KEILAHIAN DAN PRIBADI ROH KUDUS
(THE DEITY AND THE PERSON OF THE HOLY SPIRIT)
Oleh Dr. W. A. Criswell
Diedit oleh Dr. Eddy Purwanto
Khotbah ini dikhotbahkan di First Baptist Church in Dallas
26 Juli 1981
Kejadian 1:2
Selama bertahun-tahun saya diminta untuk berkotbah tentang doktrin yang terbesar dalam Kitab Suci. Kemudian kotbah tersebut diterbitkan. Dalam 12 volume mengenai doktrin iman. Setiap seri terdiri dari 15 bagian. Dan Minggu pagi lalu, saya menyampaikan doktrin mengenai Kristus.
Hari ini kita memulai seri Pneumatologi, doktrin mengenai Roh Kudus. Judul kotbah Minggu depan Pencurahan Roh Kudus (The Outpouring Of The Spirit). Tuhan Yesus menyebutnya “janji Allah Bapa.” Ketika Yesus mati bagi kita, Allah Bapa menjanjikan Tuhan Yesus, bila Yesus memberikan hidupNya bagi kita, Ia akan memberikan kepada dunia Roh karunia, kasih dan keselamatan. Hal ini akan disampaikan Minggu depan, pencurahan, kedatangan Roh Kudus dalam peristiwa Pentekosta.
Kotbah hari ini diberi judul KEILAHIAN DAN PRIBADI ROH KUDUS. Ketika kita membuka Kitab Suci, kita dipernalkan dengan Roh Allah. “Pada mulanya…. Roh Allah melayang di atas air, dan memberi kehidupan, terang dan keteraturan dalam alam semesta, kesempurnaan yang jauh dari segala kekacauan dan kerusakan yang ada di bumi.
Roh Kudus Allah adalah Allah sendiri. Hanya ada satu Tuhan. Kita bukan menganut polytheis atau tri-theis. Kita tidak percaya pada tiga Tuhan. Basis pewahyuan Kitab Perjanjian Lama dan Kitab Yudas adalah Shema: Ulangan 6:4: “ Dengarlah, Oh Israel: Tuhan Allah kita adalah Tuhan yang esa, satu Tuhan: tidak ada Tuhan lain.” Tuhan adalah satu. Abadi. Selamanya satu. Ia satu dalam substansi, kekuasaan, keberadaan, satu dalam kemuliaan. Ada satu Tuhan. Tetapi tiga pribadi
Lihatlah Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus: “Kiranya kasih Tuhan kita Yesus Kristus dan kasih Alllah dan persekutuan Roh Kudus berserta kamu semua. Amin.” Ada Allah, Allah Bapa; Ada Allah, Allah Putera, penebus kita; dan ada Allah, Allah Roh Kudus yang hidup di hati kita. “Kasih Tuhan Yesus, kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus beserta kamu semua, amin.” Kita mengenal Allah sebagai Allah Bapa, dan sebagai Penyelamat kita dan sebagai Roh Yesus yang hidup di hati kita.
Pada Amanat Agung, pesan yang diberikan kepada para muridnya, memenangkan jiwa bagi Kristus dan membaptisnya. “Baptislah mereka di dalam Allah yang Tunggal:” Dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus.” Tuhan adalah satu, tetapi dalam tiga pribadi.
Roh Kudus adalah Tuhan. Semua atribut Tuhan ada pada Roh Kudus. Ia abadi, menurut Kitab Ibrani 9. Ia maha kuasa, menurut Kitab Kejadian 1. Ia maha tahu, Ia mengetahui segala sesuatu, menurut 1 Korintus 2. Dan ia maha hadir. Ia ada di mana-mana, menurut Mazmur 139.
