Daftar isi

KARUNIA ALLAH YANG PALING BERHARGA

(GOD'S MOST PRECIOUS GIFT)

 

Dr. W. A. Criswell

 

02-08-87

Yohanes 3:16

 

            KARUNIA ALLAH YANG PALING BERHARGA. Dan tentu saja, hal itu didasarkan atas kalimat yang paling indah dan paling terkenal dari seluruh kalimat yang pernah ada dalam bahasa manusia.

            Yohanes 3:16: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia telah mengaruniakan anakNya yang tunggal.”

Dan kita akan mendasarkan khotbah kita di atas kata ‘mengaruniakan.’

            Allah begitu mengasihi kita sehingga Dia telah mengaruniakan kepada kita juruselamat yang penuh berkat. Berusaha untuk membahasakan keajaiban dari karunia Allah yang paling berharga, Tuhan Yesus Kristus….

            Bahkan Kitab Suci sangat gempar dan gagap di dalam bahasa yang tidak gagap dalam usahanya untuk menggambarkan keajaiban dari karunia Allah.

            Sebagai contoh, dalam Roma 11:33: “Sungguh tak terselidiki….”

            Saya berpaling lagi ke 2 Korintus 9:15: Yang tak terkatakan. “Syukur kepada Allah karena karuniaNya yang tak terkatakan itu.”

            Saya berpaling lagi ke dalam 1 Petrus 1:8: “Kamu bergembira karena sukacita mulia yang tidak terkatakan.” Kata itu merupakan kata yang paling menarik. Sebagai satu hal, tidak ada kata lain selain kata itu. Anda tidak dapat menemukannya di tempat lain.  Mereka bahkan tidak digunakan di tempat lain di dalam Perjanjian Baru. Mereka adalah gabungan ganda dengan sebuah alpa privatif dan alpa negatif.

            Yang terdapat dalam Roma 11:33,  anexeraunetos didasarkan pada eraunao yang memiliki arti ‘mencari dengan seksama.’  Jadi masukkan alpa privatif itu di depannya maka kata itu akan menjadi “tak terselidiki’ dan ‘tak dapat dimengerti.’

            Di dalam 2 Korintus 9:15,  anekdiegetos.  Paulus sepertinya menciptakan sebuah kata. Sebab kata itu tidak ditemukan dalam literatur bahasa Yunani.

            Hal itu didasarkan pada  diegesis yang merupakan sebuah naratif. Jadi hal itu tidak dapat diceritakan. Tidak dapat dikatakan. Hal itu adalah sesuatu yang tidak dapat diekspresikan.

            Kemudian di dalam 1 Petrus 1:8,  aneklaletos, sebuah kata gabung yang lain dengan alpa privatif dan alpa negatif yang berada di depannya. Di dasarkan pada kata eklaleo, yang memiliki arti ‘berbicara keluar.’

            Demikianlah dengan alpa privatif, hal yang sulit untuk diungkapkan. Hal yang sukar untuk dipahami. Hal itu merupakan sesuatu yang tidak terkatakan. Bukankah hal itu merupakan sebuah hal yang sangat luar biasa, bahkan Allah sendiri mengisnpirasikan tulisan-tulisan ini di dalam Perjanjian Baru ketika mereka menjelaskan kemuliaan dan nilai dari karunia Anak Allah, Juruselamat kita, semua yang mereka bicarakan dalam kata-kata yang telah saya usahakan untuk membuatnya menjadi lebih jelas—‘tak terkatakan,’ ‘tak terselidiki,’ ‘tak terpahami,’ ‘tak terlukiskan.’ 

            Itu adalah sebuah hal yang luar biasa! Anda tidak perlu menggunakan harga atau biaya atau perdagangan atau penjualan di dalam hal-hal rohani, kecuali anda membelinya tanpa uang dan tanpa harga. Allah telah memberikannya dan semua karunianya diberikan dengan cara itu. Kita tidak perlu membeli mereka, Allah memberikannya untuk kita. Dan di luar dari semua pemberian Allah, karunia yang paling berharga adalah dengan memberikan AnakNya sendiri. 

            Yang pertama, kita akan berbicara tentang makna dari hadiah yang tidak terkatakan. Sepanjang semua generasi, telah banyak yang muncul, para akademisi yang memiliki karunia, teolog-teolog yang luar biasa, yang menulis banyak buku dan traktat-traktat, serta teologi mereka dan hasil pembelajaran mereka.

