LOTTIE MOON

(LOTTIE MOON)

 

Dr. W. A. Criswell

 

12/04/88

 

Yohanes 17:20-23

 

Hari ini didedikasikan kepada minggu doa bagi pertobatan dunia dan perayaan seratus tahun dari Persembahan Natal Lottie Moon, yang mendukung dedikasi yang luar biasa itu. Di dalam seri khotbah kita melalui Injil Yohanes, kita berada di bagian Doa Imam Besar, yaitu di dalam pasal tujuh belas. Dan di dalam pemeliharan Allah yang penuh kemurahan, yang menjadi latar belakang teks kita terdapat di bagian tengah pasal itu yang akan sedang saya khotbahkan.

Tuhan kita berkata di dalam Yohanes 17:20-23:

Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka;

Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.

Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu:

Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.

Ibadah ini didedikasikan di dalam misi dunia, untuk mengenang salah satu utusan Kristus yang sangat hebat yang pernah dihasilkan oleh persekutuan kita, denominasi kita, iman kita dan persekutuan yang pernah dikenal yaitu: Miss Charlotte Moon, Miss Lottie Moon. 

Saya memiliki tiga hal untuk disampaikan di dalam permulaan hidupnya dan tiga hal yang akan saya gambarkan di akhir hidupnya. Yang pertama, dia dilahirkan pada tahun 1840 di Wilayah Albermarle, di Virginia Tengah, dekat Monticello. Ibukota dari Albermarle adalah Charlottesville, Virginia adalah rumah dari Universitas Virginia.

Dia lahir dari sebuah kalangan aristocrat, Selatan-Lama, dalam keluarga yang kaya. Pada tahun 1859, dia menjadi siswa dari sekolah para gadis di Charlottesville.

Pendeta dari Gereja First Baptist Charlottesville adalah John A. Broadus, dan dia juga merupakan seorang pengajar di sekolah para gadis  itu. Dan pada tahun 1859, dia memenangkan gadis itu kepada Kristus dan membaptiskannya.

Kemudian pada tahun 1873, Lottie Moon dan Miss Watford mengajar di Cartersville, Georgia, di sebuah sekolah untuk para anak gadis di kota kecil itu. Dan sewaktu mengajar di sekolah itu, doktor dari Gereja First Baptist Cartersville berkotbah di sebuah pertemuan tahunan asosiasi. Dan dia menyampaikan khotbah tentang kebutuhan dunia untuk mendengar suara dan pesan dari Tuhan Yesus Juruselamat kita. Dan ketika dia membuat permohonan bagi para sukarelawan untuk pergi ke ladang misi, kedua wanita muda itu,  Miss Watford dan Miss Lottie Moon, maju ke depan untuk mendedikasikan hidup mereka untuk menjadi misionaris luar negeri.

Dan pada saat natal tahun 1873, dia berada di Tsingtao di Propinsi Shantung di Selatan Cina. Dan untuk 40 tahun berikutnya, dia memberikan hidupnya sebagai seorang pelayan dari sorga untuk masyarakat Tsingtao dan ke dalam pedalaman Peng-pu yang jaraknya sekitar 150 mil dari Tsingtao.

Sekarang, hal yang luar biasa yang telah dibawa Allah ke dalam kehidupan Baptis Selatan melalui wanita muda itu yang penuh dedikasi adalah ketika tahun 1887, dia membuat sebuah seruan kepada Baptis Selatan. Setengah dari organisasi wanita yang mendukung misi luar negeri mempublikasikan seruannya itu. Dan dia menerbitkan artikelnya di dalam jurnal misi luar negeri.

Dan pada tahun 1887, orang-orang yang membuka hati mereka untuk misi luar negeri membaca kata-kata dari Lottie Moon di Tsingtao Cina. Saya mengutip salah satu diantaranya: “Saya memiliki keyakinan bahwa salah satu alasan dari Wanita Baptis Selatan melakukan hal yang sedikit adalah karean kekurangan organisasi. Dunia adalah lahan yang luas dan pekerjaan wanita bagi Kristus adalah dimana ada sebuah rumah diubahkan atau sebuah jiwa untuk ditebus. Sampai wanita Baptis Selatan sungguh bangkit, kita harus melanjutkannya di kehadiran kita di sistem yang terpadu. Kita harus melanjutkannya untuk melihat stasiun-stasiun misi yang memiliki kebiasaan yang sangat miskin sehingga misionaris itu berhenti dari pekerjaan yang berlebihan, kesepian dan keterasingan. Kita harus melanjutkannya untuk melihat lahan yang menjanjikan dan stasion lama yang merana. 