Roh Kudus berkarya dalam Trinitas yang maha kudus. Ia adalah penulis Kitab Suci. Ada lebih 40 nama, yang menulis dalam kurun waktu 1600 tahun. Tetapi sang pemberi ilham adalah Roh Kudus Tuhan. Ini tercantum dalam 2 Timotius 3:16, dan 1 Petrus 1:20 dan 21. Kitab Suci adalah karya Roh Tuhan. Pengarang Kitab Suci adalah Roh Tuhan. Ia adalah Sang Guru dan Pujangga Yang Agung. Ia menghidupkan bait-bait di dalam Kitab Suci ke dalam hati kita.
Menurut Yohanes 14, dan Yohanes 16, Ia mengambil sabda Allah dan mewujudkannya dalam hati kita. Kita memetik manfaat membaca karya sastra Homer, Dante, Shakespeare, Milton, dan bahkan karya sastra modern. Kita merasa terberkati, terhibur dan karya-karya tersebut menarik. Tetapi yang di dalam Kitab Suci, disampaikan oleh Roh Kudus dan dilekatkan ke dalam hati kita. Roh Kudus menyampaikan pesan Allah. Hidup kita menjadi kaya tak terbatas dengan kebijaksanaan dan pesan yang disampaikan oleh Roh Kudus. Guru yang terbaik dari Kitab Suci adalah Roh Allah sendiri.
Roh Kudus, dalam nama Bapa dan Putra, berkarya dalam perubahan yang ajaib. Roh Kudus Tuhan memberitahu semua kesalahan kita. Ia menyatakan semua kelalaian dan dosa kita. Kita memiliki sensitifitas moral karena adanya Roh Kudus Tuhan. Kemudian Ia akan mengantar kita kepada Kristus. Ia menunjukkan Tuhan Yesus kepada kita. Menurut Yohanes 16, Roh Kudus tidak memegahkan diri. Ia selalu memuliakan Kristus. Ia mengantar kita kepada Tuhan.
Saya tidak menolak doktrin yang mengagungkan Roh Kristus, tetapi bukan itu yang Roh Kudus lakukan. Roh Kudus tidak pernah mencari perhatian untuk dirinya sendiri. Ia selalu memegahkan Tuhan. Ia membawa kita kepada Yesus. Ia mengagungkan Penyelamat kita yang luar biasa. Ia meletakkan sabda Kristus dan menghidupkannya di dalam hati kita. Ia memberitahu dosa-dosa kita, dan mengantar kita kepada Yesus yang dapat menebus kita. Kemudian Ia memperbaharui dan menciptakan kelahiran baru dalam diri kita.
Dalam pasal ketiga dari Injil Yohanes dikatakan bahwa kelahiran oleh Roh yang membuat kita menjadi anggota keluarga Allah dan pewaris kerajaan Tuhan. Pada pasal pertama Injil Lukas, dikatakan bahwa Bunda Maria mengandung – di dalam rahim Bunda Maria, Yesus dikandung oleh Roh Kudus. TubuhNya dibentuk oleh Roh Kudus Allah.
Dalam cara ajaib yang sama kita juga adalah sebuah keajaiban dari Tuhan. Penciptaan sebuah kehidupan, seorang bayi yang memiliki raga dan jiwa, ke dalam lubang hidungnya Tuhan menghembuskan nafas kehidupan. Suatu kelahiran yang ajaib.
Adalah juga suatu keajaiban ketika kita dilahirkan dalam kerajaan Allah, dan proses regenerasi, penciptaan, dan kelahiran kembali merupakan karya Roh Kudus.
Kita juga tahu dari Kitab Suci bahwa Roh lah yang membaptis kita kedalam tubuh Kristus. Beberapa saat sebelum kotbah ini, Dr Patterson menanyakan daftar kotbah mengenai Roh Kudus. Salah satunya adalah “Pembaptisan oleh Roh Kudus.” Pembaptisan oleh Roh Kudus adalah ketika kita diperbaharui dan diubah, kita diikutsertakan dalam tubuh Kristus.
