RAJA YANG AKAN DATANG

(THE COMING KING)

 

Dr. W. A. Criswell

12-24-67

Yohanes 18:37

 

Seseorang mungkin bertanya, “Mengapa anda melakukannya dalam sebuah hari seperti ini?” Untuk satu alasan, orang-orang datang ke gereja pada hari seperti ini, ketika banyak orang berada di dalam festival liburan, dan kita tidak pergi—orang-orang yang datang ke gereja pada hari ini layak untuk mendapatkan khotbah yang terbaik yang dapat disampaikan oleh pendeta.  

Jadi, jika Tuhan menolong saya, saya ingin melakukannya pada pagi hari ini. Saya ingin menyampaikan khotbah terbaik yang dapat saya lakukan. Judul khotbah kita adalah: Raja Yang Akan Datang, atau Raja dan Kerajaan.

Di dalam Kitab Matius pasal yang kedua:

 

Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem

Dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."

 

Bagian lain di dalam Kitab Yohanes berada di dalam pasal delapan belas:

 

Maka kembalilah Pilatus ke dalam gedung pengadilan, lalu memanggil Yesus dan bertanya kepada-Nya: "Engkau inikah raja orang Yahudi?"

….Jawab Yesus: "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini…..” Maka kata Pilatus kepada-Nya: "Jadi Engkau adalah raja?" Jawab Yesus: "Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja.

Di dalam bahasa Yunani itu adalah cara yang paling empatik untuk menyampaikan sebuah keyakinan. Kita akan menwabanya, “Ya, tentu saja.” Di dalam bahasa Yunani, mereka mengulangnya.

Maka kata Pilatus kepada-Nya: "Jadi Engkau adalah raja?" Jawab Yesus: "Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini

 

Raja dan Kerajaan.

Di dalam sebuah janji yang tanpa syarat, di dalam sebuah janji yang tidak dapat dibatalkan, Allah berjanji kepada Abraham, Ishak, Yakub dan keturunannya bahwa tanah Palestina akan menjadi milik mereka selamanya. Tuhan Allah yang sama berjanji kepada Daud bahwa dia akan memiliki seorang Putra yang akan duduk di atas takhtanya dan memerintah sampai selama-lamanya. Nabi Yesaya berbicara tentang Anak yang dijanjikan itu. Di dalam nubuatannya yang mulia pasal sembilan, dia berkata:

 

Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan Tuhan semesta alam akan melakukan hal ini. [Yesaya 9:5-6]

Tujuh ratus lima puluh tahun kemudian, malaikat Gabriel diutus ke sebuah kampong yang kecil di Galilea yang bernama Nazaret kepada seorang perawan Yahudi dan memberitahukan kepada dia bahwa dia akan menjadi ibu dari anak yang telah dinubuatkan serta anak yang telah ditetapkan ini. Dan malaikat berkata kepadanya:

 

"Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.

 Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."

 

Dan pada suatu malam, ketika sorga dipenuhi dengan harmoni kemuliaan Allah, ketika angkasa beresonansi dengan misteri kepenuhan anugerah dan kemurahan  Allah, Anak itu lahir.

Seorang malaikat datang ke padang gembala di Betlehem dan berkata kepada para gembala:

 

Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.

Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan."

 

Dan tiba-tiba, pintu kemuliaan terbuka, dan paduan suara yang telah terlatih sejak terlatih sejak fajar penciptaan naik ke hadapan takhta Yang Mahatinggi menyampaikan salam, “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi!” dan salam kepada bumi sebagai permohonan doa sorgawi mereka, “Dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepadaNya.” Sang Anak, Sang Raja telah lahir!

Di dalah tahun kelima belas dari pemerintahan Kaisar Tiberius, Yesus berumur sekitar tiga puluh tahun dan dibaptis oleh Yohanes Pembaptis. Kemudian Ia mulai memberitakan kerajaan yang akan datang dan memperkenalkan diriNya sebagai raja Kovenan. Dia membawa besertaNya mandat dari keabsahanNya dan otoritas rohaniNya. Melalui ibuNya Maria Dia adalah keturunan Daud melalui garis Natan. Dan melalui Yusuf, suami Maria melalui garis Salomo. Dengan kelahiran dan dengan hukum yang resmi, Dia adalah seorang raja.