“Saya meragukan berapa banyak dari kita yang sungguh-sungguh percaya bahwa lebih baik memberi dari pada menerima. Seorang wanita yang menerima pernyataan Yesus Kristus sebagai sebuah fakta dan bukan sebagai sebuah idelisme yang sukar untuk diparktekkan akan memberikan sebuah prinsip di dalam hidupnya. Dia akan mengesampingkan kekudusan sepersepuluh dari penghasilannya sebagai uang Tuhan, sehingga dia tidak berani menyentuhnya untuk kebutuhan pribadi yang akan membuatnya sama seperti seorang pencuri. Berapa banyak dari antara kita sebagai wanita, yang setidaknya memiliki gambaran bahwa Yesus telah membayar semuanya, sehingga mereka tidak perlu membayar apa-apa, melupakan objek yang paling dasar bagi keselamatan mereka bahwa mereka harus mengikuti jejak Tuhan Yesus untuk membawa kembalai dunia yang telah hilang kepada Allah dan lalu memberi batuan di dalam membawa jawaban kepada doa yang diajarkan Tuhan kepada murid-murid: Datanglah kerajaanMu.”

Di dalam permohonan yang sama ini pada tahun 1887, di dalam jurnal misi luar negeri itu, dia juga berusaha meyakinkan bahwa tidak hanya  supaya ada sebuah organisasi wanita Baptis, tetapi juga institusi doa mingguan dari para wanita dan sebuah pengumpulan persembahan yang dilakukan seminggu sebelum Natal. Saya mengutip kata-katanya dengan tepat: “Hal itu sangat dibutuhkan mengapa dipilih satu meinggu sebelum Natal. Itu bukanlah sebuah pesta musiman ketika keluarga-keluarga dan sahabat-sahabat saling bertukar hadiah di dalam mengenang Hadiah yang telah diberikan di atas altar dunia untuk penebusan umat manusia, tetapi bukankah  itu merupakan sebuah waktu yang sangat tepat untuk memberikan sebuah bagian sebagai sebuah kekayaan yang berlimpah dan kepemilikan yang berharga, untuk mengirim kabar baik dari sukacita yang besar ke dalam seluruh dunia?”—hal itu terdapat di dalam jurnal pada tahun 1887.  

Pada Bulan Mei tahun berikutnya, yaitu pada tahun 1888, Konvensi Baptis Selatan berkumpul di Richmond, Virginia.  Dan pada pertemuan itu, Serikat Misionaris Wanita dibentuk.  Annie W. Armstrong dari Baltimore, Maryland terpilih sebagai sekretaris eksekutif yang pertama.

Dan setelah memiliki organisasi W. M. U. (Women’s Missionary Union/Serikat Misionaris Wanita), dan setelah memilih seorang sekretaris, Annie Amstrong menemui Dr. Trupper yang merupakan pemimpin eksekutif dari Badan Misi Luar Negeri. Dan dia bertanya tentang permintaan dari Lottie Moon bahwa mereka akan mengadakan sebuah pengumpulan persembahan seminggu sebelum Natal misi luar negeri. Dan Dr. Trupper menjawab, “Kita akan mengusahakannya.”

Kemudian permohonan itu dilakukan sepanjang daerah selatan melalui W.M.U., agar mereka mengadakan persembahan khusus untuk misi luar negeri. Tujuan mereka adalah sebesar $2,000 dan mereka memperoleh $3,000.  Dan gaji dari seorang misionaris adalah $1,000 selama satu tahun.

Tidakkah anda tahu bahwa selama bertahun-tahun sebagai seorang pendeta di Gereja Dallas ini, gaji dari seorang misionaris adalah $1,000?  Kemudian mereka memperoleh $3,000 dan mereka mengirim tiga orang misionaris. Dan itu merupakan permulaan dari W. M. U.  Dan itu merupakan permulaan dari minggu doa untuk misi luar negeri. Dan itu merupakan awal dari Persembahan Natal Lottie Moon.

