NEBUKADNEZAR DARI BABEL

(NEBUCHADNEZZAR OF BABYLON)

 

Dr. W. A. Criswell

 

Daniel 2:3-12

11-17-96

  

 

Sungguh sangat berharga tatkala mempersiapkan pelajaran ini hanya untuk mendengar saudara-saudara sekalian menghargainya. Dan saya mengucapkan terima kasih untuk hal itu.

 

Sekarang kita akan membuka pasal yang kedua dari Kitab Daniel. Dan pokok pikiran kita adalah Kepastian dan Kekekalan Firman Tuhan. Kita akan memulainya dengan pasal yang kedua, dari ayatnya yang ke 3 sampai dengan ayat ke 12. Dan kita akan memperhatikan tekanan yang panjang kepada kelupaan dari sang raja.

 

Jadi, mari kita mulai pada ayat yang ketiga dari pasal kedua, dan bacalah sampai kita putuskan untuk berhenti membacanya. Sekarang, kita akan berbicara tentang raja Nebukadnezar dari Babel:

 

Kata raja kepada mereka: “Aku bermimpi, dan hatiku gelisah, karena ingin mengetahui mimpi itu.” Lalu berkatalah para Kasdim itu kepada raja (dalam bahasa Aram): “Ya raja, kekallah hidupmu! Ceriterakanlah kepada hamba-hambamu mimpi itu, maka kami akan memberitahukan maknanya,” Tetapi raja menjawab para Kasdim itu: “Aku telah mengambil keputusan, yakni jika kamu tidak memberitahukan kepadaku mimpi itu dengan maknanya, maka kamu akan dipenggal-penggal dan rumah-rumahmu akan dirobohkan menjadi timbunan puing; tetapi jika kamu dapat memberitahukan mimpi itu dengan maknanya, maka kamu akan menerima hadiah, pemberian-pemberian dan kehormatan yang besar dari padaku. Oleh sebab itu beritahukanlah kepadaku mimpi itu dengan maknanya!” Mereka menjawab pula: “Silakan tuanku raja menceriterakan mimpi itu kepada hamba-hambanya ini, maka kami akan memberitahukan maknanya.” Jawab raja: “Aku tahu benar-benar, bahwa kamu mencoba mengulur-ulur waktu, karena kamu melihat, bahwa aku telah mengambil keputusan, yakni jika kamu tidak dapat memberitahukan kepadaku mimpi itu, maka kamu akan kena hukuman yang sama; dan aku tahu bahwa kamu telah bermufakat untuk mengatakan kepadaku hal-hal yang bohong dan busuk, sampai keadaan berubah. Oleh sebab itu ceriterakanlah kepadaku mimpi itu, supaya aku tahu, bahwa kamu dapat memberitahukan maknanya juga kepadaku.” Para Kasdim itu menjawab raja: “Tidak ada seorangpun di muka bumi yang dapat memberitahukan apa yang diminta tuanku raja! Dan tidak pernah sorang raja, bagaimanapun agungnya dan besar kuasanya, telah meminta hal sedemikian dari seorang berilmu atau seorang ahli jampi atau seorang Kasdim. Apa yang diminta tuanku raja adalah terlalu berat, dan tidak ada seorangpun yang dapat memberitahukannya kepada tuanku raja, selain dari dewa-dewa yang tidak berdiam diantara manusia.” Maka raja menjadi sangat geram dan murka karena hal itu, lalu dititahkannyalah untuk melenyapkan semua orang bijaksana di Babel. Ketika titah dikeluarkan, supaya orang-orang bijaksana dibunuh, maka Daniel dan teman-temannyapun terancam akan dibunuh. 

 

Dan kemudian saudara-saudara mengetahui kisah dari Daniel serta teman-temannya yang dipenjara. Baiklah, demikianlah salah satu peristiwa yang paling menarik yang akan pernah saudara-saudara baca di dalam hidup saudara.

