KEPUTUSAN UNTUK ‘MELAKUKAN ATAU MATI’
(DO OR DIE DECISIONS)
Dr. W. A. Criswell
Daniel 1:8-9
05-03-70
Jika kita kembali ke kitab Daniel, khotbah ini bukan hanya disiarkan dan didengarkan, tetapi ada dua orang wartawan istana yang luar biasa, yaitu Ny. Brewster dan Ny. Lancaster, yang akan mencatat khotbah ini. Sekarang, Ny. Lancaster—anda tidak perlu mencatatnya, karena saya tidak bisa mempublikasikannya dalam buku itu. Tetapi mereka mencatat khotbah-khotbah tersebut dan akan dipublikasikan dalam sebuah buku. Volume pertama dari kitab Daniel diterbitkan satu setengah tahun lalu. Dan volume keduanya diharapkan keluar musim gugur lalu. Tetapi saya begitu sibuk menjadi bahan perdebatan di Southern Baptist Convention, sampai-sampai saya tidak punya waktu untuk belajar untuk mempersiapkan khotbah-khotbah ini. Dan saya tidak bisa berkhotbah tanpa mempelajarinya dulu. Jadi, selama masa jabatan saya, saya telah berkhotbah di suatu area yang sangat familiar bagi saya di Perjanjian Baru. Tetapi saya sekarang kembali ke kitab Daniel. Dan khotbah-khotbah ini akan berisi volume kedua dari nubuatan besar tersebut.
Judul pesannya adalah: Keputusan ‘Lakukan atau Mati’. Dalam Pasal 1 kitab Daniel, setelah kita diperkenalkan kepada anak muda – anak muda ini, yaitu, Daniel, Hananya, Misael, dan Azarya, dikatakan sebagai berikut:
Dan raja menetapkan bagi mereka pelabur setiap hari dari santapan raja dan dari anggur yang biasa diminumnya. Mereka harus dididik selama tiga tahun, dan sesudah itu mereka harus bekerja pada raja …
Tetapi Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya.
Maka Allah mengaruniakan kepada Daniel kasih dan sayang dari pemimpin pegawai istana itu.
Tetapi berkatalah pemimpin pegawai istana itu kepada Daniel, Aku takut, kalau-kalau tuanku raja, yang telah menetapkan makanan dan minumanmu, berpendapat bahwa kamu kelihatan kurang sehat daripada orang-orang muda lain yang sebaya dengan kamu, sehingga karena kamu, aku dianggap bersalah oleh raja.
Kemudian berkatalah Daniel kepada Melzar, penjenang, yang telah diangkat oleh pemimpin pegawai istana untuk mengawasi anak-anak muda itu.
Adakanlah percobaan dengan hamba-hambamu ini selam sepuluh hari dan biarlah kami diberikan sayur untuk makan (mari kita katakan sup sayur – biarlah kami diberikan sup sayur untuk dimakan) dan air untuk diminum. (Dan saya akan senang sekali memakannya dengan popcorn dan es krim buatan rumah.)
Sesudah itu bandingkanlah perawakan kami—(Saudaraku terkasih, anda tidak bisa memasukkannya ke dalam buku.) Sesudah itu bandingkanlah perawakan kami dengan perawakan orang-orang muda yang makan dari santapan raja, kemudian perlakukanlah hamba-hambamu ini sesuai dengan pendapatmu.
Didengarkannyalah permintaan mereka itu, lalu diadakanlah percobaan dengan mereka selama sepuluh hari.
Setelah lewat sepuluh hari, ternyata perawakan mereka lebih baik dan mereka kelihatan lebih gemuk daripada semua orang muda yang telah makan dari santapan raja..
Jadi Melzar si penjenang itu selalu mengambil makanan mereka dan anggur yang harus mereka mimum, lalu (memberikan sup sayur) memberikan sayur kepada mereka.
Dan kepada keempat orang muda itu Alah memberikan pengetahuan dan kepandaian tentang berbagai-bagi tulisan dan hikmat.
Nah, itulah latar belakang bagi renungan kita: Keputusan ‘Lakukan atau Mati’—maksud hati Daniel.