 

… Datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem—ke istana Herodes—dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia.

 

Dia juga membawa mandat yang menyertaiNya sebagai orang yang hidup tanpa dosa. Dia membawa beserta dengan Dia mandat dari kata-kata yang luar biasa—“Tidak ada seoerang pun yang pernah berbicara seperti orang itu.” Dia membawa beserta dengan Dia mandat dari kuasa melakukan mujijat. Tidak ada seorang pun yang pernah melakukan hal yang dilakukan oleh orang itu.

Kemudian, pada masa seperti yang telah diberitahukan sebelumnya oleh nabi Daniel dan cara yang tepat seperti yang digambarkan oleh nabi Zakharia, Raja yang telah dijanjikan menggambarkan diriNya sebagai Mesias dari Allah bagi umat pilihan Tuhan. Dan ketika pada Minggu Palem, Dia masuk ke dalam Yerusalem, kota sorgawi yang kudus, mereka mulai berteriak, berseru dan bernyanyi serta berkata, “Hosana di tempat yang maha tinggi! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan. Diberkatilah Anak Daud.” Dan ketika ahli Taurat dan orang-orang Farisi serta petugas bait Allah mendengar apa yang diteriakkan oleh orang-orang itu, mereka menemui Tuhan dan berkata, “Suruhlah mereka diam.”

Dan Tuhan membalas, “Aku berkata kepadamu: Jika mereka ini diam, maka batu ini akan berteriak,” sebab itu adalah hari kovenan yang paling besar di dalam sejarah Israel. Raja Perjanjian mereka telah datang.

Dia tidak hanya Raja Israel yang dijanjikan, Dia adalah seorang raja yang ditolak. Dan mereka membawa Tuhan di hadapan Hanas dan di hadapan Kayafas, presiden Sanhedrin, dan di hadapan anggota pengadilan tinggi Yudaisme. Dan mereka mendakwa Dia di sana, karena Dia berkata Dia adalah Anak Allah.

Dan imam besar serta presiden Sanhedrin menempatkan Tuhan di bawah sumpah dan  berkata, “Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah yang hidup atau tidak.”

Dan di bawah sumpah, Tuhan Yesus menjawab, “Engkau telah mengatakannya.”  

Dan ketika Dia menggambarkan diriNya sebagai Raja Israel yang dijanjikan, imam besar dan presiden Sanhedrin mengoyakkan pakaianNya dan berkata, “Ia menghujat Allah. Untuk apa kita mendengar saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujatNya. Bagaimana pendapat kamu?”

Dan mereka berteriak, “Ia harus dihukum mati.”

Pada masa masa itu, kuasa untuk menjatuhkan hukuman telah diambil dari bangsa Yahudi, dan hal itu terletak di dalam tangan prokurator Roma, Pontius Pilatus. Mereka selanjutnya membawa Yesus ke hadapan gubernur Roma dan mendakwa Dia tentang pengkhianatan.

Dan ketika Pilatus selesai memeriksa Dia, dia kembali kepada para pendakwa dan berkata, “Tetapi orang ini adalah Raja Yahudi.Haruskah aku menyalibkan Rajamu?”

Dan mereka menyahut dengan sebuah jawaban, “Kami tidak mempunyai raja selain dari pada kaisar! Lenyapkanlah Dia! Salibkanlah Dia!”

Dan Yesus disalibkan sebagai seorang raja. Di dalam bahasa budaya dan filsafat—ditulis dalam bahasa Yunani; di dalam bahasa agama dan kesalehan—ditulis dalam bahasa Ibrani; dan di dalam bahasa hukum dan pengadilan—ditulis dalam Latin, tertulis di atas kepalanya, tulisan ini: “Yesus Nazaret, Raja Orang Yahudi.”

Dan Dia meninggal sebagai seorang raja, seorang raja yang ditolak.

