Daftar isi

BAPTISAN DI DALAM AIR

(BAPTISM IN WATER)

 

Dr. W. A. Criswell

 

Yohanes 3:23

03-22-87

 

Khotbah ini berjudul: Baptisan di Dalam Air. Di dalam khotbah kita melalui Injil Yohanes, kita telah sampai kedalam pasal empat. Dan saya telah berkhotbah melalui penyingkapan yang luar biasa dari pelayanan Mesianik Tuhan kepada wanita Samaria. Tetapi, ketika saya berdoa, dan berpikir melalui pesan injil, pikiran saya ingin kembali, dan kembali ke belakang. Saya tidak dapat menahan pikiran saya—sebuah referensi di dalam pasal sebelumnya, pasal tiga dari Injil Yohanes—sebuah sampingan kecil, sebuah tambahan kecil. Lalu saya memutuskan untuk kembali ke pasal tiga dan berkhotbah dari sebuah klausa yang setengah itu. Dan ketika saya melakukannya, saya menemukan bahwa pesannya terlalu panjang untuk dijelaskan dalam sebuah khotbah. Jadi sebagian darinya telah saya khotbahkan Minggu yang lalu. Dan pada pagi hari ini merupakan lanjutan dari khotbah Minggu yang lalu. Khotbah yang terambil dari Yohanes pasal 3 ayat 22 dan 23:

 

Sesudah itu Yesus pergi dengan murid-muridNya ke tanah Yudea dan Ia berdiam di sana bersama-sama mereka dan membaptis.

Akan tetapi Yohanes pun membaptis juga di dekat Ainon, dekat Salim, sebab di situ banyak air, dan orang-orang datang ke situ untuk dibaptis.

 

            Dan sampingan kecil, tambahan kecil: “Sebab di situ banyak air.” Yohanes tidak melakukan pelayanannya dengan sebuah cangkir, atau dengan baptisan seinci, atau dengan sebuah gelas kecil. Dia harus mentaati Allah, yaitu melakukannya di tempat yang banyak air. “Banyak air!”  

            Dan sampingan kecil itu mempunyai kebenaran yang lebih dari maksud Allah dalam sebuah dari pada sebuah keseluruhan eksposisi. Ada tujuh puluh empat di dalam Perjanjian Baru di mana kata  baptizō yang berasal dari kata Yunani digunakan. Dan ada dua puluh di dalam Kitab Suci dimana kata Baptisan digunakan.

Leksikon klasik bahasa Yunani yang terbaik yang ditulis Liddell dan Scott.  Dan dia berkata baptizō memiliki arti “diselamkan dalam air atau di bawah air.”  Leksikon Yunani yang terbaik yang ditulis oleh Bauer berkata baptizō memiliki arti “Untuk mencelupkan,” “untuk menyelamkan,” “untuk merendamkan.” Otoritas tertinggi Roma Katolik ditemukan dalam Versi Douay. Jika anda seorang Protestan, anda akan mempunyai sebuah Alkitab seperti saya—Versi King James atau sesuatu yang yang sama. Jika anda seorang Katolik, anda akan menggunakan Versi  Douay, dengan catatan yang terdapat di dalamnya yang  di tulis oleh Paus sendiri. Dan di dalam Versi  Douay itu, komentar atas  Matius 3:6, tentang Baptisan Yohanes adalah:  

Kata “baptisan” memiliki arti sebuah penyelaman, atau memasukkan, atau menjatuhkan ke dalam air yang merupakan  sebuah perintah mula-mula atau pelaksanaan sakramen. 

Mereka menyebutnya sebagai sebuah sakramen. Kita menyebutnya sebagai sebuah ordinansi dari baptisan. Jika anda pernah berada di menara Pisa yang terdapat di sebelah utara Italia, di lantai bawah tanah ada sebuah katedral mereka, bagian yang pertama adalah ruangan gereja, kemudian di menara yang condong itu, di bagian atasnya terdapat lonceng menara. Dan di sebelah kanannya terdapat sebuah tempat baptisan yang luas dan sangat indah, sebuah bangunan yang terpisah. Jika anda pernah berada di Florence Italia, yaitu Duomo, sebuah katedral yang besar, tempat di mana Savanarola pernah  berkhotbah. Kemudian di depannya, adalah lonceng menara, bel menara yang terdapat di puncak. Kemudian di sana ada tiga bangunan yaitu tempat Baptisan. Michelangelo melihat ke arah pintu perunggu di tempat Baptisan itu dan berkata: “Mereka memiliki nilai sama seperti pintu sorga itu sendiri.”

