DANIEL DAN WAHYU
(DANIEL AND REVELATION)
Dr. W. A. Criswell
Daniel 1:17
1-21-68
Dr. Hustad yang terkasih, gereja kami mendapatkan kehormatan yang sangat besar bahwa anda mau menuliskan nyanyian gereja yang begitu indah dan memberikannya kepada kami. Ini adalah tahun peringatan yang ke 100 kita dan hal itu akan menjadi bagian dari momen-momen yang terindah itu serta pengumpulan kembali dan berharga selamanya dari berkat yang luar biasa daripada Tuhan di dalam tahun ini.
Sekarang, di radio dan di dalam televisi, saudara-saudara sekalian sedang bersama-sama mengikuti kebaktian dari gereja First Baptist Church di kota Dallas. Dan ini adalah Pendeta, membawakan warta yang diberi judul: Daniel dan Wahyu. Jika saya memiliki empat atau lima jam lamanya, hasilnya akan sama saja. Saya akan hampir menyentuh inti permasalahannya dengan pokok kalimat yang sedemikian: Daniel dan Wahyu.
Ini adalah warta yang kesepuluh, dan yang terakhir, warta pendahuluan terhadap kitab Daniel. Dan walaupun saya akan mendapatkan waktu sejenak untuk menunjukkan beberapa hal di pagi hari ini, warta ini akan dituliskan dengan penuh kehati-hatian. Dan, bersama-sama dengan warta lainnya yang berisikan tentang Daniel, akan dipublikasikan di buan November mendatang ini, selanjutnya kita dapat membaca serta mempelajarinya. Dan semoga buku itu akan menjadi berkat yang luar biasa di dalam hati saudara-saudara sekalian seperti sebagai suatu persiapan yang telah saya lakukan.
Kitab Daniel memiliki sebuah pengaruh melampaui setiap jalan yang dapat kita uraikan polanya. Kitab Daniel memiliki pengaruh terhadap semua abad yang diikuti di dalam penulisannya dan di sepanjang sejarah bangsa Tuhan. Dan khususnya merupakan kebenaran terhadap komunitas umat Kristen, baik kepada para penulis kitab Perjanjian Baru maupun para penulis dari kisah tentang perkembangan komunitas umat Kristen sepanjang tahun-tahun yang mengikutinya.
Tuhan kita menyukai dan membaca serta mempelajari dan mengetahui kitab Daniel. Saya memilih enam kali dimana Tuhan mengacu kepada kitab Daniel. Dan, sesuai dengan nama yang berada di dalam Pasal kewahyuan, Kitab Matius 24, dimana Dia mengacu kebencian atas penghancuran yang dinyatakan oleh Daniel, nabi itu. Berbicara tentang dia dengan menyebut namanya.
Ketika rasul Paulus berada di dalam penahanan dirinya, tepat sebelum kematiannya, dalam Pasal yang keempat dari kitab 2 Timotius, ia menunjuk bahwa ia sedang diselamatkan dari mulut singa, sama seperti yang terjadi dengan Daniel.
Di dalam daftar para pahlawan, pahlawan iman yang ada di dalam Pasal yang kesebelas dari kitab Ibrani, terdapat nama Daniel disinggung di dalamnya: “Yang dengan imannya membungkam mulut singa.”
Akan tetapi terhadap semua orang yang mengikuti sesudahnya Daniel merupakan pengaruh dari nabi itu tidak lebih besar daripada terhadap Yohanes sang Peramal, kepada siapa Tuhan Allah memberikan penglihatan tentang Wahyu. Saudara-saudara sekalian akan menemukan demikian banyak tentang Daniel di dalam kitab Wahyu. Dan tanpa pemahaman tentang Daniel, saudara-saudara sekalian tidak akan mengerti kitab Wahyu.
Sekarang, wahyu itu, pengungkapan itu, merupakan suatu penyingkapan yang diberikan oleh Tuhan Allah kepada Yesus dan melaui dia beserta para malaikat, kepada Rasul Yohanes, lalu kepada kita di dalam Alkitab ini. Akan tetapi menurut sudut pandang surgawi, Orang yang menyingkapkan penglihatan itu kepada Daniel juga Orang yang sama yang menyingkapkan penglihatan tersebut kepada Yohanes. Dan tentu saja, banyak dari tata namanya, bahasanya, pemikirannya, kebenarannya, pengungkapannya akan sama karena yang melakukannya adalah Pengarang yang sama.
