Daftar isi

KESALAHAN TERBESAR DUNIA

(THE WORLD'S GREATEST BLUNDER)

 

Dr. W. A. Criswell

 

06-08-86

 

Yohanes1:12

 

Kami menyambut anda semua yang sedang bergabung dengan kami, baik melalui siaran radio dan televisi. Anda telah menjadi sebuah bagian  pada hari ini bersama dengan kami di Gereja First Baptist di Dallas. Dan ini adalah pendeta yang sedang membawakan khotbah yang berjudul: Kesalahan Terbesar Dunia, di dalam eksposisi kita dari Injil Yohanes pasal pertama ayat sepuluh dan sebelas.

Yohanes 1:10-11:

 

Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dikadikan olehNya, tetapi dunia tidak mengenalNya.

Ia datang kepada milik kepunyaanNya, tetapi orang-orang kepunyaanNya itu tidak menerimaNya.

 

Tandailah penekanan dalam urutan kata-kata dalam bahasa yang ditulis oleh Yohanes di bagian ini: “Ia datang kepada milik kepunyaanNya, tetapi orang-orang kepunyaanNya itu tidak menerimaNya.  

Betapa merupakan sebuah tragedi! Betapa merupakan  sebuah kesalahan yang besar! Kita bukan miliki Setan, dan Allah sedang berusaha untuk menjauhkan kita dari dia. Kita adalah kepunyaan Allah, dan Setan menipu kita dan menghancurkan kita. Sesuangguhnya kita adalah miliki Allah.

Mengapakah Yohanes sangat menekankan hal itu dengan sebuah penegasan yang penuh simpati? Nomor satu: Kita menjadi milik Allah sebagai haknya atas ciptaan.

Di dalam ayat ketiga, Yohanes menulis, “Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dia telah menciptakan kita dan menempatkan kita di dalam ciptaan, buah dari tanganNya sendiri.

Di dalam pasal pertama dari Kitab Kejadian, ada sebuah pengulangan—enam dari antara. Dalam enam hari Allah menciptakan dunia yang indah ini. Dan setiap tindakan dari penciptaanNya itu selalu diikuti oleh sebuah pengulangan: “Dan Allah melihat semua itu baik.” Hari berikutnya: “Dan Allah melihat semua itu baik.” Dan hari berikutnya: “Dan Allah melihat semuanya itu baik.” Dan pada hari keenam, ketika dia menciptakan manusia di dalam rupa dan gambarNya sendiri, ada pengulangan yang sama: “Maka Allah melihat segala sesuatu yang dijadikanNya itu, sungguh amat baik.” Dan semua dunia yang di atas kita dan di sekitar kita dan  diperintahkan untuk kita kuasai, Allah membuatnya untuk kita dan menciptakan kita dan menempatkan kita di dalamnya.

Tidak ada ciptaan yang lebih lanjut dari materi—semua atom-atom dari dunia ini telah dibuat pada permulaan penciptaan, tetap Allah tetap mencipta. Dia membuat kita. Dia menciptakan jiwa-jiwa.

Keajaiban dari kelahiran! Di dalam Mazmur pasal seratus tiga puluh sembilan dikatakan:

 

Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku.

Aku bersyukur kepadaMu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib….

Tulang-tulangku tidak terlindung bagiMu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkan di bagian-bagian bumi paling bawah—di dalam kadungan ibuku.

MataMu melihat selagi aku bakal anak, dan di dalam kitabMu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun dari padanya.

 

Allah mengenal semua tentang aku sebelum Dia menciptakan aku.  “Dan bagiku, betapa sulitnya pikiranMu, ya Allah! Betapa besar jumlahnya!”

Kita adalah milik Allah. Dia telah menciptakan kita dan kita adalah kepunyaanNya.

Kesalahan terbesar dunia adalah: Dia datang kepada ciptaanNya, telah di buat menjadi sebuah bagian darinya, menempatkan atas diriNya sendiri natur kita, menghidupi kehidupan kita, mati dalam kematian kita, menderita, dicobai sama seperti kita semua, dan telah dicemooh dan ditolak oleh manusia.