            Ada empat Basiliki Di Roma: Santo Petrus (Tempat di mana Vatikan berada), Santa Mary, Santo Yohanes Lateran dan Santo Paul's (di Jalan the Appian).  Di dalam basilika Santo Paulus terdapat tempat baptisan yang paling indah, yang pernah saya lihat di dalam dunia ini.  Saya melihatnya bahwa tempat itu dapat membaptiskan seratus lima puluh orang pada saat yang bersamaan. Praktek dari Gereja Roma Katolik pada zaman dahulu, sama seperti praktek Gereja Yunani Katolik pada hari ini—mereka memiliki Alkitab dalam bahasa Yunani. Dan melakukannya sesuai dengan bahasa Yunani, Gereja Yunani Katolik yaitu dengan mencelupkan. Mereka mencelupkannya sebanyak tiga kali—Di dalam nama Bapa, itu yang pertama kali, di dalam nama Anak, itu yang kedua kali, dan di dalam nama Roh Kudus, itu yang ketiga kali. Tetapi gereja Roma Katolik sebelum abad dua belas mereka melaksanakan baptisan dengan melakukan pencelupan. Saya mengutip dari kredo dari kepercayaan orang Katolik: “Metode umum sebelum abad dua belas dalam melaksanakan baptisan adalah dengan mencelupkan.” Dan lagi dengan mengutip dari otoritas tersebut:

Pada masa yang lalu, orang-orang yang dibaptis akan diselamkan dan dikuburkan di dalam air untuk menggambarkan kematian mereka terhadap dosa, dan kemudian dibangkitkan dari dalam air untuk menggambarkan masuknya mereka ke dalam suatu hidup yang baru. Di dalam baptisan menggambarkan sebuah analogi atau kemiripan, ketika tubuh kita berada di bawah air, kita dapat berkata bahwa kita dikuburkan bersama Dia. 

            John Wesley—dan saya berharap bahwa saya memiliki waktu untuk menyebutkan tentang hal ini dari lembar sejarah kekristenan—John Wesley, pendiri dari Gereja Metodis, di dalam catatan penafsirannya di dalam Perjanjian Baru atas Roma enam dan empat yang baru saja anda baca menyebutkan:

“Kita telah dikuburkan bersama dengan Dia…” (John Wesley menulis) Hal ini bersinggungan dengan kebiasaan masa lalu tentang pelaksanaan baptisan yaitu dengan menyelamkan. Maksudnya, Kristus telah dibangkitkan dari kematian oleh kemuliaan Bapa, demikian juga dengan kita, dengan kuasa yang sama, seharusnya bangkit kembali. Seperti Dia yang tinggal dalam sebuah kehidupan yang baru di dalam sorga, demikian juga kita supaya berjalan dalam kehidupan yang baru. Itu yang dimaksudkan oleh sang rasul, bahwa baptisan kita menggambarkan hal itu kepada kita.   

Dan kemudian  John Wesley menulis dalam komentarnya atas Kolose 2:1:

“Dikuburkan bersama dengan Dia di dalam baptisan….” Kebiasan masa lalu dalam melaksanakan baptisan yaitu dengan menyelamkan adalah sebuah manifestasi yang bersinggungan dengan hal ini, dimana anda juga harus dibangkitkan bersama dengan Dia dari kematian dari dosa ke dalam hidup yang kudus..

 

Sekarang, mengapa terjadi seperti itu—di dalam Alkitab Versi King James saya dan versi Alkitab yang anda baca—mengapa kata itu tidak diterjemahkan? Mengapa ditransliterasikan? Jawabannya sangat jelas. Pada tahun 1611, ketika Alkitab King James diterjemahkan, Gereja Anglikan melakukan baptisan percik. John Wesley adalah anggota Gereja Anglikan. Dia tidak pernah meninggalkannya. Jadi para penerjemah Alkitab Versi King James ketika bertemu dengan baptizō  (baptisma) mereka pergi kepada raja dan membentangkannya di hadapan raja dan mereka bingung terhadap apa yang akan mereka lakukan terhadap kata itu. Apa yang mereka harus lakukan terhadap kata kerja itu?

