DIKTATOR YANG TERAKHIR
(THE FINAL DICTATOR)
Dr. W. A. Criswell
Daniel 8:9-27
02-13-72
Yng penghabisan, diktator yangterakhir, mahakarya Iblis, Anti Kristus yang penghabisan. Begitu banyak diceritakan mengenai dia di dalam Alkitab, yang dapat saya lakukan di dalam jangka waktu yang sangat singkat, seperti pada saat seperti sekarang ini, untuk meringkaskan beberapa hal yang diuraikan oleh Alkitab menyangkit dia.
Sebagai nats permulaan saja di dalam pelajaran kita melalui kitab Daniel, kita sedang berada di dalam pasal yang kedelapan. Dan di dalam pasal yang kedelapan ayatnya yang kesembilan, kita baca:
“Maka dari salah satu tanduk itu muncul suatu tanduk kecil, yang menjadi sangat besar ke arah selatan, ke arah Timur dan kearah Tanah Permai – ke arah Palestina.
Ia menjadi besar, bahkan sampai kepada bala tentara langit, dan dari bala tentara itu, dari bintang-bintang, dijatuhkannya beberapa ke bumi, dan diinjak-injaknya.
Bahkan terhadap Panglima bala tentara itupun ia membesarkan dirinya, dan dari padaNya diambilnya korban persembahan sehari-hari dan tempatnya yang kudus dirobohkannya.
Dan kemudian kisah itu berlanjut untuk ayat demi ayat. Kemudian, dari ayat yang kita baca di dalam kitab Wahyu 13:
“Dan mereka menyembah Iblis, naga itu – ular beludak itu, Lucifer – karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu – Anti Kristus itu, diktator dunia terakhir yang penghabisan itu – sambil berkata, “Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?”
Penyajian itu berada di dalam pasal yang ketiga belas dari kitab Wahyu merupakan sesuatu yang telah dilakukan oleh Iblis di sepanjang zaman yang berkelanjutan. Ia selalu menggunakan perantaraan untuk berperang melawan bangsa Tuhan.
Di dalam Taman Eden, bersembunyi di dalam kebahagiaan Eden, di dalam ketidak berdosaan, di dalam kebahagiaan yang luar biasa, Tuhan menempatkan nenek moyang kita yang pertama. Akan tetapi di luar pintu gerbang taman itu, ada makhluk yang mengancam. Dan dia menggunakan ular untuk menegur wanita tersebut. Bagaimana rupa dari ular beludak itu? Kita hanya mengenalinya sekarang, terkutuk, merayang di atas perutnya sendiri, memakan debu. Akan tetapi di alam sifat alaminya yang tidak dijatuhkan itu, ia pasti telah menajdi makhluk yang paling agung yang pernah diciptakan oleh Tuhan, begitu indah, menarik kepada wanita tersebut. Ia dapat berbicara kepadanya. Dan Iblis menggunakan ular itu untuk menghancurkan nenek moyang kita yang pertama itu.
Saudara-saudara sekalian dapat melihatnya kembali di dalam kisah dari Ayub. Ketika kepada Ayub diberikan izin – ketika Iblis diberikan izin untuk mencobai Ayub, Iblis mengambil Sabean dan menghancurkan seluruh ternaknya. Dan Iblis mengambil kaum Kasdim dan menghancurkan seluruh unta-untanya.
Saudara-saudara sekalian melihat hal yang sama di dalam kisah pengkhianatan Yesus. Pada saat perjamuan makan malam terakhir itu, Yohanes dan Simon Petrus bertanya kepada Tuhan, “Siapakah gerangan yang mengkhianatiMu?” Tuhan menjawab, “Adalah kepada siapa Aku akan memberikan suapan ini.” Lalu ia mengambil roti itu, menceluplannya ke dalam air daging, dan menyerahkannya kepada Yudas. Dan kitab suci mengatakan, “Dan Iblis merasuki Yudas.” Dia memakai Yudas untk mengkhianati Tuhan.
Saudara-saudara sekalian melihat pemakaian perantaraan yang sama di bagian Iblis di dalam pasal yang kesebelas dari surat kedua kepada jemaat Korintus. Di sana Paulus mengatakan bahwa Iblis merubah dirinya sendiri ke dalam bentuk malaikat terang. Dan ia mengutus nabi-nabi palsu, utusan-uusan palsu sehingga ia boleh membawa kehancuran terhadap mereka selain yang mau menerima kebenaran. Hal ini sudah menjadi program Iblis sepanjang zaman. Ia memakai manusia untuk menghancurkan orang-orang suci Tuhan.