Sekarang, bolehkah saya berbicara, hal yang kedua, tentang kekaguman yang luar biasa dari wanita yang mungil itu—tingginya sekitar sepuluh kaki—untuk wanita mungil dari misionaris luar negeri yang bernama Lottie Moon. Dan ketika saya selesai menyampaikan hal ini, anda akan mengerti mengapa kekaguman atas dia sangat berkelimpahan dan tanpa batas.

Ketika dia menghadiri Albemarle Female Institute, yang mereka sebut sebagai sekolah para gadis—ketika dia menjadi siswa dari sekolah itu, ada seorang anak muda yang sangat pintar, pengajar muda yang bernama Crawford H. Toy—T-o-y, Toy—Crawford H. Toy.  Saya pikir dia merupakan sarjana yang paling pintar yang pernah dihasilkan oleh Southern Baptist Zion kita. Dia merupakan seorang pengajar di sekolah, dan jatuh cinta kepada wanita muda yang manis itu, yaitu, Lottie Moon.

Sebagaimana waktu berlalu, seperti yang telah saya sampaikan, Lottie Moon pergi ke Cina, untuk menjadi seorang misionaris. Dan Crawford H. Toy memilih untuk menjadi professor di Southern Baptist Theological Seminary yang berada di South Carolina, kemudian pindah ke Louisville, Kentucky. 

Dan sekolah itu dipimpin oleh James Petigru Boyce dan oleh  John A. Broadus.  Dan ada empat orang professor yang sangat berbakat yang mengajar di sekolah itu. Dan mereka menambah satu orang lagi yaitu: Crawford H. Toy. 

Dan pada masa dia mengajar di seminari itu dia pergi untuk belajar ke Jerman. Dan di Jerman dia diperkenalkan kepada kritik tinggi, suatu pemahaman terhadap Firman Allah. Dan ketika dia kembali dari studinya di Jerman dan kritik tinggi Jerman, dia menjadi seorang yang taat terhadap pemahaman itu dalam memahami firman Tuhan. Dia menjadi seorang yang pada masa itu disebut sebagai modernis. Selanjutnya mereka dikenal sebagai orang Liberal. Hari ini mereka dirujuk sebagi orang-orang moderat. Apa yang dia lakukan selanjutnya adalah memasukkan pemahaman kritik tinggi terhadap Firman Allah, dia sampai kepada kesimpulan bahwa itu merupakan kitab manusia, yang tidak berasal dari Allah. Kitab itu berasal dari manusia. Dan sama seperti Aesop’s Fables, yang dipenuhi dengan banyak mitos dan legenda.

Sebagai contoh, di dalam perpustakaan saya, saya memiliki buku tentang ini yang ditulis oleh Crawford H. Toy. Itu adalah sebuah bagian dari  International Critical Commentary.  Dan Dr. Troy menulis tafsirannya atas Amsal.

Untuk memberikan anda sebuah ide tentang pendekatan kritik tinggi terhadap Alkitab, saya akan mengutip dari kata pengantarnya. Dr. Toy berkata, “Nama Musa dibuat sebagai hukum rohani sepanjang periode. Tidak ada seseorang yang seperti Musa dan tidak ada lima kitab Musa yang berasal dari Allah. Itu merupakan sebuah koleksi dari semua perspektif teologi dari abad-abad itu. Dan nama Musa diberikan di sana sebagai kepala dari kitab-kitab itu.”

Kemudian dia melanjutkan, “Sebagian besar dari kitab Amos, Yesaya, Mikha, Zefanya, Yeremia dan Zakharia tidak ditulis oleh nabi-nabi. Tidak ada seorang pun yang tahu dari mana asalnya. Dan Yunus serta Daniel tidak melakukan apa-apa dengan.” komposisi kitab yang ditulis atas nama mereka.”

Di dalam pernyataan yang dikemukakan oleh Dr. Toy, semua itu berasal dari post-Exilic, yang ditulis beratus-ratus tahun sebelum hal itu ditulis di dalam Alkitab. Kemudian, nama Salomo diragukan. Fakta bahwa dia merupakan penulis Amsal sangat diragukan sekalipun ia sendiri menyebutkannya dirinya sebagai penulisnya. Salomo tidak pernah menulis kitab Amsal dan Pengkhotbah serta Kidung Agung. Itu merupakan pendapat Crawford H. Toy yang kembali dari Jerman dengan Hipotesis Dokumentari dan pendekatan yang baru terhadap Firman Allah.

