GEMBALAKAN DOMBA-DOMBA ITU
(FEEDING THE LAMBS)
Dr. W. A. Criswell
8-19-73
Yohanes 21:15
Bagi anda semua yang sedang mendengarkan siaran radio, anda sedang bergabung dengan kami dalam ibadah dari Gereja First Baptist Dallas. Ini adalah pendeta yang sedang menyampaikan khotbah yang berjudul, Memberi Makan Domba-Domba.
Saya telah mengubah khotbah malam menjadi khotbah pagi. Beberpa waktu sebelumnya telah diumumkan bahwa khotbah malam berasal dari Injil Yohanes dan khotbah pagi berasal dari Surat-Surat Rasul.
Akan tetapi, karena adanya pertunjukan dari guru-guru yang berbakat dari Sekolah Gereja First Baptist kita, yang pada tahun kedua dimulai dari gedung gereja kita ini, khotbah tentang memberi makan domba-domba yang seharusnya disampaikan pada malam ini, saya ubah menjadi khotbah pada pagi hari ini.
Pembacaan dari Alkitab, kita ambil dari Injil Yohanes pasal 21, ayat 15 sampai 17, "Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Beri makan anak domba-domba-Ku.
Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.”
Ketika saya membaca bagian itu, tampak jelas bahwa ada sebuah perbedaan yang dibuat antara perintahNya yang pertama, “Beri makan anak-anak domba,” dengan, “Beri makan domba-dombaKu,” dan yang ketiga, “Beri makan domba-dombaKu.”
Sangat jelas bahwa Tuhan berkata, “Beri makan anak-anak dombaKu,” bosko ta arnion, "Beri makan domba-dombaKu,” kemudian “Gembalakanlah domba-dombaku,” dan lagi, “Gembalakanlah domba-dombaKu.”
Dan ketika saya melihat pasal seperti yang dituliskan oleh Yohanes, saya juga mencatat dan terkesan oleh kata-kata yang dia gunakan, bosko ta arnion. Itu adalah kata jamak untuk, anak-anak domba, arnia, anak-anak domba, arnion adalah kata singular untuk anak domba.
Tetapi dia menggunakan sebuah bentuk kata yang sangat mengesankan. Kata untuk anak domba adalah arnios ‑‑ arnas, tetapi dia menggunakan arnion, anak-anak domba yang masih kecil, sebuah kata yang paling kecil.
Kita juga melakukan hal yang sama dalam bahasa Inggris. Kita mengambil kata-kata dan kemudian kita menambahkan sebuah suku kata yang kecil supaya membuatnya menjadi lebih kecil. Sebagai contoh, kita akan menggunakan kata buku‑‑ book. Kemudian kita akan menambah sebuah suku kata, dan menjadi, brosur-- booklet. Itu adalah sebuah buku kecil.
Atau dalam bahasa Inggris kita akan berkata river, rivulet, sebuah sungai kecil, bentuk kecil dari kata itu. Kita juga menyebutkan seekor babi, a pig, piglet, little pig, babi kecil. Kita mungkin akan menggunakan kata sermon, dan kemudian sermonette. Orang mungkin jarang mendengar sebuah kata , sermonette, tetapi kata itu adala dalam bahasa Inggris.
Di dalam bahasa Inggris, kita juga melakukan hal yang sama. Kita mengambil sebuah kata dan menambahkan sebuah kata, dan membuatnya untuk menjelaskan bentuk yang paling kecil.
Bahasa Yunani juga memiliki sifat yang sama untuk bagian itu. Arnas, domba, arnion, anak domba yang paling kecil. Biblos, buku. Biblion, buku kecil. Paidios, pais, paidios, anak kecil. Paidioria, anak yang paling kecil.
Jadi teks yang ada di pasal ini adalah, "Beri makan arnia-Ku, domba-dombaKu yang paling kecil.”
Di sepanjang Alkitab, saya bisa melihat sebuah kata yang mengherankan yang ditulis oleh Paulus dengan inspirasi, menulis kepada Timotius yang merupakan anaknya dalam pelayanan.
2 Timotius pasal 3 ayat 15, “Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci, yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Yesus Kristus.”