Akan tetapi dari sudut pandang keduniawian, kitab Daniel sangat banyak terdapat di dalam kitab Wahyu. Dan ketika saudara-saudara membaca kitab Daniel, saudara-saudara akan menemukannya juga di dalam kitab Wahyu. Dan itulah mengapa perbandingan antara kedua kitab tersebut menjadi pesan pembukaan kepada kita di pagi hari ini.
Yang pertama, kita akan membandingkan kedua orang tersebut. Mereka adalah orang-orang kesayangan surga. Mereka sama-sama dicintai oleh Allah, oleh sesama manusia dan juga oleh para malaikat. Ada sebanyak tiga kali Daniel diperkenalkan sebagai “orang yang sangat dikasihi.” Dan ada sebanyak lima kali di dalam Injil Yohanes, dia diperkenalkan sebagai “murid yang dikasihi oleh Yesus.” Dikasihi oleh Allah, kepada kedua orang ini diberikan keistimewaan untuk melihat usapan sejarah sampai penyempurnaan zaman.
Sekali lagi, kedua orang ini menulis secara kewahyuan. Daniel itu unik di antara sesama pengarang dalam kitab Perjanjian Lama. Yohanes itu unik di antara sesama pengarang dalam kitab Perjanjian Baru, karena kedua orang ini menulis secara kewahyuan. Daniel adalah ramalan dari Perjanjian Lama; dan Wahyu adalah ramalan dari Perjanjian Baru. Penulisan nubuat merupakan sebuah kenderaan dengan mana pesan dari Allah yang membentangkan masa depan yang diberikan dalam penglihatan dan melalui pertanda dan melalui lambang-lambang. Dan hal-hal yang kita baca di dalam kitab itu memiliki suatu pengertian yang besar dibelakang mereka sendiri. Kita akan mengilustrasikannya sebentar lagi.
Sekarang, hal yang ketiga mengenai kedua orang ini. Mereka berdua sama-sama menulis dan melihat penglihatan mereka di dalam pengasingan. Daniel diasingkan di Babel. Dan Yohanes diasingkan di kepulauan Patmos. Dan, sementara kedua orang ini diasingkan jauh dari rumah mereka, Allah menunjukkan penglihatan yang besar tersebut kepada mereka tentang apa yang dikehendaki oleh Allah kepada bangsaNya di masa yang akan datang. Orang-orang yang kudus akan mewarisi bumi ini. Maka apa yang dikatakan oleh Daniel; begitu juga yang dikatakan oleh Yohanes.
Baiklah. Hal yang keempat. Kitab yang ditulis oleh kedua orang ini merupakan kitab nubuat. Dan hal itulah yang terpenting di dalam pelajaran kita dan dan di dalam kenangan kita. Kitab itu merupakan kitab nubuat. Misalnya, ada sebanyak lima kali di dalam kitab Wahyu, kitab itu ditunjuk sebagai kitab nubuat. Lihatlah akan hal ini, di dalam ayat yang ketiga saudara-saudara dapat membaca: “Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini.” Yaitu, segala hal yang berada di dalamnya memiliki arti yang melampaui mereka sendiri. Kitab-kitab itu adalah kitab-kitab nubuat.
Dan ketika saya mempelajari kitab tersebut, ketika saya membacanya, saya teringat bahwa Allah memiliki pesan di dalamnya jauh melampaui apa yang berada di dalam suku-suku kata atau kalimat itu sendiri. Misalnya di dalam kitab Wahyu, Tuhan mengirimkan pesan kepada jemaat dari tujuh gereja di Asia kecil.
Apakah cuma ada tujuh gereja di Asia sana? Mengapa? Tidak! Ada banyak, jauh lebih banyak lagi dari tujuh gereja di Asia, propinsi dari Romawi, propinsi Asia. Tepat di seberang sungai Lycus dari Laodikia merupakan salah satu gereja yang terkenal sepanjang masa, gereja yang berada di Hierapolis. Pendeta di sana adalah Papias, seorang murid dari Yohanes dan sahabat dari Policarpus, yang merupakan Pendeta di Smirna. Akan tetapi Hierapolis tdak ada disebutkan, begitu juga dengan lusinan lagi lainnya.