 

Saya berjalan di sepanjang studi saya usul yang paling memukul yang pernah saya dengarkan. Dan usul tersebut adalah: Apakah sang raja benar-benar lupa? Atau dia hanya berpura-pura kelupaan untuk menguji para ahli jampi dan para Kasdim itu – para imam dari dewa Bel-Merodakh? Apakah dia hanya menguji mereka untuk melihat apakah mereka benar-benar mengetahui atau jika mereka hanya berpura-pura atas penafsiran mereka?

 

Baiklah, demikianlah suatu pemikiran yang indah. Saya benar-benar merasa berterima kasih terhadap usulan seperti itu, dan mengakui bahwa usulan itu datang dari dewa-dewa, mengapa para dewa itu juga tidak dapat menunjukkan mimpi itu kepada mereka? Ada yang dengan mudah dapat dilakukan pada bagian dari para dewa seperti yang lainnya. Maka, dalam rangka untuk menguji mereka, mengapa, saya katakan, raja itu berpura-pura lupa – ia menganggap dirinya benar-benar lupa – hanya untuk melihat jika para ahli jampi itu membuat benar dari interpretasi tersebut.

 

Baiklah, saya ingin menggunakan kepura-puraan tersebut, perlakuan itu, di dalam hal yang mana saya telah diperkenalkan sejak mulai saya masih anak kecil: yaitu, berbicara dalam bahasa-bahasa di dalam gereja. Apakah itu benar? Apakah mereka benar-benar berbicara dalam bahasa-bahasa yang tidak dapat dipahami sama sekali? Atau, apakah mereka hanya berpura-pura – apakah mereka hanya menganggap dirinya demikian? Apakah hal itu merupakan sebuah penipuan – Apa yang sedang mereka lakukan?

 

Sekarang, di dalam kisah dari kedatangan Tuhan di Pentakosta, terdapat tiga keajaiban yang begitu indah. Yang pertama adalah suara dari angin kencang yang menggemuruh. Yang kedua adalah cahaya yang terbuat dari api, lidah api, yang menjilat-jilat di atas kepala dari masing-masing murid itu. Dan yang ketiga adalah seorang sedang berbicara di dalam sejenis bahasa asing.

 

Jadi, apapun yang dilakukan oleh orang yang berpura-pura dan penipu ini, mereka menganggap itu kemampuan untuk berbicara dalam sebuah bahasa yang tidak dikenal. Dan kemudian – kepura-puraan lagi – beberapa orang berdiri dan mengajukan diri dan mengakui untuk menterjemahkan bahasa yang tidak dikenal itu ke dalam bahasa – jika pendengarnya adalah orang Inggris, maka akan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris – jika yang berada di sana adalah orang-orang Perancis, maka akan diterjemahkan ke dalam bahasa Perancis.

 

Sekarang, demikianlah salah satu dari yang paling menarik yang saudara coba untuk ikuti di dalam hidup saudara. Apakah hal yang sedemikian adalah kemunafikan? Apakah itu kebodohan? Apakah hal yang sedemikian adalah kedunguan? Tidak dapat masuk akal di dalam hidup dari sebuah jemaat – hal-hal yang sedemikian itu? 

 

Hal tersebut hampir secara universal terjadi di beberapa tempat yang berbeda di segala penjuru. Jadi, saya pernah diperkenalkan kepadanya sejak saya masih kecil.

 

Dan inilah salah satu hal yang datang ke dalam hidup saya mengenai hal tersebut: Saya memiliki seorang teman yang merupakan murid dari sebuah seminari. Dan dia tidak lagi mendapatkan pengajaran dan secara nyata tidak memiliki lagi perlakuan istimewa, mengapa, karena ia mengikuti salah satu jenis kebaktian. Dan mereka berbicara dengan menggunakan bahasa yang tidak dikenal, bahasa yang asing – meracau, saya katakan begitu.  Mereka hanya berbicara seperti itu.

 

Jadi, dia berdiri di sana dan dia mengutip dari Mazmur yang pertama dengan menggunakan bahasa Ibrani – bahasa Ibrani yang asli. Dia berdiri ditengah-tengah di sana dan dia mengutip dari Mazmur yang pertama di dalam apa yang bagi mereka adalah bahasa yang tidak dienal.