Ketika saya melihat ayat itu, saya berpikir bahwa setidaknya dia akan menulis kata paidios, pais, paidios, tetapi dia tidak menggunakan kata itu.
Lalu, jika dia tidak menggunakan kata paidios--kecil. Saya pikir bahwa dia akan menggunakan kata paidioria, anak kecil, tetapi, dia juga tidak menggunakan kata itu.
Dia menggunakan sebuah kata yang sangat mengherankan, kata itu adalah brephos --"Dari brephos engkau sudah mengenal Kitab Suci, yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Yesus Kristus.” Brephos, dari brephos.
Sangat jelas melihat makna dari kata itu di dalam Kitab Lukas pasal satu. Anda tentu mengetahui kisah dari malaikat Gabriel yang diutus menemui imam Zakharia. Dan Dia berkata, “Elisabet istrimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki.”
Dan enam bulan kemudian, malaikat Gabriel yang sama diutus kepada seorang perawan Yahudi, di Nazaret yang bernama Maria dan berkata kepadanya bahwa ia akan menjadi seorang ibu dari seorang Anak yang telah dijanjikan, dan anak itu akan dikandung oleh Roh Kudus.
Kemudian di dalam Lukas pasal 1 disebutkan bahwa Maria mengunjungi sepupunya Elisabet. Dan ketika Maria masuk dan memberi salam kepada Elisabet, yang telah hamil selama enam bulan, Kitab Suci berkata, “Brephos di dalam kandungannya melonjak.”
Brephos. Penggunakan kata itu di dalam Timotius ini merupakan sesuatu yang menakjubkan.
Contoh lainnya juga terdapat dalam Lukas pasal 2. Malaikat turun menemuo para gembala dan berkata, “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan di kota Daud….”
"Pergilah ke Betlehem dan lihatlah sendiri,” kata malaikat itu.
"Kamu akan menjumpai seorang brephos dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan…
"Lalu para gembala itu bergegas ke Betlehem kota Daud, dan di sana mereka menjumpai Maria, dan Yusuf serta brephos itu yang sedang berbaring di dalam sebuah palungan.”
" Ingatlah juga bahwa dari brephos, kecil, engkau sudah mengenal Kitab Suci, yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Yesus Kristus.”
Dan perkataan Tuhan kita kepada Simon Petrus, sang kepala rasul, yang kepadanya telah diberikan kunci kerajaan untuk membuka pintu bagi orang Yahudi pada saat Pantekosta, kepada orang-orang Samaria di Samaria, dan kepada orang non Yahudi di Kaisarea, adalah "Bosko ta arnia, Beri makan anak-anak dombaKu yang masih kecil,” Anak-anak dombaku yang masih kecil.
" Ingatlah juga bahwa dari brephos – dari seorang bayi— engkau sudah mengenal Kitab Suci, yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Yesus Kristus.”
Jika anda membaca sebuah hal yang menakjubkan, maka secara alami anda berpikir bahwa ini adalah sesuatu yang unik, terpisah dan tidak biasa? Bukan. Sebab jika anda melihat sepanjang Alkitab, anda akan menemukan bukti-bukti yang menguatkan dalam pengalaman umat Allah.
Sebagai contoh, Alkitab berkata bahwa, “Karena iman maka Musa setelah dewasa….
"Karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa….
"Sebab pandangannya ia arahkan kepada upah.”
Dari manakah ia mempelajari hal itu, sebab dia adalah anak dari putrid firaun. Dia adalah pangeran Mesir dan menjadi ahli waris dari takhta kerajaan. Akan tetapi dia lebih suka menderita bersama dengan umatnya dari pada menjadi pewaris dari kerajaan yang terbesar di dunia, yang pernah dikenal oleh dunia pada saat itu.
Dari manakah asal dari pemikirannya itu?
Anda dapat melihat latar belakang dari hal itu, latar belakang yang ditulis dalam Keluaran pasal dua: Seorang laki-laki dari keluarga Lewi yang bernama Amram kawin dengan seorang perempuan Lewi, Yokhebed; lalu mengandunglah ia dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika dilihatnya, bahwa anak itu cantik, disembunyikannya tiga bulan lamanya.
