TUJUH PULUH KALI TUJUH MASA
(THE SEVENTY WEEKS)
Dr. W. A. Criswell
Daniel 9:25-27
03-12-72
Dan ini uraian yang menyimpulkan pasal yang ke sembilan dari kitab Daniel. Saya akan membacakan natsnya:
Tujuh puluh kali tujuh masa … [ini dalam kitab Daniel 9:24] tujuh puluh kali tujuh masa telah ditetapkan atas bangsamu dan atas kotamu yang kudus, untuk melenyapkan kefasikan, untuk mengakhiri dosa, untuk menghapuskan kesalahan, untk mendatangkan keadilan yang kekal, untk menggenapkan penglihatan dan nabi, dan untuk mengurapi yang maha kudus.
Maka ketahui dan pahamilah: dari saat firman itu keluar, yakni bahwa Yerusalem akan dipulihkan dan dibangun kembali, sampai pada kedatangan seorang Raja ada tujuh kali tujuh masa, dan enam puluh dua kali tujuh masa lamanya kota itu akan dibangun kembali dengan tanah lapang dan paritnya; tapi ditengah-tengah kesulitan. Sesudah keenam puluh dua kali tujuh masa itu akan disingkirkan seorang yang telah diurapi, padahal tidak ada salahnya apa-apa.… [Dan itulah khotbah kita pada hari minggu yang lalu, “Kematian Mesias”]: dan datanglah rakyat seorang raja memusnahkan kota dan tempat kudus itu; tetapi raja itu akan menemui ajalnya dalam air bah; dan sampai pada akhir zaman akan ada peperangan dan pemusnahan seperti yang telah ditetapkan. Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa. Pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan; dan diatas sayap kekejian akan datang yang membinasakan, sampai pemusnahan yang telah ditetapkan menimpa yang membinasakan itu.
Seperti yang telah saya katakan dalam warta-warta tersebut tentang pasal yang ke sembilan dari Kitab Daniel, tak dapat disangkal lagi, wahyu ini adalah wahyu yang paling signifikan dan yang paling berarti dari seluruh wahyu yang dapat dijumpai dalam Alkitab. Wahyu ini merupakan kunci untuk memahami uraian kewahyuan atas sejarah dan kesudahan zaman. Tanpa wahyu ini, hampir tidak ada lagi kunci. Dengannya, ada suatu pemahaman terhadap keseluruhan masa kini, masa yang akan datang, program yang belum disingkapkan, tujuan, rancangan Allah dalam sejarah umat manusia.
Sekarang, pasal yang kesembilan dari kitab Daniel menghadirkan nabi tersebut, negarawan itu, saat ia sedang membaca gulungan kitab Yeremia – khususnya pasal yang ke 25 dan yang ke 29. Dan, ketika ia membaca gulungan itu, kitab itu, di sana ia menemukan nubuat dari Allah bahwa tujuh puluh tahun itu akan menjadi rentang masa dari masa perbudakan mereka di Babilonia. Dan di akhir dari masa itu, Allah akan mengunjungi mereka serta membukakan pintu untuk pembangunan kembali tempat kudus mereka.
Daniel telah dibuang pada tahun 605 SM, dan ia membaca gulungan itu pada tahun 536 SM. Ia sampai pada kesimpulan tersebut, oleh karena itu, bahwa pembuangan selama tujuh puluh tahun itu hampir diselesaikan atau sudah diselesaikan, dan bahwa sudah tiba waktunya untuk keluarga-keluarga yang terpilih untuk memalingkan wajah mereka ke arah tanah air mereka. Hal itu terjadi pada saat itu – merendahkan dirinya di hadapan Allah di dalah kerendahan yang teramat mendalam, mengenakan kain kabung dan duduk di atas abu, meminta dengan sangat kenangan akan surga dan kembalinya keluarga-keluarga terpilih itu ke tanah air mereka. Ketika ia sedang berdoa pada saat korban petang hari – pada saat ketika domba itu akan dikurbankan dan persembahkan di hadapan Allah – ketika ia sedang berdoa pada saat korban petang hari, diutus kepadanya malaikat Gabriel dri langit dengan wahyu keilahan. Dan wahyu keilahian tersebut merupakan salah satu yang telah saya baca yang mana telah saya gambarkan sebagai kunci dari semua wahyu di dalam Alkitab.
Sekarang, di dalam wahyu yang dibawakan kepada Daniel ini oleh Gabriel dari Tuhan di surga, ada waktu yang telah ditetapkan untuk kedatangan seorang raja dan kerajaan seribu tahun dari yang telah diurapi. Ada waktu yang telah ditentukan untuk masanya dimulai dan ada waktu untuk berakhir. Telah ditentukan suatu terminus a quo (waktu permulaan). Juga telah ditetapkan suatu terminus ad quem (waktu penyempurnan; dan sebuah akhir dari sebuah waktu). Dan diantara kedua termini (waktu) ini ada waktu selama 490 tahun; ada tujuh puluh kali tujuh masa, tujuh puluh tujuh, diterjemahkan di sini “minggu” sebenarnya heptad, yang artinya tujuh puluh tujuh.
Sekarang, terminus a quo, suatu permulaan, Gabriel berkata, bermula dari firman untuk memulihkan dan membangun kembali Yerusalem. Di akhir masa dari 490 tahun adalah kerajaan seribu tahun yang diuraikan di dalam ayat yang ke 24, yang mana membawa kepada sebuah akhir dari sejarah bangsa Israel dan akhir dari dunia.
