DARAH YANG MENGALIR

(THE CRIMSON FLOW)

 

Dr. W. A. Criswell

Yohanes 19:34-35

04-02-89

 

Ini adalah Gereja First Baptist Dallas. Dan saya adalah pendeta yang sedang menyampaikan khotbah yang berjudul Darah Yang Mengalir.

Di dalam salah satu dari kejadian yang terjadi secara kebetulan ketika saya berkhotbah melalui Injil Yohanes, kita sedang berada di dalam pasal sembilan belas dari Injil Keempat yang menjelaskan pencurahan hidup dari Tuhan kita bagi dosa-dosa dunia. Dan itu adalah sebuah teks yang indah yang berhubungan dengan peringatan Perjamuan Tuhan.

Teks kita berasal dari Yohanes pasal 19 ayat 31 hingga 37. Yohanes 19:31-37,

“Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib--sebab Sabat itu adalah hari yang besar--maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan.

“Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus;

“Tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya,

“Tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.

“Dan orang yang melihat hal itu sendiri yang memberikan kesaksian ini dan kesaksiannya benar, dan ia tahu, bahwa ia mengatakan kebenaran, supaya kamu juga percaya.

“Sebab hal itu terjadi, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci: "Tidak ada tulang-Nya yang akan dipatahkan."

“Dan ada pula nas yang mengatakan: "Mereka akan memandang kepada Dia yang telah mereka tikam."

Di dalam sistem korban di Perjanjian Lama, darah selalu dipisahkan dari korban yang dipersembahkan. Darah ditampung dalam sebuah wadah dan dipersembahkan sebagai tebusan di hadapan Allah.

Sepearti yang ditulis dalam Imamat 17:11, “Karena nyawa mahluk ada di dalam darahnya dan Aku telah memberikan darah itu kepadamu di atas mezbah untuk mengadakan  perdamaian bagi nyawamu, karena darah mengadakan perdamaian dengan perantaraan nyawa.”

Darah pada hari yang hebat yaitu Hari Pendamaian, Yom Kippur, dibawa ke balik tirai ke dalam Ruang Maha Kudus dan dipersembahkan di sana di hadapan Allah sebagai pendamaian atas dosa umat.

Tubuh dari korban itu sebagain besar dibakar. Tetapi darah adalah kudus dan suci. Dan apa yang dicurahkan di hadapan Allah, dicurahkan di atas dasar Altar.

Dan dari permulaan hingga akhir Alkitab, dari Kejadian hingga Wahyu, selalu saja bahwa darah membuat penebusan bagi jiwa.

Prajurit Roma yang menikam tombak ke dalam lambung Tuhan kita dan menusuk jantungNya—kasar, tidak terpelajar—yang tidak memiliki ide bahwa dia sedang menggenapi Kitab Suci Allah dan tujuan Allah dalam membuat penebusan atas dosa-dosa umat manusia. Dia tidak memiliki sebuah pikiran bahwa dia sedang menggenapi nubuatan.

Dan yang terakhir dari semua, apakah dia memiliki suatu ide bahwa hawa diambil dari sisi Adam, demikain juga gereja diambil dari sisi Tuhan kita. Gereja lahir di dalam darahNya, di dalam penderitaanNya dan di dalam air mataNya.

Tetapi Allah memiliki respek yang terdalam atas FirmanNya yang Kudus. “Tidak ada tulangNya yang akan dipatahkan,” firman Tuhan, dan tidak ada suka kata dari Alkitab yang akan dibatalkan.

Allah menulis, “Mereka akan memandang kepada Dia yang telah mereka tikam.” Dan prajurit Roma itu, menikamkan tombak itu ke jantung dan lambung Tuhan kita. Dan segera saja mengalir darah dan air penebusan.

Tanpa darah, tanpa Kalvari, tanpa Golgota, tanpa Pentakosta, maka tidak ada gereja dan tidak ada injil dan tidak ada penebusan dan korban bagi dosa-dosa kita. Ketika dia menikamkan tombaknya, menusuk ke dalam jantung Tuhan kita, dan segera mengalir darah dan air.

