PERKARA BAGI KRISTUS
(THE CASE FOR CHRIST)
Dr. W. A. Criswell
Yohanes 19:7
02-12-89
Ini adalah pendeta yang sedang menyampaikan khotbah yang berjudul PERKARA BAGI KRITUS. Di dalam seri khotbah kita melalui Injil Yohanes, kita berada di hari-hari terakhir dari pelayananNya di dunia. Dan kita berada di tengah-tengah pendakwaanNya. Dan di dalam Yohanes pasal sembilan belas ayat tujuh—“Jawab orang-orang Yahudi itu kepada Pilatus: “Kami mempunyai hukum dan menurut hukum itu Ia harus mati” (Yohanes 19:7). Di dalam dakwaan yang panjang ini, tidak ada sebuah suara yang keluar atas namaNya. Ejekan, sangkalan, pukulan dan siksaan, sebuah tubuh yang berdarah, sosok yang remuk, tidak ada sebuah suara simpati yang dikeluarkan atas namaNya. Tidak ada satu pun.
Saya telah berada di London. Dalam sebuah akhir pekan di Hyde Park’s Speaker’s Corner, tempat dimana orang-orang banyak berkumpul dari penjuru dunia. Mereka adalah kumpulan yang luas dan persatuan dari orang-orang aneh dan orang-orang sinting dan orang-orang dungu dan mahluk yang bodoh dari setiap jenis dan warna. Dan mereka melakukan segala macam kebodohan. Dan anda beranjak dari sebuah kebodohan kepada ketololan yang lain yang ada di sekelilingnya. Yang membuat saya takjub, ketika saya berjalan melewati orang-orang banyak yang berkumpul di sana di akhir pekan di Hyde’s Corner di London, dan di sana ada seorang pengkhotbah Baptis yang sederhana, dan di sampingnya ada seorang diaken yang saleh. Dan dia sedang mengkhotbahkan injil diantara orang-orang bodoh itu—itu adalah sebuah hal yang menakjubkan, sebuah hal yang mengherankan. Dan tentu saja sama seperti orang lain, disekelilingnya banyak kerumunan orang dan ada sebuah lingkaran yang terbuka di depannya. Jadi, ketika saya berdiri di sana dan sedang mendengarkan orang saleh itu dalam rasa takjub, yang sedang mengkhotbahkan pesan Yesus yang sederhana, tiba-tiba ada yang datang ke dalam lingkaran yang terbuka itu, ke hadapannya, yaitu seorang pria yang memiliki memar yang besar—pria besar, pendek gemuk dengan jenggot yang besar. Dan dia masuk ke dalam lingkaran dan berdiri di sana dan melihat ke arah pengkhotbah itu serta diakennya dan ke araa kerumunan orang banyak itu. Dan dengan mengepal tinjunya, dia berkata, “Saya berharap saya dapat memegangi Yesus Kristus itu. Dan saya akan mencekik Dia hingga mati dengan tangan ini.” Dia berkata, “Dengan tinju ini, Saya akan menghancur-leburkan wajahNya. Saya akan mematahkan lehernya. Saya akan membunuhNya di sini. Dan jika Dia kembali lagi ke bumi, kita akan menyalibkan Dia saya seperti yang telah kita lakukan ketika Dia datang 2.000 tahun yang lalu. Anda tahu, ketika saya mengingatnya ribuan kali, saya berharap saya dapat kembali ke saat itu. Mengapa saya tidak melangkah ke dalam lingkaran itu dan berjalan ke arah sisi pengkhotbah itu dan diaken yang saleh itu dan berkata, “Saya adalah seorang Amerika. Dan saya datang dari seberang lautan. Dan saya ingin supaya anda tahu bahwa saya percaya kepada Yesus. Dia adalah Juruselamat dan Tuhan saya. Saya berdiri di sini dengan tangan terangkat, memuji namaNya atas semua hal yang telah Dia lakukan kepada saya.” Mengapa saya tidak melakukannya? Saya tidak pernah mengucapkan sepatah kata. Saya hanya berdiri di sana dan mendengar namaNya dipermalukan. Hal itu, perlawanan terhadap Tuhan kita berlangsung sepanjang abad.