Baiklah, mengapa ketujuh gereja itu? Karena mereka adalah kenderaan dari sebuah wahyu agung dari Allah. Mereka itu bersifat kenabian. Mereka adalah gereja kenabian. Mereka dipakai dan mereka bersaksi untuk sesuatu yang penuh arti dan memiliki arti penting jauh melampaui zaman mereka sendiri. Dan dalam hal ketujuh gereja yang di Asia kecil itu, mereka menjelaskan penyingkapan wahyu tentang masa depan itu.
Ada periode jemaat dari Efesus di dalam sejarah gereja. Ada periode dari jemaat di Smirna. Ada periode dari jemaat di Pergamus. Ada periode dari jemaat di Tiatira. Ada periode dari jemaat di Sardis. Ada periode dari jemaat di Filadelfia. Ada periode tentang gereja dari jemaat di Laodikia. Dan, melebihi apa yang saudara-saudara sekalian baca, ada suatu pesan dari Allah. Kepada Yohaneslah diberikan pesan tersebut.
Di dalam Injil Yohanes, misalnya, Yohanes tidak pernah menggunakan kata “ajaib” - para dunamis – tidak pernah. Yohanes selalu menggunakan kata sēmeion, “pertanda.” Yaitu, apa yang dilihatnya Yesus memang benar mewakili sesuatu yang jauh melebihi sesuatu itu sendiri.
Ketika Ia mengubah air menjadi anggur, di sana ada tempat pembasuhan kaki yang terbuat dari batu, dan semua berisi penuh – menurut kitab itu, semua tempat itu berisi penuh. Lalu kemudian mereka mencedoknya dan kemudian membawanya kepada tuan rumah pesta tersebut. Dengan begitu, Yesus telah menggenapi hukum yang lama, seluruhnya.
Dan sekarang, di dalam kemerdekaan, di dalam kemurahan, “Karena Hukum datang oleh Musa, akan tetapi berkat dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.” Ini adalah kasih yang baru. Ini adalah kebebasan yang baru. Ini adalah pengabdian yang baru. Ini adalah wahyu yang baru. Ini adalah iman seorang Kristen. Ini bukan hukum, ini hanya dipenuhi.
Kita mendapatkan sebuah agama baru dan hidup yang baru di dalam Kristus. Yohanes melihatnya di dalam mujizat, dan ia menyebutnya dengan sebuah sēmeion: sebuah pertanda. Mencelikkan mata orang yang buta sejak lahirnya: merupakan perbuatan yang mulia. Akan tetapi, melebihi semuanya, Yesus adalah terang dunia. Atau bangkitnya Lazarus dari kematian: seorang manusia disadarkan, ya. Akan tetapi hal itu kebetulan saja. Hal yang hebat adalah sēmeion, pertanda. Ia adalah kebangkitan dan hidup itu.
Sekarang, ketika saya membaca kitab nubuat itu, saya sedang memulai untuk memahami bahwa, jauh melebihi halaman itu, jauh melewati hal yang sebenarnya itu sendiri, ada suatu pengungkapan yang besar daripada Allah, nada tambahan kenabian. Pada saat saya kembali kepada kitab Daniel, jauh melebihi apa yang saya baca, saya sedang melihat, saya sedang memahami, saya sedang merasakan pengertian agung yang amat besar bahwa Allah sedang berbicara dengan hati kita dan menyingkapkannya kepada kita.
Kitab Daniel dibagi menjadi dua bagian. Enam Pasal yang pertama merupakan sejarah. Enam Pasal yang terakhir merupakan nubuat, karena demikian. Tetapi ingat, keseluruhannya merupakan kitab nubuat. Seperti kitab Wahyu, bagian yang pertama dari kitab tersebut ditujukan kepada jemaat-jemaat gereja di Asia kecil. Akan tetapi itu adalah nubuat. Bagian yang kedua – periode kesengsaraan itu, akan tetapi hal itu adalah sebuah nubuat. Maka, hal tersebut berada di dalam kitab Daniel. Enam Pasal yang pertama: berhubungan dengan sejarah. Semuanya bersifat kenabian demikian juga dengan enam Pasal yang terakhir.