Maka dari itu, kita melihat pada tujuh puluh kali tujuh masa itu. Ada maktu yang telah ditetapkan ketika kalimat itu dimulai dengan: “…dari sejak keluarnya firman itu untuk memulihkan dan untuk membangun kembali Yerusalem.” Firman itu dengan mudah ditemukan di dalam Alkitab. Ada empat ayat jika saudara dapat mencarinya. Ada sebuah maklumat dari Koresy pada tahun 536 SM, di tahun pertama permerintahannya, ketika ia menaklukkan kerajaan Babilonia. Ada sebuah maklumat yang diberikan dala pasal yang pertama dari kitab Ezra ketika bangsa yang terpilih itu diperbolehkan untuk kembali ke negerinya. Akan tetapi ketika saudara melihat pada maklumat itu, titah itu adalah untuk membangun rumah Tuhan; itu saja, dan hanya itu yang dicoba pembuangan itu, tak ada yang lain.
Ada maklumat yang kedua yang dikeluarkan oleh Darius Hystaspes, dalam pasal yang keenam dari kitab Ezra, akan tetapi apa yang dapat saudara temukan disana hanyalah suatu pengulangan pertanyaan serta penegasan ulang dari perintah Darius. Maklumat itu menyangkut pembangunan tempat kudus itu.
Lalu ada maklumat yang ketiga, yang satu ini pada tahun ketujuh dari pemerintahan Artaxerxes Longimanus, Artaxerxes I. Tapi maklumat ini ditemukan di dalam pasal yang ketujuh dari Kitab Ezra, ketika saudara membaca seluruh isi dari pasal itu, tidak menyoal tentang apapun selain kebaktian dari bait-bait suci di Yerusalem.
Bagaimanapun, maklumat yang keempat, dikeluarkan pada tahun ke dua puluh dari pemerintahan Artaxerxes Longimanus, raja Persia itu. Dan maklumat yang satu ini ditemukan di dalam pasal yang kedua dari kitab Nehemia. Dan disana saudara dapat membaca bahwa raja tersebut dengan jelas memberikan otoritas untuk membangun kembali kota itu, dengan tanah lapang dan paritnya, kubunya – untuk sekali lagi membuat Yerusalem menjadi kota yang bersemangat dan sesungguhnya kepada Nehemia. Sekarang, dialah yang menggenapi hal ini: “Dari keluarnya firman untuk memulihkan serta membangun kembali Yerusalem...”
Hal itu tidak biasa, karena ketika saya membacanya, tanggal dari perintah itu dengan teliti telah dinyatakan. Dengan sengaja ditekankan, maklumat itu dikeluarkan pada tahun ke dua puluh dari pemerintahan Longimanus; pada tahun pertama dari tahun Yahudi yang pertama, yang mana pasti pada waktu itu – mereka telah merubahnya karena akan gagal – akan tetapi pada waktu itu, dan di dalam Alkitab, merupakan hari pertama dari Nisan. Dan Nehemia berkata bahwa tembok dan bangunan dari kota itu akan diselesaikan sebelum pesta perayaan Tabernakel, yaitu pada hari ketujuh setiap bulannya.
Jadi, di dalam periode waktu itu, dari hari pertama Nisan, pada tahun kedua puluh dari pemerintahan Longimanus, raja Persia itu, perintah itu dimulai dan pembangunan kota tersebut dimulai, yang mana menurut kalender Yehuda terjadi pada hari yang ke empat belas bulan Maret tahun 445 SM. Sekarang, itulah terminus a quo kita; saat itulah permulaan kita.
Sekarang, ia membagi tujuh puluh kali tujuh masa ke dalam tiga kelompok. Yang pertama adalah tujuh kali tujuh masa:
Dari saat firman itu keluar, yakni bahwa Yerusalem akan dipulihkan dan dibangun kembali, sampai pada kedatangan seorang Raja ada tujuh kali tujuh masa, dan enam puluh dua kali tujuh masa.
Sekarang tujuh kali tujuh masa itu, berarti ada empat puluh sembilan tahun – tujuh kali tujuh. Jadi dari tahun 445 SM, ditambah dengan empat puluh sembilan tahun membawa kita pada tahun 396 SM. Dalam periode waktu itu, malaikat Gabriel mewahyukan, kota itu akan dibangun kembali dengan tembok-temboknya, dengan benteng-benteng pertahanannya, kota itu akan kembali seperti Yerusalem. Dan hal itulah yang sebenarnya terjadi! Dan meskipun hal tersebut tidak diperdalam di sini, merupakan suatu hal yang menarik untuk dicatat bahwa di dalam waktu yang empat puluh sembilan tahun itu – sejak dari perintah untuk memugar kota itu sampai tujuh kali tujuh masa itu digenapi – di dalam empat puluh sembilan tahun itu kita dibawa ke suatu akhir dari nubuat Yahudi. Ini mengakhiri pengajaran dari Maleakhi dan menggenapi serta melengkapi dalil dari Perjanjian Lama. Jadi tujuh kali tujuh masa yang pertama diakhiri dalam penggenapan nubuat dan dimateraikannya dalil dari Perjanjian lama.
Sekarang, kelompok yang berikutnya: “Enam puluh dua kali tujuh masa, yaitu periode waktu dari tahun 396 SM sampai dengan tahun 30 – 434 tahun lamanya. Dan malaikat Gabriel mewahyukan bahwa, sepanjang waktu itu, dari tahun 396 SM sampai pada tahun 30, periode 434 tahun lamanya, enam puluh dua kali tujuh masa, masa itu akan diakhiri dengan kedatangan Mesias dan kematianNya. Dan dengan jelas sudah digenapi! Pada tahun 30, 434 tahun setelah waktu tujuh kali tujuh masa yang pertama, Tuhan Yesus disalibkan dan mati. Dan sebentar kemudian kota itu dihancurkan, dan sampai pada hari ini, tempat yang kudus itu di dalam kemusnahan.
