KRISTUS YANG BERKELIMPAHAN
(THE OVERWHELMING CHRIST)
Dr. W. A. Criswell
Daniel 10:1-12
03-19-72
Warta ini diberi judul KRISTUS YANG BERKELIMPAHAN. Di dalam pelajaran kita melalui kitab Daniel, kita telah sampai pada Pasal yang kesepuluh, dan saya akan membaca empat ayat pertamanya.
Pada tahun ketiga pemerintahan Koresy, raja orang Persia, suatu firman dinyatakan kepada Daniel, yang diberi nama Beltsazar;
- sebuah nama yang diberikan kepadanya oleh orang Babilonia tujuh puluh tahun sebelumnya -
Firman itu benar dan mengenai kesusahan yang besar, maka dicamkannyalah firman itu dan diperhatikannyalah penglihatan itu.
Pada waktu itu aku, Daniel, berkabung tiga minggu penuh: makanan yang sedap tidak kumakan, daging dan anggur tidak masuk ke dalam mulutku dan aku tidak berurap sampai berlalu tiga minggu penuh. Pada hari kedua puluh empat bulan pertama,
- pesta perayaan Nissan -
Ketika aku ada di tepi sungai besar, yakni sungai Tigris,
- yaitu Hiddekel, nama Akadia kuno untuk sungai Tigris -
Kuangkat mukaku, lalu kulihat, tampak seorang yang berpakaian kain lenan [Daniel 10:1-4].
Lalu kemudian diikuti dengan sebuah gambaran tentang seorang yang menyerupai Kristus yang agung, penampakan Theophany dari malaikat Tuhan, Utusan yang Tidak Diciptakan dari Perjanjian, Putra Allah, orang yang kita kenal sebagai Yahwe – Yesus.
Hal-hal seperti ini telah terjadi di antara Pasal yang kesembilan, yang mana telah saya selesai saya khotbahkan pada hari Minggu pagi yang lalu, dan Pasal yang kesepuluh di dalam mana akan kita mulai hari ini. Di dalam Pasal yang sebelumnya, di dalam Pasal yang kesembilan, Daniel sedang membaca kitab dari nabi Yeremia, khususnya Pasal yang kedua puluh lima dan dua puluh sembilan. Dan di sana ia menemukan Tuhan telah berbicara melalui mulut dari seorang nabi yang kudus bahwa pembuangan bangsa Israel akan berlangsung selama tujuh puluh tahun lamanya. Dan di akhir dari tujuh puluh tahun tersebut, mereka akan mendapatkan kesempatan untuk kembali pulang. Daniel dibuang pada tahun 605 SM, dan Koresy menguasai kerajaan Babilonia sekitar tahun 536 SM. Jadi, Daniel dapat melihat bahwa tujuh puluh tahun itu akan terjadi. Dan bergantung kepada waktu di dalam mana Tuhan menghitung tahun pertama dari ketujuh puluh tahun itu, hari-hari itu semakin mendekat ketika kaum buangan itu dapat kembali pulang. Maka ia memberikan dirinya di dalam sebuah pengakuan di dalam kain kabung dan duduk diatas abu untuk suatu doa syafaat yang sangat mendesak atas nama bangsanya itu – bahwa Tuhan akan membuat hal tersebut terjadi, bahwa mereka akan dimerdekakan serta diperbolehkan untuk pulang ke tanah Kanaan, negeri yang dijanjikan itu. Sekarang, Koresy telah menuliskan keputusan itu pada tahun pertama dari pemerintahannya. Ia telah melakukannya, dan bangsa itu mendapatkan kebebasan untuk pulang serta membangun kembali tempat-tempat suci mereka. Akan tetapi respon yang didapatnya sangat menyakitkan hatinya. Bangsa itu telah menetap di Babel. Mereka hidup makmur dan merasa nyaman. Mereka telah terbenam serta terperangkap di dalam dunia. Dan keputusan Koresy untuk kembali ke Yehuda telah disambut berbeda serta tidak diperdulikan.
Dari kumpulan bangsa Yahudi yang telah ditawan, ada sejumlah yang tidak memiliki arti penting yang berjumlah empat puluh dua ribu enam ratus orang yang berkenan untuk kembali pulang ke rumah. Mereka dipimpin oleh Zerubbabel, yang merupakan garis keturunan dari Daud, akan tetapi tidak mampu memulihkan kerajaan itu, serta oleh Joshua, seorang Imam tinggi – pemimpin rohani mereka. Dan bukan hanya penerimaan keputusan yang melemahkan semangat serta menyakitkan hati saja, akan tetapi kaum buangan yang pulang kembali, menemukan bahwa pekerjaan mereka sangatlah sukar. Mereka dilawan serta dilecehkan oleh Tobias, Sanbalot dan oleh semua penduduk setempat. Orang-orang buangan tersebut disambut dengan penghinaan dan pencemoohan dan ketidak senangan. Diperlukan tujuh bulan hanya untuk membersihkan sampah serta reruntuhan itu dari Gunung Moria serta mencari sebuah tempat yang datar di atas mana mereka dapat mendasarkan pemugaran kembali tempat-tempat kudus itu dari lokasi Bait Suci raja Salomo yang lama.
