INKARNASI
(THE INCARNATION)
Dr. W. A. Criswell
12-18-77
Yohanes1:14
Selamat datang bagi anda yang sedang mendengarkan ibadah ini melalui siaran radio dan bagi anda yang menontonnya dan beribadah bersama kami melalui siaran televisi. Ini adalah pendeta dari Gereja First Baptist Dallas. Dan judul dari khotbah yang dia bawakan hari ini adalah: Inkarnasi.
Di dalam bagian Kitab suci yang akan kita baca, ada sebuah frasa kecil, yang di dalam bahasa Inggris tidak dapat membawa, atau tidak mengandung maksud yang dalam dari inspirasi rasul Yohanes ketika dia menuliskannya. Dan sebagaimana yang dia pikirkan, dia menekankannya secara ganda, dan dia mengulang frasa kecil itu:
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
Dia mengulang frasa kecil itu, yang diterjemahkan di sini sebagai “bersama-sama dengan Allah.”
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
Dia mengulanginya.
Di dalam Perjanjian Baru Bahasa Yunani Dr. Patterson's, bahwa dia selalu mengikuti—untuk dipertahankan dalam mimbar, dibaca setiap saat—terjemahan “bersama-sama dengan Allah” yang adalah pros ton theon, secara literal berarti, “muka dengan muka bersama dengan Allah.” Dan kata logos ini—ketika Yohanes menulisnya sektar tahun 90 hingga 100 A.D., kata logos, di dalam falsafah Yunani, memiliki sebuah keistimewaan dan arti yang luas—semua dari kata “logi’ anda, seperti geologi, zoologi, biologi, semua kala “logi” berasal dari kata logos ini—di dalam falsafah Yunani, ia telah memiliki sebuah keistimewaan dan arti yang luas.
Dan Yohanes mengambil kata itu dan menggunakannya di sini, mengaplikasikannya kepada Allah yaitu Tuhan Allah Kristus. Dengan kata logos itu, dia menunjuk kepada Allah yang aktif, Allah yang bergerak, yang mencipta dan yang memanifestasikan diriNya. Logos dan yang aktif itu, yang mencipta, yang bergerak, manifestasi Allah telah berada dalam permulaan pros ton theon, berhadapan muka dengan muka bersama Allah.
Kemudian dia berkata dalam ayat empat belas: “Logos itu telah menjadi manusia dan diam diantara kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.”
Sebagaimana dia menjelaskannya dalam pasal pertama dalam Surat pertamanya: “Allah telah dinyatakan—logos ini—yang aktif ini, sebab musabab, pencipta, pembimbing, yang bekerja, manifestasi Allah. Kami telah merabaNya dengan tangan kami. Kami telah menyentuhNya. Kami telah melihatNya dengan mata kami. Kami telah mendengarNya dengan telinga kami, Allah yang telah dinyatakan dalam daging.
‘Kebesaran adalah misteri dari keilahian’ Allah yang bermanifestasi di dalam manusia. Itu adalah himne lama yang dikutip oleh Paulus dari jemaat pertama. Itu adalah suatu hal yang luar biasa, apa yang dapat kita temukan ketika kita membaca Alkitab:
Ada sebuah penampakan selamanya
Di atas lembaran-lembaran
Dari catatan suci
Sebuah kemuliaan yang tak dapat dibandingkan
Seseorang, satu pribadi
Lagi, lagi dan lagi
Apakah engkau melihatNya
Apakah Dia menampakkan diri.
Ini adalah malaikat Teofani: manifestasi Allah. Dia disebut sebagai “Malaikat muka Tuhan,” “malaikat kehadiran Yehova,” “malaikat Tuhan.” Dia menampakkan diri di lembaran-lembaran suci secara berulang-ulang.
Sebagai contoh, di dalam Kejadian pasal tiga puluh satu, Malaikat Tuhan menampakkan diri kepada Yakub dan berkata, “Akulah Allah yang di Betel.” Betapa sebuah hal yang sangat mengherankan!
Atau, berpalinglah ke dalam kitab Kejadian pasal tiga puluh dua, kisah tentang Yakub yang bergulat dengan malaikat semalam-malaman, dan akhir dari kisah itu malaikat itu mengganti namanya dari Yakub menjadi Israel:Pangeran Allah. Dan setelah pengalaman malam itu, Yakub berkata, “Ini adalah Pniel”—menamai tempat itu sebagai Pniel, “muka Allah”—‘karena,” katanya, “aku telah melihat Allah muka dengan muka.” Tetapi itu adalah seorang malaikat yang bergumul dengan dia semalam-malaman.