 

Kemudian, mereka menunggu sebuah penterjemahan. Dan di dalam waktu yang tidak lama, mengapa, salah satu dari penipu itu berdiri untuk mengartikan apa yang telah dikatakannya di dalam bahasa asing tersebut.

 

Dan inilah yang dikatakannya. Ia mengatakan bahwa Tuhan telah memberikan penyingkapan ini kepadanya, berbicara kepada kita dengan menggunakan bahasa yang tidak kita kenal. Dan bahasa yang tidak kita kenal itu adalah begini: Ia telah berkata kepada kita melalui penyingkapan tentang bagaimana seorang wanita seharusnya berpakaian ketika wanita tersebut mendatangi gereja dan bagaimana wanita tersebut seharusnya berbuat serta menyisir rambutnya dalam rangka ia akan berada di tempat yang terbuka.

 

Baiklah. Terjemahannya telah disampaikan. Murid yang masih muda itu tertawa, dan kemudian ia memberitahu mereka apa yang telah dilakukannya. Sebenarnya dia hanya telah mengutip dari kitab Mazmur yang pertama di dalam bahasa Ibrani. Dan peristiwa itu membuat orang-orang yang berada di dalam gereja itu sangat marah sehingga orang banyak itu menangkapnya dan secara harfiah melemparkannya ke luar. Apa yang saudara fikirkan tentang hal itu?

 

Baiklah, pengamatan saya adalah: Tidak ada kemungkinan di dalam pengalaman manusia dan di dalam kehidupan umat manusia yang sama dengan penipuan serta pemalsuan dan kepura-puraan dan kemunafikan di dalam gereja, di dalam rumah Tuhan, Terdapat lebih banyak yang sedang berlangsung – lebih banyak hal yang luar biasa yang terjadi kembali. Tidak ada tempat di dunia ini di mana begitu banyak yang dilakukan di dalam rumah Tuhan, di dalam agama serta di dalam nama Tuhan.

       

Baiklah. Saya ingin memberikan contoh yang lain lagi kepada saudara-saudara sekalian: Saat ini yang harus diperhatikan secara terpisah, hal-hal seperti kepura-puraan.  Ingatlah, saya telah menyinggung tentang fakta bahwa pengarang ini, pada saat membahas penyajian panjang raja ini di sini di dalam kepura-puraannya – ada sesuatu mengenai kepura-puraan serta berbicara bahasa: beberapa saat yang lalu, saya membawa sebuah kelompok dari bangsa kita ke negeri komunis Rusia, dan beberapa dari antara saudara juga ikut bersama-sama dengan kami. Dan dua dari antara mereka, khususnya Ny. C dan Jack Pogue, mereka juga bersama-sama di dalam kelompok tersebut pergi ke negara komunis Rusia.

 

Dan di dalam perjalanan pergi ke negara komunis Rusia tersebut, kami berhenti di Stockholm, Swedia selama beberapa hari. Dan di dalam pemeliharaan Tuhan, beberapa hari itu termasuk satu hari Minggu, harinya Tuhan. Dan saya telah diundang untuk berkhotbah di sebuah gereja yang terbesar di Swedia, bertempat di kota Stockholm. 

 

Jadi, saya ditemani untuk naik ke atas mimbar dan saya kemudian duduk di atas mimbar tersebut. Gereja itu sungguh luar biasa besarnya sama seperti milik kita ini. Gereja itu memiliki balkon di sekelilingnya. Dan di balkon di atas sana itu duduklah Ny. C. dan Jack Pogue.

 

Baiklah, kemudian mereka menyanyikan sebuah lagu persembahan mereka. Dan ketika selesai menyanyikan himne tersebut, mengapa, pendeta tersebut mengundang semua orang untuk duduk? Dan tempat-tempat duduk mereka sama seperti yang biasa kita pakai – mungkin sampai sekarang mereka masih menggunakannya, saya tidak dapat mengingatnya – saudara tahu, ketika mereka berdiri, kursi itu juga akan berdiri. Dan ketika saudara duduk, saudara harus memegang kursi tersebut dan menariknya ke bawah untuk diduduki.