Akan tetapi tidak ada suatu karakter atau kepribadian yang muncul di dalam kisah-kisah alkitabiah atau di dalam sejarah umat manusia seperti diktator terakhir dan penghabisan, yang merupakan maha karya dari Iblis itu. Dia adalah seorang Anti Kristus besar yang terakhir, tiran besar yang luarbiasa menakutkan yang akan menguasai bumi ini.
Di dalam pasal yang kedua dari kitab 1 Yohanes serta di dalam pasal yang keempat dari kitab 1 Yohanes, rasul itu berbicara tentang banyak anti Kristus serta roh dari seorang anti Kristus. Akan tetapi mereka semua hanyalah sebuah persiapan kepada datangnya Anti Kristus besar dan terakhir. Dan begitu banyak kisah tentang diktator terakhir ini di dalam Alkitab.
Sebagai contoh, di dalam pasal yang ketujuh dari kitab Daniel serta di dalam pasal yang kedelapan kitab yang sama, dia itu seperti tanduk yang kecil. Di dalam kisah sejarah umat manusia, setelah masa kekaisaran-kekaisaran dan pecahnya kekaisaran Romawi menjadi bangsa-bangsa di bumi ini, akhirnya datang sebuah “tanduk kecil” yang berkuasa terhadap seluruh umat manusia. Di dalam pasal yang kesembilan dari kitab Daniel dan dari ayatnya yang kedua puluh tujuh, dia ada di sana: penghancur besar itu. Di dalam pasal yang kedua puluh empat dari kitab Matius, dia ada di: “kebencian dari Penghancuran.” Di dalam pasal yang kedua dari kitab Dua Tessalonika, dia ada di sana: “orang yang berdosa,” yang melambangkan dirinya sendiri di dalam bait suci Tuhan, di dalam rumah Yerusalem, seperti Tuhan sendiri. Dan di dalam pasal yang ketiga belas dari kitab Wahyu, dia ada di sana: dilambangkan dengan “binatang”.
Bagaimana rupa wajahnya? bDidalam rincian yang agung dan sangat teliti – gambaran nubuatan dari binatang itu, gambaran dari Antikristus itu, rincian besar dari diktator terakhir yang besar itu – Alkitab menguraikan gambaran dirinya. Di dalam pasal yang ketiga belas dari Kitab Wahyu, ia berkata, “Aku berdiri di pantai laut dan melihat seekor binatang keluar dari dalam laut.” Demikianlah, dia datang dari huru-hara, kondisi dunia yang berguncang, ketika seluruh kelompok umat manusia kelihatannya terbenam ke dalam keputus asaan yang tidak dapat ditarik kembali, yang tidak dapat diraih kembali dan yang tiak dapat diatasi lagi. Mereka sudah jenuh dengan peperangan. Mereka tidak memiliki jawaban terhadap masalah-masalah mereka. Hal itu sepertinya tidak dapat teratasi lagi. Hal itu datang dari lautan manusia yang terguncang yang telah dibangkitkannya, dan dia bangkit demikian cepatnya serta penuh dengan kekuatan serta kemuliaan.
Hal ini dillukiskan di dalam Alkitab: “Dan binatang yang aku lihat seperti seeokr macan tutul.” Di dalam pasal yang ketujuh dari kitab Daniel, yang melukiskan Alexander yang Agung. Hal itu menunjukkan kecepatan, kelincahan dengan mana ia telah menaklukkan dunia. Diktator terakhir dan penghabisan ini akan menjadi seperti seekor macan tutul, seperti Alexander yang Agung. Dia akan bangkit dengan tiba-tiba. Dan dia akan menaklukkan seluruh dunia.
Dia seperti seekor beruang. Di dalam pasal yang ketujuh dari kitab Daniel, beruang itu mengacu kepada Koresy serta kerajaan Media-Persia. Beruang dengan kekuatannya yang besar, dia tidak terkalahkan di dalam penaklukkannya.
Dan dia seperti seekor singa. Di dalam pasal yang ketujuh dari kitab Daniel, kembali, singa melambangkan kerajaan emas dari Nebukadnezar. Dan diktator yang terakhir ini akan menjadi agung di dalam kelakuan, di dalam ketinggiannya, di dalam caranya untuk melangkah, di dalam cara ia menegakkan kepalanya, di dalam seluruh gerakan serta kehidupannya. Ia akan menjadi seorang raja. Dan kitab suci mengatakan singa yang seperti manusia ini, terluka sampai mati, akan tetapi dengan cara yang ajaib dia sembuh- seluruh dunia akan tercengang-cengang setelah dia. Dan naga itu, Iblis itu, Lucifer, akan memberikan kepadanya kekuatanna, takhtanya serta wewenangnya. Kemuliaan dari seluruh dunia akan diletakkan ke dalam tangannya.