Perkara yang melawan dia. Lukas, di dalam injilnya pasal keempat, memperkenalkan Tuhan kita ketika Dia memulai pelayananNya di Nazaret. Dan di dalam khotbah yang disampaikan Tuhan di di rumahNya di kota Nazaret, Dia menyebutkan kasih Tuhan Yesus yang berlimpah, dari Allah Bapa di Sorga, dari seruan Roh Kudus. Berbicara tentang kasih Tuhan kita yang tidak terukur atas seluruh umat manusia. Tuhan kita menggunakan sebuah ilustrasi tentang Elia. Dan dia berkata bahwa banyak orang yang sakit kusta di Israel pada masa Elia, tetapi hanya satu orang yang disembuhkan. Dan itu adalah Namaan, panglima Siria yang menyembah berhala (Lukas 4:27). Kemudian Dia menggunakan ilustrasi yang lain. Dia berkata ada banyak janda miskin di Israel pada masa Elia, tetapi dia tidak dikirim kepada salah satu dari mereka, kecuali kepada janda di Sarfat di tanah Sidon, kepada seorang janda dari penyembah berhala (Lukas 4:26). Kasih Allah lebih besar dari pada yang dapat dipikirkan oleh manusia dan hati yang Kekal, sangat luar biasa baik. Tetapi ketika orang-orang mendengar Tuhan Yesus berbicara tentang kelimpahan anugerah dan kasih Allah, mereka menangkap Dia dan membawaNya ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu hingga mati (Lukas 1:28,29). Perkara yang melawan Yesus.
Ketika Dia memberi makan orang banyak—lima orang yang berasal dari tepi pantai—mereka mengikuti Dia ke Kapernaum. Mereka telah diberi makan dengan roti dan ikan di dalam sebuah cara mujijat. Dan ketika Tuhan berbicara kepada mereka tentang roti hidup, mereka mengabaikan Dia dan meninggalkan Dia—mereka semua. Mengapa mengikuti seseorang yang tidak memberi kita makan dan mengatur jalan kita? Dan Tuhan berpaling kepada dua belas orang muridNya dan berkata: “Tidakkah kamu pergi juga?” Perkara yang melawan Yesus. Ketika Dia menyembuhkan orang yang kerasukan setan di Gadara, mereka kehilangan babi-babi mereka. Mereka kehilangan ternak mereka. Dan mereka menemui Yesus dan memohon kepadaNya untuk meninggalkan kota mereka. untuk memiliki Dia, kehilangan babi-babi. Dan mereka merasa lebih baik memiliki babi-babi dari pada memiliki Yesus. Perkara yang melawan Tuhan kita. Dan di dalam pelayananNya yang terakhir di Yerusalem, sebelum Dia disalibkan, di sana ada orang-orang yang mendekatiNya, yaitu orang-orang Farisi, Saduki dan ahli-ahli Taurat. Dan kemudian, mereka membuat kesepakatan sehingga mereka dapat menghancurkan Dia, perkara yang melawan Yesus.
Dan, di dalam kisah Perjanjian Baru—hari-hari anugerah yang mengikuti penyalibanNya. Pada hari Pentakosta mereka dimasukkan ke dalam penjara karena memberitakan namaNya. Di Listra, Paulus diseret setelah mereka melemparinya dengan batu. Di Efesus ada segerobolah orang banyak yang berteriak, “Besarlah Artemis dewa orang Efesus,” dan mereka mengusir misionari itu ke luar kota. Dan di dalam hari-hari yang mengikutinya di dalam kisah Kekaisaran Roma—penganiayaan Nero—Paulus telah dpenggal kepalanya dalam penganiayaan terhadap para pengikut Yesus. Kemudian penganiayaan pada masa Domitian—Yohanes diasingkan hingga mati kelaparan. Penganiayaan pada masa Decian; penganiyaan pada masa Diocletian—mereka semua telah menyerahkan nyawa mereka. Perkara yang melawan Kristus.