Sekarang, tujuh masa yang terakhir ini dibuat terpisah daripada yang lain. Saudara sudah mendapatkan tujuh darinya, yang diakhiri di dalam kesimpulan dari penyebaran nubuat dari Perjanjian Lama. Saudara mendapatkan enam puluh dua yang berikutnya, yang diakhiri dengan matinya Yesus Kristus, dan tak lama kemudian penghancuran kota dan tempat kudus tersebut. Akan tetapi disamping yang enam puluh sembilan itu, ada satu kali tujuh masa yang lain, satu kali tujuh yang lain. Dan waktu ini dibuat terpisah oleh dirinya. Dan ini adalah tujuh tahun yang akan berakhir di dalam kedatangan Kristus dan memerintah atas kerajaan seribu tahunNya itu.
Setelah yang diurapi dibunuh – seperti kita ikuti tujuh masa di dalam wahyu ini – setelah Yang diurapi wafat, tujuh tahun, oleh karena itu Ia datang di dalam kekuasaan untuk menetapkan kerajan seribu tahunNya di dunia ini. Sekarang, ketika saya melihatnya, dan ketika saudara membacanya, dengan segera saudara dapat katakan: “tidak ada terjadi seperti itu!” Tujuh tahun setelah wafatnya Kristus, tujuh masa yang terakhir, masa yang ketujuh puluh setelah sebelumnya ada enam puluh sembilan masa, tidak ada kerajaan seribu tahun, kita juga tidak sedang berada di dalam kerajaan seribu tahun saati ini. Dan sudah hampir dua ribu tahun. Kristus pun tidak juga datang. Ia tetap menunda waktu kembalinya. Baiklah, apa jawaban untuk itu? Apa yang terjadi di sini di dalam pengungkapan yang dibawa oleh Gabriel kepada nabi Daniel? Jawaban di dalam mempelajari Alkitab adalah sangat jelas dan sangat berarti.
Di antara enam puluh sembilan kali tujuh masa itu ada tanda kurung yang besar; ada jeda yang sangat besar dan ada penempatan yang agung. Dan penempatan itu adalah hari untuk bersyukur, hari gereja hari dimana kita hidup sekarang.
Baiklah, mengapa hal tersebut tidak dimasukkan oleh Daniel di dalam wahyu itu? Mengapa Gabriel tidak memberitahukan tentang itu kepadaNya? Karena dengan jelas Allah berkata: “melalui para nabi dan rasul Paulus di dalam pasal yang ketiga dari Surat untuk jemaat Allah di Efesus – dengan jelas Allah berkata bahwa gereja – zaman bersyukur, dalam takdir yang kita jalani sekarang ini – bahwa gereja adalah sebuah rahasia yang disimpan di dalam hati Allah dari permulaan dunia ini. Ia berkata: “ dari pondasi dunia ini.” Tidak ada nabi di dalam Perjanjian Lama yang pernah melihat gereja itu; dan Daniel merupakan seorang nabi dari Perjanjian Lama. Juga tidak ada diwahyukan di dalam Perjanjian Lama. Perjanjian Lama tidak melihat, tidak memberikan, tidak menubuatkan, tidak meramalkan gereja tersebut. Gereja itu merupakan rahasia di dalam hati Allah. Tidak ada seorang nabipun yang pernah melihatnya.
Sekarang, agar supaya kita dapat memahami Alkitab, kita tidak boleh menggunakan kata-kata dan janji-janji dan nubuat-nubuat mengenai bangsa Israel dan menghubungkannya dengan gereja. Kedua hal itu adalah hal yang berbeda. Dan Perjanjian Lama tidak memiliki sesuatu apapun mengenai Gereja tersebut. Gereja itu adalah suatu penciptaan yang baru. Gereja itu merupakan suatu penciptaan yang terpisah, nyata dan khusus. Gereja merupakan suatu rahasia yang disimpan oleh Allah di dalam hatinya sampai Ia menyingkapkanNya kepada para penginjil yang kudus. Dan rasul Paulus bercakap-cakap mengenai hal tersebut di dalam pasal yang ketika dari suratnya kepada jemaat di Efesus. Sekarang, jika ada suatu pemahaman untuk kita terhadap nubuat itu dan juga kepada Alkitab, dan kepada wahyu atas masa depan, kita harus mengingat hal-hal yang telah dikatakan oleh Allah. Alkitab tidak berbicara kepada orang yang sama setiap waktu.
Sekarang lihatlah pada pasal yang kesepuluh dari kitab 1 Korintus, ayatnya yang ke tiga puluh dua. Rasul Paulus membagi seluruh umat manusia ke dalam tiga kategori: bangsa Yahudi, bangsa bukan Yahudi dan Gereja. Dan kadang kala Alkitab akan berbicara kepada bangsa Yahudi: di dalam Perjanjian Lama, semua yang di Perjanjian baru berbicara kepada bangsa Yahudi, atau pada hubungannya dengan bangsa-bangsa bukanYahudi. Atau kadang kala Ia berbicara kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi, atau Ia berbicara kepada Gereja. Dan jika saudara ingin menemukan Gereja, saudara harus membaca dari Perjanjian Baru. Tidak akan ada di dalam Perjanjian Lama. Kisah itu merupakan sesuatu yang disembunyikan dari penglihatan para nabi.