Dia tidak hanya seorang raja kovenan, raja yang dijanjikan, Mesias Raja dari Allah. Dia tidak hanya raja yang ditolak, yang dicemooh dan raja yang disalibkan. Dia adalah seorang raja yang ditinggikan.

Seperti yang Dia sampaikan dalam perumpamaan yang terkenal di dalam Kitab Lukas pasal sembilan belas: “Seorang bangsawan yang sedang pergi ke negeri yang jauh untuk dinobatkan sebagai seorang raja. Dan ketika Dia pergi, Dia berkata kepada orang-orangNya: “Pakailah ini sampai aku datang kembali.” Dan bangsawan itu pergi hingga waktu yang tepat ketika Dia akan menerima kerajaan.

Dan sebuah awan menutupi Dia dari pandangan mereka, dan Tuhan pergi dari dunia ini, tanpa mahkota selain mahkota duri; tanpa tongkat kekuasaan, selain sebuah tongkat bamboo yang patah; tanpa jubah kerajaan selain pakaian istana yang kotor.

Dia “pergi-jauh,” seorang raja yang dibuang.

Bagaimana pun Setan pasti tertawa! Bagaimana pun Setan pasti bergembira! Bagaimana pun Setan pasti menari! Bagaimana pun kerajaan kegelapan bersukacita ketika Yesus mati seperti seorang penjahat, tersalib dia atas sebuah kayu.

Anak-anak kegelapan, iblis-iblis neraka, penguasa-penguasa mereka pastilah berkata, “Lihat! Israel telah membunuh Anaknya sendiri. Umat pilihan dan keluarga Allah berada di dalam ketidakpercayaan. Setiap janji Yehova akan jatuh ke tanah! Dosa akan berkuasa selamanya! Kematian akan berkuasa selamanya, dan Setan akan menjadi raja selamanya!”

Tetapi ada sebuah musterion.  Ada sebuah rahasia yang tersembunyi di dalam hati Allah yang tidak disingkapkan kepada nabi-nabi, bahwa tidak kepada siapa pun hingga Allah menunjukkanNya kepada rasulNya yang kudus: bahwa akan ada sebuah jeda, akan ada sebuah masa selingan antara Raja yang akan datang dan kerajaan, bahwa kerajaan itu akan ditunda hingga suatu masa yang lain, waktu lain yang telah ditentukan dan waktu yang telah ditetapkan. Dan di dalam masa selingan itu, masa jeda itu—akan dibuat sebuah persekutuan, sebuah  koinonia, sebuah tubuh, sebuah jemaat, yang akan menjadi  milik Tuhan Allah, Kristus, Mesias, Raja itu sendiri.

Oh, dan betapa sebuah musterion yang telah disediakan Allah bagi zaman ini: bahwa ada sebuah persekutuan, bahwa ada sebuah rumah tangga iman, yang berarti setiap orang akan bebas memilikinya, Orang Yunani sama seperti orang Yahudi, wanita sama baiknya dengan pria; anak-anak sama seperti orang dewasa; orang merdeka sama seperti budak; yang terpelajar sama baiknya dengan yang tidak terpelajar—yang berarti setiap orang diundang untuk datang. Dan di dalam kasih karunia dan anugerah dan di dalam ingatan dan berkat serta pengampunan dari Tuhan Yesus, semua orang dapat mengambil bagian di dalam kebaikan dan kemurahan Tuhan Allah.

Dan ini adalah masa selingan besar, jeda yang besar, yang di dalamnya anda dan saya hidup. Ini adalah masa anugerah, ketika Injil Anak Allah diberitakan hingga ujung dunia, dan semua manusia memiliki keistimewaan dan undangan serta kepentingan yang sama untuk datang dan menjadi milik keluarga Allah, dan Roh Kudus memanggil kita di dalam zaman yang kita tinggali ini—mereka yang menjadi anggota tubuh Kristus dan kita, yang menjadi anggota tubuhNya.

Tetapi kerajaan yang bagaimana? Mungkinkah ada sebuah kerajaan? Bagimana dengan janji Allah? Apakah akan tergenapi? Mungkinkah Allah akan mengingat apa yang telah dia janjikan—Dia bersumpah demi diriNya sendiri?

