TANGAN YESUS
(THE HANDS OF JESUS)
Dr. W. A. Criswell
07-16-89
Yohanes 20:25
Anda sekarang menjadi bagian dalam ibadah kami, dari Gereja First Baptist Dallas. Dan ini adalah pendeta yang sedang menyampaikan khotbah yang berjudul: Tangan Yesus.
Di dalam seri khotbah kita melalui Injil Keempat, yaitu Injil Yohanes, kita berada di dalam pasal 20. Dan dimulai dari ayat 24:
Tetapi Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke situ.
Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: "Kami telah melihat Tuhan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya."
Dan pada hari Minggu berikutnya, murid-muridNya sedang berkumpul bersama-sama. Dan kali ini, Tomas bersama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan berdiri di tengah-tengah mereka, dan berkata, “(Shalom) damai sejahtera bagimu”
Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.
Dan Tomas menjawab serta berkata kepadaNya, “Ya Tuhanku dan Allahku!"—klimaks dari Injil Keempat yang luar biasa ini, yaitu Injil Yohanes.
Tangan Yesus, tangan itu adalah tangan yang kuat. Dia adalah seorang tukang kayu yang berusia 30 tahun. Dan, Dia mendukung ibuNya dan keempat saudaraNya dan beberapa orang saudariNya. TanganNya itu telah tebal dengan kerja keras serta usaha yang keras.
Hegesippus, seorang penulis Kristen pada tahun 100-an, dikutip oleh Eusibius, sejarahwan gereja yang sangat terkenal dan hidup pada tahun 300-an—Heggesipus berkata bahwa pada masa kekuasaan Domitian, sekitar tahun 81 sampai 96 A.D., dibawalah ke hadapannya anak-anak Yahudi, salah satunya adalah saudara Yesus. Dan anak-anak itu dilaporkan sebagai sebuah pemberontak terhadap takhta Roma.
Mereka adalah keturunan dari Raja Daud. Dan mereka dihubungkan kepada Kristus. Dan Heggesipus berkata bahwa ketika Domitian melihat tangan mereka, yang dipenuhi dengan tanda-tanda kerja keras—di dalam penghinaan dan pencemoohan, Pengadilan Roma melepaskan mereka dan mengirimkan mereka pulang.
Tangan Tuhan kita sama seperti itu. Tangan itu adalah tangan dari seorang pekerja keras, tangan-tangan yang kuat.
Ketika Yohanes pembaptis memperkenalkan Juruselamat kita kepada dunia, dia berkata alat penampi sudah di tanganNya dan Ia akan membersihkan tempat pengirikanNya dan mengumpulkan gandumNya ke dalam lumbung, tetapi debu dari jerami itu akan dibakarNya dalam api yang tidak terpadamkan. Alkitab berkata bahwa pengadilan Allah berada di dalam tanganNya.
Kitab Ibrani berkata bahwa merupakan sebuah kengerian jika jatuh ke dalam tangan Allah yang hidup. Dari Kristus Tuhan—tangan yang kuat, tangan penghukuman. Mereka adalah tangan keselamatan.
Yohanes 10:28 memberi pengakuan, “Dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.” Tetapi orang-orang yang telah menemukan perlindungan dan keselamatan di dalam nama Kristus akan dipelihara oleh tangan yang kuat dari Tuhan kita yang hidup—tangan yang menyelamatkan, yang memelihara.
Suatu kali saya membaca sebuah hal yang sangat tidak biasa. Ada seorang pemandu yang membawa beberapa orang ke ketinggian Alpen di Swisszerland dan mereka tiba ke dalam sebuah tebing yang curam yang berbatu-batu, yang tingginya ribuan kaki dari lembah. Dan pemandu itu mengayunkan dirinya di sekitar tebing itu, disekitar batu yang menonjol.
