APAKAH DANIEL SEJATI AKAN BERTAHAN?
(WILL THE REAL DANIEL STAND UP?)
Dr. W. A. Criswell
Daniel 8:1
10-01-67
Ini adalah Pendeta yang menyampaikan warta pagi. Selama beberapa hari ini, kami telah memberikan pengajaran mengenai sebuah rangkaian khotbah yang panjang mengenai kitab Daniel. Dan warta permulaan ini memiliki kaitan dengan pihak yang memiliki wewenang serta inspirasi dari kitab tersebut. Dan dengan kata “Kitab Suci”, akhirnya kita sampai kepada pengertian dari keseluruhan Alkitab. Untuk seseorang seperti saya, paling tidak, Alkitab itu satu. Alkitab itu datang dari pabrik yang sama. Alkitab itu datang dari inspirasi yang sama. Alkitab itu sama jenisnya. Dan apabila sebagian dari Alkitab itu tidak benar, bagi saya, saya tidak dapat mengetahui kecuali keseluruhannya akan keliru. Bagi saya, Alkitab itu terpuruk dan bangkit secara bersama-sama. Jika saya tidak dapat mempercayai satu bagian dari Alkitab itu, saya tidak dapat meyakini bagian yang lain dari firman Tuhan tersebut.
Kita telah sampai untuk tinggal di dalam masa kita dan di dalam waktu kita serta di dalam generasi kita, di dalam satu fenomena kerohanian yang paling ganjil yang dapat dibayangkan. Karena serangan-serangan terhadap Alkitab di masa ini, tidak merupakan bagian dari kaum kafir atau kaum atheis atau fitnahan dari kaum komunis, akan tetapi serangan terhadap Alkitab di masa ini merupakan bagian dari ahli ilmu agama Kristen liberal yang modern.
Jikapun kaum atheis yang melakukan serangan terhadap Alkitab, kita tidak akan berfikir bahwa hal itu tidak umum. Jikapun seorang komunis mengutuk firman Tuhan, kita tidak dapat mengharapkan yang lain lagi. Jikapun seorang kaum agnostis atau seorang kafir mengolok-ngolok pengungkapan atas kebenaran di dalam buku Tuhan, kami tidak akan sedemikian bergembiranya. Akan tetapi fenomena yang kita lihat di dalam waktu dan masa saudara adalah demikian: serangan terhadap Alkitab justru dilakukan oleh para ahli ilmu agama Kristen modern.
Seandainya kita tidak dapat melindungi anak-anak kita serta para pemuda kita serta jemaat kita dari mereka. Telah diajarkan di dalam setiap seminar liberal di seluruh dunia. Telah diajarkan di setiap institusi akademis liberal di seluruh dunia. Dan hampir semua mereka adalah kaum liberal. Telah diajarkan di setiap mimbar liberal di seluruh dunia. Dan kebanyakan mereka adalah kaum liberal. Inilah hal yang saudaraku baca di setiap kehidupan sehari-hari saudara jika saudara membuka mata anda untuk membacanya semua. Apa yang harus saudara lakukan untuk melihat hal-hal seperti itu adalah dengan mendengarkan kepada setiap penyebar agama di zaman modern ini yang termasuk ke dalam kaum liberal – yang mana kebanyakan mereka adalah kaum liberal – atau membaca majalah-majalah seperti majalah Time.
Ada bagian yang berhubungan dengan keagamaan di dalam majalah-majalah seperti majalah Time dan ini adalah pemandangan dan presentasi yang diperbuat hampir tanpa pengecualian. Sedemikian banyak sehingga seseorang yang percaya akan Alkitab, akan ditunjuk sebagai seorang fundamentalis kuno. Ia seharusnya berada di zaman pertengahan. Baginya, kebangkitan itu adalah nyata. Iblis itu nyata. Surga itu nyata. Neraka itu nyata. Perubahan agama itu nyata. Kehidupan yang akan datang itu nyata. Akan tetapi apa yang diketahui oleh kita yang berada di era ilmu pengetahuan modern ini berbeda dari mereka, bahwa tidak ada kebangkitan dari pada orang mati. Tidak ada kehidupan di alam baka. Tidak ada surga. Tidak ada neraka. Tidak ada malaikat. Tidak ada penebusan rohani. Tidak ada perubahan yang aktual. Hal ini bukanlah hal yang biasa dikhotbahkan oleh seorang kafir atau fitnahan dari seorang komunis. Hal ini adalah jenis pengajaran dari dunia modern ini!
