(THE CAPTIVES IN THE COURT OF NEBUCHADNEZZAR)
Dr. W. A. Criswell
Daniel 1:1-21
02-11-68
Di radio saudara-saudara sekalian sedang bersama-sama mengambil bagian dalam kebaktian dari First Baptist Church di Dallas. Ini adalah Pendeta yang membawakan warta pagi yang berjudul Tawanan Dalam Istana Nebukadnezar.
Sepuluh warta pertama yang telah disampaikan di dalam kitab ini merupakan suatu pendahuluan. Lalu kemudian Bapak Zondervan datang mengunjungi kami sekitar dua atau tiga minggu yang lalu, ia berkata, “Saya berfikir bahwa kita seharusnya membiarkan kesepuluh warta itu tersendiri dan menerbitkannya di dalam sebuah buku yang tersendiri.”
Hal itu akan dilaksanakan. Kesepuluh warta yang pertama – saudara ingat bagaimana mereka, bagaimana mereka mengikuti yang satu dengan yang lainnya: pertama, Mengapa Kaum Kristikus Menyerang Kitab Daniel, dan yang kedua adalah, Daniel Dihabisi di Kandang Kritikus, dan yang ketiga adalah, Bagaimana Kritik Berjalan di Tungku Yang Menyala-nyala, dan seterusnya sampai semua dari kesepuluhnya. Seluruhnya merupakan pendahuluan mengenai Kitab Daniel. Dan buku tersebut akan diterbitkan pada musim gugur ini dalam sebuah seri yang tersendiri.
Pagi hari ini, kita memulai suatu penjelasan yang lebih terperinci tentang nats itu sendiri. Dan warta itu mencakup Pasal yang pertama. Dan hari Minggu ke hari Minggu sesudahnya, kita akan mengikuti misteri dari Firman Tuhan di dalam kitab yang paling tidak biasa dan paling menarik dari segala buku di dalam kesusasteraan umat manusia.
Marilah kita mulai.
“Pada tahun yang ketiga pemerintahan Yoyakim, raja Yehuda, datanglah Nebukadnezar, raja Babel ke Yerusalem, lalu mengepung kota itu.” “Tuhan menyerahkan Yoyakim, raja Yehuda, dan sebagian dari perkakas-perkakas di rumah Allah ke dalam tangannya. Semuanya itu dibawanya ke tanah Sinear.”
Ke bagian yang lebih rendah dari lembah Mesopotamia, ke Babilonia – ke dalam rumah dewanya. “Dan ia membawa perkakas-perkakas tersebut dengan harta kekayaan ke dalam rumah dari dewanya.”
Ketika saudara-saudara sekalian membaca kedua kalimat tersebut, kelihatannya kedua kalimat itu berupa suatu pendahuluan, tanpa adanya arti yang khusus. Saudara-saudara sekalian akan berfikir pada saat saudara masuk ke dalam kitab Daniel, bahwa kedua kalimat itu semata-mata sebagai tujuan dari suatu penjelasan mengapa Daniel berada di Babilonia.
Tetapi jika saudara melihat pada kedua kalimat itu dengan lebih berhati-hati lagi, di dalam kedua kalimat itu terdapat sebuah pernyataan yang memiliki suatu arti yang sangat mendalam. Lihatlah pada kedua kalimat itu. “Tuhan menyerahkan Yoyakim, raja Yehuda, dan sebagian dari perkakas-perkakas di rumah Allah ke dalam tangannya.” Catatan itu, penyusunan kata-kata itu, memiliki sebuah pesan kepada segenap bangsa sepanjang masa, dan khususnya serta terutama kepada kita. “Tuhan menyerahkan Yoyakim, raja Yehuda, dan sebagian dari perkakas-perkakas di rumah Allah ke dalam tangannya.”
Karena engkau lihat, Allah telah menubuatkan beratus tahun sebelumnya, bahwa karena dosa-dosa dari bangsa Yehuda, bangsa itu akan diserahkan kedalam tangan orang-orang dari Babilonia. Saudara akan menemukannya di dalam kitab 2 Raja-Raja dari Pasalnya yang ke 2. Dan saudara akan menemukannya di dalam kitab nabi Yesaya dari Pasalnya yang ke tiga puluh sembilan. Tuhan Allah telah berkata, karena dosa-dosa dari bangsa Yehuda, bangsa itu akan diserahkan kedalam tangan orang-orang dari Babilonia.