Di seluruh kehidupan ini dipenuhi dengan krisis dan keputusan. Hampir setiap hari selalu ada halangan di tengah perjalanan. Di manakah anda hari ini, merupakan akibat dari belokan pada jalan yang anda tempuh di hari yang lalu. Adalah merupakan suatu keheranan dari pikiran saya sendiri bahwa Tuhan telah membuat keputusan – keputusan ini sedemikian besar yang harus dihadapi di masa muda dalam kehidupan kita. Prakteknya, setiap warna dari keputusan hidup yang telah kita ambil dilakukan pada saat kita masih muda. Apakah seseorang itu seorang penganut Kristen ataupun tidak, kebanyakan diputuskan ketika ia masih kanak-kanak. Teman-teman yang kita pilih, teman hidup yang kita nikahi, Pekerjaan yang kita tempuh, hampir semua dari seluruh keputusan ini diambil ketika kita masih muda.
Daniel, sebagaimana dikatakan oleh kitab suci ini, tetap dituliskan pada tahun pertama Raja Koresh memerintah. Ketika pertama kali saya membaca teks ini, saya berada pada tahun 605 SM. Ketika saya sampai pada tahun pertama Raja Koresh, saya berada pada tahun 536 SM, tujuh puluh tahun kemudian. Dan pemuda ini, Daniel, telah menjadi seorang nabi sepanjang tahun-tahun tersebut. Dan pada umur yang mungkin sampai sembilan puluh, ketika ia dimasukkan ke dalam kandang singa, ia tetap merupakan hamba setia Allah. Tetapi suatu komitmen dan peralihan yang membuatnya begitu efektif dalam pilihan Tuhan telah dilakukan ketika usianya masih begitu muda.
Para petani mendapatak panen mereka di musim gugur karena pembajakan sawah serta penanaman dilakukan pada musim semi. Dana kemudian roda kehidupan yang telah membuat kita lelaki dan perempuan sebagaimana adanya berkaitan dengan pilihan yang telah kita ambil ketika kita masih muda. Dan pilihan-pilihan tersebut sangatlah sulit dalam kebanyakan contoh kasus.
Pemuda ini, Daniel beserta tiga teman baiknya telah diberikan santapan berupa daging yang juga merupakan santapan dari raja. Dan mereka minum anggur yang diminum juga olehnya. Bagaimana mungkin seseorang mampu menolak untuk menyantap daging santapan raja serta meminum anggur raja? Mereka telah dijamu serta diperlakukan bak seorang pangeran dan putra dari raja itu sendiri. Bagaimana mereka mampu menolaknya?
Adalah merupakan suatu adat kebiasaan pada masa Babel kuno bahwasanya mereka yang berada dilingkaran mahkota kerajaan dijamu secara megah pada meja makan sang baginda raja. Begitulah cara mereka selama ini telah dilatih. Dan juga merupakan adat kebiasaan dari daerah tersebut untuk mengatur kehidupan mereka sejalan dengan peraturan-peraturan yang dibuat oleh sang raja. Bagaimana seseorang dapat menolak hal tersebut? Ketika sedang berada di Roma, kita berperilaku sebagaimana seorang warga Roma. Dan ketika kita berada di tanah Babel, kita juga berperilaku seturut dengan perilaku dari warga Babel. Kita harus mengikuti adat kebiasaan, imajinasi serta ragam hari-hari pada masa yang kita jalani.
Apa yang mereka pikirkan, begitu jugalah yang harus kita pikirkan. Apa yang mereka lakukan, begitu jugalah yang akan kita lakukan. Bagaimana mereka bertindak, demikian pulalah tindakan kita. Kemanapun mereka pergi, kesana jugalah tujuan kita. Hal ini merupakan bagian dari kesukaran yang besar yang dihadapi oleh kaum muda. Dan bukan hanya itu, walaupun ia merupakan seorang budak dalam hukum sang raja. Dia merupakan seorang makhluk dan orang asing. Apakah ia itu seorang yang terlahir bebas, apakah seseorang itu merupakan seorang dari Kaldea, apakah seseorang itu merupakan seorang warga negara, kemungkinan akan menjadi lebih mudah untuk diputuskan. Tetapi ia merupakan seorang budak dan ia ditangkap di pengadilan asing. Dan ketika ia menghadapi keputusan tersebut, kemungkinan ia akan kehilangan kepalanya untuk menolak daging santapan raja serta anggur minuman raja tersebut. Masa depannya sedang dipertaruhkan. Kemajuannya sedang dipertaruhkan dan diatas seluruhnya itu, bahkan nyawanya sendiri.