Bagimana hal seperti itu dapat terjadi? Itu adalah cara Yesaya dalam memulai nubuatannya: “Dengarlah hai langit, dan perhatikanlah hai bumi, sebab Tuhan berfirman.”

Apa yang Tuhan katakan? “Aku membesarkan anak-anak dan mengasuhnya, tetapi mereka memberontak melawan Aku. Lembu mengenal pemiliknya tetapi umatKu tidak”—“Umatku tidak memahaminya.”

Saya membaca melalui kitab Yeremia, pengulangan yang sama tentang kesedihan itu: “Kami berjalan sesuka hati kami sendiri, dan setiap kami melakukan keingan hatinya yang jahat” dan seterusnya dan demikianlah nabi Yeremia berbicara.

Dan saya melihat kembali melalui kitab Yehezkiel—sebuah pengulangan: “tetapi mereka telah memberontak melawan Aku—tetapi orang-orang telah memberontak melawan Aku…anak-anak yang belum dapat berdiri telah memberontak melawan Aku”—dan terus menerus berulang kembali. Betapa sebuah tragedi yang tidak terbatas!

Di dalam Matius pasal dua puluh satu, Tuhan memberikan sebuah perumpamaan: Adalah seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar di sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di atas kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu pergi ke negeri yang lain. Kemudian dia menyuruh hamba-hambanya sehingga dia menerima hasil dari kebun anggur itu. Dan penggarap-penggarap itu berkata, “Mereka ini adalah hamba-hamba pemilik tanah ini. Mari kita bunuh mereka.” Dan mereka melempari hamba-hamba itu hingga mati.

Akhirnya pemilik tanah itu berkata, “Aku akan mengirim anakku kepada mereka dan mereka akan merasa segan terhadap anakku.”

Dan anak dari pemilik kebun anggur itu datang dan penggarap-penggarap itu berkata, “Itu adalah anknya. Ia adalah ahli waris. Mari kita bunuh dia.” Dan mereka membunuh anak pemilik kebun anggur itu.

Dapatkah anda memikirkan hal seperti itu? Tetapi, itulah yang kita telah lakukan. Kita telah menolak hak pemilik kita. Kita telah memberontak terhadap pembuat kita.     Dapatkah hal seperti itu terjadi? “Dia datang kepada milik kepunyaanNya tetapi orang-orang kepunyaanNya itu tidak menerimaNya.” Kita adalah milikNya karena Dia yang telah menciptakan kita. Dia yang membuat kita dan kita adalah milikNya.

Nomor dua: Kita menjadi miliknya dengan nilai kebajikan dari tebusan. Dia tidak hanya telah membuat kita—Allah tidak hanya menciptakan kita, kita telah menjadi miliknya, tidak hanya dengan menciptakan kita, tetapi Allah telah menebus kita. Dia telah membebaskan kita. Dia telah membeli kita.

Dalam 1 Korintus pasal 6 dan 1 Korintus pasal 7, Paulus berkata, “Bahwa kamu bukan milikmu sendiri. Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar.” Seseorang telah membayar anda dan anda telah menjadi milik Seseorang itu yang telah membayar anda dengan sebuah harga.

Apakah harga tebusan itu? Ketika saya berpaling ke dalam Injil Matius, Tuhan mengatakan sebuah kalimat dan di dalamnya, adalah sebuah kata yang sering digunakan untuk menjelaskan apa yang telah dilakukan oleh Tuhan bagi kita, mengapa kita telah menjadi milik Allah: “Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi lutron bagi banyak orang.”

Apakah lutron? Lutron adalah sebuah harga untuk seorang budak, disebutkan di sini di dalam Alkitab Versi King James Version sebagai sebuah “tebusan”. Allah telah menebus kita.

Ada beberapa bentuk dari kata kerja itu yang digunakan dalam Perjanjian Baru. Lutroo adalah bentuk kata kerja dari sesuatu, yang berarti “untuk menebus, untuk membebaskan.” Lutrosis adalah sebuah bentuk tambahan dari sesuatu yang berarti “tebusan” dan “pembebasan.” Lutrotes adalah bentuk kata tambahan lain dari sesuatu, yang berarti “seorang penebus, seorang pembebas.”