Daniel, oleh sebab itu, di dalam berkabungnya, telah membuat dirinya ke dalam doa serta berpuasa. Setelah dua tahun penuh, dan sekarang sudah hampir tiga tahun sejak Koresy membuat keputusannya secara tertulis, masih tetap tidak ada suatu respon yang dapat diukur terhadap panggilan Tuhan terhadap bangsa itu untuk kembali pulang ke rumah. Ia berdoa selama dua minggu di hadapan Tuhan, dimulai dari hari pertama perayaan Nisan. Dia berdoa sepanjang waktu perayaan kurban Paskah kaum Yahudi. Dan tetap tidak ada jawaban dari surga. Ia melanjutkan doa syafaatnya untuk satu minggu penuh lagi – yaitu, sepanjang perayaan Roti Tanpa Ragi sampai hari yang ke dua puluh satu dari Nissan – dan tetap tidak mendapatkan respon. Tuhan tidak menjawab dan langit tetap menguning. Daniel berdoa selama tiga hari lagi sembari berpuasa dan dengan jelas telah dikirimkan oleh negara paa suatu misi nasional enam puluh mil jauhnya ke sungai Hiddekel – ke sungai Tigris. Dan di hari yang ke dua puluh empat, datanglah suatu penglihatan yang tiada bandingannya, sebuah jawaban, sebuah penjelasan dari langit. Dan sisa dari kitab Daniel – Pasal ke sepuluh, sebelas dan dua belas – seluruh sisa dari kitab Daniel berkenaan dengan penglihatan terakhir ini yang diuraikan di sini dengan Christophany ini. Karena ia menuliskan:
“Ketika aku ada di tepi sungai besar, yakni sungai Tigris, kuangkat mukaku, lalu kulihat, tampak seorang yang berpakaian kain lenan dan berikat pinggang emas dari ufaz (Arab). Tubuhnya seperti permata Tarsis dan wajahnya seperti cahaya kilat; matanya seperti suluh yang menyala-nyala, lengan dan kakinya seperti kilau tembaga yang digilap, dan suara ucapannya seperti gaduh orang banyak.
- seperti suara desau air bah. . . .
Dan ketika aku melihat penglihatan yang besar itu, hilanglah kekuatanku; aku menjadi pucat sama sekali, dan tidak ada lagi kekuatan padaku. [Daniel 10:5-8].
Dan Daniel putus asa dengan menelungkupkan wajahnya ke tanah. Ini adalah gambaran dari penjelmaan Tuhan. Ini adalah suatu Christophany, ini merupakan suatu Theophany. Ini adalah penampakan Tuhan di dalam perwujudan seorang manusia, di dalam kesamaan bentuk dengan manusia. Perwujudan Tuhan di dalam darah dan daging. Yohannes melihat Kristus yang dipermuliakan di kepulauan Patmos setelah penjelmaanNya. Di sini, Daniel melihat Tuhan yang dipermuliakan yang sama sebelum penjelmaanNya – di tepi sungai Tigris.
Ini merupakan waktu yang ketiga kalinya bahwa Tuhan telah menampakkan diri di dalam kitab Daniel. Di dalam Pasal yang ketiga, di dalam kisah tungku yang berapi-api, ketika ketiga pemuda Yahudi bebas berjalan di tengah-tengah api yang menyala-nyala itu, Nebukadnezar menatapnya dan melihat orang keempat yang berjalan dengan ketiga orang tersebut. Dan air muka dan wajah dari orang yang keempat adalah seperti Putra Allah [Daniel 3:25]. Waktu yang kedua kali Theophany terlihat adalah berada di dalam Pasal yang ketujuh dari kitab Daniel ketika di dalam suatu penglihatan tentang takhta Yang Lanjut Usianya itu, datang seseorang yang seperti Anak manusia, dan kepadanya diberikan kerajaan yang kekal yang tidak akan habis. [Daniel 7:13, 14]. Dan Theophany yang ketiga berada di sini di dalam penglihatan ini – air muka yang mulia. WajahNya seperti cahaya kilat, matanya seperti suluh yang menyala-nyala, lengan dan kakinya seperti kilau tembaga yang digilap, dan suara ucapannya seperti suara desau air bah. [Daniel 10:6].