Dan kita tiba pada masa kita sekarang ini. Hal itu tidak berbeda. Dunia Komunis membangun sebuah dunia di dalam kebencian iblis terhadap Yesus Kristus. Pertama kalinya saya berada di Leningrad, saya sedang menyusuri jalanan—jalan utama. Di sana ada sebuah gereja yang sangat indah yang berubah menjadi sebuah lumbung; di sana ada sebuah rumah Allah yang indah yang berubah menjadi sebuah gudang. Rumah-rumah Tuhan yang lain dikuci dan menjadi reruntuhan. Dan orang-orang berlalu tanpa perbedaan. Saya ingin meratap bersama dengan Yeremia, “Acuh tak acuhkah kamu sekalian yang berlalu?” (Ratapan 1:12). Perkara yang melawan Kristus. Dari Afrika barat hingga Pilipina—setengan belahan dunia—pedang Muhammad dan kekuatan Islam. Dan di dunia barat kita—materialis dan hedonis—yang menyembah uang dan kekuasaan serta kesenangan. Dan pengetahuan palsu, yang memandang kita dengan sikap yang menghina—kita dituduh sebagai orang-orang yang tidak mendapat pencerahan, yang memiliki pikiran yang pendek. Perkara yang melawan Kristus.
Pendeta, adakah sesuatu di sana untuk disampaikan kepadaNya? Perkara bagi Dia. Yang pertama: Apa yang telah Dia lakukan bagi orang-orang dunia. Matius 11:5; “Sampaikanlah kepada Yohanes; orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.” Apa yang telah dilakukan Yesus bagi dunia. Di dalam kelas Bahasa Yunani saya, professor meletakkan sebuah surat bahasa Yunani dan meletakkannya di tangan saya untuk saya terjemahkan. Dan surat itu berisi tentang hal ini. Surat itu berasal dari seorang ayah kepada istrinya yang hendak melahirkan. Dan di dalam surat itu, ia berkata kepada istrinya, “Jika anak itu adalah seorang laki-laki, maka kamu harus merawat dan mendidiknya—dan kita akan membesarkannya. Tetapi jika anak itu adalah seorang perempuan, buanglah—tempatkan dia, di man anjing dapat memakannya dan binatang liar dapat menghancurkannya. Atau, yang lebih buruk—seorang keluarga yang jahat—mengambilnya dan mematahkan tulang-tulangnya dan mempertunjukkannya di jalanan untuk mengemis. Ketika Yesus datang kedua, hal itu sangat universal. Membuang anak-anak dan membiarkan anjing memakannya. Sebelum Yesus datang, tidak ada sebuah rumah sakit di dunia. Sebelum Yesus datang, tidak ada rumah yatim piatu di dunia. Semua ini hasil usaha dari para misionaris, rumah sakit yang besar dan pusat pengobatan dan rumah-rumah yatim piatu serta banyak lainnya. Semuanya merupakan buah dan kasih kita terhadap Tuhan Yesus. Kaum wanita merupakan budak yang tertindas sebelum Yesus datang. Mereka tidak memiliki hak dan status serta kedudukan. Dan ketika Yesus datang ke dua ini, tiga dari antara lima orang yang anda jumpai adalah budak. Betapa sebuah perbedaan luas yang telah dibuat oleh Yesus. Ketika Paulus menulis kepada Filemon, dia berkata: “Aku mengirim budakmu kembali kepadamu, yaitu Onesimus yang telah pergi darimu. Hanya, kali ini terimalah dia bukan sebagai seorang hamba tetapi sebagai seorang saudara yang kekasih di dalam Kristus.” Di dalam Kristus, budak adalah saudara saya. Dunia macam apa yang telah Yesus datangi. Dan apa yang telah Dia lakukan bagi seluruh ciptaan ini. Perkara bagi Kristus.