Tetapi ia tidak dapat menyembunyikannya lebih lama lagi, sebab itu diambilnya sebuah peti pandan, dipakalnya dengan gala-gala dan ter, diletakkannya bayi itu di dalamnya dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengah teberau di tepi sungai Nil; kakaknya perempuan berdiri di tempat yang agak jauh untuk melihat, apakah yang akan terjadi dengan dia. Maka datanglah puteri Firaun untuk mandi di sungai Nil, sedang dayang-dayangnya berjalan-jalan di tepi sungai Nil, lalu terlihatlah olehnya peti yang di tengah-tengah teberau itu, maka disuruhnya hambanya perempuan untuk mengambilnya.
Ketika dibukanya, dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak itu menangis, sehingga belas kasihanlah ia kepadanya dan berkata: "Tentulah ini bayi orang Ibrani."
Lalu bertanyalah kakak anak itu kepada puteri Firaun: "Akan kupanggilkah bagi tuan puteri seorang inang penyusu dari perempuan Ibrani untuk menyusukan bayi itu bagi tuan puteri?"
Sahut puteri Firaun kepadanya: "Baiklah." Lalu pergilah gadis itu memanggil ibu bayi itu.
Maka berkatalah puteri Firaun kepada ibu itu: "Bawalah bayi ini dan susukanlah dia bagiku, maka aku akan memberi upah kepadamu." Kemudian perempuan itu mengambil bayi itu dan menyusuinya. Ketika anak itu telah besar, dibawanyalah kepada puteri Firaun, yang mengangkatnya menjadi anaknya.
Dan Alkitab berkata bahwa dia didik dalam seluruh pengtahuan orang Mesir. Dia tumbuh di dalam ilmu pengetahuan, kosmologi, antropologi, seni dan budaya pada masa itu.
Akan tetapi setelah dewasa, dia memilih sebuah takdir, memilih menderita bersama dengan umatnya dari pada menginginkan takhta Firaun.
Dimanakah dia mempelajari hal itu, bahwa dia adalah milik umat Israel, bahwa dia mengenal Allah orang Israel, umat yang berada di bawah tekanan perbudakan? Tidak ada keintiman lain di dalam alkitab, lebih dari pada saat ia mempelajarinya ketika ia masih seorang brephos, sebagai seorang bayi yang masih menyusu pada ibunya. Itu merupakan hal yang sangat luar biasa.
Contoh lain lagi, di dalam kisah Samuel ketika masih kecil betul. Setelah Hana menyapih anak itu, dia menyerahkannya kepada imam Eli, di Silo, dan memberikan kanak-kanak itu ke dalam pengasuhan imam tua itu.
Dan Tuhan menampakkan diri kepada kanak-kanak itu.
Dan Alkitab sangat jelas menyebutkan bahwa anak itu masih sangat muda, dia bahwa belum mengetahui Firman Tuhan.
Dia masih sangat kanak-kanak, tetapi Allah menampakkan diri kepadanya dan berbicara kepadanya.
Dan Alkitab secara secara menyebutkan bahwa orang Israel mulai dari Dan hingga Bersyeba tahu bahwa dia akan menjadi seorang nabi bagi Tuhan. Seorang brephos, seorang kanak-kanak.
Contoh selanjutnya adalah Yeremia. Di dalam Yeremia pasal 1, Tuhan berkata kepadanya, “Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau telah keluar dari dalam kandungan, Aku telah menguduskan engkau, aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.”
Roh Kudus berkata kepada Zakharia bahwa putranya yang diberinya nama Yohanes—selanjutnya akan dikenal dengan Yohanes Pembaptis—akan dipenuhi oleh Roh Kudus sejak berada di dalam kandungan ibunya.
Bukanlah tanpa arti bahwa Tuhan di dalam kejayaanNya masuk ke dalam kota Yerusalem pada Minggu Palem, ketika mereka berseru, " Hosana di tempat yang mahatinggi! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Hasona bagi Anak Daud! Diberkatilah kerajaan yang akan datang. Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi!”