Dan tahun-tahunpun berlalu. Dan berabad-abad juga berlalu. Akan tetapi firman Tuhan tidak pernah gagal apakah itu kata-kata penghukuman ataupun kata-kata pemberkatan.
Seperti yang dikatakan di dalam kitab Yesaya 40: 8 yang mengatakan, “Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi Firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya.”
Atau, seperti yang dikatakan oleh Juru Selamat kita di dalam Injil Mateus Pasal yang ke dua puluh empat ayatnya yang ke tiga puluh lima, “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataanKu tidak akan berlalu.”
Dan Tuhan Allah telah mengatakan hal itu karena dosa-dosa dari bangsa itu, maka bangsa itu akan dimusnahkan dan akan dibawa ke Babel sebagai tawanan. Dan hal itulah yang ditunjukkan oleh pendahuluan-pendahuluan tersebut. Hal yang akan berlalu ini, akan berlalu di dalam hukuman dari Allah Yang Maha Kuasa. “Dan Tuhan menyerahkan Yoyakim ke dalam tangan raja dari Babilon.”
Bukanlah sebuah tregedi bahwa anak-anak menderita karena dosa-dosa dari orang tuanya? Dosa-dosa dari Manasye, raja dari Yehuda. Putra dari Hiskia, yang tidak akan diampuni oleh Tuhan Allah, dan seluruh dosa-dosa dari putra Manasye akan di bawa kepada penghancuran ibukota dari Yerusalem, serta pemusnahan dari bangsa Yehuda.
Tetapi begitulah hukum dari kepala pemerintahan pusat yang berlanjut tanpa terputus. Seperti yang dikatakan dalam kitab Roma: “Karena satu orang, dosa memasuki dunia ini dan binasa karena dosa.” Karena dosa dari Adam, semua kita menjadi berdosa serta akan menemui dan menghadapi hukuman dari maut. Begitulah hukuman dari kepala pemerintahan pusat.
Dan engkau, apapun yang saudara lakukan, melibatkan anak-anak. Dan apapun yang ayahmu lakukan, melibatkan kita.
Ada sebuah theologi di sini. Saya tidak punya waktu untuk membahasnya sekarang. Tetapi hal itu merupakan sesuatu yang menakutkan. Sesuatu yang berat. Dapatkah sekarang saudara bayangkan pendeitaan dan kesedihan dari jiwa para pemuda Yahudi itu ketika mereka di bawa untuk ditawan serta dikebiri dan dijadikan sebagai sida-sida di dalam istana seorang raja pemuja berhala?
Suatu perenungan singkat akan membawa suatu gambaran hidup yang jelas kepada kita, jerit kepedihan yang meliputi keempat pemuda itu, Daniel, Hananya, Misael, dan Azarya, ketika mereka dibawa pergi sebagai tawanan dan dijadikan sebagai sida-sida di istana raja pemuja berhala.
Begitu hidup ratapan mereka karena dibawa pergi jauh dari rumah mereka, bahwa ketika Daniel sudah berumur lebih dari 90 tahun, pada saat ia berdoa tiga kali sehari, ia membuka jendelanya mengarah ke rumah. Setelah umurnya mencapai usia yang ke 90, dan setelah ia berada di dalam istana raja Babilon selama lebih dari 70 tahun lamanya, ia tetap teringat, ia tetap mengasihi, ia tetap meratapi orang-orang dan negerinya dan kotanya di tanah airnya.
Di dalam kehidupan dan pembuangan Daniel, begitu dalam kita mengingat kesejajaran hidupnya dengan Yusuf. Yusuf – di dalam kitab Kejadian Pasal yang ke empat puluh dua – Yusuf, sekarang menjadi seorang Perdana Menteri di Mesir, mampu mendengar saudara-saudara kandungnya ketika mereka berbicara antara satu dengan yang lainnya ketika mereka datang ke tanah Mesir untuk membeli makanan.
Dan orang-orang yang bersaudara kandung itu berkata satu kepada yang lainnya, “Bencana ini telah menimpa kita karena saudara kita Yusuf ketika kita mendengar tangisannya dan ketika kita melihat kesedihan jiwanya.”