  

Baiklah, mengapa, saya sedang melihat ke atas ke arah sepasang jemaat yang berada di balkon, dan mereka telah selesai menyanyikan lagu tersebut, dan pendeta berkata: “Sekarang saudara sudah boleh duduk kembali,” Ada seorang perempuan – ada seorang wanita, persis di samping tuan Jack Pogue yang tertawa terbaha-bahak dengan suara yang keras dan berbicara dengan menggunakan bahasa yang tidak dikenal.

 

Dan hal itu membuat Jack Pogue ketakutan setengah mati. Ia belum pernah melihat ataupun mengalami kejadian seperti itu di dalam hidupnya. Bagi saya, agal lucu rasanya untuk melihat wanita itu berbicara dengan suara yang kuat dengan menggunakan bahasa yang tidak dikenal. Akan tetapi, seperti yang saya katakan, ia membuat Jack ketakutan setengah mati.

 

Jadi, ketika pendeta itu berkata,” “Sekarang saudara sudah boleh duduk kembali,” mengapa, Jack tidak habis fikir tentang situasi di dalam mana ia sedang berdiri. Dan dia tidak menurunkan tempat duduk itu. Jadi, dengan melupakan bahwa ia masih dalam keadaan berdiri, ia kemudian duduk dan telentang di atas lantai.

 

Dan semua orang di sekitar itu menertawakannya, termasuk Ny. C, ketika ia menelentang di atas lantai tersebut. Dan selama beberapa hari sesudahnya, mengapa, di dalam bagian yang merintangi dan yang terakhirnya, ia merasakan perasaan tentang pergi ke gereja di pagi hari itu.

 

Saya hanya mengatakan kepada saudara-saudara bahwa ada yang lebih palsu dan yang lebih bepura-pura serta yang lebih munafik di dalam gereja daripada di tempat lain manapun di dunia ini. Dan yang ini adalah salah satu dari antara mereka.

 

Baikah. Mengapa Wahyu Tuhan dan penafsiran-Nya? Saya sudah menjawab pertayaan itu berulang kali – mengapa Tuhan melakukannya.

 

Pengamatan saya yang pertama mengapa Tuhan melakukannya – ia memberikan wahyu kepada kita beserta dengan penafsirannya – dalam rangka supaya kita boleh diselamatkan dari penghakiman yang keliru. Begitu mudahnya bagi seseorang untuk jatuh ke dalam penyimpangan:

 

Pada waktunya, era dari umat manusia;

Di angkasa, untuk berbicara kepada dunia disekeliling kita;

Dalam kebenaran, seperti melihat pada sebuah pegunungan yang luas;

Dalam kehendak, seperti labirin yang berkelanjutan.

 

Tuhan harus menyatakan kepada kita tentang pembersihan serta arti dari segala hal di dlam kehidupan ini. Ketika saya bertumbuh menjadi lebih dewasa – belajar tanpa batas, dan masih terus melakukannya – Saya diliputi oleh betapa kecilnya, kecil, kecil dan bertambah kecilnya kita memahami tentang segala sesuatu. Maka, haruslah dinyatakan kepada kita tentang pembersihan tersebut dan hal-hal yang menyinggung kepada kehidupan kita manusia.  

 

Dan hal itu membawakan kebaikan serta kemurahan Tuhan kepada kita di dalam wahyu-Nya beserta dengan penafsiran-Nya. Apakah saudara-saudara ingat di dalam kitab Yeremia di dalam pasal yang kedelapan, orang-orang itu mengatakan: “Damai sejahtera!” “Damai sejahtera!” “Damai sejahtera!” “Damai sejahtera!”

 

Dan nabi Yeremia berkata, dari pada Tuhan: “Engkau akan segera dibawa pergi untuk ditawan!” Demikian sungguh merupakan kekhasan dari padanya. 