Dalam 1 Korintus 12:13: “Dalam satu Roh kita semua dibaptis menjadi satu tubuh dengan Kristus.” Kita menjadi bagian dari keluarga Allah. Kita menjadi milik Tuhan. Dan Roh Kudus menyertakan kita, ketika kita diselamatkan, menjadi satu tubuh dengan Kristus.
Roh Kudus membimbing kita dalam peziarahan hidup Kristen kita. Ia mengajar kita. Ia menyinari hidup kita. Ia berbicara kepada kita. Ia menolong kala kita dalam kebimbangan. Ia menolong kita untuk berdoa dan berkarya. Roh Kudus menuntun kita untuk membawa buah-buah kepada Allah. Buah-buah Roh Kudus, dalam Galatia 5 adalah: kasih, suka cita, dan damai sejahtera, dan semua bentuk kehidupan yang indah, kudus dan ilahi. Ini adalah karya Roh Kudus.
Roh Kudus juga membangun tempat tinggalNya, rumahNya, istanaNya, tempat persemayamanNya di dalam hati kita. Bukankah ini sangat-sangat luar biasa, Tuhan, yang langit dari segala langit tidak dapat menampungNya, tinggal di dalam hati kita? Betapa ajaib hal yang telah dilakukan oleh Tuhan. Dalam Kitab Matius 3 tertulis Roh Allah, Dalam Roma 8, tertulis Roh Kristus, dalam Filipi bab 1, disebut Roh Yesus. Ia yang disebut Roh Allah, Roh Kristus, Roh Yesus; hidup di dalam hati kita. Yesus ada di surga. Yesus adalah manusia dan Allah. Yesus memiliki tubuh, daging dan tulang. Roh Kudus Yesus hidup di dalam hati kita. Manusia memiliki Tuhan dalam Roh Kristus. Bumi dan ciptaan lain tidak dapat menampung keagungan, kemulian dan keajaiban Tuhan. Dan tubuh kita menjadi bait Allah yang kudus.
Roh Allah adalah materai dan tanda kemenangan serta kebangkitan. Roh Allah adalah uang muka atas janji bahwa kita akan diselamatkan, dibangkitkan dari antara orang mati, berjalan melalui gerbang kemuliaan, memandang wajah Tuhan dan hidup bersama-sama Tuhan selamanya. Roh Kudus adalah janji dan meterai, dan tanda kemenangan yang mutlak.
Salah satu doktrin terbesar dari Rasul Paulus adalah bahwa Yesus dibangkitkan oleh Roh Kudus dari kematian, dan Roh Kudus yang sama di dalam setiap kita akan membangkitkan kita dari antara orang mati. Dalam Roma 8:11, Rasul Paulus juga mengatakan bahwa Roh yang membangkitkan Kristus dari antara orang mati akan membangkitkan kita pula. Di alam kubur kita memperoleh kemenangan.
Bagaimana anda menguburkan Roh Allah yang maha kuasa di dalam tanah? Bagaimana anda melakukannya? Apakah anda mengatakan Roh Allah mati? Sungguh tak dapat dijelaskan. Kita yang memiliki Roh Allah bersifat kekal dan abadi, diselamatkan dalam kemenangan yang abadi. Kita sedang menunggu saat penebusan, dibeli dengan harga penuh, kebangkitan, kekekalan, kemulian bagi tubuh kita, kepenuhan janji Tuhan, uang muka yang telah Tuhan berikan adalah Roh Allah yang hidup di dalam hati kita. Itulah KeAllahan Roh.
Kini kita sampai pada pribadi Roh. Pada pasal kelima belas Kitab Kisah Para Rasul terdapat ayat yang menurut saya sangat tidak biasa. Lihatlah pasal 15, ayat 28. Pada peristiwa pertemuan di Yerusalem, para rasul, tua-tua, dan saudara seiman berkumpul membicarakan kemungkinan apakah orang Yunani boleh menjadi Kristen dan tidak bersunat, dan melanggar hukum Musa.