Di dalam pasal yang keempat dari Injil Matius, apakah saudara ingat bahwa Iblis menawarkan kerajaan dunia dan seluruh kemegahannya kepada Yesus, jika saja Dia mau membungkukkan badan-Nya serta menyembah kepada Iblis? Apa yang ditolak oleh Yesus, maka diktator penghabisan yang terakhir ini akan menerimanya. Kemegahan kerajaan-kerajaan dunia ini akan diberikan ke dalam tangannya. Sekarang, alasan dari hal yang seperti itu sangat jelas kelihatan. Ketika dunia sedang berada di dalam penderitaan, manusia berpaling ke segala penjuru untuk mencari jawaban atau solusi.
Saya hampir tidak dapat mempercayai hal tersebut, saya memang tidak hidup untuk melihat bangkitnya Hitler. Di hari-hari yang terdahulu itu, orang-orang Jerman merupakan salah satu bangsa yang paling berbudaya di dunia ini. Jika seseorang mencari ijazah dari sebuah universitas, khususnya sebuah ijazah yang khusus, belajar dalam sebuah bidang yang terpisah dan unik, maka dia akan pergi kepada salah satu universitas di Jerman. Mereka adalah orang yang berbudaya, berpendidikan serta beradab.
Akan tetapi mereka juga merupakan orang-orang yang tertekan. Mereka tinggal di dalam kemiskinan sera rasa malu setelah Perang Dunia yang pertama, dan di dalam keperluan serta kebutuhan mereka, Hitler datang dan menjanjikan kemenangan kepada mereka, sebuah tempat di matahari, ras super dengan orang-orang yang super pula. Dan yang mejadi kekaguman dunia, Hitler menjadi Führer Jerman yang absolut.
Demikianlah jenis peristiwa yang akan terjadi di akhir zaman. Ketika dunia menjadi semakin terguncang dan jauh terlibat, dan pada akhirnya terbenam ke dalam peperangan yang mengerikan serta tidak dapat dilukiskan, mereka akan berpaling kepada siapa saja yang akan menjanjikan perdamaian dan persatuan dan kesejahteraan.
Pax Romana bukan merupakan sesuatu yang hampir dipaksakan pada dunia peradaban di zaman Julius Caesar, ketika hal itu merupakan sesuatu bahwa bangsa dari dunia peradaban menerima diri mereka sendiri. Sebagai contoh, raja-raja Attalide dari Pergamon memberikan Kekaisaran Attalide kepada Romawi, memberikannya kepada Caesar, karena mereka melihat tidak ada jalan keluar yang lain untuk kemanan dan pertahanan.
Sekarang, hal itu hanya merupakan suatu “Pax Romana,” yang lain, Alkitab berkata, akan diperoleh ketika diktator besar itu telah datang. Dia datang di dalam pasal yang keenam dari kitab Wahyu, dengan menunggang seekor kuda yang berwarna putih dan selruh dunia membungkkukkan diri di hadapannya. Hal itu merupakan suatu penderitaan, suatu penyiksaan, pertumpahan darah, dan peperangan, bahwa mereka mencari seseorang yang dapat memberikan sebuah jalan keluar, sebuah jalan keluar.
Saya memikirkannya di dalam dunia di masa kini. Saya hanya bertanya-tanya, jika proses-proses yang kita baca di dalam surat-surat kabar kita dan di dalam majallah-majallah harian kita ini berlangsung terus, apakah hasil terakhirnya? Ke arah mana tujuannya?
Di radio di pagi hari ini, saya mendengarkan seorang penyiar ketika dia menggambarkan perjuangan Inggris. Dan dari setiap sisi surat kabar itu berkata: Perdana Menteri, dia telah diserang dan dianiaya. Mereka hampir tidak dapat menjawab. Mereka akan menutup perusahaan pembangkit listrik. Seluruh bangsa sedang terperosok kedalam tekanan. Saudara-saudara sekalian belum pernah melihat kejadian seperti ini di dalam hidup saudara-saudara, kesengsaraan ari sebuah bangsa, sama seperti yang saudara baca di dalam Ulster, kelima negara bagian dari Irlandia Utara.
Apa yang akan saudara katakan dari hasil situasi yang terguncang di dalam mana kekuatan-kekuatan yang besar itu terlibat di Timur Tengah, lalu sekarang di Samudra Hindia? Dan apa yang akan saudara-saudara katakan adalah jawaban yang terakhir yang akan ditemukan di dalam monster besar dan yang bergerak itu, naga merah dari China dan seluruh Asia Tenggara?