 

Baiklah, izinkanlah saya mengambil suatu bagian dari hidup saya. Saya tumbuh di zaman pasca millennialisme. Pasca - Millennialisme merupakan sebuah doktrin – dan Truett merupakan salah satu eksponennya, sedang berada di dalam gereja ini. Di sebelah sana di dalam Seminari Southwestern kita, orang yang mendirikannya merupakan seorang eksponen pasca-millenialisme yang penuh dengan semangat. Mengalahkan segala hal yang pernah saudara-saudara lihat!

 

Truett tidak pernah memberikan sebuah khotbah yang diajarkannya lebih sering dari pada: “Keadaan akan menjadi lebih baik.” Kristus harus memerintah sampai semuanya berada di bawah kaki-Nya. Pasca-Millenialisme: segalanya akan menjadi lebih baik dan lebih baik dan lebih baik dan lebih baik lagi, sampai pada akhirnya kita diantarkan ke dalam kerajaan serinu tahun dan kedatangan Kristus karena pekerjaan kita yang baik. Begitulah caranya saya bertumbuh.

 

Jadi, hal tersebut membangkitkan kaum pecinta perdamaian dari seluruh dunia ini dan khususnya di Amerika. Keadaan akan menjadi lebih baik, dan lebih baik dan lebih baik. Kita tidak perlu khawatir mengenai segala hal akan menjadi semakin buruk, semakin buruk dan semakin buruk.

 

Jadi, kami mengundang sebagian dari mereka kaum pecinta kedamaian itu. Segala hal akan menjadi penuh dengan kedamaian. Kita akan melupakan peperangan dan pertentangan dan selanjutnya dan selanjutnya. Dan hal itu secara mencolok khususnya terjadi di akhir tahun 1920an dan awal tahun 1930an.

 

Jadi, ketika Perang Dunia II pecah, saudara-saudara tidak dapat membayangkan jika saudara adalah warga Amerika, kecuali saudara mengalami kehidupan tersebut. Astaga hidup! Tidak ada suatu persiapan terhadap suatu pertentangan seperti itu di dunia ini dan khususnya jika benar dari Amerika.

 

Sekarang, apa yang harus saudara-saudara sekalian lakukan adalah membaca Alkitab, seperti kitab Daniel 9:16: “Peperangan dan pemusnahan telah ditetapkan sampai akhir zaman.” Demikianlah apa yang dikatakan oleh Buku Tuhan. Walaupun para pekabar injil yang menakjubkan ini – para penganut pasca-millenialisme :” Kita akan mencapai hal-hal yang lebih baik, dan lebih sempurna, dan lebih mulia sampai pada akhirnya kerajaan seribu tahun itu diterima masuk.” 

 

Apa yang saudara-saudara sekalian harus lakukan adalah membaca kitab Wahyu 16:13-16 dan kitab Wahyu 19:11-16 dan, di sana, saudara-saudara akan dipertemukan dengan akhir zaman kita. Bagaimana sebenarnya akhirnya? Di dalam perang Armagedon! Bagaimana hal itu berakhir? Di dalam peperangan dan pemusnahan yang luar biasa! Saya mengatakannya kepada saudara-saudara: kita membutuhkan Alkitab ini! 

 

Dapatkah saya memberikan satu contoh lain daripadanya di dalam kehidupan dari bangsa kita? Dan hal itu menyangkut kepercayaan kita yang keliru menyangkut sumber-sumber kejahatan. Para sosiolog biasanya akan berkata, ketika saya masih anak kecil, bahwa sumber dari kejahatan terletak pada kemiskinan: kondisi kita kemiskinan kita.

 

Dan mereka membawakan pengakuan yang kedua: jika kita semua begitu kaya, maka tidak akan ada tindak kejahatan. Untuk memulai, sangat aneh rasanya bagi saya karena saya tumbuh sebagai seorang anak yang miskin seperti yang tidak pernah saudara ketahui dan belum pernah jumpai.

 

Dan pada saat saya mendapatkan gereja saya yang pertama dengan anggota jemaat yang hanya delapan belas jemaat, gaji saya hanya sebesar $ 20 sebulan, saya harus belajar untuk hidup tanpa apapun. Dan saya hidup benar-benar dengan $ 20 sebulan.  Tidak ada pernyataan yang dilebih-lebihkan! 

