BAHTERA PENGHARAPAN
(Ark of Hope)
Oleh Dr. W. A. Criswell
Diedit oleh Dr. Eddy Purwanto
Khotbah ini dikhotbahkan di First Baptist Church in Dallas
28 Juli 1988
Kejadian 6:1-14
Dan sekali lagi saya ucapkan selamat datang kepada Anda para pendengar radio saat ini. Ini adalah First Baptist Church Dallas dan pendeta akan membawakan pesan yang berjudul: The Waters Cover the Earth (Air Menyelimuti Bumi), atau The Judgment of God (Penghakiman Allah), atau The Ark of Hope (Bahtera Pengharapan). Ini adalah pesan dari pasal keenam, ketujuh, dan kedelapan dari Kitab Kejadian. Ini adalah pesan harapan di dalam dunia yang gelap dan tidak memiliki harapan. Dan ini sangat berhubungan dengan kita, yang—bila kita peka pada semua kemajuan sekularisme dan ketidakpercayaan dan penolakan di dalam dunia modern kita—merupakan harapan dan pendorong semangat.
Jika Anda telah diperkenalkan kepada kehidupan bangsa-bangsa di Eropa Barat, misalnya, maka Anda akan melihat betapa besarnya ketidakpedulian Eropa Barat kepada Injil Kristus. Anda bisa menjelajahi bangsa seperti Swedia dan, apabila Anda pernah mengalami yang saya alami, tidak akan pernah menemukan orang yang akan pergi ke gereja. Dan, di dalam bangsa leluhur Anda, Inggris, mungkin hanya terdapat 1,5 persen orang yang menghadiri kebaktian di rumah Tuhan.
Kepada orang-orang di bagian utara, dan barat, dan timur Amerika Serikat, kami menyebutnya “Bible Belts” (Sabuk Alkitab) karena sebagian dari orang-orang kita di sini menghadiri ibadah. Tetapi, bahkan di sini—di mana kami dikenal sebagai orang-orang yang mengasihi Allah dan mengasihi Alkitab—bahkan di sini, terdapat ribuan dan ribuan, di dalam kota kami saja, orang yang sama sekali tidak memperlihatkan tanda-tanda mengasihi Tuhan kita.
Jadi, ketika kita melihat penghakiman Allah yang luar biasa kepada dunia pada pasal-pasal permulaan dari Kitab Kejadian, kita akan melihat bahwa sekarang ini kita juga mencaci-maki dan tidak percaya. Jadi, marilah kita mulai, dan tataplah dan lihatlah apa yang terjadi di sini dan di tangan Allah di sorga.
Pertama-tama, penyebab banjir: ada tiga penyebabnya dan ketiganya bersifat moral. Nomor satu—dan ini saya sebut-sebut pada hari Rabu malam ini—nomor satu, perkawinan antara orang-orang yang percaya dan yang tidak percaya. Dalam pasal keenam dari Kitab Kejadian: “maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka.”
Anak-anak laki-laki Allah adalah keturunan Set, ras ilahi, dan anak-anak perempuan manusia adalah keturunan Kain; dan ketika kawin maka seluruh dunia penuh dengan dosa, dan kekerasan, dan ketidaktaatan. Itu adalah dasar pembelaan yang sesungguhnya atas kitab suci Allah, pertama kepada bangsa Israel—misalnya, di dalam Ulangan, pasal 7:1, 3, dan 4—pembelaan Allah dengan bangsa Israel bahwa mereka tidak kawin di luar kasih dan karunia Tuhan. Dan jika Anda membaca pasal kesepuluh dari Kitab Ezra dan pasal ketigabelas dari Kitab Nehemia, maka Anda akan menemukan seruan yang keras, mendesak, dan tanpa kompromi dari pengkhotbah besar Allah, Ezra; dan negarawan yang mengagumkan dan orang awam Allah, Nehemia, melawan orang-orang Allah yang berkompromi dengan kawin di luar keluarga Tuhan Yahweh.