Sekarang, begitulah alasannya mengapa begitu banyak orang, Alkitab menjadi sebuah teka-teki, disembunyikan di dalam sebuah teka-teki yang membingungkan, dibungkus did alam sebuah misteri. Mereka tidak melihat bagaimana sesuatu hal akan saling menyesuaikan diri antara satu dengan yang lainnya. Karena mereka tidak menerima apa yang dikatakan oleh Allah dan membiarkan Allah mengatakan apa yang mau dikatakanNya. Tapi mereka menerima apa yang dikatakan oleh Tuhan dan memakaikannya kepada sesuatu hal yang lain lagi.
Saya ingin memberikan sebuah ilustrasi kepada saudara-saudara mengenai hal tersebut. Di dalam Alkitab yang indah ini, yang dari mana telah saya khotbahkan – dan Alkitab yang begitu indah itu ditulis dengan teks huruf yang besar sehingga saya dapat membacanya – Alkitab yang indah ini sama seperti Alkitab saudara; kita itu memiliki catatan editorial di bagian atas dari Yesaya 43. Baiklah, catatan editorial itu seperti ini: “Gereja dihibur dengan janji-janji Tuhan.” Begitulah apa yang saya baca di bagian atas ini. Jadi sekarang, saya akan membacakan apa yang dikatakan oleh Allah, dengarkanlah :
“Tetapi sekarang, beginilah firman Tuhan yang menciptakan engkau, hai Yakub, yang membentuk engkau, hai Israel: “Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaanKu.
Sekarang, di atas dikatakan bahwa “Gereja dihibur dengan janji-janji Tuhan;” akan tetapi ketika saya membaca Alkitab, disitu menyebutkan “Yakub” dan juga menyebutkan “Israel.”
Sekarang, saya akan beralih ke bagian yang lain lagi. Disini, kembali editornya melakukan hal yang sama sekali lagi: “gereja dihibur.” Kemudian, saya membaca natsnya ketika Allah mengatakan:
“Tetapi sekarang, dengarlah, hai Yakub, hambaKu, dan hai Israel, yang telah Kupilih! Beginilah firman Tuhan yang menjadikan engkau, yang membentuk engkau sejak dari kandungan dan yang menolong engkau” Janganlah takut, hai hambaku Yakub, dan hai Yesyurun (begitulah nama panggilan Allah untuk bangsa Israel) yang telah Kupilih.
Ketika saudara melakukannya Alkitab menjadi sangat tidak dapat dipahami. Alkitab menjadi sebuah teka teki menyusun gambar yang tidak memiliki rancangan dan potongan-potongan yang tidak sesuai. Apa yang dikatakan oleh Allah kepada bangsa Israel merupakan kehampaan; apa yang dikatakan oleh Allah kepada Gereja adalah hal yang lain lagi.
Saudara dapat menerima janji-janji Allah kepada Israel, dan ada banyak sekali janji-janji tersebut. Alkitab, Perjanjian Lama penuh dengan janji-janji itu. Sekarang saudara dapat menerima janji-janji tersebut dan saudara dapat melakukan tiga hal dengannya. Yang pertama, saudara dapat mengatakan bahwa janji-janji tersebut berupa khayalan. Janji-janji itu ibarat puisi dan daya khayal dari bangsa Yahudi – dan hidup serta khayalan-khayalan aneh padanya. Itu merupakan suatu impian. Iu merupakan sebuah mimpi yang memiliki struktur dan pokok isi dari benteng dan pengharapan yang didirikan di udara. Itu adalah salah satu cara yang dapat saudara katakan.
Yang kedua yang dapat saudara lakukan adalah apa yang telah dilakukan para editor dari Alkitab ini: saudara dapat menerima janji-janji kepada Israel dan saudara dapat mengimplementasikannya kepada Gereja. Hanya menerimanya bulat-bulat dan berkata, Allah telah berbicara mengenai Gereja. Hal yang ganjil adalah – dan hampir semua dunia akademis teologi perbuat, begitulah yang mereka lakukan – yang ganjil mengenai hal tersebut adalah : bahwa rasul Paulus dengan tegas mengatakan bahwa gereja telah disembunyikan dari pandangan para nabi di dalam Perjanjian Lama. Mereka tidak melihatnya. Merupakan hal yang tersembunyi di dalam Allah. Jadi, oleh karena itu ketika para akademisi berkata bahwa di dalam Perjanjian Lama saudara mendapatkan semua janji-janji mengenai gereja ini, ketika dengan tegas rasul Paulus berkata bahwa mereka tidak pernah melihat gereja tersebut, saya tidak tahu bagaimana saudara dapat jujur secara intelektual dan mengatakannya – akan tetapi ada kemungkinan dan itulah yang kebanyakan dilakukan.
Sekarang, ada kemungkinan yang ketiga. Kemungkinan yang pertama bahwa janji-janji itu bersifat khayalan, janji-janji tersebut memiliki susunan atas mimpi da khayalan. Kemungkinan yang kedua bahwa saudara dapat menerima semua janji-janji tersebut yang dijanjikan untuk bangsa Israel dan menggunakannya kepada gereja. Akan tetapi kemungkinan yang ketiga adalah bahwa Allah bersungguh-sungguh dengan apa yang telah dikatakanNya; bahwa ketika Ia berbicara kepada bangsa Israel, yang dimaksudkanNya adalah Israel. Dan setiap nubuat serta janji-janji yang telah dibuat oleh Allah kepada keluarga-keluarga terpilih itu, akan ditepatiNya dengan keteguhan hati; bahwa Allah tidak menyesatkan mereka; Ia tidak berbohong kepada mereka.
