KRISTUS DATANG

(CHRIST IS COMING)

 

Dr. W. A. Criswell

Yohanes 18:33-37

01-22-89

 

 Kami mengucapkan selamat datang bagi anda semua. Anda sekarang menjadi bagian dari Gereja Baptist Dallas. Khotbah hari ini didasarkan atas Injil Yohanes pasal delapan belas, di dalam persidangan Tuhan kita, dimulai dari ayat 33: “Maka kembalilah Pilatus ke dalam gedung pengadilan, lalu memanggil Yesus dan bertanya kepada-Nya: "Engkau inikah raja orang Yahudi?"

Jawab Yesus: "Apakah engkau katakan hal itu dari hatimu sendiri, atau adakah orang lain yang mengatakannya kepadamu tentang Aku?"

Kata Pilatus: "Apakah aku seorang Yahudi? Bangsa-Mu sendiri dan imam-imam kepala yang telah menyerahkan Engkau kepadaku; apakah yang telah Engkau perbuat?"

Jawab Yesus: "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini."

Maka kata Pilatus kepada-Nya: "Jadi Engkau adalah raja?" Jawab Yesus: "Engkau mengatakan, bahwa  Aku adalah raja.”

Itu adalah penekanan keyakinan yang paling empatik yang paling dalam, yang diekspresikan dalam bahasa Yunani terhadap sebuah keyakinan, yaitu dengan mengulang apa yang telah ditanyakan.

Jawab Yesus: "Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku."

            Yesus Raja, raja yang akan datang. Dia adalah kovenan dan raja yang dijanjikan kepada Israel. Dengan sebuah kovenan yang tanpa syarat, Allah menjanjikan tanah Kanaan—tanah Palestina—kepada Abraham, Ishak, Yakub, Israel dan keturunan mereka sampai selama-lamanya.

            Apapun yang mungkin dapat diputuskan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan apa pun yang berusaha di dukung oleh  bangsa-bangsa, Allah berkata tanah Palestina akan menjadi milik keturunan Israel. Itu adalah sebuah kovenan tanpa syarat dan yang tidak dapat dibatalkan.  

Tuhan Allah yang sama mengirim Natan, nabiNya kepada Raja Daud dan berkata kepada Daud bahwa dia akan memiliki seorang Putra yang akan duduk di atas takhta Daud sampai selama-lamanya.

            Nabi Yesaya berbicara tentang Anak yang mulia itu: “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan Tuhan semesta alam akan melakukan hal ini.”  

           Tujuh ratus lima puluh tahun kemudian, malaikat Gabriel diutus dari sorga ke sebuah kota di Galilea, yaitu kota Nazaret kepada seorang perawan Yahudi yang bernama Maria. Dan malaikat itu mengumumkan kepadanya bahwa dia akan menjadi ibu dari Anak yang telah ditetapkan ini dan yang telah dijanjikan ini.

            Dan pada suatu malam, ketika langit dipenuhi oleh kemuliaan Allah yang tidak terbatas, ketika angkasa bergema dengan seluruh alam semesta, ketika setiap bintang—seperti lampu emas—memenuhi bumi dengan para malaikat dan tangan yang tidak terlihat, seorang Anak telah lahir, seorang Raja telah lahir.

           Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat para gembala dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan.

Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa:

Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.

            Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan."

Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya:

"Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."

            Sang Anak telah lahir. Di dalam tahun kelima belas pemerintahan Kaisar Tiberius. Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis di sungai Yordan dan mulai memberitakan Kerajaan yang telah dijanjikan. Dan untuk menggambarkan diriNya sebagai orang yang telah dipilih, yang telah dinubuatkan dan Raja yang telah ditetapkan.

            Dia membawa bersama dengan Dia mandat dari kebangsawanNya. Melalui ibuNya, di dalam garis keturunan Natan, Dia adalah anak Daud. Dan melalui Yusuf, suami Maria, melalui Salomo, Dia berada di dalam garis dan merupakan keturunan dari raja sendiri.