            Jadi maksudnya sangat jelas, dan mereka tidak dapat menyingkirkannya. Dan di bawah perintah raja, maka diputuskanlah untuk mentransliterasikan kata itu, untuk membuatnya menjadi sebuah kata dalam bahasa Inggris.  B‑A‑P‑T‑I‑Z‑O, di dalam bahasa Yunani, baptizō, ditransliterasikan menjadi B‑a‑p‑t‑I‑z‑e, di dalam bahasa Inggris, hanya dibuat menjadi ejaan dalam bahasa Inggris. Tetapi arti dari kata itu tidak pernah berubah sepanjang tahun, dan tahun-tahun  ketika bahasa Yunani telah dibicarakan, kata itu tetap memiliki arti yang sama..

            Hippocrates, bapa ahli pengobatan yang lahir pada tahun 460, menjelaskan tentang pernafasan seorang pasien yang menderita  radang tenggorakan, dia berkata:

Dia bernafas sama seperti seseorang yang bernafas setelah selesai di baptized dan memancarkan suara yang rendah dari pita suaranya 

           Aristoteles seorang filsuf Yunani yang terkemuka…(Tidakkah anda tahu , saya melihat di sebuah katalog Oxford University, dan di sana ada empat ratus bahan pemikiran pada saat yang sama tentang Aristoteles? Saya bahkan hampir tidak dapat mempercayainya.) Aristoteles menulis tentang  koloni Phoenician yang terlihat pada saat mereka berlayar di dibalik Pillars dari Hercules… (Itu cara dia menyebut the Selat Gibraltar)  saya mengutip dari tulisannya:

Berlayar selama empat hari di balik Pillars  Hercules, dengan angin timur, mereka  datang ke sebuah padang yang penuh dengan rumput laut, yang tumbuh di air pasang dan tidak baptized (tidak terbenam) tetapi pada saat banjir mereka akan baptized (tenggelam).

 

Polybius, sejarahwan yang hebat di dalam bukunya berbicara tentang bagian dari pasukan Roma di bawah pimpinan Konsul Tiberius yang melewati sungai dan diguyur oleh hujan yang sangat deras—Polybius menulis: “Mereka menyeberang dengan penuh kesulitan. Kaki para prajurit baptized  naik hingga ke atas pinggang."

            Polybius yang sama, sejarahwan Yunani, menggambarkan kebiasaan dalam menangkap ikan dengan menggunakan tombak besi, dengan menggunakan sebuah seruit, dan melemparkannya ke dalam laut. Dia menulis: “Dan bahkan ketika tombak jatuh ke dalam laut, tombak itu tidak hilang. Karena tombak itu dipadatkan dengan kayu ek dan pinus. Jadi ketika bagian kayu eknya  baptized, masuk ke dalam air dan tenggelam, oleh beratnya, setelah beberapa lama akan timbul kembali sehingga mudah untuk ditemukan.”

            Strabo, ahli geografi Yunani, berbicara tentang barisan dari tentara Aleksander sepanjang pesisir pantai yang banjir karena tiupan angain yang keras yang disebabkan oleh udara gunung dan Laut Mediterania—Strabo menulis:

Aleksander tiba-tiba berada di sana, dalam cuaca yang berangin keras dan membiasakan dirinya kepada bagian yang penuh dengan keberuntungan, dan terus maju, mengatasi gelobang besar yang mulai surut dan mereka berbaris sepanjang hari di dalam air dan mem-baptized-kan mereka  yang tingginya hampir mencapai pinggang.

 

Diodorus, sejarahwan Yunani, di dalam sejarahnya---(Dia adalah seorang yang hidup sekontemporer dengan para rasul). Menggambarkan dampak dari naiknya aliran Sungai Nil selama banjir tahunan, dia menulis:

 

Kebanyakan dari binatang liar yang hidup di darat dikelilingi oleh air dan Lumpur dan menjadi baptized.  Tetapi beberapa diantara dapat melarikan diri ke dataran yang lebih tinggi dan menjadi selamat.

 

            Diodorus, sejarahwan yang sama (Dia adalah orang Sisilia) di dalam perhitungannya tentang Timoleon yang mengalahkan pasukan Karthage di pinggir Sungai Crimisus, berkata bahwa banyak orang Karthage tenggelam di dalam aliran sungai yang deras. Dan ini adalah kata yang dia gunakan: “Aliran sungai mengalir dengan deras, bertambah naik dengan cepat dan  baptized banyak orang dan membinasakan mereka saat mereka berusaha untuk berenang melalui sungai itu dengan baju baja mereka.” Karena terlalu berat, mereka jatuh tenggelam.