Maka, ketika saya melihat pada kitab Daniel dan melihat pada Pasal yang pertama, di sini tertera penahanan Daniel dan sahabat-sahabatnya. Ini adalah gambaran dari sebuah diaspora, penahanan itu, penyebaran bangsa Tuhan ke luar negeri.
Kemudian saya membaca Pasal yang kedua. Disini ada penglihatan sang raja, Nebukadnezar. Akan tetapi di sini juga tertera penyingkapan terhadap pembersihan sejarah manusia sampai pada waktu penyempurnaan.
Saya beralih pada Pasal yang ketiga, dan disini tertera kisah dari putra Yahudi di dalam tungku yang berapi-api. Akan tetapi saya di dalamnya saya melihat suatu nubuat tentang cobaan yang berat terhadap bangsa terpilih Allah itu di dalam penderitaan yang berapi-api, serta pembebasan mereka dari padanya.
Saya beralih kepada Pasal yang keempat. Pasal yang ini, walaupun saya dapat menduga Pasal ini hampir tidak pernah dibaca dan tidak pernh disinggung, padahal Pasal yang satu ini merupakan salah satu Pasal kenabian besar yang penting artinya dalam Firman Tuhan.
Pasal yang keempat dari kitab Daniel merupakan kisah tentang penglihatan sebuah pohon yang ditebang lalu kemudian pohon tersebut tumbuh kembali. Dan secara sejarah hal tersebut berlaku kepada Nebukadnezar. Ia kehilangan ingatannya dan ia dibawa keluar dari kerajaannya, akan tetapi Allah kemudian memulihkannya.
Begitulah nubuat kenabiannya. Nubuat itu memiliki suatu arti yang jauh melebihi dari nubuat itu sendiri. Lihatlah sebentar. Sekarang saya sedang membaca Pasal yang keempat dari kitab Daniel:
Aku berkenan memaklumkan tanda-tanda dan mujizat-mujizat yang telah dilakukan Allah Yang Maha Tinggi kepadaku. Betapa besarnya tanda-tandaNya dan betapa hebatnya mujizat-mujizatNya! KerajaanNya adalah kerajaan yang kekal dan pemerintahanNya turun-temurun!
Jika saya membacanya, mengapa, saudara-saudara sekalian dapat mengatakan bahwa hal tersebut adalah mazmur, bukankan demikian? Atau salah satu dari orang-orang kudusnya Tuhan yang menuliskannya, bukankah demikian?
Tidak. Ini adalah ucapan dari seorang raja pemuja berhala yang lalim. Karena ayat yang pertama mengatakan: “Nebukadnezar, raja itu.”
Nebukadnezar: raja yang brutal dan menakutkan itu. Nebukadnezar, raja itu “Kepada seluruh bangsa, suku bangsa dan bahasa yang mendiami seluruh permukaan bumi ini. Kedamaian akan dilimpahkan kepadamu.”
Demikian dua ayat yang telah saya baca. Inilah lambangnya., inilah nubuatnya, tentang hari pada saat bangsa selain bangsa Yahudi dan seluruh permukaan bumi ini akan berpaling kepada Allah: Kemuliaan seribu tahun yang akan datang itu.
Yesaya menggambarkan peristiwa itu sebagai suatu waktu ketika mereka tidak akan disakiti ataupun dimusnahkan di seluruh gunung kudus Allah., “Karena bumi akan dipenuhi oleh pengetahuan daripada Allah seperti air yang menutupi lautan.” Hal yang sama adalah Pasal yang keempat dari kitab Daniel. Itu adalah nubuat tentang peralihan dari bangsa selain bangsa Yahudi di muka bumi ini.
Sekarang, Pasal yang kelima. Pasal yang kelima merupakan kisah tentang tangan yang menulis di dinding. Ini merupakan kisah tentang hukuman dari Allah kepada seluruh bangsa di muka bumi ini. Bukankah suatu hal yang aneh: ketika Nebukadnezar melihat kepada mereka di dalam mimpinya, bangsa-bangsa di bumi ini terlihat seperti seseorang yang agung. Akan tetapi didalam Pasal yang ketujuh dari kitab Daniel, pada saat Allah melihat kepada mereka, mereka kelihatan seperti binatang buas yang mengerikan: pemakan daging yang rakus dan buas.
Ada tangan yang sedang menulis di dinding. Yaitu, tentang adanya hukuman terhadap bangsa-bangsa yang mencemoohkan Tuhan Allah.