Ini adalah jenis mimbar di masa kini. Ini adalah jenis pesan pada masa kini. Dan, apa yang mereka khotbahkan selalu berkaitan dengan ras dan UNESCO dan peperangan serta perdamaian dan modal serta buruh dan semua hal lain yang berhubungan dengan huru-hara keagamaan dari dunia kerohanian modern ini. Tidak heran jika orang-orang yang pergi ke gereja, menguap, lalu pergi keluar dan bermain golf. Khotbah kita telah mengalami kegagalan. Kita sedang menuju ke suatu tempat dimana kita tidak mempercayai segala hal, dan paling sedikit, kita tidak mempercayai firman Tuhan dan Alkitab. Begitu juga ketika saya sedang mempersiapkan warta-warta dari kitab Daniel ini, hal itu sudah menjadi pusat perhatian saya, karena kaum liberal telah menyerang menentang buku itu, menentang Alkitab, dan sebagian besar terpusat kepada kitab-kitab seperti kitab Daniel.
Sekarang, judul dari warta di pagi hari ini adalah: Siapa sebenarnya Daniel? Siapa yang menulis kitab ini? Kapan dia hidup? Dan dari manakah dia berasal? Siapakah sebenarnya Daniel? Sekarang, pengarang dari kitab itu berkata bahwa ia telah ditawan oleh raja Nebukadnezar di tahun 605 SM. Dan ia berkata bahwa ia hidup di sepanjang kekaisaran Neo Babylonia, dari tahun 605 SM, sampai pada waktu kekaisaran itu direbut oleh Koresy pada tahun 539 SM. Lalu ia berkata bahwa ia hidup sampai pada tahun ketiga masa pemerintahan Koresy. Jadi, orang yang menulis kitab ini berkata bahwa ia hidup sekitar – katakanlah ia lahir pada tahun 620 atau 625 SM. – ia hidup dari sekitar tahun 625 SM, sepanjang rangkaian kekuasaan dari kekaisaran Neo Babylonia, sampai pada masa kekuasaan dari kerajaan Persia. Dari sekitar tahun 625, ia hidup sampai sekitar tahun 535 SM. Dan penulis itu berkata bahwa Allah menyingkapkan kepadanya di dalam penglihatan, di dalam pengungkapan, penglihatan-penglihatan terhadap pembukaan dari sejarah dunia yang luar biasa itu. Sekarang, begitulah Daniel seperti yang dituliskan oleh kitab tersebut.
Para ahli ilmu agama liberal itu mengatakan – dan tidak ada ahli ilmu agama liberal di dunia ini yang percaya di dalam keaslian dan integritas serta inspirasi dari kitab Daniel – para ahli ilmu agama liberal itu mengatakan bahwa buku itu palsu. Kitab itu milik para pemalsu buku. Buku itu palsu; dan buku itu dituliskan empat ratus tahun setelah seharusnya buku itu dituliskan. Mereka mengatakan bahwa buku tersebut tidak dituliskan oleh seorang Daniel yang telah dirampas dan ditawan oleh Nebukadnezar, akan tetapi buku itu dituliskan pada tahun 165 SM, di masa kaum Maccabee, dan semua nubuat darinya adalah kehampaan kecuali sejarah. Dan semua itu sudah terjadi sebelumnya. Dan pengarangnya menempatkan sejarah itu di dalam pemutar balikan nubuat seolah-olah ia telah menuliskannya empat ratus tahun sebelumnya. Tidak ada sesuatu hal pun yang otentik dari kitab itu. Tidak ada satupun hal yang bersifat nubuat dari buku itu. Tidak ada yang asli mengenai buku itu. Bahwa keseluruhan isi dari kitab itu adalah palsu. Kitab itu tiruan. Kitab itu sebuah kepura-puraan. Kitab itu sesuatu yang dibuat-buat. Dan kitab itu milik dari sekelas literatur yang disebut mereka dengan nama Pseudepigrafis, penulisan palsu yang tak lama lagi akan kita perbincangkan.