Dan Ruben berkata, “Bukankah sudah kukatakan kepadamu, supaya tidak melakukan perbuatan dosa kepada anak itu? Setelah bertahun-tahun lamanya.
Saya dapat memahaminya. Kepedihan dan tangisan serta sedu sedan dan air mata serta kesedihan jiwa, ketika Daniel dan ketiga putra Yahudi itu di bawa pergi ke Babel.
Baru saja saya mengatakan, sungguh luar biasa bagaimana kehidupan Daniel sejajar dengan kehidupan Yusuf: keduanya dibawa dan ditawan ke dalam pembuangan, keduanya bangkit menjadi perdana menteri dari sebuah kerajaan asing oleh kebaikan dari pribadi mereka dan karakter dan kualitas yang murni.
Mereka berdua diberikan kemampuan untuk bernubuat yang menaikan mereka di atas dari saudara-saudara kandung mereka, mereka berdua membuat orang-orang bijaksana di zaman mereka dan para ahli nujum dan ahli perbintangan yang berada di sekeliling mereka – yang mana banyak terdapat di tanah Mesir dan di Babilon – menjadi kelihatan menggelikan dilihat oleh mereka yang mengetahui hikmat dan kebenaran, dan mereka berdua dipakai oleh Tuhan Allah untuk melindungi bangsa mereka pada saat kelaparan dan penderitaan yang hebat.
Hampir tidak ada karakter di dalam sepanjang sejarah dan tentu saja di dalam Alkitab yang dapat dibandingkan kepada karakter dari Daniel. Ia merupakan salah seorang dari antara sedikit orang yang mana tidak ada yang dapat dikatakan oleh Tuhan Allah selain hal-hal yang baik tentang dia, pada saat Tuhan melukiskan kehidupan an karakter dari Yusuf, dari Jonathan dan sekarang dari Daniel.
Ia merupakan seseorang yang sangat hebat; intelektualitas yang sangat besar, seorang dengan kemampuan eksekutif yang hebat, seseorang dengan karakter yang beriman dan baik hati, dan seorang manusia dengan iman kepercayaan yang tidak terukur.
Maka sekarang kita beralih untuk mengikuti kehidupan Daniel beserta dengan ketiga sahabatnya, tawanan di dalam istana Nebukadnezar. Sekarang kita beralih serta mengikuti untuk mencoba membaurkan mereka kedalam budaya dan peribadatan terhadap berhala.
Jadi, sehubungan dengan perintah dari raja, Aspenas, kepala dari para sida-sida memanggil mereka dari seluruh pemuda yang merupakan keturunan kerajaan, menjadi pengurus rumah tangga raja, yang tanpa mencemarkan, yang merupakan contoh yang baik di dalam pemikiran dan tubuh, dan dia berkata, “Selama tiga tahun melatih mereka di dalam pelajaran dan adat serta pengetahuan dan bahasa dari kaum Kasdim. Kemudian setelah tiga tahun masa pelatihan, biarkan mereka berdiri di hadapanku.”
Tidak ada yang salah di dalam instruksi mereka serta di dalam pelajaran Kasdim, bahasa dan kebijaksanaan. Tidak ada yang salah di dalam pelajaran Yehuda mereka untuk menghalangi pelajaran mengenai kaum Kasdim tersebut. Tidak ada sama sekali.
Musa, kata Alkitab, dipelajari di dalam seluruh hikmat serta pengetahuan orang-orang dari Mesir. Saulus dari Tarsus, yang kemudian dipanggil dengan sebutan Penginjil, merupakan seseorang yang lulus dari Universitas Yunani di Tarsus, ibukota dari propinsi Sisilia, Romawi. Dan pada saat Paulus berdiri untuk berbicara di depan Areopagus, Hakim agung dan tertinggi dari bangsa Athena, ia mengutip dari puisi Yunani mereka sendiri.
Tidak ada yang salah dalam mempelajari hikmat dan adat pengetahuan orang-orang Kasdim. Akan tetapi tujuan dari pembelajaran ini adalah dalam rangka untuk membongkar dan membersihkan pengetahuan atas Tuhan Allah. Dan hal itu merupakan sebuah tragedi di dalam setiap bahasa, dalam setiap bangsa, dalam setiap lembaga, dalam setiap zaman dan pada setiap anak.
