HARI KEBANGUNAN ROHANI
(THE DAY OF REVIVAL)
Oleh Dr. W.A. Criswell
Diterjemahkan Made Sutomo, M.A.
Habakkuk 3:1-2
01-08-78
Berita khotbah malam ini adalah tentang Waktu yang Mendesak atau Kebutuhan Terbesar atau Inilah Kebangunan Rohani. Teks khotbah saya, saya ambil dari Habakuk 3:1-2:
“Doa nabi Habakuk. Menurut nada ratapan. TUHAN, telah kudengar kabar tentang Engkau, dan pekerjaanMu, ya Tuhan, kutakuti!”
Tentang hal apa yang ditakuti nabi Habakuk? Ketika ia berkata, “TUHAN, telah kudengar kabar tentang Engkau, dan pekerjaanMu, ya Tuhan, kutakuti?” Ini tidak lain menunjuk kepada hukuman Allah atas Israel (Habakuk 3:1-2). Dan, penulis surat Ibrani mengakui dahyatnya akan hukuman Allah itu, dan ia berkata, “Ngeri benar bila jatuh ke tangan Allah yang hidup” (Ibrani 10:31).
Habakuk menunjuk kepada kehancuran Samaria, Kerajaan Utara, di mana dalam tahun 722 B.C., kerajaan itu dihancurkan oleh Asyur. Dan ia juga menunjuk kepada kehancuran Yerusalem dan Yehuda, Kerajaan selatan, oleh Babilonia pada tahun 587 B.C. Nabi Habakuk berdiri di antara keduanya. Yang pertama telah terjadi. Dan ia sendiri adalah utusan dan nabi Allah untuk mengumumkan kehancuran yang kedua.
Itulah sebabnya ia berkata: “TUHAN, telah kudengar kabar tentang Engkau, dan pekerjaanMu, ya TUHAN, kutakuti!” (Habakuk 3:2a). Allah menyuruh Habakuk untuk menyampaikan hukuman yang Ia akan jatuhkan atas orang-orangnya sendiri dan di kotanya sendiri. Dalam kitab Habakuk pasal satu, berbicara atas nama Tuhan ia berkata:
Lihatlah di antara bangsa-bangsa dan perhatikanlah, jadilah heran dan tercengang-cengang, sebab Aku melakukan sesuatu pekerjaan dalam zaman yang tidak akan kamu percayai, jika diceritakan. Sebab, sesungguhnya, Akulah yang membangkitkan orang Kasdim, bangsa yang garang dan tangkas itu, yang melintasi lintang bujur bumi, untuk menduduki tempat kediaman, yang bukan kepunyaan mereka. Bangsa itu dahsyat dan menakutkan; keadilan dan keluhurannya berasal dari padanya sendiri. Kudanya lebih cepat dari macan tutul, dan lebih ganas dari pada serigala pada waktu malam; pasukan berkudanya datang menderap, dari jauh mereka datang, terbang seperti rajawali yang menyambar mangsa. Seluruh bangsa itu datang untuk melakukan kekerasan, serbuan pasukan depannya seperti angin timur, dan mereka mengumpulkan tawanan seperti banyaknya pasir. Raja-raja dicemohkannya, dan penguasa-penguasa menjadi tertawaannya. Ditertawakannya tiap tempat berkubu, ditimbukannya tanah dan direbutnya tempat itu” (Habakuk 1:5-10).
Ia sendiri adalah utusan dan ambasador bagi Allah untuk mengumumkan kedatangan penghancuran Yerusalem dan Yehuda. Dan itulah sebabnya mengapa ia berkata: “TUHAN, telah kudengar kabar tentang Engkau, dan pekerjaanMu, ya TUHAN, kutakuti!” (Habakuk 3:2a).
Ketika ia diutus untuk mengumumkan bahwa orang-orangnya sendiri akan di hancurkan oleh Bailonia dan akan dibawa sebagai tawanan, Habakuk bertanya kepada Tuhan: “... Mengapa Engkau memandang orang-orang yang berbuat khianat itu dan Engkau berdiam diri, apabila orang fasik menelan orang yang lebih benar dari dia?” (Habakuk 1:13).