Sekarang, mari kita memulainya dan melihat apakah kita dapat menemukan Daniel yang sejati. Siapa yang telah menulis kitab ini? Biar bagaimanapun kita mungkin mempelajari atau baca atau sangkal, kenyataannya adalah, kitab itu berada di sini. Dan kitab ini berada pada dalil-dalil dari kitab Perjanjian Lama. Kitab itu berada di dalam Alkitab. Dan kitab itu merupakan salah satu mahakarya dari semua literatur sepanjang masa. Bacalah literatur yang hebat dari Yunani. Bacalah literatur yang hebat dari Inggris yang membicarakan tentang orang-orang. Tidak ada satu literaturpun yang dapat menandingi mahakarya tersebut, mahakarya literatur dari kitab Daniel.
Dan bukan hanya itu saja, tidak hanya sebagai sebuah literatur yang luar biasa, akan tetapi kitab tersebut memiliki nubuatan-nubuatan di dalamnya, nubuatan yang dapat diuji oleh masa kini, dua ribu lima ratus tahun kemudian. Hal ini merupakan fenomena yang ajaib. Bagaimana saudara dapat menilainya? Dan siapa gerangan orang yang telah menuliskannya dan kapan dia hidup?
Sekarang, ia berkata bahwa ia hidup pada tahun 625 sampai pada tahun 535 SM, dan ia melihat hal-hal tersebut di dalam penglihatan atas penyingkapan. Kaum liberal mengatakan bahwa ia hidup empat ratus tahun sesudahnya yakni pada tahun 165 SM, pada masa Maccabee.
Jadi, marilah kita mulai. Mari kita coba untuk mencari Daniel yang sejati. Pertama-tama, di masa Maccabee orang ini adalah seorang nabi. Orang ini adalah seseorang yang jenius. Ia memiliki hal-hal gaib didalamnya. Apakah ia hidup pada masa pemerintahan Maccabbe seperti apa yang telah dikatakan oleh kaum liberal? Pada tahun 165 SM, empat ratus tahun setelah yang ia katakan ia hidup?
Kita memiliki catatan yang luar biasa pada masa dari Maccabee. Salah satu lembar penulisan yang paling baik dan salah satu lembaran yang paling baik di dalam sejarah di dunia ini adalah 1 Maccabee. Jika hal itu dituliskan, jika kitab itu berada di dalam Alkitab, saya akan katakan bahwa hal itu tepat sesuai dengan tempatnya. Kitab 1 Maccabee merupakan sebuah produk yang luar biasa mengagumkan. Ratapan dari kitab 1 Maccabee yang selalu diulang dan diulang kembali adalah hal ini: Tidak adanya nabi. Di dalam pasal yang keempat dari kitab 1 Maccabee, batu altar, altar hebat yang telah dipermalukan, batu-batu altar yang telah dicemari oleh Antiochus Epiphanes, raja dari Siria. Dan ia meresmikan bait suci di Yerusalem, Bait Suci Allah, kepada Yupiter: Olympus Yupiter. Dan dalam rangka mencemarkan altar dari Bait Suci tersebut, ia memberikan sebuah penaburan di atas altar tersebut dan mengambil sari buahnya serta menyebarkannya menutupi semua tempat di Bait Suci tersebut untuk mengotori bait suci tempat peribadatan kaum Yahudi tersebut.
Yudas Maccabeus memperoleh kemerdekaan dari Yudea kecil. Dan ia membangun kembali bait suci itu dari awal. Pada hari yang ke dua puluh lima bulan Desember, Pesta Peresmian, yang mana telah disinggung di dalam kitab Perjanjian Baru dan yang dijalankan oleh orang-orang Yahudi saat ini, Yudas Maccabeus menaklukkan kekuatan dari Antiochus Epiphanes, raja dari Siria, serta mendirikan kembali Bait Suci tersebut. Dan ketika mereka sampai ke altar tersebut, dimana ia melihat taburan yang telah dibuat itu serta getah yang di lamuri di seluruh bait suci, mereka tidak mengetahui apa yang akan dilakukan dalam pentahbisannya kembali itu.