            Dengan kelahiran dan hak yang resmi Dia adalah seorang raja. Tidak hanya oleh kelahiran, tetapi Dia membawa beserta dengan Dia mandat kehidupan yang tanpa dosa. Dia membawa beserta dengan Dia mandat dari kata-kata yang luar biasa: “Tidak ada seorang pun yang pernah berbicara seperti Orang itu.”

            Dia membawa beserta dengan Dia mandat dari mujijat, pekerjaan-pekerjaan yang luar biasa. Hal itu tidak pernah terjadi di Israel. Dan pada saat itu adalah peristiwa yang tepat terjadi seperti yang telah dinubuatkan oleh malaikat Gabriel dan di telah diumumkan kepada Zakharia—bahwa pada saat itu, Yesus, Raja damai, Anak Allah, datang mengendarai seekor keledai dari Sion ke dalam Yerusalem, kota yang kudus. Seluruh dunia tampaknya menerima Dia dengan kebahagiaan dan kegembiraan yang luar biasa dan sukar untuk dilukiskan.

            Mereka menghamparkan pakaiannya di jalan di depan binatang yang Dia tunggangi. Mereka berseru kepada sorga itu sendiri, “Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Diberkatilah kerajaan Daud dan diberkatilah Dia yang telah datang!”  Ketika ahli Taurat dan orang Farisi keberatan dengan teriakan orang banyak itu, Tuhan kita membalas: “Jika mereka ini diam, maka batu ini akan berteriak.”

            Itu merupakan waktu penggenapan dan kekekalan. Sang Raja telah datang. Dia adalah seorang raja yang ditolak. Mereka menangkap Dia. Mereka menuduh Dia. Mereka membawa Dia ke hadapan imam besar yang memimpin Sanhedrin dan mereka mendakwa Dia dengan tuduhan penghinaan.

           Dan ketika imam besar bertanya tentang penghinaan yang Dia lakukan, Dia berkata bahwa Dia adalah Kristus, seorang raja. Dan imam besar mengoyakkan pakaiannya dan berkata, Ia menghujat Allah. Untuk apa kita mendengar saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujatNya. “Bagaimana pendapat kamu?” Dan mereka menjawab dan berkata, “Ia harus dihukum mati.”  

            Pda saat itu, pelaksanaan hukuman mati telah diambil alih dari tangan Sanhedrin dan telah diletakkan di dalam kekuasaan prokurator Roma di propinsi Yudea. Namanya adalah Pontius Pilatus.

            Dan mereka membawa Yesus ke hadapan gubernur propinsi dan mendakwanya dengan tuduhan pemberontakan dan revolusi. Dan Pilatus berkata: “Kejahatan apa yang telah Dia lakukan?”

            Dan mereka berkata, “Dia berkata bahwa Dia adalah Kristus Raja. Dan kami tidak memiliki raja selain kaisar.”

            Dan Pilatus berpaling kepada sosok yang sederhana itu dan berkata, “Engkau, apakah Engkau seorang raja? Benarkah?”

Dan Tuhan kita menjawab: “Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja.”  

           Dan daya ulangi, penegasan keyakinan yang paling kuat di dalam bahasa Yunani adalah dengan mengulang kata tersebut: “Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini.”  

            Seorang raja. Dan Pilatus berkata kepada orang banyak yang haus darah itu: “Haruskah aku menyalibkan rajamu?”

            Dan mereka menjawab: “Salibkan Dia, salibkan Dia, kami tidak memiliki seorang raja selain Kaisar.”

            Dan Pilatus memenuhi permintaan mereka yang haus darah dan menyerahkanNya kepada prajurit-prajurit yang memakukan Dia ke kayu salib. Dan Pilatus menulis di atas salibNya, huruf yang ditulis di dalam bahasa Yunani dan bahasa Latin serta di dalam bahasa Ibrani: Inilah Yesus, Raja orang Yahudi.”           

Dan imam besar menghadap gubernur dan berkata: “Jangan engkau menulis: Raja orang Yahudi, tetapi bahwa Ia mengatakan: Aku adalah Raja orang Yahudi.”

            Dan Pilatus menjawabnya dengan perkataan yang sangat terkenal itu: “Gegrapha, gegrapha” --  “Apa yang kutulis tetap tertulis.”