Untuk memulai hal itu, hal itu kelihatannya seperti sebuah mujijat bagi saya, sebab sebuah mayat, sebuah jenazah yang sudah mati, tidak dapat mengeluarkan darah. Darah telah menggumpal di dalam setiap kapiler dan setiap pembuluh vena dan arteri. Ia tidak dapat mengalir keluar.

Ya, hal itu disebutkan di sini ketika prajurit itut menikam lambung yang menusuk hingga jantung Tuhan kita, maka jantung itu pecah, dan membuka kantung selaput jantung.

Hanya penjelasan fisiologi yang dapat menyatakan, menjelaskan, untuk melukiskan apa yang terjadi: jantung berdetak di dalam sebuah pericardium, di dalam sebuah kantung selaput jantung. Dan jika jantung itu pecah dan rusak maka darah akan mengalir ke dalam kantung selaput jantung itu. Dan itulah yang terjadi ketika dia menikamkan tombak itu ke jantung Tuhan kita, jantung pecah dan membuka kantung selaput jantung itu.

Dan darah terpisah. Darah terdiri dari 55 persen serum yang jernih dan 45 persen gumpalan merah. Dan hal itu terpisah dan mengalir keluar dalam bentuk air dan darah.

Yang artinya bahwa Tuhan kita—yang telah meninggal saat prajurit itu mendatangi Dia—Tuhan kita telah mati dengan jantung yang pecah, jantung yang hancur.

Dan di dalam jantung yang pecah itu, darah telah mengalir ke dalam kantung selaput jantung. Dan memiliki waktu untuk terpisah, ketika hal itu mengalir ke tanah, dan terlihat seperti air dan darah. Hal itu sesuai dengan apa yang tertulis di dalam Mazmur 69, bahwa Dia akan mati dengan sebuah hati yang patah.

Dan di dalam suatu peristiwa, Yohanes yang hadir dan melihat hal itu tidak pernah melupakannya. Hal itu membuat sebuah kesan yang tidak terlupakan ke dalam pikirannya, hatinya, jiwanya dan ingatannya.

Kata-kata ini, yang telah saya baca pada pagi hari ini dari Injil Keempat tentu saja ditulis oleh Yohanes ketika dia berumur 95 tahun. Dan setelah melewati tahun-tahun yang dia jalani bahkan puluhan tahun, hal itu tetap hidup di dalam ingatannya sama seperti pada saat dia melihat hal itu.

Dan ketika dia menulisnya pada usia tuanya, dia menulisnya dalam suratnya kepada jemaat, di dalam 1 Yohanes pasal 5 ayat 6 hingga 8,

“Inilah Dia yang telah datang dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus, bukan saja dengan air, tetapi dengan air dan dengan darah. Dan Rohlah yang memberi kesaksian, karena Roh adalah kebenaran.

“Sebab ada tiga yang memberi kesaksian (di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu.

“Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi): Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu.”

Yohanes menulis dalam sebuah cara yang tidak biasa;. sebagai contoh, dia tidak pernah menggunakan kata “mujijat.” Tidak pernah. Dia menggunakan kata  sēmeion, “tanda.” Tanda.

Sebagai contoh, ketika dia menulis Penyingkapan,  Wahyu, kitab terakhir di dalam Alkitab, dia memulainya dengan kata apokalupsis. Itu adalah kata yang pertama: apokalupsis, wahyu, penyingkapan dari Yesus Kristus, kedatangan Tuhan kita.

Kemudian dia berkata, “He sent (bahasa Inggris) [Dia mengirim],’ dan anda mengucapkannya dalam bahasa Inggris “signified (menyatakannya).” Itu sebenarnya adalah “sign-ified.” “Dia mengutus dan menyatakannya kepada hambanya Yohanes.” Kata yang sama sēmeion, tanda; bentuk kata kerjanya, sēmainō, untuk mengenali, untuk menandai.

Dan Wahyu yang luar biasa yang mengikuti sesudahnya yang digambarkan kepada kita akan di dalam simbol dan tanda. Di sana ada Anak Domba Allah. Itulah Tuhan kita.