Jadi kitab 1 Maccabeus mengatakan bahwa mereka merubuhkan altar tersebut, batu demi batu dan melemparkan batu-batu tersebut ke suatu tempat yang tidak bersih. Dan kemudian pengarangnya menambahkan: “Sampai pada waktu seorang nabi akan bangkit siapa yang dapat memberitahukan mereka apa yang seharusnya mereka lakukan, karena tidak adanya nabi di negeri ini.” Kembali, di dalam Kitab 1 Maccabee dari ayatnya yang ke sembilan, adanya sebuah ratapan meliputi kematian dari Yudas Maccabeus, dibantai di dalam peperangan. Dan kitab itu berkata, buku itu mengatakan bahwa tidak ada ratapan seperti terhadap Yudas Maccabeus sejak tidak adanya nabi yang timbul di negeri itu. Bahwa tidak ada ratapan seperti itu sejak masa dari nabi Nehemia – Maleakhi, karena tidak adanya nabi di negeri itu selama abad-abad tersebut.
Kemudian di dalam pasal yang keempat belas dari kitab 1 Maccabees, pengarangnya mengatakan bahwa para anak laki-laki telah dibantai, bahwa Simon, putra dari Mattathias, pendeta yang sudah tua itu, terpilih untuk memimpin bangsa itu sampai seorang nabi akan muncul, seorang nabi yang mampu mengatur mereka. Pengulangan yang dilakukan secara terus menerus di dalam kitab 1 Maccabees adalah: bahwa tidak ada nabi di negeri tersebut. Walaupun kaum liberal itu mengatakan bahwa di masa itulah hidup Daniel, yang menuliskan nubuatannya yang agung itu.
Maka, bolehkah saya menambahkan sebelum saya meninggalkannya: Walaupun tidak ada figur di antara Nabi Nehemia dan Nabi Maleakhi, serta kemunculan dari Yohannes Pembaptis, walaupun tidak ada figur yang bangkit di dalam jasa ramalan atau seorang jenius atau yang diberkati seperti yang muncul di dalam kitab Daniel. Tidak ada! Saudara dapat mencari melalui kitab Targum, kitab Talmud dan kitab Mishna. Anda dapat mencari melalui seluruh kesusasteraan kuno bangsa Yahudi, dan saudara akan menemukan, bahwa mulai dari nabi Nehemia sampai nabi Maleakhi, turun terus sampai Yohannes Pembabtis, tidak ada seorang nabipun yang datang. Dan walaupun kaum liberal itu memaksa kita untuk percaya bahwa seorang pemalsu yang tidak dikenal, hidup pada tahun 165 SM, menulis dokumen palsu ini dan menyelundupkannya ke dalam dalil-dalil kitab Perjanjian Lama. Dan Gereja kaum Yahudi kuno percaya bahwa nabi Ezra memperbaiki dalil-dalil tersebut di zaman nabi Nehemia – nabi Maleakhi dan tidak ada satu kitabpun yang ditambahkan setelah dalil-dalil tersebut diubah. Sungguh suatu hal yang mengagumkan! Dan mudah dipercaya apa yang diberikan mereka sebagi pengarang dari kitab Daniel.
Baiklah. Yang kedua, siapa gerangan Daniel ini? Mereka mengatakan bahwa ia adalah seorang penulis palsu. Pengarang-pengarang palsu adalah orang yang tidak diketahui namanya atau anonim. Mereka tidak menampakkan wajah. Mereka tidak dikenal – semua mereka, mereka secara keseluruhan! Sebuah pengungkapan merupakan sebuah kenderaan yang dipakai oleh Allah untuk menyatakan apa yang akan terjadi di dalam lambang dan di dalam penglihatan kepada bangsaNya.