Theophany ini, penampakan penjelmaan dari Tuhan kita ini, melihat seluruh Perjanjian Lama itu kembali dan lagi. Di dalam Pasal yang kelima belas dari kitab Kejadian, Ia menampakkan diri kepada Abraham. Di dalam Pasal yang ke tiga puluh dua kitab Kejadian, di suatu tempat bernama Peniel, Ia menampakkan diri kepada Yakub serta mengganti namanya menjadi Israel. Di dalam Pasal yang ketiga puluh tiga dari Kitab Keluaran, Ia menampakkan diri kepada Musa ketika Ia menempatkan pembawa hukum yang agung itu ke dalam lekuk gunung itu, dan menudunginya dengan tanganNya, dan dan lewat di dalam kemuliaan dari hadapannya, Ia menarik tanganNya dan Musa melihat sinar mentari sore dari kemuliaan Penjelmaan Kristus. Di dalam Pasal yang keenam kitab Yesaya, Ia menampakkan diri ketika nabi besar itu melihat Dia tinggi dan menjulang, dan ujung jubahNya memenuhi Bait Suci. Ia kembali menampakkan diri seperti di dalam kitab Yehezkiel Pasal yang pertama, kemuliaan, gambar kemuliaan Tuhan di atas takhtaNya – sebuah Theophany, Penjelmaan Kristus. Dan sekarang nabi negarawan Daniel melihat Dia di sini dan melihat kepadanya berkelimpahan dari kemuliaan diriNya. Karena inilah Tuhan yang yang berada di dalam wujud manusia – di dalam kemiripan dan kesamaan dari seorang manusia. Dan dengan demikian, kita melihat Dia tidak dapat diperbandingkan dan tidak dapat digambarkan. Kata-kata tidak sanggup memikul bobot kemuliaan serta keagungan dari diriNya.
Lalu kemudian di pagi hari ini kita mendapatkan lihat kesempatan ini untuk melihat kemuliaan diri dari Tuhan Yesus Kristus – malaikat Yahwe, Pembawa Pesan dari Perjanjian Yang tidak Diciptakan. Dia bukan superman, Dia bukan manusia super, akan tetapi Dia Tuhan itu sendiri yang mewujudkan diri di dalam kesamaan dari manusia dan bentuk manusia. Di sini terlihat sebelum Dia mengambil sifat kita di Betlehem di saat hari-harinya sebagai manusia. Sungguh seseorang yang tiada banding Dia itu. Seseorang. Tuhan bukan suatu “benda”, Ia bukan sebuah “kekuatan”. Ia bukan sebuah “unsur”. Ia bukan sebagai “Kausa Prima” Ia bukan “yang tak dikenal dan tak diketahui”, Ia itu seseorang. Ia itu seorang “pribadi” Dan Dia telah menampakkan diriNya sendiri di dalam Perjanjian Lama serta di dalam perjanjian Baru sebagai seorang manusia – di dalam wujud dan diri seorang manusia. Dan di dalam surga Tuhan yang Agung serta Juru Selamat kita – dan seorang manusia. D sini melihat kepada, menampakkan diri sebagaimana di dalam Theophany-Theophany yang lainnya di dalam Alkitab di dalam perujudan dan kemiripan dari seorang manusia. Akan tetapi, betapa suatu pribadi yang penuh dengan kemuliaan. Betapa seorang pribadi yang tiada bandingnya. Betapa Tuhan yang luar biasa dan tidak terlukiskan. Tidak ada suatu kesalahanpun di dalamNya.