Dan maksud dari pendidikan adalah supaya kita boleh mengeluarkan dari hati seorang anak kecil pengetahuan tentang Tuhan Allah. Dan begitu banyak pendidikan modern yang seperti itu. Hal tersebut kejam dan kuasa kegelapan kelihatannya seperrti itu bahwa kita boleh melepaskan atau merusak iman kepercayaan seorang anak kecil, dari seorang yang masih muda usianya, dari seorang remaja belasan tahun, dari seorang pelajar, dalam Allah.
Saya dapat melihat di dalam tujuan dari kursus pendidikan dengan apa mereka melakukan di dalam sikap merubah nama-nama dari para pemuda tersebut. Nama mereka adalah Daniel, Hananya, Misael, dan Azarya, nama-nama tersebut sangat indah, nama yang diberikan kepada mereka di dalam pengharapan dan di dalam jaminan oleh orang tua yang tulus dan beriman.
Mengapa, saya hanya dapat melihat orang tua mereka ketika mereka mengambil bayi-bayi tersebut, meletakkannya di tangan mereka sedemikian rupa, dan menamakannya Daniel, ēl atau jāh, atau iāh. Ēl adalah Tuhan Allah, jāh Yahwe, ’elōhîm, Tuhan Allah, Yahwe. Daniel, “Tuhan Allah adalah Hakim.” Hananya, “Tuhan itu murah hati.” Nama Yohannes berasal dari kata itu, Hananya. Misael, “Tuhan itu tiada banding.” Dan Azarya, “Tuhan itu penolongku.”
Saya dapat melihat begitu saja sifat ketuhanan dari para orang tua tersebut di dalam nama keempat anak tersebut. Akan tetapi lihatlah apa yang diperbuat oleh Nebukadnezar kepada mereka. “Dan dia memberi nama kepada mereka,” dan tanpa terkecuali nama-nama mereka mengagungkan berhala-berhala sang raja. Dan maksud daripadanya adalah untuk mengeluarkan seluruh pengetahuan serta penghormatan terhadap Tuhan Allah Yahwe dari kehidupan mereka.
Di dalam masing-masing contoh, nama yang telah diberikan kepada masing-masing pemuda tersebut merupakan nama dari beberapa pemujaan dewa berhala. Kepada Daniel, ia memberikan nama Beltsazar. Dan namanya, Beltsazar memiliki arti “Bel akan melindungi” mereka.
Dan kepada Hananya ia memberikan nama Sadrakh, Sadrakh, nama dari dewa bulan.
Dan kepada Misael ia memberikan nama Mesakh. Identitas namanya berasal dari dewa kegembiraan.
Dan kepada Azarya, ia memberikan nama Abednego, “hamba dari (dewa berhala) Nebo.” Perbuatan itu merupakan suatu percobaan untuk menghapuskan nama Tuhan Allah serta kenangan akan altar peribadatan dari masa muda mereka.
Bukankah asing bagaimana Tuhan Allah itu adanya? Tuhan Allah telah menuliskan nama-nama tersebut di dalam bukuNya jauh sebelum Nebukadnezar menuliskan nama-nama tersebut di dalam bukunya. Dan Tuhan Allah memiliki suatu maksud terhadap para pemuda itu. “Dan Ia yang menjaga Israel tidak akan pernah terlelap atau tertidur.”
Sekarang, apakah saudara-saudara sekalian lihat apa yang terjadi? Saudara melihat apa yang terjadi. “Dan sang raja memerintahkan bahwa mereka akan makan makanan dari meja sang raja dan meminum anggur yang diminumnya.” Mereka akan disepuh oleh orang-orang Babilonia.
Dari sudut pandang orang-orang Babilonia, hal itu merupakan suatu hal yang paling murah hati yang akan dilakukan. Mereka akan hidup tinggal dalam kehidupan seorang raja. Mereka akan makan di meja sang raja. Dan mereka akan minum dari botol dan cawan sang raja. Oh, saya hanya dapat melihat kemewahan dari kehidupan di dalam istana Babilonia!
Dan maksud dari itu adalah untuk membuat mereka melupakan Allah bangsa Yahudi, serta altar dari peribadatan dari masa kanak-kanak mereka, dan kenangan tentang orang tua mereka yang beriman. Akan tetapi kadang kala hal tersebut sukar untuk dilakukan. Bagaimana saudara-saudara sekalian dapat lupa? Bagaimana saudara-saudara sekalian melupakan orang tua yang saleh? Dan bagaimana saudara-saudara sekalian melupakan doa-doa serta kitab suci dan pengabdian dari masa kanak-kanak dan masa mudamu?