Kemudian, Lottie Moon datang dari Cina ke Amerika untuk menikah dengan Crawford H. Toy.  Dan ketika dia tiba di Amerika dan melihat sikap Dr. Toy dalam melakukan pendekatan terhadap Alkitab, dia merasa sangat hancur, dan patah hati, dan kembali ke Cina serta tidak pernah lagi kembali ke Amerika, merasa remuk dan kecewa atas apa yang telah terjadi kepada pria yang bersamanya dia telah merencanakan untuk membangun sebuah rumah tangga di dalam Tuhan. Dan seperti yang dia sampaikan dalam suratnya melintasi samudera, dia berkata, “Aku tidak akan pernah menyerahkan Alkitabku.”

Kemudian apa yang terjadi di seminari adalah John A. Broadus, yang kemudian menjadi presiden seminari itu, dan pengajar Perjanjian Baru, serta James Petigru Boyce, presiden dari sekolah itu membawa Crawford Toy, Dr. Toy, ke stasiun kereta di Louisville di Tenth dan Broadway.  Dan, Dr. Boyce meletakkan tangan kanannya di atas bahu sarjana yang pintar itu dan mengangkat tangannya yang satu ke atas langit dan berkata, “Crawford, aku akan memberikan tangan kanan ini jika kamu kembali sama seperti pertama kali engkau datang kepada kami.

Crawford Toy, Dr. Toy, kemudian pergi dengan kereta api ke Universitas Harvard, untuk menjadi professor Bahasa Ibrani di sana dan pergi ke Gereja Unitarian dan akhirnya tidak pergi ke gereja sama sekali. Dan ketika Lottie Moon meninggal, petinya  berisi karya dan buku-buku Crawford Toy dan semua surat-surat yang mereka tulis melintasi samudera.

Dapatkah saya berpaling untuk sejenak dan menunjukkan perbedaan antara Baptis kita di masa lalu dan Baptis kita pada masa yang sekarang? Di dalam beberapa waktu yang tidak terlalu lama, muncul sebuah isu dari Review and Expositor, jurnal teologi dari Seminari Baptis Selatan, di sana ada sebuah artikel yang ditulis oleh Crawford H. Toy, yang penuh dengan pujian yang berlebihan terhadap Unitarian. Dan ada dua kalimat penutup di sana yang ingin saya sampaikan kepada anda. Kalimat yang pertama: “Sejauh mungkin sebagaimana perkembangan kritiknya selama sepuluh tahun sebagai angggota fakultas, pandangannya hari ini mungkin tidak disebut sebagai revolusioner, setidaknya akan disebut sebagai tindakan drastis.”

Yang kedua dan yang terakhir: “Penelitian dan pandangan Toy merupakan sebuah perkembangan bagi orang-orang sekontemporernya.” Itulah sebabnya mengapa, berdasarkan staf pengajar dan sekolah hari ini, bahwa Boyce dan Broadus membawa dia ke stasiun dan memecatnya sebagai staf pengajar di seminari. Dan jika dia berada di sini pada hari ini, dia akan dikagumi dan dipuja dan dipuji atas sikap Unitariannya, pandangan yang menyangkal Alkitab.

Allah yang di sorga! Apa yang telah terjadi dengan umat kita dan sekolah-sekolah kita serta seminari-seminari kita?

Itulah sebabnya saya katakan bahwa saya berdiri di sini dengan kekaguman yang dalam terhadap Lottie Moon. Dari pada menikah dengan seseorang yang berpaling Firman Allah yang tiada salah, dia kembali ke Cina, dengan patah hati, tetapi benar di dalam iman, dan mati di sana di Asia Timur sebagai utusan kita dan sebagai contoh orang yang memegang teguh Alkitab yang tiada salah.

Sekarang bagian yang ketiga: Setelah 40 tahun berada di Tsingtao dan Peng-pu, Badan Misi Luar Negeri memiliki kebutuhan yang snagat besar. Jemaat kita tidak dapat mendukung permohonan misionaris luar negeri kita. Dan pada saat yang sama, ada sebuah kelaparan yang sangat besar di Peng-pu, dan orang-orang Kristen berjumlah ribuan orang itu menderita kekurangan. 