Di sana akan ada empat zōa, empat mahluk hidup yang mewakili empat sudut ciptaan. Di sana akan ada dua puluh empat tua-tua yang mewakili orang-orang kudus Perjanjian Lama dan orang-orang kudus Perjanjian Baru.

Dan ketika Yohanes melihat hal itu, berdiri di dekat salib, di dalam luka yang terbuka itu, mengalir darah dan air, bagi dia itu adalah sebuah tanda dari injil Anak Allah.

Air. Itu adalah sebuah gambaran dan sebuah tanda dari kuasaNya yang menyucikan. Di dalam Efesus 5:26, “Kristus telah mengasihi jemaatNya dan telah menyerahkan diriNya baginya. Untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan mamandikannya dengan air dan firman.”—penyucian dari firman Kristus.

Lagi di dalam Yohanes 15:3, “Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.”

Itu adalah maksud dari Yohanes 3:5, “Sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan roh, ia tidak dapat masuk ke dalam kerajaan Allah.” Kita dilahirkan oleh Firman Tuhan.

“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” Itu adalah cara dia dalam memulai injilnya yang keempat. 

Dan ketika Yohanes melihat air mengalir dari lambung Tuhan kita, dia melihat dilahirkan di dalam Firman Allah.

“Iman timbul dari pendengaran dan pendengaran dari firman Allah.”

“Maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan injil.” Diselamatkan oleh Firman dari Pribadi yang tersalib.

Kemudian, dia melihat darah yang mengalir keluar dari lambung Juruselamat kita. Dan itu adalah penebusan bagi dosa-dosa kita. “Inilah darahKu dari perjanjian baru yang tertumpah untuk pengampunan dosa.”

Ketika Kain membawa kepada Allah sebuah korban dari sayur-sayuran, hal itu tidak mencukupi. Saudaranya Habel membawa kepada Allah seekor anak domba, korban yang memiliki darah. Di dalamnya ada anugerah penebusan terhadap dosa, di dalam persembahan yang mati, kita menemukan pengharapan di dalam Allah.

Sekarang saya akan membuat tiga observasi. Yang pertama. Ini adalah darah yang nyata. Ini bukanlah bahasa lambang. Ini bukanlah kiasan. Ini bukanlah metafora. Ini adalah darah yang nyata.

Seandainya anda berada di kaki salib, anda dapat menampungnya dalam sebuah ember. Dan dapat meletakkan tangan anda di dalamnya. Anda dapat menghapusnya dari wajahNya dengan sapu tangan anda. Itu adalah darah, darah yang nyata.

Itulah sebabnya ketika Tomas ragu dia diundang untuk “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tanganKu, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambungKu, dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.”

Itu adalah sebuah tubuh yang nyata. Dan itu adalah darah yang nyata yang tercurah ke tanah.

Yang kedua. Itu menyediakan sebuah penggantian yang nyata. Allah berkata di dalam firmanNya yang kudus, “Jiwa yang berdosa harus mati.” Dan lagi, “Upah dosa adalah maut.” Dan karena kita adalah orang berdosa, kita semua, kita menghadapi hukuman dari kematian yang kekal. Dan siapakah yang dapat membayarnya untuk kita? Siapakah yang dapat menggantikannya di dalam posisi kita, penggantian seperti sebuah hutang di bank?

Anda harus membayarnya atau seseorang dapat membayarnya bagi anda—lalu, dengan hukuman kematian, hukuman yang kita hadapi karena kita adalah orang-orang bedosa. Penggantian, seseorang mati di dalam posisi kita, membayar hutang kita, hukuman atas dosa-dosa kita.

Anda tahu, saya sering berpikir tentang semua manusia yang pernah hidup, seseorang yang memiliki gambaran yang sangat jelas tentang penggantian adalah Barabbas.

Saya dapat membayangkan dengan baik tentang tentara Roma yang pergi ke penjara dan berkata, “Apakah kamu memiliki seorang tawanan di sini yang bernama Barabbas?”

“Ya.”

“Baiklah, keluarkanlah dia.” Dan mereka masuk ke dalam penjara itu dan meletakkan tangan ke atas Barabbas dengan ketakutan, sambil mengucapkan sumpah serapah dan kutukan, yang berpikir bahwa dia akan disalibkan dan mati.