Dan hal yang sama akan Anda temukan di dalam Firman Allah kepada orang Kristen. Di dalam 1 Korintus 7:39, Paulus menulis bahwa kita bebas menikahi orang yang kita kehendaki “Hanya di dalam Tuhan”. Anda bebas untuk menikah, “hanya di dalam Tuhan”. Dan di dalam pasal keenam dari 2 Korintus, izinkanlah membacanya mulai ayat 4:
Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tidak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?
Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya?
Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini: "Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku.
Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu.
Dan Aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku laki-laki dan anak-anak-Ku perempuan demikianlah firman Tuhan, Yang Mahakuasa."
Itulah alasan mengapa Abraham sangat memperhatikan Ishak. Ia mengutus Eliezer, hambanya, kembali ke rumah leluhurnya untuk menemukan seorang istri; Abraham mencarikan seorang istri untuk putranya, Ishak. Dan kemudian Anda mendengar kisah yang indah tentang Eliezer yang diperkenalkan kepada Ribka, yang di bawah kuasa Tuhan, datang bersama dengan Eliezer ke tanah Kanaan dan menjadi istri Ishak. Anda mendengar kisah yang sama di mana Ishak terhadap Yakub, yang tertulis di dalam Kejadian 28. Ishak mengirimkan Yakub, yang menjadi Israel, kembali ke rumah leluhurnya untuk menemukan seorang istri bagi putranya.
Dan ada yang patah hati, bila Anda membacanya, di dalam Kitab Kejadian—dan itu adalah patah hati di dalam hidup Ismael, dan di dalam hidup Esau. Ismael dan Esau menikah di luar keluarga Allah dan di luar kehendak Tuhan di sorga. Allah, di dalam Firman-Nya, sangat menekankan agar “kita harus menikah di dalam Tuhan” . Dan bahwa pernikahan anak-anak Allah dengan anak-anak dunia mendatangkan air bah, penghakiman. Itu adalah salah satu alasan terjadinya air bah.
Alasan kedua terjadinya air bah: penolakan peringatan dan pembelaan Nuh. Ia adalah satu-satunya saksi di dalam dunia yang tidak percaya dan kelam selama 120 tahun. Ia adalah seorang suci yang kesepian. Itu mengacu pada, dan digambarkan oleh Simon Petrus, di dalam 1 Petrus 3:18 dan 20. Benar-benar suatu tragedi, orang Allah ini berdiri di hadapan dunia yang tidak percaya dan menyangkal, dan selama 120 tahun berdiri di sana dalam nama Allah Yahweh dan tidak berubah. Tidak seorang pun yang mendengarkan.
Alasan ketiga dari penghakiman, terjadinya air bah, adalah ditariknya Roh Tuhan—Di dalam Kejadian 6:3 Allah berkata, “Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia …” Kita menyebutnya “dosa yang tidak terampuni”. Maka tibalah saatnya Roh Allah membiarkan manusia.
Ada juga orang-orang yang tidak percaya akan hal itu. Saya tidak bisa melupakan betapa ayah saya tidak mempercayainya. Saya ingat betul, di dalam sebuah KKR—sekarang ayah saya percaya. Saya tidak mengatakan bahwa teologinya benar, saya hanya menceritakan ayah saya kepada Anda—sebagai seorang anak kecil, kami menghadiri sebuah KKR di kota kecil tempat saya tumbuh. Dan di dalam gereja kecil itu di mana kami menyembah Tuhan, terdapat seorang kepala polisi bernama Charlie Step. Dan jemaat berdoa baginya, menderita baginya, meratap baginya, berdoa syafaat baginya, bersaksi kepadanya. Dan, sebagai seorang anak kecil, saya ingat sedang berada di sebuah kebaktian di dalam gereja kecil itu, dan ketika pendeta mengajak, kami menyanyikan lagu ajakan, dan Charlie Step, dengan rasa bersalah yang sangat dalam, meratap. Dan jemaat gereja—yang tidak kami lakukan lagi tetapi pernah kami lakukan—akan mengunjungi orang-orang yang hilang dan mengajak mereka untuk menerima Tuhan sebagai Juruselamat. Dan anggota lain dari gereja kami mengunjungi Charlie Step dan mengajaknya. Dan dengan perasaan bersalah ia meratap, tetapi menolak untuk merespon. Dan ayah saya berkata kepada saya, “Ia tidak akan pernah tergerak lagi. Ia tidak akan pernah meratap lagi. Ia telah melakukan dosa yang tidak terampuni dan ia tidak akan pernah dapat diselamatkan.” Itulah yang dikatakan oleh ayah saya kepada saya sebagai seorang anak kecil. Dan pada tahun-tahun berikutnya, karena terkesan oleh apa yang dikatakan oleh ayah saya kepada saya—Orang itu, Charlie Step, kepala polisi kota kami, tidak pernah meratap lagi, tidak pernah merasa bersalah lagi, tidak pernah tergerak lagi, dan meninggal dunia di luar Tuhan—mati sebagai seorang yang hilang!
“Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia.” Datanglah saatnya Allah membiarkan Anda sendirian. Yeremia 7:16 berkata:
“Tetapi engkau, janganlah berdoa untuk bangsa ini, janganlah sampaikan seruan permohonan dan doa untuk mereka, dan janganlah desak Aku, sebab Aku tidak akan mendengarkan engkau.”
Lalu datanglah masa pembuangan ke Babel. Bangsa itu hancur dan orang-orangnya dibawa sebagai tawanan di sebuah negeri asing. Dalam Hosea 4:17 dikatakan: “Efraim bersekutu dengan berhala-berhala, biarkanlah dia!” Jangan berdoa untuknya; jangan sampaikan seruan permohonan dan doa untuknya, dan janganlah desak Aku. Biarkanlah ia dia!
Dan di dalam Roma 1—tiga kali, pertama di dalam Roma 1:22 dan 24, setelah Paulus menggambarkan betapa tidak bermoralnya orang-orang yang hidup di dalam Kekaisaran Romawi. Roma 1:22:
“Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh.”
“Karena itu Allah menyerahkan mereka …”
Roma 1:26 dan 27 (yang berbicara tentang homoseksual) berkata:
“Karena itu Allah menyerahkan mereka ...”
“Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar …”
Dan di dalam Roma 1:28:
“maka Allah menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk”
Di dalam pasal permulaan Surat Roma Paulus berkata tentang para pendosa di dalam Kekaisaran Romawi, “Allah menyerahkan mereka!” Ini membuat Anda gemetar. Oh, Tuhan Allah, mereka ini yang berada di luar karunia dan kemurahan Tuhan: mereka tidak tersentuh, mereka tidak tergerak, apa pun yang Anda lakukan, atau yang Anda katakan, atau … di dalam pemeliharaan, mereka tidak pernah memberikan respon.
Karena mereka berada di dalam keputusasaan dan kegelapan, maka tidak ada harapan. Dan saya telah memberikan judul: Bahtera Harapan. Bahtera adalah simbol sesuatu yang sangat banyak.
“Berfirmanlah Allah kepada Nuh: "Aku telah memutuskan untuk mengakhiri hidup segala makhluk, sebab bumi telah penuh dengan kekerasan oleh mereka, jadi Aku akan memusnahkan mereka bersama-sama dengan bumi.
Buatlah bagimu sebuah bahtera dari kayu gofir.
Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya.”
Meskipun dunia tidak percaya, selalu ada jalan keluar dan keselamatan. Jika mereka, yang tidak percaya, mau berbalik, selalu ada jalan keluar. Selalu! Seperti ketika Allah berkata:
“Dan darah itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah di mana kamu tinggal: Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat dari pada kamu. Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu, apabila Aku menghukum tanah Mesir.”
Ketika orang-orang Allah harus menyeberangi Laut Merah, maka Allah membelahnya. Pasukan Firaun mengejar mereka, di sebelah kiri mereka adalah padang gurun, dan di sebelah kanan mereka adalah pegunungan: hanya Allah yang dapat menyelamatkan, tetapi selalu, ada jalan keluar.
Ketika bangsa Israel dan ular-ular berbisa dikirimkan kepada mereka sebagai hukuman dari Allah, Tuhan berkata kepada Musa:
Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup.”
Dan ketika seluruh bangsa tidak percaya, ada dua orang di antara mereka yang dilepaskan, Yosua dan Kaleb. Di antara kurang lebih 3 juta orang hanya Yosua dan Kaleb yang percaya kepada Allah dan Tuhan membukakan, bagi mereka, Tanah Perjanjian.