Dengan perasaan ingin tahu ia bertanya kepada Tuhan, “Mengapa Engkau mengizinkan mereka mengahancurkan kami? Kami munkin kotor dan jahat, tetapi mereka tidak benar dan mengapa Engkau mengizinkan mereka mengahncurkan kami?” Dan jawaban Tuhan terdapat di dalam pasal satu ayat kedua belas: “Ya Tuhan telah Kautetapkan dia untuk menghukumkan; ya Gunung Batu, telah Kautetapkan dia untuk menyiksa” (Habakuk 1:12).
Sebagaimana nabi Yesaya juga berkata, “Celakalah Asyur yang menjadi cambuk murkaKu, dan yang menjadi tongkat amarahKu!” (Yesaya 10:5). Iini juga adalah berita untuk negara Amerika dewasa ini. Kita tidak bisa terus menerus hidup dalam kemabukan dan pesta-pora dan menghujat, dalam kenajisan dan tidak mengahdapi hukuman Allah yang tak terelakkan. Tuhan akan membangkitkan bangsa-bangsa ateis dan komunis yang akan menghukum kita.
Melalui Nabi Yesaya Tuhan berkata: mereka “menjadi cambuk murkaKu dan menjadi tongkat amarahKu!” (Yesaya 10:5). Adalah sulit bagi kita untuk menyadari bahwa Amerika dapat tersesat – bahwa bangsa kita akan dihancurkan – bahwa kita akan diperhadapkan dengan musuh-musuh yang keras kepala dan bengis, tetapi itu satu hal yang diperhitungkan dalam tangan Allah yang Maha Kuasa. Bukan, Angkatan Laut, bukan Tentara, bukan anggota KKO, bukan dengan pasukan Udara, tetapi oleh ketentuan Allah. “TUHAN, telah kudengar kabar tentang Engkau, dan pekerjaanMu, ya, TUHAN, kutakuti!” (Habakuk 3:2a). “Ngeri benar, kalau jatuh ke dalam tangan Allah yang hidup” (Ibrani 10:31).
Kemudian nabi Habakuk memberikan jalan lain yang mungkin bagi kita terluput dari hukuman Allah. Ia berdoa: “Hidupkanlah itu dalam lintasan tahun, nyatakanlah itu dalam lintasan tahun; dalam murka ingatlah akan kasih sayang!” (Habakuk 3:2b). Di sini Habakuk berbicara tentang kebangunan rohani. Kebangunan rohani akan menyelamatkan bangsa. Hal itu telah menyelamatkan Yehuda dalam masa pemerintahan Yehezkia. Telah menyelamatkan Inggris pada masa pelayanan John Wesley.
Kebangunan rohani akan menyelamatkan kota. Hal itu telah menyelamatkan Ninewe pada masa Yunus. Telah menyelamatkan Antiokia, pada masa pelayanan John Chrysostom. Telah menyelamatkan kota Florence, Itali, pada masa pelayanan Savanarola. Dan kebangunan rohani akan menyelamatkan rumah tangga. Akan menyelamatkan jiwa. Itu telah terjadi kemarin. Telah terjadi hari ini. Dan selamanya terus akan terjadi. “TUHAN, telah kudengar kabar tentang Engkau, dan itu menakutkan. Ya, Tuhan, hidupkanlah itu dalam lintasan Tahun; dalam murka ingatlah akan kasih sayang!” (Habakuk 3:2).
Apakah kebangunan rohani itu?
Pertama, kebangunan rohani adalah kata-kata untuk orang Kristen. Merupakan kata-kata untuk keluarga. Orang terhilang perlu dihidupkan. Mereka mati dalam kesalahan dan dosa-dosa. Orang terhilang perlu dinbangkitkan. Mereka perlu dilahirkan kembali. Mereka perlu dihidupkan dari kematian. Kebangunan rohani adalah untuk orang-orang Kristen, untuk keluarga Allah yang perlu dihidupkan kembali. Kasih kita akan Allah dan kasih kita akan pekerjaan Tuhan yang tadinya seperti bara api, dikipas menjadi nyala api.