Allah telah membeli kita. Dia telah membayar harga sebuah tebusan untuk kita. Dan kita telah menjadi milikNya. Di dalam Perjanjian Lama, jika sebuah keluarga kehilangan warisannya, secara hukum, mereka dapat menebusnya. Saudara yang terdekat dapat membelinya kembali. Itu adalah dasar yang indah dari kisah Rut dan Boas—penebus dari kepemilikan yang telah hilang.

Penebusan itu juga diaplikasikan melalui sejarah masa lalu, untuk membeli dan membebaskan seorang budak, sebuah tebusan, sebuah harga. Suatu kali saya membaca, kisah dari seorang gadis yang cantik, yang ditempatkan di atas sebuah tempat pelelangan sebagai seorang budak. Dia berusia enam belas tahun dan setengah negro. Satu orang kaya yang baik datang untuk membeli dia.

Dan semua orang berharap bahwa dia membeli gadis itu untuk menjadi gundiknya, untuk tujuan yang tidak bermoral. Untuk kesenangan mereka, ketika pria itu telah menawar dia dan memenangkannya, dia membebaskan gadis itu. Dia memberikan gadis itu sebuah surat pembebasan. Dan dia telah bebas. Dia tidak lagi seorang budak. Dia telah berada di dalam kemerdekaan.

Dan jika seorang budak yang melarikan diri, seperti Onesimus di dalam Perjanjian Baru—jika seorang budak yang melarikan diri telah bebas, semua budak harus menunjukkan surat pembebasannya: “Tuanku telah membebaskan aku dan saya tidak lagi seorang budak.”

Ini adalah surat pembebasan kita. Saya memegangnya di sini di dalam tangan saya. Kita bukan lagi anak-anak hamba perempuan, tetapi anak-nak yang bebas. Kristus telah membebaskan kita. Kita tidak lagi hamba Setan. Dan kita tidak lagi berada di bawah perbudakan kematian dan penghukuman, tetapi kita telah bebas. Allah telah membebaskan kita. Ini adalah surat pembebasan kita, surat ini saya pegang di dalam tangan saya.

Ada sebuah ilustrasi yang sangat mulia di mana Allah telah menebus kita, membeli kita menjadi milikNya. Itu adalah kisah Paskah. Penghukuman Allah datang ke atas seluruh tanah Mesir—tidak hanya Israel tetapi juga terhadap orang Mesir.

Tetapi Allah berkata, “Jika kamu mengambil seekor anak domba dan memercikkan darahnya pada kedua tiang pintu di atas ambang pintu, maka ketika malaikat maut lewat, maka seisi rumah itu akan tetap hidup dan tidak akan ada kematian di dalam rumah itu.” 

 

Dia telah membeli kita

Dan membayar harga kita

Dan menebus kita

Dengan darah

Oleh Dia Yang telah  tersalib

Aku telah diselamatkan oleh darah

Oleh Dia Yang telah tersalib

Semua pujian bagi Bapa

Semua pujian bagi Anak

Semua pujian bagi Roh Kudus

Yang Agung, Tiga di dalam Satu

Diselamatkan oleh darah

Oleh Seorang Yang telah tersalib

Gloria, aku telah diselamatkan!

Gloria, aku telah diselamatkan!

Semua dosaku telah diampuni

Semua kesalahanku telah hilang.

Gloria, aku telah diselamatkan!

Gloria, aku telah diselamatkan!

Diselamatkan oleh darah

Oleh Dia Yang telah tersalib.

 

Kita menjadi milik Allah. Dia telah membeli kita. Dia telah menebus kita dengan darahNya sendiri: “Bahwa kamu bukan milik kamu sendiri. Kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar.”