Lihat lagi dalam kitab Kejadian pasal empat puluh delapan, Israel kuno memberkati kedua anak Yusuf, Efraim dan Manasye. Dan dia menggunakan sebuah ungkapan untuk menggambarkan hidupnya. Dia berkata, “Allah yang telah menjadi gembalaku dan sebagai Malaikat yang telah melepaskan aku dari segala bahaya.”
Itu adalah sebuah hal yang sangat mengherankan! Pros ton theon, muka dengan muka bersama Allah di dalam permulaan. “Allah yang telah menggembalakan aku, Malaikat yang telah melepaskan aku dari segala bahaya”—Dan, di dalam Alkitab versi Kings James Version, kata Malaikat di mulai dengan huruf kapital.
Atau, lagi di dalam kitab Keluaran pasal empat belas, itu adalah Malaikat yang mewakili kehadiran Allah di dalam namaNya sendiri. Ini adalah Malaikat Tuhan yang memimpin Israel, yang melepaskan keturunan Yakub dari Mesir dan menuntun mereka menuju tanah perjanjian dan melepaskan mereka dari penduduk Kanaan.
Itu adalah Malaikat Tuhan. Siapakah Dia?
Dan, Dia menampakkan diri secara berulang-ulang dalam lembaran-lembaran suci. Di dalam Kejadian 14: “Dan Melkisedek, raja Salem”—Salem berarti damai,
… Melkisedek, raja Salem, membawa roti dan anggur; ia seorang imam El Eyon, Allah Yang Mahatinggi.
Lalu ia memberkati Abram, katanya: "Diberkatilah kiranya Abram oleh Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi,
Dan terpujilah Allah Yang Mahatinggi, yang telah menyerahkan musuhmu ke tanganmu." Lalu Abram memberikan kepadanya sepersepuluh dari semuanya.
Siapakah pribadi itu?
Di dalam Kitab Ibrani pasal tujuh disebutkan:
Sebab Melkisedek adalah raja Salem dan imam Allah Yang Mahatinggi; ia pergi menyongsong Abraham ketika Abraham kembali dari mengalahkan raja-raja, dan memberkati dia.
Kepadanyapun Abraham memberikan sepersepuluh dari semuanya. Menurut arti namanya Melkisedek adalah pertama-tama raja kebenaran, dan juga raja Salem, yaitu raja damai sejahtera.
Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan karena ia dijadikan sama dengan Anak Allah, ia tetap menjadi imam sampai selama-lamanya.
Siapakah Dia? Tidak memilihi pendahulu, tidak memiliki silsilah, tidak memiliki keturunan. Siapakah Melkisedek ini, yang menampakkan diri di hadapan Abraham, dan memberkati bapa orang beriman itu, dan kepadanyalah Abraham memberikan persepuluhan dari segala yang dia miliki? Siapakah Melkisedek ini?
Lagi di dalam Keluaran pasal tiga:
Lalu malaikat Tuhan menampakkan diri kepada Musa di dalam nyala api yang keluar dari semak duri.
Lalu ia berfirman: “Janganlah datang dekat-dekat; tanggalkan kasutmu dari kakimu, sebab tempat di mana engkau berdiri itu adalah tanah yang kudus.
Dan Musa bertanya kepada Malaikat ini: “Siapakah namaMu? Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu dan mereka bertanya kepadaku: bagaimanakah tentang namaNya? Apakah yang harus kujawab kepada mereka?” Lalu Malaikat Tuhan menjawab, “Aku adalah Aku. Beginilah kau katakan kepada orang Israel itu: Akulah Aku telah mengutus aku kepadamu.”
Siapakah Malaikat Tuhan yang memanggil Musa, yang menyebutkan namaNya, “Akulah—Yang Mahakuasa dan Yang Mahabesar.” Siapakah Malaikat itu?
Berpalinglah lagi ke dalam kitab Keluaran pasal dua puluh empat: “Dan naiklah Musa dengan Harun, Nadab dan Abihu, dan tujuh puluh orang dari para tua-tua Israel, dan mereka melihat Allah Israel.”