Kedua, kebangunan rohani adalah untuk gereja. Untuk persekutuan. Seperti Petrus menulis dalam suratnya: “Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi” (1 Petrus 4:17). Gereja tidak dapat memberikan apa yang ia tidak miliki. Oleh sebab itu, Gereja memerlukan kehadiran Allah sehingga sukacita dan kebaikanNya mengalir kepada orang lain yang disekitarnya.”
Ketiga, kebangunan rohani adalah kata-kata biasa. Kita tidak dipaksa dengan satu pengalaman yang mengerikan untuk mengikuti pikiran Allah. Tetapi kita memalingkan hati dan mengangkat serta membuka tangan kita kepada Allah untuk menerima segala kebaikan anugerahNya yang berkelimpahan dan berkat sorgawi yang Ia telah sediakan bagi kita yang mengasihi Dia. Jadi, itu merupkan kata-kata yang biasa.
Bagaimana pendapat Anda ketika melihat seorang anak terbaring sakit di tempat tidur selama setahun. Kemudian ayahnya berkata, “Jangan kuatir, janganlah ada kekuatiran padamu, satu minggu lagi tahun depan engaku akan bangun dari tempat tidurmu.” Kira-kira bagaimana pendapat Anda tentang seorang ayah yang berkata seperti itu? Ia berkata bahwa anaknya yang terbaring sakit selama setahun, dan setiap tahun ia berkata bahwa mungkin satu minggu lagi anaknya akan bangun dari tempat tidurnya.
Penandaan yang luarbiasa itu juga benar untuk kita. Kita harus dihidupkan kembali, secara normal. Kita harus bangun secara normal. Hidup kita akan berlimpah-limpah dengan sukacita dan kegembiraan dan akan ada pujian setiap hari dalam seminggu. Dan gereja harus dipercepat oleh kehadiran dan kuasa Roh Allah. Kebangunan rohani adalah kata-kata biasa.
Kalau demikian, bagaimana kita dapat dihidupkan dengan penuh kemenangan dan diberkati? Bagaimana kehidupan jiwa kita dapat dibangun kembali? Caranya adalah bila kebangunan rohani datang dan diawali dengan satu pengakuan dosa dan rasa penyesalan serta kesedihan yang dalam, dengan berkta, “O, Tuhan, ampuni kekerasan dan keangkuhanku. Ampuni aku karena aku tidak menghasilkan buah-buah pertobatan. Ampuni aku karena aku kurang berbeban untuk melayaniMu.”
Keempat, kebangunan rohani adalah adanya satu penyesalan yang dalam akan dosa-dosa kita. Bila kita betobat, maka kita harus mempunyai satu pengakuan yang jujur. Kita mengakui bahwa kita tidak pernah berdoa. Kita mungkin menangis tapi tidak sungguh-sungguh menangis. Kita seharusnya mencucurkan air mati tapi tidak bisa. Kita seharusnya berbeban tapi tidak bisa. Kita seharusnya punya perasaan peduli tetapi kita acuh tak acuh. Dalam hal itu, kita harus minta Tuhan menjawah hati kita suapa Ia memberikan kita kepekaan. Meneteskan darah, menangis dengan kepedihan kembali ke Kalvari, itu adalah permulaan dari kebangunan rohani. Kebangunan rohani yang benar adalah ketika roh kepedihan dalam berdoa dan dalam doa syafaat; pertama-tama berdoa untuk diri kita, untuk sifat kedagingan yang menyeret kita semakin jauh dari Tuhan.
Seperti Yakub di Peniel bergulat dengan malaikat sepanjang malam. Yesaya berkata: “Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaranNya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar ialah segala dosamu” (Yesaya 59:1-2).
Itulah sebabnya di dalam gereja di masa lampau, kita mempunyai tempat duduk untuk berkabung (mouner’s bench). Memang tidak mudah untuk meninggalkan dosa. Tidak mudah untuk menyangkal kedagingan. Tidak mudah untuk menghidupi kehidupan yang dihidupkan kembali dan kehidupan yang berkemanangan. Kita harus berdoa di hadapan Allah, yang mataNya terbuka melihat jiwa kita terbuka dan telanjang. Kita harus berdoa dengan merasa berbeban akan jiwa-jiwa yang terhilang. Kita harus memiliki rasa peduli dan prihatin di mana orang-orang diselamatkan atau terhilang.