Dan seolah-olah hal ini tidak cukup, saya mendengar sebuah siaran warta berita di pagi ini di dalam mana seorang pria menjelaskan panjang lebar kepada beberapa kumpulan-kumpulan yang terorganisir di Amerika yang akan berpaling untuk menjadikan negara ini negara yang dijamin kebenarannya melawan presiden Nixon, menjelang pemilihan yang akan datang.
Binatang itu keluar – dan didalam kitab dikatakan – binatang itu keluar dari lautan yang bergelora dan kesusahan dan pencobaan dan ketakuan yang mana dia bangkit daripadanya. Dan dia datang sebagai jawaban terhadap semua masalah dari umat manusia.
Dizaman revolusi Perancis, semboyannya adalah “kebebasan, persaudaraan serta persamaan.” Orang ini,yang teakhir ini, Anti kristus dan diktator yang terakhir ini, akan datang dengan sebuah semboyan “perdamaian, persatuan dan kesejahteraan.” Dan seluruh dunia akan menerimanya sebagai sebuah jalan keluar, sebagai sebuah jawaban terhadap masalah umat manusia.
Ekarang, Alkitab memulai di dalam perincian yang hebat untuk melukiskan apa yang terjadi. Karena bagian yang pertama dari tujuh puluh minggu dari kitab Daniel, dilukiskan di dalam Daniel 9:26-27, karena bagian yang pertama dari tujuh puluih minggu dalam kitab Daniel, dia benar-benar melakukan apa yang telah dijanjikannya terdahulu. Dia memberikan tanah airnya kembali kepada bangsa Yahudi itu. Dia membuat perjanjian dengan bangsa Yahudi. Dia merupakan pembela mereka, pemberi serta pelindung mereka. Dan dia membawa persatuan serta kesejahteraan dan perdamaian kepada dunia.
Lalu kemudian, ketika dilukiskan oleh kitab Daniel – kemudian dengan tiba-tiba – dia berubah. Dia benar-benar berubah. Dia menjadi sesuatu yang lain lagi. Dia menjadi ketakutan. Dia menjadi ketakutan. Dia adalah sebuah teror. Sekarang, Alkitab dituliskan dari sudut pandang bangsa terpilih Tuhan, oleh bangsa Yahudi. Dan Daniel menggambarkan di dalam perincian, bagaimana, di tengah-tengah ketujuh puluh minggu itu, bahwa diktator yang terakhir ini, Antikristus yang terakhir ini, melanggar perjanjian dengan bangsa Terpilih Tuhan dan dia berubah menjadi iblis dan seorang penyiksa. Dia menenggelamkan seuruh dunia ini kedalam peperangan.
Yang pertama, di dalam pasal yang keenam di dalam kitab Wahyu, dia datang dengan menunggang seekor kuda yang berwarna putih, sebuah jawaban besar yang luar biasa terhadap kebutuhan umat manusia, terhadap keperluan pemerintahan. Kemudian, dia diikuti oleh seekor kuda merah peperangan serta kuda hitam kelaparan serta kuda yang berwarna pucat kematian. Seluruh dunia terbenam ke dalam pusaran darah, memimpin di depan, dan tentu saja, kepada peperangan di Armagedon. Dan di dalam usahanya mencoba, kesesakan yang berguncang – demikianlah Alkitab menyebutnya “Kesesakan yang besar” – di dalam hari-hari pada saat mencoba itu, ada penyiksaan terhadap bangsa Yahudi yang tidak terlampaui dan tidak dapat disejajarkan dengan yang lain.
Di sini ada sesuatu yang lain yang dapat saudara temukan di dalam Alkitab dan diulang lagi dan lagi dan lagi. Berulang kali Alkitab mengatakan bahwa – ketika akhir zaman mendekat, ketika penyempurnaan sejarah yang agung ditarik lebih dekat lagi – dikatakan bahwa bangsa Yahudi akan mengalami kesusahan dan penyiksaan yang tidak tertandingi.
Misalnya, di sini, dalam pasal yang kedua puluh dari kitab Yeremia, dia menggambarkan hari-hari luarbiasa itu dan ida menggunakannya di dalam sebuah gambar, di dalam sebuah kalimat yang berkelimpahan. Dia berkata bahwa akan seperti jika setiap orang yang berakcak pinggang di dalam di dlaam gambaran seperti seorang wanita di dalam kepucatan dan penderitaan. Dapatkah saudara-saudara sekalian membayangkan seluruh orang, setiap orang di dalamnya seolah-olah dia sedang melahirkan? Dan di dalam penderitaan dan di dalam perjuangan serta di dalam penyiksaan? Dan dia berkata, “Aduh! Karena hari itu akan sama dengan kesusahan yang dialami Yakub.” Yang ini hanya merupakan satu ayat saja yang muncul dari lukisan yang banyak itu, mengarah kepada akhir dari zaman, Israel akan menemukan dirinya sendiri di dalam kesusahan dan kesengsaraan dan penganiayaan yang tiada tara.