Apa? Yohanes 1:18 berkata, “Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah.” Allah adalah Roh dan anda tidak dapat melihat roh. Tetapi Musa dan Harun, serta Nadab dan Abihu, serta tujuh puluh tua-tua Israel melihat Allah Israel.
KakiNya berjejak pada sesuatu yang buatannya seperti lantai dari batu nilam dan yang terangnya seperti langit yang cerah. Tetapi kepada pemuka-pemuka orang Israel itu tidaklah diulurkanNya tanganNya; mereka memandang Allah, lalu makan dan minum.
Siapakah yang telah mereka lihat? Siapakah Pribadi yang luar Biasa yang sangat menakjubkan ini, yang dilihat oleh Musa, Harun, Nadab, Abihu dan tujuh puluh orang dari tua-tua Isreal. Siapakah Orang itu?
Kita berpaling lagi ke dalam Yosua pasal 5:
Ketika Yosua dekat Yerikho, ia melayangkan pandangannya, dilihatnya seorang Prajurit dengan pedang yang terhunus di tangannya.
Dan Yosus mendekatinya dan bertanya kepadanya, “kawankah Engkau atau lawan?”
Dan Prajurit itu menjawab, “Bukan, tetapi Aku adalah Tuhan Panglima Balatentara Israel dan sekarang Aku datang.
—“Sebagai Panglima atas seluruh malaikat ciptaan dan serafim, kerubim, dan penghulu malaikat di sorga”—“Sebagai Panglima dari seluruh Balatentara Tuhan Allah dan sekarang aku datang.”
Lalu sujudlah Yosua dengan mukanya ke tanah, dan menyembah.
—Jika dia menyembah sebuah ciptaan, maka dia adalah penyembah berhala—
Lalu sujudlah Yosua dengan mukanya ke tanah, menyembah dan berkata kepadaNya: “Apakah yang akan dikatakan Tuanku kepada hambaNya ini?”
Dan panglima Balatentara Tuhan itu berkata kepada Yosua: Tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat engkau berdiri itu kudus.”
Siapakah Panglima ini, Pribadi yang luar biasa dan yang menakjubkan ini yang menampakkan diri kepada Yosua saat dia mulai menaklukkan tanah Kanaan dan Pribadi ini menggambarkan DiriNya sebagai Tuhan dan Panglima dari seluruh kumpulan malaikat yang mulia? Siapakah Pribadi itu?
Di dalam Mazmur, penyanyi yang manis dari Israel, yaitu Daud, dalam Mazmur Mesianik pasal dua, berkata:
Beribadahlah kepada Tuhan dengan takut, ciumlah AnakNya dengan gemetar.
Ciumlah anakNya, supaya Ia jangan murka dan kamu binasa di jalan, sebab mudah sekali murkaNya menyala. Berbahagialah semua orang yang berlindung kepadaNya!
Siapakah Orang itu? “Ciumlah AnakNya” Percayalah di dalam Dia, supaya Ia jangan murka dan kamu binasa di jalan. Siapakah itu?
Atau dari ribuan pasal lainnya , di dalam Mazmur pasal seratus sepuluh: Tuhan telah bersumpah, dan Ia tidak akan menyesal. “Engkau adalah imam untuk selama-lamanya, menurut Melkisedek.” Siapakah Imam itu, yang akan tetap teguh di dalam ibadahNya sampai selama-lamanya menurut ketetapan Melkisedek? Siapakah itu?
Sekali lagi dalam kitab Yesaya: ‘dalam tahun matinya raja Uzia, Aku melihat Tuhan”—“Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah.”
Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci.
Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya…. Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!"
Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu dan rumah itupun penuhlah dengan asap.
Lalu kataku: "Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam.
Siapakah itu, seorang Pribadi yang penuh kemuliaan yang dilihat oleh Yesaya: Panglima dari seluruh kumpulan penghuni sorgawi. Siapakah Dia?
Saya berpaling ke dalam Yehezkiel pasal 1:
Maka kedengaranlah suara dari atas cakrawala yang ada di atas kepala mereka; kalau mereka berhenti, sayapnya dibiarkan terkulai. Di atas cakrawala yang ada di atas kepala mereka ada menyerupai takhta yang kelihatannya seperti permata lazurit; dan di atas yang menyerupai takhta itu ada yang kelihatan seperti rupa manusia.