Betapapun gelapnya dunia, selalu ada bahtera harapan, satu jalan supaya seseorang bisa diselamatkan apabila ia mau berbalik dan percaya. Tetapi ingatlah, itu selalu satu jalan, satu pintu. Hanya ada satu pintu masuk ke dalam bahtera itu. Pintu itu tidak berada di atas atap supaya burung bisa masuk; dan di dasar bahtera supaya makhluk yang paling rendah bisa merayap masuk; dan di bagian belakang supaya gajah bisa masuk. Ada satu pintu dan hanya satu!
Dalam Kisah Para Rasul 4:12 Simon Petrus berkata, “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” Ada satu pintu dan hanya satu; ada satu sama dan hanya satu; ada satu Juruselamat dan hanya satu; ada satu pengorbanan yang bisa menebus dan hanya satu. Dan itu adalah jalan bagi kita supaya bisa diselamatkan.
Sekarang, bolehkah saya menunjukkan satu hal lain lagi? Ketika yang terakhir sudah masuk, penghakiman berupa banjir menutupi bumi (Kejadian 7:1-10). Ketika yang terakhir sudah berada di dalam bahtera, penghakiman datang—begitu juga penghakiman terakhir atas duniai ini. Matius 25:10 berkata, “Mereka yang telah siap sedia masuk … lalu pintu ditutup.” Roma 11:25 berkata, “… sampai jumlah yang penuh (pleroma) dari bangsa-bangsa lain telah masuk.”
Itu adalah hal yang luar biasa—dan saya telah memikirkannya, Tuhan hanya mengetahui berapa kali, dalam tahun ini saya telah menjadi seorang pendeta atau pengkhotbah. “Sampai jumlah yang penuh—ketika pleroma dari bangsa-bangsa lain telah masuk.” Pleroma hanyalah kata yang berarti “jumlah”. Ketika jumlah terakhir yang telah Allah tuliskan di dalam Kitab Kehidupan, ketika mempelai laki-laki dan perempuan telah menuju altar pernikahan, datanglah akhir zaman, penghakiman Allah, akhir dunia—yang terakhir.
Di dalam Kitab Allah, di sorga sana, Ia telah menuliskan nama-nama orang yang akan berada di dalam kerajaan-Nya. Mereka semua tertulis di sana, setiap orang yang layak. Dan ketika nama yang terakhir telah dituliskan di dalam Kitab itu, ketika orang yang terakhir berjalan menuju altar perkawinan dan menerima Tuhan sebagai Juruselamat, itu akan menjadi akhir dari dunia.
Tuhan, apakah namaku tertulis di sana?
Tertulis dengan benar?
Katakan padaku, Yesus yang manis ...
Apakah namaku tertulis di sana?
[Mary A. Kidder]
Di dalam kebaikan-Nya, dan di dalam kasih karunia-Nya, saya tahu itu benar. Saya telah melakukan—jauh melebihi kata yang saya sampaikan—saya telah melakukan studi lain dan waktu saya berlalu, dan ini melukai hati saya karena saya tidak mempunyai waktu beberapa jam di sini. Jadi izinkanlah saya mengatakan sedikit tentang hal itu. Saya tidak tahu apakah ada sesuatu yang lebih bersemangat, lebih kasar, dan lebih menantang daripada adanya banjir di atas bumi ini.
Alkitab berkata, di dalam Kejadian 6:17, bahwa segala sesuatu yang hidup dan bernyawa akan mati binasa. Dan di dalam Kejadian 7:21-23 hal ini diulang: “Segala sesuatu yang hidup dan bernyawa akan mati binasa.” Dan di dalam Kejadian 7:19-20 dikatakan bahwa semua gunung yang tinggi akan tertutup air hingga ke puncaknya. “sampai lima belas hasta di atasnya bertambah-tambah air itu, sehingga gunung-gunung ditutupinya.” Banjir itu menutupi seluruh bumi, 15 sampai 20 hasta di atas gunung tertinggi!