Yosephus, menggambarkan pelarian Yunus ke Tarsus berkata: “Kapal, hampir saja menjadi (Menjadi jungkir balik dan terendam ke dalam air).” Dan di dalam Buku Yosephus yang menuliskan Peperangan Yahudi, dia menggambarkan peperangan antara tentara Roma dan orang Yahudi. Dan peperangan itu di mulai di Galilea dan Yosephus adalah kepala pasukan Yahudi. Dan menggambarkan perang itu seperti yang anda ketahui bahwa peperangan itu menghancurkan bangsa Israel dan bangsa Yahudi, dia berkata:  

 

Dan ketika orang Yahudi berusaha mendekati tentara Roma  yang berada di laut, mereka menderita kerugian sebelum mereka dapat melakukan sesuatu. Dann mereka  baptized bersama dengan perahu-perahu mereka. dan orang-orang yang telah baptized yang berusaha mengangkat kepalanya, mereka ditimpa oleh senjata dan perahu mereka. 

 

            Yosephus yang sama, menulis dalam Perang Yahudi, menggambarkan kematian seseorang yang bernama Simon, anak dari Saul, yang merupakan seorang pengkhianat. Dan di dalam sebuah kesedihan yang mendalam dalam pemgakuan dan pertobatannya, dia membunuh ayahnya, ibunya, istrinya dan semua anak-anaknya. Dan kemudian Yosephus berkata: “Dan dengan menarik tangan kanannya sehingga dilihat oleh semua orang, dia baptized seluruh pedangnya kedalam perutnya.”

            Plutarch, seorang penulis biografi yang tiada bandingnya dari Yunani, berbicara tentang keahlian di dalam air dan binatang darat, dia menggambarkan tentang sebuah burung yang disebut sebagai halcyon (tenang dan damai). Dan dia berbicara tentang keahlian burung itu berdasarkan struktur dari sarangnya, yang tajam seperti kapal penangkap ikan yang mengapung dengan aman di atas air. Plutarch berkata  bahwa hal itu dibentuk oleh burung itu dengan seni pembuatan kapal. Dan ada banyak bentuk dari sarang, tetapi hanya sarang itu yang tidak dapat jungkir balik ataupun baptized.

            Dan di dalam dongeng Aesop: Plutarch memberi komentar atas salah satu cerita, dia berkata:

 

Seekor bagal pembawa garam yang sedang menyeberangi sungai secara tergelincir jatuh secara tiba-tiba. Dan ketika dia melakukannya, dia belajar bahwa garam yang menjadi bebannya itu larut. Dan bagal itu mengingatnya dengan baik, ketika dia melewati sebuah sungai, dia jatuh dengan sengaja dan  baptized bebannya.

 

 Bagal yang pintar. Dan komentar atas dongeng tentang monyet dan lumba-lumba, lumba-lumba membawa kapal kera yang rusak ke pantai. Dan ada sebuah pertentangan diantara mereka. “Dan kemudian,” Plutarch menulis, “Lumba-lumba marah kepada kera, me-baptized dia dan menenggelamkan dia.” Anda akan memiliki sebuah masa sukar untuk memercik dia dan menenggelamkan dia, bukankah begitu?

            Dio Cassius di dalam sejarah Romanya berbicara tentang Pertempuran Actium atara Markus Antonius di satu sisi dan Kaisar Oktavianus di sisi yang lainnya—Kaisar Augustus—di sisi yang lain, di dalam pertempuran laut di pantai utara Yunani. Markus Antonius menempatkan prajuritnya di garis depan dalam pertempuran laut, dan menyombongkan diri dengan kekuatannya yang besar dan berkata bahwa musuh tidak akan berani mendekat: “Bahkan jika seseorang datang mendekat, bagaiman mungkin dapat lolos karena akan  baptized oleh dayung yang sangat banyak itu?” Akan tetapinya perahu-perahunya terbakar dan para prajuritnya berusaha lolos dari perahu yang terbakar itu…seperti yang anda tahu prajuritnya  Markus Antonius sangat banyak sekali. Dan dia beserta dengan Cleopatra melarikan diri ke Mesir dan menghabiskan sisa hidupnya di sana. Markus Antonius dikalahkan dalam Pertempuran Actium itu, Cassius berkata, “Dan prajurit-prajurit lainnya, berlompatan ke dalam laut,  dikalahkan oleh musuh dan baptized.  Mereka tenggelam ke dalam laut.”