 

Jadi, para sosiolog menyatakan bahwa sumber dari seluruh tindak kejahatan kita adalah kemelaratan kita. Panel-panel TV, dan seterusnya, dan seterusnya, mereka telah mendengungkan kepercayaan-kepercayaan yang sama.

 

Maka, kita akan menjadi makmur, seperti tidak ada seorangpun di dunia ini pernah memimpikan untuk menjadi demikian makmurnya. Suatu hari di minggu yang baru berlalu, tepatnya pada hari Jumat, kami mengadakan jamuan makan malam di kampus kami – di sana kami mengundang sekitar 400 orang usahawan untuk mendengarkan kepada Sir John Templeton, yang merupakan seorang miliarder.

 

Dan memukul semua hal yang pernah saudara dengarkan, ia memakai semua waktu 30 menit dari pidatonya, berbicara tentang bagaimana kita telah menjadi makmur melampaui segala hal yang pernah dimimpikan oleh dunia ini. Sekarang pendapatan kita sebanyak 100 kali dari pada saat mereka yang hanya beberapa tahun yang lalu – dan seterusnya dan seterusnya.

 

Baiklah, bagaimana dengan hal tersebut? Bagaimana dengan hal itu? Kemakmuran itu akan menyingkirkan tindak kejahatan – Bagaimana dengan hal itu?

 

Baiklah, salah satu statistiknya adalah: Tidak pernah pernah terjadi di dalam sejarah penciptaan ketika kejahatan begitu menjadi-jadi sebagaimana dengan saat ini! Bukankah hal tersebut mengacaukan apa yang selama ini pernah saudara saksikan?

 

Apakah saudara tahu, ketika saya datang ke kota Dallas ini sekitar 52 tahun yang lalu, kota Dallas penuh disesaki dengan semua orang di pusat kota, termasuk saya dengan Ny. C. Semua orang! Gambar itu menunjukkan di mana di pusat kota, hal-hal yang dramatis berada di pusat kota, pertokoannya - oh, jalanannya di pusat kota begitu penuh sesak – di pusat kota! 

 

Apakah saudara kenal siapa yang mengepalai Ensearch, pada sistem gas kota kita, Lone Star Gas, ia mengundang saya untuk suatu makan malam – dia merupakan salah satu Diaken saya – ia mengundang saya untuk makan malam di lantai yang paling atas dari blok sebelas sana, di mana mereka melakukan seluruh jasa mereka. Jadi, ketika saya selesai menikmati makan siang, dan waktu menunjukkan pukul 1:30, mengapa, saya harus kembali kepada pelajaran saya di sini di dalam gereja.

 

Jadi, ia mengatakan  kepada saya: “Sekarang, saya akan meyuruh mobil saya untuk anda supaya mengantar anda kembali ke kantor anda.”

 

Saya berkata: “Anda tidak perlu melakukannya! Hanya sekitar lima blok saja dari sini ke kantor saya dan saya butuh untuk berjalan.”

 

Ia berkata: “Biar bagaimanapun, saya tetap akan memanggilkan mobil untuk anda!”

 

Baiklah, saya berkata: “Anda tidak akan melakukan hal itu!”

 

Ketika ia berkeras pada sesutu, ia berkata: “Baiklah, jika anda tidak akan membiarkan saya mngambilkan mobil untuk anda, Saya akan memanggil salah seorang dari satpam saya di Lone Star Gas ini dan menyuruh dia untuk berjalan bersama-sama dengan anda sampai ke kantor anda.”

 

Saya lalu berkata: “Anda tidak akan melakukannya! Kantor itu berada di tengah kota dan saya hanya akan berjalan melalui tengah kota itu ke kantor saya – darimu untuk saya.” Dan saya berkata: “Mengapa, dalam surga yang tinggi, anda ingin menyuruh seorang satpam untu menemani saya berjalan pulang kekantor saya?”