Sekarang, Alkitab lebih kurang mengatakan tentang iman kepercayaan seorang umat Kristen. Orang-orang yang saya kasihi, tidak ada hal yang dinamakan sebagai menganiaya bangsa Yahudi sampai, hanya sebentar lagi saja, saudara-saudara sekalian akan melihat kekejaman dan racun yang sama dituangkan kearah umat Kristen. Dan tidak ada pengecualian untuk hal itu.
Jangan pernah berfikir sebaliknya! Jika orang-orang Arab begitu membenci bangsa Yahudi, berikanlah waktu kepada mereka dan mereka akan membenci umat Kristen. Jika pengikut-pengikut Muhammad membenci bangsa Yahudi, berikanlah waktu kepada mereka maka mereka akan turut membenci umat Kristen. Dunia Islam mengenyampingkan bangsa Yahudi, dunia Islam mengenyampingkan umat Kristen. Jika Mesir merupakan musuh dari bangsa Yahudi, maka dia juga merupakan musuh dari umat Kristen dan juga merupakan musuh dari Amerika. Tidak ada yang namanya penganiayaan bangsa Yahudi tanpa juga tidak menganiaya umat Kristen.
Dan itulah sebabynya mengapa di dalam pasal yang ketujuh di dalam kitab Wahyu, diberikan kepada saudara-saudara sekalian gambaran dari Kesesakan besar itu. Demikianlah adanya, yang paling sering digambarkan menyangkut orang-orangnya Kristus. Dan mereka juga tidak terhitung jumlahnya yang telah menderita di bawah tangan besi dari diktator yang terakhir sampai Yohanes mengatakan, ketika dia melihat mereka, dia tidak dapat menghitung jumlah mereka, karena jumlah mereka sangatlah banyak. Tuhan kita mengatakan bahwa, apakah tidak, di hari-hari tersebut diperpendek, tidak ada manusia yang diselamatkan. Akan tetapi dia menambahkan, “Akan tetapi demi orang-orang yang terpilih, maka hari-hari itu akan diperpendek.”
Mereka berada di dalam nubuat alkitabiah, apapun artinya. Mereka hanya setengah minggu dari ketujuh puluh minggunya Daniel; empat puluh dua minggu; 1.260 hari; waktu, waktu dan pembagian waktu. Hal itu akan abadi. Akan tetapi hari-hari yang menakutkan itu serta kesesakan di bawah pemerintahan diktator dunia yang terakhir akan mencari jawaban di dalam campur tangan Kristus dari langit pada saat pertempuran di Armagedon, yang mana telah digambarkan secara lengkap di dalam pasal yang kesembilan, pasal yang keempat belas dan di dalam pasal yang kesembilan belas, dari kitab Wahyu.
Sekarang, di dalam kitab Daniel ini, izinkanlah saya mengambil bagian yang besar dan merangkumkannya. Di dalam kitab Daniel, dalam pasal yang kedelapan, ayatnya yang ke sembilansampai dengan ayat yang keempat belas, dan sekali lagi di dalam ayat yang ke 23 sampai dengan ayat 25, dan sekali lagi di dalam pasa yang ke 11, ayat yang ke 21 sampai dengan ayat yang ke 26, dan di dalam ayatnya yang ke 36 sampai pada akhirnya, saudara-saudara sekalian akan melihat gambaran dari Antikristus itu sendiri. Tetapi di dalam dua ayat yang saudara tunjukkan, Daniel 11:21-35, saudara-saudara akan melihat gambaran yang lebih terperinci. Di dalam setiap perincian, saudara akan melihat gambaran yang terperinci dari suatu rancang bangun dari diktator yang terakhir ini.
Gambaran di dalam Daniel, dalam pasal yang kedelapan dan pasal yang ke 11 – gambaran yang mengenai Antiokh Epifanes. Waaupun hal ini merupakan era yang tragis tentang penganiayaan di dalam kehidupan bangsa Israel yang telah digenapi bertahun-tahun yang lalu, disajikan di dalam Alkitab di dalam perincian yang sangat teliti, karena Antiokh merupakan sebuah rancang bangun, sebuah gambaran dari Antikristus yang terakhir.
Bagaimana rupa dari Antikristus itu? Apa yang dilakukannya? Saudara-saudara akan menemukannya di dalam Antiokh Epifanes. Lebih banyak dari manusia lain yang pernah hidup, bahkan dibandingkan dengan Yudas sendiri, Antiokh Epifany diuraikan di dalam Alkitab sebagai sebuah prototipe, sebuah gambaran dari diktator yang terakhir yang akan menguasai dunia ini.