            Porphyry, seorang filsuf yang terkemuka dari Aleksandria, menulis sehubungan dengan Sungai Styx—dia menggambarkan danau percobaan di India dan yang digunakan oleh para Brahma untuk menguji apakan seseorang bersalah atau tidak dari seorang terdakwa.  Porphyry menulis: “Ketika terdakwa datang ke dalam air, dia tidak bersalah maka dia akan melaluinya tanpa rasa takut. Tetapi jika dia bersalah, setelah berjalan sedikit, dia baptized  hingga kepalanya.”

            Ini adalah salah satu hal kecil yang paling manis yang pernah saya baca dalam hidup saya. Penyair Yunani Julian di dalam syair pujiannya terhadap Cupid—dewa cinta yang kecil—Julian berkata:

 

Sebagaimana sekali waktu aku menjalin karangan bunga, anda menemukan cupid dalam bunga mawar. Dan memegang dia dengan sayapnya, aku baptized di ke dalam anggur dan mengambilnya serta meminumnya. Dan sekarang dari dalam seluruh anggota tubuhku dia menggelitik dengan sayapnya. 

Hal itu adalah tentang cara yang mungil dalam menggambarkan perasaan jatuh cinta seperti yang pernah saya dengar dalam hidup saya—Cupid menggelitik dengan sayapnya dari dalam.

            Septuaginta—dan saya berharap saya memiliki waktu untuk masuk ke dalam sebuah rangkaian dari hal ini—dalam membicarakan Namaan menulis: 

 

Maka turunlah ia baptized dirinya tujuh kali di sungai Yordan sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak dan ia menjadi tahir. 

 

Athanasius, seorang pemenang iman yang luar bisa berkata:”Untuk semua cahaya yang baru di dalam keuntungan ini, engkau harus diselamkan seperti sebuah jaminan dari sorga.” Gregorius dari Nazianzus berkata: “Biarlah kita selanjutnya dikuburkan bersama Kristus melalui baptisan, sehingga kita dibangkitkan bersama dengan Dia.” Tidak ada pengecualian—di dalam semua abad dan millennium dalam penggunaan bahasa Yunani—tidak ada sebuah pengecualian. Itu adalah sebuah kata yang menggambarkan penguburan kita di dalam air dan kebangkitan kita keluar dari kuburan menjadi sesuatu yang baru dan sebuah kehidupan yang luar biasa di dalam Kristus.

            Dan saya ingin menutup  di dalam momen yang tersisa ini dengan sebuah pengakuan, sebuah pandangan dari keluhuran dan kebenaran rohani bahwa kita telah dikuburkan bersama dengan Kristus dan kita telah dibangkitkan untuk berjalan dalam sesuatu yang baru, dan sebuah kejayaan, dan berkat Tuhan dalam pemuridan bersama dengan Dia. Selama sepuluh tahun pertama dari pengembalaan saya, saya berada di sebuah wilayah, menggembalakan di gereja pedesaan. Menggali ke depan rumah gereja, dan dimana mereka berhenti, memulai dari pintu belakang dan menabur hingga ujung lahan. Berkhotbah di gereja-gereja daerah terbuka atau gereja-gereja pedesaan yang kecil, selama empat tahun melalui universitas saya melakukn hal itu dan enam tahun melalui seminari—dimulai pada saat saya berusia tujuh belas tahun.  

            Tidak memiliki tempat baptisan di daerah yang kecil itu atau di gereja pedesaan itu, saya membatis di dalam sungai-sungai kecil dan di dalam kolam dan di dalam sungai-sungai yang besar. Saya akan pergi ke tengah-tengah sungai dan berdiri di sana, hingga air setinggi pinggang, saya akan mengambil Alkitab saya dan saya akan berkhotbah kepada orang banyak yang berda di pinggir sungai, di sisi yang lain. Dan kemudian saya akan berjalan ke pantai, ke pinggir sungai dan menekankan sebuah seruan, menyampaikan sebuah seruan bagi Tuhan. Saya sering melakukan hal itu di Sungai Leon di Corriel County dimana Gatesville adalah pusat pemerintahannya, saya sering melakukannya Sungai Grand di Biland County dimana Cameron adalah pusat pemerintahannya. Sering melakukannya di Sungai Baron di Warren County dimana Bowling Green adalah pusat pemerintahannya. 

