TAHUN-TAHUN PEMBENTUKAN MASA MUDA DANIEL
(THE FORMATIVE YEARS OF DANIEL’S YOUTH)
Dr. W. A. Criswell
12-03-67
Ini adalah pendeta yang membawakan pesan pagi ini berjudul: Tahun-tahun Pembentukan Masa Muda Daniel. Seri panjang kitab Daniel ini membawa kita pada figur Daniel itu sendiri. Bukan sebagai teks, kita akan mulai itu setelah satu khotbah lagi. Khotbah berikutnya yang disajikan mengenai seri Daniel ini akan berjudul: Daniel Dan Wahyu. Isinya adalah perbedaan, persamaan, presentasi dari pesan nubuatan Daniel dan pesan nubuatan Wahyu. Itu adalah isi dari khotbah berikutnya. Tetapi khotbah ii adalah mengenai nabi itu sendiri—bukan sebagai teks, tetapi sebagai pendahuluan.
Kitab ini dibuka dengan kalimat bahwa, pada tahun yang ketiga pemerintahan Yoyakim (raja Yehuda), raja Nebukadnezar (raja Babel) datang ke Yerusalem dan mengepung kota itu. Dan dalam pengepungan pertama atas Yerusalem ini, Nebukadnezar—ke tangan siapa Tuhan menyerahkan bangsa dan kota itu, dan kerajaan itu—Nebukadnezar membawa sejumlah perkakas bait suci itu ke Babel. Dan dia memilih beberapa benih raja, anggota keluarga istana, untuk dididik dan diajarkan semua ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan orang Kasdim. Dan di antara mereka yang merupakan keluarga kerajaan—yang dijadikan sida-sida di istana Nebukadnezar, untuk memuliakan istananya—di antara anak-anak Yehuda ini adalah Daniel.
Nah, saat anda mengikuti kisah sang pangeran muda in, anda akan mendapati bahwa karena dia mengasihi Tuhan di Yehuda, dia juga mengasihi Tuhan waktu di Babel. Karena dia melayani Tuhan di masa dia tinggal di Yerusalem, dia juga melayani Tuhan di masa pembuangan di Babel.
Dan ini membawa kita ke inti pesan pagi ini: Tahun-tahun Pembentukan Kehidupan Daniel—anak muda saat dia bertumbuh di kota Yerusalem dan saat dia menjalani kehidupan sebagai hamba Allah di tanah antah berantah dan kafir. Kita mulai dengan masa kelahirannya: Daniel lahir sekitar 625 SM, dan dalam hal ini juga terjadi kebetulan yang tidak umum, karena tahun itu juga merupakan tahun kelahiran Kekaisaran Neo-Babel. Adalah tahun 625 SM, saat Ashurbanipal, raja besar terakhir dari Asyur wafat. Anaknya, Ashuruballit, lemah dan tidak punya kemampuan. Dan dengan kematian Ashirbanipal, pada tahun 625, raja muda di Babel, bernama Nabopolassar—yang merupakan ayah dari Nebukadnezar—Nabopolassar memberontak dan mengasingkan Babel dari kekuatan Asyur. Dan ini merupakan tahun kelahiran kerajaan Babel. Dan tahun ini juga merupakan tahun kelahiran anak muda ini, Daniel.
Ayat terakhir dari Pasal 1 Daniel berkata: “Dan Daniel ada di sana sampai tahun pertama pemerintahan raja Koresy.” Dia merupakan seorang raja yang tidak biasa, karena ayat pertama Pasal 10 Daniel berkata, pada tahun ketiga pemerintahan Koresy, Daniel mendapat penglihatan ini. Namun ayat itu berkata bahwa dia berlanjut tidak sampai tahun ketiga pemerintahan Koresh, atau berapa lamapun dia hidup di zaman kerajaan Media-Persia, tetapi dikatakan dia berlanjut sampai tahun pertama raja Koresh. Nah, saya pikir alasan untuk ini adalah: Roh Kudus memberitahu kita dalam ayat tersebut bahwa kehidupan Daniel melintasi seluruh masa pembuangan selama tujuh puluh tahun. Dan bukan hanya itu, tetapi kehidupan Daniel meliputi seluruh era kerajaan Babel. Dia lahir tahun 625 saat bangsa Babel lahir. Dan dia hidup sampai tahun 536 SM, saat Koresh menghancurkan selamanya kerajaan Babel dan menggabungkannya ke dalam kerajaan Media dan Persia. Jadi Daniel hidup di seluruh sejarah masa kerajaan emas dimana rajanya adalah Nebukadnezar.