Dan tentara Roma memberitahukan bahwa penjahat itu, pembunuh itu, pemberontak itu, “Kamu bebas. Kamu bebas.”

Dan ketika Barabbas berjalan sepanjang jalan kota itu, dia melihat segerombolan orang dan sekumpulan orang banyak. Dan di bagian atas, di unjungnya, seorang yang lemah sedang memikul sebuah salib.

Dan dia mengikuti orang banyak itu ke sebuah bukit yang disebut Golgota. Dan di sana dia melihat dua orang rekannya. Satu orang berada di sebelah kanan dan seorang lagi di sebelah kiri, sedang disalibkan.

Dan dia melihat seseorang yang berada di tengah. Itu adalah salibnya. Dia adalah seseorang yang harus dihukum di atasnya. Dan ketika dia sedang berdiri di sana, dia melihat orang lain mati untuk menggantikan kedudukannya. Itulah Yesus yang mati untuk kita.

“Baiklah Pendeta, bagaimana Tuhan kita dapat mati bagi saya dan seluruh dunia?”

Ada tiga alasan. Yang pertama; karena siapakah Dia. “Dia akan disebut Imanuel, Allah beserta kita.” Dia adalah Allah. Allah yang tidak terbatas. Dan Dia dapat menanggung dosa kita semua adalah karena siapakah Dia.

Alasan yang kedua: Dia telah ditetapkan Allah untuk menanggung dosa-dosa kita. Dia datang ke dalam dunia ini dari sorga untuk satu tujuan, agar Dia dapat menghapus dosa-dosa dunia.

Dan yang ketiga: Allah mengutus seorang malaikat dari sorga dan menggulingkan batu sehingga Dia dapat menunjukkan kepada kita, “Inilah AnakKu. Yang mati bagi dosa-dosa dunia” dan telah dibangkitkan untuk pembenaran kita. 

Kita mati, dan hingga hari kebangkitan, kita berada di dalam kuburan. Tidak pernah ada orang yang anda tahu bangkit dari kematian. 

Roma 1:4, “Yesus horizō, horizō”—kata anda “horizon” berasal dari kata itu—“dinyatakan oleh kebangkitanNya dari kematian.” Ini adalah penggantian yang telah ditetapkan oleh Allah.

Dan, sahabatku yang terkasih, doktrin penggantian adalah jantung dan jiwa dan esensi dan kesimpulan dari injil anugerah Anak Allah. Dia mati sebagai pengganti kita. Dia mengambil tempat kita. Dia menanggung dosa-dosa kita di atas salib.

Dan karena kematiannya, saya bebas. Kematian sekarang merupakan sebuah pintu yang terbuka untuk masuk ke dalam sorga. Menukar tubuh yang fana ini untuk sebuah kebangkitan yang mulia, tubuh yang ditransfigurasikan dan kekal sama seperti Dia yang telah bangkit dari kematian.

Dan yang terakhir: tidak hanya darah yang nyata dan bukan hanya sebuah penggantian yang nyata, tetapi hal itu membawa kepada kita sebuah keselamatan yang nyata.

Di dalam surat 1 Korintus, Paulus berkata, “Kristus Juruselamat kita yang adalah Anak Domba Paskah kita. Kristus, Paskah kita adalah korban bagi kita.” Dia adalah Anak Domba Paskah kita.

Kemudian hal itu seperti yang ada di dalam Kitab Keluaran. Allah berfirman, “Sebab pada malam ini Aku akan menjalani tanah Mesir, dan semua anak sulung, dari anak manusia sampai anak binatang, akan Kubunuh, dan kepada semua allah di Mesir akan Kujatuhkan hukuman, Akulah, Tuhan.

Tetapi kata Tuhan, “Jika engkau mempersembahkan di hadapan Allah seekor anak Domba yang tidak bercela dan memercikkan darahnya di depan pintu rumah, pada ambang batas atas dan pada kedua tiang pintunya, di dalam bentuk salib.