            Dan kemudian dalam sepanjang generasi itu serta kumpulan dari tulisan-tulisan itu, mereka belum memulai untuk mencakup seluruh keajaiban karunia Allah di dalam Kristus Yesus.

            Pada masa pendidikan teologi saya, di dalam karya doktoral saya, saya memiliki sebuah mata pelajaran pokok dan dua mata pelajaran tambahan. Salah satu mata pelajaran tambahan itu adalah tentang penebusan. Dan saya mempelajarinya selama tiga tahun dan kemudian melewatinya dengan ujian lisan dan ujian tertulis tentang penebusan.       Saya tidak membesar-besarkan ketika saya memberitahukan anda bahwa di akhir pelajaran itu, terlihat bahwa saya telah terhilang di hadapan anugerah Allah yang tidak terbatas yang telah meraih kita sama seperti ketika saya mulai mengajar.

            Hal itu merupakan sesuatu yang tidak dapat dilukiskan, sesuatu yang sukar untuk dipahami, sesuatu yang sukar untuk diungkapkan. Ada sebuah makna yang dalam melampaui semua bahasa verbal yang ada atau yang pernah diungkapkan dalam sebuah kalimat atau suku kata.

            Bolehkah saya berbicara tentang betapa bernilainya hal itu? Karunia Allah di dalam Kristus Yesus. Kebanyakan hal di dalam kehidupan manusia segala sesuatu memiliki sebuah nilai. Sebuah permata merupakan sesuatu yang bernilai, bulu binatang juga bernilai tinggi, demikian juga dengan sebuah mobil mewah, sebuah villa, sebuah rumah dan sebuah rumah yang besar.

            Semua hal-hal ini memiliki sebuah harga. Tetapi bagaimana jika anda menempatkan sebuah harga terhadap sesuatu yang anda kasihi di dalam hati anda? Kita semua seperti itu. 

            Betapa besarnya kita menghargai sesuatu karena apa yang terkandung di dalamnya yang membuatnya menjadi makin berharga. Karena seseorang telah memberi sentuhan di dalamnya. Atau seseorang telah memberikannya kepada kita di dalam kasih dan kenangan, seperti sebuah penjepit rambut, segumpal rambut, atau anting-anting kecil tempat menyimpan foto. Atau sebuah cincin atau sebuah gelang ataupu sebuah kalung. Mungkin harganya tidak begitu mahal, tetapi hal itu menjadi sangat berharga bagi kita karena seseorang yang kita kasihi telah memberikannya kepada kita.  

Itu adalah Tuhan kita. Sangat berharga. Dan tidak dapat dilukiskan. Sangat bernilai bagi kita.

            Saya dapat dengan mudah membayangkan seseorang yang memiliki sebuah rumah yang besar di Fifth Avenue di Kota New York.  Dan di dalam kantor pusatnya di puncak salah satu gedung tertinggi, seseorang masuk dengan tergesa-gesa dan berkata, “Rumah anda terbakar, rumah sedang mengalami kebakaran.”

            Dan di dalam rumah itu ada seorang bayi yang masih kecil—bayinya yang mungil.

            Dan ketika orang yang datang dengan tergesa-gesa masuk kemudian berkata, “Rumah anda kebakaran,” saya tidak dapat  membayangkan bahwa dia akan berkata, “Oh bagaimana dengan gorden-gorden saya atau bagaimana dengan perabotan Prancis saya atau bagaimana dengan karpet Persia saya?”

            Tetapi saya dapat membayangkan secara tepat apa yang akan dia katakan, “Bayiku—apakah bayiku selamat?”

            Tidak ada harga dalam karunia Allah di dalam Kristus Yesus, AnakNya.

            Saya dapat membayangkan seseorang berkata, “Jika saya memiliki 50 milyar alam semesta dan lima ratus juta bintang-bintang. Dan planet yang tidak terhitung jumlahnya serta samudera dan pegunungan. Tetapi saya akan memberikan mereka semua asalkan saya memperoleh kembali anak saya yang telah hilang dalam perang, jika dia dapat berjalan kearah pintu, seandainya dia hidup, saya hanya menginginkan anak saya kembali.”