Tidak ada bantuan dari mayarakat kita yang berada di Amerika. Kita hanya membiarkan orang-orang itu kelaparan. Kemudian misonaris itu yang telah berusia 72 tahun berkata bahwa jika orang-orang Kristen yang ada di Peng-pu tidak memiliki sesuatu untuk dimakan maka dia tidak makan. Jika mereka kelaparan maka dia juga kelaparan. Dan jika meraka meninggal maka dia juga akan meninggal.

Dia juga menolak gai dari nbadan misi yang membawa uang untuk membayar dia. Dan sebagaimana hari terus berlalu, secara alami tubuhnya mulai memudar, dan dia menjadi semakinlemah, dan lumpuh, serta sekarat karena kelaparan.

Pada waktu yang sama ada seorang perawat yang bernama Cynthia Miller, seseorang yang sedang cuti. Kemudian mereka mengirim wanita yang lemah itu untuk kembali ke Amerika dan dibawah perawatan dan pengawasan perawat, Cynthia Miller.  Dia dibawa ke Sanghai dan ditempatkan di atas kapal yang bernama Manchung. Dan kapal itu berlabuh di Kobe Jepang. Dan ketika kapal itu berlabuh di pelabuhan Kobre Jepang, Lottie Moon meninggal dunia.

Saya pernah menjadi tamu dari Robert and Sharon, istrinya, Misionaris Baptis Selatan kita di Jepang, yang posnya berada di Kobe. Dan ada sebuah gunung yang menjulang di Kobe dan ditengah gunung itu terdapat rumah misionaris. Dan saya berkata kepada mereka, “Jika anda tidak keberatan, tinggalkan saya sendiri. Biarkan saya duduk di serambi ini.”

Dan mereka sangat ramah dan membiarkan saya sendiri. Dan saya duduk di sana, melihat pelabuhan Kobe. Dan saya mengenang tahun-tahun kehidupan dari misionaris yang manis itu.

Dan di sana, di pelabuhan itu dan di atas kapal itu. Dia berbaring dan di dalam bentuk salam orang Cina, dia menepuk tangannya. Dan Cynthia Miller merendahkan telinganya untuk mendengar apa yang ingin disampaikan misionaris yang sekarat itu. Dan ketika dia mendekatkan telinganya, dia mendengar Lottie Moon, menepuk-nepuk tangannya sebagai bentuk salam orang Cina, dia sedang memanggil nama-nama orang Kristen Peng-pu yang telah meninggal selama bertahun-tahun. 

Dan saya duduk di sana di atas pelabuhan itu dan berpikir, “Seperti itukah ketika kita meninggal?”—memberi salam kepada orang-orang yang kita kasihi dan yang telah hilang untuk sementara waktu. Ketika Allah membuka pintu sorga dan kita diundang ke dalam hadapan sang raja, apakah mereka berada di sana untuk menyambut kita juga? “Halo Ibu. Halo Ayah”—orang-orang yang kita kenal dan yang kita kasihi sedang menunggu kita di dalam kemuliaan?

Seperti itukah ketika kita meninggal? Itu adalah cara bagaimana Stefanus meninggal. Dia mengangkat wajahnya ke atas dan melihat Yesus, yang sedang menunggu untuk menyambutnya, hanya satu-satunya tempat dimana disebutkan Yesus digambarkan sedang berdiri. Di dalam Alkitab Yesus selalu digambarkan duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Yesus selalu digambarkan sedang duduk. Hanya satu tempat di dalam Kitab Allah, dimana Yesus digambarkan sedang berdiri, dan Dia berdiri untuk menyambut jiwa dari martirNya yang pertama yaitu Stefanus.

Lalu, Lottie Moon pergi untuk bersama dengan Tuhan, disambut oleh orang-orang Kristen yang telah dia menangkan dan yang dia kasihi dan dia temui di Peng-pu. Kemudian, dia dibawa ke Amerika. 

Saya telah pergi ke Crozet, Virginia tempat dia dimakamkan. Saya berlutut di sana di ujung nisannya di Virginia dan berdoa.

Makam yang sangat sederhana—namanya, data hidupnya, 40 tahun sebagai misionaris dari Konvensi Baptis Selatan kita. dan kemudian dibawahnya tertulis: “Setia sampai mati.”