Apakah Allah telah melupakan janji kovenanNya? Akankah ada sebuah kerajaan? Akankah kita akan melihat seorang raja? Benarkah kita akan melihatNya?

Di dalam perkataan saya kepada anak-anak kecil itu, ketika ayah dan ibu mereka membawa mereka kepada saya, satu pertanyaan yang akan sering saya tanya kepada mereka, “Apa artinya ketika Tuhan menutup Perjamuan Tuhan dengan kata-kata, ‘Setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang’—apa artinya: Sampai Dia datang?”

Saya tidak pernah mendapatkan seorang anak yang gagal untuk menjawab, “Itu berarti,’ kata mereka kepada saya, “Yesus akan datang kembali.”

Dan segera saja saya mengikutinya dengan sebuah pertanyaan, “Apakah kamu percaya kamu akan melihat Yesus pada suatu hari?”

Dan saya tidak pernah mendapatkan seorang anak yang gagal untuk menjawab, “Ya, Pendeta, saya percaya bahwa saya akan melihat Yesus muka dengan muka. Saya akan bertemu Tuhan. Dia adalah raja yang akan datang.”  

Allah tidak melupakannya. Dia adalah raja yang sedang berpergian dan Dia akan datang kembali. Ketika penyamun yang sekarat di sampingNya memalingkan kepalanya kepada Tuhan dan berkata, “Tuhan, ingatlah aku apabila Engkau datang sebagai raja.” Dan ketika sebuah awan menyambutNya, pertanyaan terakhir dari murid-muridNya adalah, “Tuhan bagimana dengan kerajaan? Kerajaan yang bagaimana Tuhan? Maukah Engkau memulihkan kerajaan Israel? Kapan?—suatu hari, suatu hari yang penuh kemenangan dan kemuliaan.

Dia tidak hanya seorang raja yang telah dijanjikan; Dia tidak hanya seorang raja yang telah ditolak; Dia tidak hanya seorang raja yang sedang bepergian; Tetapi Dia adalah Allah yang mulia, raja yang akan datang.

Dan kedatanganNya berada dalam dua fase. Kedatangan yang pertama sama seperti seorang pencuri pada waktu malam. Dan yang kedua sama seperti kilat yang memancar dari ujung langit.

KedatanganNya sama seperti seorang pencuri; tanpa pemberitahuan, secara diam-diam, sewaktu-waktu, kapan saja, tanpa suara, dan rahasia.

Dia datang untuk mencuri permataNya. Di dunia ini ada permataNya yang berharga yang untuknya Dia menyerahkan hidupNya. Dia telah membeli kita dengan darahNya. Dan suatu hari Dia datang untuk umatNya, untuk mencuri permataNya ke luar dari dunia ini, untuk membawa mereka kepadaNya.

Dan kita semua akan dipilih. Kita semua akan diambil. Kita semua akan diangkat. Hingga orang terakhir yang telah meletakkan kepercayaannya kepada Yesus akan ditinggalkan oleh Allah, sekalipun dia telah meninggal atau sekalipun dia masih hidup pada waktu kedatangan Tuhan. Kita semua akan diubah.

Pra misionari yang telah pergi ke ladang penginjilan dan meninggal serta dikuburkan tanpa nisan, Allah melihat hal itu, dan Allah menandai tempatnya. Dan di dalam kedatangan yang penuh kejayaan itu, semua orang kudus Allah akan dibangkitkan, dan kita semua akan diubah dalam sekejab mata dalam bunyi sangkakala yang terakhir: “Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah.”

Sama seperti Henokh—Yang tiba-tiba diangkat. Dia ditangkap secara cepat. Dia telah diubah; sama seperti Nuh yang tertutup dalam bahtera dan hukuman dijatuhkan; sama seperti pada masa Lot—dikeluarkan dari kota Sodom dan api hukuman dijatuhkan, demikian juga yang akan terjadi pada saat kedatangan Tuhan.