Nah, bagaimana hal seperti itu? Inilah yang saya percayai: bumi adalah sebuah rumah kaca, yang menyimpan panas, dan tertutup oleh atap. Dan alasan yang saya pikirkan adalah, di Laut Artik, dan di Antartika, Anda bisa menggali dan menemukan tanaman-tanaman tropis. Anda akan menemukan kerangka dan tulang dari setiap binatang yang disebutkan di dalam Kitab Kejadian. Sebagian di antaranya telah membeku dengan cepat sehingga tubuhnya masih utuh, misalnya Mammoth (binatang seperti gajah). Seluruh bumi adalah sebuah rumah kaca, yang menyimpan panas, dan penuh dengan berbagai tanaman yang tumbuh subur. Batu bara adalah tanaman dalam jumlah besar, yang karena sebuah ledakan, terkubur dan tertekan dan menjadi batu bara. Bumi penuh dengan tanaman yang tumbuh dengan subur—pepohonan, pakis, dan berbagai tumbuhan. Bumi tidak pernah mengalami hujan. Bumi diairi oleh kabut dan embun. Dan ketika Allah menghukum bumi ini, Ia merusak atap yang menyelimuti bumi itu. Itulah pertama kali bumi mengalami hujan, ketika ia merusak atap yang menyelimuti bumi. Dan hujan pun turun, dan terus turun, dan terus turun selama 40 hari dan 40 malam. Dan datanglah banjir.
Anda tidak akan menglami banjir seperti itu lagi. Anda tidak akan mengalami hujan seperti itu lagi. Hujan mungkin akan turun sebentar di sini; dan akan turun sebentar di sana. Sekarang tidak ada cukup banyak air di sorga sana untuk menghujani bumi ini selama 40 hari dan 40 malam. Atap itu telah dirusak oleh Allah! Dan hujan telah turun ke bumi dan menyebabkan banjir besar yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Dan semua makhluk hidup mati; apa pun yang bernapas. Bila makhluk itu hidup di tanah, bila ia bernapas—ia mati!
Kalau memang pernah terjadi banjir seperti itu, kita bisa melihatnya tercatat pada bebatuan. Dan memang ada di bebatuan. Semua orang-orang kuno di bumi—semuanya, entah mereka Cina, Hindu, atau Kasdim, atau Yunani—setiap bangsa kuno di dunia memiliki tradisi banjir, setiap orang dari mereka, setiap orang dari mereka. Dan saya mempunyai kesaksian geologi. Saya mempunyai kesaksian arkeologi. Saya harap saya mempunyai waktu untuk membacanya. Ini tertulis di sini di planet tempat kita hidup—bukti-bukti geologis tentang adanya sebuah banjir yang sangat besar.
Dan tidak hanya itu, Tuhan kita juga menegaskannya. Ia berkata di dalam Matius 24: 38-39:
“Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.”
Yesus menegaskan fakta, realitas, tentang banjir yang menhancurkan kehidupan di bumi ini.
Demikian jugalah sang Juruselamat akan datang, ketika hari itu tiba, kita akan siap. Kapan pun, malam atau pagi, saya tahu di dalam hati bahwa saya siap. Bumi ini bukanlah rumah saya. Saya adalah seorang asing dan seorang pendatang di sini. Rumah kita adalah di sorga dan kita adalah pendatang di bumi. Dan Tuhan, ketika hari itu tiba, aku mungkin adalah orang yang pertama kali melihat Engkau. Untuk melihat Yesus, ikutilah orang-orang kudus Allah untuk menemui Tuhan yang datang di udara—saya menyukai penyambutan itu. Sampai bertemu di sini, di sana, atau di udara. Allah akan menyambut kita!
Marilah kita kumandangkan sebuah nyanyian. Marilah kita kumandangkan sebuah nyanyian. Dan sementara kita menyanyikan lagu itu—untuk memberikan diri Anda kepada Yesus, untuk memberikan hati Anda kepada Tuhan, untuk menatap-Nya di dalam iman, atau untuk masuk ke dalam persekutuan gereja kita, atau untuk menjawab panggilan Roh Kudus di dalam hati Anda. Saya akan berdiri di sini. Anda bisa datang dan berdiri bersama saya. Allah selalu memberkati Anda, sementara kita semua berdiri dan bernyanyi.