang pertama: Kemudian mengapa jalan masuk dari dosa – jika Tuhan Allah berdaulat, jika Tuhan Allah memerintah atas semuanya, kemudian mengapa ada pintu masuk untuk dosa? Jawabannya ada pada diri kita. Saya tidak merdeka jika saya tidak memiliki kebebasan untuk memilih. Saya bukan manusia yang dapat bergerak secara otomatis jika seseorang memilihkan sesuatu untuk saya. Saya hanya sebuah alat. Saya hanya sebuah roda. Saya hanya sebuah penemuan mekanis. Akan tetapi jika saya memiliki sebuah pribadi untuk diri saya sendiri serta tanggung jawab atas diri saya sendiri maka saya harus bebas untuk memilih.
Sekarang, izinkanlah saya mengilustrasikan hal yang menusuk hati kehidupan saudara-saudara sekalian yang merupakan seorang ayah dan seorang ibu. Saya berbicara untuk kita semua ketika saya mengatakan, ketika kita melihat teman-teman yang kecil itu diangkat naik ke atas, dan mereka bertambah besar, dan tumbuh, oh, Tuhan, betapa saya menginginkan kita untuk mengambil keputusan-keputusan untuk mereka. Saudara lihat – saya sudah pernah lama berada di sana. Saya ini berpengalaman. Ada sebuah kepala yang sudah tua pada bahu-bahu ini dan saya mengetahui segala hal. Saya sudah melihatnya di dalam hidup saya. Akan tetapi, teman-teman kecil kita itu, ia tidak mengetahuinya. Ia tidak memiliki pengalaman sama sekali. Dan saya akan pergi menghadap kepada Tuhan Allah sehingga saya dapat mengambil keputusan untuk teman-teman kecil itu ketika mereka diangkat naik ke atas dan bertumbuh, dan bertumbuh lagi. Akan tetapi jika saya terus melakukan hal itu, ia tidak akan pernah mandiri. Ia tidak akan pernah menjadi dewasa. Ia akan menjadi orang tua lumpuh yang emosional sepanjang hidupnya, bersandar kepada ibunya dan bersandar kepada ayahnya. Pasti akan tiba saatnya ketika ia mendapatkan hak-hak yang istimewa pada saat melakukan kesalahannya sendiri. Dan kita selaku orang tua dapat melihatnya. Kadang kala kita menangisinya, dan kadang kala kita menderita sakit hati karenanya. Akan tetapi jika anak-anak itu sudah menjadi seorang pria dan seorang wanita, anak muda itu, anak gadis itu, harus bebas membuat kesalahan mereka sendiri, untuk dipilih. Itulah yang telah dilakukan oleh Tuhan Allah kepada kita. Kita ini adalah orang , sama seperti Tuhan juga. Dan kita dapat memilih. Karena itulah dosa datang ke dunia ini. Kita memilih untuk melakukan hal yang keliru. Sudah menjadi bagian dari kebebasan kita.
Yang kedua, jika Tuhan Allah berdaulat, lalu mengapa Ia menimpakan dosa dari ayah mereka kepada anak-anak mereka, generasi yang berikutnya? Mereka memikul penderitaan dari mereka yang telah mendahului mereka. Mengapa begitu? Mengapa Tuhan Allah melakukan hal tersebut? Jawabannya adalah karena kepribadian kita lagi. Kita adalah manusia-manusia yang bertanggung jawab. Dan mereka menimbang, dan beban dari tanggung jawab tersebut kelihatannya menjadi semakin meningkat pada saat saya lihat apa yang saya cerminkan di dalam kehidupan sorang anak dan apa yang saudara-saudara sekalian cerminkan di dalam rumah-rumah serta kehidupan dari keluarga saudara-saudara sekalian. Oh, Tuhan, bagaimana hal itu membuatMu berhenti sejenak. Itulah sebabnya mengapa seorang bayi terlahir begitu tidak berdaya. Itulah sebabnya mengapa periode dari masa kanak-kanak dalam jenis manusia lebih lama dari jenis yang lainnya – dalam rangka untuk menguatkan kita serta untuk mengajarkan tanggung jawab kepada kita. Anak ini meniru citra saya, bagian dari saya, dari jiwa saya, dari pikiran saya, dan dari wajah saya. Anak ini ada di dalam citra saya sama seperti saya ada dalam citra Allah. Dan selama bertahun-tahun di beri makan, dirawat, diperhatikan, dibawakan tanggung jawab tersebut ke dalam jiwa saya, sekali lagi, saya bebas. Saya merdeka. Saya mampu menghancurkannya dan meremukkannya dan menodainya.