Saya tidak tahu sudah berapa lama Pemazmur telah berada di Babel ketika dia menuliskan kata-kata ini,
“Jika aku melupakan engkau, hai Yerusalem, biarlah menjadi kering tangan kananku! Biarlah lidahku melekat pada langit-langitku, jika aku tidak mengingat engkau, jika aku tidak jadikan Yerusalem puncak sukacitaku!”
Bagaimana saudara-saudara sekalian melupakan kasih dan syukur serta doa dan berkat dan pengajaran serta contoh dari orang tua yang baik dan beriman?
Daniel dilahirkan di zaman pemerintahan raja yang baik Yosia. Daniel dapat mengenang sebagai seorang anak kecil tentang penemuan buku hukum di dalam bait suci. Daniel dapat mengenang hari-hari reformasi dari roh yang agung. Hati Daniel dihangatkan oleh api dari kebangkitan kembali tersebut.
Dan Daniel mendengar Yeremia, nabi itu berkhotbah, dan di Babel, ia memiliki sebuah salinan dari kitab Yeremia dan mempelajarinya dan membacanya. Bagaimana saudara lupa?
Dan bukankah asing bahwa hal itu baru saja ada di sana, bahwa Daniel menarik garis tersebut? Bukankah itu hal yang mengagumkan? Bukankah itu hal yang mengagumkan?
“Dan Daniel di dalam hatinya ia bermaksud bahwa ia tidak akan mencemarkan dirinya sendiri dengan santapan raja, begitu juga dengan anggur yang diminumnya.”
Bukankah itu hal yang mengagumkan? Seluruh adat dan pengetahuan bangsa Kasdim itu, semua dari jalan dari istana pendidikan, semua hal dari hikmat kebijaksanaan serta mempelajari tentang bangsa Kasdim yang telah ia pelajari, dan ketika ia melewati ujiannya setelah kursus selama tiga tahun lamanya, tidak pernah ada yang lain seperti keempat peuda tersebut.
Akan tetapi ketika sampai pada pengenalan tentang kehidupan mereka dengan kehidupan yang ada di muka bumi ini, dan mengenai penyelaman serta penggabungan dari kehidupan mereka di dalam peribadatan terhada dewa-dewa berhala, di sana Daniel dan ketiga pemuda tersebut menarik garisnya.
Bukankah itu hal yang tidak biasa? Makanan tersebut telah diserahkan terlebih dahulu kepada berhala. Dan menurut Pasal yang kesebelas dari kitab Bilangan makanan itu tidak bersih untuk seorang bangsa Yahudi.
Tuhan Allah telah berkata, “BangsaKu akan menjadi bangsa yang istimewa.” Kata tersebut “peculiar,” pecūlium dalam bahasa Latin, memiliki arti “sebuah milik pribadi.” Mereka adalah milik Tuhan Allah.
“Dan Daniel di dalam hatinya ia bermaksud bahwa ia tidak akan mencemarkan dirinya sendiri dengan daging yang telah diberikan kepada berhala dan dengan anggur dari meja sang raja.”
Ah, hal itu mengkisahkan begitu banyak mengenai anak muda tersebut! Ia tidak merasa benci terhadap Allah, juga tidak dengan bodoh menuduh Allah. Akan tetapi ia memiliki iman kepercayaan yang tidak terbatas di dalam Allah, bahkan pada saat yang mengerikan, penderitaan dan penahanan yang tak terlukiskan.
Dan dia menolak untuk dipengaruhi oleh dunia. Dimana di dunia ini ada seorang anak laki-laki di zaman sekarang ini yang menolak untuk dimasukkan ke dalam dunia dan kedalam apa yang mereka lakukan? Dimana ada di sana seorang wanita di zaman sekarang ini yang menolak untuk menyesuaikan diri terhadap moralitas dari dunia modern ini? Hampir semua mereka menundukkan kepala dan membungkukkan badan. Tidak untuk Daniel dan ketiga sahabatnya. Mereka menolaknya. Mereka menolak.
Ia memiliki tujuan di dalam hatinya. “Sebagaimana seorang manusia berfikir di dalam hatinya, begitulah adanya dia.” “Peliharalah hatimu dengan seluruh kerajinan, karena diluar daripadanya adalah keluar dari kehidupan.”