Di dalam satu ayat yang indah yang saya baca Spurgeon, ia menggambarkan sebuah kunjungan ke suatu perpustakaan di perguruan tinggi Trinity College Library di Cambridge, Inggris. Dan di dalam perpustakaan itu terdapat sebuah patung dari Lord Byron – seorang penyair Inggris yang terkenal dan jangak. Orang yang membawa Spurgeon ke seluruh perpustakaan dan menunjukkannya patung yang khusus in dan berkata, “Kemarilah dan lihatlah padanya dari sudut pandang ini.” Dan ketika Spurgeon melihat pada potongan perunggu dari sudut pandang ini, ia melihat keagungan dari penyair Inggris itu, begitu diberkati – sebuah perwakilan yang luar biasa dari seorang ahli kesusasteraan jenius yang terbaik dari kesusasteraan Inggris. Kemudian orang itu berkata, “Sekarang, kemari dan lihatlah padanya dari sudut pandang yang ini.” Dan dari sudyut pandang yang satu ini ketika Spurgeon melihatnya, ia melihat jiwa yang penghujat, jahat, jangak, tidak bermoral yang memberikan dirinya kepada segala hal kecuali pengabdian, penghormatan serta penghargaan di hadapan Tuhan. Demikianlah Lord Byron. Dan Spurgeon menunujukkan bahwa semua kita lebih kurangnya agak seperti itu. Ada sudut pandang di mana kita dapat dilihat dan kita dapat menyerukan bahwa betapa mengagumkannya dan betapa baiknya betapa mulianya. Akan tetapi di dalam semua kita – lihatlah pada diri kita dari sudut pandang yang lain – aduh, aduh, aduh dan aduh, di sana ada kesalahan dan kegagalan serta kekeliruan. Semua kita seperti itu. Akan tetapi bagaimanapun saudara-saudara melihat kepada Tuhan Yesus Kristus – dari tempat mana yang menguntungkanpun, Ia selalu sempurna dan tidak bernoda. Di dalam masa kanak-kanakNya, di dalam penyebaran agamaNya, di dalam perbuatan-perbuatan baikNya di dalam hidupnya, di dalam kata-kata ramah yang diucapkanNya, di dalam penderitaan serta kematianNya, di dalam kebangkitanNya dan pada akhirnya di dalam pemerintahanNya, kembali kepada kemuliaan. Biar bagaimana saudara-saudara sekalian melihat Dia, tidak ada kesalahan di dalam diriNya. Seperti pada saat Pontius Pilatus mengumumkan putusan akhirnya, “Saya tidak menemukan kesalahan sama sekali pada diriNya.”
Dan pada saat kita menggolongkan Tuhan – Kristus – Mesias itu dengan manusia yang lain, bagaimanapun juga hati seorang Kristen telah dijaga. Bagi kita, hal itu bukan saja keliru, akan tetapi itu merupakan suatu perasaan yang tidak baik. Saya tidak dapat menahan diri saya kecuali bersimpati terhadap ucapan dari Ian Maclaren – mengutip –
Ketika seseorang dengan serius merekomendasikan Yesus untuk memperhatikan dunia jaminan dari Rousseau atau Napoleon atau ketika beberapa orang sastrawan yang berhati bersih menyulam sebuah paragraf yang berkekurangan dengan sebuah untaian nama, di mana Yesus diapit antara Zoroaster dan Goethe, keyakinan diri Umat Kristen dikagetkan. Perlakuan ini teidak semata-mata rasa yang tidak baik saja, sungguh mustahil oleh pemikiran dalil manapun. Hal yang demikian seolah-olah seseorang ingin memperbandingkan matahari dengan sebuah bola lampu pijar listrik atau warna dari pemerah pipi dengan sekuntuk mawar. Kristus bukanlah sebuah subjek atau sebuah studi. Ia merupakan suatu pernyataan kepada jiwa. Demikianlah Ia adanya atau tidak sama sekali.
Seperti seseorang pernah berkata,
Jika Yesus Kristus adalah seorang manusia
Dan hanya seorang manusia – saya berkata
Bahwa dari seluruh umat manusia aku bergantung kepadanya,
Dan kepadanya akau akan senantiasa bergantung
Jika Yesus Kristus adalah Tuhan,
Dan hanya Tuhan – aku bersumpah
Aku akan mengikuti Dia melalui suga dan neraka,
Bumi dan laut serta udara!
[Richard Watson Gilder, “Nyanyian seorang Penyembah Berhala”].
Dia itu unik. Dia itu terpisah. Dia itu. Tidak ada yang sama dengan Dia. Ia seorang Pesuruh dari Allah. Ia adalah Tuhan – Kristus di dalam wujud bentuk manusia.
Sekarang, reaksi dari setiap yang pernah melihat kepada Tuhan di dalam kemuliaanNya adalah selalu seperti Daniel ini: “Dan ketika aku melihat penglihatan besar itu, hilanglah kekuatanku. Aku menjadi pucat sama sekali” [Daniel 10:8]. Ketika seorang yang penuh dosa berdiri di hadirat Allah, dengan segera ia membuat dirinya membungkuk hingga menyentuh tanah. Hal itu benar dengan Yesaya. Ketika ia melihat kepadaNya, ketika ia melihat kepada Tuhan tinggi dan menjulang, ia berkata, “mataku telah melihat Sang Raja, yakni Tuhan semesta alam”; dan “Aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir” [Yesaya 6:5]. Ketika Simon Petrus melihat mujizat itu, ia terjatuh di kaki Yesus dan berkata, “Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa” [Luke 5:8]. Ketika Saul dari Tarsus bertemu dengan Dia di dalam perjalanannya menuju ke Damascus, matanya disilaukan oleh kemuliaan dari penglihatan itu dan terjatuh ke tanah. Dan di dalam Pasal yang pertama dari kitab Wahyu serta di dalam ayat yang telah saudara baca, ketika Yohannes murid yang kudus itu melihat Dia di kepulauan Patmos, ia tersungkur di depan kakiNya sama seperti orang yang mati, Kristus yang berkelimpahan itu.