Sering sekali saya berfikir – pada saat membicarakan Nebukadnezar – tentang salah satu batu bata itu. Nebukadnezar memiliki suatu kebiasaan dengan meletakkan namanya di setiap batu-bata yang dibuat di Babel. Dan di sana ada jutaan batu bata dengan nama Nebukadnezar di dalamnya. Baiklah, ada sebuah batu-bata – dan batu-bata itu berada di dalam Musium Inggris – ada sebuah batu-bata, dan pada batu bata itu ada nama serta citra terkesan padanya. Dan ketika batubata itu masih lunak dan lembut, seekor anjing memijak batubata tersebut. Dan batubata yang ada di museum Inggris itu memiliki citra dan nama dari raja besar itu serta jejak kaki seekor anjing padanya. Begitulah yang terjadi pada kita semua. Citra itu sudah hancur dan rusak. Begitulah bagian dari tanggung jawab dan kebebasan kita sebagai manusia.
Jika Tuhan Allah berdaulat, dan Ia memerintah atas segalanya, maka mengapa anak-anak banyak yang meninggal? Manusia-manusia mungil yang tidak berdosa itu – mengapa orang-orang yang berdosa harus meninggal? Mengapa anak-anak meninggal jika Tuhan memiliki kekuasaan? Hal itu menjadi suatu bagian penyakit dari ras yang terperosok ini. Tidak hanya menjamah bunga dan buah-buahan saja, akan tetapi penyakit itu juga menyentuh pucuknya juga. Semua kemanusiaan itu serupa – seluruhnya! Hal itu meringankan dosa. Dosa, terhadap kaum humanis, merupakan penahan dari nenek moyang kita yang evolusioner. Dosa, terhadap kaum humanis, hanya merupakan sebuah penahan untuk dapat naik ke atas. Hanya sebuah benda yang kecil. Akan tetapi tidak untuk Alkitab: Di dalam firman Tuhan, dosa adalah kutuk yang luar biasa. Jika dosa itu kecil dan seperti kerikil, maka Dia yang mampu menyembuhkan itu adalah dokter dan Juru Selamat yang kecil itu, Tuhan Yesus. Akan tetapi jika dosa adalah suatu hal yang luar biasa dan dapat mendatangkan celaka yang mengutuk kemanusiaan, maka Ia yang mampu menyelamatkan kita daripadanya tak lain adalah Tuhan Allah itu sendiri. Dan bagaimanapun juga kaum humanis itu boleh menjabarkan dosa, kecil, dosa yang kecil, Tuhan Allah menggambarkannya sebagai suatu kematian yang abadi. Dan dosa itu ada di sini, ia ada di sini, dan kita melihatnya begitu kejam ketika dosa itu menyerang sebuah keluarga yang berantakan.
Dan yang menderita akibat keadilan: Jika Tuhan Allah berkuasa, mengapa orang-orang yang beriman itu menderita? Dan kita selalu memiliki kebiasaan untuk mengenyampingkan pertanyaan itu: “Dan mengapa orang-orang jahat itu mendapatkan kemakmuran?” Bangsa Tuhan menderita dan orang-orang jahat makmur, dan hidup dalam kebahagiaan. Yang pertama, bolehkah saya memakai waktu sebentar untuk menunjuk: saudara diminta untuk berhati-hati untuk menilainya. Karena Firman Tuhan mengatakan jalan dari orang-orang yang berdosa adalah s-u-k-a-r – “sukar.” Dan saya dapat mengejanya dalam banyak cara. Jalan untuk orang-orang yang berdosa adalah n-e-r-a-k-a- “neraka” Allah yang mengatakannya! Jalan untuk orang-orang berdosa itu adalah sukar.