Betapa besar kasih Allah itu, yang tidak hanya menciptakan kita, yang telah menjadikan kita, tetapi ketika telah dijual di bawah kuasa dosa dan hukuman kematian, Dia menebus kita! Dia telah membayar uang tebusan kita. Dia telah membayar harga bagi kita sehingga kita boleh menjadi milikNya.

Akhirnya! Kita tidak hanya menjadi kepunyaan Allah—kita menjadi milikNya dengan kebajikanNya, dengan hakNya atas ciptaan, dan haknya sebagi Penebus, tetapi kita menjadi kepunyaan Allah karena takdir yang hebat dan tujuan Allah yang memiliki maksud untuk kita. Ini adalah sesuatu yang luar bisa dan hal yang sangat mulia di mana Allah telah menciptakan, menebus dan membeli kita: Sehingga kita dapat memuliakan Dia.

Salah satu pengakuan Kristen dalam sepanjang sejarah selama 20000 tahun iman Kristen adalah Westminster ConfessionThe Westminster Confession of Faith.  Dan hal itu berbunyi seperti ini: “Apakah tujuan utama dari manusia?” Apakah tujuan utama dari manusia.

Dunia dapat menjawabnya dalam seribu cara yang berbeda. Untuk menghasilkan uang atau kesenangan. Oh, dan banyak cara dunia akan menjawab hal itu! 

Tetapi, The Westminster Confession of Faith telah menjawabnya. Apakah tujuan utama dari manusia? Jawabannya: “Untuk memuliakan Allah.” Itu adalah takdir dari penciptaan kita. Dan itu adalah tujuan soegawi kita. Itu adalah mengapa Allah telah menjadikan kita—bahwa kita dapat memulikan Dia.

Di dalam pasal yang luar biasa dari Kitab Roma dalam pasal lima belas, Paulus berkata, “Oleh karena kebenaran Allah Kristus telah menjadi pelayan orang-orang bersunat untuk mengokohkan janji yang telah diberikanNya kepada nenek moyang kita.” Dan lihat apa yang dia tambahkan: “Dan untuk memungkinkan bangsa-bangsa, supaya mereka memuliakan Allah karena rahmatNya.” Ittulah sebabnya mengapa Allah telah menciptakan kita—bahwa kita dapat memuliakan Allah.

Setan menipu kita, merintangi kita dan memimpin kita ke dalam kesalahan dan penolakan. Dia berada dalam bisnis itu: Untuk membutakan kita dan menyembunyikan kita dan mengambil kita dari kemuliaan Allah.

Dan seberapa sering dia memperoleh sukses? Kisah dari seorang Samson. Kisah dari seorang Saul. Kisah dari seorang Yudas Iskariot.

Apakah anda sering berpikir dari desis—desis setan di dalam nama Setan—di dalam kata “Dosa,” dalam “sodomi,” dalam “Samson,” dalam “Saul,” dalam “Iskariot”—desis dari ular? Bagaimana dia menipu kita dan memikat kita serta menghancurkan kita! Oh, Tuhan, betapa merupakan sebuah tragedi! 

Di dalam tahun-tahun belakangan ini saya memiliki seorang sahabat yang luar biasa dalam pelayanan dan lebih tua dari saya yaitu Dr. Powell, yang adalah gembala dari Gereja First Baptist Nashville, Tennesee.

Dr. Powell memanggil saya. Dan dia berkata, “Tidakkah anda tahu, bahwa kita baru saja mengalami kebangunan rohani di sini bersama pengkhotbah muda yang luar biasa yang pernah saya dengar sepanjang tahun-tahun kehidupan saya? Dan saya mengirim dia untuk anda. Dan saya ingin anda berkunjung bersama dia. Dan saya ingin supaya anda mempersiapkan kedatangannya untuk sebuah pertemuan kebangunan rohani di gereja anda di Dallas.”

Jadi, dia datang menemui saya. Dan setiap suku kata yang menggambarkan orang itu telah ditulis oleh Dr. Powell untuk saya, sehingga saya dapat dengan mudah mengenalinya. Dia tinggi, tampan, dan penuh semangat dan kharismatik, dan memiliki suara yang luar biasa—segala sesuatu tentang dia memimpin dia sebagai seorang pelayan injil. Jadi saya mengatur segala sesuatu untuk kedatangannya.