Dari yang menyerupai pinggangnya sampai ke atas aku lihat seperti suasa mengkilat dan seperti api yang ditudungi sekelilingnya; dan dari yang menyerupai pinggangnya sampai ke bawah aku lihat seperti api yang dikelilingi sinar.
Seperti busur pelangi, yang terlihat pada musim hujan di awan-awan, demikianlah kelihatan sinar yang mengelilinginya. Begitulah kelihatan gambar kemuliaan TUHAN. Tatkala aku melihatnya aku sembah sujud, lalu kudengar suara Dia yang berfirman.
Siapakah itu? Yehezkiel melihat kemuliaanNya dalam gambaran yang diberikannya, seperti api yang dikelilingi sinar dan seperti busur pelangi yang duduk di atas sebuah takhta, di depan Dia, Yehezkiel bersujud seperti di hadapan kemuliaan Tuhan. Siapakah itu yang dilihat oleh Yehezkiel?
Saya berpaling lagi ke dalam kitab Daniel pasal tiga:
Tetapi ketiga orang itu, yakni Sadrakh, Mesakh dan Abednego, jatuh ke dalam perapian yang menyala-nyala itu dengan terikat.
Kemudian terkejutlah raja Nebukadnezar lalu bangun dengan segera; berkatalah ia kepada para menterinya: "Bukankah tiga orang yang telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api itu?" Jawab mereka kepada raja: "Benar, ya raja!"
Katanya: "Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu; mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!"
Siapakah yang berjalan-jalan bersama dengan Mesakh, Sadrakh dan abednego di tengah-tengah api yang menyala itu? Siapakah namaNya? Siapakah Pribadi yang mulia yang berjalan-jalan dengan ketiga anak Ibrani itu di dalam api yang menyala itu? Siapakah Dia?
Atau lihat lagi dalam Daniel pasal 7:
Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya.
Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah.
Sipakah itu yang kepadaNya di beri putusan, bahwa dari akhir sejarah dan akhir zaman dan kekekalan yang akan datang, akan diberikan kepadaNya sebuah kerajaan yang tidak akan musnah tetapi akan tetap sampai selamanya-lamanya? Siapakah Pribadi yang mulia itu? Siapakah Dia?
Dan kita juga bisa lihat di dalam kitab terakhir dari Perjanjian Lama. Maleakhi pasal 3:
Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam.
Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu.
Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN.
Dan siapakah Tuhan Allah yang ajaib ini, yang akan datang ke baitNya dan akan mentahirkan dosa dan kenajisan Yakub dan keturunan Israel sehingga mereka dapat memberikan persembahan di dalam keimamatan imam mereka, korban yang benar? Sipakah ini?
Saudara yang terkasih, kita tidak akan menekankan poin itu secara berulang-ulang. Saya tidak memiliki waktu untuk menyentuh seluruh gambaran dari Pribadi yang mulia itu. Mereka menyanyikan tentang Dia sekarang ini: “Seorang anak telah lahir bagi kita, seorang putra telah diberikan untuk kita.” Dan pemerintahan, dan kerajaan akan didirikan di atas tanganNya, ada di atas bahuNya. “Dan namaNya akan disebut sebagai penasehat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja damai.”
Sipakah Pribadi yang sangat mulia itu? Dia menampakkan diri secara berulang-ulang, dan Dia digambarkan ribuan kali dalam Perjanjian Lama itu, yang sedang menanti kedatanganNya. Siapakah Dia, Malaikat kehadiran Tuhan ini, Malaikat Theofani ini—manifestasi—dari Allah? Siapakah Dia?
Sekarang lihat sekali lagi. Sebagaimana kita telah melihatnya sebagai Pribadi yang mulia di dalam masa yang lampau, lihat ke dalam Pribadi yang memiliki kemuliaan yang sama di dalam masa yang datang selanjutnya. Lihat ke arah Dia.
Di dalam kitab Kisah Rasul pasal sembilan: “Dan sebagaimana Paulus sedang berada di dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya dari langit memancar mengelilingi dia.” Dan dia menjadi buta—seperti yang dia katakan—oleh kemuliaan cahaya itu yang jatuh memancar ke bumi dan menyilaukan—cahaya yang lebih terang dari pada cahaya matahari yang bersinar dari kemuliaan seorang Pribadi yangmenambahkan diri kepada penganiaya jemaat ini.
Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?"
Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?"