Dan kemudian, dia berpaling dan berkata dan merentangkan tangannya kepada orang yang dia pandu dan berkata, “Melangkahlah di atas tanganku.” Dan Dia membimbing orang itu di sekitar tebing dan batu yang menonjol itu. Dan orang itu berhenti ketika dia melihat tangan itu serta lembah yang dalamnya ribuan kaki di bawahnya. Dan pemandu itu memberikan jaminan kepadanya, “Tuan, tangan itu tidak pernah kehilangan satu orang pun.”
Itulah Tuhan kita. Tangan perlindungan—tidak pernah kehilangan satu orang pun yang datang kepadaNya dalam iman.
Saya telah datang melintasi puisi yang kecil ini:
Tangan Kristus
Terlihat sangat lemah
Karena mereka telah hancur
Oleh sebuah paku.
Tetapi satu-satunya yang mereka temukan
Allah pada Akhirnya
Yang hancur itu
Tangan yang hancur memegang dengan erat
—Tangan-tangan perlindungan.
Dan takdir dari kerajaan Allah dan dunia ini ditanamkan di dalam tangan Tuhan kita. Di dalam Kitab Wahyu pasal pertama: Aku melihat tangan kananNya memegang tujuh bintang.” Dan bintang-bintang itu, Wahyu berkata, “adalah malaikat ketujuh jemaat.” Takdir dari planet bumi ini dan seluruh ciptaan Allah dan kerajaan Allah ditanamkan di tangan yang penuh kuasa dari Tuhan kita—tangan-tangan yang kuat, tangan Kristus.
Tangan itu adalah tangan yang menyelamatkan. Simon Petrus berkata: “Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepadaMu berjalan di atas air.” Dan, Yesus berkata: “Datanglah.” Dan Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air. Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak, “Tuhan, tolonglah aku.”
Segera Yesus mengulurkan tanganNya, memegang dia dari air yang dalam—tangan yang menyelamatkan. Tuhan mengulurkan tanganNya, mengangkat dia dari air yang dalam—tangan yang menyelamatkan.
Kita dapat berpaling ke dalam semua jenis filsafat dan berharap dapat menuntun manusia ke dalam kedamaian dan keselamatan serta kemakmuran. Atau kita dapat mencari bagi diri kita sendiri, jawaban terhadap kebutuhan umat manusia. Akan tetapi, betapa lebih baik untuk menjadi sama seperti Simon Petrus, untuk berpaling kepada Tuhan dan berseru serta berkata, “Tuhan, tolonglah aku. Selamatkanlah aku. Allah di dalam Kristus, selamatkanlah aku.”
Tuhan yang mulia, peganglah tanganku.
Tuntunlah aku, bantulah aku berdiri.
Aku lemah, Aku lelah, dan aku letih lesu.
Melewati badai dan melewati malam.
Tuntunkah aku ke dalam terang.
Tuhan yang mulia, peganglah tanganku dan tuntunlah aku pulang
Ketika jalanku semakin suram
Tuhan yang mulia, tetaplah dekat
Ketika hidupku hampir berakhir
Dengarlah tangisanku, dengarlah panggilanku
Tuntunlah tanganku agar aku tidak jatuh
Tuhan yang mulia, peganglah tanganku dan tuntunlah aku pulang.
Tuhan, tolonglah aku—tangan yang menyelamatkan, tangan yang menyembuhkan.
Di dalam bagian yang anda baca tadi, Yesus berada di rumah Simon Petrus. Dan ibu dari istri Simon Petrus sedang menderita demam yang hebat. Dan mereka memohon kepadaNya dan Dia menyembuhkannya.
Dan ketika matahari telah terbit, mereka semua berada di Kapernaum dan Galilea bagian utara, maka semua orang yang sakit dibawa kepadaNya. Dan Dia meletakkan tanganNya atas mereka. Dia menjamah setiap orang dari mereka dan menyembuhkan mereka—tangan-tangan kesembuhan.
Ada dua lapisan di dalam pelayanan Tuhan kita. Dia membawa kepada kita pesan keselamatan, tentang kerajaan Allah. Tetapi Dia juga adalah Tabib Agung, seorang penyembuh yang luar biasa.