Ada dua pengungkapan di dalam Alkitab, kitab Daniel di dalam Perjanjian Lama dan kitab Wahyu, Pengungkapan, di dalam kitab Perjanjian Baru. Suatu wahyu merupakan sebuah kenderaan, suatu jalan yang dipergunakan oleh Allah untuk menyingkapkan masa depan dengan menggunakan pertanda dan lambang-lambang dan penglihatan-penglihatan.
Sekarang, kata “penulis palsu”, “pseudepigrapha” – yang mengacu kepada sebuah fenomena di dalam kesusasteraan Yahudi yang dimulai sekitar tahun 250 SM, di mana orang-orang tidak mengenal wajah dan tidak menggunakan nama – semua mereka masuk kepada sebuah sekte Yahudi yang bernama Essenes – mereka menuliskan penglihatan-penglihatan yang bersifat wahyu dan meletakkannya ke dalam mulut tokoh-tokoh Alkitab zaman dahulu, seolah-olah mereka telah melihat penglihatan-penglihatan yang bersifat wahyu ini. Lalu kemudian mereka hanya menguraikan sejarah seolah-olah hal tersebut merupakan nubuatan, dengan menggunakan nama-nama dari orang-orang yang hidup di zaman dahulu.
Sekarang, saya akan memberikan nama-nama dari kesusasteraan dari penulis-penulis palsu itu kepada saudara-saudara. Dan dengarkanlah nama-nama tersebut. Saudara-saudara akan mengenalinya.
· Ada Perjanjian Adam.
· Ada Perjanjian Abraham.
· Ada Perjanjian Musa
· Ada Kenaikan Musa
· Ada Tafsiran Musa
· Ada Kenaikan Yesaya
· Ada Perjanjian Ayub
· Ada Perjanjian dari Dua Belas Kepala Keluarga, kedua belas putra Yakub
· Ada Kitab Keempat Esdra
· Ada Syair Salomo, dan Putra Salomo
Mereka mengambil nama-nama ini dari karakter-karekter Alkitab zaman dahulu yang dipuja-puja, dan di dalam mereka, di dalam mulut mereka, mereka memasukkan kata-kata itu dan mereka menuliskannya di dalam penglihatan-penglihatan yang bersifat wahyu. Kitab-kitab tersebut adalah palsu. Kitab-kitab tersebut. Kitab-kitab tersebut merupakan sub-kesusasteraan. Kitab-kitab tersebut tidak ada di dalam Alkitab - penglihatan-penglihatan yang bersifat wahyu – kitab-kitab tersebut tidak ada di dalam Alkitab. Mereka bahkan tidak ada di dalam keragu-raguan. Kitab-kitab tersebut merupakan suatu jenis kesusasteraan yang bergerak di dalam bidang yang sama atau tinggal di dalam dunia yang sama dengan Daniel. Walaupun begitu, kaum kritikus liberal ini akan mengelompokkan Daniel sebagai salah satu penulis-penulis palsu tersebut.
Baiklah, mari kita lanjutkan. Dalam rangka memberikan wahyunya, mengapa, ia harus memilih, siapa saja pengarang tanpa nama ini, mereka mengatakan bahwa ia harus memilih sebuah nama dari beberapa karakter dari orang-orang agung yang berjasa di dalam Alkitab yang hidup di masa lalu, seperti Henokh, atau Perjanjian Henokh; atau seperti, Musa, Perjanjian Musa. Sekarang, ia harus memilih dari nama-nama besar di masa lalu, sehingga penulis palsu ini memilih nama Daniel. Jadi, siapakah Daniel?
Sekarang, kita sedang mencoba mencari tahu siapakah sebenarnya Daniel ini. Siapakah nama dari manusia agung yang telah berjasa ini yang telah hidup di masa yang lalu dan siapa nama yang dipilih oleh pengarang kesusasteraan palsu ini, pilihan dari pengarang anonim tanpa nama ini untuk dituliskan di bawah namanya? Siapakah Daniel?
Maka, kita kembali kepada Alkitab dan melihat apakah kita mampu mencari siapa gerangan Daniel. Sekarang, di dalam kitab 1 Tawarikh pasal yang ketiga, ada nama Daniel yang merupakan putera kedua dari Daud, dan yang disebut sebagai Kaleb di dalam kitab 2 Samuel. Akan tetapi tidak seorangpun pernah mendengarnya, jadi, hal itu tidak pantas.