—Kemuliaan Pribadi ini, lebih terang dari pada cahaya matahari: Siapakah Engkau Tuhan?” Siapakah Engkau? “Dan Dia menjawab: Akulah Yesus yang kau aniaya itu.”
Dan sekali lagi dalam kitab Wahyu pasal pertama: “Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh”—pada hari ini, hari Minggu,
Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala,
Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari emas.
Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas.
Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api.
Dan kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian; suara-Nya bagaikan desau air bah.
Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik.
Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku,
--Sebuah gerak tubuh yang telah dikenali oleh Yohanes dalam seluruh hidupnya; mereka adalah sepupu; mereka tumbuh bersama. Dan seberapa sering Tuhan telah melakukan hal itu?
Ia meletakkan tangan kanan-Nya—di atasku,lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir,
Dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.
--Mereka berada di dalam kekuasaan tanganKu.
Siapakah pribadi yang mulia itu? Pada masa lalu dan pada masa yang selanjutnya, Malaikat kehadiran Tuhan, Malaikat Teofani, Malaikat Perjanjian, siapakah Dia?
Di sebuah lembah yang kecil, lembah yang sangat kecil, dalam waktu yang singkat antara masa lalu dan masa yang datang selanjutnya, dalam masa yang sangat singkat, Dia turun dari Takhta kerajaanNya. Dan dia turun, turun, turun dan akhirnya, mengenakan rupa dalam sosok bayi yang mungil, lahir dari kandungan seorang ibu. Dia menjadi sama seperti kita—Allah menjadi manusia—dan, kita telah melihat kemulianNya. Oh, keindahan hidupNya, kata-kata yang menakjubkan, kuasa kebangkitanNya dan janji tentang kerjaanNya yang akan datang!
Inkarnasi—Mengapa? Mengapa? Allah yang begitu besar dan kita yang sangat kecil.
Mengapa? Ada dua alasan. Yang pertama: Dia datang untuk menawarkan sebuah korban atas dosa-dosa kita: “Tanpa penumpahan darah, tidak ada pengampunan terhadap dosa,” sebab hidup di dalam daging adalah hidup di dalam darah. Dan Aku telah mempersembahkannya di atas altar untuk membuat penebusan terhadap jiwamu, sebab darah itu membuat penebusan terhadap jiwa.
Sebuah Roh tidak memiliki darah. Roh tidak memerlukan tubuh. Sebuah roh tidak dapat dipersembahkan sebagai korban bagi dosa-dosa kita. Pribadi yang mulia itu datang dalam rupa manusia, sehingga Dia dapat membuat sebuah korban penebusan bagi dosa-dosa kita. Dia datang dan mati untuk kita.
Yang kedua. Mengapa Allah berinkarnasi, Tuhan yang penuh berkat, menjadi daging. Mengapa? Di dalam tujuan sehingga Dia dapat menjadi “seorang Imam Besar yang setia dan penuh simpati, yang dicobai dalam segala hal, sama seperti kita, sehingga dia dapat merasakan semua kelemahan-kelemahan kita.”
Dia mengetahui semua tentang kita. Dia telah menghidupi kehidupan kita—Allah telah menghidupinya. Tidak ada rasa sakit yang melebihi kesakitanNya. Dia mengerti. Tidak ada kedukaan yang melebihi kedukaanNya. Dia mengerti. Tidak ada rasa lapar dan rasa frustasi dan menjadi kecewa lebih dari rasa lapar, dan kekecewaan serta frustasui yang Dia alami. Tidak ada kematian yang tidak Dia alami. Dia mengetahui semuanya tentang kita.
Dan Dia datang untuk tinggal di dalam kehidupan kita, untuk menangis bersama kita, untuk menanggung kedukaan kita. Dan Dia telah dicobai sama seperti kita, namun Dia tidak berbuat dosa. Dia mengetahui pencobaan kita dan kelemahan kita dan pergumulan kita sehingga kita memiliki seorang yang setia, seorang yang simpati, Imam Besar yang mengerti di dalam pengadilan Allah yang Mahatinggi.
Saudara-saudari yang terkasih, hal ini terlalu mengagumkan untuk ditempatkan dalam sebuah lagu atau sebuah khotbah—sesuatu yang tidak ada bandingnya dari semua kebenaran yang penuh nilai yang dapat dibayangkan oleh sebuah pikiran! Pribadi ini sangat mulia dan Pribadi ini adalah Yesus.