            Kita semua seperti itu. Sesuatu yang tidak ternilai. Itu adalah sesuatu yang tidak terkatakan. Sesuatu yang tidak dapat dipahami. Sesuatu yang tidak dapat dilukiskan. Tindakan dari apa yang telah berikan kepada kita di dalam AnakNya Kristus Yesus.  Bolehkah saya berbicara tentang berkat karunia dari Tuhan kita yang telah diberikan kepada kita, di dalam kejatuhan kita dan yang telah membangkitkan kita?

            Itu adalah ziarah dari kekristenan kita. Tidak seorangpun yang dapat menggambarkan kedalaman dari kejatuhan natur kita yang telah rusak total. Bahkan hal itu terlihat dalam dunia yang penuh dengan kesengsaraan ini yang telah kita terima.              Hanya dimuka pengadilan Allah di dalam pemisahan besar dan kegelapan yang kekal dapat diketahui akibat dari tragedi keterhilangan kita, kerusakan total kita dan kejatuhan natur kita.

            Karena itu, adalah sesuatu yang sukar untuk dilukiskan dan sukar untuk digambarkan, kemuliaan dari peninggian kita di dalam Kristus Yesus. Hanya seorang malaikat yang dapat mengukur betapa dalamnya kita telah jatuh dan betapa besarnya penerimaan kita di hadapan Allah.

            Oh, keajaiban dari hal itu! Hal luar biasa yang sukar untuk dilukiskan, dan natur yang tak terungkapkan dari hal itu! Bahkan Allah tidak dapat menggambarkannya, tidak dapat mengungkapkannya dalam bahasa verbal.

            Jadi, dengan mengampuni dosa-dosa kita dan mengadopsi kita ke dalam keluarga Allah, disucikan oleh darah Kristus yang telah tersalib, dan nama kita ditulis di dalam sorga, diangkat ke dalam keluarga Allah, Dia telah menjadi saudara kita. Dan kita telah berada di dalam lingkaran keluarga Allah yang terkasih dan sangat manis.

 

Betapa senangnya aku menjadi

Bagian dari keluarga Allah

Dibasuh dalam sumbernya,

Disucikan oleh darah

 

            O Allah! Dengan anugerah apa dan kasih karunia bagaimana yang Allah lakukan yang telah menjangkau kami dan mengangkat kami serta membuat kami menjadi sebuah bagian dari kerajaan Allah yang penuh berkat! Dan keajaiban dari kehadiranNya, kekekalanNya dan ketidakberubahanNya!  

            Saya mungkin berubah, tetapi Dia tidak. Saya mungkin terbukti tidak setia, tetapi Dia tidak. Dia selalu beserta dengan kita dan selalu sama. Malaikat yang datang dan mengumumkan kelahiranNya, pergi dan kembali ke sorga, tetapi Dia tetap tinggal bersama dengan kita.

            Itu adalah namaNya—Imanuel, Allah beserta dengan kita. Menjadi miskin agar kita beroleh kekayaan; menanggung rasa malu agar kita beroleh kemuliaan; ditaklukkan, agar kita bebas; menderita, agar kita tidak mengenal rasa sakit atau kedukaan; mati, sehingga kita dapat hidup; dikuburkan agar kita dapat dibangkitkan.

            O Allah betapa besar kasihMu kepada kami! Dan aku merespon di dalam hatiku dan dari jiwaku yang paling dalam kepada Tuhan Yesus.

            Bagaimana aku akan merespon? Di dalam dua cara. Yang pertama bahwa saya mengingat apa yang telah Dia lakukan bagi saya. “Untuk mengingat akan Aku.” Hal itu selamanya berada di dalam hatiku. Kasih dan respon serta doa dan ingatan bahwa saya berhutang kepada Yesus, Tuhan saya.

            Hal itu sama seperti bangsa-bangsa yang berada di bawah the Arch of Triumph di Paris.  Di sana ada sebuah nyala api, nyala api yang kekal, dan hal itu menyala di sana di dalam memori para prajurit pasukan Prancis. Atau di London, di Westminster Abbey, ketika anda berjalan di pintu depan, kuburan yang kedua adalah makam David Livingston, tetapi kuburan yang pertama adalah dari seorang prajurit yang tidak dikenal.