Di dalam masa kehidupan Daniel, beberapa kejadian bersejarah besar sepanjang waktu terjadi—kejadian-kejadian yang menentukan takdir yang mewarnai semua sejarah selanjutnya. Saat dia masih kanak-kanak, berusia sekitar 12 tahun, , Niniwe jatuh—salah satu kota terbesar dan kota terkuat sepanjang waktu, ibukota kekaisaran Asyur. Nebukadnezar, dengan orang Kaldea dan Cyaxares, dengan orang Media, menyerang habis-habisan Niniwe, dan pada tahun 612 kota ini dihancurkan untuk selama-lamanya.
Bukan hanya itu, tetapi Daniel, yang merupakan salah seorang anggota keluarga kerajaan, dekat dan mengenal baik beberapa orang hebat di masanya. Dan mereka telah memberi dampak yang besar atas kehidupan anak muda ini. Yang paling utama dari orang-orang hidup yang hidup dengan pangeran muda ini; pertama dan di atas semuanya, sang raja itu sendiri. Yehuda tidak pernah memiliki raja kecuali Daud, yang menurunkan kemasyhuran dan keilahian kepada raja Yosia yang baik. Menurut saya, dengan pengecualian Daud, tidak satupun raja Yehuda yang hatinya lebih dekat kepada hati Bapa atau lebih dekat ke hati umat selain dari raja Yosia yang baik. Dan alasan dia memiliki kesan yang besar dan tak terhapuskan atas anak muda ini adalah karena kebangunan besar—salah satu kebangunan terbesar sepanjang masa—karena kebangunan besar di masa pemerintahan Yosia. Yosia telah memerintah selama sekitar lima belas tahun waktu Daniel lahir. Dan dalam kebangunan yang membuat Tuhan berbelas kasih dan memberi anugerah bagi umat di masa pemerintahan Yosia, Daniel telah cukup besar untuk secara vital dan signifikan dipengaruhi oleh hal itu.
Raja Yosia adalah penguasa atas Yehuda selama tiga puluh satu tahun. Dia menjadi raja, dia dimahkotai sebagai raja, saat dia masih kanak-kanak berusia 8 tahun. Dan Alkitab mengatakan bahwa waktu dia telah memerintah selama delapan tahun, yang artinya saat itu usianya adalah sekitar 15 atau 16 tahun, dia menyerahkan hatinya kepada Tuhan. Dia meraih Tuhan. Kita akan mengatakan bahwa dia diubahkan secara menakjubkan. Dan saat Yosia, raja belia itu, yang usianya masih 16 tahun, diubahkan, dia menyerahkan seluruh hidupnya untuk membawa bangsa itu kembali kepada Tuhan.
Pemerintahannya didahului oleh 57 tahun pemerintahan yang tidak tahu malu dan yang asusila. Manasye, kakeknya, memerintah selama 55 tahun. Dan dia membawa Yehuda ke dalam kemerosotan moral dan dosa yang paling parah sehingga Tuhan sendiri menolak untuk mengampuni. Dan saat Manasye mati, setelah berkuasa lima puluh lima tahun, dia digantikan oleh anaknya Amon, yang begitu jahatnya sehingga pegawai-pegawainya sendiri berkonspirasi dan membunuh dia. Ini membawa tahta tersebut jatuh pada anak ini, Yosia. Dan saat Yosia menemukan Tuhan, dan begitu ajaibnya diubahkan, dia berupaya untuk membawa bangsa ini kembali kepada Tuhan, menghancurkan tempat penyembahan dan pesta seks—tidak terkatakan, tidak bisa diterjemahkan, dengan cara mana mereka menyembah berhala dan dewa-dewa kafir mereka. Dan Yosia membawa lawatan dari Surga yang hebat dan heran kepada bangsa itu.
Pada masa pemerintahan Yosia, dia dibantu oleh beberapa nabi Tuhan yang besar. Yeremia dipanggil untuk berkhotbah di tahun ke tiga belas dari masa pemerintahan Yosia. Dan di tahun-tahun pertama pelayanan Yeremia, dia berkhotbah di bawah pengawasan dan pengayoman raja yang baik itu. Apa yang ingin dilakukan Yosia secara eksternal dan politis, ingin dilakukan Yeremia secara intern dan spiritual. Dan dengan Yosia ada di tahta dan Yeremia ada di mimbar, Tuhan melakukan hal-hal besar di kerajaan Yehuda.