Akan tetapi ia juga Tuhan Allah dari kasih dan kemurahan serta perhatian. Ada sebanyak tiga kali disebutkan di sini di dalam Pasal yang kesepuluh dari kitab Daniel, dalam ayatnya yang kesepuluh, ayatnya yang ketiga belas, di dalam ayatnya yang kesembilan belas. Ada sebanyak tiga kali dikatakan bahwa kemuliaan Tuhan Yesus Kristus yang menyampaikan tanganNya serta menjamah dia.. Tuhan menjamah dia. Tuhan menjamah bibirnya. Dan Tuhan menjamahnya sekali lagi. Ada sebanyak tiga kali Tuhan menyentuh dia. Tuhan bersaudara kepada kita. HatiNya bersama-sama dengan kita. Di dalam Pasal yang pertama kitab Wahyu, ketika Yohannes tersungkur di depan kakiNya sama seperti orang yang mati, Tuhan meletakkan tangan kananNya dan menjamah dia – Yesus Yang diurapi yang sama yang melakukannya. Karena kemuliaanNya telah membuat tiak ada perbedaan di dalam hatiNya. Dapatkah ada di sana yang kesenangan lebih banyak, lebih dalam, atau lebih baik dari pada mengetahui bahwa Tuhan Allah kita yang berada di surga memiliki hati seorang manusia dan memiliki pemahaman seorang manusia, dan setelah seperti kita yang telah mencoba dimana-mana, Dia itu hanya tidak berbuat dosa. [Ibrani 4:15]? Seorang imam tinggi yang simpatik kepada siapa kita telah diundang dan menemukan kasih untuk menolong di saat dibutuhkan. Sungguh sebuah wahyu yang luar biasa bahwa Tuhan kita di dalam sirga adalah seorang manusia dengan hati seorang manusia. Bukan berarti bahwa Dia bukan Tuhan. Dia adalah Tuhan seolah-olah Dia itu tidak seorang manusia. Akan tetapi Dia adalah seorang manusia seolah-olah Dia itu bukan Tuhan. KetuhananNya itu sempurna. KemanusiaanNya sempurna. Kita tidak boleh memisahkan Pribadi atau untuk mengacaukan sifat-sifat alaminya. Dia adalah Tuhan-manusia, Yahwe–Yesus, Malaikat Tuhan, Putra Allah, yang juga merupakan Anak manusia. Dan perhatianNya, persaudaraanNya adalah dengan kita. Dan melihat Daniel berputus asa dari wajahnya, Ia menjangkaukan tanganNya serta menjamahnya dan mengangkat dia, membangkitkan dia.
Ada seorang ahli sejarah yang mencari cara untuk mengilustrasikan mengapa pasukan Alexander yang Agung begitu mencintai dia dan dengan setia mengikuti dia. Dan ahli sejarah tersebut berkata bahwa ketika pasukan itu berbaris maju, Alexander selalu rurut berbaris di depan mereka. Ia turut merasakan penderitaan mereka. Dan ahli sejarah itu berkata bahwa berbaris melalui Asia kecil, yaitu Turki di zaman sekarang ini – beberapa dari antara saudara sudah pernah ke sana, di bawah panggangan sinar matahari serta debu dan panas yang tidak berakhir – berbaris di depan mereka, pasukan tersebut kehabisan air dan menderita rasa haus yang luar biasa. Dan ketika mereka sampai ke suatu mata air, tetesan air pendingin yang menyegarkan itu dibawakan ke hadapan Alexander itu sendiri. Apakah dia bukan raja mereka dan jenderal mereka? Akan tetapi Alexander akan menerimanya dan bertanya, “Apakah ada seseorang dari pasukan yang sakit?” Alexander tidak akan meminumnya sampai air penyegar yang pertama itu dibagi oleh pasukan yang sakit itu.” Tuhan kita juga seperti itu. Selama masih ada seseorang dari antara kita masih menderita sakit, Dia tidak merasa baik. Sepanjang salah satu dari kita masih kekurangan, Dia tidak merasa cukup. Selama salah satu dari kita masih berada di dalam penjara, Dia tidak bebas. Dia telah mengenali diriNya sendiri dengan kita. Dia adalah satu dengan kita. Dan Penengah kita Yang Agung, dan Perantara, dan Juru Selamat, adalah Tuhan-manusia Yesus Kristus, dinyatakan di sini, di dalam bentuk Theophany sebelum kelahiranNya. Dan di masa itu, dan bertahun-tahun sesudahnya, dipermuliakan di surga, Orang yang sama di dalam Perjanjian Lama. Di dalam Perjanjian Baru, Tuhan-Manusia, Yesus Kristus.