Dalam kitab Roma pasal sembilan Paulus memulai dengan berkata sebagai berikut: “Bahkan, aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kau bangsaku secara jasmani” (Roma 9:3). Dan kemudian pada pasal yang kesepuluh ia memulai dengan kata-kata berikut ini: “Saudara-saudara, keinginan hatiku dan doaku kepada Tuhan ialah, supaya mereka diselamatkan” (Roma 10:1).
Kelima, kebangunan rohani adalah adanya perasaan berbeban akan jiwa-jiwa yang terhilang. Kita tidak bisa mengatakan bahwa kita mengalami suatu kebangunan rohani bila kita melewati sehari tanpa sama sekali ada pikiran tentang jiwa-jiwa yang terhilang di sekitar kita. Dan kita tidak dapat mengatakan bahwa kita mengalami suatu kebangunan rohani tanpa ada rasa berbeban dalam hati kita apakah orang-orang akan meresponi undangan Tuhan untuk menerima Kristus atau tidak ketika kita datang ke dalam persekutuan gereja Allah yang hidup. Jadi, kebangunan rohani adalah merupakan perasaan berbeban terhadap jiwa-jiwa yang terhilang agar mereka diselamatkan.
Keenam, kebangunan rohani adalah adanya kesatuan roh, kesatuan, kebersamaan dalam Tuhan. Pasal Pentakosta yang agung di dalam Kisah Para Rasul 2:1 dimulai seperti berikut: “Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat.” (Tidak ada roh karismatik di antara mereka, tetapi semua orang percaya (pada saat itu) diberikan satu dedikasi yang besar. Yakni kebangunan rohani dalam gereja. Dan itulah kebangunan rohani yang dipakai Allah untuk menyelamatkan, untuk menemukan yang terhilang.
Pada suatu hari saya membuka satu majalah dan melihat gambar-gambar di dalamnya. Ada satu cerita yang sangat efektif tapi merupakan cerita yang sangat menyedihkan yang pernah saya lihat. Gambar pertama adalah tentang ladang gandum yang sangat luas di daerah Kansas sebelah barat. Saya telah melihat ladang seperti itu. Karena begitu luasnya, dari horison ke horison yang satunya sejauh mata memandang hanya terlihat ladang gandum yang tinggi yang buahnya kelihatan melambai-lambai.
Gambar kedua adalah foto seorang ibu yang kelihatan tertekan yang sedang berada di sebuah rumah di tengah-tengah ladang yang begitu luas. Ia memiliki seorang anak laki-laki yang masih kecil yang sedang berlari-lari jauh dari rumah, dan ibunya tidak menemukan dia. Ia kemudian memanggil suaminya, dan berusaha mencarinya. Karena tidak menemukan, akhirnya mereka memanggil tetangga-tetangga mereka. Mereka semua ikut mencari di seluruh ladang yang tidak ada batas dari luasnya itu, namun mereka tetap gagal.
Gambar berikutnya adalah semua orang-orang yang telah mendengar tentang anak yang hilang itu, akhirnya mereka bergandengan tangan dengan berkata, “Mari kita pergi ke seluruh ladang gandum itu dengan berbaris dari satu sisi ke sisi lainnya hingga kita menemukan anak kecil itu.” Dan gambar berikutnya tampak para tentangga itu sedang berjejer, bergandengan tangan menelusuri ladang tersebut untuk berusaha menemui anak laki-laki kecil itu.
Gambar yang terakhir itu membuat hati Anda hancur. Merupakan satu peristiwa yang sangat menyedihkan yang pernah saya lihat. Di situ ada foto seorang ayah berdiri di depan anak laki-lakinya yang hilang itu dalam keadaan meninggal. Mereka menemukan dia, tetapi sudah meninggal. Dan kata-kata ayahnya ketika ia menangis terselubung kata-kata, “O, Tuhan, tadi kami sudah bergandengan tangan.” Anda tidak akan pernah melupakan hal seperti itu.
Ketujuh, kebangunan rohani adalah bilah dalam gereja dan dalam hati manusia, satu kesatuan yang benar, doa syafaat, roh yang senantiasa mencari dan menyelidiki. Itulah kebangunan rohani. Rasa dahaga dan lapar akan Allah.