Dan musuh-musuhNya yang berkerumun di sekitar dia berkata, “Hush, diamlah!” Tetapi Tuhan menjawab, “Aku berkata kepadamu: Jika mereka ini diam, maka batu ini akan berteriak.”
Kemudian Dia mengutip Mazmur pasal 8, “Aku dengar, belum pernahkah kamu baca: Dari mulut , brephos ‑‑ brephos, bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-pujian?”
Dalam faktanya, ketika anda membaca Alkitab dan melihatnya dengan lebih dekat, kesan yang anda miliki terhadap keseluruhan Firman Allah adalah hal ini, “Ada seorang anak. Ada seorang anak.” Di dalam kovenan yang lama, “Ada seorang anak yang akan datang.” Di dalam kovenan yang baru, “Dia telah datang.”
Di dalam penyingkapan Kitab wahyu, Dia akan memerintah atas seluruh bumi. Sang Anak, brephos, seorang bayi.
Kejadian 3:15, keturunan perempuan itu akan meremukkan kepala Setan.
Di dalam Kejadian pasal 15 ketika Abraham berkata kepada Tuhan, “Tuhan Allah, aku tidak melihat tentang janji yang Engkau berikan kepadaku tentang seorang keturunan, tentang seorang ahli waris di dalam rumahku, sebab yang akan menjadi ahli warisku adalah Eliezer orang Damsyik? Aku sudah tua dan istriku juga sudah tua, dan tidak ada seorang anak yang lahir di rumahku. Tidak ada keturunan yang dijanjikan itu.”
Lalu Tuhan membawa Abraham keluar dan berkata: “Coba lihat ke langit dan hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya. Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.”
Abraham berumur seratus tahun dan istrinya Sara berumur sembilan puluh tahun. Tetapi tidak ada yang sukar bagi Allah. Sang Anak, sang anak yang dijanjikan akan datang.
Nathan sang nabi datang kepada Daud dan berkata, “Dari keturunanmu akan ada seorang Anak yang akan duduk di atas takhtamu sampai selama-lamanya.
Seorang Anak. Seorang anak yang telah dijanjikan.
Dan nabi Yesaya dalam bahasa nubuat dan puitis berkata, “Sesungguhnya seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang brephos – dan namanya akan disebut Imanuel, Allah beserta kita.”
Dan Yesaya kembali mengangkat suara nubuatannya lagi dan berkata, "Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.’
" Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan Tuhan semesta alam akan melakukan hal ini."
Seorang anak, seorang anak.
Perjanjian Baru juga diawali dengan hal itu. Injil Matius dibuka dengan pengumuman yang sangat mulia, dan seorang malaikat datang kepada Yusuf dan berkata, “Janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak yang ada di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.”
“Ia akan melahirkan seorang Anak laki-laki dan engkau menamakan Dia Yesus—Yosua, Juruselamat—karena Dialah yang akan menyelamatkan umatNya dari dosa.”
Kemudian datanglah orang-orang bijaksana dari timur—orang-orang Majus dari agama Persia dan berkata, "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia." Dimanakah anak itu?
Injil Lukas dimulai dengan hal itu, ada seorang anak yang lahir di rumah Zakharia, seseorang yang akan mempersiapkan jalan bagi Tuhan.
Dan kepada Maria, “Engkau akan menjadi seorang ibu dari Anak yang telah dijanjikan ini—seorang anak.”
Dan pemberitaan injil juga berhubungan dengan hal itu. Paulus menulis, “Setelah genap waktunya, maka Allah mengutus AnakNya, yang lahir dari seorang perempuan.” Pemberitaan tentang seorang anak.
Dan kesudahan zaman juga berkenaan dengan hal itu.
Di dalam Kitab Wahyu pasal 12, "Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan…..
Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya.
Seluruh pernyataan Allah berhubungan dengan hal itu. Tentang seorang anak.
Pengalaman kita menguatkan apa yang kita ketahui dan yang telah kita lihat serta rasakan di dalam hidup kita.