Disini kita telah mendapatkan penjelasan yang dibawa kepada Daniel tentang mengapa ada penundaan di dalam jawaban terhadap doa-doanya. Dia berdoa selama dua minggu dan langit tetap menguning. Ia kembali berdoa selama satu minggu lagi – tetap tidak ada jawaban dari Allah. Ia berdoa kembali selama tiga hari lagi, sampai hari yang kedua puluh empat dari bulan itu, dan kemudian jawaban itu datang – dan dengannya ada penjelasan. Orang yang luar biasa ini tubuhnya seperti permata Tarsis, dan wajahnya seperti matahari, dan suaranya seperti air yang terjun dan menggemuruh, Ia berkata kepada Daniel, “Janganlah takut, Daniel, sebab telah didengarkan perkataanmu sejak hari pertama engkau berniat untuk mendapatkan pengertian.” [Daniel 10:12]. Ketika pada hari pertama engkau berdoa, Tuhan mendengarkan. Tetapi ia berkata, “Pemimpin kerajaan orang Persia berdiri dua puluh satu hari lamanya menentang aku; tetapi kemudian Mikhael, salah seorang dari pemimpin-pemimpin terkemuka, datang menolong aku.” [Daniel 10:13].
Sekarang, di dalam pelajaran saya, saya menemukan apa yang saya kira kebanyakan – bagi saya kelihatannya seperti yang kebanyakan – kebanyakan orang yang memberikan komentar pada Pasal yang kesepuluh dari kitab Daniel ini berkata: bahwa orang yang mulia ini tidak mungkin Tuhan Yesus Kristus karena ia tidak dapat dapat dihalangi. Ia tidak dapat dirintangi. Dan walaupun orang yang berbicara ini mengatakan bahwa “sebab telah didengarkan perkataanmu sejak hari pertama engkau berniat untuk mendapatkan pengertian. Mereka datang di hadapan Tuhan. Akan tetapi, pangeran itu, malaikat yang jatuh yang membimbing takdir dari orang persia yang menghalangi aku. Jadi merea berkata bahwa yang ini tidak mungkin Kristus – orang ini tidak mungkin Tuhan Allah, karena Ia Maha Kuasa dan tidak dapat dirintangi atau dihalangi. Saya juga berharap demikian. Atau mungkin, karena tidak memiliki hikmat yang tidak terbatas, saya tidak mengerti mengapa hal tersebut demikian. Saya fikir bahwa hal tersebut benar adanya. Saya pikir bahwa Tuhan Allah itu Maha Kuasa. Saya akan menjadi orang yang terakhir yang menyangkal hal itu. Seluruh wewenang berada di dalam tanganNya. Akan tetapi saya juga menjadi yang pertama untuk mengakui bahwa saya juga berfikir bahwa kehendak Tuhan dapat dihalangi. Dan bahwa doa kita dapat dirintangi. Saya fikir bahwa ada kehendak yang lain di jagad raya ini disamping kehendak dari Allah. Dan saya fikir Tuhan dapat dilawan. Dan saya fikir doa-doa kita dapat dihalangi dan digagalkan. Dan saya berfikir bahwa bangsa Tuhan dapat dilecehkan serta diserang. Dan bukankah itu untuk kedaulatan kasih Tuhan telah dihancurkan? Saya telah menemukan hal itu di dalam Tuhan sendiri ketika ia datang ke Nazareth, di mana ia telah dilahirkan. Kitab Suci mengatakan bahwa “Ia tidak mengadakan mujizat besar di sana karena orang-orang yang tidak percaya mereka” [Matius 13:58]. Ia telah dihalangi serta dirintangi oleh orang-orang tidak percaya mereka sendiri. Ketika ia sampai di Gadara, penjaga babi serta pemilik kandang babi itu memohon kepadaNya untuk pergi, dan Ia pergi. Di dalam kisah tentang perumpamaan di dalam Pasal yang ke tiga belas dari kitab Matius, dikatakan bahwa Ia sedang berbicara dengan perumpamaan karena hati dari bangsa itu telah dilapisi dengan lilin, dan mata mereka telah dipejamkan, serta telinga mereka telah ditulikan; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya dan berbalik” [Matius 13:15]. Kehendak Allah dapat dihalangi dan dirintangi serta digagalkan.