Saya berikan kepadamu, bahwa pada suatu waktu ketika saya melihat pada orang banyak, dan mereka berada di sana. Mereka berada di sana, makmur dan kaya, kadang kala terkenal. Dan kelihatannya begitu gembira, akan tetapi mereka begitu kotor di dalam kehidupan mereka, Kemudian saya berfikir betapa gembiranya mereka dan betapa diberkatinya mereka dan betapa makmurnya hari-hari mereka. Kemudian, ketika saya menjadi seorang Pendeta di gereja ini, dan sampai mengenal beberapa orang dari antara mereka dengan baik, tidak ada pengecualian padanya. Jika ada sebuah pengecualian padanya, maka Tuhan Allah itu tidak hidup. Seorang manusia tidak dapat hidup dalam dosa, di dalam hal-hal mesum yang kotor, serta dalam penolakan terhadap Tuhan Allah, dan di dalam keadaan tanpa iman, dan di dalam paham atheisme, akan mendapatkan kebahagiaan. Tidak bisa! Di dalam seorang manusia ada sebuah penderitaan yang tidak dapat diucapkan. Dan itu berlaku pada seluruh umat manusia.
Ketika hal-hal yang mesum dan cabul dan asusila serta atheisme serta penolakan menyapu bersih Perancis pada tahun 1700an, hal tersebt juga menyapu bersih Inggris di abad yang sama. Akan tetapi ada dua cara yang berbeda di sana. Robespierre memandikan Perancis dalam mandi darah yang keji. Dan John Wesley berkhotbah serta Charles Wesley bernyanyi – membawa Inggris ke dalam suatu kebangkitan besar di kaki Tuhan Allah. Jangan pernah meyakinkan diri saudara sendiri dengan kejahatan serta kemakmuran itu. Jalan mereka sukar.
“Tetapi, bangsa Tuhan menderita!” Yang pertama: Kita tidak melihatnya semua. Penglihatan kita begitu teratas. Perbolehkan saya mengilustrasikannya dari Alkitab. Apakah saudara-saudara sekalian ingat di mana anak-anak Yakub mendatangi ayah mereka, dan mereka bentangkan di depan Yakub jubah Yusuf yang berwarna-warni itu? Mereka menjual anak itu kepada suku Ishmail, yang membawanya ke negeri Mesir serta melelangnya di dalam perdagangan budak. Akan tetapi dalam rangka menyembunyikan kejahatan mereka yang mengerikan, mereka mengambil jubah Yusuf yang berwarna-warni itu serta melumurinya dengan darah dari kambing, anak kambing. Dan mereka menghamparkannya di depan Israel seraya berkata: “Bukankah ini jubah dari anakmu Yusuf? Bukankah ini jubah yang berwarna-warni itu? Lihatlah pada noda darah ini. Sesuatu yang mengerikan telah terjadi padanya.”
Yakub memungut jubah yang berlumuran darah itu dan berkata: “Ini adalah jubah putraku. Dan putraku telah meninggal. Aku akan memasuki pemakamanku di dalam kesedihan.” Lalu ia menambahkan sebuah kalimat. Apakah saudara-saudara sekalian ingat kalimat tersebut? “Seluruhnya tidak berpihak padaku.” “Semuanya tidak berpihak kepadaku,” demikian dikatakan oleh Israel dalam ratapannya.
Baiklah, izinkan saya membalikkan halaman Alkitab ini. Apakah saudara-saudara sekalian ingat apa yang dikatakan oleh Yusuf kepada saudara-saudara kandungnya ketika mereka datang dan mereka diselamatkan serta dibebaskan dari bahaya kelaparan yang menimpa mereka? Apakah saudara-saudara sekalian ingat apa yang dikatakannya? “Maksud Allah itu baik.” Bukankah itu yang dikatakan oleh Alkitab? “Maksud Allah itu baik.”
