ABRAHAM DARI UR KASDIM
(ABRAHAM OF UR OF THE CHALDEES)
Dr. W. A. Criswell
Kejadian 11:31-33
09-07-88
Sekali lagi kami ucapkan selamat datang kepada siapapun Anda yang mendengarkan siaran radio ini. Anda adalah bagian dari First Baptist Church in Dallas dan saya adalah pendeta yang membawakan pesan dari Firman Allah yang Kudus. Pesan itu berjudul: Abraham Bapa orang Percaya, seorang asing dari Ur Kasdim.dan pembacaan kita diambil dari pasal kesebelas dari Kitab Kejadian dna ayat pertama dari pasal keduabelas Kitab Kejadian.
Ayah Abraham, atau Abram, adalah Terah, dan Terah adalah penyembah berhala. “Lalu Terah membawa Abram, anaknya, serta cucunya, Lot, yaitu anak Haran, dan Sarai, menantunya, isteri Abram, anaknya; ia berangkat bersama-sama dengan mereka dari Ur-Kasdim untuk pergi ke tanah Kanaan, lalu sampailah mereka ke Haran, dan menetap di sana. Dari Ur Kasdim—yang akan kita lihat malam ini—sampai ke Lembah Mesopotamia ke kota Haran, dan mereka berhenti di sana di dalam perjalanan mereka menuju tanah perjanjian.
Sekarang, pasal 12: Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat." Dan itu termasuk kita sekarang.
Sekarang, pesannya: Setelah pasal kesebelas kitab Kejadian, Alkitab berpusat pada satu orang dan satu keluarga dan satu bangsa. Sejarah bangsa itu ditinggalkan di akhir pasal kesebelas kitab Kejadian. Alkitab bukanlah catatan kejadian. Itu bukanlah biografi. Alkitab adalah pengungkapan rencana penebusan Allah. Apa yang Allah lakukan bagi dosa-dosa kita dan maut yang menanti kita? Apa yang Allah lakukan untuk menyelamatkan kita? Itulah sebabnya Alkitab bukanlah buku ilmu pengetahuan. Itu bukanlah buku sosiologi. Itu bukanlah buku pelajaran. Itu bukanlah ulasan akademis. Alkitab adalah pengungkapan rencana penebusan Allah, bagaimana kita akan diselamatkan.
Setelah Anda membaca pasal kesebelas kitab Kejadian, seluruh ceritanya berpusat pada satu orang dan satu keluarga itu dan satu bangsa itu. Ini seperti hidup Kristus. Hidup Kristus yang disampaikan kepada kita di dalam Alkitab hanya sebagian kecil tentang Tuhan kita. Antara usia satu dan tiga puluh tahun, hanya ada sedikit insiden dalam hidupnya yang diceritakan. Dan tiga tahun terakhir dari hidup Tuhan kita, lebih dari sepertiga kisah Injil berpusat pada beberapa hari terakhir dari hidup-Nya.
Ketika saya memegang Alkitab, maka saya memegang buku penebusan. Beginilah saya diselamatkan. Jadi, Abraham disebut oleh Allah sebagai bapa orang percaya. Ia disebut sahabat Allah, dan belajar dari Abraham sangatlah penting bagi kita untuk memahami rencana keselamatan.
Menghilangkan Abraham dari kisah keselamatan sama halnya dengan memutus rencana Allah dalam menulis Kitab Suci. Ini seperti sebuah jembatan besar dan jika Anda menghilangkan fondasinya, maka jembatan itu akan runtuh. Ini adalah hal yang sama dengan hidup dan kisah Abraham. Ia adalah fondasi awal bagi jembatan penebusan.
Dan seperti yang Anda tahu, Abraham dipandang sebagai bapa tiga agama monoteistik besar dunia. Yudaisme memandang Abraham. Pengikut Mohammad memandang Abraham. Dan tentu saja, kita sebagai bagian dari agama Yudeo-Kristiani, kita memandang Abraham.