Tetapi persoalan tersebut menyinggung suatu keputusan religius yang besar. Dan hanya keputusan yang diperhitungkan adalah keputusan yang dibuat dihadapan Tuhan. Anda lihat, hal tersebut merupakan tujuan dari raja tersebut, bahwa para pemuda tesrebut harus dapat dijauhkan dan dihentikan dari kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa. Dan mereka diharapkan menjadi penyembah berhala serta Chaldea serta beribadah kepada Bel-Merodach. Hal tersebut merupakan alasan mengapa raja tersebut merubah nama-nama mereka: Terhadap keempat pemuda ini yang dinamai untuk menghormati Sang Maha Kuasa yang agung yang berkuasa diatas permukaan bumi, Daniel, “Daniel”—“Tuhan itu Hakimku;” “Hananya”—“Tuhan itu Baik;” “Misael”—“Siapa yang seperti Tuhan?;” “Azarya”—“Tuhan itu kuat.” Gamblangnya, mereka lahir ke dalam rumah yang beriman dan para orang tua mereka telah memberikan nama kepada mereka seperti Sang Maha Kuasa di dalam surga. Dan Nebukadnezar bertujuan untuk mengubah semua itu.
Mereka diambil dari hadapan ayah mereka, dari tanah air mereka serta daripada takdir mereka, dan kepada mereka akan dimasukkan ke dalam agama serta pemujaan terhadap Chaldea. Maka mereka mengganti nama Daniel menjadi “Belteshazzar”—“Seorang Pelayan Baal.” Dan mereka mengganti nama Hananya menjadi “Shadrach”—“Di dalam Nama (Beberapa Dewa yang namanya juga tidak pernah kita ketahui).” Dan mereka juga mengganti nama Misael menjadi “Meshach,” sekali lagi, merupakan nama dari seorang Dewa yang telah menghilang dari lorong-lorong waktu. Juga mereka mengganti nama Azarya menjadi “Abednego”—“Budak Nego.” Dan tujuan dari seluruh skema tersebut adalah untuk membuat mereka melupakan Tuhan dan akan terperangkap dalam jaring penyembahan serta budaya dari Chaldea.
Dan hal ini merupakan harga dari apa yang akan mereka santap dan minum dan demikian juga dimaksudkan untuk membuat mereka agar membuat pemujaan dan Chaldea. Sebagaimana bisa anda lihat, Babel merupakan sebuah kota yang didedikasikan oleh suatu sikap relijius daripada sang Raja terhadap Bel-Merodach. Babel merupakan salah satu dari kota yang paling spektakular yang pernah dilihat di muka bumi ini. Bukti-bukti sejarah ini memberitahu kita bahwa dinding yang mengelilinginya setinggi tiga ratus kaki. Lebarnya sepanjang empat puluh kaki. Bahwa sungai Efrata mengalir melewati kota tersebut dan terbagi menjadi terusan-terusan yang indah yang kemudian membuat kota Venesia diluar dari interior kota. Benr-benar suatu kerajaan yang luar biasa di dalam dinding-dinding tersebut, lima puluh sampai enampuluh mil panjangnya.
Dan dapat dilihat istana raja merupakan sebuah kemuliaan – sebuah wilayah yang dikelilingi dinding tersendiri. Suatu pencarian pemandangan yang luar biasa menakjubkan telah ditorehkan pada dinding dari istana tersebut. Dan di bagian dalamnya, sebagai perbedaan terhadap istrinya yang berasal dari pegunungan Armenia, ia telah membuat sebuah taman diatas taman, diatas taman, diatas taman sampai kemudian terlihat seperti pegunungan yang menjulang. Dan sejarah menyebutkan taman tersebut merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia – taman tergantung Nebukadnezar, taman terbit.