“Dan darah itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah di mana kamu tinggal: Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat dari pada kamu.” Dan tidak akan ada lagi kematian atau kedukaan atau tangisan, tetapi kehidupan dan kemuliaan dan ucapan syukur kepada Allah. 

Saudara yang terkasih, saya dapat dengan mudah membayangkan malam itu, malam yang mengerikan, ketika seorang dari anggota keluarga Allah itu telah memercikkan darah di ambang batas dan kedua tiang pintunya.

Dan bersama dengan keluarga yang berada di bawah darah itu, ketika malaikat kematian lewat, anda tahu apa? Pikirkanlah tentang kita dan bagaimana dengan kita, saya berpikir tentang mereka dan bagaimana seandainya kita berada di sana. Menakutkan untuk berada di malam yang mengerikan itu.

Kemudoian kita mulai berpikir, “Saya ragu apakah saya telah melakukannya dengan benar. Saya ragu apakah saya telah bertobat dengan benar. Saya ragu apakah saya sungguh-sungguh diselamatkan. Saya ragu apakah saya telah melakukan hal ini dengan benar.”

Apakah Allah berkata, “Apabila Aku lewat, Aku akan menguji pertobatanmu, untuk melihat apakah pertobatanmu benar. Aku akan menguji iman kamu untuk melihat apakah kepercayaanmu benar. Dan Aku akan menguji hidupmu dan pekerjaanmu untuk melihat apakan engkau telah melakukannya dengan benar?” Apakah itu yang dilakukan Allah?

Allah berkata, “Apabila Aku lewat, Aku akan melihat darah.’ Dan jika saya berada di bawah darah, bagaimana pun pertobatan saya mungkin ada kesalahan dan sekalipun iman saya kurang sempurna dan sekalipun pekerjaan saya kurang mulia di hadapan Allah, tetapi Allah berkata, “Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat dari pada kamu.”

 

Diselamatkan oleh darah

Dari Pribadi yang telah tersalib.

Semua pujian bagi Bapa,

Semua pujian bagi Anak!

 

Apakah anda pernah memikirkan hal ini? Ketika anda tiba di sorga, apakah anda akan berkata, “Semua kemuliaan bagi saya di dalam pertobatan saya, di dalam iman saya dan bagi Anak. Saya telah diselamatkan. Saya berada di sini, di dalam sorga.”

Apakah anda akan melakukan hal itu? Atau apakah anda akan mengatakan, “Semua kemuliaan bagi Yesus, ynag tekah membasuh kita dan menyucikan kita di dalam darahNya sendiri dan membuat kita menjadi penguasa dan imam bagi Allah Bapa kita, bagi Dia yang telah menebus kita dan membasuh kita dari dosa-dosa kita di dalam darahNya sendiri.”

Sahabatku yang terkasih, saya tidak akan pernah dapat bertobat dengan sempurna. Saya tidak akan pernah dapat percaya tanpa tersandung dan semua hal yang membuat anda manusiawi di dalam pengembaraan ini. Tetapi saya dapat memandang kepada Yesus. Dan saya dapat percaya di dalam anugerahNya yang menyelamatkan dan di dalam darahNya yang membasuh kita. Ini adalah sebuah hal yang luar biasa.

Orang-orang Israel itu tidak lebih baik dari anak-anak Ham. Mereka tidak lebih terlatih. Mereka tidak lebih kaya. Mereka tidak lebih mulia.

Perbedaannya adalah mereka berada di bawah darah. Dan itu adalah pengharapan kita dan keselamatan kita.

Tuhan, saya tidak akan pernah cukup baik untuk berdiri di hadapanMu. Tentu saja, tidak akan pernah cukup baik untuk berjalan di jalan emasMu dan masuk ke dalam gerbang permataMu. Tetapi aku memohon dan berlindung di bawah darah itu.

 

Apa yang dapat membasuh dosa-dosaku?

Tiada yang lain selain darah Yesus

Apa yang dapat membuatku pulih kembali?

Tiada lain selain darah Yesus

Yang mengalir dengan berharga

Yang membuatku putih seperti salju

Tiada lain yang dapat kutemukan

Selain darah Yesus

 

Sebuah keselamatan yang nyata di bawah darah Kristus.

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, ThM