Ketika saya berada di seminari Louisville, saya mendengar tentang Stanley Jones. Saya tidak pernah bersimpati dengan filsafatnya, dengan teologinya, tetapi dia adalah salah satu misionaris terkemuka sepanjang masa. Dia menghabiskan masa hidupnya di India. Dia menulis banyak buku, salah satunya berjudul, Christ at the Round Table.
Saya pernah mendengar dia berbicara di hadapan orang banyak di Louisville—Saya mendengar dia berkata, “Ketika saya masih kanak-kanak, saya melihat gambar dari seorang bocah Indian”—bukan seorang Indian Amerika, tetapi orang Indian yang berada di daratan Cina yang sangat luas.
"Saya melihat sebuah gambar dari seorang bocah Indian yang berdiri di samping seekor Cina. Dan dibawahnya ada sebuah kutipan pertanyaan, yang berbunyi, ‘Siapakah yang akan memberitahukan kepadaku tentang Yesus?”’
Dan Stanley Jones berkata, “Sebagai seorang anak yang masih kecil, yang masih kanak-kanak, ketika saya melihat gambar dari bocah Indian yang berdiri di samping singa, dan dengan sebuah kutipan, ‘Siapakah yang akan memberitahukan kepadaku tentang Yesus?”’ dia berkata, “Saya menjawabnya di dalam hati saya, saya yang akan memberitahukannya. Saya yang akan melakukannya.”
Dan dia menyerahkan dirinya menjadi seorang misionaris ketika dia masih kanak-kanak.
Takdir kita, hidup kita, bangsa kita, dan kerajaan Sorga terletak di dalam kehidupan anak-anak kecil itu.
Kalimat ini tertulis dalam sebuah hari yang pasti anda kenali. Saya akan mengutipnya, “Jika orang-orang Kristen membawa anak-anak mereka secara serius ke dalam gerakan modern, maka gerakan seperti Nazi dan fasisme tidak akan pernah muncul.”
Jika saya mengambil kalimat itu—kutipan itu dan mengaplikasikannya pada hari ini, saya akan menambahkan Komunisme dan modernisme. Dan mereka tidak akan pernah muncul.
Bagaimanakah mereka menggerakkan totaliarisme itu secara bersama-sama? Hal itu terlihat sangat jelas. Ketika saya berkeliling Rusia, saya melihat setiap kota yang ada di sana dipenuhi dengan taman kanak-kanak yang berada di bawah pengawasan negara.
Mereka mengenakan seragam dan berbaris di taman dan di jalan serta disekelilingnya. Anda dapat melihat hal itu.
Karena negara mengambil anak itu saat mereka dilahirkan, kemudian melatihnya, mendidiknya dan mengajarnya. Anda akan melihat taman kanak-kanak itu di setiap tempat di Rusia.
Kemudian setelah mereka berusia enam tahun mereka akan menjadi Oktobries. Dan dari usia empat tahun hingga sembilan tahun mereka adalah Octobris, dan mereka mengenakan sebuah bintang merah.
Dan kemudian setelah usia sembilan tahun, mereka menjadi Pioner Muda. Dan dari usia sembilan hingga empat belas tahun, mereka memakai sebuah sapu tangan di sekitar leher mereka—sebuah sapu tangan. Mereka adalah Pioner Muda
Dan setelah mereka meraih usaha empat belas tahun, mereka menjadi anggota Komsomol. Dan dari usia empat belas tahun hingga dua puluh delapan tahun, mereka menjadi anggota Komsomol.
Negara mengambil anak-anak. Dan mereka melatih anak-anak. Dan mereka melatihnya di dalam ateisme, anti Allah dan anti gereja dan anti Kristus. Dan mereka berhasil. Dan mereka secara praktis menyapu agama dari muka bumi di dalam dunia komunis. Yang tersisa bagi anda hanyalah tinggal segemgam.
Ketika anda pergi ke gereja yang berada di kota-kota itu, seperti Leningrad, sebuah kota yang lebih besar dari Chicago, di sana ada sebuah gereja Protestan, gereja Baptis yang berada di pinggir kota. Dan jemaat yang ada di dalamnya adalah orang-orang yang sudah tua.