Dai itu termasuk Amerika. Wah, telah ditimbang di atas neraca: Amerika. Allah bukan hanya Allah yang ada kembali ke jaman dari bangsa Yahudi itu saja. Peristiwa-peristiwa ini – dan setiap sesekali, saya akan tersandung menjadi seseorang yang tidak menyukai untuk datang ke gereja ini, dan ia tidak suka mendengar saya berkhotbah. Dan dia akan berkata, “Peristiwa-peristiwa yang saudara khotbahkan itu berada di dalam Alkitab. Dan semuanya terjadi ribuan tahun yang lalu.” Seolah-olah Tuhan Allah hidup seribu tahun yang lalu, bukan hari ini, kini Ia telah mati.
Baiklah. Begitulah yang dikatakan para ahli ilmu agama modern. Itulah yang dia akui. Tidak begitu adanya. Tuhan yang sama yang menimbang bangsa-bangsa di muka bumi ini di dalam timbangan adalah Tuhan yang sama yang menimbang bangsa-bangsa di muka bumi ini di dalam timbanganNya hari ini, dan Pasal yang keempat dan yang kelima itu berisi tentang hal tersebut: Telah ditimbang, menghukum bangsa-bangsa dan tangan yang menulis di dinding, hari penghakiman.
Dan Pasal yang keenam ini. Daniel berada di dalam kandang singa. Pasal tersebut memiliki dua jalan pengertian nubuat kenabian yang luar biasa. Yang pertama, berisikan nubuat dari penguburan bangsa Tuhan serta keluarga-keluarga terpilih di dalam bumi ini serta pemeliharaan mereka. Tetapi juga, berkat Tuhan, terpujilah namaNya, Pasal itu merupakan lukisan yang luar biasa dari pembebasan Tuhan dari orang-orang kudusNya sepanjang masa dan sepanjang zaman.
Itulah alasannya – itulah alasannya mengapa rasul Paulus menunjuk kepadanya hanya sesaat sebelum ajalnya tiba. Dikeluarkan dari penjara bawah tanah di Mamartin untuk kemudian akan dipenggal kepalanya, ia mengacu kepada Daniel yang telah diselamatkan dari mulut singa. Ini merupakan Firman Tuhan yang theopneustos: Firman “Nafas Allah” – Tuhan. Pada saat saya membuka dan membacanya, Saya sedang melihat jauh melebihi suku-suku kata serta kalimatnya.
Orang-orang ini menuliskan pembersihan dari sejarah di dalam mana kita tinggal, masa dan zaman kita, dan tentang penyempurnaan yang agung itu. Mereka melakukannya dengan berbeda, karena apa yang telah dimateraikan di dalam kitab Daniel, dibukakan di dalam kitab Wahyu. Di dalam Pasal yang terakhir dalam kitab Daniel, misalnya, ia akan menulis - Daniel berkata, “Adapun aku, memang kudengar hal itu, tetapi tidak memahaminya, lalu kutanya: “Tuanku, apakah akhir segala hal ini?”
Daniel melihat pembersihan yang besar-besaran dari sejarah. Masa dari bangsa-bangsa yang bukan bangsa Yahudi, zaman kita. Ia melihatnya sampai pada akhirnya. Akan tetapi ketika ia sampai pada bagian yang terakhir, pandangannya terhalangi. Penglihatannya menjadi tersamar. Sudah dimateraikan. Tidak disingkapkan. Dan Daniel berkata, “Tuanku, apakah akhir segala hal ini?” Dan malaikat yang menyingkapkan itu berkata kepadanya, “Pergilah, Daniel, sebab firman ini akan tinggal tersembunyi dan termeterai sampai akhir zaman.”
Sekarang, apa yang telah dimeteraikan di dalam Daniel sekarang telah disingkapkan, dibukakan, diungkapkan di dlam kitab wahyu. Tidak ada bagian yang lebih hebat lagi di dalam literatur, ataupun ada adegan yang lebih dramatis yang dapat ditemukan di dalam seluruh penulisan oleh umat manusia dariada Pasal yang kelima dari kitab Wahyu? Apakah saudara-saudara sekalian mengingatnya?