Mereka memutuskan bahwa orang kafir, orang yang tidak beragama, dapat menjadi Kristen bila mereka mempercayai Kristus. Kemudian mereka berkata: Kami telah mengutus Yudas dan Silas, yang akan mengatakan hal yang sama. Lihat ayat 28: “Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban daripada yang perlu ini,” Dan mereka memberitahu empat hal agar dilakukan oleh umat Kristen.
Dalam pertemuan di Yerusalem tersebut mereka menyatakan “sebab adalah baik menurut keputusan Roh Kudus dan keputusan kami.” Roh Kudus adalah salah satu peserta pertemuan. Ia ikut dalam rapat tersebut. Ia turut serta dalam diskusi. Ia berkata-kata. Ia menyampaikan kebijaksanaan Tuhan, dan ketika sampai pada kesimpulan, mereka menuliskannya, menyatakan bahwa Roh Kudus turut serta dalam keputusan yang mereka ambil.
Agak sulit bagi saya untuk mengerti sepenuhnya bagaimana Roh Kudus adalah seorang pribadi. Ia adalah seseorang, dan Ia turut serta dalam diskusi dan pekerjaan kita; komitmen kita, keberhasilan kita, ataupun kegagalan kita. Ia adalah salah satu dari kita. Seorang pribadi.
Roh Kudus adalah seorang pribadi. Kita hidup di dunia orang mati. Sejak saya muda. Saya telah memimpin begitu banyak ibadah dan upacara kematian. Biasanya saya berdiri di ujung peti mati agar dapat memberikan sedikit penghiburan dan kekuatan bagi keluarga yang ditinggalkan.
Di dalam peti mati itu berbaring majelis gereja kami yang tercinta, orang yang saleh, dan sahabat saya selama bertahun-tahun. Kini ia hanya debu dan abu. Tetapi walaupun ia telah pergi. Kini ia adalah roh. Ia berada di surga. Jadi manusia bukan debu dan abu. Manusia adalah roh yang pergi kembali kepada Allah. Itulah manusia. Manusia adalah roh.
Dan bila akan hadir dalam upacara kematianmu, saya tidak melihat anda sebagai debu dan abu yang terkubur di tanah. Saya mengingat anda sebagai seseorang, roh yang kembali kepada Tuhan, menantikan penebusan, kepemilikan penuh, kebangkitan, dan kekekalan abadi. Seorang manusia.
Sekarang kita melihat Roma 8:16, “Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita bahwa kita adalah anak-anak Allah.”
Tetapi mengapa kata Roh dalam Kitab Suci ditulis dengan it? Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita bahwa kita adalah anak-anak Allah. ( The Spirit itself, it said it, beareth witness with our spirit, we’re the children of God). Ini hanyalah masalah bahasa. Dalam bahasa Inggris hanya ada gender natural. Kita tidak menyebut kuda jantan sebagai he, atau kuda betina sebagi she, atau yang belum lahir sebagai it. Tetapi dalam bahasa Jerman berlaku gender gramatikal. Anak perempuan dalam bahasa Jerman memakai dos, neuter, dos machen. Bukan der machen yang mencerminkan maskulin atau de machen yang mencerminkan feminin. Dalam bahasa Jerman anak perempuan adalah gender netral.
Gender gramatikal hanya terjadi pada bahasa yang bersangkutan. Bahasa Yunani juga memakai gender gramatikal. Kata ta pneuma – ta adalah artikel untuk benda yang netral. Roh Kudus juga netral, pneuma, netral.
Tetapi di dalam Kitab Suci, Roh Kudus selalu disebut sebagai He. “Bilamana Ia datang kembali, ia akan memisahkan antara yang jahat, yang benar, dan mengadakan pengadilan dan Ia akan mengambil milikku dan memberikannya kepadamu.” (When He comes, He will convict the world of sin and of righteousness and of judgment and He will take the things of mine and show them unto you). Sebutan He adalah sebuah konstruksi gramatikal. Roh Kudus selalu ditampilkan sebagai seorang pribadi. Sebuah bahasa tidak mampu menampung penjelasan mengenai Tuhan.