            Di Amerika Serikat di Arlington, prajurit-prajurit berbaris dengan rapi, siang dan malam, di depan kuburan yang tidak dikenal. Mereka adalah makam dari prajurit yang tidak dikenal namun berada di dalam kenangan. 

Tepat setelah perang dunia pertama, saya sedang berada di Jerman. Dan entah bagaimana mereka telah terkumpul secara bersama-sama tubuh dari the English Royal Air Force yang telah mati, yang telah jatuh di Jerman dari atas langit Jerman.

            Dan ketika saya masuk ke dalam areal kuburan itu—seluruh negeri itu telah hancur dan porak-poranda—di tengah-tengah pekuburan itu, di bawah salah satu salib ada seikat bunga. Dan saya menghampirinya. Dan di sana ada sebuah kalimat. Dan saya membaca kalimat itu. Bunyinya adalah seperti ini: “Istrimu dan anak-anakmu yang berada di Inggris tidak akan pernah melupakanmu.” 

Itu adalah hal pertama yang dapat kita lakukan kepada Juruselamat kita—selalu mengingat apa yang telah Dia lakukan untuk saya.

            Saya sedang memikirkannya sekarang—dan kita akan melakukannya—beberapa cara di sini di dalam gereja kita ini, di mana kita akan melakukan perjamuan Tuhan dengan lebih bernilai, lebih indah dan lebih bermakna. “Perbuatlah ini untuk mengingat akan Aku.”

            Itu adalah respon yang pertama. Saya akan mengingat apa yang telah Dia lakukan, bahwa Dia telah mati untuk saya.

Yang kedua. Saya dapat memberikan hidup saya di dalam pengakuan dan pengenalan dari apa yang Tuhan telah lakukan bagi saya. Bahwa anda bukan lagi milik diri anda sendiri; anda telah dibeli dengan sebuah harga. Kita sudah menjadi milik Allah. Kita sudah menjadi milik Tuhan Yesus. Dan segala sesuatu yang kita punyai dan miliki adalah Dia. Kita telah menjadi bagian dari Dia sama seperti Dia telah menjadi bagian dari kita.

            Ketika saya masih seorang pemuda, yang baru saja memulai pelayanan saya bertahun-tahun yang lalu, sebagai seorang gembala. Saya menjadi seorang tamu di sebuah rumah di Tulsa, Oklahoma. Di sana ada sepasang suami istri yang saling mengasihi, sebuah pasangan yang sangat indah. Dan pada saat sarapan pada pagi berikutnya, saya mengunjungi mereka, saya lihat bahwa dia bertumbuh di dalam gereja di sini. Dan pada saat itu tidak pernah terpikir oleh saya bahwa suatu saat saya akan mengembalakan gereja yang hebat ini.

            Perempuan itu bertumbuh di dalam gereja ini. Pemuda itu telah jatuh cinta kepadanya. Anak muda, tidak memiliki apa-apa. Baru memulai, tetapi dia telah jatuh cinta kepada gadis itu di dalam gereja ini.

            Ketika dia bertanya kepada perempuan itu untuk menikah dengannya, perempuan itu berkata, “Ya, tetapi hal pertama yang harus disediakan adalah bahwa kita harus memiliki sebuah keluarga Kristen. Segala sesuatu yang membentuk sebuah keluarga Kristen—Alkitab, doa, mengunjungi gereja, dan segala sesuatu yang manis yang ada di dalam kebaikan, pengampunan dan kasih serta anugerah—segala sesuatu yang membentuk sebuah keluarga Kristen, bahwa kita memiliki sebuah keluarga Kristen.           “Dan yang kedua, kata perempuan itu, “Tidak perduli apa yang kamu lakukan, akan tetapi kita harus memberikan sepersepuluh dari hal itu kepada Tuhan.”

            “Saya akan bahagia,” katanya, “dalam gaji seberapapun atau tipe apapun atau dalam jumlah berapa pun. Saya akan hidup di dalam hal itu dan bahagia di dalamnya, bahwa kita memberi sepersepuluh kepada Tuhan.” 

            Oh, saudara yang terkasih!  Pikirkan betapa terberkatinya seorang gadis seperti itu! Tumbuh di sini, di gereja ini, di dalam anugerah, di bawah pengembalaan Gembala George W. Truett. Dan rumah itu sangat indah dan sangat diberkati serta sangat berpengaruh.  