Anda tidak pernah melihat dia. Anda tidak pernah mendengar dia. Dia tidak pernah datang. Mengapa?

Dia jatuh ke dalam kecanduan narkoba dan minuman keras. Dan ketika dia datang untuk bertemu dengan saya, dia duduk di sana di dalam gereja. Saya mengunjungi dia setelah ibadah selesai. Saya tidak mengenali dia. Dia kelihatan seperti puing-puing dan reruntuhan kapal dari umat manusia.

Apa Setan dapat lakukan terhadap gambar Allah dan umat Allah! Kita bukan milik Setan. Kita milik Allah, kuat di dalam pertandingan, kuat di dalam iman, berdedikasi kepada Dia.

Itu adalah tujuan Allah di dalam hidup kita. Itulah sebabnya mengapa Allah menjadikan kita. Dan ketika kita merespon kepada penglihatan sorgawi dan panggilan yang mulia itu, betapa terberkatinya kita!

Hal itu akan sama seperti Yusuf. Hal itu akan sama seperti Yonatan. Hal itu akan sama seperti Rasul Yohanes. Oh, betapa kayanya kebaikan Allah yang dicurahkan di dalam permohonan ucapan syukur ketika kita melihat dan melayani tujuan yang Allah buat di dalam kita. 

Di dalam berapa tahun belakangan ini, saya telah diundang untuk memimpin sebuah pertemuan kebangaunan rohani di salah satu kota terbesar Amerika. Dan ketika saya berada di pertemuan itu, ada yang datang kepada saya di dalam doa, seorang ibu dan seorang putrinya yang berumur 16 tahun. Dia adalah seorang Kristen yang saleh dan putrinya telah memberikan hidupnya untuk menjadi pelayan Tuhan yang penuh waktu. Tetapi sang ayah di rumah membuat kesenangan seperti anak kecil, mencaci maki, mengejek komitmen rohaninya, dan tentu saja melihat dengan hina atas komitmen seorang Kristen dari istrinya.

Dia bahkan telah meninggalkan dia, katanya, tetapi tidak ingin bercerai. Jadi dia kembali kepada suaminya—ketika dia kemabali, suaminya masih tetap sama, sengit, tajam, orang tidak percaya yang suka mengkritik, dan membuat hidup istrinya sengsara. Dan betapa tidak bahagianya gadis itu!

Kadang-kadang, orang-orang teringat begitu dalam di dalam hati saya  dan saya tidak dapat menyingkirkan pikiran saya dari mereka, ingatan terhadap mereka. Jadi saya menemui asisten pendeta di gereja dan saya berkata, “Anda kenal keluarga ini?”

“Oh, ya.” 

            “Jadi,” kata saya, “Maukah anda membawa saya kepada keluarga ini?”

Dia berkata, “Saya akan menghitungnya sebagai sebuah keistimewaan.”

Kemudian kami pergi ke rumah keluarga itu. Dan saya mulai berbicara kepada pria itu tentang Tuhan, ditemani oleh istrinya dan anak gadisnya. Dan di dalam pandangannya yang menghina, dia duduk di sana dan menyalakan sebatang rokok, kemudian, dengan tetap tenang—tetapi tajam, sengit, sangat berbeda, dengan sikap menghina—hanya menghisap rokoknya di sana dan menehembuskannya ke ruangan ketika saya memberikan penjelasan tentang Tuhan, apa yang dapat dilakukan oleh Setan kepada manusia.

Jadi permohonan yang telah  saya buat sama sepeti apa yang anda harapkan untuk saya lakukan: “Allah menciptakan kita untuk sebuah tujuan. Dan tujuan Allah adalah untuk membuat sebuah keluarga yang berharga. Tujuan Allah adalah supaya anda bersyukur untuk seorang gadis yang luar biasa—anak ini—yang memberikan hidupnya secara penuh kepada Allah. Betapa merupakan sebuah hal hebat, hal yang indah yang telah Allah lakukan bagi anda! Dan pada hari ini, jam ini, maukah anda menjawab panggilan Allah ke dalam hidup anda, dan maukah anda menjadi apa yang Allah inginkan untuk anda?” 