Sekarang, ada Daniel lain yang disinggung di dalam Alkitab. Di dalam Kitab Ezra pasal yang kedelapan, di dalam ayatnya yang kedua, ada nama Daniel yang merupakan seorang pendeta pasca pembuangan yang pulang kembali ke Yudea sebelum masa pembuangan ke Babel. Ia juga disebut di dalam kitab Nehemia pasal yang ke 10 ayatnya yang keenam. Tapi hal tersebut tidak masuk dalam perhitungan. Tidak ada seorangpun pernah mendengar Daniel-Daniel ini. Tidak ada sama sekali! Dan haruslah nama dari sosok agung yang legendaris seperti nama Musa, legendaris di dalam perasaan bahwa ia dipuja-puja dan sebuah nama agung di dalam literatur Alkitab seperti nama Henokh atau Abraham. Jadi, Daniel-Daniel itu tidak pantas.
Lalu kemudian mereka menemukannya. Di dalam pasal yang keempat belas dari kitab Yehezkiel, dari ayatnya yang ke empat belas dan kedua puluh Allah berkata kepada Yehezkiel, nabi itu, kepada bangsa Yehuda:
Walaupun ada tiga orang ini, Nuh, Daniel dan Ayub di dalam kota tersebut, Aku akan tetap menghancurkannya …
(Kemudian di dalam ayat yang kedua puluh, Ia mengatakan hal yang sama)
Walaupun ada Nuh, Daniel dan Ayub, Aku tetap akan menghancurkannya.
Nah, itulah dia, kata mereka: “Nuh, Daniel, dan Ayub.” Akan tetapi, siapakah Daniel yang ada di dalam kitab Yehezkiel? (Kita akan mengadakan kebaktian pada hari minggu depan, ketika saya akan berkhotbah tentang Pencobaan Air Mata). Siapakah Daniel ini yang berada di dalam kitab Yehezkiel? Tidak seorangpun pernah mendengar namanya! Dan walaupun nama yang dipilih oleh para pengarang kesusasteraan palsu itu harus orang hebat yang telah berjasa di masa lalu karena kisah itu milik dari literatur kesusasteraan palsu tersebut. Saudara akan menemukan jalan buntu. Tidak ada nama Daniel yang pada zaman dahulu dikenal sebagai seorang Musa, atau sebagai seorang Henokh, atau sebagai seorang Abraham. Ia tidak ada. Dan kisah itu hanya isapan jempol dari imajinasi untuk dianggap bahwa pernah hidup orang yang legendaris seperti dia di masa lalu.
Kemudian sesuatu terjadi, sesuatu telah terjadi, dan, oh, betapa para kaum kritikus zaman modern mencengkeramnya, karena saudara telah mendapatkan bahwa Daniel disinggung di sini di antara Nuh dan Ayub. Pada tahun 1930, di sebelah utara Siria, di kota tua Ugarit (Ras Shamra modern) disana telah ditemukan banyak lembaran-lembaran catatan, lembaran catatan dengan tulisan-tulisan kuno. Dan di dalam lembaran-lembaran catatan tersebut, ketika para Assiriolog mempelajarinya, mereka menemukan sebuah legenda dari seorang Aqhat. Dan Aqhat memiliki seorang ayah dengan nama Danel. Legenda ini muncul sekitar tahun 1400 SM, dan mereka berkata: “Ini adalah Danel yang dijumpai di dalam kitab Yehezkiel, yaitu - Nuh, Danel, dan Ayub – dan Daniel yang namanya digunakan oleh para pengarang kesusasteraan palsu yang menulis kitab Daniel di dalam Alkitab – itulah dia. Ia merupakan seseorang pahlawan legendaris dari tanah Kanaan yang terkenal karena keadilan dan kebijaksanaan ketika ia mengadili orang yang tiada berayah dan janda itu.”