Tetapi diluar dari seluruh hal spektakuler dari Babel kuno, tidak ada, bahkan bukan istana raja ataupun taman pegunungannya yang dapat menyerupai Kuil Agung dari Bel-Merodach. Para ahli sejarah mengatakan bahwa kuil tersebut memiliki menara setinggi lebih dari enam ratus kaki. Dan beberapa ahli sejarah mengatakan bahwa Kuil Karnak dari Thebes, Mesir juga para ahli modern mengatakan bahkan Gereja St. Sophia dari Konstantinopel atau Gereja St. Peters di Rome dapat menyaingi kehebatan tempat yang luar biasa tersebut. Dan makanan serta minuman yang telah disajikan kepada Bel-Merodach pada kuil yang megah tersebut yang kemudian dihantarkan ke hadapan Daniel dan ketiga sahabat Ibraninya tersebut.
Harganya merupakan sebagian dari proses kaldeanisasi serta permulaan dari pemujaan mereka terhadap berhala itu. Pada saat Daniel melihatnya, kitab suci mengatakan tujuan hatinya bahwa ia tidak akan mencemarkan dirinya sendiri dengan satu porsi daging santapan raja ataupun anggur yang diminumnya. Dengan kata lain, ia menolak untuk disatukan dengan pengikut Kaldea lainnya.
Ia selalu mengingat Tuhan Allahnya dan ia mengingat kepercayaan yang dianut oleh ayahnya, ia juga mengingat orang-orang kepada siapa telah diberikan Tuhan janji-janjiNya, dan ia juga mengingat; hukum-hukum Musa dan Leviticus mengenai kesucian dan ketidak sucian. Dan di dalam hatinya ia bermaksud bahwa lebih baik ia mati daripada mengalami kegagalan dalam iman – berpaling dari penyembahannya yang benar kepada Tuhan Allahnya. Dan oleh karenanya saya katakan bahwa keputusan tersebut bersifat religius, dan setiap keputusan terakhir yang terjadi yang dapat merubah kehidupan juga bersifat religius. Dan apabila keputusan tersebut tidak bersifat religius, hanya berada disekelilingnya, bersifat sementara dan tanpa arti yang mendalam.
Saya tidak dapat menahan diri kecuali tertarik membaca sebuah surat kabar harian dua hari yang lalu. Ada sebuah gambar Tom Landry yang besar, seorang pelatih tim Sepakbola Profesional di Dallas - The Dallas Cowboys. Dan di dalam artikel tersebut ia berkata bahwa perhatian utamanya di dalam menghadapkan anak muda dengan tantangan serta keuntungan dari mengikuti Yesus Kristus. Dia digambarkan sebagai seorang wakil direktur dan seorang pekerja yang tak kenal lelah dari sebuah organisasi nasional yang bernama Perkumpulan Atlit Kristen yang mana sekitar setengah lusinan atau selusin dari para pemuda kita bergabung di dalamnya. Lalu ia berkata: "Harlen Jones menakutkan saya"—(sekarang kita mengutip Tom Landry)—. “Harlen Jones menakutkan saya pada sebuah seminar tentang narkoba baru-baru ini ketika ia mengatakan bahwa kita akan kehilangan lima puluh persen dari generasi muda kita dalam sepuluh tahun mendatang pada kasus narkoba." Mengutip Tom Landry: "Satu-satunya pengobatan yang paling berhasil terhadap ketergantungan pada narkoba saat ini telah menjadi pengalaman rohani. Jika hal tersebut mampu menyelesaikan persoalan ketergantungan akan narkoba, ssebuah konfrontasi dengan Tuhan, coba pikirkan apa yang dapat dilakukan oleh generasi muda jika mereka menemukan Kristus sebelum terlibat di dalam masalah dengan narkoba."