Saya telah pergi ke gereja di Crozet dan duduk di sana di depan sebuah jendela kaca yang sangat besar. Didedikasikan kepadanya, di jendela itu ada lukisan seorang wanita yang berjalan di sebuah ladang gandng yang sudah menguning, dengan berkas gandung yang berada di tangan kirinya.

Dan tangan kiri itu menekan sebuah kitab di atas hatinya yang adalah Firman Allah, Alkitab. Dan tangan yang satunya diangkat tinggi dengan memegang sebuah tongkat. Dan dibawahnya tertulis kata-kata amanat agung: “Pergilah ke seluruh dunia dan ajarlah semua bangsa.” Dan kemudian kalimat yang terakhir: “Didedikasikan kepada misionaris, Lottie Moon.”

Di Tsingtao, dimana dia hidup selama 40 tahun, orang-orang miskin bertobat di sana, selama periode tiga tahun, mereka berkumpul dengan hal-hal kecil yang dapat mereka buat bersama-sama. Dan mereka membuat dan mendirikan sebuah sebuah batu marmer di jalan gerekja kecil tempat dia melayani dan bekerja dan berdoa. Dan di sana ditulis namanya dan data hidupnya serta kata-kata: “Gereja di Tsingtao diingat sampai selama-lamanya.”

Saya akan menutup khotbah ini. Itu merupakan sebuah hal yang luar biasa: Reaksi yang luar biasa dari dedikasi wanita yang hebat itu. Sebagai contoh, saya sedang berkhotbah di  Recife, Pernambuco, Brazil.  Dan yang bersama dengan saya adalah seorang pengacara yang mengepalai sekolah baptis kita di Recife. Dan ketika saya duduk di sampingnya, sedang berbicara dengan dia tentang iman Kristennya dan pertobatannya dan bagaimana dia menjadi anak Allah, dia berkata kepada saya, “Kejadiannya seperti ini—namanya adalah Alfredo Meneses—Dia berkata, “Ada seorang guru di sekolah yang sedang menulis kisah tentang kehidupan Lottie Moon.” Dan dia menulisnya dalam bahasa Inggris. Dan guru itu membawa manuskrip itu kepada dia, seorang pengacara yang pintar dan fasih dalam bahasa Portugis. Dan dia membawa tulisan itu kepada Alfredo Meneses dan memintanya untuk menerjemahkannya, untuk mengalihkannya kedalam bahasa Portugal yang indah. Dan Alfredo menerima manuskrip itu dan menerjemahkannya ke dalam bahasa Portugis untuk orang-orang Brazil. 

Dan dia berkata kepada saya, “Ketika saya menerjemahkan kisah wanita yang luar biasa itu. Allah berkarya di dalam hati saya. Dan, saya menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat pribadi saya dan saya menjadi seorang Kristen.” Dan karena kepintarannya dia di undang untuk menjadi kepala sekolah di Recife, Brazil. 

Saya ingain mengambil satu hal lagi yang dia sampaikan kepada saya. Dia berkata, “Saya pergi ke gereja—setelah dimenangkan kepada Tuhan, dan setelah memberikan hidup saya kepada Kristus, saya pergi ke gereja, ke Gereja Baptis di Recife. Dan saya duduk di sana dan pengkhotbah terus berlalu tanpa memberikan sebuah undangan.

Dan ketika mereka bersiap-siap untuk doa penutup, saya berdiri dan berkata kepada pengkhotbah itu, ‘Tuan, saya datang kemari untuk memberikan hati saya kepada Yesus, dan saya ingin anda menyanyikan sebuah himne undangan dan biarkan saya maju ke depan dan mengakui iman saya kepada Tuhan yang mulia.”’

Kemudian, dia berpaling kepada saya dan berkata, “Pendeta tidakkah anda pernah memimpin sebuah ibadah dan tidak memberikan sebuah undangan. Anda tidak akan pernah tahu siapa yang akan berada di sana. Anda tidak akan pernah tahu.”

Dan saya berkata, “Tuan, saya tidak pernah gagal—sepanjang tahun-tahun hidup saya, saya tidak pernah lalai untuk memberikan sebuah undangan.”

Ya Allah, betapa berartinya mengasihi Yesus dan menjadi seorang Kristen dan mengikuti jalan dan kehendak dari Tuhan kita yang luar biasa!

Sekarang, mari kita berdoa bersama-sama.

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.