Bukan hanya Yeremia, tetapi di masa pemerintahan Yosia, Zefanya sang nabi mulai berkhotbah. Dan di akhir masa pemerintahan Yosia, Nahum mulai berkhotbah. Dan dalam masa itu, hal-hal yang heran dan menakjubkan terjadi. Anda melihat Manasye menyembah dewa kafir, dan anaknya Amon, sama jahat dan kejamnya dengan ayahnya Manasye.
Dalam masa-masa ini, dan juga masa yang mendahuluinya, bait Allah yang indah telah dibiarkan menjadi puing-puing. Jadi Tuhan menaruh dalam hati Yosia untuk memperbaiki rumah Tuhan. Dan dalam memperbaiki bait suci penyembahan yang indah itu, yang didirikan oleh Salomo pada tahun 966 SM, dalam memperbaiki rumah Tuhan, sebuah hal yang menakjubkan terjadi: Mereka menemukan Alkitab dalam bait suci itu. Tidakkah itu menakjubkan—bahwa di dalam rumah Tuhan, Alkitab, yang merupakan Firman Tuhan, harusnya sudah hilang? Mungkin Manasye telah melakukan semua hal yang bisa dilakukannya untuk menghilangkan semua firman Tuhan, semua kitab suci tertulis yang ada di negeri itu. Mungkin Amon juga melanjutkan upaya itu. Bagaimanapun itu terjadi,Kitab Suci yang ada harusnya sudah hilang. Dan dalam memperbaiki bait suci itu, para pemahat batu dan tukang kayu menemukannya. Menurut saya demikian karena kisah ditemukannya Alkitab dalam bait suci itu berhubungan dengan aktivitas tukang kayu dan pemahat batu.
Saya pikir itu adalah seperti ini: Apakah anda ingat dalam salah satu pendahuluan khotbah, bahwa saya menyampaikan tentang Nabonidus? Nabonidus adalah raja terakhir dari Babel. Dan dia adalah seorang antiquarian (orang yang mempelajari dan mengumpulkan benda kuno); dia adalah seorang arkeolog. Dan dia sangat suka menggali ke fondasi bait suci untuk menemukan adanya tawarikh dan buku yang telah disimpan waktu bait suci itu dibangun. Itulah alasan dia meninggalkan Belsyazar sebagai raja di Babel, raja muda, waktu dia sendiri melakukan aktivitas ini.
Dari masa keabadian, manusia telah menyimpan dokumen dan instrumen penting dalam upacara peletakan batu penjuru, dalam membangun sebuah bangunan. Nah, saya pikir Salomo melakukan hal ini waktu dia mendirikan bait suci itu. Saat dia menempatkan batu penjuru itu, dia juga meletakkan salinan Firman Allah di sana, sebagaimana yang sering dilakukan para tukang batu kita. Di abad-abad setelahnya, dan dalam kehancuran dan keruntuhan rumah Tuhan, terbukti bahwa batu penjuru itu telah pecah, dan perlu diganti. Dan saat mereka melakukannya, tukang kayu dan ahli batu menemukan sebuah Kitab Suci. Mereka membawa Kitab Suci itu kepada imam besar Hilkia. Dan Hilkia menempatkan Kitab Suci itu ke tangan Safan sang panitera. Dan Safan membawa buku itu dan membacakannya di depan Yosia, sang raja. Dan saat Yosia mendengar Firman Tuhan itu, dikoyakkannyalah pakaiannya dalam kecemasan, kesedihan, dan penyesalan, karena bangsa itu telah jatuh sedemikian jauh dari Tuhan, sehingga bahkan mereka telah melupakan Kitab Taurat Firman Tuhan.
Apakah anda pernah memikirkan hal-hal seperti itu—saat para pelayan di zaman modern ini berkhotbah dan tidak pernah membuka Alkitab? Mereka berbicara dan mereka tidak pernah merujuk ke Firman Tuhan! Mereka menyampaikan pesan tapi tidak pernah menyebutkan nama Yesus. Hal ini ada di mana-mana! Di mana-mana! Alkitab hilang di rumah Tuhan!