Sekarang para pengkritik ingin mengatakan sesuatu tentang Abraham. Sebelum para arkeolog selesai bekerja, para pengkritik memandang Abraham sebagai sebuah karakter fiktif. Misalnya Wellhausen, pengkritik Alkitab paling keras dan lantang, menulis, Abraham adalah: “sebuah ciptaan bebas dari seni yang tidak sadar.” Atau, Wellhausen menulis, “Abraham adalah “sebuah personifikasi kesukuan” atau, “Abraham adalah sebuah mitos matahari yang tidak penting.” Atau “kalau Abraham pernah ada, maka ia pasti buta aksara, tidak berbudaya, kepala suku Bedouin yang kejam, seorang nomaden sejak lahir.” Dan penilaian tentang Abraham itu diterima oleh dunia akademis di sepanjang abad ini.
Pada tahun 1869, Noldeke, seorang sarjana Yahudi besar, menerbitkan sebuah risalah tentang karakter di dalam pasal keempatbelas dari Kitab Kejadian. Ia menyatakan bahwa kritik sejarah tidak pernah bisa membuktikan bahwsa klaimnya bersifat histori. Kata-kata di dalam Kejadian, “Kanaan tidak mungkin, pada waktu itu, menjadi provinsi Babel, dan Babel tidak mungkin menyerbu Palestina.” Dan para pegkritik terus melancarkan kritik yang disebut karakter fiktif di bagian pertama dari kitab Kejadian ini.
Sekarang seluruh dunia liberal telah menerima penilaian tentang karakter besar di dalam pasal pertama kitab Kejadian itu. tetapi, dan ini adalah pengecualian, semua kritik yang telah mereka lancarkan telah dipatahkan oleh fakta-fakta sejarah yang diungkapkan oleh para arkeolog. Dan mereka telah menggali—para arkeolog telah menggali di Timur Tengah sana selama berabad-abad. Menggali sumur. Menggali gundukan tanah. Menggali kota-kota. Menggali sungai dan lembah dan bukit dan pegunungan. Dengarkan. Belum pernah ada temuan para arkeolog yang bertentangan dengan kata atau pernyataan atau karakter di dalam Alkitab. Tidak ada satu pun. Setiap kali seorang arkeolog menggali di dalam dunia alkitabiah kuno, ia selalu memperoleh penegasan atas kebenaran Kitab ini.
Saya tidak punya waktu malam ini. Perlu waktu berjam-jam dan berhari-hari untuk menguraikan penyangkalan oleh para pengkritik yang sekarang tampak bodoh olehkarena temuan-temuan para arkeolog. Malam ini kita bisa melihat sesaat pada Ur Kasdim, di mana lahir dan tinggal.
Pernah ada sebuah ekspedisi gabungan antara British Museum dan University of Pennsylvania di Amerika, di bawah Leonard Woolley, untuk mengeksplorasi situs Ur Kasdim, untuk melihat apakah tempat itu memang ada. Baiklah, Ur terletak sekitar sepuluh mil di sebelah barat Sungai Efrat yang sekarang, di antara Bagdad dan Teluk Persia. Saya pernah terbang di atas Negara itu dan melihat ke bawah dari udara. Itu sekarang adalah tempat yang terpencil dan rusak. Tanahnya tandus, kawasan bergurun. Tanah liat dan pasir hampir selalu menjadi penghambat. Iklimnya tidak ramah dan lansekapnya tidak beraturan. Musim panas di sini panas dan debu dari badai pasir kadang kala menghalangi sinar matahari selama berminggu-minggu. Dan pada musim dingin, badai gurun yang dingin itu menusuk tulang para arkeolog saat menggali, dan membekukan tempat air minum mereka.