            Yesus disalibkan sebagai seorang raja dan mati sebagai seorang raja. “Ia datang sebagai milik kepunyaanNya, tetapi orang-orang kepunyaanNya itu tidak menerimaNya.”

Raja Yesus! Dia adalah seorang raja yang sedang bepergian.

Di dalam Injil yang Ketiga—Injil Lukas—Tuhan kita menyampaikan cerita tentang diriNya sendiri: Seorang bangsawan yang sedang pergi ke negeri yang jauh untuk dinobatkan sebagai seorang raja. Dan ketika Dia pergi, Dia berkata kepada orang-orangNya: “Pakailah ini sampai aku datang kembali.”

            Sekarang Tuhan dan raja kita telah pergi, bagaimana sekarang? Apa yang harus kita lakukan? Apakah yang menjadi program dan tujuan Allah bagi umatNya?

Oh, saudara yang terkasih, jeda yang besar ini, selingan yang luas ini berada di antara pengandaian saat Tuhan kita berada di dalam sorga dan masa Dia akan datang kembali.

            Jeda yang luas ini. Yang pertama, bagaimana Setan sangat bersukacita, bagaimana dia merasa sangat mulia, ketika dia melihat Yesus mati di atas kayu salib. Israel telah membunuh Putranya sendiri. Dan keturunan Abraham berada di dalam ketidakpercayaan. Dan semua nubuatan Tuhan Allah jatuh ke tanah.

            Dosa akan berkuasa selamanya! Kematian akan berkuasa selamanya! Kegelapan akan bertakhta selamanya! Dan Setan, tuhan neraka dan hukuman dan kematian, akan menjadi raja selamanya! Bagaimanapun dia pasti memiliki sukacita!

            Tetapi ada sebuah kata yang dalam bahasa Yunaninya adalah musterion. Ketika kita mengejanya ke dalam bahasa Inggris kata yang paling tepat ‘mystery,’ dalam bahasa Indonesia “misteri.”   Tetapi kata itu tidak memiliki konotasi dari misteri.

            Misteri, bagi kita adalah sebuah teka-teki yang terbungkus di dalam sebuah ucapan yang membingungkan. Sebuah musterion di dalam Kitab Allah adalah rahasia Allah yang dijaga oleh Allah di dalam hatiNya hingga Dia menyingkapkannya kepada rasul-rasulNya yang kudus.

Sebagai contoh, tiga kali di dalam tiga ayat di dalam Efesus pasal tiga Paulus menulis: “Bagaimana musterion dinyatakan kepadaku dengan wahyu.”

            Ayat berikutnya: Apabila kamu membacanya, kamu dapat mengetahui dari padanya pengertianku akan rahasia Kristus, yang pada zaman angkatan-angkatan dahulu tidak diberitakan kepada anak-anak manusia, tetapi yang sekarang dinyatakan di dalam Roh kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya yang kudus, yaitu bahwa orang-orang bukan Yahudi, karena Berita Injil, turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus.”

            Musterion yang disimapan Allah di dalam hatiNya tidak disingkapkan di dalam Perjanjian Lama. Anda tidak akan pernah menemukan ekklesia di dalam Perjanjian Lama. Itu adalah sebuah musterion. 

           Itu adalah sebuah rahasia yang disimpan Allah di dalam hatiNya hingga Dia menyingkapkannya setelah kematian penebusan Kristus kepada rasul-rasulNya, yaitu bahwa kerajaan Allah itu sekarang terbukan terhadap seluruh keluarga dan umat yang berada di dalam dunia ini—merah dan kuning, hitam dan putih. Budak dan orang merdeka. Pria dan wanita. Anak-anak dan remaja. Kepada seluruh dunia, tangan Allah direntangkan—sama seperti tangan yang berada di salib.  

           Seajuh timur ke timur dan barat ke barat, demikianlah pencurahan Roh Allah di dalam dispensasi ini, di dalam zaman ini, di dalam selang waktu ini.  

Pemberitaan injil akan didengar oleh setiap orang di mana saja—saya telah memberitakan injil Kristus mengelilingi dunia ini—di Afrika, di Asia, di sub-kontinen, di setiap tempat. Dan anda telah melihat setiap jenis orang di dalam dunia ini maju ke depan, mengasihi Yesus. 