 

Lalu ia berkata – dan saya tidak sedang menarik bagian bawah kemeja saudara – ia berkata kepada saya: “Anda mungkin akan dirampok, jika anda tidak ditemani oleh satpam berjalan di samping untuk menemani anda.”

 

Dapatkah saudara mempercayainya? Melalui pertengahan kota ini - pusat kota: “Saya akan menempatkan seorang satpam di samping saudara untuk menjalani lima blok agar supaya saya tidak dirampok.”

 

Aapakah saudara-saudara tahu saya bertumbuh sebelum saya pernah melihat sebuah pintu terkunci? Bahkan ketika saya sampai di kota Dallas, saya tidak dapat mengingat pada saat kita telah mengunci pintu-pintu atau tidak.

 

Dapatkan saudara membayangkan meninggalkan rumah saudara dan tidak mengunci pintu atau menghidupkan alarm? Dan walaupun begitu, mereka mengatakan kepada kami: “Ketika kita sudah makmur, maka tidak akan ada tindak kejahatan” – tidak akan ada lagi kejahatan!

 

Demikianlah alasannya saya mengatakan, saah satu alasannya mengapa, kita membutuhkan wahyu dari pada Tuhan, hanya untuk mempercayai waktunya.

 

Saya memiliki satu lagi disini: kita membutuhkan penyingkapan dari Tuhan karena, kadang kala, perilaku kita yang jahat terhadap bangsa Yahudi, terhadap keturunan Abraham. Sekarang, saudara-saudara boleh berfikir bahsa saya sudah gila ketika saya menyatakan bahwa saya mempercayainya! Dan demikianlah alasannya mengapa saya mengatakannya.

 

Di saat awal dengan Abraham, dalam kitab Kejadian 12 – ketika Abraham diperkenalkan kepada saudara-saudara sekalian – di dalam Kitab Kejadian pasal ke 12, ayat yang ke 3, Tuhan berkata: “Mereka yang memberkati, hidup serta mengasihi keturunan dari Abraham, Aku akan mengasihi serta akan Kuberkati.”

 

Sekarang, apakah Tuhan sedang berbohong kepada kita atau tidak, tergantung kepada hati daripada saudara-saudara sekalian. Akan tetapi saya percaya akan hal itu. Setiap orang yang akan berlaku baik kepada bangsa yahui, maka Tuhan akan memberkati mereka.

 

Saya fikir salah satu alasan terhadap berkat Tuhan kepada Amerika adalah kebaikan kita terhadap bangsa Yahudi. Saudara-saudara menemukan ribuan dari mereka di kota Dallas ini. Dan kita berlaku ramah kepada mereka. Kita benar melakukannya! 

 

Di sisi yang lain, saya fikir salah satu alasan kutuk Tuhan kepada bangsa Jerman, kepada bangsa Rusia, kepada kaum Nazi, dan kepada kaum komunis karena mereka membenci dan menyalibkan dan membunuh serta menyiksa bangsa Yahudi. Sekarang, saudara ingat, saya hanya memberitahukan apa yang saya fikirkan kepada saudara-saudara. Akan tetapi, saya juga mengatakan kepada saudara-saudara sekalian bahwa saya hanya membacanya dari Alkitab saja.

 

Saudara ingat kitab Mazmur 122, ayatnya yang keenam: “Berdoalah untuk kesejahteraan Yerusalem: “Biarlah orang-orang yang mencintaimu mendapat sentosa.”

 

Sekarang, ingatlah: Saya adalah seorang yang bersungguh-sungguh. Dan saudara-saudara sekalian harus menghargainya ketika saudara-saudara mendengarkan saya. Saya percaya kepada Alkitab – setiap suku kata dari padanya, setiap kata dari padanya! Dan saya fikir, ketika kita membuka hati kita kearah bangsa Yahudi dan kearah Yerusalem, maka saya fikir Tuhan akan memberkati kita.

 

Baiklah, saya baru saja memulai dengan baik pada pelajaran hari ini di sini. Astaga, saya tidak tahu hendak berbuat apa. Saya baru saja memulainya. Saya akan menjumpai anda pada hari Minggu yang akan datang.