            Pada suatu hari pada musim panas yang panas di bulan Juli, setelah kebangunan rohani musim panas telah selesai—sebuah kebangunan rohani di bawah tenda—dengan membawa semua petobat saya, saya pergi ke Sungai Leon di Corriel County. Dan di sana seperti yang sering saya lakukan, berdiri di tengah-tengah sungai hinggga kedalaman air mencapai setinggi pinggang dan membuka Alkitab, dan berkhotbah kepada orang banyak yang datang untuk menyaksikan pemandangan ini, yaitu tentang Tuhan Yesus.

            Dan kemudian, naik ke pinggir sungai, membuat sebuah seruan bagi orang-orang yang memberikan hati mereka dan hidup mereka kepada Kristus yang penuh berkat. Pada sore hari di musim panas bulan Juli itu, pada hari Minggu, berdiri di sana dan  berkhotbah, kemudian naik ke pinggir sungai dan membuat sebuah seruan; ada yang datang merespon terhadap undangan itu yaitu Will*** dan istrinya dan seluruh anak-anaknya serta seluruh sukunya. Di atas sana dalam sebuah bagian tertentu dari wilayah itu yang mereka sebut sebagai ***Hollow. Dan dia tinggal di atas sana, dan seluruh anggota keluarga bersama dengan dia dan seluruh suku bersama dengan mereka.  

          Ketika saya memberikan undangan di pinggir sungai, dia nmaju ke depan, bersama dengan istrinya, bersama dengan seluruh anak-anaknya dan beserta seluruh sanak keluarganya. Dan dia berkata kepada saya: “Pada hari ini, kami menerima Tuhan sebagai Juruselamat kami. Kami memberikan hati kami serta serta hidup kami kepadanya. Dan kami ingin dibaptis.”

Saya berkata kepada Will***. “Tetapi anda belum mempersiapkan diri. Anda tidak memiliki pakaian pengganti.”

Dia berkata: “Tidak masalah! Kami akan pulang dengan pakaian basah. Kami akan pulang dengan pakaian yang kami pakai setelah dibaptis.”

Luar biasa! Kemudian saya membaptiskan orang-orang yang bertobat dalam kebangunan rohani, saya membaptiskan Will***, dan istrinya dan anak-anaknya serta seluruh kawanan yng tinggal di atas sana di ***Hollow. Dia merupakan sebuah kekuatan yang luar biasa dan sebuah dorongan bagi saya. Jemaat kecil yang mengadakan pertemuan dalam dua ruangan sekolah dan tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki ruang ibadah.

            Kemudian saya bertemu dengan Will*** di jalan, ketika dia sedang mengambil sepasang bagal dari ladang untuk dibawa ke gudang, saya berkata kepada dia: “Anda tahu, jika saya memiliki seseorang yang berdiri di belakang saya, kita akan membangun rumah gereja.” 

            Dia berkata: “Mengapa pendeta muda, saya akan menjadi orang itu!”

Dan kami pergi ke Gatesville ke tempat penjualan kayu. Di dalam pikiran saya, saya sudah mempunyai gambaran tentang rumah yang ingin saya bangun yaitu dalam bentuk salib; mimbar di sini, sebuah sayap di sini, sebuah saya di sana dan bagian tengah berada di depan saya—kemudian ada sebuah pintu dorong di sebelah sana dan itu akan menjadi bagian sekolah minggu, dan di sini ruangan sekolah Minggu yang lainnya. Saya telah memiliki gambaran tentang semuanya di dalam pikiran saya; dan menarikknya keluar dan kami pergi bersama penjual bahan bangunan; berapa biaya paku yang dibutuhkan, berapa biaya jendela yang dibutuhkan, berapa biaya atap yang akan dibutuhkan dan jumlah keseluruhan yang dibutuhkan. Kemudian ketika kami telah selesai melakukannya, Will*** berkata kepada saya: “Pendeta anda dapat memanggil semua pria yang ada di gereja di ruangan sekolah  untuk sebuah pertemuan khusus pada Minggu sore dan kita akan membangun rumah Allah yang baru.” 