Dan ia meminta kacang-kacangan untuk dimakan dan air untuk diminum. Bukankah itu luar biasa? Disini ada menu raja Nebukadnezar. Lihatlah pada seluruh mereka yang pemilih dalam soal makanan itu, dan lihatlah akan seluruh daftar minuman anggur itu.
Ketika saudara duduk pada suatu café atau restoran yang penuh dengan kemewahan di zaman sekarang ini, hal yang pertama yang akan mereka letakkan di alam tangan saudara adalah daftar minuman anggur.
Dan hal yang pertama yang akan mereka pertanyakan kepada saudara ketika saudara menaiki sebuah pesawat terbang adalah, “Apakah anda ingin untuk menikmati cocktail?” Begitulah dunia. Dan ketika saya menaiki pesawat-pesawat terbang tersebut dan ketika saya makan di dalam restoran-restoran tersebut, akan langka jadinya jika seseorang tidak mengikuti menu dari Nebukadnezar.
Tetapi tidak dengan Daniel dan ketiga sahabat mudanya. Mereka menolak menu tersebut dan meminta roti dari langit, untuk makan di meja Tuhan serta untuk minum dari cangkir milik Tuhan Allah.
Kacang-kacangan untuk dimakan. Saudaar tahu, saya tidak pernah mendapatkan suatu waktu yang baik di dalam hidup saya ketika saya telah mencoba untuk mencari tahu apa arti dari kata “pulse”. Salah satu orang yang terbaik yang saya kenal bersumpah keatas dan kebawah bahwa arti dari kata itu adalah kacang polong “mata hitam”. Salah satu komentator yang terbaik yang pernah saya baca berkata bahwa arti dari kata tersebut adalah kubis. Mungkin kita tidak begitu mengetahui mengacu kepada jenis benih atau jamu herbal apa kata tersebut, akan tetapi kata itu menunjuk kepada sejenis sayur-sayuran – datar, sesederhana itu.
Ah, dibutuhkan suatu karakter dan semangat untuk menjalani kehidupan yang terkekang, kesederhanaan dan disiplin diri. Berikanlah kepada kami kacang-kacangan untuk kami makan dan berikanlah air untuk diminum.
Hari Minggu pagi yang akan datang, saya akan mengajarkan sebuah khotbah tentang Anggur atau Air. Dan khotbah itu akan menjadi menarik. Itu akan menjadi menarik.
Sekarang, saya harus mempercepat. Tuhan Allah menghormati pengabdian dan kealiman dan pilihan dari para pemuda ini, Daniel dan ketiga sahabatnya. Allah menghargai mereka. Lihatlah. Lihatlah.
Cara Allah bekerja kadang kala merupakan hal yang paling mengagumkan di dunia ini, bagi saya, dan bagaimana Ia melakukannya. Dan saudara-saudara sekalian memiliki salah satu dari beberapa ilustrasi yang brilian itu tentang bagaimana Allah bekerja, di sini, di dalam Pasal yang pertama dari kitab Daniel.
Tuhan Allah melihat kebawah dari langit dan Ia melihat para pemuda yang alim dan penguh pengabdian dan beriman itu. Tuhan Allah melihatnya dari langit. Dan Allah berkata: “Aku akan menghargai iman itu dan pengabdian itu. Aku akan memberi mereka makanan dari mejaKu,” demikian kata Tuhan Allah. “Dan mereka akan memakan makananKu. Dan mereka akan minum minumanKu. Dan Aku akan membuat pangeran dari kaum sida-sida itu kaki tanganKu untuk menyempurnakannya.”
Bukankah itu luar biasa? Kehendak kedaulatan dari Nebukadnezar, raja yang besari itu ialah: “Mereka akan memakan daging yang telah kupersembahkan kepada berhala-berhala dari mejaku. Dan mereka akan minum anggur dari botolku.”
Begitulah kehendak kekuasaan dari Nebukadnezar. Akan tetapi kehendak kekuasaan dari Allah adalah, “Aku akan memberikan makanan kepada mereka dari mejaKu. Dan mereka akan minum dari cangkirKu.” Ada suatu ironi di dalamnya yang mana saya tidak dapat saya lepaskan. Dan Allah menggunakan penguasa dari para sida-sida, pangeran dari istana Nebukadnezar untuk menyempurnakannya. Bukankah hal tersebut luar biasa?