Maka dari itu saya katakan, memberikan khotbah mengenai kalimat ini: Keputusan tersebut bersifat religius. Dan ketika seorang pemuda atau siapa saja berpaling daripada Tuhan Allah, seluruh kuasa kegelapan, perbuatan kejahatan, dan pengkhianatan, dan dosa serta keterbuangan, dukacita, kepiluan serta kehancuran - seluruh dunia berada di dalam lembah, menguap dari hadapan mereka. Tetapi apabila engkau berhasil mendapatkan seorang pemuda untuk memberikan hatinya kepada Tuhan serta untuk menerima Kristus sebagai juru selamat mereka serta untuk mengikuti Yesus, anda telah memecahkan permasalahan yang sedang dihadapinya di dalam kehidupannya. Setiap orang daripada mereka: Permasalahan dengan hukum serta permasalan dengan moralitas serta permasalahan dengan kebajikan, serta permasalahan dengan kebaikan serta kebersihan dan kaum muda pria serta kaum muda wanita; dan perkawinan dan rumah tangga serta anak-anak, dan tujuan dan penghakiman dan kematian serta keabadian — Jika engkau berhasil mendapatkannya untuk memberikan hatinya kepada Tuhan maka hal tersebut akan memecahkan permasalahan yang sedang kita hadeapi. Tetapi sakit hati dan deraian air mata yang kerap menemani banyak bapak-bapak dan ibu-ibu kita adalah: Kita tidak berhasil membuat anak-anak kita untuk melihat ke dalam Tuhan serta di dalam Kristus seorang sahabat yang terbaik yang pernah di dapatkan oleh generasi muda serta sebuah jalan yang paling suci yang pernah dilalui oleh generasi muda tersebut.
Sekarang, mari kita lanjutkan: Yang dimaksudkan oleh Daniel di dalam hatinya adalah, ia akan tetap tinggal di dalam keyakinan serta di dalam Tuhan. Dan ia pantas untuk dicintai serta berterima di dalam sebuah keputusan yang luar biasa. Tuhan membawa Daniel kedalam kemurahan serta kasih sayang yang lembut dengan para pangeran beserta dengan kasim-kasim mereka. Ia bukan hanya sekedar seorang pemuda yang baik hati, dan ia juga tidak hanya sangat ditentukan di dalam suatu komitmen untuk tetap tinggal dengan Tuhan, tetapi ia juga sangat menarik hati dan penuh kasih sayang serta berterima kasih di dalam keputusan tersebut.
Saya ingat sekali waktu Dr. W. R. White berkata kepada saya: "Merupakan suatu bencana ketika para pemuda yang merupakan hal yang paling mendasar untuk kebanyakan hal, hal yang paling tajam serta penuh carut marut di dalam jiwa mereka." Bukankah hal itu sungguh sangat memalukan? Keteguhan tersebut berubah menjadi sebuah ketegaran, dan komitmen tersebut berubah menjadi suatu kewajiban dan and pengabdian berubah menjadi suatu pertengkaran yang abadi. Merupakan sebuah bencana! Seluruh orang di dunia iniyang selayaknya berterima kasih dan penuh dengan kasih sayang serta baik hati dan berhati dermawan merupakan orang-orang yang sangat mencintai Tuhan.
Sekarang saya ingin memperlihatkan kepada saudara-saudara sekalian tentang sesuatu yang terjadi ketika anda melakukan hal tersebut. Ada ribuan cara untuk menyebutkan sesuatu benda. Dan jika anda mencintai Tuhan serta anda telah menyerahkan hidupmu kepedaNya – dan tentu saja hidup di dalam dunia yang penuh dengan keduniawian serta diantara orang-orang yang tidak beriman, sangat vital artinya apa yang kita lakukan, kita harus lakukan dengan penuh kerelaan serta penuh dengan kasih sayang – dan Tuhan akan bekerja! Ketika Daniel melakukan maksud tersebut di dalam hatinya dengan perasaan penuh kasih sweetly, dengan lembut mengakui maksud tersebut. Tuhan melakukan sesuatu terhadap Daniel. Tuhan campur tangan untuknya. Dan Tuhan membawa Daniel ke dalam nuansa serta kasih sayang yang lembut dimana ia pernah diajarkan.
Saya yakin Tuhan akan pernah mengecewakan seseorang, sampai kapanpun! Tidak akan pernah! Barang siapa yang menaruh kepercayaan kepadaNya, orang-orang yang begitu baik, serta indah dan dermawan serta penuh rasa syukur telah memberikan hidupnya ke dalam tujuan tersebut. Saya yakin Tuhan akan memberikan jalan. Saya yakin Tuhan akan campur tangan dan akan melihatnya.