Sekarang, saya mempunyai tanda kurung yang kecil di sini. Bagi saya, jika Allah dapat berbohong kepada bangsa Israel dan menyesatkan bangsa Israel, bagaimana saya dapat mengetahuinya, di dalam janji-janji itu, Allah juga (tidak) dapat berbohong kepada saya dan menyesatkan saya? Jika Allah tidak menepati janji-janji ini kepada keluarga-keluarga terpilih itu, saya tidak memiliki suatu kepercayaan bahwa Ia akan menepati janji-janjinya kepada saya. Itulah salah satu alasan mengapa saya begitu yakin dan bersungguh-sungguh percaya bahwa ketika Allah mengatakan janji-janji tersebut kepada bangsa Israel, akan datang suatu waktu ketika setiap suku kata dari janji-janjiNya, setiap kalimat dari firmanNya, dengan teguh akan ditepati. Tidak satupun akan gugur – atau gagal – ke tanah.
Sekarang, apa yang telah terjadi adalah: untuk menepati wahyu yang telah diberikan kepada rasul Paulus, digambarkan, diperbincangkan pada pasal yang ketiga dari kitab Efesus yang panjang – tanpa ada waktu bagi saya untuk membacakannya – untuk menepatinya, apa yang telah terjadi adalah – di dalam penempatan yang luar biasa ini, di dalam tanda kurung yang luar biasa ini, di antara tujuh masa yang keenam puluh sembilan itu dengan tujuh masa yang ketujuh puluh, di dalam penempatan itu – zaman gereja, gereja kaum kafir, di dalam penempatan itu, di dalam jeda itu, di dalam tanda kurung itu, Allah menunda penggenapan dari seluruh nubuat sampai pada waktu dari sebuah akhir.
Janji-janji itu tidak berlaku lagi sekarang. Allah sedang melakukan suatu hal yang lain lagi sekarang. Ia sedang menyebarkan Injil dari kemurahan Allah sekarang. Ia memanggil semua umat manusia – baik itu bangsa Yahudi, Yunani, kaum kafir, bangsa Romawi, Bavaria – Ia memanggil semua umat manusia sekarang ke dalam sebuah persekutuan dari Mesias (Kristus) di dalam sebuah gereja, sebuah penciptaan yang baru.
Akan tetapi Ia belum selesai dengan Israel; dan Ia belum selesai dengan bangsa Yahudi; dan Ia belum selesai dengan janji-janji sucinya. Ia telah menundanya sampai akhir zaman nanti. Pada akhir zaman nati, menurut wahyu dari Gabriel, merupakan tujuh masa yang terakhir. Dan ketika waktunya telah sampai, Allah akan menggenapi semua janji-janj yang telah dibuatnya kepada bagsa Israel.
Bolehkah saya berbicara untuk sebentar saja mengenai janji-janji Allah kepada bangsa Yahudi? Pasal yang kesebelas dari kitab Roma dimulai dengan: “Apakah Allah telah menyia-nyiakan umatNya? Berbicara mengenai keluarga Yahudi: “Apakah Allah telah menyia-nyiakan umatNya?” Kemudian rasul Paulus menjawab pertanyaannya sendiri: “Allah melarang!” Allah melarang bahwa Ia akan melupakan, menyanyiakan bangsaNya yang telah dikenalnya terlebih dahulu, yang telah dengan sengaja Ia pilih sebelum dunia dimulai. Dan kemudian dalam pasal yang ke sebelas dari kitab Roma, rasul Paulus menjelaskan bahwa akan datang hari ketika Tuhan akan mencangkokkan kembali pasal cabang sejatinya kepada pohon zaitun. Dan kemudian rasul Paulus menyimpulkannya: “dan dengan demikian seluruh bangsa Israel akan diselamatkan.” Allah belum selesai dengan orang-orang Yahudi. Allah belum selesai dengan bangsa Israel.
Bolehkan saya memakai waktu untuk membaca beberapa janji Allah yang sungguh-sungguh kepada bangsa Yahudi? Lihatlah pada yang satu ini yang berada di dalam kitab Yeremia pasal yang ke 30:
“Sebab Aku menyertai engkau, demikianlah firman Tuhan, untuk menyelamatkan engkau: segala bangsa yang ke antaranya engkau Kuserahkan akan Kuhabiskan, tetapi engkau ini tidak akan Kuhabiskan.
Bangsa-bangsa lain boleh saja jatuh dan bangun, dan mereka telah mengalaminya. Saya tidak pernah melihat seorang Hitit, yang menjadi kepunyaan dari kerajaan Hitit. Bangsa Assiria yang kuno dan tua telah binasa. Berapa banyak kekaisaran dan kerajaan yang telah jatuh dan menghilang? “Tetapi engkau ini tidak akan Kuhabiskan.” Baiklah, saya balik kembali ke dalam firman Tuhan kembali:
“Beginilah firman Tuhan, yang memberi matahari untuk menerangi siang, yang menetapkan bulan dan bintang-bintang untuk menerangi malam, yang mangharu biru laut, sehingga gelombang-gelombangnya ribut. Sesungguhnya, seperti ketetapan-ketetapan ini tidak akan beralih dari hadapanKu, demikianlah firman Tuhan, demikianlah keturunan Israel juga tidak akan berhenti menjadi bangsa di hadapanKu untuk sepanjang waktu.