Apa yang telah Dia lakukan bagi orang-orang yang telah ditawan oleh Setan. Lihatlah, seorang wanita di dalam kota—seorang pelacur. Ketika dia mengetahui Yesus ada di sebuah rumah, dia membawa sebuah buli-buli bejana yang berisi minyak narwastu, berdiri di kaki Yesus dan menangis dan mengelap kaki itu dengan rambut kepalanya dan mencium kakiNya, dan mengurapinya dengan minyak. Dan ketika orang Farisi melihat hal itu, dia berkata di dalam dirinya: “Seandainya orang ini adalah seorang nabi, Dia akan tahu siapakah wanita itu, Dia tidak akan menyentuhnya.” Sebab dia adalah seorang pelacur. Dia adalah seorang wanita jalanan. Dia adalah orang-orang yang dibuang. Kemudian kisah Tuhan Yesus. Itulah Dia. Itulah Tuhan Yesus. Semakin buruk kita terlihat, senakin Dia mengasihi kita, peduli terhadap kita—datang untuk menyelamatkan kita dan membebaskan kita.
Di sebelah sana, di Dallas Barat, pada masa ketika pertama kali saya datang ke kota ini, Clyde Barrow dan Bonnie Parker tumbuh besar. Mereka dibunuh di dalam sebuah penyergapan polisi di Lousiana. Dan rekan mereka serta sahabat mereka Raymond Hamilton diekskusi. Dia dihukum dengan kursi listrik di Huntsville. Dan Nyonya Moore—Hattie Ranking Moore—yang merupakan anggota jemaat kita, tinggal bersama dengan ibu dari Raymond Hamillton pada malam ketika dia akan dieksekusi—tinggal bersamanya sepanjang malam. Raymond memiliki seorang saudara yang bernama Flyod, yang menunggu eksekusi dengan kursi listrik, yang berada di penjara federal Alcatraz. Dan Nyonya Moore datang kepada saya dan berkata, “Maukah anda pergi ke Alcatraz dan memenangkan Flyod Hamilton kepada Tuhan?”
Saya berkata, “Ya.” Saya pergi ke San Francisco. Kemudian dengan sebuah feri, saya pergi ke pulau karang itu yang berada di tengah-tengah teluk, pengawas penjara menyambut saya dengan sangat ramah dan mengantarkan saya ke penjaga penjara. Dan dia mengantarkan saya melalui sebuah gerbang besi dan salah satu yang sangat tertutup rapat. Dan di tengah-tengah penjara itu, dia meninggalkan saya bersama dengan Floyd Hamilton dalam sebuah kurungan besi dalam sebuah sel baja. Saya tidak memiliki pikiran apa pun pada saat itu. Tetapi, sejak itu, saya diberitahukan bahwa tidak ada seorang pun yang pernah diterima seperti itu. Ketika anda pergi ke Alcatraz, di sasa ada sebuah dinding besi dan sebuah jendela yang berjeruji rapat dan anda berbicara melalui sebuah celah kecil. Akan tetapi, pengawas memberikan saya seorang penjaga yang membawa ke pusat penjara itu dan meninggalkan saya dalam sebuah sel bersama dengan Floyd Hamilton. Saya berbicara kepadanya tentang Tuhan Yesus, tentang Hattie Ranking Moore dan kasihnya bagi keluarga. Dan saya berbicara kepada dia untuk memberikan hatinya kepada Tuhan, dan meminta dia untuk berlutut bersama dengan saya. Dan setelah saya berdoa, saya merentangkan tangan saya dan berkata, “Floyd, jika kamu memberikan hatimu kepada Than, hidupmu kepadaNya, peganglah tangan saya ini.” Dan dia memegang erat tangan saya, dan dia berkata kepada saya, “Pendeta, saya pikir, saya tidak akan pernah keluar dari penjara. Tetapi, jika saya dapat, hal pertama yang akan saya lakukan adalah, saya akan berjalan melalui lorong bangku gereja anda. Dan mengakui iman saya kepadaTuhan Yesus. Dan saya akan dibaptis dan menjadi seorang pengikut Kristus.”