Tetapi, negeri itu pada masa Abraham adalah firdaus. Tempat itu dilintasi kanal dan saluran air dan para petani hidup di firdaus. Kota-kota yang kaya, dengan dinding berat yang melindungi mereka, dunia Mesopotamia itu, dan di sinilah asal-usul peradaban, bukan di Mesir. Peradaban mulai di tanah Abraham, di negeri Ur Kasdim. Itu adalah peradaban dua ribu tahun sebelum Abraham. Itu adalah peradaban yang mulai berkembang empat ribu tahun sebelum Kristus. Mereka memiliki tempat tinggal yang luas, kuil-kuil yang menakjubkan, perpustakaan, kebudayaan.
Saya ingin memberikan beberapa contoh. Tidak ada anak sekolah yang tidak diajar bahwa busur adalah temuan bangsa Romawi, bangsa Yunani tidak pernah menggunakan busur, mereka menggunakan garis lurus. Kalau Anda pernah melihat gambar Parthenon, setiap garisnya lurus. Semua rancangan arsitektur bangsa Yunani lurus, tetapi bangsa Romawi menggunakan busur. Dan kalau Anda melihat saluran air, atau bangunan Romawi, pasti ada busur atau lengkungan. Dan seorang anak sekolah diajarkan bahwa bangsa Romawi menemukan busur.
Tidak ada yang lebih jauh daripada kebenaran itu. ribuan tahun sebelum Roma menggunakan busur, bangsa Kasdim telah menggunakannya di dalam bangunan public mereka yang besar. Sebelum Roma berdiri, bangsa Kasdim telah menggunakan busur yang indah.
Ini hal yang lain lagi: kendaraan roda empat yang kita kira adalah penemuan modern, itu telah digunakan oleh bangsa Kasdim kuno. Mereka memiliki system matematika yang rumit, dan mereka memiliki layanan pos. Saya mengutip seorang professor yang mempelajarinya. Ia mengatakan, “arkeologi aksara cuneiform sangat bagus, dan merupakan layanan pos yang sangat bagus yang menghubungkan Kanaan dan Babel pada masa Naram-Sin, 1.750 tahun sebelum Abraham.”
Saya hanya menunjukkan bahwa negeri asal Abraham itu, tempat ia dibesarkan, adalah negeri yang memiliki peradaban yang maju, memiliki kebudayaan yang gesar dan mengesankan, dan tentu saja, semua yang diperlukan oleh orang-orang tingkat tinggi dan sebuah bangsa yang maju.
Sekarang, yang menjadi pusat perhatian kita dan pusat perhatian Allah tentang tempat tinggal Abraham, dan dari mana Allah memanggilnya. Ur Kasdim adalah sebuah kota penyembah berhala. Itu seperti Athena pada masa Paulus. Ada dewa yang disembah di mana-mana. Saya ingin memulainya dengan hal itu bahwa Terah disebutkan dalam Yosua 24 ayat 2 sebagai seorang penyembah berhala. Seluruh dunia menyembah berhala, dan keluarga Abraham adalah penyembah berhala. Dan ayah Abraham, Terah, adalah seorang penyembah berhala. Yang mendominasi kota Ur Kasdim adalah salah satu ziggurat. It adalah kata Asyur yang berarti “gerbang sorga.” Dan ziggurat itu terbuat dari batu bata yang diletakkan di atas batu, sebuah struktur yang kuat, dua ratus kaki seratus limapuluh kaki, kali tujuh puluh kaki dan itu dibangun sekitar 2.300 tahun sebelum masehi. Itu adalah bangunan yang padat tanpa kamar, tanpa celah. Dan seperti Parthenon, tidak garis lurus. Itu adalah ilusi optik. Itu adalah bangunan dengan arsitektur yang hebat. Ada tiga tangga besar di puncaknya, dan di puncak ziggurat ada kuil untuk dewa kafir yang mereka sembah.
Di sanalah Abraham tinggal. Di sanalah Abraham lahir. Dan di sanalah Allah memanggil Abraham. Dan ia akan menjadi bapa atas keluarga dan bangsa yang akan mendatangkan penebusan ke dalam dunia.