Antiokh Epifany sebenarnya adalah Antiokh IV. Dia merupakan yang kedelapan dari garis panjang Selosida yang memerintah Syria, yang membangun ibukotanya di kota Antiokh, diberi nama oleh Seleucus I untuk menghargai ayahnya. Dia memerintah dari sekitar tahun 175 SM, sampai dengan sekitar tahun 163 SM.
Bagaimana rupanya? Karena apa rupanya adalah seperti itulah diktator yang terakhir ini akan menjadi. Sekarang, biarkanlah saya memberitahukan dua hal mengenai dia. Tentang yang banyak yang diuraikan, yang pertama, dia merupakan seorang yang memiliki ambisi yang tidak terkendali dan terangkat dan penuh dengan kesombongan. Dia adalah salinan sejati dari Iblis. Dia merupakan penjelmaan sejati Iblis. Dia merupakan instrumen sejati dari Iblis. Hanya sebuah rancang bangun dari seorang diktator yang terakhir.
Sebagai contoh, ketika Antiokh datang untuk memerkosa, dia menciptakan uang logam dari kerajaan itu dan menuliskan di atas koin tersebut: Theos Antiochus, Theos Epiphanes: Antiokh, Manifestasi dari Tuhan. Saya tidak perlu untuk berjalan sempoyongan hal-hal yang seperti itu. Menurut pasa yang kedua dari kitab dua Tessalonika, diktator yang terakhir ini melambangkan dirinya sendiri sebagai manifestasi dari Tuhan. Theos Epiphanes. Saya tidak perlu menjadi bingung akan hal tersebut karena saya membacanya di dalam sejarah umat manusia. Hal seperti inilah kelihatan orang-orang itu. Inilah yang dilakukan oleh orang-orang tersebut. Ini adalah roh dari Hitler. Hal ini merupakan jiwa dari setiap diktator besar lainnya. Dan dia memiliki semangat itu: kesombongan, mencongak, agung dan seperti singa.
Hal yang kedua tentang dia. Di diberikan kepada penganiayaan yang lebih kejam dan keras kepala. Di Mesir, ketika Antiokh masih dalam perjalanannya untuk menaklukkan dunia, dia berhenti di Roma. Dan di dalam kemarahan serta keputusasaan, dia mengalihkan bala tentaranya menjauh dari Mesir dan kembali melalui batas perairan dari laut Mediterania. Kemudian untuk mendinginkan amarahnya, dia membawa pasukannya ke Yerusalem dan membungkusnya. Dia membunuh delapan puluh ribu jiwa manusia, wanita dan anak-anak. Dia menjual empat puluh ribu jiwa dari mereka ke dalam perbudakan dan dia menjarah bait-bait suci, bahkan membawa pergi altar pembakaran kemenyan yang terbuat dari emas yang berdiri di depan selubung bagian dalam.
Lalu kemudian dia memutuskan untuk memberantas serta memusnahkan agama Yahudi untuk selamanya dan menggantikannya dengan sesembahan Yunani serta dengan budaya Yunani. Dia mengambil alih Bait Suci di Yerusalem serta mentahbiskannya kepada dewa Yupiter Olympus. Dia mengambil sebuah taburan dan mempersembahkannya kepada altar besar yang terbuat dari tembaga dan mengambil saripati nya serta menaburkannya kesegala penjuru kuil itu. Dandengan cara itu, dia mencemarkan segala hal di mata Yahudi Mosaik.
Dia melarang pesta-pesta perayaan Yahudi. Daripada merayakan Tabernakel, Paskah atau Pentakosta, mereka merayakan di dalam kuil Backanalia, menyembah kepada dewa Backus, dewa ksenangan dan anggur. Dan di Saturnalia, menyembah kepada dewa Saturn, serta menggunakan perempuan-perempuan sundal di dalam kuil itu sendiri selama pesta perayaan tersebut.
Dia melarang peribadatan di hari Sabbat. Dia melarang pembacaan kitab suci dan membakar mereka. Dia melarang institusi penyunatan. Ada dua orang ibu yang akan menyunatkan anak bayi mereka. Mereka mengambil kedua bayi tersebut, membantai mereka, menggantungkan masing-masing di leher ibu mereka, mengarak perempuan-perempuan itu di jalanan kota Yerusalem sampai ke tembok yang paling tinggi, dan menjatuhkan mereka sampai mereka mendapatkan kematian di bawah.
Di dalam 2 Maccabee, seperti di dalam kisah Josefus, saudara-saudara sekalian melihat kisah dramatis tentang seorang ibu dengan tujuh orang putranya. Pertama mereka memotong lidah ketujuh pemuda tersebut. Lalu kemudian di hadapan ibu mereka, mereka memanggang ketujuh pemuda tersebut sampai mati, satu persatu di atas lembaranbesi datar yang dipanaskan. Dan yang terakhir, mereka membunuh wanita itu.