Kemudian, pernahkah anda berpikir—dimana Alkitab ditinggikan dan dibaca, maka datanglah kebangunan; Tuhan memberkati; Roh bergerak! Ini terjadi di masa Yosia. Saat Yosia mendengar Firman Tuhan, dia merendahkan dirinya di hadapan Tuhan, dan menyesali dosa-dosa dan kejahatan bangsa itu, dia meminta diadakannya pertemuan raya umat Tuhan. Dan di sana—di area bait suci itu dan di bagian luar dimana orang-orang tumpah ruah—ada para imam, dan kaum Lewi, dan para menteri negara, dan kepala keluarga, dan ribuan orang Yehuda; mereka berdiri saat Safan, sang panitera, membacarakan Firman Tuhan, Kitab Tuhan, bagi mereka.
Saya bisa melihatnya. Saya begitu bersemangat saat Firman Tuhan dibacakan di telinga semua orang Yehuda. Dan meskipun kebangunan itu tidak cukup menyala-nyala dan tidak merasuk masuk cukup dalam, saat Firman Tuhan itu dibacakan kepada umat, api itu menjadi nyala dan Yehuda mendapat lawatan dari Surga, kata Alkitab, seperti yang belum pernah mereka ketahui sebelumnya. Dan di masa itu, mereka sekali lagi mengalami Paskah. Dan Kitab Suci mengatakan bahwa Paskah yang dijalankan di masa pemerintahan Yosia lebih besar ketimbang Paskah yang pernah dikenal Israel sejak maza nabi Samuel. Betapa hebat pencurahan, kegerakan dari pertemuan raya itu!
Di tengah-tengah itu semua, sebuah tragedi terjadi. Dukacita melanda Yehuda yang sepertinya belum pernah mereka alami. Saat Daniel berusia enam belas tahun, dan di tengah kebangunan besar itu, Yosia dibunuh oleh tentara Firaun-Necho, raja Mesir. Salah satu hal teraneh yang akan anda baca—dalam versi King James dan versi American Revised, keduanya menerjemahkannya hampir sama—salah satu hal teraneh yang anda baca adalah ini, yaitu dalam Pasal 23 dari 2 Raja-raja:
Dalam zaman Yosia, majulah Firaun-Nekho raja Mesir melawan raja Asyur di tepi sungai Efrat: raja Yosia pergi menghadapi dia; dan Nekho membunuh Yosia (di Armageddon) di (bukit) Megido.
Betapa membingungkan—karena Asyur adalah musuh besar dari orang Yahudi dari awalnya. Adalah Asyur yang membuat Israel menderita. Adalah raja Asyur Sargon yang menghancurkan Samaria dan membawa sepuluh suku ke dalam pembuangan. Adalah raja Asyur Sanherib yang, dua puluh satu tahun kemudian, yaitu pada tahun 701, mengepung Yehuda. Dan jika bukan karena intervensi Tuhan, maka kerajaan Yehuda telah dihancurkan.
Namun di sini kita mendapati bahwa Yosia berdiri melawan Firaun-Nekho yang maju menyerang, ayat ini berkata, untuk menyerang orang Asyur. Mengapa dia harus berbuat demikian melawan musuh Asyur? Arkeologi telah memberikan jawaban: Preposisi ini di sini diterjemahkan “melawan”—karena para arkeolog ini telah mampu menemukan batu-batu dan monumen-monumen ini—kata depan ini punya makna lain yang belum pernah terlihat sebelumnya. Dan yang terjadi adalah, Firaun-Nekho tidak bangkit melawan Asyur; tetapi yang terjadi adalah, Firaun-Nekho ingin membantu Asyur yang sedang tertekan, karena raja Babel Nabolpolassar, dan kepala tentaranya, yaitu anaknya, Nebukadnezar, sedang menghancurkan Niniwe dan menghancurkan kekuatan dan tentara Asyur. Dan Firaun-Nekho melihat kesempatan—jika dia bisa mengalahkan orang Babel—untuk merebut kendali utama dunia beradab di tangannya. Jadi, saat dia melihat kekuatan Asyur yang mulai menyusut dan melihat bangkitnya kekuatan Babel, jika dia bisa menghancurkan Babel, seluruh dunia ini akan jatuh ke tangannya. Jadi dia berencana untuk maju ke utara dengan tentaranya yang kuat untuk membantu kekuatan Asyur yang telah memudar itu dan untuk berhadapan dengan kerajaan Babel yang sedang bangkit.