Contoh lain dari hal yang sama adalah pada saat Tuhan Allah mengangkat anak kecil yang bernama Musa. Di dalam rumah siapa Musa bertumbuh? Di dalam rumah sang Firaun sendiri! Di dalam rumah putri dari raja itu sendiri, ia mengangkat musa. Allah melihatnya bahwa Musa mendapatkan latar belakang dan pelajaran yang terbaik di negeri itu. Dan Tuhan Allah membawa keranjang itu untuk lewat bahwa putri dari Firaun itu sendiri yang mengangkatnya ke atas.
Dan Tuhan Allah membuat pangeran dari kaum sida-sida itu memberi makan dan minum kepada keempat anak milikNya itu. Bukankah hal itu sangat mengagumkan? “Allah membawa Daniel kedalam kemurahan dan kasih yang lembut dengan pangeran dari kaum sida-sida itu.” Bukankah itu luar biasa?
Sama seperti ketika kepala pelayan yang melupakan Yusuf dan meninggalkannya di dalam penjara. Tuhan tidak melupakannya. Tuhan melihat kepadanya di dalam penjara bawah tanah di sana, Tuhan mengingat dia. Sama seperti Paulus dan Silas didalam penjara bawah tanah, Allah mengingat mereka. “Dan Tuhan Allah membawa Daniel ke dalam kemurahan dan kasih yang lembut dengan pangeran dari kaum sida-sida itu.”
Dan Allah menghormati komitmen mereka. “Biarkan air muka kami terlihat setelah sepuluh hari telah berakhir.” Air muka mereka terlihat dan Allah memberikan sinar melalui wajah mereka.
Saya dapat memberitahu seluruh wanita di seluruh dunia bahwa seluruh kosmetik di muka bumi ini tidak akan dapat menggantikan suatu kecantikan dan gemilang serta roh ilahi yang bersinar melalui mata dari seorang gadis Kristen yang mengagumkan – tidak ada, tidak ada. Kecantikan adalah hati yang memancarkan sinar. Dan 10.000 ton lipstick serta pemerah pipi dan mascara serta obat mata dan semua sisa dari bahan tersebut tidak mampu menyembunyikan suatu roh duniawi dan membahayakan. Kecantikan sejati adalah Tuhan Allah yang memancarkan sinarNya.
Dan saya ingin agar saudara-saudara sekalian mengenal beberapa orang gadis yang paling cantik yang pernah saya lihat di dalam hidup saya adalah yang paling buruk rupa. Bukankah itu hal yang menakutkan? Akan tetapi itu adalah kebenaran. Seorang wanita yang menghormati Tuhan Allah, dan kasih serta kehidupan dan kemuliaan Tuhan Allah berada di dalamnya – maka hatinya adalah bersih.
Dan hal tersebut benar, anak muda. Beberapa pemuda yang paling baik dan paling mulia yang pernah saya kenal adalah beberapa yang paling buruk rupa. Akan tetapi Tuhan Allah berada di dalam kehidupan mereka. Apakah saudara ingat Alfred Lord Tennyson dari Sir Galahad yang menemukan Holy Grail dari Perjamuan Terakhir?
Pedangku yang baik mengukir relung hati manusia
Tombakku yang kuat pasti terpercaya
Kekuatanku laksana kekuatan sepuluh orang
Karena hatiku adalah murni
Raut wajah mereka, wajah mereka, mereka memancarkannya, itu adalah pancaran sinar dari Allah. Dan ketika mereka berdiri di hadapan sang raja, setelah menjalani kursus selma tiga tahun lamanya, mereka memiliki 10 kali lebih banyak pengetahuan serta pengertian daripada seluruh orang yang lain disekeliling mereka. Karena Alkitab berkata, mereka bukan saja mendapatkan pengertian dan pengetahuan di dalam kebijaksanaan dan adat pengetahuan orang-orang Kasdim, akan tetapi mereka juga mendapatkan pengerian di dalam hikmat Allah.
Pendidikan dan pemahaman serta pelajaran itu hanya dari dunia ini adalah kosong. Hal itu tidak menghargai. Tidak steril. Hal tersebut tidak mengarahkan kemana-mana kecuali suatu kekecewaan dan keputus asaan. Akan tetapi, kebijaksanaan yang datang dari atas membawa ke arah kehidupan serta kemuliaan dan karakter yang sempurna, berkat yang datang daripada Surga..