Hal ini hanya sedikit dari kisah yang panjang dari oenderitaan bangsa Israel di bawah Antiokh Epifany, prototipe dari penderitaan besar serta penganiayaan yang akan datang di bawah diktator yang terakhir di dunia ini. Sekarang, di hari-hari itu, ada seorang imam di Modin, sebuah kota kecil di luar kota Yerusalem. Ada seorang Imam di Modin yang bernama Mattathias, dan dia berkabung melihat kesengsaraan dari bangsanya. Dan Mattathias memiliki lima orang putra yaitu: Yohanes, Simon, dan Yudas, dan Eleazar, serta Yonathan.
Dan disuatu waktu ketika utusan dari Antiokh mendatangi Modin untuk memaksa bangsa Yahudi membungkuk di depan altar Yupiter, seorang bangsa Yahudi datang untuk beribadat. Dan ketika Mattathias melihatnya, imam yang sudah tua itu, seperti Musa di Mesir dulu, membantainya dan membantai perwira itu dan sejak saat itu kaum Maccabe memberontak.
Mattathias meninggal dunia segera setelah peristiwa tersebut, karena telah berumur yang panjang. Dan dia membawa obor kebebasan itu kepada Yudas, putra ketiganya. Dan Yudas, membawanya sampai dengan suatu kemenangan. Dengan demikian di dalam kisah tersebut, ketika setiap pemuda dibunuh, yang lain akan mengangkat obor tersebut, dan kelima mereka melakukannya dan melanjutkannya. Dan di tahun 164 SM, Yudas Maccabe – sang Martil, seperti Charles Martel, yang memalingkan wajah dari orang-orang Muhammad, orang Saracena, di tahun 722 AD, di dalam dan kearah Perancis, bukankah untuk semua Eropa dan kemungkinan kita juga telah menjadi orang Islam. Charles Martel, Charles – sang Martil - Yudas Maccabe, Yudas sang Martil, di tahun 164 SM, Yudas memenangkan sebuah kemenangan terhadap Antiokh dan kemerdekaan untuk bangsanya bangsa Israel.
Hal pertama yang mereka lakukan adalah untuk mentahbiskan kembali serta mengabdikan kembali rumah Tuhan. Pesat itu berlangsung selama delapan hari dan adat istiadatlah yang mengatakannya, ketika Yudas Maccabe mencari minyak mentah, ia hanya mendapatkan satu buah pinang yang kecil saja, yang akan habis dalam satu hari. Akan tetapi dia mengambil minyak tersebut, menyalakan lampu yang kecil dan membakarnya perlahan sampai delapan hari. Hari itu jatuh pada tanggal 25 bulan Kislev, bagi kita bulan Desember. Dan selama delapan hari, orang-orang Yahudi merayakan pesta pentahbisan kembali dan pengabdian kembali.
Hal itu lebih berarti kepada mereka daripada pentahbisan dari Bait Suci raja Salomo itu sendiri. Di zaman sekarang ini mereka menyebutnya denganPerayaan Hanukkah. Dan di hari pertama mereka akan menghidupkan sebuah lilin. Dan di hari yang kedua mereka menghidupkan lilin yang kedua. Sampai dengan pada akhirnya, , on di hari yang kedelapan, ada delapan lilin yang telah mereka nyalakan. Hal itu merupakan suatu tanda kemenangan serta pembebasan dan pengabdian, Pesta Perayaan Cahaya.
Dan di dalam Firman Tuhan yang kudus, bukankah menjadi aneh, bahwa pada saat perayaan itu sendiri, Pesta Perayaan Cahaya, Pesta perayaan Hanukkah, bahwa Tuhan kita berdiri di serambi raja Salomo di kota Yerusalem? Dan Dia mengatakan tiga hal di dalam Yohanes 8 dan 9 yang muncul dari perayaan-perayaan tersebut.
Yang pertama, pesta itu merupakan perayaan atas kebebasan, atas kemenangan dan keselamatan. Hal itu memberikan kepada bangsa Tuhan kembali rumah Tuhan dan negeri Tuhan. Janji-janji Tuhan kepada Abraham dan Yakub ditegaskan kepada bangsa itu untuk selamanya. Dan hal itu sebagai pertanda dan sebuah janji. Dan di saat perayaan tersebut, Tuhan berkata kepada kita, “Aku memberikan kepada bangsa-Ku hidup yang kekal dan mereka tidak akan pernah binasa.” Pesta itu merupakan perayaan kebebasan dan kemenangan serta jaminan.