Bolehkah saya menunjukkan perbedaan antara iman Kristen dan filsafat Yunani? Para filsuf adalah orang-orang Yunani—guru-guru yang hebat di masa lampau, mereka adalah filsafat yang memandang tubuh manusia dengan jijik. Di dalam mengagungkan pikiran dan jiwa, mereka mencela tubuh manusia.
Iman Kristen adalah kebalikannya. Iman Kristen dan pesan Kristus tidak hanya mengagungkan injil dari anugerah Tuhan kita, tetapi juga hal itu menaikkan derajat hidup manusia dan tubuh manusia.
Di dalam lembaran-lembaran Alkitab ini, ada 36 contoh dari pelayanan penyembuhan oleh Tuhan kita. Dia adalah utusan Allah bagi umat manusia yang telah rusak. Dia adalah Tabib Agung.
Dan dapatkah anda bayangkan sebuah penghormatan bagi tubuh manusia selain dari pada inkarnasi, Allah di dalam daging, Allah di dalam rupa manusia? Dan ketika Tuhan kita mengutus murid-muridNya, mereka membawa beserta dengan mereka sebuah tugas ganda: Yang pertama, memberitakan injil, mengumumkan kedatangan kerajaan sorga; tetapi, yang kedua, juga menyembuhkan orang sakit.
Dan di mana injil diberitakan, di sana anda akan menemukan pelayanan penyembuhan yang indah. Di Imperium Roma, dan dunia kuno, sama sekali tidak ada rumah sakit. Tidak ada sebuah klinik. Tidak ada dokter seperti yang kita kenal pada hari ini, tidak ada satu pun. Tetapi, di mana saja injil diberitakan, di sana anda akan menemukan rumah sakit dan klinik dan dokter orang Kristen.
Ketika saya pergi ke sepanjang daerah Afrika dalam sebuah misi pemberitaan injil beberapa tahun yang lalu, saya mengikuti Dr. Goldie di wilayah Nigeria. Orang-orang yang sakit kusta dikucilkan dan diusir serta dibiarkan mati kelaparan.
Dan di dalam sebuah lengkungan sepanjang Nigeria, Dr. Goldie mengumpulkan orang-orang yang dikucilkan itu bersama-sama. Anak-anak—mereka menderita kusta. Dia telah mengumpulkan mereka secara bersama-sama yang disebut dengan klan perkampungan. Dan perkampungan itu terdapat di mana-mana sepanjang lengkungan yang terdapat di Nigeria itu, dia mengumpulkan orang-orang yang sakit kusta itu dan memberikan pelayanan kepada mereka.
Mereka membangun gereja-gereja kecil yang terbuat dari Lumpur. Saya telah berkhotbah di gereja-gereja kecil yang terbuat dari lumpur yang keras itu, rumah-rumah yang terbuat dari lumpur, dan mimbar yang dibuat dari lumpur.
Dan sebelum saya berkhotbah, mereka selalu menyanyikan lagu:
Tabib yang Agung
Sekarang dekat
Yesus yang penuh simpati
Kedua hal itu selalu berjalan bersama-sama: Pesan pengharapan Kristen dan penyembuhan orang-orang sakit.
Agar saya tidak dituduh sebagai plagiat, saya mengutip dari Volume Satu, halaman 386 dari Laporan Konferensi Misionaris di London pada tahun 1888. Dr. Post dari Beirut berkata bahwa pengobatan yang dilakukan oleh operasi adalah mujijat dari ilmu pengetahuan dan ilmu pengetahuan adalah sebuah mujijat dari Kekristenan: “Dalam sebuah festival di rumah sakit Beirut duduk seorang pria tua dengan bersahaja, memiliki sebuah jenggot putih yang panjang, sebuah sorban, sebuah ikat pinggang seperti korset dan sebuah jubah yang panjang. Anda pikir siapakah orang tua itu? Dia adalah seorang keturunan dari Muhammad. Dia bangga terhadap warisannya. Tetapi, dia berada di sebuah rumah sakit orang Kristen, keturunan Muhammad itu.