Ada dua jenis kebijaksanan. Ada sebuah kebijaksanaan dunia, dan kita seharusnya pergi kesekolah untuk mempelajarinya. Akan tetapi ada kebijaksanaan di dunia ini. Akan tetapi kita seharusnya duduk di kaki Tuhan untk mempelajarinya. Dan keempat pemuda ini memiliki kebijaksanaan dari dunia, benar, akan tetapi mereka juga memiliki kebijaksanaan dari Allah.
Dan Pasal tersebut ditutup, “Daniel ada di sana sampai tahun pertama pemerintahan Koresy,” yaitu, hidupnya sebagai seorang pendeta di dalam istana Babel. Selama empat puluh empat tahun dia merupakan Perdana Menteri raja Nebukadnezar, dan memasukkan dirnya ke dalam kehiduan istana dari kerajaan Media – Persia.
Sepanjang tahun-tahun tersebut, Daniel merupakan pelayan publik dari raja tersebut dan dari Tuhan Allah, Yahwe. Dan ayat tersebut berniat untuk menyampaikan kepada kita bahwa kehidupan dan penjemaatan Daniel merentangkan seluruh 70 tahun masa pembuangan.
Dan dengan mudah saya berfikir bahwa pencapaian agung yang terakhir dari nabi negarawan ini adalah untuk menegosiasikan kebebasan dari tawanan bangsa Yehuda di dalam istana Koresy, raja dari kerajaan Media – Persia. Ketika ia memberikan nubuat dari nabi Yesaya di hadapan raja Koresy bahwa bangsa itu akan pulang kembali, dan ketika dia membentangkan nubuat dari nabi Yeremia di hadapan Koresy bahwa setelah lewat masa 70 tahun maka bangsa itu akan pulang ke tanah air mereka, dan pada tahun 526 [demikian] SM, tahun pertama dari pemerintahan Koresy keseluruhan waktu selama 70 tahun itu telah lewat.
Dan saya dapat melihat Daniel, usia Daniel yang menuju usia seratus tahun, saya dapat melihat dia membentangkan nubuat-nubuat tersebut dihadapan Koresy. Firman Tuhan, lihatlah apa yang telah dikatakan oleh Allah: Bentangkanlah nubuat itu dihadapan Koresy, dan Koresy membacanya. Yesaya menyebutkan namanya 157 tahun sebelum Koresy dilahirkan. Membentangkannya di hadapan Koresy.
Dan Koresy mempublikasikan ketetapan tersebut dan kemudian bangsa Tuhan menjadi bebas. Dan mereka dapat pulang ke tanah air mereka. Bernegosiasi dengan nabi negarawan yang alim ini, Daniel.
Oh, bangsaku, kita akan menyeberangi lautan dalam di hari-hari mendatang ini. Akan tetapi jiwamu akan bertumbuh menjadi gemuk. Engkau akan mendapatkan berkat seperti saya yang telah diberkati ketika kita membaca apa yang telah dilakukan Tuhan Allah melalui negarawan yang agung, luar biasa dan tiada banding ini, Daniel, hamba Tuhan yang setia.
Sekarang, kita harus menyanyikan lagu permohonan kita. Dan sementara kita menyanyikannya, engkau, engkau sendirian, berkianlah dirimu kepada Yesus, masukkanlah hidupNya ke dalam persekutuan dari gereja ini.
Engkau dan pasanganmu, atau dengan keluargamu, ketika Tuhan akan mengatakan firmanNya, ketika Tuhan akan membukakan pintu, datanglah dan berdirilah disamping saya.
“Inilah aku, pak Pendeta, aku datang. Aku akan menerima Tuhan sebagai Juru Selamatku pada hari ni. Aku akan memberikan hidupku di dalamnya.”
Atau, “Inilah istriku, dan ini adalah anak-anakku, kami semua datang bersama-sama hari ini.”
Selagi Roh akan menekankan permohonan tersebut ke dalam hati saudara-saudara sekalian, lakukanlah pada hari ini juga, lakukanlah pada pagi hari ini juga. Datanglah sekarang, sembari kita berdiri dan sembari kita bernyanyi.