Jiwa yang pada Yesus telah bersandar untuk beristirahat,
Aku tidak akan pernah, tidak pernah, meninggalkan pada lawannya;
Jiwa itu, walau neraka akan berusaha keras untuk mengguncangnya,
Aku tidak akan pernah, tidak, tidak pernah, tidak akan pernah tinggalkan.
[Rippon, “Betapa kokoh sebuah Pondasi”]
Sebuah pesta atas kebebasan, jaminan serta kemenangan. Kita tidak akan menderita kekalahan dari peperangan ini. Kita akan memenangkannya. Tuhan akan memahkotai kita dengan kemenangan terakhir dan penghabisan.
Yang kedua, pesta itu merupakan pesta perayaan Cahaya. Dan atas kejadian tersebut, Yesus berdiri dan berkata: “Akulah Terang dunia,” Mereka yang duduk di dalam kegelapan akan melihat sebuah terang yang kuat.” Dan kita yang duduk di balik bayangan lembah kematian, telah bersinar terang di atas kita, karena Dia telah membawa kehidupan dan keabadian kepada terang. Tidak ada kemenangan di dalam kuburan atau di dalam kematian. Karena Kristus telah memenangkan kemenangan itu untuk kita. Pesta itu adalah pesta perayaan cahaya, dan di dalam kesuraman serta di dalam kegelapan kematian, kita melihat suatu terang yang agung dan janji Kristus akan bersinar untuk selamanya.
Yang terakhir, pesta itu merupakan Pesta perayaan atas pengabdian. Di dalam kisah yang memberikan pendahuluan kepada Firman Tuhan, “Akulah terang dunia” kisah itu merupakan penyembuhan dari seorang yang buta. Dan mereka membuangnya karena ucapan-ucapannya merupakan saksi terhadap Kristus. Ketika Tuhan mendengar bahwa mereka melemparkannya keluar, lalu Tuhan menjumpainya dan Tuhan, yang menemukannya, berkata kepadanya, “Apakah engkau percaya pada Putra Allah?”
Dan orang yang terlahir buta itu berkata, “Aku tidak mengenal Dia, Tuhan, bagaimana aku dapat percaya pada-Nya. Siapakah Dia? Dimanakah Dia?”
Dan sang Juru Selamat menjawab, “Engkau telah melihat kepada-Nya dan Dia-lah yang telah berbicara kepadamu.”
Dan orang itu kemudian dicelikkan, terjatuh di kaki Yesus sambil berkata, “Tuhan, Aku Percaya.” Lalu dia menyembah pada-Nya.
Hal yang demikian merupakan suatu pengabdian. Merupakan suatu komitmen. Merupakan suatu peribadatan. Merupakan suatu kepercayaan. Merupakan suatu penerimaan. Merupakan suatu keyakinan. Merupakan suatu penyerahan jiwa dan hati dan hidup oleh seseorang di dalam iman kepercayaan dan di dalam pengharapan, di dalam hidup dan di dalam kematian, di masa muda serta di masa tua, serta di suatu waktu dan kekekalan kepada Yesus yang Diurapi.
Dan demikianlah permohonan kita kepada saudara-saudara pada hari ini: Untuk menerima Tuhan untuk semua yang telah disabdakan-Nya bahwa Dia adalah: Utusan, Penakluk, Raja, Juru Selamat, Pemberi Ampun terhadap dosa, penyelamat jiwa, pemelihara kita, penjaga kita – untuk menerima Tuhan atas segala yang pernah diucapkan-Nya mengenai Dia, kecuali mempercayai-Nya. Serahkanlah jiwamu dan hidupmu kepada Dia. Pada hari ini, maukan saudara-saudara membuatnya terbuka dan dapat dilihat umum, tanpa disertai rasa malu? Aku berdiri di hadapan orang banyak dan para malaikat untuk mengakui iman kepercayaanku di dalam Tuhan.
Di dalam balkon, engkau. Di lantai yang lebih rendah, seseorang, percaya kepada Yesus, menerima Dia untuk semua yang telah dijanjikan-Nya akan terjadi. Inilah aku datang dan inilah aku. Engkau dan pasanganmu, engkau dan keluargam, Atau hanya engkau sendir, engkau, berikanlah hidupmu di dalam persekutuan gereja ini.
Pada nada yang pertama dari bait yang pertama, datanglah. Ambillah keputusan itu sekarang di dalam hatimu, dan sebentar lagi, pada saat kita berdiri untuk bernyanyi, berdirilah, turunilah lorong itu. Inilah aku, pak Pendeta, Aku menjawab dengan hidupku.
Pada nada yang pertama dari bait yang pertama, sembari kita berdiri dan sembari kita bernyanyi.