Pada tahun 200 SM, ada seorang yang sangat cerdas bernama Sabellian, ia mengatakan bahwa Roh Kudus Tuhan adalah sebuah modus. Sebuah manifestasi. Roh Kudus Tuhan bukan Tuhan. Ia adalah sebuah zat, aturan atau, gerak, dan bukan seorang pribadi. Aliran Sabellian sampai kini masih ada.
Salah satu bapa gereja yang agung, bapa gereja dari Yunani adalah Tertullian, seorang ahli hukum yang pertama kali memakai istilah pribadi bagi Tuhan. Kata seseorang atau pribadi bukan diambil dari Kitab Suci. Bukan dari Perjanjian Baru. Kata pribadi mengacu pada Tuhan. Tetapi sifat bahasa sangat terbatas. Bahasa sangat tidak memadai untuk menerangkan atau mendefinisikan kemulian, kebesaran, ketakterbatasan, dan keagungan Tuhan. Tertullian dengan tegas membantah Sabellian. Menurut Tertullian, Roh Kudus Tuhan adalah Tuhan. Kata “pribadi/person mengacu pada Tuhan. Yesus adalah seorang pribadi. Ia memiliki tubuh. Roh Kudus adalah pribadi. Roh Kudus adalah Tuhan sendiri. Seorang pribadi.
Lihatlah pewahyuan Allah yang luar biasa pada diri Roh Kudus
Roh Allah berkarya dan bergerak dalam Kejadian 1:2
Roh Allah menyelidiki segala sesuatu dalam 1 Korintus 2:10
Roh Allah mengetahui segala sesuatu dalam 1 Korintus 2:11
Roh Allah memberi karunia pada tiap-tiap orang dalam 1 Korintus12:4,7,11
Roh Allah membantu dalam kelemahan kita dalam Roma 8:26-27
Roh Allah dapat ditentang dalam Kisah Para Rasul 7:51
Roh Kudus menjadi musuh dalam Yesaya 63:10
Roh Kudus dapat berduka dalam Efesus 4:30
Roh Kudus menuntut umat Kristen ke dalam seluruh kebenaran (mengajarkan segala sesuatu dan mengingatkan semua yang telah Tuhan katakan) dalam Yohanes 14:26
Roh Kudus menuntut dan menghakimi dunia dalam Yohanes 16:8-11
Roh Kudus mengacu pada Yesus dalam Yohanes 16:13,14
Roh Kudus berjuang untuk pembebasan kita dalam Ibrani 3:7,8, dan dalam
Wahyu 22:17
Roh Tuhan adalah seorang pribadi. Ia berpikir, berjalan, berinisiatif, bertindak, merasa, dan semuanya…. Tak ada cukup waktu untuk memaparkan semuanya. Saya mau mengakhiri dengan melihat Ibrani 3:7: “Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus – lego, kata dalam bentuk kini, aktif sedang terjadi (present, continuous active). Jadi dimana dan kapanpun Roh Kudus berkata,“Hari ini jika engkau mendengar suaranya, janganlah keraskan hatimu.” Roh Kudus menyapa dan bercakap-cakap dengan kita.
Umatku yang terkasih. Banyak sekali jemaat yang datang kepada saya untuk berkonsultasi, mereka bercerita tentang sakit hati yang dialami, macam-macam kesulitan, kebimbangan, kegagalan, kekecewaan dan meminta saya mendoakan mereka dan mungkin melakukan tindakan nyata jika saya dapat. Tetapi saya tidak pernah lupa mengatakan: Kini, saya akan memberi pandangan yang terbaik atas masalah yang sedang engkau hadapi, dan saya akan mendoakanmu, tetapi jawaban bijaksana yang pasti dan terbaik atas setiap masalahmu ada pada Tuhan. Letakkan persoalanmu di hadapan Tuhan. Ceritakanlah segala keluh kesahmu. Dan Tuhan akan menjawab. Tuhan akan berbicara. Jika Tuhan tidak dapat bercakap-cakap dengan kita, jika Tuhan tidak dapat menjawab, dan jika Tuhan tidak dapat berkata-kata, Tuhan tidak ada. Kita lupakan saja. Tidak ada bedanya.