Dalam Mazmur 63:2 kita membaca seperti berikut: “Ya Allah, Engkaulah Allahku, akum mencari Engkau, jiwaku haus kepadaMu. Tubuhku rindu kepadaMu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair.” Kemudian Mazmur 42:2 memulai dengan kata-kata berikut ini: “Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.”
Kata-kata itu memiliki arti yang sangat dalam untuk kita yang telah menemukan Tuhan. Apakah Anda sudah meminum air kehidupan ini dan masih haus? Apakah Anda telah menemukan kehampaan dari upah yang diberikan oleh dunia ini? Apakah masih ada kerinduan di dalam hati Anda untuk sesuatu yang lebih dari kebutuhan daging yang dapat diberikan oleh dunia?
Anda akan menemukan itu di dalam Allah, bukan di dalam dunia. Bobby Burns menulis seperti berikut:
Tetapi kenikmatan adalah seperti bunga apium yang menyebar,
Anda menangkap bunganya, mekarnya jatuh,
Atau seperti salju jatuh di sungai,
Sekejap putih-mencair selamanya;
Atau seperti perlombaan Borealis,
ia melayang dengan cepat, Anda dapat menunjuk tempatnya,
Atau seperti bentuk pelangi yang indah
Hilang lenyap di tengah-tengah badai –
(Robert Burns, “Tam o’Shanter”)
Demikianlah hampanya kenikmatan dunia ini. Ia melayang dengan cepat. Kita dahaga dalam dunia. Penulis Himne berkata:
Jika engkau lelah menanggung beban dosamu,
Izinkan Yesus masuk ke dalam hatimu;
Jika engkau merindukan memulai kehidupan baru,
Izinkan Yesus masuk ke dalam hatimu;
Sekarang juga, berikan keraguanmu;
Sekarang juga, jangan menolak Dia lagi;
Sekarng juga, bukalah pintu hatimu;
Izinkan Yesus masuk ke dalam hatimu.
(Lelia N. Morris, “Lat Jesus Come into Your Heart”)
Kedelapan, kebangunan rohani adalah roh ketegasan untuk menanggapi panggilan Allah dan sekaligus memberi komitmen. Seperti ada seorang berkata kepada saya di auditorium ini, “Pendeta, saya telah mengatakan tidak kepada Allah untuk terakhir kalinya, sekarang saya berkata aku datang, sekarang Aku datang. Saya telah berkata tidak kepada Allah, sekarang saya berkata, aku datang, sekarang aku datang.”
Saya katakan kepadanya, katakanlah kepada roh penolak, tidak. Katakan kepada roh yang tidak mau percaya, tidak. Tetapi katakan ya, kepada roh yang menguatkan, kepada Roh Allah yang memanggil, kepada komitmen. Katakan kepadaNya, Tuhan Aku datang. Satu syair pujian yang indah berikut ini dengan tempat menggambarkan ketegasan seseorang yang mau mengikut Yesus dengan sungguh-sungguh:
Mengikut Yesus keputusanku,
Mengikut Yesus keputusanku,
Mengikut Yesus keputusanku,
Kutak ingkar, kutak ingkar.
Walau sendiri kuikut Yesus,
Walau sendiri kuikut Yesus,
Walau sendiri kuikut Yesus,
Kutak ingkar, kutak ingkar.
Dunia di belakangku, salib di depanku,
Dunia di belakangku, salib di depanku,
Dunia di belakangku, salib di depanku,
Kutak ingkar, kutak ingkar.
Bila seseorang telah mengambil keputusan maka ia harus berkata, “Aku telah memutuskan mengikut Yesus... Kutak ingkar.” Itulah kebangunan rohani. Ia harus berkata:
Say telah menetapkan hati tidak lagi hidup,
Terpesona oleh kesukaan dunia;
Hal-hal yang lebih tinggi, hal-hal yang mulia,
Semuanya ini telah memikat pandanganku.
Saya telah berketetapan hati, dan siapa yang mau pergi denganku?
Meninggalkan jalan dosa,
Diajarkan oleh Alkitab, dipimpin oleh Roh,
Jadi, marilah kita memasukinya.
Dan itulah undangan yang ditujukan kepada hati Anda malam ini.