Sekarang, saat itu terjadi, Yosia melakukan apa yang bisa dilakukannya untuk membuat Nekho tidak bisa membantu musuh lama dan musuh kesumat Israel, yaitu Asyur. Dan dia menempatkan pasukan kecilnya di tengah-tengah. Dan saat dia melakukan hal itu Firaun-Nekho berkata kepada Yosia: “Saya tidak punya masalah dengan engkau. Biarkan tentara saya lewat.”
Dan Yosia berkeras menempatkan tentara kecilnya di depan pasukan besar Mesir. Dan dalam pertempuran yang terjadi di Megido, Armageddon (bukit Megido), Yosia dibunuh. Ini memunculkan hal lain ke dalam hati anda. Mengapa Yosia berbuat seperti itu? Ini adalah satu-satunya salah langkah dari raja ilahi yang besar dan agung ini. Mengapa dia berbuat demikian? Menurut saya, saat saya mempelajari kitab ini, saya punya jawaban yang jelas: Yosia diberkati oleh Tuhan lebih dari raja-raja lain yang pernah memerintah Yehuda, selain Daud. Dan dengan bantuan dan berkat Tuhan atas raja Yosia, dia dengan lancang berpikir bahwa Tuhan pasti akan memberikan dia kemenangan atas pasukan besar Nekho. Tidakkah ini berlebihan? Keberhasilannya, bantuan Tuhan atas dia, membawa dia pada kelancangan besar dan semberono ini.
Nekho sedang dalam perjalanan untuk berhadapan dengan Babel. Dan dalam kedaulatannya yang memerintah bangsa-bangsa di bumi, Tuhan telah memutuskan untuk memecah Mesir seperti seorang laki-laki akan memecah buluh yang telah patah dan rusak. Dan, dalam pertempuran yang selanjutnya terjadi, saat Nekho menghadapi Nebukadnezar di Carchemish, dan di Sungai Efrat, kekuatan Mesir dihancurkan untuk selamanya. Dan Tuhan mengatakan bahwa Mesir tidak akan pernah bangkit lagi menjadi sebuah kekuatan besar. Semua ini adalah kedaulatan Tuhan. Yosia tidak perlu membantu Tuhan dalam hal itu. Yosia tidak perlu turut campur atau ikut campur dalam persaingan politik antara bangsa-bangsa. Tuhan telah merencanakannya sebelum Yosia dilahirkan. Tetapi Yosia merasa bahwa Tuhan telah demikian memberkatinya dan membantu dia, sehingga dia bisa berdiri di hadapan tentara Nekho dan membunuh pasukan Mesir itu.
Semuanya ini adalah sebagai pengingat bagi kita: Di masa-masa keputusasaan kita, dan saat kita merasa malu, atau ktia dikalahkan, kita berlutut di hadapan Tuhan, dankita berdoa, dan kita menyerukan nama-Nya. Dalam masa-masa kemenangan dan keberhasilan kita, sehingga timbul bahaya bahwa kita bisa mengeluarkan Tuhan dari hidup kita, untuk mengesampingkan keputusan Surga di bidang kehidupan kita; dan untuk membanggakan diri kita dan keberhasilan kita dan dalam kecongkakan kita.
Sepanjang anda ada dalam keputusasaan, dan anda berlutut dan hancur hati, godaan seperti itu tidak akan pernah muncul. Tetapi pada masa keberhasilan kita—berhati-hatilah! Waspadalah! Dosa kesombongan adalah salah satu dosa paling fatal yang menyerang jiwa seorang manusia. “Tuhan, bebaskanlah hamba dari dosa kesombongan.” Betapa ini benar bagi seorang pimpinan paduan suara yang menikmati keberhasilan dengan paduan suaranya; seorang pendeta yang berhasil dengan gerejanya; sebuah denominasi yang berhasil dengan anggotanya, sebuah bangsa yang berhasil dengan pemimpinnya.
Dalam masa keberhasilan kami,
O Tuhan Allah,
Selalulah bersama dengan kami,
Jika tidak kami akan lupa,
Jika tidak kami akan lupa!