“Aku melihat di tangan kanan Dia yang duduk di atas takhta itu, sebuah gulungan kitab, yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnya dan dimeterai dengan tujuh meterai. Dan aku melihat seorang malaikat yang gagah, yang berseru dengan suara nyaring, katanya: “Siapakah yang layak membuka gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya?” tetapi tidak ada seorangpun yang di sorga atau yang di bumi atau yang di bawah bumi, yang dapat membuka gulungan kitab itu atau yang dapat melihat sebelh dalamnya. Maka menangislah aku dengan amat sedihnya, karena tidak ada seorangpun yang dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu ataupun melihat sebelah dalamnya. Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: “Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya.”
Kemudian mengikuti wahyu yang tiada banding itu: Seluruhnya telah dimeteraikan di dalam Daniel. Matanya tidak dapat melihatnya.
Misalnya, di dalam kitab Wahyu, saudara-saudara sekalian akan menemukan kisah tentang seluruh pembersihan dari sejarah gereja umat Kristen Daniel tidak pernah melihat suku-suku kata daripadanya. Tidak ada nabi Perjanjian Lama yang pernah melihat sebuah gereja, di zaman kemurahan di mana kita tinggal di dalamnya. Hal itu merupakan sebuah mustērion, ada disebutkan di dalam Pasal yang ketiga dari kitab Efesus. Hal itu merupakan sebuah mustērion, tersembunyi di dalam hati Allah, dan hal tersebut hanya akan disingkapkan kepada rasul-rasulNya. Dan akhir dari zaman hanya disingkapkan kepada Yohanes, peramal itu di dalam Pengungkapan, di dalam Wahyu.
Sekarang, hanya sebentar saja, kemudian kita akan menutupnya. Kitab-kitab itu sendiri – saudara-saudara sekalian akan menemukan ketika saya menuliskannya – begitu banyak hal di dalam kita Daniel yang didengungkan di sini, kata demi kata di dalam kitab Wahyu. Akan tetapi hal yang paling berkuasa dan yang paling berjaya adalah berada di dalam kitab Wahyu, saudara-saudara sekalian mendapatkan sebuah pengenalan, suatu yang tidak terselubung, pembukaan yang lebih jauh dari pada semua hal yang akan saudara-saudara dapatkan dan bacakan di dalam kitab Daniel.
Saya menyinggung salah satu dari pada mereka dan hanya itu:
Berkatalah Daniel, demikian: “Pada malam hari aku mendapat penglihatan.
Daniel menuliskan: Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu dan ia dibawa ke hadapanNya.Lalu diberikan kepadanya kekuasaan – siapapun dia itu – dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah.
Siapa seseorang yang dilihat oleh Daniel itu? Ia kelihatan seperti Anak Manusia. Dan Ia datang dengan awan-awan dari langit. Siapa itu?
Begitulah awal dari pengungkapan, wahyu tentang Yesus Kristus. “Lihatlah – dan ini merupakan nats dari kitab Wahyu: di dalam Wahyu 1:7 - “Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia.”
Siapakah orang yang luar biasa itu, yang datang kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan seluruh penciptaan akan mengabdi kepadanya? Tidak ada selain Tuhan Yesus Yang Diurapi, yang telah disalibkan dan dibangkitkan itu. Dan ketika saya berpindah pada kitab Wahyu terhadap penglihatan kepadanya, tepat disebutkan tentang yang satu ini:
“Ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas. Kepala dan rambutNya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mataNya bagaikan nyala api. Dan kakinya mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian, suaraNya bagaikan desau air bah.”
Dari mana dia mendapatkan gambaran ini? Tentu saja, dengan melihat langsung kepada Tuhan Yesus. Akan tetapi jika saudara-saudara membaca Pasal yang kesebelas dari kitab Daniel, saudara-saudara akan menemukan orang yang digambarkan di dalam kitab Wahyu sudah pernah terlihat terlebih dahulu dan digambarkan di dalam Kitab Daniel.