Dan saya menduga dari apa yang dapat saya baca di sini bahwa kegagalan yang sama yang ditemukan di dalam doa serta tinggal di dalam dunia ini. Saya fikir saya baca di dalam yeks ini juga bahwa hal tersebut benar di dalam dunia yang tidak terlihat, dunia malaikan tang tidak terkalahkan. Ada oposisi terhadap Tuhan di hati semesta alam ini. Perang sipil dan perselisihan serta pembagian berada di pusat keberadaan di dalam penciptaan serta di langit itu sendiri. Dan pernah terjadi peperangan di surga. Ada pembagian kehendak di jagad raya ini. Dan disini juga terjadi kembali. Iblis menentang, dan diperlukan waktu selama tiga minggu untuk mendapatkan datangnya jawaban dari Tuhan, selama tiga minggu penuh dan tiga hari disampingnya. Mengapa? Saya membacanya di dalam kitab suci, bahwa Iblis melawan. Iblis menyerang. Di mana bibit yang baik itu ditaburkan, ia menuainya dengan tara. Ia bahkan membunuh Tuhan. Ia masuk ke dalam Yudas dan mengkhianati Tuhan. Ada hal yang sedemikian, para komentator serta sarjana-sarjana ini sebagai penyimpangannya, ada hal yang seperti melawan Tuhan serta menghalangi Tuhan serta merintangi kehendak Tuhan. Akan tetapi semuanya itu bersifat sementara saja. Di sana selalu ada kejayaan yang paling terakhir dan penghabisan Kita tidak boleh merasa lemah walaupun di waktu perang tersebut kita kalah – bahwa Iblis telah menang dan bahwa pangeran kegelapan telah mengambil alih kekuasaan atas pemerintahan dari tangan Tuhan, dan kita tidak akan memiliki apapun kecuali kegagalan serta keputusasaan bagi kita. Ia berkata, Mikhael, salah seorang dari pemimpin-pemimpin terkemuka, Malaikat Utama Mikhael yang berdiri untuk bangsaMu, datang untk menolong aku [Daniel 10:13]. Bukankah hal itu tidak biasa? Di dalam pencobaan dikatakan: “dan malaikat-malaikat datang melayani Yesus” [Matius 4:11]. Dan di taman Getsemane dikatakan, “Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya.” [Lukas 22: 43]. Di dalam ayat yang keempat belas dari kitab Ibrani Pasal yang pertama dikatakan: “Bukankah mereka semua adalah roh-roh yang melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan? [Ibrani 1:14]. Hal itu tidak biasa. Mikhael datang, yang berdiri untk bngsa Israel, untuk menolong dia serta berdiri di sampingnya. Lalu kemudian Tuhan mengakui sesuatu yang tidak biasa. “Dan tidak ada seorangpun yang bertahan denganKu di dalam hal ini, kecuali Mikhael pemimpinmu itu.” Seluruh dunia nampaknya telah dipenuhi dengan penjeraan terhadap rancana dan program Tuhan terhadap bangsaNya. Dan rupa-rupanya, dari apa yang dapat saya mengerti, seluruh dunia kegelapan, dunia Iblis dan Lucifer yang telah jatuh, juga menentang pemrograman Tuhan. Itu adalah kehendakNya – dan saya tidak memiliki waktu untuk membicarakannya dengan panjang lebar – terhadap bangsaNya untuk kembali. Hal itu datang dari kepulangan itu bahwa pengharapan akan datangnya Mesias akan dilahirkan dan menemukan hasil yang baik serta realisasi di Betlehem. Dan kehendak Tuhan juga bahwa, begitu banyak hal di masa yang akan datang yang belum diberikan kepada Israel. Begitu banyak yang sudah terlibat. Akan tetapi di dalam keterlibatan itu ia berkata, tidak ada yang berdiri dengannya di dalam hal ini, kecuali Mikhael, pemimpinmu. Sungguh suatu pengecualian yang mulia dan tunggal.