Kemudian kita melihat lebih dekat lagi pada lembaran-lembaran catatan itu dan semua litaratur dari Ugaritic, dari Ras Shamra – kita melihatnya lebih dekat lagi dan inilah Daniel itu, yang telah digambarkan di dalam legenda tersebut. Yang pertama, ia menyembah Baal dan makan di dalam rumah Baal. Yang kedua, Ia mendirikan sebuah mezbah kepada dewa-dewa para leluhurnya, sebuah lembaran catatan dan meninggikan sebuah tiang kepada dewa-dewa leluhurnya dan memberikan persembahan kepada mereka. Yang ketiga, kebiasaannya bermabuk-mabukan.
Nah, sekali waktu Nabi Nuh pernah mabuk; dan yang dinamai oleh Yehezkiel disini adalah sebagai orang yang sudah saleh. Akan tetapi hal tersebut merupakan sebuah bencana, sebuah bencana di dalam hidupnya. Akan tetapi nama Danel ini di dalam literatur Ugaritic memiliki kebiasaan mabuk. Begitulah jalan hidupnya.
Dan hal lain mengenai dia: Ia mengutuk musuh-musuhnya dan mencelakakan musuh-musuhnya dan ia tidak memiliki pengharapan di dalam Allah yang hidup. Walaupun para kritikus akan berkata bahwa inilah sang Daniel yang digunakan oleh Yehezkiel sebagai manusia kudus dan saleh bersama-sama dengan Nuh dan Ayub. Hal-hal seperti itu tidak dapat dipikirkan, tidak dapat dibayangkan dan tidak dapat dipercakapkan. Walaupun hal ini merupakan pendekatan intelektual akademis modern yang paling baik terhadap firman Tuhan. Saya berharap kita masih memiliki berjam-jam lagi untuk mempelajari perihal ini yang datang dari kebenaran. Saya harus menutupnya.
Siapakah Daniel yang ada di Alkitab itu? Siapakah gerangan dia? Seperti adanya seorang Henokh, seorang Utusan Tuhan yang berjalan dengan Tuhan, seperti adanya Musa, seperti adanya Nuh, begitu juga adanya Daniel. Dan Daniel dari Alkitab ini merupakan Daniel yang menyatakan dirinya sendiri ketika ditawan oleh Nebukadnezar di tahun 605 SM, dan meninggal sekitar setelah tahun 535 SM, dan kepada siapa Allah memberikan penglihatan-penglihatan yang bersifat wahyu terhadap pembersihan yang luar biasa atas sejarah dunia. Dan tidak ada Daniel yang lain yang dapat ditemukan di dalam zaman-zaman, di dalam kesusasteraan-kesusasteraan, dalam abad-abad dan dalam milenium-milenium. Tidak ada, tidak seorangpun! Satu-satunya Daniel yang kita kenal, dan satu-satunya Daniel yang benar-benar hidup, yang menulis nubuat luar biasa ini, adalah Daniel yang ditawan pada tahun 605 SM, sebagaimana yang ia katakan di dalam kitab mahakaryanya yang luar biasa jenius.
Sekarang, ada begitu banyak penulis wahyu-wahyu palsu, akan tetapi karena adanya kepalsuan, bukan berarti tidak ada wahyu yang asli; karena adanya uang yang palsu bukan berarti tidak ada uang yang asli; karena adanya kisah palsu dari para rasul dan adanya injil palsu dari Krisus, bukan berarti tidak adanya Kisah dari Para Rasul yang asli dan tidak adanya Injil dari Yesus Kristus yang asli. Pasti ada wahyu yang pertama kali, entah di mana, entah kapan, jika ada. Dan wahyu pertama yag pernah dilihat oleh dunia ini adalah wahyu yang diberikan oleh Tuhan kepada Daniel. Dan wahyu palsu yang dituliskan berabad-abad setelah itu hanyalah suatu imitasi yang tidak berharga dan menyedihkan terhadap wahyu agung yang penuh kemuliaan yang telah diberikan oleh Tuhan kepada nabiNya dan negarwan, Daniel.
Oh, ada banyak hal yang dapat dikatakan. Mungkin Tuhan akan memberikan waktu kepada kita dalam hari-hari yang terbentang di depan untuk melihat kepada mereka. Daniel ini, hanya sedetik saja untuk melihat dia, dan kemudian kita akan menutup – Daniel ini, siapakah gerangan Daniel ini? Sebagai seorang tawanan, ia sangat setia beriman kepada Tuhannya. “Dan Daniel telah bermaksud di dalam hatinya bahwa ia tidak akan mencemarkan dirinya sendiri …” (Daniel 1:8).