           Itu merupakan sebuah hal yang indah bahwa Allah telah menggenapinya di dalam kematian Tuhan kita dan pencurahan kasihNya di atas salib. Tetapi kerajaan apa? Bagaimana tentang kekuasaan yang mulia yang digambarkan dengan sangat indah oleh nabi-nabi di Perjanjian Lama?  

            Bagaimana tentang Raja? Bagaimana tentang Dia? Anda lihat, di dalam kitab Roma pasal 11:25—sang rasul menulis: “Sebab, saudara-saudara, supaya kamu jangan menganggap dirimu pandai, aku mau agar kamu mengetahui rahasia ini: Sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai pleroma, jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk. Dan ketika jumlah dari bangsa-bangsa lain telah, penuh, maka kemudian seluruh Israel akan diselamatkan.”

            Lalu, pendeta, apakah makna dari kata pleroma?  Kata itu diterjemahkan di sini dengan “penuh”—“sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa yang lain telah masuk.”

            “Sebagian dari Israel telah menjadi tegar. . .”  Dia sedang berbicara tentang dispensasi yang sekarang ini, selama masa ini, jeda ini. ‘Sebagain dari Israel telah menjadi tegar”: Banyak dari orang Israel yang tidak percaya, mereka berada di luar kerajaan Kristus.

            “Sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai, jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk.” Di atas sana, di dalam sorga Allah memiliki sebuah kitab dan itu disebut dengan kitab kehidupan. Dan di dalam buku itu tertulis nama-nama setiap orang non Yahudi yang akan selamat.  

            Nama anda, nama saya, nama dari semua umat Allah yang telah dipilih. Mereka berada di dalam kitab yang ada di sorga.

            Dan ketika bangsa non Yahudi yang terakhir itu, yang akan diselamatkan menelusuri lorong ini, berjalan melalui tangga ini, memegang tangan pendeta dan berkata, “Pendeta, hari ini, saya memberikan hidup saya di dalam iman dan percaya kepada Tuhan Yesus,”—ketika bangsa  non-Yahudi yang lain itu telah masuk, pleroma, ketika yang terakhir berjalan melalui lorong ini. Maka Tuhan kita akan kembali.

Tuhan kita kembali dalam dua fase. 

           Yang pertama Dia akan datang sebagai seorang pencuri di waktu malam. Dan yang kedua sama seperti kilat yang memancar di atas langit. 

Kedatangannya sebagai seorang pencuri pada waktu malam tanpa diketahui, dengan diam-diam, secara sembunyi-sembunyi dan secara rahasia. Untuk mengambil permataNya, mutiaraNya yang berharga. Dia datang untuk mengambil permataNya, mutiaraNya yang berharga dari dunia ini.

Orang yang telah meninggal, orang yang masih hidup. Orang-orang yang telah meninggal akan bangkit terlebih dahulu. Kemudian orang yang masih hidup dan yang masih tersisa di dalam kedatangan Tuhan kita, mereka akan diangkat naik bersama-sama dengan mereka di awan-awan untuk menyongsong Tuhan di angkasa.

            Orang-orang yang telah meninggal akan bangkit terlebih dahulu. Kemudian kita yang masih hidup akan diubah dalam sekejap mata dan kemudian kita semua akan diangkat untuk menyongsong Tuhan yang turun dari sorga.

            Tidak akan ada sebuah tulang yang tertinggal di wilayah sorga. Tidak akan ada kerangka yang akan ditinggalkan supaya Setan merasa senang. Kita semua akan diubah. Sekalipun kita meninggal di dalam Tuhan dan sekalipun kita masih hidup pada masa kedatangan raja kita yang agung untuk mencuri umatNya.

            Dua orang yang berada di ladang. Satu akan diambil dan satu orang akan ditinggalkan. Dua orang yang sedang menggiling di ladang. Seorang akan diangkat dan yang lain ditinggalkan. Dua orang yang sedang tidur dalam ranjang. Seorang akan diangkat dan yang lain akan ditinggalkan. Dia datang untuk mengangkat umatNya.