Tetapi Roh Kudus ada, ia mengatakan, “Hari ini jika engkau mendengar suaranya, janganlah keraskan hatimu.” Ia menanggapi. Ia akan menjawab, membimbing dan mengarahkan langkahmu. Andai saja kita cukup peka. Roh Kudus adalah seorang pribadi. Ia berbicara di dalam hati kita, dan jika saya peka, saya dapat mendengar suara ilahiNya, dan mengerti apa yang dikatakanNya.
Paulus menggambarkan Roh Kudus sebagai pribadi, pribadi yang penuh kasih dalam Efesus 4:30, “Janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan,” Janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah.
Saya mengenal seorang ibu yang sangat mengasihi putranya yang merupakan anak yang paling boros yang pernah saya tahu. Mereka memiliki lahan pertanian yang sangat luas dan tanah yang sangat subur. Dan mereka harus kehilangan semuanya itu karena membayar biaya pengadilan, biaya pengacara dan biaya untuk membebaskan putranya dari jerat hukum. Suatu hari saya bertanya kepada sang ibu, “Ibu yang baik, mengapa engkau tidak membiarkan saja putramu yang jahat itu? Engkau telah menghabiskan semua kekayaanmu.” Ia menjawabku, “Kami telah berpikir ribuan kali untuk hal itu, tetapi ia adalah putra kami dan kami tidak dapat melakukan hal itu.”
Itulah kasih. Itulah duka. Dan karena Roh Kudus adalah seorang pribadi yang penuh cinta, kita dapat mendukakanNya. Roh Kudus berduka ketika kita sebagai orang Kristen terperosok, melalaikan doa kita, melupakan Kitab Suci, dan ketika tiada lagi semangat untuk melayani Kristus. Melayani Kristus hanya sebuah rutinitas dan tugas, bukan kegembiraan dan kebahagiaan. Roh Kudus berduka ketika gereja kita mati, pertemuan doa kita tidak teratur lagi, dan kita tidak perduli. Ketika orang-orang tidak diselamatkan dan tidak mengenal Kristus. Ketika gereja kehilangan kemuliaan dan kemenangannya. Ketika kita mengeraskan hati kita. Ketika orang menjawab tidak mau mengakui Kristus.
Roh Kudus menangis di dalam hati manusia. Karena Roh Kudus mengundang seseorang di dalam hatinya untuk mengenal Tuhan Yesus, dan bila jawabannya Tidak, Roh Kudus menjadi terluka. Ia berduka.
Undangan yang paling indah dari Kitab Suci,” Roh dan Sang Pengantin berkata, datanglah.” Datanglah. Datanglah. Roh Kudus Tuhan di dalam hatimu mengundangmu. Datanglah Tuhan Yesus. Siapa yang dapat tahan?
Penyelamat dan Penebus kita di surga menyapa kita hari ini, hadir bersama kita dalam kebaktian ini, dan di dalam hati kita, Oh Roh Kristus, berkaryalah, tunjukkanlah segala dosa kami, dan merataplah, dan mendekatlah, menangkan jiwa-jiwa untuk Yesus. Lakukanlah Tuhan. Lakukanlah.
Saat ini, detik ini juga kami mau menanggapi panggilan Tuhan. Selamat datang.
Terima kasih bagiMu Tuhan, penyelamat kami yang besar atas kerya Roh Kudus yang menghantar kami kepadaMu.