Dan di akhirnya adalah persis sama. Sebuah konsep theologi, penyajian tentang keakhiratan di dalam kitab Daniel sama persis dengan yang ada di dalam kitab Wahyu. Di dalam kitab Daniel, akhir zaman ini datang dengan campur tangan perubahan yang sangat dahsyat dari Tuhan Allah. Ketika Daniel melihatnya, di sana ada kerajaan-kerajaan di bumi di dalam bentuk dari sebuah patung yang besar, patung dari seorang manusia. Dan kepalanya terbuat dari emas, perak dan tembaga, pinggangnya yang terbuat dari tembaga, pahanya dari besi dan kaki-kakinya, terbuat dari besi dan tanah liat. Dan di sana ada sebuah batu tanpa perbuatan tangan manusia menimpa patung tersebut tepat pada kakinya, dan patung tersebut pecah berkeping-keping dan angin kemudian menghembuskannya. Begitulah yang dilihat oleh Daniel di dalam penyempurnaan zaman itu.
Yohanes mengatakan hal yang sama. Arah dari sejarah akan mengikuti. Dan kemudian, tiba-tiba, ada campur tangan dari Tuhan Allah dari sorga. Di dalam kitab Wahyu, di dalam Pasal yang kesembilan belas:
“Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama “Yang Setia dan Yang Benar”, Ia menghakimi dan berperang dengan adil. Dan matanya bagaikan nyala api dan di atas kepalanya terdapat banyak mahkota.
Ia memakai jubah yang tlah dicelup dalam darah dan namaNya ialah: “Firman Allah”
Dan pada jubahNya dan pahaNya tertulis suatu nama, yaitu: “Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan.”
Tiba-tiba menghalangi, di dalam sejarah umat manusia, di dalam kitab Wahyu, di dalam peperangan di Armagedon, Secara Ilmu tentang Akhirat, Ilmu mengenai Agama, kedua kitab tersebut persis serupa satu dengan yang lain. Sampai dengan akhir zaman, dan Tuhan tiba-tiba campur tangan di dalam sejarah umat manusia.
Oh, sungguh sebuah pelajaran yang besar yang berada di depan kita. Saya merasa telah diberkati Tuhan, oh, begitu banyaknya. Dan semoga Tuhan Allah memberikan kemuliaan dan kejayaan tiada banding yang sama di tengah-tengah jiwa kita, sebuah pesan kejayaan yang dilihat oleh Daniel, Yohanes juga meihatnya. Dan Tuhan Allah telah memberikan kepada kita sehingga kita boleh menjadi agung, berjaya dan mulia di dalam Dia.
Begitulah mengapa kita seharusnya sering menyanyi, Dr. Hustad. Kita tersebut dibuka dengan pujian kepada Dia yang mengasihi kita serta membersihkan kita dari dosa-dosa kita dengan darahNya sendiri. Dan mereka menyanyikan lagu yang baru, yang ditujukan kepada Dia: “Kemuliaan dan kekuasaan dan kehormatan….” Itulah yang dikatakan oleh Kitab tersebut. Ya. Itulah Wahyu. Demikianlah apa yang dikehendaki Allah kepada orang-orang kudusnya di muka bumi ini.
Sekarang, kita akan menyanyikan lagu permohonan kita. Dan sementara kita menyanyikannya, satu keluarga - engkau, berikanlah hatimu kepada Yesus. Engkau dan pasanganmu – datanglah ke dalam gereja. Atau satu orang – engkau. Sementara engkau memanjatkan permohonanmu, sementara kita menyanyikan lagu ini, maukah engkau datang dan berdiri di samping saya?
Inilah aku, Pak Pendeta, saya mengulurkan tanganku. Aku telah memberikan hatiku kepada Tuhan. Atau, Kami semua sudah datang, pak Pendeta, pada hari ini juga. Ini adalah istriku. Ini adalah anak-anak kami. Kami semua telah datang pada hari ini.
Ketika Roh daripada Yesus akan menekankan permohonan itu ke dalam hatimu di pagi hari ini, datanglah sekarang juga. Ambillah keputusan itu sekarang, dimanapun saudara-saudara sekalian berada. Dan, ketika kita berdiri sebentar lagi, berdirilah, masuk ke dalam gang ini, dari belakang sampai ke depan, menuruni anak-anak tangga di depan dan di bagian belakang serta di samping-samping sini, Ketika kita berdiri sebentar lagi, berdiri dan datanglah. Inilah aku, inilah aku datang.
Dan semoga Tuhan boleh menemani engkau di dalam perjalananmu. Ia akan melakukannya. Datanglah sekarang juga. Lakukanlah sekarang juga, sembari kita berdiri dan sembari kita bernyanyi.