            Betapa Allah telah mengingat mereka! Betapa sebuah respon yang indah bagi Allah bahwa saya telah memberikan kepadaNya kasih dan curahan hati serta jiwa saya!

Saya membaca hal ini minggu yang lalu. Sebuah hal yang sangat tidak biasa. Seorang pengunjung telah pulang dari Korea dan membawa sebuah foto. Dan foto itu adalah adalah gambar dari seorang bocah laki-laki yang sedang mendorong sebuah bajak. Dan ayahnya yang mengarahkan serta seorang bocah yang mendorongnya. 

            Jadi pria yang membawa foto itu berada dalam sebuah kelompok. Dan dia sedang menunjukkannya kepada kelompok itu. Dan di dalam kelompok itu ada seorang misionari.           Dan misionari itu melihat kearah foto dan dia berkata, “Oh, mereka adalah orang-orang saya. Mereka adalah orang-orang saya.”

            Dan dia berkata sambil menjelaskan, “Bocah itu mendorong bajak dan ayahnya yang menarik, kami telah membangun sebuah gereja di sana di Korea. Dan keluarga yang miskin ini tidak memiliki apa-apa untuk diberikan. Mereka telah menjual sapi mereka dan memberikan uang hasil penjualannya kepada gereja. Dan itulah sebabnya bocah itu tidak memiliki sapi dan menarik bajak itu.”

            Ketika saya membaca hal itu, saya berpikir seandainya saja saya ada di sana. Saya berharap saya dapat memberikan seekor sapi. Saya berharap saya dapat memberikannya kepada keluarga yang miskin itu. Kemudian, saat saya mulai berpikir, saya berharap Yesus sedang duduk di sana, dan kelelahan. Saya berharap saya dapat memberiNya minum. Saya berharap saya dapat melakukannya.  

Kemudian saya berpikir tentang Tuhan kita yang berada di ruangan atas. Saya berharap saya berada di sana dan membasuh kakiNya. Saya akan senang sekali untuk melakukan hal itu. Saya berharap saya dapat membasuh kakiNya.

            Saya tidak tahu apakah saya telah berlebihan. Saya tidak tahu apakah saya akan berbesar hati atau tidak, akan tetapi ketika orang banyak yang histeris itu berteriak, “Salibkan Dia! Salibkan Dia!” Saya berharap saya dapat berdiri dan berkata, “Apa? Menyalibkan Tuhan saya? Bagimana mungkin hal itu dapat terjadi?”

Dan ketika yang seratus dua puluh orang itu berkumpul pada hari Pentakosta, saya berharap saya berada di sana.

            Saya berharap, saya menjadi orang yang keseratus dua puluh satu. Saya berharap saya berada di sana.

Semua hal ini tentu saja, hanya imajinasi, hanya sebuah pikiran. Saya tidak dapat duduk dengan sebenarnya bersama dengan Tuhan di Sikhar. Dan saya tidak mungkin berada di ruangan atas. Bahkan juga saya tidak mungkin dapat menjadi sebuah bagian dalam kumpulan orang yang berdoa pada hari Pentakosta.

            Tetapi, saudara yang terkasih, pikirkanlah apa yang dapat saya lakukan. Saya dapat mengasihi Allah di dalam hati dan jiwa saya. Saya dapat mengakui Dia secara terbuka serta bangga dan tidak memiliki rasa malu.

            Saya dapat menjadi anggota keluarga Allah. Saya dapat membaptis seperti yang telah anda lihat bahwa saya telah membaptiskan sebuah keluarga beberapa waktu yang lalu. Saya dapat mengasihi jemaat ini, dan saya melakukannya.

            Bagi saya, adalah seperti sorga untuk berkumpul bersama dengan anak-anak Allah yang manis. Saya dapat memuji Tuhan Yesus. Saya dapat membaca Alkitab. Saya dapat mendengarkan firman Allah dengan hati dan pikiran saya.

            Dan saya dapat berjalan keluar masuk bersama dengan anda di dalam kasih dan anugerah dan kemurahan dari Tuhan kita. Ada begitu banyak hal yang dapat saya lakukan sekarang ini. 

            Dan Allah yang penuh kasih, di dalam kasih Yesus dan di dalam anugerahMu dan kemurahanMu, pada hari ini aku memberikan diriku kepadaMu.

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.