“Selama masih ada siang”,” demikian kata Allah, “dan sepanjang masih ada malam,” kata Allah, “dan sepanjang Aku telah menetapkan bulan dan bintang-bintang, begitu pulalah lamanya Israel akan menjadi bangsa di hadapanKu selamanya.” Sungguh suatu bahasa yang datar! Dan jika Allah berbohong di sana, dan bersalah di sana, maka saya tidak memiliki jaminan kecuali Ia berbohong kepada kita dan ia bersalah dengan kita.
Saya membalikkan lagi halamannya – ini tidak akan berakhir! Saudara dapat membacanya selama berjam-jam:
“Beginilah firman Tuhan: Jika kamu dapat mengingkari perjanjianKu dengan siang dan perjanjianKu dengan malam, sehingga siang dan malam tidak datang lagi pada waktunya, maka juga perjanjianKu dengan hambaKu Daud dapat diingkari …
Dan kemudian ia meneruskannya kembali:
Beginilah firman Tuhan: Jika Aku tidak menetapkan perjanjianKu dengan siang dan malam dan aturan langit dan bumi, maka juga Aku pasti akan menolak keturunan Yakub dan hambaKu Daud … (Akan tetapi Aku tidak akan menolak keturunan dari Abraham, Ishak dan Yakub) Sebab Aku akan memulihkan keadaan mereka dan menyayangi mereka.
Nabi Amos, di dalam dua ayat terakhirnya di dalam pasal yang kesembilan dari bukunya, menggambarkan kenyataan bahwa orang-orang akan pulang ke tempat kudus mereka dan mereka akan hidup selama-lamanya: “Aku tidak akan pernah mencabut mereka kembali.”
Apa yang saya baca di dalam Alkitab itu adalah apa yang saya lihat di dalam sejarah umat manusia dan apa yang saya baca dari dalam surat kabar harian. Persis seperti apa yang telah saya baca – Allah mengatakannya di sini, saya lihat di dalam sejarah. Lihatlah kepada pembuangan di Babel itu. Mereka diperbudak selama hampir tiga generasi lamanya. Akan tetapi kerinduan yang paling mendalam di hati mereka adalah untuk tempat kudus itu; hati mereka masih tetap di Yehuda. Dan ketika kepada mereka diberikan kesempatan, mereka kembali untuk membangun kembali kota mereka dan tempat-tempat kudus mereka serta negeri mereka.
Di tahun 70, kota itu telah dihancurkan; bait-bait suci sudah dihancurkan. Tidak pernah diganti. Disana sekarang telah berdiri sebuah mesjid. Dan mereka telah tersebar di seluruh negeri di dunia ini. Apakah mereka berasimilasi? Tidak! Seperti arus di teluk, mereka tetap berbeda dan berpisah dan berjarak. Walaupun kadang kala dianiaya sampai hampir mati, mereka tetap hidup. Mengapa? Karena di sana ada ribuan, ribuan janji Allah yang yang berdiam pada kelanjutan keberadaan mereka. Seluruh janji Allah pasti akan dipenuhi.
Bangsa Yahudi seperti air raksa, seperti merkuri. Dan ia akan dilemparkan ke tanah, dan tetesan-tetesannya akan tersebar dimana-mana. Akan tetapi akan datang satu waktu ketika Allah akan menggabungkan semua tetesan-tetesan yang bersinar itu dan mereka akan kembali menjadi satu bangsa kembali, satu keluarga lagi, satu suku bangsa lagi, berdiam di tanah suci mereka.
Rasul Paulus berkata – di dalam pasal yang kesebelas dari kitab Roma – rasul Paulus berkata bahwa ketika “pleroma” – “ diselesaikan, ketika “ketika jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa yang lain telah masuk,” Yesus berkata, ketika waktu untuk orang-orang yang bukan Yahudi dipenuhi, ketika hal tersebut selesai dikerjakan, kemudian sekali lagi Allah akan mengembalikan kembali hati dan perhatiannya kepada Israel dan hati serta perhatian dari Yakub akan kembali menjadi suatu kepercayaan serta penerimaan kepada Allah. Dan lalu kita akan mendapatkan kerajaan seribu tahun itu.
Sekarang, bolehkah saya kembali sebentar di dalam waktu yang tersisa untuk menyelesaikan masa tujuh tahun yang ketujuh puluh dari Daniel? Kerajaan seribu tahun yang terdahulu – yang mana telah diuraikan di dalam ayat yang ke 24 - kerajaan seribu tahun yang terdahulu, adalah tujuh masa yang paling buruk, tujuh masa ini yang mengakhiri penghakiman Allah terhadap Israel.
Tujuh masa tersebut digambarkan di dalam kitab Wahyu pasal ke 4 sampai pasal yang ke 19. Di dalam bagian dari kitab suci yang baru saja saudara bacakan di dalam pasal yang ke tujuh dari kitab Wahyu, disebut dengan “he thlipsis he megale (penyiksaan, yang hebat).” Tidak akan pernah ada suatu waktu dari hukuman yang seperti itu ketika akan dijatuhkan kepada bumi selama tujuh masa ketujuh puluh yang terakhir itu, yang ini ada di dalam kitab Daniel.
Dikatakan disini bahwa raja yang akan datang itu, adalah seorang Anti Kristus. (Dan saya menghabiskan seluruh warta sekitar dua kali hari Minggu yang lalu, menguraikan tentang diktator terakhir dunia) Pada saat akhir itu, Anti Kristus tersebut akan bangkit – diktator di Bumi, karya agung dari Iblis. Dan ia akan membuat sebuah perjanjian dengan orang-orang Yahudi. Ia akan membuat perjanjian dengan bangsa-bangsa di muka bumi ini. Persekutuan Bangsa Bangsa akan menjadi … oh, akan terjadi kekacauan, akan terjadi disintegrasi ekonomi, politik, militer, budaya, tekanan nasional dan internasional.