Siapakah gerangan Daniel ini? Ia merupakan seorang manusia yang tidak terukur dan memiliki keberanian rohani yang luar biasa. Ia berdiri di hadapan sang raja dan menyuruhnya untuk bertobat dan penghinaan serta memberitahukan kepadanya mengenai kehancuran dan kebinasaan kerajaannya. Inilah orangnya, ketika hukum dari bangsa Medo dan Persia tidak dapat dibatalkan ataupun diubah, ia berlutut sebagaimana yang telah dilakukannya, Alkitab berkata, seperti yang dilakukannya dari waktu ke waktu, di hadapan sebuah jendela yang terbuka. Mengapa dia tidak menutup jendelanya? Hal itu berarti kematian yang nyata untuk membuat jendela tersebut tetap terbuka. Ketika ia berlutut dan berdoa, ia merupakan seorang manusia dengan keberanian rohani yang luar biasa. Ia seorang pendoa dan pemohon. Saya tidak pernah membaca seorang pendoa yang diakhiri dengan permohonan dan permintaan yang paling menghasilkan sebagaimana dengan doa yang ada di dalam pasal yang kesembilan ini:
Oh Tuhanku, miringkanlah telingaMu, dan dengarkanlah: Oh, Tuhan, bukalah mataMu, dan lihatlah … Oh Tuhan, dengar, Oh Tuhan, maafkanlah, Oh Tuhan, dengarkan dan lakukanlah, Oh Tuhanku.
Daniel, seorang manusia pendoa – seorang pemalsu? Seorang penipu? - Oh, di dalam kitab itu ia digambarkan, satu, dua, tiga kali di dalam halaman ini dimana saya sedang membukanya di sini, sebagai seorang yang sangat dikasihi oleh Tuhan, dan dikasihi oleh langit, dan bumi. Ia adalah manusia yang tidak terukur, tidak terukur keimanannya. Ia hidup di dalam waktu yang gelap. Kotanya dihancurkan, Bait sucinya dihancurkan, dan orang-orangnya ditawan. Dan di dalam masa pembuangannya, di dalam kekalahan serta kehancuran dan perbudakan terhadap bangsanya, ia berkata:
“Tetapi pada zaman raja-raja, Allah semesta langit akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan binasa sampai selama-lamanya … dan kerajaan itu sendiri akan tetap untuk selama-lamanya.” (Daniel 2:44)
Sungguh seorang yang beriman serta berpegang teguh pada janji. Di dalam masa yang paling suram bagi kehidupan bangsanya dan suku bangsanya, ia melihat Tuhan tinggi dan menjulang, raja dari seluruh permukaan bumi, dan kerajaan di bumi berada di bawah kedaulatan dan pemerintahannya. Daniel dari Alkitab ini, sama seperti semua firman Tuhan, seperti nafas dari surga, seperti sebuah penglihatan, seperti kemuliaan dari Tuhan sendiri.
Sekarang, kita harus menyanyikan lagu kita. Sembari kita menyanyikannya, engkau dan keluargamu, datang ke dalam persekutuan dari gereja. Engkau dan pasanganmu, atau seorang saja, atau seseorang dari saudara, sementara kita menyanyikan lagu tersebut dan membuat permohonan, pada bait yang pertama, maukah engkau melakukannya sekarang?
Maukah engkau datang sekarang? “Inilah aku, pak Pendeta, inilah istriku, dan inilah anak-anakku dan seluruhnya kami datang.” Atau hanya seseorang, seseorang saja, dan berkata: “Hari ini, aku memberikan hatiku kepada Tuhan dan hidupku kepada Allah dan inilah aku datang, dan inilah aku.”
Karena Roh Kudus akan membukakan pintu dan Allah akan membuat jalan, datanglah pagi hari ini. Datanglah hari ini – engkau – sembari kita berdiri dan sembari kita bernyanyi.