“Sebulan yang lalu, jika saya pergi ke rumahnya, dia akan memperlakukan saya seperti seekor anjing Kristen. Tetapi, sekarang, ketika dia masuk ke dalam ruangan ini, dia menjabat tangan saya. Dia akan menciumnya dan bersujud di bawah kaki saya.
“Apa yang membuat pria ini untuk bersujud kepada seeokor anjing Kristen? Anjing itu telah membuat dia dapat menggunakan dua matanya. Dan di sini, dia duduk dengan matanya yang terbuka dan telinganya yang siap untuk menerima pesan injil.”
Itulah iman Kristen.
Dekan Plumptre, salah satu sarjana Kristen yang terbesar sepanjang masa—professor dari Universitas Oxford dan Pendeta dari King's College dan Hospital di London—Dia menulis himne ini pada tahun 1864, untuk dinyanyikan di rumah sakit.
TanganMu, O Tuhan,
Sepanjang masa selalu kuat
Untuk menyembuhkan dan menyelamatkan,
Yang selalu berjaya atas
Penyakit dan kematian
Atau kegelapan dan maut
Kepada Engkau mereka pergi—
Orang buta, orang bisu,
Yang lemah dan yang lumpuh,
Yang sakit kusta dengan noda hidupnya,
Yang sakit dengan tubuhnya yang panas.
Dan kami menambahkan pada hari
Kesembuhan dari Dia
Pakaian tanpa kelim
Adalah oleh ranjang rasa sakit kami.
Kami menyentuh Dia
Di dalam tekanan hidup
Dan kita semua pulih kembali.
Tangan kesembuhan—begitu banyak pelayan yang dilakukan oleh Tuhan kita yang mulia.
Tangan yang memberkati: Di dalam Markus pasal sepuluh, mereka membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka; akan tetapi murid-muridNya memarahi orang itu. Ketika Yesus melihat hal itu, Dia aganakteo—diterjemahkan di sini, “marah.” Terjemahan yang baik. Aganakteo: Dia naik darah. Dia sangat marah.
Dan Dia berkata kepada mereka, “Biarkan anak-anak itu datang kepadaKu, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang seperti itulah yang empunya kerajaan sorga.” Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tanganNya atas mereka dan memberkati mereka. Itulah Tuhan kita.
Anak-anak kecil—saya dapat memahami murid-murid. Yesus sangat sibuk. Dia harus melakukan banyak hal. Pikirkanlah tentang Dia. Dia memiliki orang-orang Farisi untuk dihadapi. Itulah Tuhan kita. Dan Dia harus menyucikan Bait Suci. Itulah Tuhan kita. Dan Dia memiliki Kotbah di Bukit yang harus disampaikan kepada orang banyak. Itulah Tuhan kita.
Lalu, ketika mereka membawa anak-anak kecil itu kepada Yesus, mereka sedang dikerumuni orang banyak. Mereka sedang memiliki urusan. Dan murid-murid menyuruh mereka pergi: “Tuhan memiliki sesuatu yang lain yang harus dilakukan selain dari pada melihat dan menerima anak-anakmu.” Dan, aganakteo, Tuhan marah kepada murid-muridNya—Dan Ia memeluk anak-anak itu serta meletakkan tanganNya atas mereka dan memberkati mereka.
Anda tahu, ada sebuah kedalaman dari pernyataan Allah yang melampaui apa yang dapat kita pikirkan. Kita berpikir, agar dapat diselamatkan, agar kita memahami Allah, kita harus mendaki lebih tinggi dan lebih tinggi serta lebih tinggi. Dan akhirnya kita cukup mengetahuinya, kita akan diperkenalkan kepada kerajaan Allah dan kekayaan harta Tuhan. Dan sepanjang waktu, Juruselamat kita di bawah sini, di dalam kesederhanaan hidup.