Dimanakah anak-anak? Mereka menjadi anggota dari taman kanak-kanak negara atau Octobrist atau Pioner Muda atau Komsomol. Mereka dididik dan diarahkan kepada ateisme. Mereka secara praktis menghapuskan agama dari muka bumi.
Kita hampir dapat berkata seperti Yesaya, “Seandainya Allah tidak meninggalkan sebuah sisa kepada kita, maka kita akan telah terhilang semuanya.”
Jangan pergi ke sana. Anda tidak perlu ke sana. Lihatlah di Amerika ini. Di sebuah kota di Bible Belt – dalam sebuah kota, sekelompok anak remaja—sekelompok anak remaja membuat sebuah survey, muka dengan muka berkonfrontasi dengan rekan-rekan mereka.
Bukankah ini seseorang yang berada di luar. Ini adalah pembicaraan sekelompok anak-anak kepada sekelompok anak-anak yang sedang membuat sebuah survey dengan mereka. Dan inilah yang mereka temukan.
Subyeknya, Menyontek dalam ujian: Jumlah yang diwawancarai dua ratus sembilan puluh. Jumlah yang menyontek sewaktu ujian adalah dua ratus sepuluh orang dari dua ratus sembilan puluh orang.
Berbohong: Jumlah yang diwawancarai, seratus empat puluh sembilan. Jumlah yang berbohong, seratus satu orang.
Berjudi: Jumlah yang diwawancarai seratus tujuh puluh satu; yang berjudi seratus empat puluh dua orang.
Menggunakan obat-obatan: Jumlah yang diwawancarai seratus delapan puluh dua orang, jumlah yang menggunakan obat terlarang seratus enam belas orang.
Minum-minuman keras: Jumlah yang diwawancarai dua ratus enam puluh; jumlah yang minum-minuman keras seratus sembilan puluh orang.
Menajiskan Sabat: Jumlah yang diwawancarai seratus sembilan puluh; yang melakukannya seratus enam puluh orang.
Membaca Pornografi: Jumlah yang diwawancarai seratus empat puluh sembilan; yang membacanya seratus sembilan orang.
Anda tahu dimanakah Amerika? Anda ingin tahu kemana dia pergi? Lihatlah. Lihatlah.
Dimanakah siswa-siswa sekolah menengah itu memperoleh hal ini? Mereka memperolehnya dari luar sana. Mereka tidak memperolehnya di sekolah. Mereka sudah berada di sekolah menengah. Mereka memperolehnya dari luar sana. Keputusan yang dibuat berada di luar sana.
Beberapa waktu yang lalu, saya merasa bahwa pemimpin rohani kita harus berpikir kembali tentang pendidikan ini. Kita mendirikan akademi yang besar ini, saya setuju di dalam hal itu, dan seiring dengan waktu, anak-anak pergi ke akademi, dia membentuk karakternya. Dia membentuk opininya. Dia membentuk idenya. Dia membentuk segala sesuatu yang akan dia halani dalam hidup ini.
Dari manakah akademi itu memulainya? Bapa-bapa leluhur Kristen kita mendirikan akademi untuk melatih para pelayan dan selanjutnya, pemimpin-pemimpin gereja.
Mel Carter tumbuh besar di Boston, lahir di sana dan memperoleh pendidikan di sana. Tetapi Mel Carter setelah melayani selama delapan belas tahun berkata, “Anda tahu, saya membuat studi tentang hal itu di sekolah dan menulis sebuah tesis tentang hal itu.” Dan dia berkata, “Ketika anda membaca anngaran dasar Akademi Harvard dan ketika anda membaca anggaran dasar Akademi Yale, dalam anggaran itu tertulis, ‘Sekolah ini dibangun untuk pendidikan pelayanan.”’
Tidak salah bahwa bapa-bapa leluhur kita yang Kristen membangun sistem universitas Texas untuk mendidik anak-anak ini. Anda tidak dapat melakukannya. Kita tidak memiliki uang. Dia memiliki sebuah dukungan program biaya dan kita tidak mampu melakukannya.
Akademi Kristen dibangun untuk satu tujuan, untuk melatih para pelayan dan pemimpin Kristen di gereja.