            Jadi kami mengumumkan kepada jemaat bahwa pada hari Minggu sore, semua pria dari komunitas itu akan bertemu dalam sebuah konferensi khusus. Mereka telah berkumpul di sana, setiap orang dari mereka. Dan saya berdiri dan memulai dengan sebuah gamabar tentang bangunan gereja di daerah yang kecil itu, dan seberapa besar biayanya, dan bagaimana hal itu akan memuliakan Tuhan dan betapa kami sungguh-sungguh membutuhkannya. Pada saat itu adalah masa dimana depresi yang besar telah mulai. Mereka menjual satu pon katun seharga lima sen. Mereka tidak pernah menghasilkan uang yang cukup untuk memberi makan keluarga mereka. 

            Dan sebagaimana saya menekankan permohonan kepada gereja kami yang kecil itu, mereka tampak keras kepala, sulit, tidak ada respon yang terlihat pada wajah para pria itu. Di dalam roh pertemuan itu, setengahnya berlangsung dalam keputusasaan, saya duduk di meja depan dan mulai menangis—salah satu hal yang saya miliki selama bertahun-tahun yang lalu meski telah berusaha untuk berhenti, untuk mengontrol. Yang selalu menjadi respon saya adalah menangis. Ketika saya bahagia atau ketika saya merasakan kehadiran Allah, atau ketika saya merasa remuk—hanya menangis—saya duduk, dan membenamkan wajah saya di tangan saya dan mulai menangis.

            Will *** berdiri dan menunjuk ke arah saya serta berkata: “Pendeta muda, berdirilah! Ambillah secarik kertas dan pensil anda dan mulailah menulis.”

            Dan dia berjalan ke arah Pete, Pete Martin dan berkata: “Pete, beritahukanlah kepadanya berapa banyak yang akan engkau berikan. Beritahukan kepadanya!” (Hal itu berarti pergi ke bank dan menggadaikan pertaniannya untuk membuatanya menjadi sebuah pemberian.) “Engkau beritahukan kepadanya Pete seberapa banyak yang akan kau berikan!”

           Dan dia berjalan ke arah saudaranya J.R. Martin, dan berkata: “J.R. beritahukan kepadanya seberapa banyak yang akan kau berikan.” Dan dia berjalan menghampiri ***, ***David, dan berkata, “***, beritahukan kepadanya berapa banyak yang akan engkau berikan.” Dan dia berjalan menghampiri Calude, Claude Sepherd: “Seberapa banyak yang akan engkau berikan? Beritahukanlah kepadanya!

            Dan dia berjalan menghampiri setiap pria dan berkata: “Engkau beritahukanlah kepadanya berapa banyak yang akan engkau berikan.” Dan ketika pertemuan itu telah selesai, kami memiliki persediaan yang cukup untuk membangun sebuah gedung gereja. Mereka membangunnya dengan tangan mereka sendiri. Kami membeli bahan-bahannya. Dan masih tetap ada di sana setelah enam puluh tahun, dan masih digunakan untuk Allah. Dan ketika saya meninggalkan gereja itu untuk pergi ke seminari, saya meninggalkannya dalam kebaikannya dan tangan yang penuh dedikasi. Dan dia tetap menjaganya dengan setia hingga dia meninggal dunia.

            Kita dikuburkan bersama Dia, dan mati bagi dunia. Kita dibangkitkan bersama dengan Dia di dalam kehidupan yang baru. Itu adalah sebuah hari yang baru. Sebuah pengharapan yang baru. Sebuah pandangan yang baru. Sebuah doa yang baru. Sebuah dedikasi yang baru. Sebuah pengabdian yang baru. Itu adalah sebuah komitmen yang baru—mengikuti Tuhan dalam baptisan, mengikuti teladanNya yang mulia, mengikuti pelaksanaan yang dilakukan oleh para Rasul, dan diikuti dengan sederhana pada hari ini dalam keindahan yang sama dan komitmen kepada Tuhan kita.

            Saudaraku, ini adalah sebuah keistimewaan; sebuah pintu yang terbuka; sebuah kebahagiaan; sebuah kemuliaan. Saya telah menjadi seorang pendeta selama enam puluh tahun, seperti yang anda ketahui. Saya tidak pernah melihat seseorang yang mengikuti Tuhan di dalam baptisan seperti orang itu, tetapi setelah hal itu berlalu, dia memiliki sebuah perasaan yang mulia, dan agung, dan berkat yang melimpah setelah selesai melakukan apa yang telah Tuhan perintahkan kepada kita. 

 

 Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.