Semua tragedi yang meliputi kita itu bersifat sementara, di dalam satu pandangan sekilas, kelihatannya semua mereka begitu tragis dan luar biasa. Akan tetapi Tuhan Allah di dalam pandanganNya yang agung, Tuhan Allah bermaksud baik. “Hal itu baik untuk Aku,” demikian kata para pemazmur, “bahwa aku telah menderita.” Rasul Paulus memulai dalam suatu tempat yang mana Tuhan menolak untuk bergerak dan berkata: “Berkatku cukup atasmu.” Lalu Pulus berkata: “Oleh karena itu, saya mendapat kesukaan di dalam celaan serta kelemahan dan kebutuhan itu karena ketika saya tidak berdaya (ketika saya membungkuk di bawah tangan Tuhan Allah yang berat), maka kemudian aku menjadi kuat.”
Sekarang, saya akan meringkaskan bagian yang ketiga dari khotbah ini. Saya hanya memiliki sedikit waktu yang tersisa. Kekuasaan Tuhan Allah, pemerintahan dari Tuhan Allah: Yang pertama, Ia menerima perbuatan-perbuatan dari orang-orang jahat dan mengembalikannya ke dalam kemuliaanNya. Janganlah engkau bersedih, janganlah penuhi dirimu dengan kegelisahan mengenai orang-orang jahat itu, Tuhan Allah menerima perbuatan mereka dan mengembalikannya ke dalam kemuliaanNya. Saudara-saudara sekalian melihat sebuah ayat dalam khotbah Simon Petrus di Pentakosta yang sangat menakjubkan: “Dia (Yesus), Dia, yang telah dibebaskan oleh dewan tertentu serta sepengetahuan Tuhan Allah, telah engkau terima, dan oleh tangan orang-orang jahat telah disalibkan dan telah dibunuh.”
Dan perbuatan yang paling pengecut yang pernah dilakukan oleh suatu kekuasaan atau suatu pemerintahan atau penguasa atau yang pernah dilakukan oleh manusia adalah membawa Tuhan Yesus yang lemah lembut serta menyalibkanNya. Akan tetapi Simon Petrus berkata hal itu terjadi sehubungan dengan dewan tertentu serta pengetahuan tentang masa lalu dari Tuhan Allah. Tuhan Allah mengetahui semuanya itu, dan Dia mengubah waktu yang tragis itu menjadi suatu penyelamatan dunia.
Kekuasaan Tuhan – yang kedua, Keabadian Tuhan Allah: Allah yang tidak berubah tidak pernah mengajarkan, atau mengatakan atau membuktikan atau menggambarkan diriNya menarik mundur dari dunia ini. Akan tetapi lebih meneguhkan keyakinan kita serta kepercayaan kita kepadaNya. Apa yang dikatakan oleh Tuhan Allah bahwa kita dapat bersiap-siap serta siap untuk selamanya, karena Tuhan Allah tidak berubah dan tidak dapat dirubah. Dia itu kekal dan tidak dapat dimintai pertanggungjawaban. Mengapa, Tuhan memberkati saudara-saudara sekalian, lihatlah. Pikirkanlah. Martabat dari hukum Tuhan Allah berbicara tentang keyakinan luar biasa yang dapat kita terima di dalamNya. Bagaimana akibatnya jika kadangkala lautan itu berbentuk cairan dan kadang kala pula lautan itu berbentuk zat padat? Bagaimana akibatnya jika kadangkala terangkat dan kadangkala tehempas ke bawah serta kadangkala terjatuh ke samping? Bagaimana akibatnya jika musim dingin dan musim panas tidak teratur dan saudara-saudara sekalian tidak dapat mengetahui musim apa yang akan mendatangi? Ketentuan-ketentuan dari hukum kekal Tuhan Allah berbicara tentang keabadian dari Tuhan Allah. Kita memiliki keyakinan di dalamNya. Itulah Tuhan. Dia menaiki tetesan arus yang kecil sebagaimana dengan kedalaman dari lautan luas. Dia berada di dalam atom sama seperti jika Dia berada di dalam bintang tertentu. Dia yang pada saat ini adalah Dia di masa lalu dan selamanya. Kita dapat memiliki keyakinan serta jaminan dalam Tuhan Allah.