Saya ingin memberitahu anda sebuah cerita yang pernah saya baca dalam minggu ini dari buku yang sangat sangat sangat sangat sangat tua. Saya tidak tahu berapa tua buku ini. Tapi saya memilikinya di dalam perpustakaan saya, dua atau tiga koleksi kecil dari para pengkhotbah yang telah meninggal dari sebuah generasi. Dan dari salah satu dari buku yang sangat sangat sangat sangat tua tersebut saya membaca cerita ini: dimana ada seorang anak laki-laki di Massachusetts yang memiliki seorang ayah yang gemar meminum minuman keras serta keluarga yang tercerai berai. Dan mengenai seorang yang beriman di kota itu yang sangat mencurahkan perhatiannya terhadap anak laki-laki dari keluarga tersebut. Sepertinya pemuda tersebut memiliki sebuah janji dan ia masuk ke dalam sebuat tim debat dari sekolahnya. Sahabat yang baik hati tersebut memperkenalkan diri kepada pemuda tersebut – seseorang dari keluarga peminum yang terbuang memperkenalkan Tuhan kepada pemuda itu dan, di hadapan Tuhan pula, ia membuat Pemuda itu berikrar bahwa ia tidak akan pernah meminum minuman keras. Tidak akan pernah!
Dan ketika pemuda tersebut bertumbuh, kepadanya telah dipercayakan sebuah surat yang ditujukan kepada John Quincy Adams, presiden Amerika Serikat. Dan ketika ia sampai ke Washington dan berdiri di hadapan sang presiden, John Quincy Adams, datang dari Massachusetts dan mengetahui latar belakang pemuda tersebut, ia menyambut pemuda tersebut serta berkata: "Malam ini engkau akan menikmati makan malam dengan beberapa pemimpin besar dari negara kita". Lalu pemuda tersebut duduk di bangku kehormatan di dalam Gedung Putih, dengan presiden Amerika Serikat serta para pemimpin besar negara lainnya. Di hadapan sang presiden terletak gelas anggur begitu juga terletah dihadapan sang pemuda, segelas anggur; begitu juga di hadapan para pemimpin kongres yang juga berada di sana. Pada saat sang presiden mengangkat gelasnya tinggi-tinggi untuk minum bersama-sama dengan pemuda tersebut di sisi tangan kanannya. Pemuda tersebut tersipu malu lalu akhirnya berkata, “Tuan Presiden, saya telah bersumpah bahwa saya tidak akan pernah minum minuman keras. Dan saya tidak dapat meminumnya!”
Sang presiden meletakkan kembali gelasnya dan kemudian ia berkata kepada para pemimpin bangsa yang lain, "Malam ini, tidak akan ada anggur yang akan diminum di meja ini!” Lalu setiap orang kemudian menyingkirkan gelas mereka. Lalu kongres mendengar hal tersebut; dan kemudian surat kabar harian juga mendengan apa yang terjadi.; lalu kemudian seluruh dunia juga mendengar tentang hal tersebut. Lalu di hari-hari serta tahun-tahun mendatang, Tidak ada seorang perwakilan atau pemimpin daerah yang lebih baik datang dari daerah Massachusetts selain Henry Wilson yang kemudian terpilih dan duduk di kursi wakil presiden Amerika Serikat.
Saya percaya bahwa: Ketika seorang anak laki-laki, seorang anak perempuan, menyerahkan hidupnya dengan cinta yang luar biasa serta kesetiaan di dalam kebaikan dan kemanusiaan kepada semangat dan pekerjaan Yesus Kristus, Saya yakin Tuhan akan berjalan di depannya. Saya yakin Tuhan akan campur tangan dalam kehidupannya. Dan saya yakin Tuhan akan mengerti akan dirinya.
Mari kita lanjutkan: Jika saudara memiliki iman kepada Tuhan maka saudara akan mendapatkan pencobaan. Pasti. Tidak ada seorangpun yang percaya di dalam Tuhan yang tidak dapat berjalan melalui pencobaan yang berapi-api. Maka sambutlah! Sambutlah! Kita tidak akan ragu-ragu atau segan-segan untuk meletakkan iman kita kedalam ujian tersebut. Sambutlah – segala pencobaan tersebut. Daniel mengatakan bahwa: “Singkirkanlah makanan ini, singkirkanlah anggur ini, marilah kita menyantap sayur-sayuran. Cobailah kami dan pada akhir dari masa pencobaan di sini selama sepuluh hari itu, lihatlah kami dan lihatlah apakah iman kami belum ditetapkan dari surga. Cobailah kami!”