Di dalam kebaikan Allah yang mulia, dia dipindahkan dari Alcatraz ke penjara Laevenworth, Kansas. Dan setelah bertahun-tahun di Leavenworth, Kansas, dia diampuni. Dan sesuai dengan janjinya, ketika dia dibebaskan, hal pertama yang dia lakukan adalah menelusuri lorong bangku itu, berdiri di depan jemaat ini, dan mengakui imannya kepada Yesus. Dan saya membaptiskan dia di ruangan baptisan itu. Dan di dalam tahun-tahun sesudahnya, dia menyerahkan dirinya menjadi pembicara bagi pemuda-pemuda di klub dan sekolah-sekolah—menggambarkan kepada mereka terror karena melayani Setan. Apa yang dapat Allah lakukan dengan orang-orang yang tidak berdaya ini yang terikat di dalam dosa.
Bukanlah rahasia apa yang dapat dilakukan Allah.
Apa yang telah Dia lakukan bagi orang lain, Dia akan melakukannya untukmu,
Dengan tangan yang terbuka lebar, Dia akan mengampunimu.
Bukanlah rahasia apa yang dapat dilakukan oleh Allah.
[Stuart Hamblen, “Bukanlah Rahasia”].
Perkara bagi Kristus.
Saya memiliki satu hal lagi. Apa yang telah Dia lakukan bagi saya. Dan Yohanes 9:25: “Jawabnya: Apakah orang itu berdosa, aku tidak tahu; tapi satu hal aku tahu, yaitu bahwa tadinya aku buta, dan sekarang dapat melihat.” Apa pun yang mungkin disampaikan melawan Dia, hal inilah yang saya tahu, yaitu apa yang telah Dia lakukan bagi saya. Ketika saya berusia sepuluh tahun, dalam sebuah ibadah pagi, saya tiba-tiba duduk di belakang ibu saya. Dia berpaling pada saat undangan diberikan, dan dengan mencucurkan air mata, dia berkata, “Nak, hari ini, maukah engkau memberikan hatimu kepada Yesus? Maukah engkau menerima Tuhan sebagai Juruselamatmu?” Saya berkata, “Ya Ibu. Ya.” Itu merupakan awal dari hari-hari pengembaraan saya. Saya seperti Polycapus tua, martir dari Smirna. Dia berkata ketika mereka menawarkan kebebasan kepadanya jika dia mau menyangkal Tuhan. Polycarpus menjawab: “Delapan puluh enam tahun aku telah melayani Dia dan aku tidak akan menyangkalNya.” Itu telah menjadi pengembaraan yang manis, berjalan bersama dengan Tuhan. Apa yang telah Dia lakukan untukku.
Apa yang telah Dia lakukan bagi saya secara intelektual. Sama seperti anda, selalu diperkenalkan kepada pengetahuan palsu, kepada kekafiran itu, agnostik itu, orang-orang yang tidak percaya itu. Mereka melihat kemuliaan dunia di sekitar kita tetapi tidak melihat Allah. Mereka membaca Allah di luar itu. Mereka berkata kepada kita, “Dunia ini diciptakan dari ketiadaan. Tidak ada intelegensia di dalamnya. Tidak ada rancangan di dalamnya. Tidak ada tujuan di dalamnya. Hal itu diciptakan dari ketiadaan.” Itulah yang mereka sampaikan kepada kita. “Tidak ada Allah di dalamnya.” Dan ketika saya melihat anda—intelegensi yang dibuat dan dibentuk dan diciptakan dalam gambar dan rupa Allah, dengan sebuah jiwa dan hati untuk merespon. Mereka berkata, “Kita adalah hasil dari sebuah lingkaran evolusi. Kita dahulu adalah amuba. Kemudian menjadi paramecium, kemudian menjadi ikan, kemudian menjadi sekor marsupial, kemudian menjadi seekor kera, dan menjadi kera besar—dan akhirnya menjadi anda.” Dan jika anda membaca surat kabar-surat kabar, berdasarkan hukum mereka telah mengajarkan hal itu di sekolah-sekolah. Apa yang telah Yesus lakukan bagi saya: Saya berkata kepada pengetahuan yang palsu itu, “Anda mengatakan segala sesuatu menciptakan dirinya dari ketiadaan.” Atau anda berkata, “Kita berasal dari paramecium dan amuba.” Biar saya lihat. Salah satu contoh spesias yang berubah ke dalam yang lainnya. Semua jenis anjing dan semua jenis kucing—tetapi anda tidak pernah melihat seekor anjing berubah menjadi kucing. Dan anda tidak pernah melihat seekor kucing berubah menjadi anjing. Dan anda tidak pernah melihat ke dua hal itu berubah menjadi sapi. Meski hanya sekali waktu saja.