Tetapi Dia juga datang dalam kiasan yang hidup, yang tampak jelas, memancar melintasi langit. Kitab Wahyu diawali dengan hal itu: “Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin.” Dia datang secara terbuka.

Seperti yang disampaikan Yudas, “Sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudusNya.”

            Dia datang dalam kemuliaan para malaikat, panglima bala tentara Tuhan. Dia datang dalam kemuliaan jemaat seperti mempelai laki-laki dengan mempelai wanita. Dia datang di dalam kemuliaanNya sendiri sebagai Anak Allah, Anak Abraham, Anak Israel, Anak Manusia.

            Dia datang sebagai pribadi yang dilahirkan oleh seorang anak dara, sebagai pribadi yang disalibkan, sebagai pribadi yang bangkit, sebagai pribadi yang dimuliakan. Dia datang untuk menjadi Pembaharu dari dunia ini dan Pencipta ulang. Dia datang seperti bagian yang telah kita baca, sebagai Raja di atas segala raja dan Tuhan diatas segala tuhan. Dia datang sebagai Tuhan Allah pantokrator, Tuhan Allah Yang Mahakuasa.

Betapa merupakan sebuah hari yang mulia. Dan kemudian tergenapilah semua nubuatan yang kita baca di dalam Kitab Suci Allah.

            Seperti yang terdapat di dalam Mikha: “Bangsa-bangsa akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak, dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang. Tetapi mereka masing-masing akan duduk di bawah pohon anggurnya dan di bawah pohon aranya dengan tidak ada yang mengejutkan.” Betapa merupakan hari yang mulia!

Atau seperti yang disampaikan oleh Yesaya: “Srigala akan berbaring bersama dengan anak domba. Dan macan tutul akan berbaring dengan anak kambing. Dan anak kecil akan mengembalakan mereka. Tidak akan ada yang berbuat jahat atau berlaku busuk di seluruh gunung kudus Allah. Sebab bumi akan dipenuhi pengenalan akan Tuhan, seperti air laut yang menutupi dasarnya.”

            Bumi ini ditakdirkan bukan untuk kegelapan dan kematian, tetapi Allah telah membuatnya untuk menjadi indah. Dan Dia membuatnya sebagia sebuah firdaus bagi kita.

            Dan pada hari yang mulia itu an penuh kemenangan itu, ketika pembaruan besar-besaran dari tujuan Allah digenapi dan berada di dalam hadirat Allah, kita akan melihatnya sebagaimana Tuhan telah membuatnya dan yang telah menjadi tujuanNya dari permulaan.

            Than yang sama yang memiliki tujuan untuk keselamatan anda, yang telah memilih anda ke dalam anugerah dan kemuliaan serta kebaikanNya dan berbagi di dalam kasi Tuhan Yesus, Juruselamat kita. Hal itu mungkin akan terjadi pada saat tengah malam, mungkin pada saat senjakala.

            Hal itu mungkin terjadi secara tiba-tiba bahwa kegelapan malam akan masuk ke dalam gemilang kemuliaanNya ketika Yesus datang bagi milik kepunyaanNya.

 

O sukacita! O, kesenangan!

Haruskah kita pergi

Tanpa kematian,

Tanpa sakit, tanpa kesedihan,

Tanpa ketakutan tanpa tangisan,

Diangkat bersama dengan Tuhan kita

Di dalam awan-awan kemuliaan

Ketika Yesus datang

Untuk milik kepunyaanNya.

Oh, Tuhan Yesus,

Berapa lama?

Berapa lama?

Hingga kami menyanyikan lagu kesenangan.

Kristus datang kembali, haleluya,

Haleluya, amin,

Haleluya, amin.

            Setiap saat Tuhan, setiap waktu. Jika aku mengenal hatiku maka aku telah siap. Dan apa yang telah aku doakan, bagiku dan milikki, saya berdoa bagi anda dan milik anda: Tuhan ketika masa itu datang maka Engkau akan menemukan bahwa kami telah siap.

Ke dalam kerajaan Allah, ke dalam kemuliaan sorgawiNya, yang telah disiapkan bagi orang-orang yang mengasihiNya.

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, ThM