Richard Peacock berkata, “Pendeta, saya berharap anda akan menambahkan ke dalam khotbah itu, sesuatu hal yang saya dengar berulang kali anda katakan.’ Dia berkata, “Hal itu akan membantu kita semua.”
Saya berkata, “Richard, dengan senang hati saya akan melakukannya.”
Satu-satunya Allah yang anda akan pernah lihat adalah Tuhan Yesus. Anda tidak akan pernah melihat tiga Allah selamanya. Hanya ada satu Allah, hanya satu. Satu-satunya Allah yang akan kita pernah lihat memiliki bekas paku di tanganNya. Dia memiliki sebuah luka besar di lambungNya. Dia memiliki sebuah tubuh. Satu-satunya Allah yang anda sembah, yang anda bersujud di hadapanNya, yang anda lihat ke atasNya adalah Yesus, Saudara kita yang sulung, Juruselamat dan Tuhan kita. Satu-satunya Allah yang anda akan lihat adalah Yesus.
Satu-satunya Allah yang anda rasakan adalah Roh Kudus, Roh Yesus, di dalam hati kita. Ketika kita memiliki tarikan itu di dalam jiwa kita, bujukan Roh di dalam hati kita, itu adalah Roh Suci dari Yesus. Satu-satunya Allah yang anda rasakan adalah Roh Kudus dari Yesus.
Dan satu-satunya Allah adalah Allah—satu Allah—dan, kita mengenalNya sebagai Bapa yang tidak kelihatan. Kita mengenalNya sebagai anak yang tidak kelihatan. Dan kita mengenalNya sebagai Roh yang tidak kelihatan, Yang berdian di dalam hati kita. Ada sebuah misteri, di dalam manifestasi Allah sebagai Bapa, Anak dan Roh, ke dalam batas pikiran kita yang tidak dapat masuk. Tetapi kebenarannya tidak kurang sederhana, tidak kurang memikat, agung dan mulia.
Ketika saya berlutut di depan Yesus, saya berlutut di depan Allah. Ketika saya berdoa di dalam nama Yesus, saya sedang berdoa di dalam nama Allah. Ketika saya mengasihi Tuhan Yesus, saya mengasihi Allah. Ketika saya melayani Yesus, saya melayani Allah. Ketika saya memuji di dalam namaNya dan memuji Dia dan berkhotbah tentang Dia, saya sedang bernyanyi, memuji dan berkhotbah tentang Allah. .
Dia adalah Allah, yang bermanifestasi di dalam daging: “Pada mulanya adalah logos,” yang bermanifestasi, yang mencipta, yang bekerja, yang menyelamatkan, Allah yang menjangkau—“Pada mulanya adalah logos dan logos itu bersama-sama dengan Allah”—pros ton theon—“dan logos itu adalah Allah, logos itu telah menjadi manusia. Dan kita telah melihat kemuliaanNya, kemuliaan satu-satunya dari Anak Tunggal Bapa.”
Oh, kedalaman dari kemuliaan dan kebijaksanaan dan manifestasi serta penyataan Tuhan Allah, yang telah tinggal diantara kita dan telah memberikan diriNya bagi kita! Itu adalah Natal. Itu adalah keajaiban dari Betlehem yang akan saya khotbahkan Minggu berikutnya.
Dan itulah sebabnya mengapa hal itu sangat pantas. Saya tidak peduli apa yang orang sampaikan. Itulah sebabnya hal itu sangat pantas lebih dari apa yang ada di seluruh dunia ini. Bersyukurlah kepada Allah atas karuniaNya yang luar biasa di dalam Kristus Yesus! Itulah sebabnya mengapa kita menyalakan lampu di dalam rumah dan di jalan-jalan. Itulah sebabnya mengapa program Natal, yang kita buat kita usahakan secara senyap dan itu merupakan cara manusia untuk mengungkapkan kepada Allah ucapan syukur yang tidak terkatakan dari jiwa kita atan karunia kasihNya, ketika kita datang berlutut bersama-sama dengan orang lain.
Ada sebuah lagu di angkasa
Ada sebuah bintang di atas langit
Di sana ada seorang ibu yang berdoa dengan sungguh-sungguh
Dan seorang bayi mengangis dengan lembut
Dan bintang-bintang membunyikan sinarnya
Ketika nyanyian yang indah
Bagi palungan Betlehem
Tempat lahir Seorang Raja
Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.