Alkitab berkata, tanpa terkecuali, melalui seluruh penyingkapannya bahwa dunia ini mengarah kepada suatu disintegrasi yang menakjubkan dan putus asa yang menghancurkan. Dan di dalam waktu yang menyedihkan itu, akan ada waktu untuk kesukaran dan penghukuman, karena pada pertengahan dari tjuh masa itu, “dan ia akan menegaskan perjanjian untuk banyak orang selama satu kali tujuh masa.” Dan di pertengahan tujuh masa itu … (sekarang itulah alasanannya mengapa Alkitab mengambil, dari dalam kitab Daniel dan di dalam kitab Wahyu, “tiga setengah tahun” itu; “waktu itu, waktu dan pembagian waktu” “masa itu, masa dan setengah masa”;” “empat puluh dua bulan;” “seribu dua ratus enam puluh hari itu”.
Saudara menemukan periode waktu tersebut kembali dan kembali lagi di dalam Alkitab. Itulah yang ditunjuknya. Pada hari minggu yang lalu mengenai Daniel, ia dibagi menjadi tiga setengah tahun. Dan pembagian tersebut ketika Anti Kristus, diktator terakhir dan penghabisan, mengingkari perjanjian dengan kaum Yahudi. Ia telah menjanjikan negeri mereka kepada bangsa Yahudi itu; ia telah menjanjikan pemulihannya kepada mereka, ia telah menjanjikan tempat-tempat kudus kepada mereka, dan ketetapan-ketetapan mereka, serta peribadatan mereka. Dan ia yang disebutkan di dalam pasal yang keenam dari kitab Wahyu – seseorang yang datang dengan menunggangi seekor kuda putih ini – ia disebut sebagai harapan dan penyelamat dunia ini.
Akan tetapi pada waktu pertengahan dari masa ini, ia mengingkari perjanjian tersebut dan ia membenamkan seluruh muka bumi ini kedalam suatu bencana yang berdarah. Dan hal tersebut nantinya akan diakhiri dalam perang Armagedon. Dan di saat akhir dari perang Armagedon tersebut, ada campur tangan pribadi yang datang dari Kristus dari surga. Tuhan akan turun ke bawah, sang Mesias, dan inilah kerajaan seribu tahun tersebut. Ia datang untuk menyelesaikan pelanggaran itu, untuk mengakhiri dosa, untuk mengadakan perdamaian terhadap kejahatan, untuk membawa kemuliaan tida akhir, untuk menggenapi penglihatan di dalam nubuat-nubuat.
Begitulah adanya, sudah berakhir semuanya! Tidak akan ada lagi nabi-nabi, tidak akan ada lagi penglihatan-penglihatan. Semua telah selesai. Telah diselesaikan. Telah digenapi, ditandai dan diselesaikan. “Dimana ada lidah, mereka akan dihentikan. Dimana ada pengetahuan, mereka akan dilenyapkan. Dimana ada nubuat, mereka tidak akan ada lagi.”
Ini adalah akhir dari waktu. “Dan untuk meminyaki yang paling suci …” Mereka yang mengatakan “Dan untuk meminyaki yang paling suci” menunjuk kepada tempat yang paling kudus dimana Tuhan Allah yang mulia akan duduk dan memerintah. Saya pikir kalimat itu akan menunjuk kepada untuk meminyaki seseorang Yang paling suci. Dengan cara yang sama – apakah itu tempat yang paling suci atau orang yang paling suci, kalimat itu menunjuk kepada suatu pengakuan serta penerimaan Kristus Yang Diurapi dihadapan siapa, seperti yang dikatakan oleh rasul Paulus: “Setiap lutut akan membungkuk dan setiap lidah akan bersaksi bahwa ia adalah Tuhan dari kemuliaan Allah Bapa.”
Dan hal itu akan terjadi, Daniel mengatakan, di saat akhir dari tujuh masa yang ketujuh puluh itu. Di saat itulah akhir dari sejarah bangsa Yahudi; di saat itulah penyempurnaan dari zaman, yaitu dengan kedatangan Kristus; yang merupakan penetapan atas kerajaanNya di muka bumi ini. Dan disini diuraikan, bahwa hal itu sudah termasuk penebusan dosa bangsa Israel, dan sudah termasuk mereka yang oleh iman kepercayaannya telah menerima Yesus sebagai Juru Selamat mereka.
Kita masih memiliki satu atau dua menit yang tersisa. Biarkanlah saya menambahkan beberapa kata lagi, hanya beberapa patah kata lagi, tentang Tuhan yang memunculkan diri kepada bangsa Israel. Hal itu dengan teliti diuraikan di dalam kitab Zakaria dalam pasal yang kedua belas, pasal yang ketiga belas dan pasal yang keempat belas: “Mereka akan melihat kepadaNya yang telah mereka tikam, akan ada rasa dukacita yang mendalam untuknya……seperti pada Hadad-rimmon… (ketika mereka berduka cita di Megido atas raja yang baik Yosia).
Dan akan ada peralihan yang hebat kepada Allah di dalam Kristus. Dan sebuah bangsa akan lahir di dalam satu hari. Bukankah itu tidak biasa atau tersendiri atau ganjil? Tidak, itulah yang benar-benar dilakukan oleh Tuhan kepada saudara-saudaranya: James, Yusuf, Yudas, Simon, keempat saudaranya tidak percaya kepadaNya. Akan tetapi ketika Ia bangkit daripada orang yang mati, dan Ia menampakkan diri kepada mereka, dan Ia memenangkan saudara-saudaraNya ke dalam Iman sebelum Ia naik kembali ke surga.