Bahkan orang yang mendirikan rumahnya diatas bebatuan telah mencobanya! Karena Tuhan telah berfirman, “Musim hujan telah tiba dan banjir telah datang serta angin telah berhembus dan menghancurkan rumah tersebut”. Semua kita akan melalui pencobaan tersebut. Kita tidak boleh merasa ngeri, ataupun penuh dengan kekhawatiran atau bahkan merasa ragu-ragu. “Baik!” Apapun bentuk dari pencobaan tersebut kami telah menyerahkan jiwa kami kepada Tuhan. “Di sini aku berdiri, maka tolong aku, aku tidak dapat melakukan yang lain!” Dan begitulah yang terjadi kepada kami, di dalam hati dan jiwa kami yang pengecut dan penakut – karena setaip pencobaan tidak berarti untuk janji surgawi kami:
Apakah saya prajurit salib,
Seorang pengikut domba,
Apakah saya takut akan akibat dariNya,
Atau malu berbicara atasNya?
Aku harus memikul (langit)
Pada ranjang kenikmatan yang berbunga
Ketika yang lain berjuang demi kemenangan,
Dan berlayar melalui lautan darah?
…Pasti aku akan berjuang jika aku memerintah;
Tumbuhkan semangatku, Tuhan!
Kan kutanggung beban, kupikul penderitaan,
Didukung oleh seluruh dunia.
[Isaac Watts, 1709]
Sebuah pencobaan – dan jangan takut – akan datang, tetapi Tuhan akan menyelamatkan engkau. Tujuan dari hati ini, keputusan “Lakukan atau Mati” ini – dan Tuhan memanggil kita untuk berbuat untukNya. Lakukanlah! Seperti Joseph juga telah melkukannya- pada akhirnya di dalam penjara bawah tanah di Mesir, tetapi Tuhan menyelamatkannya. Seperti yang dilakukan Musa – menolak untuk disebut sebagai anak dari putri sang Firaun, bahwa kemungkinan ia akan mengalami penderitaan karena persekutuannya dengan Tuhan. Lakukanlah! Seperti yang dilakukan oleh Hananya dan Misael dan Azarya – lebih baik dimasukkan ke dalam tungku pembakaran yang bernyala – nyala daripada menyangkal iman mereka. Lakukanlah! Seperti manis dan indahnya sebuah lagu tentang penyerahan dan ajakan yang kita nyanyikan:
T’lah kuputuskan tuk mengikuti Yesus,
Ku tak kembali, ku tak kembali ….
Walau tiada yang menemaniku, aku tetap mengikuti.
Dunia di belakangku, salib dihadapanku.
Ku tak kembali, ku tak kembali ….
Aku telah memutuskan – dan Daniel telah meniatkan di dalam hatinya. Lakukanlah! Dan Tuhan akan memberkati serta menguduskan penyerahan yang suci dan surgawi. Aku akan berdiri di sini, di sisi dari meja makan malam dari Tuhan kita, apakah saudara mau ikut dan berdiri bersama-sama denganku? “Pastor, hari ini aku akan memberihan hatiku kepada Kristus dan aku mau ikut. Aku mengambil keputusan itu sekarang dan aku mau ikut”
Sebuah keluargamu, yang meletakkan lingkaran dari sebuah rumah di dalam persaudaraan dari gereja kita yang terkasih ini: “Inilah aku dan sekarang aku datang; istriku, anak-anakku, keseluruhan kami akan datang hari ini.”
Maukah saudara? Ambillah keputusan itu di dalam hatimu sekarang! Di dalam lingkaran balkon, pada lantai yang lebih rendah ini, dan pada saat kita berdiri untuk bernyanyi, datang dan berdiri, pada nada pertama dari bait yang pertama: “Inilah aku, Pastor, dan aku akan datang”. Lakukanlah sekarang sembari kita berdiri dan bernyanyi.