Dan Yosia dibunuh, dan tidak pernah ada lagi dukacita yang terjadi yang membuat Yehuda meratap melebihi dukacita kematian raja Yosia yang baik. Dan seluruh Yehuda dan Yerusalem berdukacita karena Yosia. Dan Yeremia meratap bagi Yosia. Dan semua penyanyi laki-laki dan perempuan menyebutkan nama Yosia dalam ratapannya sampai hari ini, dan membuat hal ini menjadi ketetapan di Israel. Dan lihatlah, mereka menuliskannya dalam kitab Ratapan. Dan sedemikian dalam dan sedihnya ratapan atas Tosia, sampai bertahun-tahun kemudian, ini disebutkan oleh nabi Zakaria, dalam Pasal 12 kitab itu, saat dia berkata bahwa Tuhan akan kembali dan menyatakan diri-Nya sendiri kepada Israel:
Aku akan mencurahkan roh pengasihan dan roh permohonan atas keluarga Daud dan atas penduduk Yerusalem, dan meeka akan memandang kepada dia yang telah mereka tikam, dan akan meratapi dia seperti orang meratapi anak tungal, dan akan menangisi dia dengan pedih seperti orang menangisi anak sulung.
Pada waktu itu ratapan di Yerusalem akan sama besarnya dengan ratapan atas Hadad-Rimon di lembah Megido.
Dan negeri itu akan meratap … Dan kaum keluarga Daud juga akan meratap … Dan kaum keluarga keturunan Natan akan meratap … Dan kaum Lewi akan meratap.
Dan seluruh bangsa itu ada dalam kedukaan besar sebagaimana dengan “ratapan atas Hadad-Rimon di lembah Megido.” Hadad-Rimon adalah tempat dimana Yosia terluka parah sampai mati. Dan di tempat itu, semua Yehuda berkumpul bersama untuk meratapi kematian raja mereka yang baik, agung, dan hidup benar.
Kebangunan Yosia, apa artinya itu semua? Pertama, kebangunan Yosia tidak punya pengaruh apapun atas keluarganya sendiri. Tidak sama sekali! Kebangunan itu tidak punya pengaruh apapun atas anak-anaknya sendiri. Tidak sama sekali! Karena anak-anaknya tidak mewarisi jubah ayahnya Yosia, untuk melanjutkan pencurahan anugerah dan belas kasihan dari surga. Tapi anak-anaknya, tiga di antaranya adalah raja, dan cucunya, mereka mewarisi sifat jahat dari kakek buyut mereka Manasye, dan kakek mereka Amon.
Dan anak pertama Yosia, yaitu Yoahas, begitu jahat dan keji sehingga Tuhan menghancurkan dia dan membuat dia mati sebagai tawanan di tanah Mesir. Dan anak kedua Yosia, yaitu Yoyakim, dialah orangnya sat Yeremia menulis kepadanya dari Tuhan dan mengatakan kepadanya karena Yoyakim telah memenjarakan nabi Yeremia, Yoyakim membaca Firman Tuhan itu dan memotongnya dengan pisau dan membakarnya di perapian di istana musim dingin. Dan adalah Yoyakim, anak Yosia yang dikirimi Firman Tuhan oleh Yeremia yang mengatakan: Dan engkau akan mati dan dikubur seperti seekor keledai, dibuang di luar kota Yerusalem.
Anak ketiganya, Zedekia begitu jahat dan kejinya pada masa hidupnya sehingga Tuhan menyerahkan dia dan bangsa itu ke tangan Nebukadnezar. Dan Nebukadnezar menyembelih anak-anaknya di depan matanya sendiri, dan mencungkil matanya dengan besi panas dan membawanya dalam borgol ke Babel dimana dia mati. Dan cucunya, Yoyakhin, anak Yoyakim ditaruh di penjara bawah tanah di Babel selama tiga puluh tujuh tahun. Kebangunan di bawah pemerintahan Yosia tidak punya makna dalam kehidupan keluarganya dan anak-anaknya.
Tetapi Tuhan tidak pernah membiarkan kebangunan gagal. Selalu saja ada beberapa yang diselamatkan. Dan diantara mereka yang diselamatkan dan berbalik pada Allah pada waktu itu, salah satunya adalah Daniel; dan yang lainnya adalah Hananya; Misael;dan Azarya.