—Hanya membuat sebuah permohonan, yang terbaik yang dapat saya lakukan. Dan ketika saya telah menyelesaikan permohonan terbaik yang dapat mereka lakukan, saya berlutut. Dan saya bertanya kepada sang ibu, “Maukah anda datang dan berlutut bersama dengan saya? Dan kemudian berpaling kepada sang gadis: “Maukah anda datang dan berlutut bersama saya? Dan saya berpaling kepada asisten pendeta: “Maukah anda datang dan berlutut bersama saya? Dan saya berpaling kepada pria itu: “Maukah anda datang dan berlutut bersama kami?”

Pertobatan adalah pekerjaan Roh Kudus. Keselamatan adalah pekerjaan roh Kudus. Saya—kita tidak dapat mempertobatkan siapapun. Semua yang dapat kita lakukan adalah bersaksi dan mengundang. Allah yang mempertobatkan dan membujuk, menarik, memenangkan dan menyelamatkan. Dan hal yang genting pada saat itu adalah: Akankah dia berlutut?

Hal itu bergantung atas jawabannya terhadap bujukan dari kuasa Roh Allah. dan untuk ucapan syukur saya yang tidak terbatas kepada Tuhan, dia berlutut bersama kami.

Dan saya berdoa. Dan di dalam doa, saya menumpangkan tangan saya kepadanya dan bertanya kepada dia: “Hari ini, hari ini maukah anda memberikan hati anda dan keluarga anda serta hidup anda kepada Tuhan Yesus? Dan jika anda mau, maukah anda memegang tangan saya?”

Dia menangis dan menggenggam tangan saya dengan erat, istrinya berada dalam kegembiraan yang luar biasa. Mereka saling berpelukan satu sama lain, menangis dan memuji Tuhan.

Saya berkata kepada asisten pendeta itu, “Ini adalah sebuah pemandangan yang terlalu suci bagi kita, mari kita pergi.”

Dan ketika kami telah sampai di pintu, dia memanggil dan berkata, “Tunggu, tunggu”—dia datang dan meletakkan lengannya di sekeliling saya dan berkata, “Oh, tuan, ini adalah hari yang terbesar dalam hidup saya.” Amin. Pada malam itu ia mengakui imannya di dalam Tuhan, bergabung dengan gereja melalui baptisan.

Saya bertemu dengan putrinya itu kembali setelah lima tahun, dan saya bertanya kepadanya tentang ayahnya.

 “Oh,” katanya, “anda tidak dapat membayangkannya. Satu hari sesudahnya, kami membaca Alkitab. Dan kami mengucap syukur di atas meja.” Dan dia berkata, “Pertama kali, ketika kami menundukkan kepada kami untuk mengucap syukur, dia dapat berbicara dengan nyaring serta menangis, begitu bahagia di dalam Tuhan.”

Ini adalah tujuan Allah bagi kita. Kita telah diciptakan untuk Dia. Dan ketika kita menjawab takdir itu—Tujuan penciptaan Allah, ada sukacita yang melimpah, yang tak terkatakan, yang tiada bandingnya, bersifat sorgawi. Ini adalah jalan hidup berkelimpahan, berkemenangan dan bersifat kekal.

Dan itu adalah seruan yang ditekankan Allah atas hati kita: Ada sebuah tujuan di dalam hidup bagi setiap orang dari anda—hanya anda—untuk sebuah takdir dan sebuah tujuan yang berharga dan penuh kasih. Dan ketika kita meresponnya dan membiarkan Allah memiliki kita, itu adalah sesuatu yang indah. Itu adalah sesuatu yang luar biasa. Itu adalah kebahagiaan. Itu adalah kemuliaan.

Tuhan—Tuhan, kami dapat memuji namaMu samapai selama-lamanya.

 

 Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.