Hal itu seperti jika seorang pemuda yang merupakan seorang musisi dan dunia melihat kepada gubahan-gubahannya dengan penghinaan. Tidak ada penjualan, tidak ada penghargaan. Dan pemuda itu menuliskan: Tidak ada yang yang bertahan denganku di dalam hal ini kecuali Beethoven – hanya Beethoven. Akan tetapi tandatangannya serta persetujuannya dan penerimaannya akan lebih berharga daripada seluruh dunia persaingan yang meremehkannya. Bukan begitu? Atau seorang pemuda yang merupakan seorang pelukis dan dunia ini buta secara keseluruhan. Tidak akan ada penjualan untuk lukisan-lukisannya. Tidak akan ada penghargaan terhadap kejeniusannya. Dan ia dapat menulis: Akan tetapi tidak tidak ada seorangpun yang bertahan denganku di dalam hal ini kecuali Rafael. Akan tetapi mendapatkan kasih serta persetujuan dan dorongan serta penerimaan yang baik dari Rafael akan terasa seperti mendapatkan dunia di atas dan di bawah. Demikianlah caranya dengan kita. “Jika Tuhan di pihak kita,” jerit Paulus di dalam Pasal yang ke delapan dari kitab Roma, “siapakah yang akan melawan kita? . . . Siapakah yang akan emenggugat orang-orang pilihan Allah? . . . Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.” [Roma 8:28-33]. Seperti yang dikatakan di dalam Mazmur Pasal yang ke empat puluh dua, “Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah” [Mazmur 42:12].
Saya harus menutupnya. Itulah sebabnya di bagian awal dari ayat itu – di dalam ayat yang pertama dari kitab Wahyu, jika hal itu adalah benar – akan tetapi waktu yang ditetapkan masih panjang. Ah, betapa bosannya menunggu. Apakah akan benar terjadi? Akankah? Akankah kita pernah melihat hari itu? Akankah kita? Hal itu benar adanya, akan tetai waktu yang ditetapkan sangat lama, lama, lama. Dan bagi kita, pembagian menjadi dua sungguh sangat tidak dibutuhkan dan begitu sederhana dan begitu menyeihkan. Bukan untuk Tuhan. Bagi kita, hal itu merupakan dua hal yang berbeda. Untuk hal inilah kita selalu berdoa dan selalu meminta, dan percaya dan tentang hasil yang diberikannya. Waktunya sangat lama. Akan tetapi tidak buat Tuhan. BagiNya, waktunya sekarang tidak akan pernah berakhir. Merupakan masa kini yang tidak akan pernah berakhir. Ia melihatnya semua. Dan Dia meminta kita, “Jadilah semangat yang baik sera pesorak yang baik. Karena kehendak Ilahi tidak akan pernah berakhir dan berakhir dengan kegagalan – Tidak akan pernah.” Tuhan akan membuatnya terjadi dan kita akan hidup di dalam pengharapan serta di dalam kepastian dan di dalam kemenangan dan di dalam optimisme serta di dalam doa, “Jadilah kehendakMu - di dalam saya – di bumi seperti di sorga” [Matius 6:10]. Dan demikianlah permohonan kita kepada hatimu – untuk membuka jiwamu ke arah Tuhan dan kearah surga, unruk menyerahkan dirimu kepada pekerjaan serta maksud dan rencana serta program Tuhan kepadamu dan kepada hidupmu. Maukah saudara-saudara melakukannya pada hari ini? Sebentar lagi, kita akan berdiri untuk menyanyikan hymne permohonan kita. Dan di dalam sekitar balkon – sekeluarga, berdua berpasangan, atau hanya seorang dari saudara. Ada anak tangga di depan dan di kedua sisi auditorium ini, dan masih ada waktu dan tempat untuk saudara untuk datang. Jika saudara duduk di barisan terakhir di atas balkon yang kedua, datanglah, datanglah ke mari. Ambillah keputusan itu sekarang dan datanglah. Sekumpulan dan orang-orang yang berdesakan di lantai yang lebih rendah ini masuk ke dalam gang dari sini sampai ke depan. “Inilah aku, dan Inilah aku datang. Aku telah mengambil keputusan sekarang. Aku telah membuka pintu hatiku dan hidupku terhadap maksud dan rencana serta program Tuhan padaku. Aku menerimanya. Jika Alkitab mengatakan bahwa Dia mati karena dosa-dosaku, aku menerima pengampunan itu. Jika Dia mengatakan bahwa Dia bangkit untuk pembenaranku untuk menghadirkanku suatu hari nanti di surga, aku menerimanya sebagai sebuah berkat kasih. Aku berharap hatiku akan menuju Tuhan an menuju surga, dan inilah aku datang. Engkau dan keluargamu yang menyerahkan hidupmu di dalam persekutuan dari gereja terkasih ini, atau engkau dengan pasanganmu, atau hanya engkau sendirian. Di saat kita menyanyikan lagu kita dan ketika Roh Allah akan mendesak permohonan itu ke dalam hatimu, ambillah keputusan itu sekarang dan datanglah. Di ayat pertama dari bait yang pertama, datanglah. Lakukanlah sekarang. Ambillah keputusan itu sekarang. Sembari kita berdiri dan sembari kita bernyanyi.