Dan yang terakhir, kehendak Allah, di sepanjang waktu serta gelombang sejarah, merupakan hal yang lebih baik itu bagi kita. Tuhan Allah telah memberikan kerajaan itu kepada kita. Dan semua hal yang telah terjadi, seluruhnya – semua halaman depan dari seiap surat kabar, setiap halaman dari sejarah, setiap peristiwa di dalam kehidupan saudara-saudara sekalian serta di dalam setiap perkembangan dunia ini – seluruhnya adalah untuk saudara, bersiap-siaplah untuk menerima penyempurnaan zaman yang agung itu pada saat kita mewarisi kerajaan itu. Lihatlah akan hal yang kedua. Rasul Paulus berkata dalam pasal yang kedelapan dari kitab Roma: “Karena kita belum mendapatkan warisan, belum menerima roh perbudakan …” serta menarik diri dan ketakutan, seolah-olah apa yang terjadi dalam sejarah, dan apa yang terjadi dalam kematian, serta apa yang terjadi dalam keghidupan membawa teror yang kejam dan melumpuhkan kita. Kita belum mendapatkan roh ketakutan. Bukan kita. “Tetapi kita telah menerima Roh yang menjadikan kita menjadi Anak Allah, dengan jalan mana kita berseru “Abba (Abba – Bapa)… Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris bersama-sama dengan Kristus.”
Apakah gerangan artinya? Ketika saudara-saudara sekalian sampai kepada kemuliaan itu, ketika saudara-saudara sekalian berjalan di sepanjang jalan yang terbuat dari emas itu, dan ketika saudara-saudara sekalian sampai di hadapan Hakim dari dunia ini, apakah engkau akan muncul di hadapan Tuhan Allah seperti narapidana yang diampuni yang hampir-hampir tidak ditolerir di hadirat sang hakim yang menghukum dia? Akankah itu menjadi jalannya atau akankah ketika kita berdiri di hadapan sang Hakim dunia seperti seorang anak yang diterima oleh Bapa? Yang mana? Seorang narapidana yang ditolerir oleh hakim atau seorang anak, yang dibersihkan, disucikan, didamaikan, diampuni, diangkat menjadi anak serta diterima ke dalam rumah tangga sang raja – begitulah kehendak Tuhan Allah kepada kita! Ya, para pengelana yang terkasih, angkatlah kedua tanganmu, bukakanlah kedua matamu dan lihatlah ke atas langit. Ada kemuliaan, kemuliaan dan kemuliaan di setiap jalannya!
Kita harus menyanyikan lagu puji-pujian kita; dan sembari kita menyanyikannya, engkau dan keluargamu, pasanganmu, atau hanya engkau sendiri, berikanlah hatimu kepada Yesus dan berikanlah hidupmu dengan kami di dalam persekutuan dari gereja kita yang terkasih. Di dalam balkon, engkau – yang berada di lantai yang lebih rendah, buatlah keputusanmu sekarang juga. Sesaat lagi ketika engkau datang, datang dan percaya bahwa Tuhan Allah akan melihat ke dalam dirimu; Ia akan membukakan pintu itu, Ia akan menyambut engkau dan menerima engkau. Di dalam Kristus. Dia mati untuk kita. Ia meminta kita untuk datang. Tuhan Allah mengundang kita. Jawablah dengan hidupm: “Inilah aku, Tuhan. Aku datang.”
Seseorang turun dari anak-anak tangga ini, masuk ke dalam lorong, dari bawah sampai ke depan, katakan: “Pak Pendeta, Aku memberikan tanganku. Aku memberikan hidupku kepada Tuhan.”
Saya tidak memiliki semua jawaban, akan tetapi Ia memilikinya. Saya tidak dapat melihat ujung jalan itu. Ia melihatnya dan saya akan mempercayai Dia untuk sebuah kemenangan. Datanglah. Datanglah. Sembari kita berdiri dan sembari kita bernyanyi.