Dimanakah pendidikan itu seharusnya dilakukan? Saya akan memberitahukannya secara tepat kepada anda, dan saya merasakan hal itu semenjak saya telah cukup tua untuk berpikir. Saya pikir bahwa pendidikan kita dimulai dengan anak-anak kecil itu. Itulah yang dimaksudkan oleh Allah. Itulah yang dikatakan Tuhan kepada Petrus.
"Simon Petrus, pemimpin rasulKu, dan pengajar kerajaan Allah, bosko ta arnia. Peliharalah anak-anak Dombaku—Anak-anak Dombaku yang masih kecil, domba-dombaKu.”
“Ingatlah juga bahwa dari brephos, engkau sudah mengenal Kitab Suci, yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Yesus Kristus.”
Tetap di sana.
Itulah sebabnya mengapa pendeta anda mendedikasikan sekolah itu. itu merupakan sebuah mimpi selama tiga puluh tahun semenjak saya berada di Dallas. Itu merupakan sebuah mimpi semenjak saya dari masa kanak-kanak menyerahkan diri untuk menjadi seorang pelayan Kristus.
Dan itulah sebabnya mengapa Sekolah Minggu ini membutuhkan kaum pria, anak-anak kecil membutuhkan pria, bahwa agama merupakan urusan kaum pria juga, dan kita semua sebagai keluarga-keluarga, membawa keluarga-keluarga di dalam kasih dan didikan Tuhan kita.
Saya kembali ke dalam sebuah kisah yang terdapat dalam Samuel pasal 2, dan Hana, setelah dia menyapih anak itu, ia membawanya ke rumah Tuhan di Silo dan berkata kepada Eli, imam tua itu, “Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan Tuhan telah memberikan kepadaku, apa yang kuminta dari pada-Nya. Maka akupun menyerahkannya kepada Tuhan; seumur hidup terserahlah ia kiranya kepada Tuhan."
Dan kalimat berikutnya, “Tetapi anak itu menjadi pelayan Tuhan dibawah pengawasan Eli, di Silo.”
Untuk mengatakan itu adalah untuk melihatnya dan merasakannya. Hanya untuk mengatakannya, “Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan Tuhan telah memberikan kepadaku, apa yang kuminta dari pada-Nya. Maka akupun menyerahkannya kepada Tuhan; seumur hidup terserahlah ia kiranya kepada Tuhan. Dan anak itu menjadi pelayan Tuhan dibawah pengawasan Eli, di Silo.”
Itu adalah segala-galanya dari seluruh Kerajaan Alah. Tidak ada hal lain yang harus ditambahkan. Tidak ada hal lain yang harus dilakukan. Itu adalah pusat lingkaran dari segala sesuatu yang berhubungan dengannya.
Itu adalah hak preogatif dan keistimewaan tertinggi yang diberikan oleh Allah kepada kita di dalam gereja yang kita kasihi ini, bebas untuk mengajar anak-anak, bebas untuk menaikkan anak-anak bahkan dalam sebuah liburan sekolah. Itu adalah kemuliaan. Itu adalah kewajiban.
Kita harus menyanyikan lagu permohonan kita. Dan saat kita menyanyikannya, saya mengundang sebuah keluarga atau sebuah pasangan atau hanya seseorang dari anda untuk datang ke depan dan membuat keputusan.
Dan pada baris yang pertama dari bait yang pertama, katakanlah, “Pendeta, inilah saya. Saya akan datang segera.” Bagi anda yang berada di atas balkon, turunlah melalui salah satu tangga itu, dan bagi anda yang berada di lantai bawah, berjalanlah melalui salah satu lorong bangku itu, “Pendeta, inilah saya, saya datang sekarang. Ini istri saya dan ini anak-anak saya. Kami datang semua.”
Buatlah keputusan itu di dalam hati anda saat ini. Dan ketika kita berdiri untuk menyanyikan lagu, berdirilah dan telusurilah salah satu lorong bangku itu. Allah mengasihi anda. Allah memberkati anda saat anda meresponnya dengan seluruh hidup anda, saat kita berdiri dan menyanyikan lagu kita.
Alih Bahasa: Wisma Pandia, Th.M.