Tiba-tiba tanpa pemberitahuan, umat Allah akan diambil. Dua orang yang sedang tidur. Satu orang akan diangkat dan yang lain akan ditinggalkan. Dua orang yang sedang menggiling tepung. Satu orang akan diangkat dan yang lain ditinggalkan. Dua orang yang sedang bekerja di ladang. Satu akan diangkat dan yang lain akan ditinggalkan.

Datang untuk milikNya—diangkat ke sorga; datang sama seperti seorang pencuri untuk mencuri milikNya sendiri.

KedatanganNya dalam fase kedua sama seperti kilat yang memancar dengan terang. Teks tentang pernyaataan itu terdapat dalam Wahyu 1:7:

 

“Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin.”

 

Atau seperti yang ditulis oleh Yudas, “Sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudusNya.”

Ketika Tuhan datang bersama orang kudusNya—secara pribadi dan kelihatan—untuk menjadi Raja atas seluruh dunia, Dia datang dalam kemuliaan Bapa: Allah Anak dan Anak Allah. Dia datang di dalam kemuliaan para malaikat: Penguasa mereka dan panglima bala tentara mereka. Dia datang dalam kemuliaan gereja: sebagai mempelai pria dengan mempelai wanita. Dia datang dalam kemuliaanNya sendiri: sebagai Anak Allah, sebagai Anak Abraham, sebagai Anak Daud, sebagai Anak Manusia, yang dilahirkan oleh anak dara, Pribadi yang tersalib, Pribadi yang bangkit, Pribadi yang naik ke sorga, dan akan datang kembali Tuhan Allah manusia seluruh dunia. Dia datang sebagai pembaharu dan pencipta ulang dari ras yang telah jatuh dan dunia yang lelah dengan peperangan ini.

Kemudian akan dibawa ke dalam penggenapan nubuatan yang luar biasa ini yang telah dijanjikan oleh Allah.  Kita akan menempa pedang-pedang kita menjadi mata bajak, dan tombak-tombak menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang. Srigala akan berbaring bersama dengan anak domba. Dan macan tutul akan berbaring dengan anak kambing. Dan anak kecil akan mengembalakan mereka. Tidak akan ada yang berbuat jahat atau berlaku busuk di seluruh gunung kudus Allah. Sebab bumi akan dipenuhi pengenalan akan Tuhan, seperti air laut yang menutupi dasarnya—Raja kita yang akan datang!

 “Diamanakah raja yang baru lahir itu?”

“Apakah Engkau seorang raja?”

“Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja.”

Dan pada suatu hari kita akan menjadi subyekNya. Suatu hari kita akan melihatNya muka dengan muka. Suatu hari akan memrintah atas seluruh ciptaan Allah dan kita akan bersukacita dengan Dia dan memerintah bersama dengan Dia selama-lamanya. Haleluya! Amin.

Dan ketika kita menyanyikan himne permohonan kita, sebuah keluarga dari anda datanglah ke dalam persekutuan jemaat ini; sebuah pasangan dari anda, atau seseorang dari anda, datanglah dan berikanlah hati anda kepada Yesus, menjadikan Dia sebagai Juruselamat anda, datang untuk baptisan, datang untuk menerima Dia sebagai Juruselamat anda, memberikan hati anda kepadaNya—ketika Roh Allah berbicara di dalam hati anda, datanglah sekarang.

Bagi anda yang berada di sekitar balkon, di lantai bawah, telusurilah lorong ini dan maju ke depan dan katakan: “Inilah saya pendeta. Saya melakukannya sekarang. Saya memberikan tangan ini kepada anda. Saya memberikan hati saya kepada Allah.”

Sebagaimana Roh menekankan seruan ini, jawablah dengan hidup anda, dan semoga malaikat hadir di jalan anda, saat anda berada di jalan anda. Putuskanlah sekarang dan dalam sebuah kesempatan, ketika kita berdiri, bagi anda yang berada di atas balkon, turunlah melalui salah satu tangga ini, dan bagi anda yang berada di lantai bawah, telusurilah salah satu lorong ini, dan katakanlah: “Pendeta inilah saya. Saya melakukannya sekarang dan saya datang pada hari ini.”

Lakukanlah. Lakukanlah saat kita berdiri dan menyanyikan lagu pujian kita.

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, ThM