Kita berpikir bahwa kita harus mendaki bukit pengalaman. Dan kemudian, setelah tahun-tahun yang berlalu, kita akhirnya tiba kedalam pengetahuan dari anugerah dan hikmat Allah. Ketika, sepanjang masa, Tuhan kita berdiri di sini, dengan sangat jelas di antara kehidupan yang sederhana. Kita berpikir bahwa hal itu membutuhkan usia untuk dapat memahaminya.
Saya berbicara dengan orang-orang bahkan pada hari ini, seperti yang sering saya lakukan sepanjang tahun-tahun yang telah berlalu. Dan mereka sedang menunggu untuk suatu jenis wahyu yang besar, atau sebuah pengalaman yang hebat, ketika sepanjang waktu kita mengetahui Allah berada dalam musim panas, pada masa anak-anak dan masa muda dari kehidupan ini.
Saudara yang terkasih, betapa mulia Tuhan kita, mengasihi anak-anak kecil dan berkata, “Sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga,” memberkati anak-anak kita. Dan saudara yang terkasih, saya katakan kepada anda dari semua hal yang saya lakukan dalam mengembalakan gereja yang terkasih ini, tidak ada hal lain yang paling menyenangkan hati saya dari pada ketika saya melihat seorang ayah dan seorang ibu yang membawa seorang bayi kecil dan berkata, “Pendeta, maukah anda mendedikasikan anak kami ini kepada Allah? Dan maukah anda memberkati anak ini sehingga dia bertumbuh dalam pengetahuan dan anugerah serta kasih dari Tuhan?” Seperti yang dikatakan Yesua ahwa Yesus itu adalah kerajaan Allah sendiri.
Saya harus menyimpulkan. Tangan Yesus, mengangkat, memberikan, menunjuk—Injil Lukas ditutup dengan kata-kata berikut ini:
… Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga,
Dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa …
… Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku...
Lalu Yesus membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka.
Ketika Dia mengutus mereka untuk memberitakan injil pengharapan dan keselamatan ke seluruh dunia, Dia mengangkat tanganNya dan memberkati mereka.
Salah satu lukisan yang terkenal dalam dunia Kristen adalah lukisan Tuhan yang sedang meletakkan tanganNya di bahu Rasul Yohanes, dan dengan tangan yang lain, Dia sedang menunjuk ke arah seluruh dunia yang terhilang.
Jika anda pernah berada di Boston, di halaman Gereja Trinity, anda akan menemukan patung perunggu dari Philiph Brooks, pengkhotbah yang luar biasa. Dia sedang berdiri di sana di balik mimbarnya. Dan di belakangnya, Tuhan sedang berdiri dan memegang bahu Philips Brook yang sedang mengkhotbahkan injil. Itulah Juruselamat kita, sedang menunjuk orang-orang yang terhilang, dunia yang sekarat dan memberkati kita, ketika kita membawa kata-kata pengharapan dan kesembuhan serta keselamatan.
Dan pada suatu hari yang mulia, mungkin tidak terlalu lama—suatu hari yang mulia, ketika saya tiba di sorga, Tuhan akan menyambut anakNya ke dalam rumahNya di sorga, saya ingin melihat tanganNya. Saya ingin melihat tangan Tuhan kita, yang memiliki bekas paku.
Dan ketika saya bersujud di bawah kakiNya, saya ingin melihat bekas-bekas luka pada kakiNya—Tangan Tuhan kita, yang penuh kasih dan yang menyambut kita dengan penuh kelembutan.
Bukankah itu aneh? Dia membawa luka-lukaNya bersama dengan Dia ke dalam sorga. Dan ketika kita melihat Dia, akan ada bekas paku di tanganNya, di kakiNya dan sebuah luka yang besar pada lambungNya—kasih dari Tuhan kita, telah diberikan kepada kita, sehingga kita dapat selamat.
Alih bahasa: Wisma Pandia, ThM