Dan di kota Yerusalem, pada masa kebangunan besar di bawah Yosia, Daniel menyerahkan dirinya bagi Tuhan. Dan dia dibesarkan dalam rumah ilahi yang mengasihi Firman Tuhan dan yang mematuhi perintah Tuhan. Dan saat kejadian yang bertolak belakang yang tak bisa dipercaya itu terjadi, antara hari-hari saat kebangunan di bawah Yosia dan masa-masa jahat di bawah pemerintahan anak-anak Yosia, Daniel hidup benar di hadapan Tuhan di Yerusalem.
Dan dalam masa saat anak muda itu ikut menjadi tawanan di tanah Shinar yang sedemikian jauhnya, dan dijadikan sebagai sida-sida untuk melayani di istana seorang raja kafir, karena dia mengasihi Tuhan di Yerusalem, dia juga mengasihi Tuhan di Babel. Karena dia melayani Tuhan di Yerusalem, dia juga melayani Tuhan di Babel. Karena dia begitu setia kepada Tuhan pada masa mudanya, dia juga tetap setia kepada Tuhan saat dia dewasa.
Saya kerapkali memikirkan hal-hal ini dalam hidup saya. Kebangunan—saya ingat kebangunan kita di gereja kecil kita. Dan saya bisa lihat hal-hal ini, dan mengingatnya jauh lebih baik ketimbang hal-hal yang saya lihat dulu. Saya melihat dan bisa mengingat orang-orang kuta yang berkata "tidak" kepada Tuhan saat kebangunan rohani tersebut. Tetapi saya berkata "ya!" Dan saya diubahkan dalam kebangunan itu, waktu saya masih anak-anak. Saya ingat sebuah perkemahan kebangunan di kota kecil kami dan saya melihat orang-orang kuat berkata "tidak" kepada Tuhan. Tetapi saat saya melewati lorong di tengah gereja dan menyerahkan hidup saya bagi Tuhan untuk menjadi pengkotbah Injil Anak Allah. Dan dalam tahun-tahun awal pelayanan saya, karena saya ingin berkhotbah sebaik mungkin yang bisa dilakukan seorang anak muda, saya melihat orang-orang berkata "tidak" kepada Tuhan; tetapi di sana selalu ada seseorang yang berkata "ya!" Dan itu adalah kisah anugerah Tuhan di sepanjang semua tahun dimana saya telah berkhotbah—sekarang sudah empat puluh tahun.
Ada orang-orang yang tidak mau datang; ada keluarga-keluarga yang tidak mau menanggapi; ada jiwa-jiwa yang tidak menghasilkan—tetapi Tuhan selalu memberikan kita beberapa orang. Akan ada seorang Daniel; akan ada seorang Hananya; akan ada seorang Misael; akan ada seorang Azarya. Dan itulah janji yang tidak ada taranya, dan suatu damai sejahtera, dan berkat, dan janji dari Tuhan. Kita mungkin tidak bisa memenangkannya seluruhnya—tetapi Tuhan akan memberikan beberapa kepada kita. Dan dalam beberapa itu, akan ada anak muda bernama Daniel.
Ah, saudara-saudara dan umatku, perhatikanlah. Tuhan telah memberikan anugerahnyayang berdaulat lewat cara-cara yang kadang-kadang tidak bisa kita pahami dan lihat. Tetapi Dia tidak melupakan dan Dia memberkati kita selamanya.
Kita harus menyanyikan nyanyian kita; dan waktu kita menyanyikannya, anda sebagai keluarga mari datang dan taruh hidup anda bersama kami di gereja ini. Anda sebagai pasangan mari datang. Anda sebagai pribadi, mari berikan dirimu pada Tuhan; maukah anda melakukannya pagi ini? Maukah engkau melakukannya sekarang? Menuruni anak tangga ini, di depan, di belakang, di sebelah kiri, di sebalah kanan, kumpulan orang di lantai satu ini ke lorong dan sampai ke depan: “Ini aku Pendeta, dan ini aku. Saya menerima Tuhan sebagai Juru Selamat saya hari ini.” Atau “Saya menaruh hidup saya dalam lingkaran gereja yang saya kasihi.” Mari lakukan itu sekarang! Mari datang! Ambil keputusan sekarang. Dan di bait pertama dari stanza pertama, mari datang. Saat kita bernyanyi, berdiri dan mari datang. Dan semoga malaikat Tuhan menyertai engkau. Mari lakukan sekarang. Mari datang—waktu kita berdiri dan waktu kita menyanyi.