Apa yang telah Yesus lakukan bagi saya. Saya membaca kedua pasal di dalam Kitab Kejadian. Allah yang melakukannya. Dan hati saya memberikan pengakuan yang sama dengan pemazmur: “Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam” [Mazmur 19: 2,3]. Allah yang telah melakukannya. Dan saya berpikir tentang penghormatan yang terdapat dalam Yohanes pasal satu: “Segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang dijadikan” (Yohanes 1:3). Apa yang telah Yesus lakukan bagi saya. Untuk bersujud di bawah kakiNya dan memuji namaNya atas kebesaran kemuliaanNya yang memenuhi bumi dan hati saya. Apa yang telah Yesus lakukan bagi saya.
Memandang ke dalam zaman dan kematian dan ke dalam maut serta kegelapan. Oh, Allah! Betapa tidak berdayanya dan putus asanya hari yang tidak dapat dielakkan itu? Saudara yang terkasih, di dalam beberapa hari terakhir ini, saya telah memimpin lima upacara pemakaman. Saya memimpinnya satu pada sore yang kemarin. Bagaimana dengan maut dan kematian itu? Bagaimana dengan kegelapan itu? Oh, Allah! Oh, Allah! Dengan penuh kemenangan orang Kristen dapat berkata, bersama dengan Paulus di dalam Filipi 1:21: “Karena bagiku hidup adalah Kritus, dan mati adalah keuntungan.” Jika bagiku hidup adalah dunia ini maka mati adalah sebuah kehilangan. Jika bagiku hidup adalah kekayaan maka mati adalah sebuah kehilangan. Jika bagiku hidup adalah uang maka mati adalah sebuah kehilangan. Jika bagiku hidup adalah dosa, maka mati adalah sebuah kehilangan. Jika bagiku hidup adalah untuk kesenangan maka mati adalah sebuah kehilangan. Jika bagiku hidup adalah ambisi maka mati adalah sebuah kehilangan. Jika bagiku hidup adalah ketenaran maka mati adalah sebuah kehilangan. Jika bagiku hidup adalah diri sendiri maka mati adalah sebuah kehilangan. Tetapi jika bagiku hidup adalah Kristus maka mati adalah keuntungan. Beruntung memiliki sebuah tubuh yang lebih baik, tubuh kebangkitan. Beruntung memiliki sebuah rumah yang lebih baik, rumahku di dalam sorga. Beruntung memiliki sebuah persekutuan yang lebih baik. Di mana di sana tidak ada lagi kematian, penderitaan dan air mata. Allah Mahabesar! Apa yang telah Yesus lakukan bagi kita.
Di dalam tahun-tahun yang telah berlalu ini, George Beverly Shea telah berdiri di mimbar kudus ini. Dan dia menyanyikan sebuah lagu yang baru dia tulis. Dan syairnya adalah seperti ini.
Aku lebih baik memiliki Yesus dari pada perak dan emas;
Aku lebih baik menjadi milikNya dari pada memiliki kekayaan yang tidak terhitung;
Aku lebih baik memiliki Yesus dari pada rumah atau tanah;
Aku lebih baik dibimbing oleh tanganNya yang terpaku;
Dari pada menjadi raja dari sebuah kekuasaan yang luas
Atau di pimpin di dalam dosa yang menakutkan!
Aku lebih baik menjadi Yesus dari pada segala sesuatu
Di dalam tawaran dunia pada hari ini.
[George Beverly Shea, ”I'd Rather Have Jesus”].
Itulah yang telah dilakukan Yesus bagi saya. Dan itulah yang telah dilakukan Yesus bagi saya.
Berdiri bersama dengan saya pada saat kematian datang! Membuka gerbang sorga bagi saya. Saya akan menunggu anda! Dan kita akan saling mengasihi satu sama lain sampai selama-lamanya. Amin.
Alih bahasa: Wisma Pandia, ThM