Sekarang, saya akan menutup pelajaran tentang Abraham, bapa kita. Keinginan Allah, dan panggilan pertama Allah, selalu dengan pemisahan, mengambil diri kita dari hati dan jiwa dan pikiran dan tubuh dan mimpi dan visi, mengambil diri kita dari dunia yang menghakimi, dunia yang menghadapi penghakiman Allah dan utnuk memisahkan diri kita darinya.
Namanya, “Ibrani,” Abraham adalah orang pertama yang disebut sebagai seorang Ibrani. Namanya berarti “Menyeberang.” Dan ini mengacu pada penyeberangan Sungai Efrat dan masuk ke Tanah Perjanjian. Tindakan iman pertama selalu adalah keluar dari dunia dan memberikan diri kita kepada Firman dan janji Allah. Dan berdasarkan janji itu, ia meninggalkan rumahnya, negerinya, ia menjadi peziarah di bumi ini, dan ia menyerah di sini dan seterusnya. Ia menukar dunianya dengan dunia yang akan datang. Dan Allah menghargai komitmen itu.
Dan itu adalah panggilan Allah bagi kita sekarang. Kalau saya menginvestasikan hidup saya di dunia ini, saya menghadapi menghadapi hari akhir yang penuh bencana. Kalau saya menukar hidup saya demi uang, maka saya akan meninggalkannya. Kalau saya menukarkan hidup sama demi ketenaran dan kekayaan, maka saya menguburkannya. Dan kalau saya menukarkan hidup saya demi kesenangan sesaat, maka saya menghadapi kekekalan hanya dengan ingatan saya.
Semua yang kita miliki atau kita kumpulkan, atau kita alami di dalam hidup ini akan hilang dan ditinggalkan. Tidak ada kantong dan tidak ada apa pun di tangan orang-orang yang kita kuburkan di tanah. Kalau saya memiliki harapan akan masa depan, maka itu ada di dalam Allah. Kalau saya memiliki kekayaan, maka saya harus mengirimkannya ke sana. Kalau saya hidup, maka itu adalah hadiah dari Sorga. Kalau saya memiliki rumah yang telah Ia bangun untuk saya. Dan kalau saya pernah hidup di kota perjanjian yang indah itu, saya harus mempercayai Allah. Dia dan hanya Dia saja yang dapat membuka gerbang kehidupan dan kemuliaan.
Dan itulah yang kita lakukan di dalam gereja ini dan di dalam iman dan di dalam Injil dan di dalam penerimaan kita akan janji-janji kudus itu. Kita adalah peziarah. Kita hidup sebagai orang asing di bumi ini. Saya mengutip kata-kata penguburan
Aku adalah seorang asing di sini
Sorga adalah rumahku
Bumi adalah sebuah padang gurun
Kesedihan dan bahaya berdiri
Di sekelilingku dan di setiap tangan
Sorga adalah rumah bapaku
Sorga adalah rumahku
Bukan di sini, tetapi di sana! Mereka mengakui bahwa mereka adalah orang asing dan peziarah di bumi. Allah tidak malu disebut sebagai Allah mereka karena Ia telah mempersiapkan kota bagi mereka. Itulah rumah kita di sorga.
Sekarang, kita akan berdiri dan menyanyikan sebuah lagu, dan saya akan berada di depan dengan saudara-saudara, dan siapa pun Anda, datanglah ke dalam persekutuan gereja kami. Siapa pun Anda, berikanlah hati Anda dan rumah Anda kepada Tuhan, siapa pun Anda, terimalah Yesus sebagai Juruselamat Anda atau jawablah panggilan Roh Allah di dalam hati Anda. Sementara kita menyanyikan lagu pujian, kalau Allah hadir di sini, dan Ia akan memanggil Anda, datanglah dan berdiri bersama saya. Kiranya para malaikat mengiringi perjalanan Anda. Sementara kita berdiri dan menyanyi..