Hal ini jugalah yang dilakukanNya kepada Saulus dari Tarsus, yang bernafas, mengancam dan menganiaya menentang anak-anak Allah, umat Kristus, dan ia telah diserang dalam perjalanannya ke Damaskus oleh sebuah penglihatan terhadap Tuhan itu sendiri. Kristus menampakkan diri kepadanya secara langsung. Dan, ketika menggambarkannya di dalam pasal yang ke limabelas dari kitab surat 1 Korintus, rasul Paulus mengatakan bahwa ia telah lahir “ektroma” (kata “traumatis” berasal dari kata tersebut). Ektroma – secara harafiah kata itu berarti “pengguguran”. Ia terlahir “sebelum waktunya.” Kalimat itu diterjemahkan di dalam versi King James. Yaitu, sebelum Ia menampakkan diri kepada Israel, Ia menampakkan diri kepada Saulus secara langsung. Dan Ia telah memenangkan kemarahan yang mendengus-dengus itu, yang menyiksa dan menganiaya Dia. Kristus telah melakukannya! Itulah yang akan dilakukanNya kepada seluruh bangsa. Mereka akan dikumpulkan di Palestina. Dan Tuhan akan menampakkan diri kepada mereka dan mereka akan mengalihkan kepercayaan mereka. Dan kejadian itu akan mengantarkan kita kepada kerajaan seribu tahun tersebut.
Apakah saudara sudah merasa senang? Wow, saudara tidak tahu bagaimana bahagianya memiliki harapan seperti itu. Dan itulah mengapa rasul Paulus menutup bagian yang menakjubkan itu pada pemilihan Israel – di dalam kitab Roma 9, 10, dan 11 – itulah alasannya mengapa ia menutupnya dengan ayat: “Dan kemudian seluruh Israel akan diselamatkan.” Apakah artinya, saya tidak begitu mengerti. Saya pikir, ayat yang paling keras di dalam Alkitab adalah kalimat kecil tersebut. “Dan kemudian seluruh Israel akan diselamatkan.” Apakah artinya? Saya tidak tahu. Tapi yang saya tahu, ayat itu mengandung sesuatu yang mulia. Artinya mulia kepada mereka. Dan tentu saja, mulia juga untuk kita. Kemurahan yang telah diberikan kepada James, dan Yusuf, dan Yudas serta kepada Simon, saudara-saudara dari Tuhan; kemurahan yang diberikan kepada Saulus dari Tarsus adalah kemurahan yang akan diberikan kepada seluruh bangsa Yahudi. Dan kemurahan yang sama pula yang akan diberikan kepada kita semua.
Kita tidak diselamatkan karena wajah kita yang cantik atau tampan. Kita diselamatkan karena kemurahan Tuhan Allah. Dosa kita tidak diampuni karena adanya jasa pribadi di dalam diri kita. Dosa kita telah diampuni karena kebaikan Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus. Adalah kemurahan Allah yang memberikan kita harapan untuk berdiri di hadiratnya suatu hari nanti. Dan kemurahanNya pulalah yang mengarahkan kita kepada suatu iman kepercayaan, dan kepada penyesalan dan pernerimaan. Dan kemurahan serta pengampunan itu pulalah yang saudara rasakan di dalam hati saudara ketika saudara mendengar Injil dari Anak Allah; dan ketika saudara membacanya dari halaman-halaman yang suci; dan ketika pendeta berdiri diatas sebuah mimbar dan berkata: “Datanglah, engkau dan engkau. Ada sebuah sentakan di hati saudara; ada suatu permohonan terhadap Roh Kudus; ada sebuah ajakan, jauh di dalam jiwamu yang paling dalam. Itulah Tuhan Allah! Itulah kemurahan Tuhan! Itulah kasihNya di dalam Yesus Kristus. Dan itulah yang saudara rasakan. Paduan Suara akan bernyanyi:
Ada Roh yang manis, manis di tempat ini.
Dan kita tahu bahwa itu Roh dari Tuhan;
Ada pengungkapan di setiap wajah.
Dan aku, merasakan kehadiran Tuhan.
Itulah Tuhan – Allah menjangkau ke bawah – Allah menjangkau ke luar, Allah menarik saudara. Sebentar lagi ketika kita bernyanyi, untuk menjawab dengan hatimu dan hidupmu, maukah saudara datang? Di sekeliling balkon, di bawah anak-anak tangga ini, di lantai yang lebih rendah, masuk ke dalam gang dan di sini sampai ke depan dan katakan: “Inilah aku, pak Pendeta, inilah istriku, ini adalah anak-anakku, seluruhnya kami datang pada hari ini.” Atau engkau dan pasanganmu, atau hanya engkau sendiri: sementara kita menyanyikan lagu ini; sementara kita membuat permohonan ini, sementara Roh mengatakan kata-kata ajakan, jawablah dengan hidupmu. “Inilah aku.” Ambillah keputusan itu sekarang juga, di dalam hatimu. Dan sebentar lagi ketika kita berdiri untuk bernyanyi, berdiri dan jawablah. Ke dalam gang, dari belakang sampai ke depan, katakan: “Inilah aku!” Lakukanlah sekarang juga. Ambillah keputusan itu sekarang juga. Pada saat nada pertama dari bait yang pertama, saudara datang. Datanglah, datanglah – sembari kita berdiri dan sembari kita bernyanyi.